pendidikan biologi fp mipa ikip pgri jember tahun 2014

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN MONOHIBRID
Disusun Oleh :
Kelompok 8




Winda winarsih
Ilham fathorrohman
Risma silviana wulandari
Niken Herny l.A
PENDIDIKAN BIOLOGI
FP MIPA IKIP PGRI JEMBER
TAHUN 2014
Tujuan
o Melihat pewarisan satu sifat beda pada keturunan ke-1 (F1) dan keturunan ke-2 (F2)
Dasar teori
Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan
satu sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I
atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan
gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.”
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan
percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di
dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern,
belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina
bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu
(determinant) atau disingkat dengan factor.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif
heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu
gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet
(Yatim,1986).
Monohibrid Pada Tumbuhan
Karakter batang tinggi yang dominant terhadap batang rendah berlaku pada
umumnya tumbuhan, termasuk jagung. Pada jagung juga dikenal adanya karakter
pertumbuhan batang seperti tebu. Pada jamur roti neurospora dikenal pula karakter
warna mycelium yang merah dominant terhadap yang putih.
Monohibrid Pada Hewan
Pada marmot, seperti juga pada hewan lainnya, gen dominant menyebabkan
pigmentasi normal dan alelnya menyebabkan albino. Marmot yang berpigmentasi
normal adalah yang berbulu hitam. Dikawinkan marmot hitam dengan marmot albino.
Anak-anaknya semua hitam. Jika anaknya itu dikawini sesamanya maka akan
menghasilkan hitam : putih 3 : 1.
Monohibrid Pada Manusia
Semacam bahan kimia sintesis bernama PTC, ada segolongan orang yang bisa
mengecapnya akan merasakan pahit dan segolongan orang yang tidak bisa
mengecapnya akan merasakan ambar. Rasa pahit disebabkan karena adanya gen
dominant.
Selain pengecapan banyak sifat lainnya yang mengikuti sifat persilangan
monohybrid, yaitu: polydactyly, phenylketonuria, gigi coklat huntington’s chorea, crstic
fibrosis.




Beberapa hal penting tentang perkawinan monohibrid:
Semua indifidu F1 adalah seragam.
Jika dominansi tampak sepenuhnya, maka indifidu F1 memiliki fenotip seperti induknya
yang dominant.
Pada waktu F1 yang heterozygote membentuk gamet-gamet, terjadilah pemisahan alel,
sehingga gamet hanya mempunyai salah satu alel saja.
Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka perkawinan monohybrid menghasilkan
keturunan dengan perbandingan 3:1
Alat dan bahan
1. Botol jam medium baru
2. Selang 2 buah
3. Botol kultur yang berisi lalat
4. Kain perban
5. Sumbat busa
6. Loop
Prosedur kerja:
1. Siapkan selang 2 buah letak kain perban diatas selang yang pertama
2. Sambungkan selang yang sudah ada kain tadi dengan selang yang lain
3. Masukkan kedalam botol kultur yang sudah di kembangkan sebelumnya.dengan pelan.
4. Ambil lalat tersebut dengan menyedot selang tersebut sampai ada lalat yang ada
5. Amati lalat tersebut baik di dalam selang maupun dengan loop.
6. Apabila ditemukan lalat jantan kemudian masukkan kedalam botol jam yang baru.
7. Ambil mutan yang ada, kemudian masukkan kedalam botol jam baru yang berisi medium
baru pula
8. Tutup botol dengan sumbat busa
9. Amati perkembangannya.
Hasil percobaan
Pada hasil percobaan yang telah dilakukan yakni penyilangan lalat mata merah jantan
dengan lalat mata putih betina .di dapatkan hasil
P:
(jantan mata merah) X
MM
X
(betina mata putih)
mm
G:
Mm
F1 :
Mm ( NORMAL HETEROZIGOT)
P2:
F1
X
F1
Mm
X
Mm
G:
M
m
M
m
F2:
MM : Mm : mm
MATA MERAH : MATA PUTIH
3
:
1
Dari hasil kawin antara lalat mata putih dengan lalat mata merah dominan di dapatkan hasil :
Lalat mata merah : 16
Pupa
: 103
Larva
:105
Total keseluruhan adalah 224
Dengan demikian masih belum dapat disimpulkan maupun dihitung menggunakan rumus chikuadrat ( X2) apakah hasil yang didapatkan sesuai yang diharapkan atau tidak.
Karena kondisi pengembangan yang masih dalam tahap larva dan pupa.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa masih belum diketahui dengan
jelas apakah hasil persilangan sesuai dengan hukum mendel ataupun tidak hal tersebut
disebabkan karena yang Nampak sebagian besar masih dalam bentuk pupa dan larva sedangkan
yang sudah berbentuk lalat masih 16 ekor.
Download