Uploaded by common.user151007

Rangkuman Seminar ISCE 2025: Generasi Z & Komunikasi Digital

advertisement
Nama : Alya Nazhwa Thalib
NPM : 233516516019
Tugas 2 PR Writing
Paper Rangkuman
International Seminar Communication Exposure (ISCE) 2025 “The Global
Dynamics of Generation Z Through Digital Communication” di Universitas
Nasional, Jakarta.
Generasi Z menghadapi berbagai tantangan dan peluang dalam dunia digital
yang terus berkembang. Dari pentingnya literasi media untuk menangkal disinformasi
dan pelecehan daring, bagaimana Gen Z membentuk identitas diri yang semua
menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih dalam mendampingi generasi ini.
Acara ini juga menyoroti peran penting para profesional dalam membangun ruang
digital yang aman. Keseluruhan acara berlangsung dengan seru, dan penuh wawasan
yang mempertemukan akademisi, mahasiswa, dan praktisi untuk bersama-sama
memahami generasi Z di tengah arus digital yang semakin pesat.
Materi yang disampaikan oleh Dr. Siti Suriani Othman, Ph.D. menyoroti
berbagai tantangan utama yang dihadapi generasi muda, khususnya Gen Z, dalam era
digital di Malaysia. Salah satu permasalahan utama adalah kesulitan membedakan
antara berita palsu dan berita nyata, yang menjadi semakin kompleks karena tingginya
penetrasi internet dan derasnya arus informasi di media sosial seperti TikTok,
Instagram, dan Twitter (X). Selain itu, pelecehan daring Selain itu, pelecehan daring
atau online harassment juga menjadi ancaman nyata, terutama bagi perempuan muda
yang tidak hanya mengganggu secara emosional tetapi juga berdampak serius pada
kesehatan mental. Literasi media menjadi sangat penting. Sebagai penutup, Dr. Siti
menegaskan bahwa literasi media adalah fondasi utama untuk membentuk masyarakat
digital bertanggung jawab untuk mewujudkan ekosistem digital yang sehat dan
berkelanjutan.
Dr. Marco M. Polo dari De La Salle University-Dasmariñas melihat
pentingnya digital storytelling sebagai sarana pelestarian budaya. Di era digital saat
ini, storytelling tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga berfungsi sebagai
strategi kuat untuk menjaga identitas, tradisi, dan nilai-nilai suatu masyarakat.
Melalui contoh nyata, Dr. Polo menunjukkan bagaimana PR berkontribusi secara
signifikan dalam berbagai konteks budaya. Di Indonesia dan Filipina, para PR
memanfaatkandigital untuk mengangkat ekowisata yang tidak hanya memperkenalkan
keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan budaya lokal. Namun terdapat
tantangan, seperti risiko cultural appropriation (pengambilan budaya tanpa izin),
misrepresentasi,dan kesenjangan. Dr. Polo merekomendasikan agar para profesional
PR mengutamakan keaslian cerita, dan memanfaatkan teknologi digital secara bijak
untuk melestarikan warisan budaya.
Wilson Vega, Tech mengungkapkan bahwa Generasi Z merupakan generasi
pertama yang tumbuh bersama internet sebagai bagian dari kehidupan mereka.Mereka
menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu perubahan iklim dan keberlanjutan, serta
lebih inklusif dalam menerima keragaman Penggunaan media sosial menjadi bagian
penting dari keseharian Gen Z. Preferensi mereka terhadap konten digital
menunjukkan bahwa gaya komunikasi dahulu sudah tidak lagi relevan. Bagi Gen Z,
internet menjadi ruang ekspresi diri, belajar, dan menjalin koneksi sosial. Melalui
platform digital, mereka membentuk komunitas lintas negara yang didasarkan pada
minat bersama. Namun, di balik konektivitas ini, Gen Z menghadapi tantangan dalam
membentuk identitas Batas privat dan publik semakin kabur. Meskipun Gen Z dikenal
sebagai digital namun banyak yang mudah terpengaruh oleh informasi palsu.
Konsumsi berita mereka lebih banyak berasal dari media sosial dibandingkan situs
berita resmi.
Untuk menjangkau Gen Z secara efektif, pengajar perlu “keep it real and
relatable” yang relevan dalam kehidupan mereka, serta menggunakan aplikasi yang
sudah akrab dengan mereka. Ibu Meranti, S. I. Kom., M.Si lalu menjelaskan
tantangan utama yang dihadapi generasi ini efek globalisasi dan mediatization
(mediasisasi). Globalisasi menuntut keterampilan beragam, kemampuan beradaptasi
tinggi. Sementara itu, mediatization membentuk cara informasi dan opini publik
terbentuk, khususnya melalui media sosial. Yang dimana muncul pertanyaan apakah
pendidikan saat ini benar-benar mengalami transformasi yang sesuai dengan
kebutuhan.
Download