Keinginan Anak Untuk Meniru

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of Art)
Tabel 2.1
Peneliti
Judul
Teori
Metodologi
Hasil
Andhika
Pengaruh perilaku 1. komunikasi massa
1.kuantitatif
1. hubungan variabel
Perwira,
agresif
2. regresi
perilaku
(2011)
menggunakan
dengan 2. media massa
3. program acara tv
agresif
dengan
property
dalam 4. artistik
program
komedi 5. komedi
property dan variabel
terhadap
agresif 6. konsep perilaku
perilaku
agresif
khalayak
remaja 7. media exposure
khalayak
remaja
awal
di
SMP 8. teori kultivasi
menggunakan
awal adalah cukup
Tarsisius 2 Jakarta
kuat,
searah
Barat. (Studi kasus
signifikan.
dan
program opera van
java trans 7)
2. variabel perilaku
agresif
dengan
menggunakan
property
(x)
berpengaruh sebesar
7,783%
terhadap
variabel
perilaku
agresif remaja awal
di SMP tarsisius 2
jakarta barat, sisanya
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
lain
yang
diteliti
lebih
lanjut oleh penulis.
Victorius,
Persepsi
1.
konsep 1.kuantitatif
(2012)
masyarakat tentang komunikasi massa
2. survey
-pada
dimensi
presenter rata rata
Bukan Empat Mata - fungsi komunikasi
responden menjawab
di Trans 7 (studi massa
adalah 3,7 hal ini
deskriptif penonton -karakteristik
berarti berada pada
remaja)
komunikasi massa
kategori remaja.
2. konsep Tv
-
- karakteristik tv
jawaban
- fungsi tv
3,7 hal ini dalam
3. program tayangan
kategori remaja
bukan 4 mata
- pada waktu siar
4. teori persepsi
responden menjawab
5 teori S-O-R
3,8 hal ini
pada
segmen
responden
6. kerangka teori
Dikategorikan setuju
S-O-R bukan 4 mata
- tayangan ini masih
memiliki
kualitas
dari berbagai
segi
seperti topik yang
disajikan
tiap
harinya
dan
presenter
yang
menarik
Fauziah
Persepsi penonton 1.Komunikasi massa
1.kuantitatif
1. Penonton program
Yaman,
terhadap perilaku
2. regresi
“Pesbukers ” baik itu
(2013)
Kekerasan
2. media massa
dalam 3. jenis program tv
laki-laki
maupun
program Pesbukers 4. format program tv
perempuan
di antv jakarta.
5. presenter
menganggap
6. penonton
program
7. persepsi
menampilkan
8. teori S-O-R
lawakan kasar, dan
9. model analisis
sering kali
10. perilsku agresif
bersifat mencela. Hal
ini
tersebut
dapat
ditunjukkan
dari
hasil responden yang
menilai para pemain
program
Pesbukers
sering mencela pada
saat siaran
sebanyak
responden
Ini
semua
100
(100%).
dapat
memberikan efek
negatif
bagi
penonton
program
“Pesbukers ”.
2.
Program
ini
menjadi
program
hiburan
yang
disukai,
meskipun
dengan
sadar para penonton
mengetahui perilaku
presenternya masuk
dalam
kategori
tidak
terpuji.
3.
Adanya
terkenal
artis
membuat
program “Pesbukers
” mempunyai nilai
lebih
dimata
khalayak.
Hal
tersebut ditunjukkan
dari hasil responden
yang
menilai bahwa 42
responden
(42%)
menyukai
program
Pesbuker karena
para
pemainnya
merupakan
yang
artis
terkenal.
Selanjutnya,
artis-
artis
tersebut
sering
membuka
permasalahan
pribadinya,
yang
mana itu
merupakan
tarik
daya
untuk
menambah nilai jual.
Hal
tersebut
ditunjukkan
dari hasil responden
yang menilai bahwa
para pemain program
“Pesbukers ” sering
membuka
pribadi
masalah
sesama
pemain sebanyak 88
responden (88%)
2.2
Landasan Teori
2.2.1 Teori-teori Dasar/Umum
Pada teori dasar/umum ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan topik skripsi peneliti, yaitu “Dampak Adegan Kekerasan dalam tayangan
Pesbukers ANTV terhadap keinginan anak untuk meniru” peneliti membahas teori-teori dasar
atau umum menurut para ahli ataupun dari pakar-pakar tertentu mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan topik penulis, juga menjadi acuan terhadap metodologi yang akan digunakan.
2.2.1.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi makhluk sosial. Seseorang tidak pernah
tidak melakukan suatu komunikasi, karena itu komunikasi menyangkut suatu pesan yang
mengalir dari satu orang kepada orang lain. Komunikasi berguna untuk membangun relasi atau
hubungan dengan orang lain. Komunikasi juga merupakan media untuk mengungkapkan apa
yang sedang kita inginkan atau kita rasakan, agar orang mengerti dan mengetahui keinginan atau
maksud kita. Maka itu diperlukan adanya komunikasi, baik itu komunikasi dengan lisan / tulisan
/ bahasa tubuh / komunikasi yang lainnya. Karena dengan berkomunikasi pengetahuan kita
menjadi lebih bertambah. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk,
sebaliknya jika tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan
komunikasi (Schramm; 1982)
2.2.1.2 Definisi Komunikasi
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, kata depan yang
artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan yang berarti satu. Dua kata
tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa inggris disebut dengan
communion, yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan atau
hubungan.Karena untuk melakukan communio diperlukan usaha dan kerja. Kata communio
dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman.
Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau
hubungan (Hardjana, 2003). Komunikasi merupakan suatu proses ketika seseorang atau
kelompok masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada
umumnya, memang komunikasi itu sendiri terjadi secara lisan atau verbal.
Longman Dictionary of Contemporary English memberikan definisi sebuah kata dari
communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan sebuah perasaan,
menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain (to make
opinions, feelings, information etc, known or understood by others) Dennis Murphy dalam
bukunya Better Business Communication sebagaimana dikutip oleh Wursanto (1994) dalam
bukunya Etika Komunikasi Kantor, mengatakan, “Communication is the whole process used to
reach other minds” (komunikasi adalah seluruh proses yang digunakan untuk mencapai pikiranpikiran orang lain). Adapun menurut Harwood, “Communication is more technically defined as a
process for conduction the memories” (komunikasi didefinisikan secara lebih teknis sebagai
sesuatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan-ingatan). Dapat disimpulkan dari semua
definisi-definisi diatas bahwa komunikasi adalah kata yang mencakup segala bentuk interaksi
dengan orang lain yang berupa percakapan membujuk, mengajar dan negosiasi. Dan juga harus
diketahui proses dari komunikasi itu sendiri dimulai dari adanya pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan. Komunikasi juga tidak hanya berupa proses penyampaian
dan penerimaan informasi saja, tetapi juga memiliki peran dan fungsi sebagai proses membangun
hubungan antara perilaku komunikasi.
2.2.2 Komunikasi Massa
2.2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata dari media of mass communication
(media komunikasi massa). Komunikasi massa sendiri berasal dari istilah bahasa Inggris, mass
communication yang artinya adalah komunikasi dengan media massa. Komunikasi massa
menurut para ahli, salah satunya adalah Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa “Komunikasi
Massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat di
terima secara serentak dan sesaat”
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses dalam
menyampaikan dan membuat sebuah pesan yang disampaikan kepada khalayak melalui suatu
organisasi. Pesan tersebut dapat kita sampaikan secara serempak dan pesan tersebut tidak dapat
dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi
tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri dan
khalayak dapat menerima pesan tersebut dengan baik.
2.2.2.2 Ciri Komunikasi Massa
1.
Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Yang
artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah
lembaga. Lembaga yang dimaksud adalah menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana yang
kita tahu bahwa sistem itu adalah sekelompok orang dan media yang melakukan suatu
kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi
pesan dalam membuat suatu keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan menjadi
saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan tersebut menjadi sumber
informasi. Dan juga Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena
elemen utama dari komunikasi massa adalah media massa itu sendiri. Media massa hanya
bisa muncul karena gabungan kerjasama dengan beberapa orang.
2.
Komunikan dalam komunikasi bersifat heterogen
Komunikan dalam komunikasi bersifat heterogen/beragam memiliki arti bahwa penonton
televisi memiliki beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama/kepercayaan yang beragam pula, namun
mereka adalah komunikan televisi.Misalnya, ada acara pertandingan sepak bola Liga Seri
A di indosiar, anda jangan membayangkan bahwa anda sendirilah yang hanya menonton
pertandingan sepak bola tersebut. Mereka yang terjangkau radius siaran tersebut dan
memiliki waktu/berkesempatan untuk menontonnya mereka mempunyai peluang yang
sama untuk menontonnya. Teman anda yang diluar pulau jawa pun bisa menontonnya.
3.
Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu
kelompok masyarakat tertentu saja. Pesan-pesan yang disampaikannya pun tidak boleh
bersifat khusus.Khusus di sini artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan
tertentu.Misalnya contoh acara film kartun Doraemon atau Sinchan di televisi, dia acara
ini memang dikhususkan untuk anak-anak.Namun, orang tua dan remaja pun bisa
menikmatinya.Artinya masyarakat umum bisa menikmati acara tertentu.Umum disini
juga maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan film kartun tersebut bisa
ditangkap tidak hanya oleh anak-anak tetapi juga oleh remaja dan orang dewasa.
4.
Komunikasinya berlangsung satu arah
Dalam media cetak seperti koran, majalah komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita
tidak bisa langsung memberikan respons terhadap komunikatornya atau media massa
yang bersangkutan. Contoh, misalnya anda sebelum berangkat ke kantor anda
menyempatkan diri untuk membaca koran terlebih dahulu dan ada beberapa berita
menarik yang menyita perhatian anda. Di dalam koran tersebut diberitakan
perseteruan/perkelahian antara Julia Perez dengan Dewi Persik yang sedang memanas
akhir-akhir ini. Mereka berdua bertengkar dan saling mencakar, menjambak dll.Di
sebelahnya dimuat beberapa tanggapan dari para artis, masyarakat sampai tokoh politik
terhadap kasus ini. Ketika anda membaca koran tersebut komunikasi yang berlangsung
adalah satu arah yaitu dari media massa (koran) ke anda dan tidak sebaliknya. Berbeda
hal nya ketika kita melakukan komunikasi tatap muka, ketika teman kantor anda
membahas tentang kasus Jupe dan Depe ini saat itu terjadi komunikasi dua arah dari kita
ke teman dan sebaliknya.
5.
Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Ciri komunikasi massa adalah komunikasi massa yang menimbulam keserempakan.
Bahwa dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak dalam arti khalayak bisa menikmati media massa tersebut secara
hampir bersamaan. Misalnya saat kita menonton Piala Dunia acara tersebut dinikmati
oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia.
6.
Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat
membutuhkan bantuan peralatan teknis. Televisi tidak akan lepas dari pemancar. Peran
satelit akan memudahkan proses pemancaran proses pesan yang dilakukan media
elektronik seperti televisi ini. Bahkan saat ini televisi sudah sering melakukan siaran
langsung (live) dan bahkan siaran yang direkam (recorded).
7.
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering dosebut dengan palang pintu/penjaga gawamg adalah orang
yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper
berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi dan mengemas agar
semua informasi yang disebarkan lebih mudah untuk dipahami.
2.2.2.3 Fungsi-Fungsi Komunikasi Massa
Sementara itu menurut Alexis S Tan (nurudin, 2013:64-65) fungsi komunikasi bisa
beroperasi dalam empat hal. Meskipun secara eksplisit ia tidak mengatakan komunikasi massa,
tetapi ketika ia menyebutkan bahwa penerima pesan dalam komunikasi bisa kumpulan orang
atau disebut dengan mass audience, sedangkan pengirim pesan atau komunikatornya termasuk
kelompok orang
itu dapat dijadikan sebuah bukti bahwa fungsi yang dimaksud adalah
merupakan fungsi dari komunikasi massa. Fungsi komunikasi massa menurut Alexis S. Tan
adalah:
Tabel 2.2
NO
Tujuan Komunikator
Tujuan Komunikan
(penjaga sistem)
(menyesuaikan diri pada sistem
pemuasan kebutuhan)
1
Memberi Informasi
Mempelajari
ancaman
dan
peluang,
memahami lingkungan, menguji kenyataan,
meraih keputusan.
2
Mendidik
Memperoleh keterampilan dan pengetahuan
yang berguna memfungsikan dirinya secara
efektif dalam masyarakatnya, mempelajari
tingkah laku yang cocok dalam masyarakat.
3
Mempersuasi
Memberi keputusan, tingkah laku dan aturan
yang cocok agar diterima masyarakatnya.
4
Menyenangkan,
memuaskan
Menghibur dan mengalihkan perhatian dari
kebutuhan masalah yang dihadapi.
informasi
2.2.3 Media Massa
2.2.3.1 Pengertian Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,
film, radio, dan televisi. ( Cangara, 2003 )
2.2.3.2 Jenis-Jenis Media Massa
Media massa telah menjadi sumber dominan bagi setiap individu untuk memperoleh
gambaran realita sosial. Selain informasi dan edukasi media juga berfungsi sebagai hiburan
dan juga sebagai kontrol sosial. Media massa pada dasarnya terbagi menjadi dua kategori,
yaitu: media konvensional dan juga media elektronik.
1. Media Konvensional
Media konvensional merupakan media cetak, seperti koran, majalah, poster, buletin dan
lain-lain. Fungsi yang paling menonjol pada media cetak adalah informasi.
2. Media elektronik
Media elektronik merupakan media massa yang menggunakan alat elektronik, yaitu:
a) Radio
Radio memulai perkembangan siarannya lebih awal dari televisi. Radio bersifat
auditif dengan mengandalkan kemampuan suara dan bunyi. Walaupun hanya
bersifat auditif, radio memiliki pendengarnya sendiri karena pendekatan radio
terhadap pendengarnya terjadi secara dekat dan personal.
b) Televisi
Televisi merupakan media telekomunikasi yang digunakan sebagai memancarkan
dan menerima gambar bergerak beserta suara. Maka televisi diartikan sebagai
telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh.
c) Internet
Internet merupakan media massa elektronik yang dapat diakses kapan saja dan
dimana saja. Internet adalah jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969. Dengan internet kita dapat melakukan
komunikasi jarak jauh yang tidak terhingga. Jumlah pengguna internet sekarang
sangatlah besar dan semakin berkembang. Internet telah menjadi media massa
yang sangat memiliki pengaruh bagi siapapun.
2.2.4 Televisi
2.2.4.1 Pengertian Televisi
Televisi merupakan media elektronik yang paling sempurna dan mempunyai efek yang
paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media elektronik lainnya seperti radio, karena
televisi merupakan media audiovisual yang bersifat informatif, penuh dengan berbagai hiburan,
pendidikan, dan juga alat kontrol sosial. Televisi adalah media yang sangat luas dikonsumsi
masyarakat, tidak mengenal gender, usia, status sosial dan lain-lain semuanya bisa menikmati
televisi.
Dengan kesempurnaan teknologi yang ada di televisi, televisi mampu menjadi media
penyiaran yang paling diminati oleh masyarakat luas pada saat ini dibanding dengan media
lainnya seperti radio, majalah, koran, dan media lainnya. Masyarakat tidak akan bisa hidup tanpa
adanya televisi.
Televisi pada saat ini merupakan salah satu sarana media yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia karena memang manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya televisi,
dimanapun kita berada pasti yang pertama kita cari adalah televisi. Dari media televisi
masyarakat mendapatkan sebagian dari kebutuhan hidupnya yaitu, informasi, hiburan,
pengetahuan, pendidikan dan lain sebagainya.
Pengertian televisi menurut beberapa para ahli adalah :
-
Menurut (Ilham Z, 2010:255) Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang
berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari
bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat
jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv.
-
Menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisi adalah media pandang sekaligus media
pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang
ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar
tersebut.
2.2.4.2 Karakteristik Televisi
Berikut ini adalah karakteristik televisimenurut Riswandi, (2009:5), televisi memiliki
karakteristik, antara lain:
1.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan dapat di dengar (audio) dan di lihat (visual), karena sifat
audiovisual ini, selain kata-kata televisi juga menampilkan informasi-informasi yang
disertai gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni
rekaman peristiwa.
2.
Berpikir dalam gambar
Ada 2 tahap yang dilakukan dalam proses ini, pertama: visualisasi, yaitu menterjemahkan
kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar. lalu penggambaran,
yaitu kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3.
Pengoprasian atau cara kerja yang kompleks
Dibandingkan dengan media radio, pengoprasian atau cara kerja yang kompleks karena
lebih banyak melibatkan orang.
2.2.4.3 Jenis-Jenis Program Televisi
Televisi memiliki berbagai jenis program di dalamnya. Televisi semakin hari semakin
berlomba lomba-lomba dalam menciptakan program-program yang bisa menjadi unggulan
mereka dan tidak pernah ada habisnya. Selama24 jam hampir setiap hari televisi menayangkan
rangkaian program mereka yang dapat disaksikan jutaan pasang mata. Tayangan program di
televisi sekaramg semakin beragam , tetapi sekarang rata-rata acara program di televisi lebih
banyak menayangkan program hiburan sehingga mampu mengusir stress disaat jenuh.
Jenis-jenis program acara televisi meliputi : Program acara anak-anak yang memang
dikhususkan untuk anak-anak dan mengandung edukasi dan pesan moral di dalamnya, Program
acara mengenai Hobby yang membahas mengenai seluk beluk hobby yang sedang kita gemari
misalnya acara travelling, petualangan, masak-masak dll, Program acara Reality Show
merupakan suatu acara hiburan yang memperlihatkan realita kehidupan dan semestinya tidak
dibuat-buat atau di rekayasa.
Sebagai contoh program Uang Kaget, Termehek-Mehek, Playboy Kabel, Tukar Nasib,
Jika Aku Menjadi dll, Program acara Musik yang pastinya mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan musik program musik saat ini yang cukup banyak digemari adalah Program
Inbox di Sctv dan Dahsyat di Rcti.
2.2.5 Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.2.5.1 Hubungan Adegan Kekerasan di Televisi Terhadap Keinginan Anak Untuk Meniru
Televisi seringkali menimbulkan kecemasan bagi orangtua yang anaknya masih kecil. Cemas
kalau anak jadi malas belajar karena kebanyakan nonton televisi, cemas kalau anak meniru katakata dan adegan-adegan tertentu, cemas mata anak jadi rusak (minus), dan cemas anak menjadi
lebih agresif karena terpengaruh banyaknya adegan kekerasan di televisi. Namun demikian harus
diakui bahwa kebutuhan untuk mendapatkan hiburan, pengetahuan dan informasi secara mudah
melalui televisi juga tidak dapat dihindarkan. Televisi, selain selalu tersedia dan amat mudah
diakses, juga menyuguhkan banyak sekali pilihan, ada sederet acara dari tiap stasiun televisi,
tinggal bagaimana pemirsa memilih acara yang dibutuhkan, disukai dan sesuai dengan selera.
Sehingga walaupun semua orang mungkin sudah tahu akan dampak negatif yang bisa
ditimbulkannya, keberadaan televisi tetap saja dipertahankan.
Kecemasan orangtua terhadap dampak menonton televisi bagi anak-anak memang sangat
beralasan, mengingat bahwa banyak penelitian menunjukkan televisi memang memiliki banyak
pengaruh baik negatif maupun positif. Misalnya penelitian yang dilakukan Liebert dan Baron,
menunjukkan hasil: anak yang menonton program televisi yang menampilkan adegan kekerasan
memiliki keinginan lebih untuk berbuat kekerasan terhadap anak lain, dibandingkan dengan anak
yang menonton program netral (tidak mengandung unsur kekerasan).
Dalam benak banyak orang dewasa, film-film kartun dan film-film robot dianggap
merupakan film anak-anak dan cocok dikonsumsi oleh mereka karena format penyajiannya
disesuaikan dengan perkembangan anak-anak. Benarkah demikian? Jawabnya tidak semua filmfilm tersebut cocok dikonsumsi anak-anak. Contohnya Bart Simpson dan Crayon Sinchan yang
cukup populer di Indonesia, sebenarnya tidak cocok untuk anak-anak, karena bercerita dalam
bahasa yang kasar dan tingkah laku urakan. Tetapi
diawal kemunculannya, orangtua
membiarkan kedua film tersebut ditonton oleh anak-anak karena format penyajian dan jam
tayangnya yang pas dengan waktu anak menonton televisi. Setelah berjalan beberapa lama
barulah orangtua menyadari kalau tontonan tersebut tidak cocok dan ramai-ramai mengajukan
protes kepada stasiun televisi. Akhirnya kemudian film tersebut diberi keterangan bukan untuk
konsumsi anak-anak.
Kalau ingin lebih diteliti, sebenarnya banyak film "anak-anak" yang justru menampilkan
adegan kekerasan dan kata-kata yang kasar (meski tidak sekasar film dewasa sih), walaupun
banyak juga terdapat adegan-adegan kebaikan (karena biasanya film-film tersebut bercerita
tentang pertentangan antara kebaikan dan kejahatan). Contoh film-film yang memiliki kedua
unsur tersebut adalah filmPopeye the Sailor Man, Batman & Robin, Power Puff Girls, Power
Ranger dan Saras 008. Film-film ini sangat populer di dalam dunia anak-anak kita sehingga
seringkali menjadi model yang ditiru oleh anak-anak. Meskipun mengandung adegan kekerasan,
namun film-film ini sepertinya tidak menimbulkan kecemasan bagi orangtua, karena para
orangtua sampai sekarang merasa aman meninggalkan anak-anak ketika menonton film-film ini
Tayangan yang menggambarkan kekerasan seperti film action, sinetron, dan lain-lain
mempengaruhi perilaku anak untuk bersikap agresif, meniru seperti memaki, memukul,
menodorong, menjambak dan sebagainya. Anak tidak akan melakukan imitasi secara sembarang.
Mereka lebih sering meniru orang tertentu dibanding meniru orang lain. Semakin penting,
berkuasa, berhasil, dan mirip seseorang, semakin besar kemungkinan seseorang anak menirunya.
Televisi sebagai salah satu model yang menarik untuk ditiru. Kiranya dampak penayangan
film-film kekerasan di televisi sudah saatnya diwaspadai sebagai salah satu penyebab tindak
agresi di masyarakat. Walaupun pengaruh televisi tidak langsung, namun pengakumulasian
stimulus dapat menjadi bom waktu yang setiap saat dapat meledak. Adalah bijaksana jika kita
mengantisipasinyasejakawal.
Selain televisi, orang tua juga merupakan salah satu model yang menarik untuk ditiru, maka
sebaiknya orang tua tidak memperlihatkan tindakan-tindakan agresif di hadapan anak, misalnya
memaki, mendorong, memukul, bahkan bertengkar dengan orang lain. Jika tindakan semacam ini
sudah kebiasaan orang tua, maka kelak anak akan melakukan tindakan agrsif sebagai hal yang
sudah biasa dan dibawa dalam kehidupan sosialnya dengan orang lain.
Banyak peneliti yang menyoroti pengaruh televisi terhadap anak-anak. Salah satu diantaranya
adalah Andrew Meltzoff dalam Mazdalifah (1999, hal: 21) menyatakan, pada usia awal, televisi
memandu tindakan anak kepada perilaku nyata, anak akan meniru dan melakukan apa yang
mereka lihat. Dua sampai enam tahun anak belum bias mengevaluasi pesan yang mereka terima
dari media. Mereka secara sederhana menerima apa saja yang mereka lihat, dan menganggapnya
sebagai tindakan biasa.
Anak-anak belum dapat membedakan kenyataan dan khayalan sampai pada usia lima atau
enam tahun. Usia enam sampai dua belas tahun mereka meniru apa yang mereka dengar dan lihat
tanpa mengerti penuh apa konsekwensinya bila mereka melakukan tindakan itu.
Hal penting lainnya adalah cara berfikir anak yang berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak
cenderung belum dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk, cenderung beranggapan
bahwa apa yang tampil di televisi adalah hal yang sebenarnya yang terjadi dlam dunia nyata.
Sebagai contoh : jika anak menyaksikan seorang tokoh Superhero mampu terbang, maka dalam
benak anak beranggapan hal tersebut benar adanya. Bahwa orang mampu terbang melayang di
udara. Kondisi seperti ini yang patut mendapat perhatian dari semua kalangan.
Kiranya penayangan film-film yang mengandung unsur kekerasan lebih memperhatikan jam
tayang dan disesuaikan dengan konsumsi usia anak. Orang tua juga sebaiknya mendampingi
anak saat menonton televisi. Dengan begitu orang tua dapat langsung memberikan penjelasan
yang bijaksana saat muncul pertanyaan dari anak. Mengenai jam tayang, sebaiknya dibentuk
forum pemirsa yang dapat memberikan masukan kepada pihak televisi mengenai alokasi waktu
yang sesuai untuk anak-anak.
2.2.5.2 Perilaku Anak
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Menurut Saifuddin Anwar, perilaku adalah ekspresi sikap seseorang yang terbentuk
karena berbagai tekanan.
Sedangkan menurut Bimo Walgito, perilaku adalah aktifitas yang ada pada diri individu
yang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi karena adanya stimulus eksternal maupun internal.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah suatu cerminan yang
nyata dalam sikap, perbuatan, dan kata-kata sebagai suatu reaksi seseorang yang muncul karena
disebabkan oleh pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan dari lingkungannya.
2.2.5.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Perilaku Anak
Faktor yang terpenting yang mungkin berpengaruh dalam kekerasan pada anak adalah
status perilaku anak itu sendiri.Anak yang memiliki perilaku agresif.Ciri Perilaku agresif anak
adalah anak yang mudah marah, mudah memukul lawannya, suka mencubit, ataupun emosi yang
tidak stabil.Gejala ini dapat dialami oleh anak normal atau pada anak dengan gangguan perilaku
seperti Autis dan lain-lain.
Dalam suatu penelitian oleh Aletha Stein mengungkapkan bahwa anak-anak yang
memiliki kadar agresi normal akan lebih cenderung berlaku agresif, maka mereka bertindak
keras terhadap sesama anak lain setelah menyaksikan adegan kekerasan dan meningkatkan agresi
dalam kehidupan sehari-hari dan ada kemungkinan efek ini sifatnya menetap.
Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku anak terjadi adalah :
a.
Keturunan
Dapat diartikan itu sebagai pembawaan yang merupakan karunia dari Tuhan atau disebut
juga sebagai pembawaan.
b.
Lingkungan
Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan sikap dan perilaku
individu.Pengaruh lingkungan pada individu meliputi dua sasaran yaitu adalah
lingkungan membuat wajah budaya bagi individu.
c.
Pengaruh keturunan dan lingkungan terhadap ciri-ciri perilaku
Pembawaan dan lingkungan mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia yang dimana
keduanya turut menentukan perkembangan seseorang.
2.2.5.4 Komedi
Komedi adalah adalah drama yang menghibur dan juga uatu karya yang lucu yang pada
umumnyabertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa, terutama di televisi, film,dan lawakan.
Bisa kita lihat berbagai acara di televisi pasti banyak yang menampilkan acara bergenre komedi
dan itu laris serta ratingnya tinggi. Komedi di setiap jaman memiliki bentuk dan gaya yang
berbeda-beda, tetapi satu hal yang pasti adalah komedi tumbuh sesuai kebutuhan dan situasi
sosial lingkungan dimana dirinya tumbuh dan berkembang.
Di dalam komunikasi, komedi atau biasa disebut humor sering digunakan sebagai sarana
persuasif, sebab pesan atau informasi yang disampaikan terkesan santai dan menghibur. Dengan
acara komedi, khalayak tidak merasa dijejali dengan informasi yang menjemukan, tetapi akan
lebih menyajikan hal-hal yang ringan dan lebih menghibur. Di dalam industri pertelevisian kita
sekarang ini program acara komedi sangat di gemari oleh penonton.
Sudah banyak program komedi yang ada sekarang ini, misalnya OVJ di trans 7, Oesman
77 di trans 7, YKS di trans tv, Campur-campur di Antv, Pesbukers di antv dll. Dalam program
komedi sekarang ini tidak perlu adanya skrip yang detil, cukup sinopsis per segmen atau jalan
ceritanya hanya diketahui sang dalang, para pemain hanya mengandalkan improvisasi masingmasing.
Tetapi program acara komedi sekarang ini hampir sama semua mereka kurang
memberikan edukasi yang baik bagi para penonton. Improvisasi mereka yang keluar bukannya
sesuatu yang lucu dan menghibur apalagi informatif. Justru unsur kekerasan, baik verbal
maupun dan nonverbal yang muncul.Tetapi tidak semua program komedi sekarang ini seperti itu,
contohnya OVJ dan Tetangga Masa Gitu di Net TV yang mendidik dan program komedi yang
banyak digandrungi karna tidak ada kekerasan atau kata-kata kasar di dalamnya.
Dan adapun beberapa jenis-jenis dari Komedi itu sendiri yaitu :
1. Slapstick
Slapstick adalah jenis komedi fisik yang mudah dicerna dan bermain dalam lingkup yang luas
dan mencakup tiga hal utama yaitu derita, celaka dan aniaya.
Contohnya ?
Seorang Komedian yang terjatuh dari kursi, Saling dorong ke properti yang terbuat dari
stereoform, Memasukkan benda asing ke dalam mulut, Melempar kue ke wajah seseorang.
2. Komedi Alternatif
Komedi alternatif adalah bukan jenis pengobatan bukan juga genre musik. Komedi alternatif
adalah sebuah istilah yang diciptakan di tahun 1980-an. Artinya adalah sebuah penyampaian
komedi atau humor yang menyimpang dari penyampaian komedi atau humor yang ada pada era
tertentu.
3. Komedi Observasi
Komedi hitam adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari observasi kehidupan seharihari. Aspek yang digunakan biasanya mencakup kejadian aktual dari dunia politik,
hiburan,olahraga dan lain-lain.
4. Komedi Hitam
Komedi hitam adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari observasi sisi gelap kehidupan
sehari-hari. Aspek yang digunakan biasanya mencakup kejadian aktual dari dunia politik,
hiburan,olahraga, rasisme, agama, terorisme, peperangan.
5. Komedi Biru
Warna-warni amat ya komedi itu. Salah satu warna lain dari komedi adalah komedi biru. Komedi
biru adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari observasi sisi biru kehidupan sehari-hari.
Aspek yang digunakan biasanya mencakup pembahasan seputar tema sex, libido dan tema tabu
yang berdekatan.
6. Komedi Karakter
Komedi karakter adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari kepintaran seorang
komedian dalam menciptakan sebuah karakter bertingkah polah lucu atau juga menirukan
karakter lucu seseorang.
Ciri utama dari komedi karakter adalah keunikan ekspresi seorang komedian dalam
menampilkan emosi, tingkah laku atau mimik muka yang menggelikan.
7. Komedi Cringe
Komedi cringe adalah jenis humor atau komedi yang mengandalkan kejadian canggung dan
memalukan baik mengambil contoh dari kejadian yang pernah ada atau dari kejadian yang akan
timbul dari situasi yang berkembang.
8. Komedi Hina
Sesuai namanya Komedi hina adalah jenis humor atau komedi yang memfokuskan sujeknya
dengan menghina atau merendahkan individu atau kelom
9. Komedi Properti
Sesuai namanya Komedi properti adalah jenis humor atau komedi yang banyak mengandalkan
properti dalam menampilkan kelucuan dari penampilan seorang komedian
10. Komedi Tidak Nyata
Komedi yang fondasinya terbuat dari sesuatu yang tidak nyata, tidak masuk akal, absurd, aneh
dan diluar akal sehat
11. Komedi Sketsa
Komedi singkat yang ditulis dengan skema terstruktur dan durasinya antara satu sampai sepuluh
menit. Skema yang jamak ada dalam komedi sketsa ini adalah sebuah kejadian atau tinghkah
polah yang membuat penonton terkejut dan tak menduga.
Program Pesbukers sendiri dikategorikan sebagai jenis Komedi Slapstick karena lebih
mengedepankan atau menonjolkan unsur unsur fisik di dalamnya, seperti melempar tepung ke
wajah pemainnya, menjambak rambut, mendorong pemainnya sampai terjatuh dengan sengaja,
dan lain-lain yang bersifatnya lebih kepada mencela dan membuat penderitaan.
2.2.5.5 Talent
Pada televisi kita pasti mengenal sebuah istilah "ta;ent" yang digunakan untuk
menunujukkan seseorang yang muncul atau tampil di layar televisi atau di depan kamera yang
memiliki suatu keahlian tersendiri. Talent dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a.
Performer
Performer adalah orang yang muncul atau tampil di depan kamera/layar atas nama dia
sendiri dan juga memiliki suatu keahlian. Seperti misalnya pembca berita, penyaji berita,
penyiar, pewawancara, dan juga pakar di suatu bidang (Darwanto, 2007: 183).
1.
Pembawa acara (Penyiar)
Penyiar merupakan seseorang atau lebih yang membawakan atau menyajikan suatu
berita dan juga non berita.Penyiar memiliki tugas memberikan pelayanan kepada
masyarakat (public service) dengan menyampaikan informasi yang dibutuhkan orang
banyak (pendengar).Menurut arti kataynya, penyiar adalah sesorang yang mengantar
suatu sajian (Wibowo, Fred.Teknik Produksi Program Televisi. (Yogyakarta : Pinus,
2007), hlm 122)
2.
Narasumber
Narasumber dari suatu wawancara biasanya memiliki sebuah latar belakang yang
tidak sama. Narasumber yang akan diwawancara secara garis besar dapat
digolongkan kedalam empat kelompok jika dilihat dari kepentingan yang mereka
wakili, yaitu (Morissan, 2005: 45) :
a.
Pemerintah atau penguasa
b.
Kelompok ahli atau pakar dan pengamat
c.
Orang terkenal (celebrity)
d.
Masyarakat biasa (man in the street)
b. Aktor/Aktris
Aktor/aktris merupakan orang yang memerankan tokoh tertentu dalam suatu
pertunjukan di panggung, acara televisi, atau film.Awalnya sebutan ‘aktor’ secara
eksklusif diperuntukkan bagi pemeran laki-laki, tapi istilah itu sekarang dipakai untuk
pemeran laki-laki maupun perempuan.
Di
lain
pihak,
aktor/aktris
menggambarkan
peran
khalayan
di
dalam
pemunculannya di depan kamera dan di samping itu juga mencoba untuk pula muncul di
dalam acara lainnya dalam acara variety show, talkshow, acara panggung gembira anakanak maupun juga pada acara komersil (Darwanto, 2007: 183).
2.2.5.6 Media Exposure
Menurut Rosengren, terpaan tayangan adalah penggunaan media oleh khalayak yang
meliputi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media yang
dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi atau
dengan media secara keseluruhan. Selain itu model difusi informasi juga menyatakan bahwa
salah satu saluran komunikasi yang penting adalah media massa.
Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali sehari seorang
menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian), berapa kali dalam
sebulan seorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan).
Media Exposure menurut Jalaludin Rakhmat (1989) diartikan sebagai terpaan media dan dapat
dioperasionalisasikan sebagai sebagai frekuensi individu dalam menonton Tv, film, membaca
majalah ataupun surat kabar atau mendengarkan radio. Selain itu Media exposure berusaha
mencari data audience tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi penggunaan,
maupun durasi penggunaan atau longevity.
2.2.5.7 Penonton
Penonton adalah orang yang melihat atau menyaksikan program/acara yang ada di
televisi. Penonton merupakan penikmat dari acara yang disajikan oleh stasiun tv. Penonton
sendiri sangat memiliki peran atau memiliki andil yang besar dalam menentukan programprogram di televisi, jika penonton sudah menyukai/menggemari program tersebut maka ia akan
terus untuk menontonnya dan alhasil rating dalam program tersebut akan tinggi. Maka dari itu
stasiun televisi berlomba-lomba untuk menyajikan tayangan/program yang sedang digemari oleh
penonton di manapun berada.Sebuah program acara televisi membutuhkan penonton untuk
meninggikan rating, dan rating digunakan sebagai alat penarik para pengiklan. Jika tidak ada
penonton, maka tidak akan tercipta rating yang tinggi dan otomatis tidak ada pengiklan.
2.2.5.8 Teori S-O-R
Teori S-O-R lahir pada tahun 1930-an, teori dengan model klasik komunikasi yang
banyak mendapat pengaruh teori psikologi. Teori S-O-R tersebut merupakan singkatan dari
Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama
yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen berikut ini : sikap, opini, perilaku,
kognisi afeksi dan konasi.
Menurut stimulus response, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara
pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah sebagai berikut :
1.
Pesan (stimulus, S)
2.
Komunikan (organism, O)
3.
Efek (Response, R)
Stimulus atau pesan yang diterima oleh komunikan melalui media, salah satunya yaitu
media televisi diterima oleh organism atau komunikan yang kemudian menimbulkan suatu
response atau efek. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa efek-efek dari penerimaan pesan
yang terjadi pada komunikan antara lain mengubah opini, perilaku, kognisi, afeksi dan juga
konasi.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau
mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses
berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses
berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk
mengubah sikap.(Effendy, 2003).
Maka penulis simpulkan sesuai dengan teori yang telah dijelaskan diatas, stimulus dalam
penelitian ini adalah program Pesbukers ANTV yang memberikan pengaruh yang besar terhadap
adegan kekerasan yang ada di dalam tayangan tersebut terhadap anak-anak yang banyak
menyaksikan program/tayangan Pesbukers
tersebut. Organism dalam penelitian ini adalah
khalayak di sekolah SMPN 12 Bekasi. Sedangkan response yang akan diteliti pada penelitian ini
adalah keinginan terhadap anak untuk meniru adegan kekerasan dalam tayangan tersebut.
2.2.5.9 Teori Uses and Effect
Menurut (Sendjaja, 2002: 5. 41), teori uses and effect pertama kali dikemukakan Sven
Windahl (1979), merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori
tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau
pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan
jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.
Penggunaan media dapat memiliki banyak arti.Ini dapat berarti exposure yang semata-mata
menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi
suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat
dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua.Misalnya, bagaimana media itu
digunakan dan menimbulkan efek atas penggunaan media tersebut sebagai sumber informasi.
2.2.5.10 Konsep Produksi Televisi
Produksi televisi adalah suatu proses kreatif yang melibatkan penggunaan peralatanperalatan yang rumit dan koordinasi sekelompok individu yang mempunyai kepekaan estetis dan
kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada penonton. Di bagian
manapun kita berperan, harus kita sadari bahwa proses produksi televisi adalah suatu team work.
Bahkan dengan hanya sebuah camera praktis sekalipun, kita masih membutuhkan bantuan orang
lain untuk memegang microphone, lampu, atau alat yang lain. Supaya kita memperoleh hasil
yang maksimal.Lebih banyak peralatan yang kita gunakan, lebih banyak orang yang ambil
bagian dan tanggung jawab terhadap peralatan-peralatan tersebut.Agar hasilnya bisa menjadi
lebih maksimal. Jadi tugas utama dalam produksi televisi adalah bekerja dengan orang lain, baik
yang berada di depan camera (aktor, aktris, presenter) ataupun yang berada di belakang layar itu
sendiri (crew produksi, teknisi, sutradara, dll)
2.2.5.11 Strategi Penyiaran Program
Head –Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televis memiliki sejumlah strategi
dalam upaya menarik penonton untuk masuk ke stasiun sendiri dan menahan penonton yang
sudah ada untuk tidak pindah saluran tv, yaitu:
1.
Head to Head
Suatu program yang menarik audience yang sama sebagaimana audience yang dimiliki
satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba
menarik audience yang tengah menonton program televisi saingan tersebut untuk pindah
ke stasiun televisi sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan stasiun
tersebut.
2.
Program Tandingan
Merupakan strategi untuk merebut audience yang berada di stasiun tv saingan untuk
pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya
tarik berbeda untuk menarik audience yang belum terpenuhi kebutuhannya.
3.
Bloking Program
Dimana audience dipertahankan untuk tidak pindah ke saluran tv dengan menyajikan
acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. Misalnya menyajikan program sinetron
atau drama komedi sepanjang malam.
4.
Pendahuluan Kuat
Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audience dengan menyajikan program
yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita
lokal atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau
11.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional.
5.
Strategi Buaian
Ini strategi untuk membangun audience pada suatu acara baru atau meningkatkan jumlah
audience atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas.Caranya
adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program
unggulan.
6.
Penghalangan
Dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. Misalnya, menyajikan
suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang.
7.
Strategi Lainnya
Adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya
yang sekarang. Stasiun televisi yang akan menayangkan program unggulan sebaiknya
memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audience misalnya pada saat prime time.
2.2.5.12 Keinginan
Dalam filsafat, keinginan adalah suatu ketegangan menuju pertimbangan akhir yang
dilakukan oleh seseorang demi mencapai kepuasan sumber kepuasan. Keinginan ini cendrung
dilakukan saat sadar, kadang-kadang sadar atau ditekan. Ketika sadar, keinginan merupakan
sikap mental yang menyertai representasi dari tatanan yang diharapkan, yang berisi mental yang
sama.
Sebagai bagian keinginan appetitive dibedakan dari kebutuhan fisiologis atau psikologis yang
menyertai
sebagai
komponen
afektif
dari
fisiologis
atau
psikologis.
Sementara keinginan umumnya dikategorikan sebagai emosi, psikolog sering menggambarkan
keinginan berbeda dari emosi; psikolog cenderung berpendapat bahwa keinginan yang timbul
dari struktur tubuh, seperti kebutuhan perut untuk makanan, sedangkan emosi timbul dari kondisi
mental seseorang.
Pemasaran dan periklanan perusahaan telah menggunakan penelitian psikologis tentang
bagaimana keinginan dirangsang untuk menemukan cara yang lebih efektif untuk mendorong
konsumen untuk membeli produk atau jasa. Sementara beberapa iklan mencoba untuk
memberikan pembeli dengan memberikan rasa kurang atau ingin, jenis lain dari iklan membuat
keinginan membeli / meniru produk dengan atribut yang diinginkan, baik dengan menampilkan
selebriti atau model dengan produk.
2.2.5.13 Teori Sikap dan Perilaku
Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan
lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua,
yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku :
Pengetahuan (knowledge)
Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga). Dengan
sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi
dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (know): Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2. Memahami (comprehension): Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut.
3. Aplikasi (application): Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi yang lain.
4. Analisis (analysis): Analisis adalah kemampuan seseorang menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen - komponen yang terdapat
dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang
sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atas objek tersebut.
5. Sintesis (synthesis): Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan adalam suatu hubungan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation): Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
7. Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan dan diingat.
Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk pendidikan formal/non formal,
percakapan harian, membaca, mendengar radio, menonton televisi dan dari pengalaman
hidup lainnya. Pengetahuan merupakan fungsi dari sikap. Menurut fungsi ini manusia
mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk
mengorganisir pengalamannya (Simon-Morton, 1995). Hasil penelitian Zaini (1998)
menyebutkan bahwa faktor pengetahuan pada ibu rumah tangga mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk demam berdarah.
Teori Sikap (attitude)
Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi yang masih tertutup,
tidak dapat dilihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan pada perilaku yang nampak.
Sikap dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu diikuti dengan
kecenderungan untuk melakukan tindakan sesuai dengan objek. Azwar (2005)
mengatakan bahwa sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh
langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut lebih berupa
predisposisi perilaku yang akan direalisasikan apabila kondisi dan situasi memungkinkan.
Menurut Notoatmodjo (2005), sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana
keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian
(terkandung di dalam faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap merupakan komponen yang mendahului
tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau
berperilaku terbuka.
Sikap sosial terbentuk oleh adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi
sosial terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu
yang lain. Dalam interaksi ini individu membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologis
yang dihadapinya.
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi,
kebudayaan orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan
dan lembaga agama serta faktor emosi dari diri individu. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan
menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan
dan pengalaman. Faktor eksternal meliputi media massa, institusi pendidikan, institusi agama
danmasyarakat(Azwar,2005).
Tindakan atau Prakek (Practice)
Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan,
sebab untuk mewujudkan tindakan perlu faktor lain, yaitu adanya fasilitas atau sarana dan
prasarana sebagai mediator agar sikap dapat meningkat menjadi tindakan. Fishbein dan Ajzen
(1988), berdasarkan teori tindakan beralasan (Theory of Reasond Action), menyatakan bahwa
sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang diteliti dan
beralasan dan dampaknya terbatas pada tiga hal, yaitu: pertama, perilaku tidak banyak ditentukan
oleh sikap umum tetapi oleh sikap spesifik terhadap sesuatu; kedua, perilaku tidak hanya
dipengaruhi oleh sikap spesifik tetapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan
seseorang terhadap yang inginkan orang lain agar ia berprilaku; ketiga, sikap terhadap suatu
perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku
tertentu.
2.3
Kerangka Pemikiran
Variabel X
-
Dimensi Konten diambil dari konsep Program Acara Komedi yang ada di Bab 2, karena
program Pesbukers merupakan program acara komedi hiburan yang di dalamnya terdapat
beberapa segmen-segmen yang bervariasi dan setiap harinya memiliki tema yang
berbeda-beda.
-
Dimensi Talent diambil dari penjelasan konsep Talent itu sendiri yang ada di Bab 2,
karena pemain/talent/artis dalam program Pesbukers sangat berpengaruh dan memiliki
peran penting dalam kesuksesan program tersebut.
Variabel Y
-
Dimensi Afektif, Kognif dan Behavior pada variabel Y mengambil dari teori S-O- R (
Stimulus,Organism,Respons ) yang ada di Bab 2.
Terpaan
Keinginan Anak
Media
Untuk
Meniru
(X)
(Y)
2.4 Operasionalisasi Konsep
Tabel 2.3
Variabel ( X )
Dimensi
Indikator
Terpaan
Program:
1.Tayangan Pesbukers
Media
Konten
menampilkan hal-hal yang
Skala Pengukuran
Likert
berkaitan dengan gaya
pergaulan remaja zaman
sekarang.
2.Tayangan Pesbukers
sangat menarik
3.Alur cerita pada tema-
4. Sangat setuju, 4.
tema pada tayangan
Setuju, 3. Kurang
Pesbukers membuat saya
Setuju, 2. Tidak
masuk dalam suasana.
Setuju, 1. Sangat
tidak setuju.
4.Tayangan Pesbukers di
setiap episodenya memiliki
tema-tema yang bagus dan
menarik.
5.Pesbukers selalu
memberikan hiburan yang
sangat menghibur saya.
Program:
1.Pemeran/talent dalam
Talent
tayangan Pesbukers
Likert
adalah idola saya.
2.Menonton Pesbukers
hanya ingin melihat
talent/artisnya saja.
3.Olga selalu berkata
kasar/menyakitkan.
5. Sangat setuju, 4.
Setuju, 3. Kurang
4.Menyukai pantun-pantun
Setuju, 2. Tidak
yang dikeluarkan Oppie
Setuju, 1. Sangat
Kumis.
tidak setuju.
5.Sapri yang selalu
dianiyaya/menjadi bulanbulanan pemain yang lain.
Tabel 2.4
Variabel ( Y )
Dimensi
Indikator
Keinginan Anak Kognitif
1.Saya selalu menyaksikan
Untuk meniru
tayangan pesbukers
( Pengetahuan )
2.Saya sering
membicarakan tayangan
Pesbukers bersama
teman-teman saya.
Skala Pengukuran
Likert
5. Sangat setuju, 4.
3.Saya hafal pemain dan
Setuju,
3.
topik dalam program
Setuju,
Pesbukers .
Setuju, 1. Sangat tidak
2.
Kurang
Tidak
setuju.
4.Saya selalu menyaksikan
acara Pesbukers sampai
habis.
5.Saya selalu ingat hari
dan jam tayangan
Pesbukers .
Afektif
1.Saya memiliki keinginan
( Perasaan )
untuk meniru adegan-
Likert
adegan dalam tayangan
Pesbukers .
2.Saya sering mengasihani
pemain dalam tayangan
Pesbukers apabila
menjadi bahan olokan.
3.Saya senang jika ada
5. Sangat setuju, 4.
pemain yang dikerjai dan
Setuju,
dilempar tepung/cream
Setuju,
dan lain-lain.
Setuju, 1. Sangat tidak
setuju.
4.Saya marah apabila ada
orang yang menggangu
saya jika sedang menonton
Pesbukers .
3.
2.
Kurang
Tidak
Behavior
1.Saya sering meniru
( Perilaku )
adegan dalam tayangan
Likert
Pesbukers tersebut.
2.Saya mengajak temanteman untuk menonton
tayangan Pesbukers .
5. Sangat setuju, 4.
Setuju,
3.
2.
Kurang
3.Saya selalu berada di
Setuju,
Tidak
depan Televisi sebelum
Setuju, 1. Sangat tidak
tayangan Pesbukers
setuju.
mulai.
4.Saya selalu meniru katakata yang pemain ucapkan
atau lelucon-lelucon yang
baru.
2.5 Perumusan Hipotesis
Menurut Nazir, M. (2009 : 182), hipotesis merupakan tidak lain dari jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis
menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis itu sendiri
adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran yang sebagaimana
adanya, pada saat sementara dikenal dan merupakan hasil dasar kerja serta dari panduan dalam
verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang
kompleks.
Nazir, M. (2009 : 185) menyatakan bahwa dengan melihat cara seorang peneliti
menyusun pernyataan dalam hipotesisnya. Hipotesis dapat juga kita bedakan antara hipotesis
kerja dan nol. Hipotesis nol, yang mula-mula atau pertama kali diperkenalkan oleh bapak
statistika Fischer, diformulasikan ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nol ini, selalu ada
implikasi “tidak ada beda”. Implikasi alternatif didalamnya. Hipotesis kerja biasanya diuji untuk
diterima.
Download