Benarkah Kecerdasan Anak Diturunkan dari Ibu? Kecerdasan anak memang diturunkan dari orangtuanya, namun apakah benar bahwa hal tersebut terutama diturunkan dari ibu? Bagaimana dengan ayah? Di Cina, banyak yang merenungkan jawaban dari pertanyaan tersebut setelah munculnya sebuah artikel di Sina Weibo. Artikel itu menyatakan bahwa genetik seorang ibu memiliki sebanyak tiga kali lipat pengaruh dalam menentukan kecerdasan anak dibandingkan dengan seorang ayah. Artikel tersebut mengatakan, “Untuk mengetahui apakah seorang anak akan menjadi cerdas atau tidak, yang diperlukan hanya dengan melihat ke ibunya. Untuk pria yang menganggap dirinya tidak cerdas, penting bagi mereka untuk menemukan seorang istri yang cerdas.” Namun apakah hal tersebut benar adanya? Mari kita lihat jawabannya berikut ini! Kaitan antara kromosom X dan kecerdasan Penjelasan yang diberikan pada artikel di atas adalah bahwa gen yang menentukan kecerdasan terletak di kromosom X (kromosom pembawa genetik perempuan). Namun, ia tidak mengutip studi ilmiah manapun untuk memberikan sumber apapun untuk setiap pernyataan. Menurut Satoshi Kanazawa pada artikelnya, kecerdasan umum dikenal sangat diwariskan, dan gen yang mempengaruhi kecerdasan umum diperkirakan pada kromosom X. Itu berarti bahwa anak laki-laki mewarisi kecerdasan umum mereka dari sang ibu saja, sedangkan anak perempuan mewarisi kecerdasan umum mereka dari ibu dan ayah mereka. Jadi, seharusnya wanita dapat lebih mempengaruhi kecerdasan umum dari generasi masa depan yang lebih tinggi daripada pria. Menurut artikel pada PubMed Central (PMC) tahun 1991, bahwa jika ada gen yang secara langsung menentukan sifat kecerdasan anak, maka salah satunya akan berekspektasi bahwa mutasi gen tersebut dapat menghasilkan fenotipe yang memperlihatkan efek hanya pada kecerdasan, dan mungkin juga dengan efek sekunder pada perilaku dan kepribadian. Jika demikian, seharusnya tidak akan ada perubahan somatik, tidak ada kelainan metabolik yang dapat dikenali, tidak ada tanda-tanda neurologis lain, dan tidak ada perkembangan kecerdasan melalui usia. Si Dayong, seorang dosen evolusi di Jilin University, menolak pernyataan secara langsung yang dibuat di artikel Weibo. “Keturunan dari jenis seks tertentu tidak ada hubungannya dengan kromosom X dan Y, namun semacam keturunan epigenetik (sifat-sifat yang tidak disebabkan oleh perubahan dalam urutan DNA, tapi disebabkan oleh perubahan dalam ekspresi gen),” sahutnya. “Saya belum menemukan sifat tertentu yang dapat diturunkan lebih banyak dari seorang ibu atau ayah.” Penelitian mengenai kecerdasan yang diturunkan Sebuah studi yang terdapat pada jurnal akademik Behavior Science tahun 1982 melihat korelasi antara orangtua dan anak, untuk memperhatikan IQ bahwa korelasi antara kecerdasan ibu dan anak sedikit lebih tinggi di 0,464 dibandingkan dengan seorang ayah dan anak di 0,423. “Saya tidak berpikir bahwa sedikit perbedaan ini bisa dianggap signifikan secara statistik,” kata Si. “Selain itu, warisan genetik merupakan sesuatu yang acak dan rumit, di luar imajinasi manusia.” Meskipun telah lama diyakini bahwa faktor keturunan memainkan peran dalam kecerdasan anak, namun studi baru menunjukkan bahwa ia kurang memiliki peran dari yang diperkirakan sebelumnya. Sebuah studi pada tahun 2013 yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Queensland menganalisis DNA dan hasil tes IQ lebih dari 18.000 anak dari Australia, Belanda, Inggris, dan Amerika. Hasilnya adalah mereka menemukan bahwa faktor keturunan menyumbang 20-40 persen dari variasi IQ anak-anak, yang ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan oleh penelitian sebelumnya. Peneliti-peneliti selanjutnya menyimpulkan bahwa tidak ada varian gen tunggal yang dapat dengan kuat memprediksi kecerdasan anak, dan bahwa kecerdasan diwariskan secara genetik adalah efek kumulatif dari banyak gen yang berbeda. Zhao Bowen, seorang peneliti di Shenzhen Huada Gene Research Institute, menguraikan temuan dalam sebuah artikel di knowgene.com tahun 2014. “Saat ini, tidak ada situs DNA yang langsung memutuskan bahwa kecerdasan manusia telah ditemukan,” katanya. “Pengaruh genetik orangtua pada kecerdasan anak bisa lebih dan bahkan bisa kurang. Dan kecerdasan anak cenderung memiliki kurva distribusi normal, dengan kecerdasan rata-rata dari kedua orangtua sebagai median.” Xu Gelin, seorang dokter neurologi di Nanjing General Hospital of Nanjing Military Command, menekankan dalam laporan Jinling Evening News yang diterbitkan pada bulan November 2014, bahwa faktor keturunan genetik sangatlah rumit dan acak, dan bahwa baik ibu maupun ayah memiliki berbagai tingkat pengaruh genetik pada anak mereka. “Misalnya, jika ibu memiliki IQ tinggi, dan ayah memiliki IQ rendah, anak mereka akan kemungkinan besar berada di tengah-tengahnya,” kata Xu. Hal itu merupakan pernyataan kontradiksi dari apa yang dikatakan dalam Weibo, bahwa untuk mengetahui kecerdasan anak salah satu yang diperlukan adalah melihat ke ibu. “Tentu saja, hal itu juga diakui dengan baik bahwa seorang anak yang kedua orangtuanya memiliki IQ tinggi umumnya akan cukup pintar.” Faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan anak Dr. Rachel Brouwer, dari Departemen Psikiatri Utrecht University Medical Centre di Belanda, mengatakan bahwa memang benar bahwa Anda bisa memprediksi IQ anak, lebih didasarkan pada IQ orangtua dibandingkan pada perubahan otak mereka, pada tingkat kelompok. “Jadi, secara umum, orangtua yang sangat cerdas akan menghasilkan anak sangat cerdas. Namun, hal ini tidak mutlak, dan bisa saja kedua orangtua yang memiliki kecerdasan yang rendah ternyata menghasilkan anak yang memiliki IQ tinggi, dan sebaliknya.” Dr. Brouwer juga menekankan bahwa lingkungan memiliki pengaruh pada kecerdasan, meskipun pengaruh ini akan menjadi lebih kecil jika anak-anak semakin dewasa. Dosen senior di Melbourne University’s Graduate School of Education Catherine Scott menempatkan penekanan yang lebih kuat pada peran lingkungan dan sejarah. “Anak-anak tidak hanya berbagi gen,” katanya. “Mereka juga berbagi keluarga, dan lingkungan. Ini juga memiliki banyak hubungan dengan apa yang mereka makan, dan apa yang ibu mereka makan.”