Hadi Tv : Membuka Kembali Lembaran Sejarah Ghadir Khum

advertisement
Membuka Kembali Lembaran Sejarah Ghadir Khum
Dalam surat al-Maidah ayat 67 disebutkan:
َ‫ﯾَﺎ ﺃَﯾُّﻬَﺎ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﺑَﻠِّﻎْ ﻣَﺎ ﺃُﻧﺰِﻝَ ﺇِﻟَﯿْﮏَ ﻣِﻦ ﺭَّﺑِّﮏ‬
Yang artinya: “Wahai Rasul sampaikanlah (kepada masyarakat) apa yang telah diwahyukan Tuhanmu.”
Itu adalah suara malaikat pembawa wahyu yang terdengar di telinga dan kalbu Rasulullah Saw. Pada
waktu itu, Nabi Muhammad Saw, Rasul dan penjaga amanat Allah Swt itu gelisah. Tampaknya ada yang
beliau khawatirkan. Beliau mengkhawatirkan masa depan Islam. Oleh karena itu, penyampaian pesan
tersebut ditangguhkan, sampai pada saat yang tepat. Namun sang pembawa wahyu Allah Swt, malaikat
Jibril, kembali turun dan menyampaikan kembali ayat yang telah disebutkan. Kemudian dengan nada
lebih serius Jibril berkata:
ُ‫ﻭَﺇِﻥ ﻟَّﻢْ ﺗَﻔْﻌَﻞْ ﻓَﻤَﺎ ﺑَﻠَّﻐْﺖَ ﺭِﺳَﺎﻟَﺘَﻪ‬
“Dan jika tidak kau lakukan maka tidak pula kau sampaikan risalah [agama]-Nya”
1/6
Selanjutnya untuk menenangkan hati Rasulullah Saw yang telah dengan segenap jiwa dan raga berjuang
demi Islam, malaikat Jibril berkata:
ِ‫ﻭَﺍﻟﻠّﻪُ ﯾَﻌْﺼِﻤُﮏَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ‬
“Dan Allah [Swt] akan menjagamu dari [gangguan] masyarakat.”
Pada tahun ke-10 Hijriah Rasulullah Saw mengumumkan akan menunaikan haji dan mengimbau
masyarakat yang mampu untuk menyertai beliau, karena akan ada ketetapan penting dalam hukum Islam
yang hingga kini belum disampaikan secara sempurna dan resmi kepada masyarakat. Salah satunya
adalah masalah haji dan berikutnya adalah masalah kepemimpinan dan penerus sepeninggal beliau.
Setelah pengumuman dari Rasulullah Swt itu, mayoritas umat Islam berduyun-duyun menuju Mekkah
untuk mempelajari perincian haji dari Rasulullah Saw. Selain itu, Rasulullah Saw juga menyebutkan
bahwa tahun itu adalah tahun terakhir kehidupan beliau. Atas pertimbangan itu pula, jumlah orang yang
menyertai haji Rasulullah Saw mencapai 120.000 orang. Rasulullah Saw melaksanakan manasik haji satu
per satu dan juga menjelaskan amalan wajib dan mustahabnya kepada masyarakat.
Di Mina, Rasulullah Saw menyampaikan khutbah panjang kepada masyarakat. Pada bagian awal khutbah
itu, Nabi Muhammad Saw menyinggung keamanan sosial umat Islam dari sisi nyawa, harta dan
kehormatan. Kemudian beliau mengampuni darah yang tertumpah dan harta yang terampas di era
jahiliyah agar tidak ada lagi dendam dan permusuhan sehingga terwujud keamanan dalam masyarakat
2/6
Islam. Rasulullah Saw memperingatkan masyarakat soal ancaman perpecahan sepeninggal beliau dan
menyampaikan hadis yang terkenal dengan nama hadis Tsaqalain. Nabi Muhammad Saw bersabda: “Aku
akan tinggalkan untuk kalian dua hal, kitab Allah Swt (al-Quran) dan itrahku (Ahlul Bait as), jika kalian
berpegang teguh pada keduanya maka kalian tidak akan pernah tersesat.”
Pada hari ketiga di Mina, kembali Rasulullah Saw menginstruksikan masyarakat berkumpul di masjid
Khaif. Di sana, Rasulullah kembali menyampaikan khutbah. Pada khutbah itu beliau menekankan
keikhlasan dalam amal, kecintaan kepada imam umat Islam serta menghindari perpecahan serta
keseteraan semua orang di hadapan hukum dan ketetapan Allah Swt. Kemudiah beliau memaparkan
pentingnya kepemimpinan sepeninggal beliau dengan mengulang hadis Tsaqalain.
Rasulullah Saw yang jauh dari tanah kelahirannya, akhirnya setelah 10 tahun menginjakkan kaki di
Mekkah. Oleh karena itu, diperkirakan setelah menyelesaikan manasik haji, Rasulullah Saw akan berada
di Mekkah selama beberapa waktu. Namun tidak demikian. Setelah semua manasik haji terlaksana,
Rasulullah Saw memanggil muadzin beliau yaitu Bilal Habasyi, untuk menyeru kepada masyarakat untuk
bergerak meninggalkan kota Mekkah. Masyarakat pun menyertai Rasulullah Saw meninggalkan Mekkah.
Bahkan para hujjaj dari Yaman yang jalur perjalanan pulang mereka menuju ke arah utara, tidak
meninggalkan Rasulullah.
Ketika rombongan Rasulullah Saw sampai di wilayah Kura’ al-Ghamim, di mana Ghadir Khum juga di
wilayah itu, Nabi Muhammad Saw bersabda:
3/6
ِ‫ ﺍَﻧَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪ‬،ِ‫ ﺃﺟﯿﺒُﻮﺍ ﺩﺍﻋِﯽَ ﺍﻟﻠَّﻪ‬،ُ‫ﺍَﯾُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ‬
“Wahai masyarakat! Jawablah penyeru Allah bahwa aku adalah Rasulullah”
Ucapan Rasulullah Saw ini menunjukkan bahwa beliau akan menyampaikan sebuah pesan penting.
Kemudian Nabi memerintahkan rombongan untuk berhenti. Mereka yang berjalan terdepan juga kembali,
sampai akhirnya semua berkumpul di Ghadir Khum. Masing-masing mencari tempat. Para sahabat
menumpuk batu-batu dan pelana onta agar Rasulullah Saw dapat berdiri lebih tinggi hingga disaksikan
semua sahabat dan agar suara beliau terdengar.
Para sahabat Nabi menanti beberapa waktu sampai akhirnya adzan dikumandangkan dan bersama-sama
menunaikan shalat zuhur diimami Rasulullah. Usai shalat, Rasulullah berdiri di atas tumpukan batu dan
pelana itu dan memanggil Ali bin Abi Thalib as serta memerintahkannya untuk berdiri di sebelah kanan
dan satu tingkat lebih rendah. Setelah itu, Nabi Muhammad Saw menyampaikan khutbah bersejarahnya.
Setelah memanjatkan puja dan puji kepada Allah Swt, beliau bersabda: Allah Swt telah mewahyukan
kepadaku demikian: Wahai Rasul sampaikanlah (kepada masyarakat) apa yang telah diwahyukan
Tuhanmu, dan jika tidak kau lakukan maka tidak pula kau sampaikan risalah [agama]-Nya, dan Allah
[Swt] akan menjagamu dari [gangguan] masyarakat.”
Rasulullah Saw melanjutkan khutbahnya dan berkata, “Wahai masyarakat, aku tidak lalai dalam
menyampaikan apa yang diwahyukan Allah Swt kepadaku. Aku akan menjelaskan kepada kalian sebabsebab turunnya ayat ini. Jibril tiga kali menghadapku dan dari sisi Allah Swt dia memerintahkanku untuk
4/6
mengumumkan kepada kalian semua bahwa Ali bin Abi Thalib, adalah saudaraku, wakilku dan
penggantiku untuk umatku dan imam sepeninggalku. Wahai masyarakat! Aku meminta Jibril untuk
memohon kepada Allah agar aku dibebaskan dari penyampaian pesan ini, karena aku mengetahui hanya
sedikit orang yang bertakwa serta banyaknya orang-orang munafik dan para mufsidin pendosa dan
berbagai tipu daya mereka dalam mengolok agama Islam. Akan tetapi Allah Swt pada kali ketiga,
memperingatkanku bahwa jika tidak aku sampaikan pesan ini maka aku juga tidak menyampaikan risalahNya.”
Rasulullah Saw juga menjelaskan 12 imam yang akan memimpin umat sepeninggal beliau dan bersabda,
“Wahai masyarakat! Ini adalah terakhir kalinya aku berbicara dalam perkumpulan seperti ini. Maka
dengarkan dan patuhilah dan berserahdirilah kalian di hadapan perintah Allah Swt. Ketahuilah bahwa
yang halal dan haram sangat banyak bagiku untuk menjelaskannya satu per satu, oleh karena itu, aku akan
mengatakannya sekali bahwa aku memerintahkan [kalian] pada yang halal dan aku melarang [kalian] dari
yang haram dan untuk menjelaskannya aku diperintahkan untuk mengambil baiat dari kalian dan berjanji
dalam jabat tangan bahwa kalian menerima apa yang datang dari sisi Allah Swt terkait Ali sebagai Amirul
Mukminin dan para imam dari keturunanku dan Ali. Dan Mahdi adalah hakim kebenaran hingga hari
akhir.”
“Wahai masyarakat! Jumlah kalian sedemikian banyak untuk satu per satu berjabat tangan denganku akan
tetapi sesuai perintah Allah Swt aku harus mengambil pengakuan kalian satu per satu bahwa kalian telah
menerima posisi kepemimpinan atas umat Mukmin yang telah aku tetapkan untuk Ali, dan juga aku
diperintahkan untuk mendapat pengakuan dan baiat tentang penerimaan keimaman dan kepemimpinan
dari keturunanku dan keturunan Ali. Dengan demikian, katakan secara bersama-sama: kami telah
mendengar apa yang telah kau sampaikan dari sisi Allah Swt kepada kami tentang kepemimpinan multak
5/6
Ali dan para imam setelahnya yang dari keturunannya, dan kami mematuhi, berserah diri serta kami ridho
atas perintah tersebut! Sekarang kami menerima kepemimpinanmu dengan berbaiat dengan jiwa, hati,
mulut dan tangan kami dan berjanji untuk hidup dan mati dengan keyakinan tersebut sampai kami
dibangkitkan.”
Lalu para sahabat pun dengan suara lantang mengiyakan seruan Rasulullah Saw. Kemudian para sahabat
mengerumuni Rasulullah Saw dan Amirul Mukminin. Untuk meresmikan baiat, Rasulullah Saw
memerintahan kepada para sahabatnya untuk mendirikan dua tenda, yang satu untuk beliau dan lainnya
untuk Amirul Mukminin. Dengan demikian para sahabat dapat secara teratur berbaiat kepada Rasulullah
Saw kemudian menuju Amirul Mukminin untuk berbaiat dan mengucapkan selamat kepada beliau.
Acara baiat itu belum selesai, Nabi Muhammad Saw kembali menerima wahyu yaitu ayat 3 surat alMaidah:
‫ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲ ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍْﻹِﺳَْﻼﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ‬
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku
bagimu, dan telahAku ridhai Islam sebagai agamamu.”
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
6/6
Download