di sini

advertisement
MENJELANG KEMATIAN
DAN PERAWATAN JENAZAH
MENURUT ISLAM
STIKES JOGJA
SUTIPYO
KEMATIAN MENURUT QUR’AN
• Bersifat memaksa dan akan menghampiri
siapapun walau berusaha menghindari
▫ Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di
rumahmu, niscaya orang-orang yang telah
ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga)
ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat
demikian) untuk menguji apa yang ada dalam
dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada
dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
(QS Ali Imran, 3:154)
• Akan mengejar siapapun walau dia berupaya lari
▫ Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan
kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang
nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62: 8)
• Tidak dapat ditunda atau dipercepat atau
waktunya pasti
▫ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
• Tidak bisa lari atau sembunyi dimanapun walau
ditempat yang kuat atau tersembunyi
• Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini
adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa
sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”.
Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka
mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampirhampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?
(QS An-Nisa 4:7 8)
• Datang tiba-tiba dan waktunya tidak ada yang
mengetahui
▫ Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa
yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun
yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan
mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)
SAKARATUL MAUT
Sakaratul maut adalah detik-detik
menjelang kematian, atau keadaan dicabut
nyawanya seseorang oleh malaikat maut.
Pada saat ini merupakan saat paling
menderitanya manusia, sebagaimana yang
dilukiskan oleh Rasulullah bahwa seluruh
urat nadi manusia akan menjerit karena
merasakan betapa perih dan tajamnya
cabutan ruh.
DAHSYATNYA SKARATUL MAUT
• Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu
sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus
pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling
ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang
menancap di selembar kain sutera. Apakah
batang pohon duri itu dapat diambil tanpa
membawa serta bagian kain sutera yang
tersobek ?” (HR Bukhari)
DOA MENJELANG SAKARATUL MAUT
‫صلَّى هللاُ َعلَْي ىه َو َسلَّ َم ىعْن َد َم ْوتىىه يَ ْذ ُخ ُل يَ َديْىه ىف الْ َم ىاء فَيَ ْم َس ُح ِبىى َما‬
ُّ ‫• َج َع َل النى‬
َ ‫َِّب‬
‫ إى َّن لىْل َم ْو ىت لَ َس َكَرات‬،ُ‫ الَ إىلَهَ إىالَّ هللا‬:‫َو ْج َههُ َويَ ُق ْو ُل‬
• Pada saat sakaratul maut Nabi saw
memasukkan kedua tangannya ke dalam air,
lalu beliau mengusapkannya ke wajah seraya
berdo’a: laa ilaaha illallaah, inna lil
mauti la sakaraat “Tidak ada Tuhan selain
Allah. Sesungguhnya kematian itu di dauhului
dengan penderitaan hebat (sakarat). (HR.
Bukhari)
KEWAJIBAN TENAGA MEDIS YANG
MERAWAT PASIEN MENGHADAPI
SAKARATUL MAUT
• Menghadapkan si sakit ke arah kiblat
▫ Abu Qatadah meriwayatkan bahwa Nabi Saw
ketika tiba di Madinah menanyakan akan Bara’
bin ma’rur. Lalu seseorang menjawab: “Dia telah
meninggal dunia dan mewasiatkan sepertiga
hartanya buat engkau ya Rasulullah dan dia
telah mewasiatkan juga a gar dia diharapkan ke
qiblat bisa dia sudah dekat wafat. Dan Nabi
berkata: “Wasiatnya itu sudah sesuai dengan
Islam.” (HR. Hakim)
• memperingatkan dan mengajari kalimat Laa
ilaaha illallaah
▫ Ajarilah orang-orang yang akan mati kalimat:
“Laa ilaaha illallaah.” (HR. Jamaah kecuali
Bukhari)
▫ Barangsiapa yang akhir perkataannya Laa
ilaaha illallaah, pasti dia akan masuk surga.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
• Menjaga Kebersihan aqidah
▫ “Sesungguhnya Allah menerima taubat hambaNya selama ia belum berada dalam keadaan
mati.” (HR. Ibnu Majah)
• Menjaga agar si sakit tidak terganggu
▫ Ketika Rasulullah Sakit keras terjadi perdebatan
di antara sahabat. Ada yang mengatakan akan
Umar meminta agar rasulullah menuliskan wasiat
untuk umatnya agar tidak tersesat. Sebagian yang
lain tidak setuju, sehingga terjadi perdebatan.
Mendengar hal tersebut Rasulullah bersabda:
“Menjauhlah kamu.” (HR. Bukhari)
• Membacakan surat Yasiin
▫ Bacakanlah kepada saudaramu yang akan
meninggal dunia surat Yaasiin. (HR. Abu
Dawud)
DEFINISI KEMATIAN
• Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas
spontan) ditambah henti sirkulasi (jantung) total dengan
semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidak ireversibel.
Pada masa dini kematian inilah, pemulaian resusitasi
dapat diikuti dengan pemulihan semua fungsi sistem
organ vital termasuk fungsi otak normal, asalkan diberi
terapi optimal.
• Mati biologis (kematian semua organ) selalu mengikuti
mati klinis bila tidak dilakukan resusitasi jantung paru
(RJP) atau bila upaya resusitasi dihentikan. Mati
biologis merupakan proses nekrotisasi semua jaringan,
dimulai dengan neuron otak yang menjadi nekrotik
setelah kira-kira 1 jam tanpa sirkulasi, diikuti oleh
jantung, ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik
selama beberapa jam atau hari.
• Pada kematian, seperti yang biasa terjadi pada penyakit
akut atau kronik yang berat, denyut jantung dan nadi
berhenti pertama kali pada suatu saat, ketika tidak
hanya jantung, tetapi organisme secara keseluruhan
begitu terpengaruh oleh penyakit tersebut sehingga tidak
mungkin untuk tetap hidup lebih lama lagi. Upaya
resusitasi pada kematian normal seperti ini tidak
bertujuan dan tidak berarti.
• Henti jantung (cardiac arrest) berarti penghentian tibatiba kerja pompa jantung pada organisme yang utuh
atau hampir utuh. Henti jantung yang terus berlangsung
sesudah jantung pertama kali berhenti mengakibatkan
kematian dalam beberapa menit. Dengan perkataan lain,
hasil akhir henti jantung yang berlangsung lebih lama
adalah mati mendadak (sudden death). Diagnosis mati
jantung (henti jantung ireversibel) ditegakkan bila telah
ada asistol listrik membandel (intractable, garis datar
pada EKG) selama paling sedikit 30 menit, walaupun
telah dilakukan RJP dan terapi obat yang optimal.
• Mati serebral (kematian korteks) adalah kerusakan
ireversibel (nekrosis) serebrum, terutama
neokorteks. Mati otak (MO, kematian otak total)
adalah mati serebral ditambah dengan nekrosis sisa
otak lainnya, termasuk serebelum, otak tengah dan
batang otak.
• Mati sosial (status vegetatif yang menetap,
sindroma apalika) merupakan kerusakan otak berat
ireversibel pada pasien yang tetap tidak sadar dan
tidak responsif, tetapi mempunyai
elektroensefalogram (EEG) aktif dan beberapa
refleks yang utuh. Ini harus dibedakan dari mati
serebral yang EEGnya tenang dan dari mati otak,
dengan tambahan ketiadaan semua refleks saraf
otak dan upaya nafas spontan. Pada keadaan
vegetatif mungkin terdapat daur sadar-tidur
HAL-HAL YANG DILAKUKAN PADA
AWAL KEMATIAN SESEORANG
• Memejamkan matanya, dan menyebut kebaikan,
serta mendo’akan dan memintakan ampunan
atas segala dosanya.
▫ Apabila kamu menghadapi orang mati, maka
hendaklah kamu tutup matanya, karena
sesungguhnya mata itu mengikuti ruh. Dan
hendaklah kamu mengucapkan yang baik, karena
sesungguhnya ia dipercaya sesuai apa yang
dikatakan ahlinya. (HR. Ibnu Majah)
• Menutup seluruh badannya dengan kain sebagai
penghormatan kepadanya dan supaya tidak
terbuka auratnya.
▫ Sesungguhnya Rasulullah, ketika beliau wafat
ditutup dengan kain. (HR. Bukhori Muslim)
• Dibolehkan mencium jenazah bagi keluarga dan
sahabat yang sangat sayang kepadanya.
▫ Rasulullah telah mencium ‘Usman bin Mashu’un
ketika ia telah mati hingga tanpak air mata
mengalir di muka beliau. (HR Ahmad dan
Tirmidzi)
• Bagi Ahli mayat yang mampu hendaknya segera
membayar hutang di mayat.
▫ Diri orang mu’min itu tergantung (tak sampai ke
hadirat Tuhan), karena hutangnya, hingga dibayar
dulu hutangnya itu (oleh kerabatnya). (HR.
Ahmad dan Tirmidzi)
KEWAJIBAN TERHADAP JENAZAH
Ada empat kewajiban orang yang hidup
terhadap jenazah. Kewajiban ini merupakan
fardhu kifayah, yaitu:
• Memandikan
• Mengkafani
• Menshalatkan
• Menguburkan
Download