PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA ANAK G DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG ANGGREK RSUD AMBARAWA Yudi Supriyanto 1, Ana Puji Astuti 2, Siti Haryani 3 123 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran [email protected] ABSTRAK Kekurangan volume cairan adalah kurangnya kebutuhan cairan pada tubuh. Pemberian Oralit dan larutan gula garam adalah salah satu manajemen penanganan untuk pasien kekurangan volume cairan yang bertujuan untuk mencegah dehidrasi serta menggantikan cairan elektrolit yang hilang sehingga cairan yang ada dalam tubuh dapat seimbang dan tidak terjadi kekurangan cairan. Tujuan penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan kekurangan volume cairan pada pasien dengan gastroenteritis di RSUD Ambarawa. Metode yang digunakan adalah dengan cara pemberian oralit. Pengelolaan ini dilakukan selama 3 hari pada anak G. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik allowanamnesa, pemeriksaan fisik, observasi, dan pemeriksaan penunjang. Hasil pengelolaan didapatkan kekurangan cairan atau dehidrasi pada anak G tidak mengalami peningkatan serta tidak terjadi komplikasi dan dapat teratasi. Saran bagi perawat di rumah sakit agar tidak hanya menerapkan terapi sesuai petunjuk namun juga libatkan keluarga dalam perawatan pasien. Kata kunci: Kurang volume cairan kesehatan telah dilakukan perubahan PENDAHULUAN Kesehatan komponen merupakan utama dalam cara pandang (mindset) dari paradigma Index sakit menuju paradigma sehat sejalan Pembangunan Manusia (IPM) yang dengan dapat mendukung terciptanya SDM (Kemenkes RI, 2011) yang sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan Visi Indonesia Kesehatan pembangunan yang Sehat. baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi kesehatan. Pembangunan kesehatan dimana merupakan dasar penyakit. Membuat definisi kesehatan untuk yang baik tidaklah mudah karena salah satu hak masyarakat yaitu memperoleh pelayanan Dalam pelaksanaan hak kesehatan. setiap pembangunan tidak orang hanya bebas mempunyai dari konsep kesehatan sendiri. Sehat bukanlah 1 2 suatu pengeahuan ilmiah yang dapat berbagai diperoleh atau suatu benda, suatu kesehatan terutama dokter dan bidan bagian tubuh, atau suatu fungsi tubuh sangat sedikit sementara epidemik seperti pendengaran, penglihata, atau terjadi dibanyak tempat dan tidak ada pernafasan. Sehat kontrol. (Supartini, 2012) keadaan dimana adalah suatu seseorang pihak. Jumlah tenaga Masalah yang terjadi mendefinisikannya sesuai dengan nilai masyarakat yang ada pada dirinya. (Potter & Perry, keresahan terutama apabila terjadi 2005) kejadian Sakit adalah suatu keadaan dimana fungsi fisik, sering pada luar gastroenteritis menimbulkan biasasaat atau ini sering yaitu disebut emosional, dengan diare. Hal ini karena mayoritas intelektual, sosial, perkembangan, atau penderita ialah anak berusia dibawah spiritual seseorang berkurang atau lima tahun atau terjadi terganggu bila dibandingkan dengan kasus/tahun. kondisi sebelumnya. (Potter & Perry, merupakan 2005) sembuh 40 juta Sebenernya penyakit dengan diare yang akan sendirinya (self limited). Namun pada sisi lain, diare Anak makhluk dapat menyebabkan kehilangan cairan rentan dan tergantung yang selalu di dalam jumlah banyak, yang akan penuhi rasa ingin tahu, aktif, serta memicu kondisi dehidrasi yang dapat penuh harapan. Masa kanak-kanak berujung pada kematian. (Wijoyo, merupakan awal kehidupan untuk 2013) masa-masa merupakan berikutnya.(Nursalam, 2013) Istilah gastroenteritis di gunakan secra luas untuk menguraikan Untuk memahami pasien yang mengalami perkembangan perkembangan keperawatan anak, kita diare dan atau muntah akut. Istilah ini diajak mengacu untuk dapat mempelajari evolusi pada terdapat proses kesehatan anak dan keperawatan anak. inflamasi dalam lambung dan usus. Sebelum abad ke-19, kesehatan anak Walaupun ada beberapa kasus tidak kurang selalu demikian (Sodikin, 2011). mendapat perhatian dari 3 Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi transportasi larutan usus akibat perubahan perpindahan air melalui membran usus konsistensi feses selain dari frekuensi berlangsung secara pasif dan hal ini buang air besar. Seseorang dikatakan ditentukan oleh aliran larutan secara menderita diare bila feses lebih berair aktif maupun pasif, terutama natrium, dari biasanya, atau bila buang air besar klorida, dan glukosa (Sodikin, 2011) tiga kali atau lebih, atau buang air Badan kesehatan dunia, World besar yang berair tapi tidak berdarah Health Organization, memperkirakan dalam waktu 24 jam. (Profil Kes. Prov. ada sekitar empat miliar kasus diare Jawa Tengah, 2012) akut setiap tahun dengan mortalitas 3- Diare merupakan gejala yang terjadi kelainan melibatkan diatas, kasus diare bukanlah kasus fungsi pencernaan, penyerapan dan yang ringan, melainkan memerlukan sekresi. oleh perhatian yang serius. Apabila angka transportasi air dan elektrolit yang itu diterapkan di Indonesia, setiap abnormal dalam usus. Di seluruh dunia tahun sekitar 100 juta episode diare terdapat kurang lebih 500 juta anak pada orang dewasa per tahun menurut yang menderita diare setiap tahunnya, rani tahun 2002. (Wijoyo, 2013) Diare yang 4 juta per tahun. Berdasarkan data disebabkan dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang berkembang hidup Adanya di negara cukup berhubungan dengan memudahkan diare serta dehidrasi (Wong, 2008) pemahaman yang penyakit akan tentang mengatasi seseorang kondisi tersebut, untuk baik Penyebab utama kematian yang dengan menggunakan obat maupun disebabkan oleh diare adalah karena tanpa obat. Diare akut merupakan dehidrasi sebagai akibat kehilangan masalah umum yang terjadi di seluruh cairan dan elektrolit melalui feses. dunia. (Wijoyo, 2013) Penyebab kematian adalah Di negara maju diperkirakan disentri, kurang gizi, dan infeksi yang jumlah insiden 0,5-2 episode/orang serius seperti pneumonia. Dasar dari tua/tahun, semua berkembang lebih dari itu. Sebagai diare lain adalah gangguan sedangkan di negara 4 contoh, USA dengan penduduk sekitar diare. Kurang lebih 80% kematian 200 juta diperkirakan 99 juta episode yang berhubungan dengan diare terjadi diare akut pada dewasa terjadi setiap pada 2 tahun pertama kehidupan tahunnya menurut manatsathit,dupont, (Sodikin, 2011) farthing dkk (Wijoyo, 2013) Data Departement Kesehatan Diare tidak lagi menempati urutan pertama menyebutkan bahwa angka penyebab kesakitan diare di Indonesia saat ini Hal ini adalah 230-330 per 1000 penduduk mungkin disebabkan karena perbaikan dengan semua golongan umur dan 1,6- kesehatan lingkungan serta perorangan 2,2 episode diare setiap tahunnya dan karena untuk golongan umur balita. Angka oralit kematian diare golongan umur balita kematian di dari RI, Indonesia. mungkin meningkatnya pula penggunaan dalam penanganan diare akut oleh adalah masyarakat. Sampai saat ini, penyakit laboratorium ilmu kesehatan anak diare (gastroenteritis) masih menjadi RSUD Dr.Soetomo pada tahun 1996 di masalah Indonesia dapatkan 871 penderita diare yang terutama pada anak-anak. Diare harus dirawat dengan dehidrasi ringan 5%, dibedakan dari inkontinensia fekalis dehidrasi sedang 7,1% dan dehidrasi dengan volume dan frekuensi feses berat 23%. Tahun 2000 terdapat 1160 normal, pasase darah dan mukus, serta penderita diare yang dirawat dengan seringnya pasase sejumlah kecil feses 227 (19,56%) dehidrasi ringan,668 seperti yang pasien (57,59%) dehidrasi sedang, 116 (10%), dengan sindrom iritabel. dehidrasi berat 35 (3,01%) penderita Secara kesehatan terjadi di pada defekasi keseluruhan, anak-anak 4 per 1000 yang meninggal balita. Di karena dehidrasi. mengalami diare rata-rata 3,3 episode Diare, ISPA dan penyakit-penyakit per tahun, akan tetapi pada beberapa yang dapat dicegah dengan imunisasi tempat dapat lebih dari 9 episode per merupakan tahun. Pada daerah dengan episode kematian pada golongan umur balita. diare yang tinggi, seorang balita dapat Berbagai menghabiskan 15% waktunya dengan kejadian tiga penyebab faktor diare utama mempengaruhi diantaranya adalah 5 faktor lingkungan, gizi, kependudukan, terendah adalah Kabupaten Cilacap pendidikan, keadaan sosila ekonomi (6,20%). (Profil Kes. Prov. Jawa dan perilaku masyarakat (Soegijanto, Tengah, 2012) 2002). Jumlah AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar kelahiran hidup, 10,75/1.000 meningkat kabupaten kasus semarang diare tahun di 2010 mencapai 16.596 kasus dengan kasus bila diare balita sebesar 7.400 kasus. 2011 Penanganan kasus diare balita sebesar sebesar 10,34/1.000kelahiran hidup. 100% artinya setiap kasus diare balita Dibandingkan target yang Goals ditangani 100%. dibandingkan dengan tahun dengan Millenium Development (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar datang Jumlah kesarana kasus diare Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 mencapai 19.260 kasus dengan kasus sudah telah diare balita sebesar 8.081 kasus. target. Angka kematian Penanganan kasus diare balita sebesar melampaui bayi tertinggi Banjarnegara baik karena adalah Kota 2011 Kabupaten 100% artinya setiap kasus diare balita sebesar 18,16/1.000 yang datang kesarana kesehatan sudah kelahiran hidup, sedangkan terendah adalah tahun di 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB cukup Semarang kesehatan Surakarta sebesar dapat ditangani seluruhnya. Jumlah perkiraan kasus diare di 5,33/1.000 kelahiran hidup. (Profil Kabupaten Kes. Prov. Jawa Tengah, 2012) 39.943 dengan kasus diare yang Cakupan penemuan dan ditangani Semarang sebesar tahun 20.591 2012 kasus penanganan diare di Provinsi Jawa (51,55%). Sedangkan pada kasus diare Tengah tahun 2012 sebesar 42,66%, pada balita sebesar 7.821 kasus dengan lebih rendah dibanding tahun 2011 kasus yang ditangani sebanyak 7.821. (57,9). Pada tingkat kabupaten/kota, Penanganan kasus diare balita sebesar diketahui bahwa cakupan penemuan 100% artinya setiap kasus diare balita dan penanganan diare tertinggi adalah yang datang ke sarana kesehatan sudah Kabupaten dapat ditangani seluruhnya. Klaten (93,33%) dan 6 tindakan yang dilakukan dan evaluasi METODE PENGELOLAAN Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan memberikan cairan. berupa dari hasil yang dicapai setelah dilakukan implementasi. Pengelolaan Penulis memprioritaskan intoleran aktivitas dilakukan selama 3 masalah ini sebagai masalah pertama hari pada Tn.M teknik pengumpulan karena menurut hirarki kebutuhan data dilakukan dengan menggunakan manusia menurut Maslow termasuk teknik wawancara, pemeriksaan fisik, kebutuhan observasi dan pemeriksaan penunjang merupakan kebutuhan fisiologis kedua setelah fisiologis. oksigen. Tubuh Cairan manusia membutuhkan keseimbangan antara HASIL PENGELOLAAN Hasil pengelolaan didapatkan pemasukan dan pengeluaran cairan. masalah kekurangan volume cairan , Karena jika tidak terpenuhi kebutuhan pasien masih belum teratasi. Klien cairan masih terbaring lemas di bed dan dehidrasi berat bahkan menyebabkan hanya di gendong oleh nenek klien kematian.(Perry & Potter, 2005). individu bisa mengalami Diagnosa ini penulis tegakkan PEMBAHASAN DAN karena didukung dengan data subjektif KESIMPULAN ditemukan data bahwa keluarga pasien Dalam bab ini penulis akan membahas tentang mengatakan,” klien dibawa oleh pengelolaan keluarga ke RSUD Ambarawa dengan kekurangan volume cairan pada An. G keluhan muntah dan BAB cair dengan umur 8 bulan 13 hari dengan diagnosa frekuensi 10x/hari.” Jika pasien jika medis GE, di ruang Anggrek RSUD klien mengalami muntah dan BAB cair Ambarawa pada tanggal 20 Maret output 2014. menyebabkan Pembahasan pengertian dari ini berlebih dan akan dehidrasi, sedangkan masalah data objektif yang meliputi selama diagnosa keperawatan diuraikan secara sakit klien BAB 10x/ hari karakteristik pathofisiologi, akibat yang terjadi bila cair 100 ml tidak berampas dan tidak masalah berlendir tidak ada darah BAK 4x/ hari tidak prioritas mencakup akan teratasi, rasional 7 @100 ml. Klien muntah 4x @20 ml melakukan injeksi Cefotaxime 1 x 150 /hari sedangkan sebelum sakit, klien memasukan metromedazol 100 ml. BAB kurang lebih 2x/hari dengan Mengganti cairan infus rasionalnya karateristik lembek warna kuning dan bertujuan bau khas feses tidak ada lender dan mengganti kehilangan cairan. Pada tidak ada darah, klien BAK 6-8x/ hari jam 19.10 WIB mengukur suhu tubuh @100 ml. Jadi dapat disimpulkan dari pasien, data subyektif dan obyektif pada data bertujuan diatas bahwa klien kehilangan cairan tubuh pasien dan pada teori Nursalam berlebih. Kehilangan cairan berlebih (2005), rasionalnya untuk mengetahui adalah penurunan cairan intravaskuler, adanya interstisial, atau intra selular mengacu menurut pada dehidrasi, golongan cairan saja untuk mengganti cairan yang hilang tanpa perubahan pada natrium. (Nanda karena dehidrasi dan juga cairan yang 2011) hilang akibat dehidrasi tidak dapat Rencana tindakan keperawatan untuk rehidrasi menurut penulis untuk mengetahui peningkatan penulis adalah suhu adalah dan suhu tubuh. bertujuan diatasi hanya dengan minum air. pada hari Kamis, tanggal 20 Maret Implementasi hari Jumat 21 2014, jam 13.00 WIB pada masalah ini Maret adalah kaji KU dan TTV, monitor mengobservasi intake dan output cairan, kaji balance cairan dan menghitung balance cairan cairan selama 24 jam dari hari pertama. selama 1 hari. berikan 2014 jam intake 07.05 WIB dan output penyuluhan/pendidikan kesehatan pada Menurut penulis keluarga tentang kebutuhan cairan, mencatat dan kolaborasi dalam pemberian cairan perkembangan ciran yang masuk dan yang tepat untuk anak dan cara cairan yang keluar. Menurut (Wong, pemberian yang menarik. kaji TTV 2009) keseimbangan cairan merupakan terutama pada suhu. aspek yang adalah untuk menghitung setiap sangat penting dari Implementasi yang dilakukan keseimbangan cairan karena terkait pada hari kamis tanggal 20 Maret erat dengan sistem lain. Hari Jum’at 21 2014, Maret jam 22.00 WIB adalah 2014 Jam 08.00 wib 8 mengkolaborasikan dalam pemberian menjawab benar berkisar pada rentang cairan yang tepat untuk anak/klien. 80-100%, Menurut penulis pemberian cairan menjawab benar berkisar pada rentang yang untuk 65-79%, dan pengetahuan dikatakan mengganti cairan-cairan yang telah kurang bila persentase nilai kurang dikeluarkan. wib dari 65%. Menurut Hidayat (2005) kesehatan status sosial ekonomi juga dapat tepat di Jam memberikan tentang gunakan 11.00 pendidikan cara penanganan dan dikatakan mempengaruhi cukup pertumbuhan bila dan pencegahan diare & dehidrasi. perkembangan anak. Jam 21.00 wib Memberikan pendidikan kesehatan mengobservasi intake dan output tentang kebutuhan cairan pada angka cairan. Jam 21.30 wib mengkolaborasi usia 8 bulan, dan cara menyajikan. dengan tim medis untuk pemberian Pendidikan merupakan obat anti diare. Jam 11.00 wib proses belajar, dalam hal ini berarti mengobservasi keadaan umum. Hari terjadi atau Sabtu 22 Maret 2014 jam 07.00 wib perubahan kearah yang lebih tahu dan mengobservasi TTV suhu; 36,1o C. lebih Jam 07.40 wib observasi keadaan kesehatan proses baik perkembangan pada Sedangkan diri tujuan individu. pendidikan kesehatan menurut WHO (1954) yang dikutip oleh Notoatmojo (2004), umum. Evaluasi pada hari Jum’at 18 Maret 2014 jam 07.00 wib data tujuan pendidikan kesehatan adalah subjektif untuk meningkatkan status kesehatan anaknya masih diare tapi sudah ada serta membantu pasien dan keluarga ampasnya,frekuensi untuk mengatasi masalah kesehatan. objektif 6x/7 jam BAB cair dengan Didalam proses pendidikan kesehatan ampas, ubun – ubun cekung, dan mata menurut Hidayat (2005) berhasil jika cekung. pengetahuan sebagian. diberikan seseorang pendidikan setelah ayah klien Analisa Monitor 6x mengatakan dan data masalah tertasi TTV, ajurkan kesehatan minum obat yang rutin, anjurkan apabila pengetahuan seseorang tentang minum air yang banyak. Evaluasi pada sesuatu hal dikatakan baik bila nilai hari Jum’at 21 Maret 2014 jam 14.00 9 wib data subjektif nenek klien Hidayat, Aziz A. 2008. Pengantar cucunya sudah BAB Ilmu mengatakan dengan frekuensi 6x sudah ada Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. ampasnya dan data objektif 6x/7 International.Nanda. 2011. Diagnosis jam,ubun – ubun cekung tidak ada, keperawatan definisi dan klasifikasi turgor kulit kembali normal, mata 2009 2011. Jakarta: EGC tidak ada lipatan. masalah teratasi Kemenkes sebagian. intervensi, Kesehatan Indonesia. Jakarta menambah Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Lanjut menganjurkan untuk balance cairan, pantau balance cairan. Faktor masalah yang tersebut mendukung dapat RI., 2011. Profil Sakit, Edisi 2. Jakarta: EGC. Nursalam. Dr. 2013. Asuhan teratasi Keperawatan Bayi dan Anak Untuk sebagian adalah keluarga pasien mau Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba diajak Medika. bekerjasama dalam setiap tindakan keperawatan yang dilakukan Potter, penulis Keperawatan, Volume 1. Jakarta: EGC sedangkan penghambatnya adalah faktor tidak Perry. . 2005, 2006. Fundamental Fundamental dilakukannya pemeriksaan penunjang Keperawatan, lanjutan yang sesuai oleh pihak rumah EGC. sakit untuk mengetahui perkembangan Riyadi, kondisi klien, dan keterbatasan waktu Keperawatan dalam memberikan perawatan. Jakarta: CV Nuha Medika RSUD. Volume 2. Jakarta: Sujono. 2010. Pada Anak Ambarawa. 2010. DAFTAR FUSTAKA Medik RSUD. Ambarawa. Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Soegijanto, Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penyakit EGC. Penatalaksanaan. Dinas kesehatan. kesehatan.Semarang 2012. Profil Soegeng. Anak Asuahan Sakit. Rekam 2002. Ilmu Diagnosa dan Jakarta:Salemba Medika Sodikin. 2011. asuhan keperawatan anak gangguan sistem gastrointestinal 10 dan hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika Suharyono.dr. Dr. Prof. 2013. Diare Akut Klinik Dan Laborat. Rineka Cipta Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Suriadi & Yuliani 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi II jakarta: Sagung Seto Wijoyo,yosef.2013. Diare pahami penyakit dan obatnya.Citra Aji Parama Wijayaningsih S.Kep.,Ners. Kartika 2013. Sari, Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta. Trans Info Media. Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. . 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.