meniti jalan cinta kekasih allah

advertisement
“Setiap Nabi memiliki do’a (mustajab) yang
digunakan untuk berdo’a dengannya. Aku ingin
menyimpan do’aku tersebut sebagai syafa’at bagi
umatku di akhirat nanti”.
MENITI JALAN CINTA KEKASIH ALLAH
Oleh Abu Raisya Al-Fadhilah *
Setelah semua makhluq bernyawa di
dunia mati dan hancur binasa, sesuai
dengan janji Allah, mereka dibangkitkan kembali untuk memper-tanggung
jawabkan segala apa yang telah mereka
perbuat. Dengan satu perintah saja,
dengan tiba-tiba seluruh makhluq pun
tegak bangun berdiri. Mereka melihat
langit, didapati langit berjalan. Mereka
melihat bumi, didapatinya telah
bertukar wajah, tidak seperti bumi yang
dahulu. Semua makhluk berhimpun,
bercampur baur menjadi satu di satu
kawasan
yang
disebut
Padang
Mahsyar, luasnya tak terbatas, berjejal
jejal, saling berdesakan, dibanjiri
keringat, tanpa pakaian, tanpa busana
yang menutupi badan.
        
    
Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami!
siapakah yang membangkitkan Kami dari
tempat-tidur Kami (kubur)?". Inilah yang
dijanjikan (tuhan) yang Maha Pemurah dan
benarlah Rasul- rasul(Nya).
(Yaasin, 52)
Ketika masa kebangkitan itu, manusia
dibangkitkan dalam keadaan yang
bermacam-macam.
Lantas
mereka
berkata: ”Aduh celakanya kami! Siapakah
yang membangkitkan kami dari tempat
tidur kami (dari kubur kami)? Lalu
dikatakan kepada mereka: “Inilah dia yang
telah dijanjikan oleh Allah Yang Maha
Pemurah dan benarlah berita yang
disampaikan oleh Rasul-rasul!”
Disana semua makhluk hidup
masyghul dengan urusan mereka
masing-masing. Pada hari itu manusia
lari dari saudaranya, lari dari ibu dan
bapaknya, lari dari istri dan anakanaknya. Setiap orang dari mereka pada
hari itu mempunyai urusan yang bisa
melupakan segala galanya. Pada hari itu
tak ada yang bisa diharapkan di
hadapan pengadilan Allah kecuali
sekelumit
harapan
yang
disebut
“Syafaat Nabi saw”.
Syafa‟at ini adalah do‟a yang
Rasulullah SAW simpan untuk umatnya
di hari kiamat nanti. Imam Bukhari
meriwayatkan dari Abu Hurairah ra
sesungguhnya Nabi SAW bersabda,
“Setiap Nabi memiliki do‟a (mustajab)
BULETIN USWATUN HASANAH, diterbitkan oleh Masjid KH Ahmad Dahlan, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
Penanggung jawab: M. Sholihin, Editor: Marsudidono, Edi Susanto. Redaktur pelaksana: Mukhlisin. Pimpinan Redaksi: Luqman Nuryadin, Sekretaris Sulthon,
Bendahara: Muhimmatul Azizah, Staff: Sudir, M. Hadlir Yusuf, Homsiah, M. Syaikhul Islam, Nur Fuad, Sumarlik, Afifah. Distribusi: Mujahid, Supriyanto, M.
Yusuf. Lay Outer : Luqman Nuryadin
Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenarbenar cinta yang dicontohkan Allah melalui
kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit
telah mulai menguning, burung-burung gurun
enggan mengepakkan sayap. Pagi itu,
Rasulullah dengan suara terbatas memberikan
khutbah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam
kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka
taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan
dua perkara pada kalian, Al Qur‟an dan
sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku,
bererti mencintai aku dan kelak orang-orang
yang mencintaiku, akan masuk syurga bersamasama aku.” Khutbah singkat itu diakhiri dengan
pandangan mata Rasulullah yang tenang dan
penuh asa menatap sahabatnya satu persatu.
“Rasulullah
akan
meninggalkan
kita
semua,”keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan
tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin
kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas
menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah
dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu,
kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di
sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah
Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya,
Rasulullah sedang terbaring lemah dengan
keningnya yang berkeringat dan membasahi
pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang
yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah
saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku
sedang
demam,”
kata
Fatimah
yang
membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang
ternyata sudah membuka mata dan bertanya
ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu
wahai anakku?”. “Tak tahulah ayahku,
sepertinya
baru
sekali
ini
aku
melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu,
Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan. Seolaholah wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahui-lah, dialah yang menghapuskan
ke-nikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah
malakul maut,” kata Rasulullah, Fatimah
pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi
Rasulullah menanyakan kenapa Jibril
tidak ikut sama menyertainya. Kemudian
dipanggilah Jibril yang sebelumnya
sudah bersiap di atas langit dunia
menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa
hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya
Rasululllah dengan suara yang amat
lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka,
para malaikat telah menanti ruhmu.
Semua surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu
ternyata tidak membuatkan Rasulullah
lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar
ini?” Tanya Jibril lagi. “Kabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku
kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul
Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman
kepadaku:
„Kuharamkan
syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya,”
kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya
Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh
tubuh Rasulullah bersimbah peluh, uraturat lehernya menegang. “Jibril, betapa
sakit sakaratul maut ini.” Perlahan
sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah
mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di
sampingnya menunduk semakin dalam dan
Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau
palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah
pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah
memekik,
kerana
sakit
yang
tidak
tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian
maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku.”Badan
Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya
sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar
seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali
segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat
aimanukum,
peliharalah
shalat
dan
peliharalah
orang-orang
lemah
di
antaramu.” Di luar pintu tangis mulai
terdengar
bersahutan,
sahabat
saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di
wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan.“Ummatii, ummatii, ummatiii?”,
“Umatku, umatku, umatku” Dan, berakhirlah
hidup manusia mulia yang memberi sinaran
itu.
Sedemikian cinta Rosul kepada kita
umatnya, bahkan saat menjelang akhir
hayatnya. Rosulullah rela menanggung beban
sakitnya sakarotul maut umatnya yang
sangat menyakitkan, Bisikan Beliau kepada
Ali bin Abi Tholib mengandung cinta yang
sangat
mendalam
kepada
umatnya.
mampukah
Mampukah kita membalas rasa cinta yang
sangat mendalam itu?. Walau ribuan tahun
jarak memisahkan kita dengan manusia
yang paling mulia ini, beliau masih
menyisakan satu cinta terbesar darinya.
Cinta yang hanya akan diberikan kepada
umatnya yang sangat dicintainya, cinta
beliau yang berupa syafa‟at yang sangat
kita idam-idamkan. Marilah kita teladani
dan mengamalkan wasiat terakhir beliau
dengan sesungguhnya. Semoga kita
termasuk dari sebagian umat beliau yang
akan mendapatkan syafa‟at beliau kelak
dihari Pembalasan.
     
     
  
sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat
belas kasihan lagi Penyayang terhadap orangorang mukmin.
       
Al Jahiz
Ahli Zoologi (ilmu tentang hewan)
Menulis penelitian tentang ilmu hewan
(zoology) pertama kali. Al-Jahiz lahir di
Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman
Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi alBasri, nama aslinya. Ahli zoologi
terkemuka dari Basra, Irak ini
merupakan ilmuwan Muslim pertama
yang mencetuskan teori evolusi.
Pengaruhnya begitu luas di kalangan
ahli zoologi Muslim dan Barat. Jhon
William Draper, ahli biologi Barat yang
sezaman dengan Charles Darwin
pernah berujar, ”Teori evolusi yang
dikembangkan umat Islam lebih jauh
dari yang seharusnya kita lakukan.
Para ahli biologi Muslim sampai
meneliti berbagai hal tentang anorganik
serta mineral.” Al-Jahiz lah ahli biologi
Muslim
yang
pertama
kali
mengembangkan sebuah teori evolusi
Ilmuwan dari abad ke-9 M itu
mengungkapkan dampak lingkungan
mengungkapkan dampak lingkungan
terhadap
kemungkinan
seekor
binatang untuk tetap bertahan hidup.
Sejarah peradaban Islam mencatat, AlJahiz sebagai ahli biologi pertama
yang mengungkapkan teori berjuang
untuk tetap hidup (struggle for
existence). Untuk dapat bertahan
hidup, papar dia, makhluk hidup
harus berjuang, seperti yang pernah
dialaminya semasa hidup. Beliau
dilahirkan dan dibesarkan di keluarga
miskin. Meskipun harus berjuang
membantu perekonomian keluarga
yang morat-marit dengan menjual
ikan, ia tidak putus sekolah dan rajin
berdiskusi di masjid tentang sains.
Beliau bersekolah hingga usia 25
tahun.
Di
sekolah,
Al-Jahiz
mempelajari banyak hal, seperti puisi
Arab, filsafat Arab, sejarah Arab dan
Persia sebelum Islam, serta Al-Qur‟an
dan hadist.
     
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orangorang yang beriman, bershalawatlah kamu
untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadannya
*Nama pena dari Luqman Nuryadin
Mohon diberi kemuliaan
            
Guru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang
yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah."
(HR. Bukhari)
dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya
azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".
Mohon letakkan buletin ini di tempat yang BAIK, karena mengandung ayat-ayat Al-Qur’an
Download