BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of Art) Tabel 2.1 Peneliti Judul Teori Metodologi Hasil Andhika Pengaruh perilaku 1. komunikasi massa 1.kuantitatif 1. hubungan variabel Perwira, agresif 2. regresi perilaku (2011) menggunakan dengan 2. media massa 3. program acara tv agresif dengan property dalam 4. artistik program komedi 5. komedi property dan variabel terhadap agresif 6. konsep perilaku perilaku agresif khalayak remaja 7. media exposure khalayak remaja awal di SMP 8. teori kultivasi menggunakan awal adalah cukup Tarsisius 2 Jakarta kuat, searah Barat. (Studi kasus signifikan. dan program opera van java trans 7) 2. variabel perilaku agresif dengan menggunakan property (x) berpengaruh sebesar 7,783% terhadap variabel perilaku agresif remaja awal di SMP tarsisius 2 jakarta barat, sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang diteliti lebih lanjut oleh penulis. Victorius, Persepsi 1. konsep 1.kuantitatif (2012) masyarakat tentang komunikasi massa 2. survey -pada dimensi presenter rata rata Bukan Empat Mata - fungsi komunikasi responden menjawab di Trans 7 (studi massa adalah 3,7 hal ini deskriptif penonton -karakteristik berarti berada pada remaja) komunikasi massa kategori remaja. 2. konsep Tv - - karakteristik tv jawaban - fungsi tv 3,7 hal ini dalam 3. program tayangan kategori remaja bukan 4 mata - pada waktu siar 4. teori persepsi responden menjawab 5 teori S-O-R 3,8 hal ini pada segmen responden 6. kerangka teori Dikategorikan setuju S-O-R bukan 4 mata - tayangan ini masih memiliki kualitas dari berbagai segi seperti topik yang disajikan tiap harinya dan presenter yang menarik Fauziah Persepsi penonton 1.Komunikasi massa 1.kuantitatif 1. Penonton program Yaman, terhadap perilaku 2. regresi “Pesbukers ” baik itu (2013) Kekerasan 2. media massa dalam 3. jenis program tv laki-laki maupun program Pesbukers 4. format program tv perempuan di antv jakarta. 5. presenter menganggap 6. penonton program 7. persepsi menampilkan 8. teori S-O-R lawakan kasar, dan 9. model analisis sering kali 10. perilsku agresif bersifat mencela. Hal ini tersebut dapat ditunjukkan dari hasil responden yang menilai para pemain program Pesbukers sering mencela pada saat siaran sebanyak responden Ini semua 100 (100%). dapat memberikan efek negatif bagi penonton program “Pesbukers ”. 2. Program ini menjadi program hiburan yang disukai, meskipun dengan sadar para penonton mengetahui perilaku presenternya masuk dalam kategori tidak terpuji. 3. Adanya terkenal artis membuat program “Pesbukers ” mempunyai nilai lebih dimata khalayak. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil responden yang menilai bahwa 42 responden (42%) menyukai program Pesbuker karena para pemainnya merupakan yang artis terkenal. Selanjutnya, artis- artis tersebut sering membuka permasalahan pribadinya, yang mana itu merupakan tarik daya untuk menambah nilai jual. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil responden yang menilai bahwa para pemain program “Pesbukers ” sering membuka pribadi masalah sesama pemain sebanyak 88 responden (88%) 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori-teori Dasar/Umum Pada teori dasar/umum ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan topik skripsi peneliti, yaitu “Dampak Adegan Kekerasan dalam tayangan Pesbukers ANTV terhadap keinginan anak untuk meniru” peneliti membahas teori-teori dasar atau umum menurut para ahli ataupun dari pakar-pakar tertentu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan topik penulis, juga menjadi acuan terhadap metodologi yang akan digunakan. 2.2.1.1 Komunikasi Komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi makhluk sosial. Seseorang tidak pernah tidak melakukan suatu komunikasi, karena itu komunikasi menyangkut suatu pesan yang mengalir dari satu orang kepada orang lain. Komunikasi berguna untuk membangun relasi atau hubungan dengan orang lain. Komunikasi juga merupakan media untuk mengungkapkan apa yang sedang kita inginkan atau kita rasakan, agar orang mengerti dan mengetahui keinginan atau maksud kita. Maka itu diperlukan adanya komunikasi, baik itu komunikasi dengan lisan / tulisan / bahasa tubuh / komunikasi yang lainnya. Karena dengan berkomunikasi pengetahuan kita menjadi lebih bertambah. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya jika tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982) 2.2.1.2 Definisi Komunikasi Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan atau hubungan.Karena untuk melakukan communio diperlukan usaha dan kerja. Kata communio dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan (Hardjana, 2003). Komunikasi merupakan suatu proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, memang komunikasi itu sendiri terjadi secara lisan atau verbal. Longman Dictionary of Contemporary English memberikan definisi sebuah kata dari communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan sebuah perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain (to make opinions, feelings, information etc, known or understood by others) Dennis Murphy dalam bukunya Better Business Communication sebagaimana dikutip oleh Wursanto (1994) dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor, mengatakan, “Communication is the whole process used to reach other minds” (komunikasi adalah seluruh proses yang digunakan untuk mencapai pikiranpikiran orang lain). Adapun menurut Harwood, “Communication is more technically defined as a process for conduction the memories” (komunikasi didefinisikan secara lebih teknis sebagai sesuatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan-ingatan). Dapat disimpulkan dari semua definisi-definisi diatas bahwa komunikasi adalah kata yang mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan membujuk, mengajar dan negosiasi. Dan juga harus diketahui proses dari komunikasi itu sendiri dimulai dari adanya pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Komunikasi juga tidak hanya berupa proses penyampaian dan penerimaan informasi saja, tetapi juga memiliki peran dan fungsi sebagai proses membangun hubungan antara perilaku komunikasi. 2.2.2 Komunikasi Massa 2.2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata dari media of mass communication (media komunikasi massa). Komunikasi massa sendiri berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication yang artinya adalah komunikasi dengan media massa. Komunikasi massa menurut para ahli, salah satunya adalah Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa “Komunikasi Massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat di terima secara serentak dan sesaat” Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses dalam menyampaikan dan membuat sebuah pesan yang disampaikan kepada khalayak melalui suatu organisasi. Pesan tersebut dapat kita sampaikan secara serempak dan pesan tersebut tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri dan khalayak dapat menerima pesan tersebut dengan baik. 2.2.2.2 Ciri Komunikasi Massa 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Yang artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud adalah menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana yang kita tahu bahwa sistem itu adalah sekelompok orang dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat suatu keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan menjadi saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan tersebut menjadi sumber informasi. Dan juga Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena elemen utama dari komunikasi massa adalah media massa itu sendiri. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan kerjasama dengan beberapa orang. 2. Komunikan dalam komunikasi bersifat heterogen Komunikan dalam komunikasi bersifat heterogen/beragam memiliki arti bahwa penonton televisi memiliki beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama/kepercayaan yang beragam pula, namun mereka adalah komunikan televisi.Misalnya, ada acara pertandingan sepak bola Liga Seri A di indosiar, anda jangan membayangkan bahwa anda sendirilah yang hanya menonton pertandingan sepak bola tersebut. Mereka yang terjangkau radius siaran tersebut dan memiliki waktu/berkesempatan untuk menontonnya mereka mempunyai peluang yang sama untuk menontonnya. Teman anda yang diluar pulau jawa pun bisa menontonnya. 3. Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu saja. Pesan-pesan yang disampaikannya pun tidak boleh bersifat khusus.Khusus di sini artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.Misalnya contoh acara film kartun Doraemon atau Sinchan di televisi, dia acara ini memang dikhususkan untuk anak-anak.Namun, orang tua dan remaja pun bisa menikmatinya.Artinya masyarakat umum bisa menikmati acara tertentu.Umum disini juga maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan film kartun tersebut bisa ditangkap tidak hanya oleh anak-anak tetapi juga oleh remaja dan orang dewasa. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah Dalam media cetak seperti koran, majalah komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respons terhadap komunikatornya atau media massa yang bersangkutan. Contoh, misalnya anda sebelum berangkat ke kantor anda menyempatkan diri untuk membaca koran terlebih dahulu dan ada beberapa berita menarik yang menyita perhatian anda. Di dalam koran tersebut diberitakan perseteruan/perkelahian antara Julia Perez dengan Dewi Persik yang sedang memanas akhir-akhir ini. Mereka berdua bertengkar dan saling mencakar, menjambak dll.Di sebelahnya dimuat beberapa tanggapan dari para artis, masyarakat sampai tokoh politik terhadap kasus ini. Ketika anda membaca koran tersebut komunikasi yang berlangsung adalah satu arah yaitu dari media massa (koran) ke anda dan tidak sebaliknya. Berbeda hal nya ketika kita melakukan komunikasi tatap muka, ketika teman kantor anda membahas tentang kasus Jupe dan Depe ini saat itu terjadi komunikasi dua arah dari kita ke teman dan sebaliknya. 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri komunikasi massa adalah komunikasi massa yang menimbulam keserempakan. Bahwa dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak dalam arti khalayak bisa menikmati media massa tersebut secara hampir bersamaan. Misalnya saat kita menonton Piala Dunia acara tersebut dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia. 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Televisi tidak akan lepas dari pemancar. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran proses pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi ini. Bahkan saat ini televisi sudah sering melakukan siaran langsung (live) dan bahkan siaran yang direkam (recorded). 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper Gatekeeper atau yang sering dosebut dengan palang pintu/penjaga gawamg adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi dan mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah untuk dipahami. 2.2.2.3 Fungsi-Fungsi Komunikasi Massa Sementara itu menurut Alexis S Tan (nurudin, 2013:64-65) fungsi komunikasi bisa beroperasi dalam empat hal. Meskipun secara eksplisit ia tidak mengatakan komunikasi massa, tetapi ketika ia menyebutkan bahwa penerima pesan dalam komunikasi bisa kumpulan orang atau disebut dengan mass audience, sedangkan pengirim pesan atau komunikatornya termasuk kelompok orang itu dapat dijadikan sebuah bukti bahwa fungsi yang dimaksud adalah merupakan fungsi dari komunikasi massa. Fungsi komunikasi massa menurut Alexis S. Tan adalah: Tabel 2.2 NO Tujuan Komunikator Tujuan Komunikan (penjaga sistem) (menyesuaikan diri pada sistem pemuasan kebutuhan) 1 Memberi Informasi Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan. 2 Mendidik Memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari tingkah laku yang cocok dalam masyarakat. 3 Mempersuasi Memberi keputusan, tingkah laku dan aturan yang cocok agar diterima masyarakatnya. 4 Menyenangkan, memuaskan Menghibur dan mengalihkan perhatian dari kebutuhan masalah yang dihadapi. informasi 2.2.3 Media Massa 2.2.3.1 Pengertian Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. ( Cangara, 2003 ) 2.2.3.2 Jenis-Jenis Media Massa Media massa telah menjadi sumber dominan bagi setiap individu untuk memperoleh gambaran realita sosial. Selain informasi dan edukasi media juga berfungsi sebagai hiburan dan juga sebagai kontrol sosial. Media massa pada dasarnya terbagi menjadi dua kategori, yaitu: media konvensional dan juga media elektronik. 1. Media Konvensional Media konvensional merupakan media cetak, seperti koran, majalah, poster, buletin dan lain-lain. Fungsi yang paling menonjol pada media cetak adalah informasi. 2. Media elektronik Media elektronik merupakan media massa yang menggunakan alat elektronik, yaitu: a) Radio Radio memulai perkembangan siarannya lebih awal dari televisi. Radio bersifat auditif dengan mengandalkan kemampuan suara dan bunyi. Walaupun hanya bersifat auditif, radio memiliki pendengarnya sendiri karena pendekatan radio terhadap pendengarnya terjadi secara dekat dan personal. b) Televisi Televisi merupakan media telekomunikasi yang digunakan sebagai memancarkan dan menerima gambar bergerak beserta suara. Maka televisi diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. c) Internet Internet merupakan media massa elektronik yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Internet adalah jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969. Dengan internet kita dapat melakukan komunikasi jarak jauh yang tidak terhingga. Jumlah pengguna internet sekarang sangatlah besar dan semakin berkembang. Internet telah menjadi media massa yang sangat memiliki pengaruh bagi siapapun. 2.2.4 Televisi 2.2.4.1 Pengertian Televisi Televisi merupakan media elektronik yang paling sempurna dan mempunyai efek yang paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media elektronik lainnya seperti radio, karena televisi merupakan media audiovisual yang bersifat informatif, penuh dengan berbagai hiburan, pendidikan, dan juga alat kontrol sosial. Televisi adalah media yang sangat luas dikonsumsi masyarakat, tidak mengenal gender, usia, status sosial dan lain-lain semuanya bisa menikmati televisi. Dengan kesempurnaan teknologi yang ada di televisi, televisi mampu menjadi media penyiaran yang paling diminati oleh masyarakat luas pada saat ini dibanding dengan media lainnya seperti radio, majalah, koran, dan media lainnya. Masyarakat tidak akan bisa hidup tanpa adanya televisi. Televisi pada saat ini merupakan salah satu sarana media yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena memang manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya televisi, dimanapun kita berada pasti yang pertama kita cari adalah televisi. Dari media televisi masyarakat mendapatkan sebagian dari kebutuhan hidupnya yaitu, informasi, hiburan, pengetahuan, pendidikan dan lain sebagainya. Pengertian televisi menurut beberapa para ahli adalah : - Menurut (Ilham Z, 2010:255) Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv. - Menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. 2.2.4.2 Karakteristik Televisi Berikut ini adalah karakteristik televisimenurut Riswandi, (2009:5), televisi memiliki karakteristik, antara lain: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dapat di dengar (audio) dan di lihat (visual), karena sifat audiovisual ini, selain kata-kata televisi juga menampilkan informasi-informasi yang disertai gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa. 2. Berpikir dalam gambar Ada 2 tahap yang dilakukan dalam proses ini, pertama: visualisasi, yaitu menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar. lalu penggambaran, yaitu kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoprasian atau cara kerja yang kompleks Dibandingkan dengan media radio, pengoprasian atau cara kerja yang kompleks karena lebih banyak melibatkan orang. 2.2.4.3 Jenis-Jenis Program Televisi Televisi memiliki berbagai jenis program di dalamnya. Televisi semakin hari semakin berlomba lomba-lomba dalam menciptakan program-program yang bisa menjadi unggulan mereka dan tidak pernah ada habisnya. Selama24 jam hampir setiap hari televisi menayangkan rangkaian program mereka yang dapat disaksikan jutaan pasang mata. Tayangan program di televisi sekaramg semakin beragam , tetapi sekarang rata-rata acara program di televisi lebih banyak menayangkan program hiburan sehingga mampu mengusir stress disaat jenuh. Jenis-jenis program acara televisi meliputi : Program acara anak-anak yang memang dikhususkan untuk anak-anak dan mengandung edukasi dan pesan moral di dalamnya, Program acara mengenai Hobby yang membahas mengenai seluk beluk hobby yang sedang kita gemari misalnya acara travelling, petualangan, masak-masak dll, Program acara Reality Show merupakan suatu acara hiburan yang memperlihatkan realita kehidupan dan semestinya tidak dibuat-buat atau di rekayasa. Sebagai contoh program Uang Kaget, Termehek-Mehek, Playboy Kabel, Tukar Nasib, Jika Aku Menjadi dll, Program acara Musik yang pastinya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan musik program musik saat ini yang cukup banyak digemari adalah Program Inbox di Sctv dan Dahsyat di Rcti. 2.2.5 Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas 2.2.5.1 Hubungan Adegan Kekerasan di Televisi Terhadap Keinginan Anak Untuk Meniru Televisi seringkali menimbulkan kecemasan bagi orangtua yang anaknya masih kecil. Cemas kalau anak jadi malas belajar karena kebanyakan nonton televisi, cemas kalau anak meniru katakata dan adegan-adegan tertentu, cemas mata anak jadi rusak (minus), dan cemas anak menjadi lebih agresif karena terpengaruh banyaknya adegan kekerasan di televisi. Namun demikian harus diakui bahwa kebutuhan untuk mendapatkan hiburan, pengetahuan dan informasi secara mudah melalui televisi juga tidak dapat dihindarkan. Televisi, selain selalu tersedia dan amat mudah diakses, juga menyuguhkan banyak sekali pilihan, ada sederet acara dari tiap stasiun televisi, tinggal bagaimana pemirsa memilih acara yang dibutuhkan, disukai dan sesuai dengan selera. Sehingga walaupun semua orang mungkin sudah tahu akan dampak negatif yang bisa ditimbulkannya, keberadaan televisi tetap saja dipertahankan. Kecemasan orangtua terhadap dampak menonton televisi bagi anak-anak memang sangat beralasan, mengingat bahwa banyak penelitian menunjukkan televisi memang memiliki banyak pengaruh baik negatif maupun positif. Misalnya penelitian yang dilakukan Liebert dan Baron, menunjukkan hasil: anak yang menonton program televisi yang menampilkan adegan kekerasan memiliki keinginan lebih untuk berbuat kekerasan terhadap anak lain, dibandingkan dengan anak yang menonton program netral (tidak mengandung unsur kekerasan). Dalam benak banyak orang dewasa, film-film kartun dan film-film robot dianggap merupakan film anak-anak dan cocok dikonsumsi oleh mereka karena format penyajiannya disesuaikan dengan perkembangan anak-anak. Benarkah demikian? Jawabnya tidak semua filmfilm tersebut cocok dikonsumsi anak-anak. Contohnya Bart Simpson dan Crayon Sinchan yang cukup populer di Indonesia, sebenarnya tidak cocok untuk anak-anak, karena bercerita dalam bahasa yang kasar dan tingkah laku urakan. Tetapi diawal kemunculannya, orangtua membiarkan kedua film tersebut ditonton oleh anak-anak karena format penyajian dan jam tayangnya yang pas dengan waktu anak menonton televisi. Setelah berjalan beberapa lama barulah orangtua menyadari kalau tontonan tersebut tidak cocok dan ramai-ramai mengajukan protes kepada stasiun televisi. Akhirnya kemudian film tersebut diberi keterangan bukan untuk konsumsi anak-anak. Kalau ingin lebih diteliti, sebenarnya banyak film "anak-anak" yang justru menampilkan adegan kekerasan dan kata-kata yang kasar (meski tidak sekasar film dewasa sih), walaupun banyak juga terdapat adegan-adegan kebaikan (karena biasanya film-film tersebut bercerita tentang pertentangan antara kebaikan dan kejahatan). Contoh film-film yang memiliki kedua unsur tersebut adalah filmPopeye the Sailor Man, Batman & Robin, Power Puff Girls, Power Ranger dan Saras 008. Film-film ini sangat populer di dalam dunia anak-anak kita sehingga seringkali menjadi model yang ditiru oleh anak-anak. Meskipun mengandung adegan kekerasan, namun film-film ini sepertinya tidak menimbulkan kecemasan bagi orangtua, karena para orangtua sampai sekarang merasa aman meninggalkan anak-anak ketika menonton film-film ini Tayangan yang menggambarkan kekerasan seperti film action, sinetron, dan lain-lain mempengaruhi perilaku anak untuk bersikap agresif, meniru seperti memaki, memukul, menodorong, menjambak dan sebagainya. Anak tidak akan melakukan imitasi secara sembarang. Mereka lebih sering meniru orang tertentu dibanding meniru orang lain. Semakin penting, berkuasa, berhasil, dan mirip seseorang, semakin besar kemungkinan seseorang anak menirunya. Televisi sebagai salah satu model yang menarik untuk ditiru. Kiranya dampak penayangan film-film kekerasan di televisi sudah saatnya diwaspadai sebagai salah satu penyebab tindak agresi di masyarakat. Walaupun pengaruh televisi tidak langsung, namun pengakumulasian stimulus dapat menjadi bom waktu yang setiap saat dapat meledak. Adalah bijaksana jika kita mengantisipasinyasejakawal. Selain televisi, orang tua juga merupakan salah satu model yang menarik untuk ditiru, maka sebaiknya orang tua tidak memperlihatkan tindakan-tindakan agresif di hadapan anak, misalnya memaki, mendorong, memukul, bahkan bertengkar dengan orang lain. Jika tindakan semacam ini sudah kebiasaan orang tua, maka kelak anak akan melakukan tindakan agrsif sebagai hal yang sudah biasa dan dibawa dalam kehidupan sosialnya dengan orang lain. Banyak peneliti yang menyoroti pengaruh televisi terhadap anak-anak. Salah satu diantaranya adalah Andrew Meltzoff dalam Mazdalifah (1999, hal: 21) menyatakan, pada usia awal, televisi memandu tindakan anak kepada perilaku nyata, anak akan meniru dan melakukan apa yang mereka lihat. Dua sampai enam tahun anak belum bias mengevaluasi pesan yang mereka terima dari media. Mereka secara sederhana menerima apa saja yang mereka lihat, dan menganggapnya sebagai tindakan biasa. Anak-anak belum dapat membedakan kenyataan dan khayalan sampai pada usia lima atau enam tahun. Usia enam sampai dua belas tahun mereka meniru apa yang mereka dengar dan lihat tanpa mengerti penuh apa konsekwensinya bila mereka melakukan tindakan itu. Hal penting lainnya adalah cara berfikir anak yang berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak cenderung belum dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk, cenderung beranggapan bahwa apa yang tampil di televisi adalah hal yang sebenarnya yang terjadi dlam dunia nyata. Sebagai contoh : jika anak menyaksikan seorang tokoh Superhero mampu terbang, maka dalam benak anak beranggapan hal tersebut benar adanya. Bahwa orang mampu terbang melayang di udara. Kondisi seperti ini yang patut mendapat perhatian dari semua kalangan. Kiranya penayangan film-film yang mengandung unsur kekerasan lebih memperhatikan jam tayang dan disesuaikan dengan konsumsi usia anak. Orang tua juga sebaiknya mendampingi anak saat menonton televisi. Dengan begitu orang tua dapat langsung memberikan penjelasan yang bijaksana saat muncul pertanyaan dari anak. Mengenai jam tayang, sebaiknya dibentuk forum pemirsa yang dapat memberikan masukan kepada pihak televisi mengenai alokasi waktu yang sesuai untuk anak-anak. 2.2.5.2 Perilaku Anak Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut Saifuddin Anwar, perilaku adalah ekspresi sikap seseorang yang terbentuk karena berbagai tekanan. Sedangkan menurut Bimo Walgito, perilaku adalah aktifitas yang ada pada diri individu yang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi karena adanya stimulus eksternal maupun internal. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah suatu cerminan yang nyata dalam sikap, perbuatan, dan kata-kata sebagai suatu reaksi seseorang yang muncul karena disebabkan oleh pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan dari lingkungannya. 2.2.5.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Perilaku Anak Faktor yang terpenting yang mungkin berpengaruh dalam kekerasan pada anak adalah status perilaku anak itu sendiri.Anak yang memiliki perilaku agresif.Ciri Perilaku agresif anak adalah anak yang mudah marah, mudah memukul lawannya, suka mencubit, ataupun emosi yang tidak stabil.Gejala ini dapat dialami oleh anak normal atau pada anak dengan gangguan perilaku seperti Autis dan lain-lain. Dalam suatu penelitian oleh Aletha Stein mengungkapkan bahwa anak-anak yang memiliki kadar agresi normal akan lebih cenderung berlaku agresif, maka mereka bertindak keras terhadap sesama anak lain setelah menyaksikan adegan kekerasan dan meningkatkan agresi dalam kehidupan sehari-hari dan ada kemungkinan efek ini sifatnya menetap. Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku anak terjadi adalah : a. Keturunan Dapat diartikan itu sebagai pembawaan yang merupakan karunia dari Tuhan atau disebut juga sebagai pembawaan. b. Lingkungan Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan sikap dan perilaku individu.Pengaruh lingkungan pada individu meliputi dua sasaran yaitu adalah lingkungan membuat wajah budaya bagi individu. c. Pengaruh keturunan dan lingkungan terhadap ciri-ciri perilaku Pembawaan dan lingkungan mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia yang dimana keduanya turut menentukan perkembangan seseorang. 2.2.5.4 Komedi Komedi adalah adalah drama yang menghibur dan juga uatu karya yang lucu yang pada umumnyabertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa, terutama di televisi, film,dan lawakan. Bisa kita lihat berbagai acara di televisi pasti banyak yang menampilkan acara bergenre komedi dan itu laris serta ratingnya tinggi. Komedi di setiap jaman memiliki bentuk dan gaya yang berbeda-beda, tetapi satu hal yang pasti adalah komedi tumbuh sesuai kebutuhan dan situasi sosial lingkungan dimana dirinya tumbuh dan berkembang. Di dalam komunikasi, komedi atau biasa disebut humor sering digunakan sebagai sarana persuasif, sebab pesan atau informasi yang disampaikan terkesan santai dan menghibur. Dengan acara komedi, khalayak tidak merasa dijejali dengan informasi yang menjemukan, tetapi akan lebih menyajikan hal-hal yang ringan dan lebih menghibur. Di dalam industri pertelevisian kita sekarang ini program acara komedi sangat di gemari oleh penonton. Sudah banyak program komedi yang ada sekarang ini, misalnya OVJ di trans 7, Oesman 77 di trans 7, YKS di trans tv, Campur-campur di Antv, Pesbukers di antv dll. Dalam program komedi sekarang ini tidak perlu adanya skrip yang detil, cukup sinopsis per segmen atau jalan ceritanya hanya diketahui sang dalang, para pemain hanya mengandalkan improvisasi masingmasing. Tetapi program acara komedi sekarang ini hampir sama semua mereka kurang memberikan edukasi yang baik bagi para penonton. Improvisasi mereka yang keluar bukannya sesuatu yang lucu dan menghibur apalagi informatif. Justru unsur kekerasan, baik verbal maupun dan nonverbal yang muncul.Tetapi tidak semua program komedi sekarang ini seperti itu, contohnya OVJ dan Tetangga Masa Gitu di Net TV yang mendidik dan program komedi yang banyak digandrungi karna tidak ada kekerasan atau kata-kata kasar di dalamnya. Dan adapun beberapa jenis-jenis dari Komedi itu sendiri yaitu : 1. Slapstick Slapstick adalah jenis komedi fisik yang mudah dicerna dan bermain dalam lingkup yang luas dan mencakup tiga hal utama yaitu derita, celaka dan aniaya. Contohnya ? Seorang Komedian yang terjatuh dari kursi, Saling dorong ke properti yang terbuat dari stereoform, Memasukkan benda asing ke dalam mulut, Melempar kue ke wajah seseorang. 2. Komedi Alternatif Komedi alternatif adalah bukan jenis pengobatan bukan juga genre musik. Komedi alternatif adalah sebuah istilah yang diciptakan di tahun 1980-an. Artinya adalah sebuah penyampaian komedi atau humor yang menyimpang dari penyampaian komedi atau humor yang ada pada era tertentu. 3. Komedi Observasi Komedi hitam adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari observasi kehidupan seharihari. Aspek yang digunakan biasanya mencakup kejadian aktual dari dunia politik, hiburan,olahraga dan lain-lain. 4. Komedi Hitam Komedi hitam adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari observasi sisi gelap kehidupan sehari-hari. Aspek yang digunakan biasanya mencakup kejadian aktual dari dunia politik, hiburan,olahraga, rasisme, agama, terorisme, peperangan. 5. Komedi Biru Warna-warni amat ya komedi itu. Salah satu warna lain dari komedi adalah komedi biru. Komedi biru adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari observasi sisi biru kehidupan sehari-hari. Aspek yang digunakan biasanya mencakup pembahasan seputar tema sex, libido dan tema tabu yang berdekatan. 6. Komedi Karakter Komedi karakter adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari kepintaran seorang komedian dalam menciptakan sebuah karakter bertingkah polah lucu atau juga menirukan karakter lucu seseorang. Ciri utama dari komedi karakter adalah keunikan ekspresi seorang komedian dalam menampilkan emosi, tingkah laku atau mimik muka yang menggelikan. 7. Komedi Cringe Komedi cringe adalah jenis humor atau komedi yang mengandalkan kejadian canggung dan memalukan baik mengambil contoh dari kejadian yang pernah ada atau dari kejadian yang akan timbul dari situasi yang berkembang. 8. Komedi Hina Sesuai namanya Komedi hina adalah jenis humor atau komedi yang memfokuskan sujeknya dengan menghina atau merendahkan individu atau kelom 9. Komedi Properti Sesuai namanya Komedi properti adalah jenis humor atau komedi yang banyak mengandalkan properti dalam menampilkan kelucuan dari penampilan seorang komedian 10. Komedi Tidak Nyata Komedi yang fondasinya terbuat dari sesuatu yang tidak nyata, tidak masuk akal, absurd, aneh dan diluar akal sehat 11. Komedi Sketsa Komedi singkat yang ditulis dengan skema terstruktur dan durasinya antara satu sampai sepuluh menit. Skema yang jamak ada dalam komedi sketsa ini adalah sebuah kejadian atau tinghkah polah yang membuat penonton terkejut dan tak menduga. Program Pesbukers sendiri dikategorikan sebagai jenis Komedi Slapstick karena lebih mengedepankan atau menonjolkan unsur unsur fisik di dalamnya, seperti melempar tepung ke wajah pemainnya, menjambak rambut, mendorong pemainnya sampai terjatuh dengan sengaja, dan lain-lain yang bersifatnya lebih kepada mencela dan membuat penderitaan. 2.2.5.5 Talent Pada televisi kita pasti mengenal sebuah istilah "ta;ent" yang digunakan untuk menunujukkan seseorang yang muncul atau tampil di layar televisi atau di depan kamera yang memiliki suatu keahlian tersendiri. Talent dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: a. Performer Performer adalah orang yang muncul atau tampil di depan kamera/layar atas nama dia sendiri dan juga memiliki suatu keahlian. Seperti misalnya pembca berita, penyaji berita, penyiar, pewawancara, dan juga pakar di suatu bidang (Darwanto, 2007: 183). 1. Pembawa acara (Penyiar) Penyiar merupakan seseorang atau lebih yang membawakan atau menyajikan suatu berita dan juga non berita.Penyiar memiliki tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat (public service) dengan menyampaikan informasi yang dibutuhkan orang banyak (pendengar).Menurut arti kataynya, penyiar adalah sesorang yang mengantar suatu sajian (Wibowo, Fred.Teknik Produksi Program Televisi. (Yogyakarta : Pinus, 2007), hlm 122) 2. Narasumber Narasumber dari suatu wawancara biasanya memiliki sebuah latar belakang yang tidak sama. Narasumber yang akan diwawancara secara garis besar dapat digolongkan kedalam empat kelompok jika dilihat dari kepentingan yang mereka wakili, yaitu (Morissan, 2005: 45) : a. Pemerintah atau penguasa b. Kelompok ahli atau pakar dan pengamat c. Orang terkenal (celebrity) d. Masyarakat biasa (man in the street) b. Aktor/Aktris Aktor/aktris merupakan orang yang memerankan tokoh tertentu dalam suatu pertunjukan di panggung, acara televisi, atau film.Awalnya sebutan ‘aktor’ secara eksklusif diperuntukkan bagi pemeran laki-laki, tapi istilah itu sekarang dipakai untuk pemeran laki-laki maupun perempuan. Di lain pihak, aktor/aktris menggambarkan peran khalayan di dalam pemunculannya di depan kamera dan di samping itu juga mencoba untuk pula muncul di dalam acara lainnya dalam acara variety show, talkshow, acara panggung gembira anakanak maupun juga pada acara komersil (Darwanto, 2007: 183). 2.2.5.6 Media Exposure Menurut Rosengren, terpaan tayangan adalah penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Selain itu model difusi informasi juga menyatakan bahwa salah satu saluran komunikasi yang penting adalah media massa. Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali sehari seorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian), berapa kali dalam sebulan seorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan). Media Exposure menurut Jalaludin Rakhmat (1989) diartikan sebagai terpaan media dan dapat dioperasionalisasikan sebagai sebagai frekuensi individu dalam menonton Tv, film, membaca majalah ataupun surat kabar atau mendengarkan radio. Selain itu Media exposure berusaha mencari data audience tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan atau longevity. 2.2.5.7 Penonton Penonton adalah orang yang melihat atau menyaksikan program/acara yang ada di televisi. Penonton merupakan penikmat dari acara yang disajikan oleh stasiun tv. Penonton sendiri sangat memiliki peran atau memiliki andil yang besar dalam menentukan programprogram di televisi, jika penonton sudah menyukai/menggemari program tersebut maka ia akan terus untuk menontonnya dan alhasil rating dalam program tersebut akan tinggi. Maka dari itu stasiun televisi berlomba-lomba untuk menyajikan tayangan/program yang sedang digemari oleh penonton di manapun berada.Sebuah program acara televisi membutuhkan penonton untuk meninggikan rating, dan rating digunakan sebagai alat penarik para pengiklan. Jika tidak ada penonton, maka tidak akan tercipta rating yang tinggi dan otomatis tidak ada pengiklan. 2.2.5.8 Teori S-O-R Teori S-O-R lahir pada tahun 1930-an, teori dengan model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi. Teori S-O-R tersebut merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen berikut ini : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus response, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah sebagai berikut : 1. Pesan (stimulus, S) 2. Komunikan (organism, O) 3. Efek (Response, R) Stimulus atau pesan yang diterima oleh komunikan melalui media, salah satunya yaitu media televisi diterima oleh organism atau komunikan yang kemudian menimbulkan suatu response atau efek. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa efek-efek dari penerimaan pesan yang terjadi pada komunikan antara lain mengubah opini, perilaku, kognisi, afeksi dan juga konasi. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.(Effendy, 2003). Maka penulis simpulkan sesuai dengan teori yang telah dijelaskan diatas, stimulus dalam penelitian ini adalah program Pesbukers ANTV yang memberikan pengaruh yang besar terhadap adegan kekerasan yang ada di dalam tayangan tersebut terhadap anak-anak yang banyak menyaksikan program/tayangan Pesbukers tersebut. Organism dalam penelitian ini adalah khalayak di sekolah SMPN 12 Bekasi. Sedangkan response yang akan diteliti pada penelitian ini adalah keinginan terhadap anak untuk meniru adegan kekerasan dalam tayangan tersebut. 2.2.5.9 Teori Uses and Effect Menurut (Sendjaja, 2002: 5. 41), teori uses and effect pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979), merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media dapat memiliki banyak arti.Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua.Misalnya, bagaimana media itu digunakan dan menimbulkan efek atas penggunaan media tersebut sebagai sumber informasi. 2.2.5.10 Konsep Produksi Televisi Produksi televisi adalah suatu proses kreatif yang melibatkan penggunaan peralatanperalatan yang rumit dan koordinasi sekelompok individu yang mempunyai kepekaan estetis dan kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada penonton. Di bagian manapun kita berperan, harus kita sadari bahwa proses produksi televisi adalah suatu team work. Bahkan dengan hanya sebuah camera praktis sekalipun, kita masih membutuhkan bantuan orang lain untuk memegang microphone, lampu, atau alat yang lain. Supaya kita memperoleh hasil yang maksimal.Lebih banyak peralatan yang kita gunakan, lebih banyak orang yang ambil bagian dan tanggung jawab terhadap peralatan-peralatan tersebut.Agar hasilnya bisa menjadi lebih maksimal. Jadi tugas utama dalam produksi televisi adalah bekerja dengan orang lain, baik yang berada di depan camera (aktor, aktris, presenter) ataupun yang berada di belakang layar itu sendiri (crew produksi, teknisi, sutradara, dll) 2.2.5.11 Strategi Penyiaran Program Head –Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televis memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik penonton untuk masuk ke stasiun sendiri dan menahan penonton yang sudah ada untuk tidak pindah saluran tv, yaitu: 1. Head to Head Suatu program yang menarik audience yang sama sebagaimana audience yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audience yang tengah menonton program televisi saingan tersebut untuk pindah ke stasiun televisi sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan stasiun tersebut. 2. Program Tandingan Merupakan strategi untuk merebut audience yang berada di stasiun tv saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audience yang belum terpenuhi kebutuhannya. 3. Bloking Program Dimana audience dipertahankan untuk tidak pindah ke saluran tv dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. Misalnya menyajikan program sinetron atau drama komedi sepanjang malam. 4. Pendahuluan Kuat Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audience dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita lokal atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional. 5. Strategi Buaian Ini strategi untuk membangun audience pada suatu acara baru atau meningkatkan jumlah audience atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas.Caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program unggulan. 6. Penghalangan Dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. Misalnya, menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang. 7. Strategi Lainnya Adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Stasiun televisi yang akan menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audience misalnya pada saat prime time. 2.2.5.12 Keinginan Dalam filsafat, keinginan adalah suatu ketegangan menuju pertimbangan akhir yang dilakukan oleh seseorang demi mencapai kepuasan sumber kepuasan. Keinginan ini cendrung dilakukan saat sadar, kadang-kadang sadar atau ditekan. Ketika sadar, keinginan merupakan sikap mental yang menyertai representasi dari tatanan yang diharapkan, yang berisi mental yang sama. Sebagai bagian keinginan appetitive dibedakan dari kebutuhan fisiologis atau psikologis yang menyertai sebagai komponen afektif dari fisiologis atau psikologis. Sementara keinginan umumnya dikategorikan sebagai emosi, psikolog sering menggambarkan keinginan berbeda dari emosi; psikolog cenderung berpendapat bahwa keinginan yang timbul dari struktur tubuh, seperti kebutuhan perut untuk makanan, sedangkan emosi timbul dari kondisi mental seseorang. Pemasaran dan periklanan perusahaan telah menggunakan penelitian psikologis tentang bagaimana keinginan dirangsang untuk menemukan cara yang lebih efektif untuk mendorong konsumen untuk membeli produk atau jasa. Sementara beberapa iklan mencoba untuk memberikan pembeli dengan memberikan rasa kurang atau ingin, jenis lain dari iklan membuat keinginan membeli / meniru produk dengan atribut yang diinginkan, baik dengan menampilkan selebriti atau model dengan produk. 2.2.5.13 Teori Sikap dan Perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku : Pengetahuan (knowledge) Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu : 1. Tahu (know): Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2. Memahami (comprehension): Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut. 3. Aplikasi (application): Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4. Analisis (analysis): Analisis adalah kemampuan seseorang menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen - komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5. Sintesis (synthesis): Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan adalam suatu hubungan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation): Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. 7. Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan dan diingat. Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk pendidikan formal/non formal, percakapan harian, membaca, mendengar radio, menonton televisi dan dari pengalaman hidup lainnya. Pengetahuan merupakan fungsi dari sikap. Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisir pengalamannya (Simon-Morton, 1995). Hasil penelitian Zaini (1998) menyebutkan bahwa faktor pengetahuan pada ibu rumah tangga mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk demam berdarah. Teori Sikap (attitude) Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan pada perilaku yang nampak. Sikap dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu diikuti dengan kecenderungan untuk melakukan tindakan sesuai dengan objek. Azwar (2005) mengatakan bahwa sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut lebih berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan apabila kondisi dan situasi memungkinkan. Menurut Notoatmodjo (2005), sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalam faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka. Sikap sosial terbentuk oleh adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dalam interaksi ini individu membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dari diri individu. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengalaman. Faktor eksternal meliputi media massa, institusi pendidikan, institusi agama danmasyarakat(Azwar,2005). Tindakan atau Prakek (Practice) Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan, sebab untuk mewujudkan tindakan perlu faktor lain, yaitu adanya fasilitas atau sarana dan prasarana sebagai mediator agar sikap dapat meningkat menjadi tindakan. Fishbein dan Ajzen (1988), berdasarkan teori tindakan beralasan (Theory of Reasond Action), menyatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang diteliti dan beralasan dan dampaknya terbatas pada tiga hal, yaitu: pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi oleh sikap spesifik terhadap sesuatu; kedua, perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap spesifik tetapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan seseorang terhadap yang inginkan orang lain agar ia berprilaku; ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu. 2.3 Kerangka Pemikiran Variabel X - Dimensi Konten diambil dari konsep Program Acara Komedi yang ada di Bab 2, karena program Pesbukers merupakan program acara komedi hiburan yang di dalamnya terdapat beberapa segmen-segmen yang bervariasi dan setiap harinya memiliki tema yang berbeda-beda. - Dimensi Talent diambil dari penjelasan konsep Talent itu sendiri yang ada di Bab 2, karena pemain/talent/artis dalam program Pesbukers sangat berpengaruh dan memiliki peran penting dalam kesuksesan program tersebut. Variabel Y - Dimensi Afektif, Kognif dan Behavior pada variabel Y mengambil dari teori S-O- R ( Stimulus,Organism,Respons ) yang ada di Bab 2. Terpaan Keinginan Anak Media Untuk Meniru (X) (Y) 2.4 Operasionalisasi Konsep Tabel 2.3 Variabel ( X ) Dimensi Indikator Terpaan Program: 1.Tayangan Pesbukers Media Konten menampilkan hal-hal yang Skala Pengukuran Likert berkaitan dengan gaya pergaulan remaja zaman sekarang. 2.Tayangan Pesbukers sangat menarik 3.Alur cerita pada tema- 4. Sangat setuju, 4. tema pada tayangan Setuju, 3. Kurang Pesbukers membuat saya Setuju, 2. Tidak masuk dalam suasana. Setuju, 1. Sangat tidak setuju. 4.Tayangan Pesbukers di setiap episodenya memiliki tema-tema yang bagus dan menarik. 5.Pesbukers selalu memberikan hiburan yang sangat menghibur saya. Program: 1.Pemeran/talent dalam Talent tayangan Pesbukers Likert adalah idola saya. 2.Menonton Pesbukers hanya ingin melihat talent/artisnya saja. 3.Olga selalu berkata kasar/menyakitkan. 5. Sangat setuju, 4. Setuju, 3. Kurang 4.Menyukai pantun-pantun Setuju, 2. Tidak yang dikeluarkan Oppie Setuju, 1. Sangat Kumis. tidak setuju. 5.Sapri yang selalu dianiyaya/menjadi bulanbulanan pemain yang lain. Tabel 2.4 Variabel ( Y ) Dimensi Indikator Keinginan Anak Kognitif 1.Saya selalu menyaksikan Untuk meniru tayangan pesbukers ( Pengetahuan ) 2.Saya sering membicarakan tayangan Pesbukers bersama teman-teman saya. Skala Pengukuran Likert 5. Sangat setuju, 4. 3.Saya hafal pemain dan Setuju, 3. topik dalam program Setuju, Pesbukers . Setuju, 1. Sangat tidak 2. Kurang Tidak setuju. 4.Saya selalu menyaksikan acara Pesbukers sampai habis. 5.Saya selalu ingat hari dan jam tayangan Pesbukers . Afektif 1.Saya memiliki keinginan ( Perasaan ) untuk meniru adegan- Likert adegan dalam tayangan Pesbukers . 2.Saya sering mengasihani pemain dalam tayangan Pesbukers apabila menjadi bahan olokan. 3.Saya senang jika ada 5. Sangat setuju, 4. pemain yang dikerjai dan Setuju, dilempar tepung/cream Setuju, dan lain-lain. Setuju, 1. Sangat tidak setuju. 4.Saya marah apabila ada orang yang menggangu saya jika sedang menonton Pesbukers . 3. 2. Kurang Tidak Behavior 1.Saya sering meniru ( Perilaku ) adegan dalam tayangan Likert Pesbukers tersebut. 2.Saya mengajak temanteman untuk menonton tayangan Pesbukers . 5. Sangat setuju, 4. Setuju, 3. 2. Kurang 3.Saya selalu berada di Setuju, Tidak depan Televisi sebelum Setuju, 1. Sangat tidak tayangan Pesbukers setuju. mulai. 4.Saya selalu meniru katakata yang pemain ucapkan atau lelucon-lelucon yang baru. 2.5 Perumusan Hipotesis Menurut Nazir, M. (2009 : 182), hipotesis merupakan tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis itu sendiri adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran yang sebagaimana adanya, pada saat sementara dikenal dan merupakan hasil dasar kerja serta dari panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Nazir, M. (2009 : 185) menyatakan bahwa dengan melihat cara seorang peneliti menyusun pernyataan dalam hipotesisnya. Hipotesis dapat juga kita bedakan antara hipotesis kerja dan nol. Hipotesis nol, yang mula-mula atau pertama kali diperkenalkan oleh bapak statistika Fischer, diformulasikan ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nol ini, selalu ada implikasi “tidak ada beda”. Implikasi alternatif didalamnya. Hipotesis kerja biasanya diuji untuk diterima.