teori governance new

advertisement
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
FIA-UB
Theory is a networking of ideas about
how or more variables are related
(Darwin, 1993 : 2)
 Teori merupakan sebuah jaringan dari
sejumlah ide yang menjelaskan hubungan
antara dua variabel atau lebih
 Teori umumnya bersifat value ladden
(sarat nilai)

 Menyederhakan
realitas yang
sesungguhnya amat kompleks dapat
menjadi lebih sederhana sehingga
relatif mudah dipahami.
 Teori merupakan cara terpendek
untuk menjelaskan sesuatu yang
penting (the shortest way of saying
something important, Gerald
Ceiden,1982 dalam Darwin, 1993 : 1)
Pedoman untuk bertindak
2. Mengumpulkan fakta
3. Memperoleh pengetahuan
baru
4. Menjelaskan sifat-sifat
administrasi
1.
1.
2.
3.
4.
5.
Dapat menyatakan sesuatu yang bermakna
yang dapat diterapkan pada situasi
kehidupan nyata
Dapat menyajikan suatu perspektif
Dapat merangsang lahirnya cara-cara baru
Dapat menjadi dasar untuk mengembangkan
teori administrasi
Dapat membantu menjelaskan dan
meramalkan fenomena yang dihadapinya
1.
2.
3.
Praktis ( memiliki unsur-unsur
diagnostik yang menjelaskan kenapa
suatu situasi problematis tertentu
terjadi )
Moral ( apakah sesuatu tujuan tertentu
dapat dikatakan bermanfaat )
Instrumental ( bagaimana tujuan itu
sebaiknya dicapai )

1.
2.
3.
Teori yang baik mensyaratkan adanya
kemampuan untuk dapat digunakan
sebagai alat yang handal untuk :
Memberikan penjelasan (explanation)
Peramalan (prediction)
Pemecahan masalah (problem solving)
secara akurat atas realitas (masalah)
yang menjadi obyek studinya
1.
Scientific validity (validitas keilmuan)
meliputi : generabilitas, universalitas,
rasionalitas, replikabilitas
2. Policy relevan (relevansi kebijakan)
mencakup : pemenuhan tuntutan agar ilmu
administrasi publik secara kontekstual
menjadi lebih bermakna, karena merupakan
respon dari konfigurasi baru yang tengah
berkembang


Perkembangan ilmu2 eksakta lebih bersifat
cumulative, artinya : temuan teori yang satu
cenderung menjadi tumpuan bagi temuan teori
yang lain yang lebih mutakhir.
Sedangkan perkembangan ilmu administrasi
publik, sebagai cabang ilmu sosial, justru
bersifat iconoclastic, artinya : teori lama
seringkali mendapat kritik, mengalami
demistifikasi dan invalidasi yang pada akhirnya
akan membawa kelahiran teori teori baru yang
merupakan kritik teori lama dst.


OPA
NPA
Dinamika Konsep
Dasar AP
NPM
NPS
Konsep dasar AP:
Managemen atas segala permasalahan publik
(managing of all public affair)
ILMU AP
(PA is
everything
but is
nothing)

Sifat Masalah Public
Perlu pendekatan yang Multidisiplin dan Interdisiplin
1. Kompleks
2. Multi aspek
3. Dinamis dan Kontekstual
(sesuai persoalan yang berkembang)
DEMOKRASI VERSUS MEKANISME PASAR.
PERLUNYA ORIENTASI BARU DLM
REFORMASI SEKTOR PUBLIK
GIDDENS (1998) : REFORMASI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
DAN PEMBANGUNAN LEBIH DIARAHKAN
PADA UPAYA MEMBANGUN GOVERNANCE
DARIPADA GOVERNMENT.



THN 1991 : RESOLUSI OLEH THE COUNCIL OF
THE EUROPEAN COMMUNITY
RESOLUSI MEMBAHAS : HUMAN RIGHT,
DEMOCRACY AND DEVELOPMENT.
MENURUT RESOLUSI INI ADA 4 SYARAT
MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT :
PENGHORMATAN HAK AZASI MANUSIA,
PROMOSI NILAI2 DEMOKRASI, MEREDUKSI
BUDGET PENGELUARAN MILITER DAN GOOD
GOVERNANCE.






KEKUASAAN YANG SENTRALISTIS
OTOKRASI DGN BIROKRASI YANG TIDAK EFISIEN
INSTITUSI HUKUM, BIROKRASI DAN LEMBAGA
PELAYANAN PUBLIK YANG DISUBORDINASI OLEH
KEPENTINGAN ELITE DAN PENGUASA SEHINGGA
MUNCUL KORUPSI
LEMAHNYA AKUNTABILITAS PUBLIK
RENDAHNYA KOMPETENSI PENGETAHUAN DAN
KETRAMPILAN PEJABAT PUBLIK DAN POLITIK
PARTISIPASI YANG LEMAH DARI MASYARAKAT
SIPIL.
WORLD BANK 1990 : SALAH SATU
PENYEBAB KETIDAKBERHASILAN
PEMBANGUNAN ADALAH “CRISIS OF
GOVERNANCE”
 GG SALAH SATU INSTRUMEN
KONDISIONAL DALAM PEMBERIAN
BANTUAN PEMBANGUNAN OLEH
LEMBAGA MULTILATERAL DAN
BILATERAL.





CHANGE IN THE MEANING OF GOVERNMENT
(perubahan dlm makna pemerintahan)
REFERRING A NEW PROCESS OF GOVERNING (
mengacu pada sebuah proses baru dlm
memerintah)
A CHANGE CONDITION OF ORDERED RULE
(perubahan kondisi dlm tata pengaturan)
THE NEW METHOD BY WHICH SOCIETY IS
GOVERNED (metode baru bagaimana
masyarakat diperintah).




THE FORMAL INSTITUTIONS OF THE STATE
(institusi negara yang resmi)
MONOPOLY OF LEGITIMATE COERSIVE POWER
(monopoli kekuasaan yang sah)
IS ABILITY TO MAKE DECISIONS AND ITS
CAPACITY TO ENFORCE THEM (kemampuan untuk
membuat keputusan dan kapasitas menegakkan
pemberlakuannya)
THE FORMAL AND INSTITUTIONAL PROCESSES
WHICH OPERATE AT THE LEVEL OF NATION STATE
TO MAINTAIN PUBLIC ORDER AND FACILITATE
COLLECTIVE ACTION (proses2 formal dan
instituasional yang berlangsung pada level
nasional untuk menjaga ketertiban masyarakat
dan memfasilitasi tindakan bersama)


Terletak pada aspek prosesnya (styles of
governing) bukan pada outputnya.
Seperti ditegaskan oleh Summy Finer (1970)
yang mendefinisikan governance sbg :
◦ 1 Aktivitas atau proses memerintah
◦ 2 Suatu kondisi dari aturan yang dijalankan
◦ 3 Orang-orang yang diberi tugas memerintah
(pemerintah).
◦ 4 Cara, metode atau sistem dimana masyarakat
tertentu diperintah.
NO
UNSUR PERBANDINGAN
GOVERNMENT
GOVERNANCE
1
PENGERTIAN
Berarti badan/lembaga/fungsi
yang dijalankan oleh suatu
organ tertinggi dalam suatu
negara
Dapat berarti cara,
penggunaan atau pelaksanaan
2
SIFAT HUBUNGAN
Hierarkhis, dalam arti yang
memerintah berada di atas,
sedang WN yang diperintah
ada di bawah
Herarkhis, dalam arti ada
kesetaraan kedudukan dan
hanya berbeda dalam fungsi
3
KOMPONEN YANG TERLIBAT
Sebagai subyek hanya ada
satu institusi yaitu
pemerintahan
Ada tiga komponen yang
terlibat : state, privat dan
society
4
PEMEGANG PERAN DOMINAN
Sektor Pemerintah
Semua memegang peran
sesuai dengan fungsinya
masing-masing
5
EFEK YANG DIHARAPKAN
Kepatuhan warganegara
Partisipasi warganegara
6
HASIL AKHIR YANG
DIHARAPKAN
Pencapaian tujuan negara
melalui kepatuhan
warganegara
Pencapaian tujuan negara dan
tujuan masyarakat melalui
partisipasi sebagai WN
maupun sebagai masyarakat
Terletak pada mekanisme atau proses
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.
 Bukan dimaksudkan menggantikan konsep
New Public Management, namun lebih
menekankan pada kesadaran pemerintahan
yang baik.
 New Public Management lebih merupakan
bagian dari strategi yang lebih luas dari
governance itu sendiri (Islam, 2003).

NO
MODEL SEKTOR SWASTA
MODEL SEKTOR PUBLIK
1
Pilihan individu pada pasar
Pilihan kolektif pada
negara/pemerintahan
2
Atas dasar permintaan dan harga
Atas dasar kebutuhan akan sumber
3
Terbatas bagi tindakan privat
Terbuka bagi tindakan publik
4
Berdasar keadilan pasar
Berdasar keadilan kebutuhan publik
yang beragam jumlah dan mutunya
5
Mencari kepuasan pasar
Mencari keadilan bagi masy
6
Kekuasaan ada pada konsumen
Kekuasaan ada pada negara
7
Kompetisi sbg instrumen pasar
Tindakan politik kolektif sbg instrumen
negara/pemerintahn
8
Merespon protes dgn keluar (exit) dari Merespon protes sbg hak dan suara
kegiatan pasar
(voice) publik yang harus didengar dan
diperhatikan
 MEMILIKI
LEGITIMASI YANG KUAT
 AKUNTABEL
 KOMPETEN
 RESPEK TERHADAP HUKUM DAN
HAK AZASI MANUSIA




1. Gov merujuk pada seperangkat institusi dan
aktor yang berasal dari dalam dan luar birokrasi
pemerintah.
2. Gov mengakui batas dan tanggungjawab yang
kabur dalam menangani masalah sosial dan
ekonomi.
3. Gov mengenal adanya saling ketergantungan
diantara institusi yang terlibat dalam tindakan
bersama.
4.
Gov
memahami
kapasitas
untuk
menyelesaikan semua masalah tidak sepenuhnya
tergantung pada kewenangannya, tetapi gov
percaya
bahwa
pemerintah
mampu
menggunakan cara dan tehnik baru untuk
mengarahkan dan membimbing.
 Suatu
tata cara penggunaan
kekuasaan negara dalam
mengelola sumber daya
ekonomi dan sosial bagi
pembangunan masyarakat.
 Pelaksanaan
kekuasaan politik,
ekonomi dan administratif
untuk mengelola masalahmasalah nasional pada
keseluruhan jenjang
pemerintahan.

UPAYA PERBAIKAN KINERJA SEKTOR
PUBLIK YANG DILAKUKAN MELALUI
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN
HUBUNGAN YANG HARMONIS ANTARA
KETIGA SEKTOR YANG DIDUKUNG
OLEH ADANYA PENATAAN KEMBALI
KESEIMBANGAN KEKUASAAN DAN
PERAN SENTRAL KETIGANYA.


1. Orientasi ideal negara yang diarahkan pada
pencapaian tujuan negara yang berorientasi pada
nilai2 yang menjunjung tinggi kehendak rakyat (
nilai kemandirian, pembangunan berkelanjutan,
keadilan sosial, demokratisasi yang meliputi
legitimasi,
akuntabilitas,
perlindungan
HAM,
otonomi, devolusi kekuasaan dan pemberdayaan
masyarakat).
2. Aspek2 fungsional pemerintahan yang efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan nasional yang
tergantung pada kompetensi pemerintahan serta
struktur dan mekanisme politik dan administratif
mampu berfungsi efektif dan efisien.

Upaya perbaikan sektor publik yang
dilakukan melalui pengembangan dan
penguatan
hubungan
yang
harmonis
(adanya sinergi) antara kekuatan negara
(state), swasta (private or market) dan
masyarakat sipil ( civil society) yang
didukung oleh adanya penataan kembali
keseimbangan kekuasaan dan peran ketiga
kekuatan sentral dalam pendayagunaan
aneka sumber daya ekonomi dan sosial
pembangunan.

Upaya perbaikan kinerja sektor publik yang
dilakukan melalui pengembangan dan
penataan hubungan yang harmonis (adanya
sinergi) antara kekuatan state, private or
market, civil society yang didukung adanya
penataan kembali keseimbangan kekuasaan
dan peran ketiga kekuatan sentral dalam
pendayagunaan aneka sumber daya ekonomi
dan sosial bagi pembangunan.

KETIGA KAKI :
POLITICAL GOVERNANCE ( mengacu
pada proses pembuatan kebijakan)
 ECONOMIC GOVERNANCE ( mengacu
pada proses pembuatan kebijakan
ekonomi yang berimplikasi pada
masalah pemerataan, penurunan
kemiskinan, dan peningkatan kualitas
hidup)
 ADMINISTRATIVE GOVERNANCE (sistem
implementasi kebijakan)

 NEGARA
(STATE)
 SWASTA (PRIVATE SECTOR)
 MASYARAKAT SIPIL (CIVIL
SOCIETY)




Tugasnya:
a. mewujudkan pembangunan manusia yang
berkelanjutan dengan mendefinisikan kembali
peran pemerintahan dalam mengintegrasikan
kehidupan sosial, ekonomi dan perlindungan
lingkungan,
b. melindungi masyarakat dari kerentanan,
menciptakan komitmen politik, menyediakan
infrastruktur , melakukan desentralisasi dan
demokratisasi
pemerintahan,
memperkuat
finansial dan kapasitas administratif lokal yakni
kota dan metropolitan,
c. memberdayakan masyarakat dengan mampu
memberikan layanan untuk semua dan menjamin
kesempatan yang sama baik dalam bidang sosial,
ekonomi dan politik.


Pendekatan pasar untuk pembangunan
ekonomi berkaitan dengan penciptaan
kondisi yang kondusif sehingga produksi
barang dan jasa berjalan dengan baik.
Kondisi ini membutuhkan adanya dukungan
lingkungan yang mapan untuk melakukan
aktivitas swasta dalam bingkai berfungsinya
intensif dan reward ekonomi, baik bagi
individu maupun organisasi yang memiliki
kinerja baik.


Terwujudnya pembangunan manusia yang
berkelanjutan tidak hanya tergantung kepada
berfungsinya negara dan sektor swasta dengan
baik, namun juga pada kondisi masyarakat sipil
yang mampu memfasilitasi interaksi sosial politik
dan mampu memobilisasi berbagai kelompok di
dalam masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas
sosial, ekonomi, dan politik.
Melakukan check and balance dan memberikan
kontribusi memperkuat kedua unsur lainnya.


Membantu melakukan monitoring
lingkungan, menipisnya sumberdaya, polusi,
kekerasan sosial, membantu mendistribusi
hasil2 pembangunan ekonomi secara lebih
merata dan menawarkan pada individu untuk
memperbaiki standart hidup.
Menyalurkan partisipasi publik dalam
aktivitas sosial, politik dan ekonomi serta
mengorganisasi publik untuk mempengaruhi
proses kebijakan publik. Dll………
Ketiga komponen tsb harus
berhubungan secara harmonis untuk
mencapai sinergi.
 Hubungan yang harmonis dan sinergi
antara ketiga komponen akan tercapai
bila ketiganya memiliki kesamaan
derajat dan peran serta mampu
melakukan saling kontrol yang efektif
satu sama lain.

State
Private
Sector
Civil
Society

Penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggungjawab yang
sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi
dana investasi dan pencegahan korupsi baik
secara
politik
maupun
administratif,
menjalankan
disiplin
anggaran
serta
penciptaan legal dan political framework
bagi tumbuhnya aktivitas usaha.









PARTICIPATION
RULE OF LAW
TRANSPARANCY
RESPONSIVENESS
CONSENSUS ORIENTATION
EQUITY
EFFICIENCY AND EFFECTICTIVENESS
ACCOUNTABILITY
STRATEGY VISION
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Good Governance (Minogue,1998)
Negara dalam keadaan minimal
Cara menjalankan perusahaan
Manajemen Public Baru
Cara memerintah yang baik
Sistem sosio sibernetik
Jaringan pengorganisasian diri ( 2-7,
Rodhes, 1996, dalam Winarso, 2004)


1. Kelembagaan, governance adalah sistem
administrasi yang melibatkan banyak pelaku
(multi stakeholders) dalam lingkungan
pemerintah dan non pemerintah.
2. Nilai, governance melibatkan nilai yang jauh
lebih kompleks daripada sekedar efisiensi dan
efektivitas (partisipasi, rule of law, tranparansi,
responsif, konsensus, keadilan, efisiensi dan
efektivitas, akuntabilitas, strategi visi). Jadi tidak
sekedar Three E (efisien, efektif dan ekonomis)
dan Three R ( responsivitas, representatif dan
responsibilitas/akuntabilitas).


3. Demensi Proses, governance berkaitan
dengan sebuah proses yang menjelaskan
bagaimana berbagai unsur dan lembaga
memberikan respon terhadap berbagai
masalah publik yang muncul dalam
lingkungannya.
Kesimpulan : Adm Publik dalam konteks
governance lebih sebagai sebuah proses
penggunaan kekuasaan administratif, politik
dan ekonomi untuk menyelesaikan masalah2
publik.










THE LEARNING PROCESS
RESPONSE AND DIRECTION IN STRATEGY
THE BUDGETERY PROCESS
DECISION MAKING
MAGEMENT CONTROL AND THE MANAGEMENT
OF ACTION
THE MANAGEMENT OF INTERACTION
PERFORMANCE MONITORING
STAFFING POLICIES
REVOLUTIONS WITH CUSTOMER AND CITIZENS
PUBLIC ACCOUNTABILITY
Proses
penggunaan
kekuasaan
administratif, politik dan ekonomi
dalam
menyelesaikan
masalah2
publik.
 Bukan lagi sekedar sebuah kegiatan
bersama
dalam
lingkungan
pemerintahan yang mencakup cabang
legislatif, eksekutif dan yudikatif.



Terjadinya pergeseran peran birokrasi
pemerintah untuk lebih banyak memberikan
pengarahan daripada memproduksi layanan
(steering than rowing) bukan berarti peran
birokrasi menjadi tidak penting. Akan tetapi,
peran dan posisi birokrasi justru semakin
strategis.
Pada satu sisi, birokrasi dituntut mampu
untuk menjembatani negara (state) dan
swasta/pasar (market), disisi lain birokrasi
dituntut mampu menjembatani state dan
society.




Sensitif dan responsif terhadap peluang dan
tantangan baru yang timbul di dalam pasar.
Tidak terpaku pada kegiatan rutin yang
terkait dengan fungsi instrumental birokrasi,
akan tetapi harus mampu melakukan
terobosan melalui pemikiran yang kreatif dan
inovatif.
Mempunyai wawasan futuristis dan sistemis.
Mempunyai kemampuan untuk
mengantisipasi, memperhitungkan dan
meminimalkan resiko.


Mempunyai kemampuan mengombinasikan
sumber menjadi resources mix yang mempunyai
produktivitas tinggi.
Mempunyai kemampuan mengoptimalkan
sumber yang tersedia dengan menggeser sumber
kegiatan yang berproduktivitas rendah menuju
kegiatan yang produktivitasnya tinggi. Dan harus
memiliki kemampuan kualitas entrepreneur yang
secara sengaja seringkali melakukan
destabilization destruction force dalam rangka
menimbulkan creative detruction equilibrium
yang satu menuju yang lebih tinggi.Disini
birokrat harus rasional, impartial dan personal
dan profesional. (Tjokrowinoto, 2001).


Birokrasi harus mampu memberikan
pelayanan publik yang adil dan inklusif
sebaik-baiknya. Hal ini birokrasi dituntut
mampu memahami dan mengartikulasi
aspirasi dan kebutuhan masyarakat dan
merumuskannya dalam kebijakan,
perencanaan dan implementasinya.
Birokrasi harus kompeten untuk
memberdayakan masyarakat sipil dengan
menciptakan enabling social setting.
Pendekatan top down harus berubah menjadi
hubungan horizontal (levelling off).




Role Modeling, sikap keteladanan.
Rekruitmen yang obyektif agar profesional.
Pendekatan proses pembelajaran (learning
process approach) bagi birokrat agar
profesional.
Menguatkan organisasi (organizational
strengthening), yang memfokuskan diri pada
sistem manajemen untuk meningkatkan
kinerja pada level mikro dan reformasi
kelembagaan (institusional reform) pada level
makro kelembagaan.

Melakukan empowering masyarakat
sipil melalui pembentukan enabling
social setting, agar masyarakat
mampu melakukan fungsi kontrol.
Disini perlu pengembangan mutual
learning process antara birokrat dan
masyarakat. (Tjokrowinoto, 2001).
Download