Uploaded by ajahneha

Analisis Brand Perceived Quality MS Glow di Jakarta

advertisement
ANALISIS BRAND PERCEIVED QUALITY TERHADAP ESTIMASI
PERMINTAAN MASYARAKAT JAKARTA
PADA PRODUK MS GLOW
LAPORAN RISET
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Ekonomi Manajerial
Dosen Pengampu:
Ibu Viani Naufalia, MM
Disusun oleh:
DIRGA SAPUTRA
(64210914)
FIKRI AL MUHANDIS
(64210462)
MOCH IRSYAD AL GHIFARY
(64211150)
SHINTA RISKAMAWATI
(64210177)
SITI MASLIHA
(64210100)
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Bina Sarana Informatika
Kaliabang
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”Analisis Brand Perceived Quality Terhadap
Estimasi Permintaan Masyarakat Jakarta Pada Produk MS Glow” .
Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca serta bagaimana
upaya untuk meningkatkannya.
Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Mei, 2023
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………3
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………4
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………5
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...6
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………7
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………..7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum…………………………………………………………………….….8
2.2 Definisi brand/merek………………………………………………………...8
2.3 Peranan dan kegunaan merek……………………………………….……….9
2.4 Strategi merk…………………………………………………………...……10
2.5 Elemen-elemen brand equity (ekuitas merek)…………………………….....12
2.6 Peran brand equity…………………………………………………...………14
2.7 Metode Penelitian………………………………………………………...…..18
BAB III : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Profil Perusahaan………………………………………………...…………...21
3.2 Profil MS Glow Store……………………………………………...…………21
3.3 Profil Responden……………………………………………………...……...22
3.4 Analisis dan Pembahasan………………………………………………...…..24
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...27
4.2 Saran………………………………………………………………………….28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………29
DAFTAR TABEL
3
Tabel 3.3.1. Jenis Kelamin Responden
21
Tabel 3.3.2. Usia Responden
22
Tabel 3.3.3. Pekerjaan Responden
23
Tabel 4.3.1. Pernah membeli produk MS Glow
24
Tabel 4.3.2. Seberapa sering membeli produk MS Glow
24
Tabel 4.3.3. Produk MS Glow yang sering dibeli
25
Tabel 4.3.4. Alasan pembelian produk MS Glow
25
Tabel 4.3.5. Nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow
26
BAB I
4
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap orang pasti mendambakan kulit wajah yang sehat dan bebas dari jerawat. Di samping
menunjang penampilan, memiliki kulit yang bersih juga bisa menambah kepercayaan diri
seseorang. Tak ayal, produk skincare menjadi suatu kebutuhan esensial bagi sejumlah orang.
Produk perawatan kulit atau skincare menjadi salah satu produk yang memiliki prospek bisnis
yang bagus. Hal ini didorong karena kebutuhan perawatan kulit atau skincare pasti akan terus
ada. Setiap orang tentu ingin memiliki kulit yang sehat dan terawat, terlebih kaum perempuan.
Banyak sekali hal-hal seputar kecantikan yang beredar di masyarakat.
Sebagai pengguna skincare dan makeup, kita perlu cermat, karena belum tentu semuanya itu
benar. Seperti apakah harus beli skincare mahal karena sudah pasti bagus? Lalu apakah
pakai sunscreen, cukup saat berkegiatan di luar ruangan saja? Industri skincare merupakan
salah satu industri yang dinamis. Dibutuhkan inovasi agar menjadi perhatian bagi industri
kecantikan di Indonesia yang merupakan pangsa pasar terbesar di bisnis kecantikan dan
perawatan kulit. Terlebih, belakangan ini skincare lokal menjadi semakin digandrungi oleh
para konsumen. Brand kecantikan lokal terus tumbuh dan berlomba-lomba membuat produk
skincare terbaik yang digemari masyarakat. Salah satu yang sedang naik daun adalah MS Glow.
Namanya sedang melejit di bidang bisnis kecantikan. Nama MS GLOW sendiri merupakan
singkatan dari moto yang diangkat, yakni ‘Magic for Skin’. Kala itu, produk-produk MS
GLOW berhasil disukai dan dipercayai oleh banyak customer, sehingga tim MS GLOW pun
terus berinovasi.
MS Glow tetap stabil sebagai jenama lokal yang paling diminati di platform e-dagang di
Indonesia. Data ini yang dikumpulkan Perusahaan teknologi Insignia dan MarketHac melalui
riset terbarunya dari beberapa platform terkemuka di Indonesia tersebut yang dikumpulkan
selama kuartal I di tahun 2022. MS Glow juga terkenal sebagai brand yang memiliki reputasi
baik, terbukti dari pencapaiannya sebagai brand kecantikan yang mendapatkan penghargaan
Indonesia Best Brand Award 2020. Sedangkan penghargaan itu sendiri memiliki indikator
meliputi iklan, brand usage, kepuasan pelanggan, serta loyalitas pelanggan.
Brand kecantikan asal Indonesia ini selalu menghadirkan produk-produk skincare terbaik dari
wajah hingga ujung kaki untuk para konsumen setianya. Hasil produk skincare MS Glow laris
5
manis dan sangat diminati konsumen. MS Glow pun tak berpuas diri. Brand Skincare ternama
Indonesia ini terus mengembangkan diri untuk menghasilkan produk kecantikan terbaik untuk
masyarakat.
Sejak
tahun
2015
hadir MS
Glow Aesthetic
Clinic
yang
saat
ini
sudah ada 13 cabang di kota - kota besar di Indonesia (Malang, Surabaya, Bali, Jakarta,
Bandung, Sidoarjo, Bekasi, Makassar, Semarang, Medan Bogor dan Depok).
Perkembangan perusahaan MS Glow semakin baik, hal tersebut ditunjukkan dengan
perusahaan terus melakukan pengembangan produknya menjadi skincare, body care dan
cosmetic. MS Glow memiliki distributor/stockist, agen, member, dan reseller resmi di seluruh
Indonesia bahkan sudah merambah ke mancanegara. Demi kenyamanan konsumen perusahaan
sangat memperhatikan keamanan dan kualitas bahan-bahan yang dipakai dalam produk MS
Glow, hal tersebut dibuktikan dengan adanya sertifikasi BPOM dan sertifikasi halal pada
produk MS Glow.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian:
“Analisis Brand Perceived Quality Terhadap Estimasi Permintaan Masyarakat Jakarta
Pada Produk MS Glow”.
1.2
Rumusan Masalah
Penulis merumuskan permasalahan pada laporan riset ini sebagai berikut
1.
Bagaimana Brand Perceived Quality Masyarakat pada Produk MS Glow ?
2.
Bagaimana cara meningkatkan Brand Perceived Quality Masyarakat pada Produk MS
Glow ?
3.
Bagaimana faktor-faktor pengaruh keputusan konsumen dalam membeli Produk MS
Glow?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian laporan riset merek ini bertujuan
6
1.
Untuk mengetahui Brand Perceived Quality Masyarakat pada Produk MS Glow.
2.
Untuk mengetahui cara meningkatkan Brand Perceived Quality Masyarakat pada
Produk MS Glow.
3.
Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
pada Produk MS Glow.
1.4
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki manfaat, adapun manfaat dalam penelitian ini:
1.
Bagi Penulis
Dapat memahami, menyajikan informasi serta menambah wawasan mengenai Brand Perceived
Quality melalui pengalaman yang di dapat oleh penulis saat melakukan penelitian.
2.
Bagi Perusahaan
Agar perusahaan dapat mengetahui mengenai Brand Perceived Quality serta diharapkan dapat
menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas perusahaan dimata konsumen/masyarakat.
3.
Bagi Pembaca
Memberikan wawasan baru mengenai Brand Perceived Quality serta diharapkan dapat menjadi
bahan referensi atau pembanding untuk penelitian berikutnya yang sesuai dengan judul terkait.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umum
Ketika ingin memulai sebuah usaha, hal pertama yang harus dilakukan adalah riset pemasaran.
lalu menjangkau target audiens, jika target sudah ditentukan maka setelah itu menciptakan
7
brand image yang kuat, karena dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dengan
riset pemasaran dapat memasarkan produk dengan tepat, di tempat yang tepat, harga yang tepat,
dan untuk orang yang tepat. Selain itu, mengetahui apakah konsumen merasa puas dengan
produk yang dibelinya, sehingga mereka tetap loyal kepada brand.
Riset pemasaran akan lebih mudah membantu untuk mengidentifikasi sebuah peluang pasar
baru untuk produk yang sudah ada maupun produk baru. Riset ini akan memberikan informasi
tentang pangsa pasar, sifat persaingan, tingkat kepuasan pelanggan, kinerja penjualan, dan
saluran distribusi. Informasi ini juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dimiliki perusahaan.
2.2
Definisi Brand/Merek
Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama, istilah, gambar, logo,
lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk mengidentifikasi,
mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau layanan (jasa) dari suatu penjual
serta membedakannya dari pesaing.
Merek merupakan suatu tanda pengenal dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa yang
sejenis dan sekaligus merupakan jaminan mutunya bila dibandingkan dengan produk barang
atau jasa sejenis yang dibuat pihak lain. Merek mengandung janji perusahaan untuk secara
konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain
atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual
atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing.
Menurut Tjiptono (2008), merek adalah logo, instrument legal (hak kepemilikan), perusahaan,
shorthand notation, risk reducer, positioning, kepribadian, rangkaian nilai, visi, penambah
nilai, identitas, citra, relasi dan evolving entity.
Menurut Simamora (2001), merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya yang
ditunjukan untuk mengidentifikasi dan mendefenisi barang atau layanan suatu penjual dari
barang dan layanan penjual lain.
Menurut Rangkuti (2002), merek adalah nama dan simbol yang bersifat membedakan (seperti
sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang
penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu.
Menurut Alma (2007), merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu
barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.
8
2.3
Peranan dan Kegunaan Merek
Merek memegang peranan sangat
penting,
yaitu
sebagai
perantara
yang
menjembatani harapan konsumen pada saat produsen menjanjikan suatu kelebihan dari
produknya kepada konsumen. Merek dalam dunia perdagangan sangat penting, karena merek
bermanfaat bagi pembeli, perantara, produsen maupun publik lain.
Menurut Keller dalam Tjiptono (2005) merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen.
1.
Bagi produsen merek bermanfaat sebagai:
Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi
●
perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.
Bentuk prodeksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa
●
mendapatkan perlindungan propekti intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui merek
dagang terdaftar (registered trandernarks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak
paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain.
●
Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah
memilih dan membelinya lagi di lain waktu.
●
Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.
●
Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan,
dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
●
Sumber financial return (pengembalian modal), terutama menyangkut pendapatan masa datang.
2.
Bagi konsumen merek bermanfaat sebagai:
●
Identifikasi sumber produk
●
Penetapan tanggung jawab pada pemanufakturan atau distributor tertentu
●
Pengurang resiko
●
Penekanan biaya pencarian (search cost) internal dan eksternal
●
Janji atau ikatan khusus dengan produsen
●
Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri
●
Signal kualitas
Merk sebagai value indicator (indikator nilai), menurut Hermawan Kartajaya (2005)
memberikan keamanan dan garansi kepada pelanggan dalam menetapkan pilihan pembelian.
Selain itu, merek juga memberikan value (nilai) keperusahaan atau produsen sebagai berikut:
9
1.
Premium price dan margin keuntungan yang lebih tinggi
2.
Merk yang kuat akan memberikan peluang bagi produsen untuk melakukan perluasan
merk dan mengeksploitasi pasar lebih dalam
3.
Merk dapat menjadi basis terbentuknya loyalitas bahkan fanatisme pelanggan
4.
Merk menjadi komponen keunggulan bersaing yang sangat kuat, sulit ditiru oleh
pesaing.
2.4
Strategi Merek
Secara umum ada lima pilihan untuk menentukan strategi merek (brand strategy) perusahaan,
yaitu:
1.
Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy),
artinya perusahaan membuat produk baru atau produk tambahan dalam lini produk yang sama
dan juga menggunakan merek yang sama, tetapi dengan tambahan atau feature tertentu, seperti
bentuk, rasa, kandungan, ukuran kemasan, dan lain sebagainya. Contoh dari strategi perluasan
lini produk adalah, Indomie Goreng dengan Indomie Goreng Ayam, Supermie Soto dengan
Supermie Soto Banjar, Shampo Sunsilk dengan aneka variannya dan lain-lain.
2.
Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy), adalah saat perusahaan
memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada yang biasanya memang sudah berhasil
di pasar untuk digunakan sebagai merek produk baru dalam lini produk yang berbeda. Contoh
penggunaan strategi perluasan merek adalah penggunaan merek Dove, Shampo Dove, Sabun
Mandi Dove, kemudian penggunaan merek Lifebuoy untuk shampo Lifebuoy dan sabun mandi
Lifebuoy, dan lain sebagainya.
3.
Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy), adalah strategi di mana perusahaan
menggunakan banyak merek untuk setiap produknya, dalam kategori produk yang sama. Bisa
juga perusahaan dengan sengaja menciptakan second brand dengan maksud untuk melindungi
merek pertama, jadi merek kedua ini sifatnya atau fungsinya adalah untuk berperang jika ada
produk pesaing yang mengganggu, istilahnya sebagai fighting brand atau flanking brand.
Tetapi terjadinya multi brand bisa juga diakibatkan oleh proses akuisisi perusahaan dimana
perusahaan yang diakuisisi juga memiliki merek untuk kategori produk yang sama.
4.
Strategi Merek Baru (New Brand Strategy), Penggunaan merek baru untuk
meluncurkan produk baru biasanya dipilih oleh perusahaan dengan alasan tertentu, diantaranya
adalah dikhawatirkan jika produk baru gagal, maka bisa mempengaruhi merek dan produk yang
sudah ada, perusahaan tidak mau mengambil resiko dengan merek dan produk yang baru
tersebut. Atau perusahaan menganggap merek yang sudah dimiliki tidak ada yang cocok
10
dengan produk baru tersebut (menurut penulis alasan ini masih kurang pas, karena banyak
merek yang sebelumnya tidak cocok, ketika produk tersebut booming, mereknya terdengar
enak juga diucapkan untuk produk tersebut)
5.
Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy), atau co-branding adalah penggunaan
dua merek untuk satu produk, atau biasa disebut juga kerjasama branding, dan strategi ini
ditempuh perusahaan untuk mendapatkan kekuatan dari masing-masing merek tersebut.
Biasanya strategi ini ditempuh oleh perusahaan besar yang sudah memiliki merek yang terkenal
dan sudah sangat kuat, sehingga penggunaan dua merek tersebut akan semakin menguatkan
posisi produk di pasar. Contoh produk yang menggunakan strategi co-branding adalah air
minum dalam kemasan – AMDK merek Aqua dengan merek dunia Danone, menjadi Aqua
Danone.
Adapun strategi merek dari MS Glow sebagai berikut:
●
Gunakan pemasaran secara online dan offline
●
menyiarkan secara langsung sesi talkshow melalui media sosial atau partner
menggandeng sebanyak mungkin publik figur hingga mega public figure. Serta
●
menggandeng artis-artis papan atas sebagai brand ambassador
11
●
Kemasan harus menarik & memiliki ciri khas
●
Gunakan produk sendiri
●
Berikan harga khusus atau diskon
●
Berikan produk gratis
●
Menjual & memberi edukasi
●
Jalin komunikasi yang baik dengan konsumen
●
Kerjasama dengan distributor ataupun reseller
●
promosi melalui iklan
Kementerian Perindustrian Indonesia, industri kecantikan atau kosmetik di Indonesia
mengalami kenaikan yang sangat pesat mulai tahun 2017 yaitu sebesar 95 persen mulai dari
sektor
industri
kecil,
menengah
(IKM)
dan
juga
besar.
Salah satu produk kosmetik buatan lokal yang tidak kalah bagusnya atau dapat menyaingi
produk kosmetik luar negeri adalah MS Glow. MS Cosmetic ini merupakan lini kosmetik dari
perusahaan MS Glow yang mulai dikenal publik sejak tahun 2017, perusahaan ini didirikan
oleh Maharani Kemala dan Shandy Purnamasari.
2.5
Elemen-Elemen Brand Equity (Ekuitas Merek)
Ada beberapa elemen yang ada pada brand equity sebagai berikut ini :
1)
Brand Awareness ( Kesadaran Merek )
Brand awareness, yaitu bagaimana masyarakat tahu dan sadar keberadaan merek MS Glow.
Kesadaran merek adalah kemampuan seseorang untuk mengenali atau mengingat kembali
suatu merek tertentu. Kesadaran merek adalah kemampuan seorang pembeli untuk mengenali
atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu
(David Allen Aaker dalam Freddy Rangkuty 2016:39) dalam jurnal (De Matra Febriyani,
2019). Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada sejarah mana tingkatan
kesadaran yang dicapai oleh suatu merek.
Berdasarkan data dari IBBA, dari sisi brand awareness, MS GLOW telah menjadi Top Of
Mind atau merek yang paling diingat oleh konsumen. MS GLOW juga menempati urutan
pertama pada klasifikasi Best Brand atau merek yang dianggap terbaik oleh konsumen. MS
12
GLOW berhasil meraih IBBA 2020 dengan Kategori Perawatan Wajah Yang Dijual Secara
Eksklusif.
2)
Perceived Quality
Perceived quality, yaitu bagaimana MS Glow meyakinkan konsumen untuk membeli
produknya karena alasan kualitas terbaik. Produk MS Glow banyak diminati oleh orang adalah
karena bahann ya yang digunakan bukan bahan berbahaya, serta tercapainya meliputi iklan,
brand usage, kepuasan pelanggan, serta loyalitas pelanggan.
Menurut Rangkuti (2004), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan maksud yang
diharapkan pelanggan.
3)
Brand Loyalty
MS Glow mendorong agar pembeli menjadi committed buyer. “Sebab, dengan memiliki
pembeli berkomitmen, itu sangat memungkinkan MS Glow berkembang sesuai suara
konsumen. Loyalitas merek pada produk kecantikan Ms glow
semakin banyak. Serta
pelanggan percaya terhadap merek ms glow untuk dijadikan pilihan dan cenderung untuk
melakukan pembelian berulang. John C Mowen dan Michael Minor mendefinisikan brand
loyalty sebagai
tingkatan
yang menggambarkan
sikap
positif
pelanggan
terhadap
sebuah brand, membangun komitmen, dan memiliki kecenderungan untuk membeli lagi di
masa yang akan datang.
4)
Brand Association
Brand association, yaitu bagaimana masyarakat mengasosiasikan dan menginterpretasikan
perawatan kulit atau kata “glowing” dengan merek MS Glow.
Saat ini MS Glow sudah mengantongi logo halal MUI, sertifikasi BPOM dan lolos uji klinis
sehingga produknya terjamin aman untuk digunakan. Kegigihan MS Glow dalam membangun
mereknya tidak hanya dengan berjualan produk perawatan kulit. Namun, juga melalui MS
Glow Aesthetic Clinic, dengan menawarkan berbagai treatment perbaikan dan perawatan kulit,
seperti
layanan
menggunakan
teknologi
laser,
meso, skin
rejuvenation,
V-shape,
microdermabrasi, hingga beauty transformation. Treatment-nya langsung ditangani dokter
ahli.
Menurut Kertajaya (2004: 206), asosiasi merek adalah asosiasi apapun yang terkait dengan
sebuah merek tertentu. Asosiasi ini bisa berupa atribut produk, bintang iklan yang menjadi
endorser produk, atau berupa simbol,logo, maskot. Asosiasi ini biasanya dibentuk oleh
identitas yang dimiliki merek tersebut. Fandy Tjiptono (2014: 40) berpendapat bahwa asosiasi
merek adalah segala sesuatu yang terkait dengan memori atau ingatan terhadap sebuah merek.
13
2.6
Peran Brand Equity
Menurut David A. Aaker (2014) ekuitas merek merupakan serangkaian asset dan
kewajiban yang terkait dengan sebuah merek, nama dan symbol yang memberikan nilai
tambah yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan pelanggan. Dengan
adanya kondisi pandemi di Indonesia diduga terjadinya kenaikan penjualan itu disebabkan
karena banyaknya minat konsumen dan kepuasan pada saat menggunakan produk.
Produk MS glow di Masyarakat semakin meningkat, terbukti dengan penjualan MS GLOW
yang meraih Indonesia Best Brand Award (IBBA) tahun 2020. setiap tahun yang mengukur
nilai suatu merek dengan memaparkan elemen-elemen yang menentukan nilai tersebut. Hasil
dari survei ini dapat mengetahui posisi, perubahan, dan persaingan setiap merek dengan merek
lainnya pada setiap elemen yang diukur. Kepada pemenangnya, dalam survei ke-19 yang
digelar oleh Majalah SWA bersama lembaga riset MARS Digital Indonesia ini, diberikan
penghargaan IBBA, yaitu penghargaan merek-merek terbaik peraih Brand Value tertinggi.
Minat beli merupakan sikap konsumen dalam perilaku pembelian yang tertarik akan suatu
produk. Salah satu aspek yang sering kali dijadikan acuan untuk membeli suatu produk yaitu
dengan melihat brand image produk tersebut.
Pengertian Brand Perceived Quality
●
Perceived quality (persepsi kualitas) adalah persepsi pelanggan atau konsumen terhadap
keseluruhan keunggulan atau kualitas suatu produk atau jasa ditinjau dari fungsinya secara
relatif dibandingkan dengan alternatif-alternatif lain. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa
yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan (yang diukur
secara relatif) yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa.
Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap kualitas dan superioritas produk
suatu daerah relatif terhadap pesaingnya. Persepsi kualitas mencerminkan perasaan konsumen
secara menyeluruh mengenai suatu merek. Persepsi kualitas sulit ditentukan mengingat ia
merupakan hasil persepsi dan judgement bagi pelanggan. Karena perceived quality merupakan
persepsi dari pelanggan, maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara obyektif.
Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek, dalam
banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting pembelian
serta merek mana yang akan dipertimbangkan konsumen yang pada gilirannya akan
14
memengaruhi konsumen dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli.
Berikut definisi dan pengertian persepsi kualitas atau perceived quality dari beberapa sumber
buku:
Menurut Durianto (2011), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan
pelanggan.
Menurut Handayani, dkk (2010), persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap kualitas
atau keunggulan suatu produk atau jasa sehubungan dengan tujuan yang diinginkannya,
dibandingkan dengan alternatif-alternatif lain.
Menurut Simamora (2003), persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif dengan
produk-produk lain.
Menurut Rangkuti (2004), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan maksud yang
diharapkan pelanggan.
Adapun beberapa manfaat dari membangun persepsi kualitas yang baik bagi pelanggan atau
konsumen antara lain yaitu sebagai berikut:
Kualitas memegang peranan yang sangat penting sebagai salah satu syarat seorang
●
konsumen dalam membeli sebuah produk. Kesan kualitas yang baik terhadap sebuah merek
produk akan memperbesar kemungkinan pembelian terhadap merek tersebut.
●
Persepsi kualitas juga membantu proses pembedaan merek dimata konsumen.
Kesan akan kualitas yang baik memberikan kesempatan bagi produsen untuk
●
memberikan harga optimum terhadap produk sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
Kesan kualitas juga berpengaruh penting bagi saluran distribusi produk. Pengecer, distributor,
dan penjual produk akan yakin dalam mendistribusikan produk apabila memiliki kesan kualitas
yang baik terhadap produk. Kesan kualitas yang baik terhadap sebuah merek akan memberikan
kesempatan bagi perusahaan, apabila ingin melakukan perluasan merek. Perusahaan bisa
menciptakan sebuah produk baru dengan menggunakan merek yang sudah ada.
Dalam pengukuran persepsi kualitas suatu merek diperlukan indikator terhadap dimensi
kualitas yang terkait dengan karakteristik suatu produk atau jasa. Menurut Lupiyoadi dan
Hamdani (2009), terdapat beberapa dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis
karakteristik kualitas produk atau jasa, yaitu sebagai berikut:
15
●
Kinerja
●
Fitur
●
Kehandalan
●
Kesesuaian
●
Daya tahan
●
Kemampuan pelayanan
●
Estetika
Menurut Durianto (2011), hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun perceived
quality atau persepsi kualitas suatu produk atau jasa antara lain yaitu sebagai berikut:
Komitmen terhadap kualitas. Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap
●
kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas bukan
hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi.
Budaya kualitas. Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma
●
perilakunya, dan nilai-nilai. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya
maka kualitas yang harus dimenangkan.
Informasi masukan dari pelanggan. Pada akhirnya dalam membangun perceived quality
●
pelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Sering kali para pemimpin keliru dalam
memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya.
Sasaran/standar yang jelas. Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena
●
sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus
memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa
prioritas sama saja dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya akan
membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri.
Kembangkan karyawan yang berinisiatif. Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan
●
untuk berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan
pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian
kualitas layanan.
Terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi persepsi kualitas seorang
pelanggan atau konsumen terhadap suatu produk atau jasa, antara lain yaitu sebagai berikut:
Motivasi. Motivasi merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari tindakan
●
yang dilakukannya. Adanya motivasi dalam diri seseorang menjadi dasar untuk melakukan
pembelian.
16
Sikap. Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan
●
diberikan seseorang. Apabila seseorang memiliki sikap yang positif pada suatu produk maka
orang tersebut akan membeli produk yang ditawarkan. Sebaliknya apabila seseorang memiliki
sikap yang negatif pada suatu produk maka orang tersebut tidak akan membeli produk yang
ditawarkan
Minat. Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu
●
hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidak-sukaan terhadap objek
tersebut.
Pengalaman. Masa lalu dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya
●
akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar.
Cara meningkatkan Brand Perceived Quality Masyarakat Jakarta pada Produk
●
MS Glow
1.
Lebih meningkatkan pemanfaatan media sosial sebagai alat promosi dan membangun
komunitas secara lebih luas guna menghubungkan, dan menjalin hubungan dengan konsumen
dan untuk membantu perusahaan meningkatkan pangsa pasar dan mendorong minat membeli
pelanggan mereka.
2.
Mampu menjaga citra mereknya dan mendorong pembentukan citra merek yang lebih
unggul agar dapat bersaingan dengan baik dan membangun kebanggaan dalam diri konsumen
pada produk MS GLOW.
3.
Mampu menjaga kestabilan harga dan menjaga kualitas produk, supaya konsumen
mendapatkan kualitas produk dan hasil yang terbaik atas produk skincara MS GLOW.
4.
Memperbaiki marketing dibawah ekspektasi konsumen, dan memberikan prioritas
perbaikan pada faktor marketing yang secara signifikan mempengaruhi perceived quality.
●
1.
Faktor Pengaruh Keputusan Konsumen dalam Pembelian Produk Ms Glow
Kualitas Produk. Ketika membeli suatu produk konsumen tidak hanya sekedar membeli
produk tersebut, tetapi juga membeli manfaat dan keunggulan dari produk tersebut. Konsumen
akan menyukai produk yang berkualitas tinggi dan bagus yang berbeda dengan produk lainnya.
Semakin tinggi kualitas produk yang ditawarkan maka semakin tinggi pula keputusan
konsumen untuk membeli produk tersebut.
2.
Brand Image. MS.GLOW mempunyai keunikan tersendiri bagi konsumennya. Dengan
keunikan produk MS.GLOW membuat konsumen merasa bahwa merawat dan menjaga wajah
itu sangatlah penting. Dengan demikian MS.GLOW hadir dan mewujudkan impian konsumen
17
untuk memiliki kulit sehat seperti yang mereka inginkan.
2.7
Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data
●
Penulis menggunakan beberapa metode atau teknik dalam pengumpulan data ini. Metode
pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah
1.
Observasi
Metode ini dilakukan penulis dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada
beberapa toko yang menjual Produk MS glow untuk memperoleh data perusahaan dan
pelanggan/responden.
2.
Kuesioner
Metode ini dilakukan dengan cara penulis menyebarkan kuesioner dalam format google form
yang berisi berbagai pernyataan kepada pengguna smartphone.
3.
Dokumentasi
Metode dokumentasi yang dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data dari beberapa
buku, jurnal, website, dan laporan. Dengan metode ini penulis mendapatkan data yang relevan
dengan judul penelitian serta informasi mengenai profil perusahaan.
Metode Populasi dan Sampling
●
Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang
hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya.
Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang
populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian dari
suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi
lain, memandang populasi sebagai sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki
oleh individu-individu anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi
perhatian utama dalam kajian genetika populasi.
18
Populasi didalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Seperti
menjurut Sugiyono (2011 : 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian adalah keseluruhan
dari objek penelitian yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dan pendapat di atas menjadi salah satu acuan bagi
penulis untuk mementukan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Jakarta
yang menggunakan produk dari brand MS Glow.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya
akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri.
Sampel
dianggap
sebagai
perwakilan
dari
populasi
yang
hasilnya
mewakili
keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik
tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak dan
tidak acak.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara non probabilitas yaitu
convenience sampling. Menurut Hartono (2004), pengambilan sampel dengan convinience sampling
adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel secara bebas sekehendak peneliti.
Metode pengambilan sampel ini dipilih untuk memudahkan penulis dengan alasan bahwa populasi
pengguna brand MS Glow di Jakarta sangat banyak. Selain itu juga sulit untuk membuat kerangka
sampling yang sesesungguhnya karena daftar pengguna brand MS Glow di Jakarta sulit diperoleh.
Pemilihan metode convenience sampling diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan
untuk mendapatkannya, dengan kata lain sampel diambil karena sampel tersebut ada pada tempat dan
waktu yang tepat. 37 Sugiarto et al. (2003) mengungkapkan kelemahan dan kelebihan metode
convenience sampling ditinjau dari segi biaya dan waktu yang diperlukan, teknik sampling ini
merupakan metode yang termurah dan hemat waktu. Dapat dilihat bahwa sampling unitnya (responden)
dapat diakses, mudah diukur, sangat membantu, dan mau bekerja sama. Disamping kemudahan dan
kelebihan dari teknik sampling ini, terdapat beberapa keterbatasan. Hal ini mengingat pemilihan unit
sampel dengan metode ini dapat dilakukan dengan mengambil siapa saja dapat ditemui oleh peneliti,
sehingga bilamana dalam prosesnya tidak dilakukan seleksi lebih lanjut, hasil yang diperoleh dapat
memunculkan bisa dalam pengambilan keputusan. Metode ini menuntut kehati-hatian dalam
menerjemahkan hasil penelitian.
●
Metode Analisis Data
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan ini adalah
19
metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitaif, dengan sumber data primer berupa
kuesioner. Penulis menggunakan tabel hasil jawaban responden untuk menganalisis brand
perceived quality pada Produk MS Glow.
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
3.1
Profil Perusahaan
MS Glow adalah sebuah brand kecantikan yang merupakan salah satu lini dibawah
naungan PT Kosmetika Cantik Indonesia. MS Glow berdiri pada 2013 dan singkatan dari moto
perusahaan tersebut: Magic For Skin. Dengan nama brand ini, para founder berharap MS Glow
menjadi produk skincare yang menjadi solusi kulit semua kalangan. MS Glow berdiri karena
hobi kedua founder-nya yang selalu ingin terlihat cantik dan sehat sehingga brand kecantikan
ini menawarkan produk kosmetik dan perawatan tubuh.
Berawal dari penjualan produk MS Glow skincare dan body care secara online dan telah
memperoleh kepercayaan dari jutaan customer. Brand kecantikan ini terus melakukan
pengembangan produk. Produk MS Glow adalah produk yang aman dan berkualitas dan tidak
bertentangan dengan Pada tahun 2020 MS GLOW meraih Best Brand Award dengan kategori
20
"Perawatan Wajah yang dijual Secara Eksklusif". kaedah-kaedah medis sehingga aman dan
terpercaya. Produk MS Glow juga memiliki sertifikasi BPOM, Halal dan Dermatology tested,
yang merupakan standar untuk produk yang diedarkan secara resmi dan aman untuk para
konsumen. Melalui bisnis ini MS GLOW secara konsisten telah membantu perekonomian serta
meningkatkan value dari wanita - wanita Indonesia untuk dapat menjadi wanita yang mandiri
dan berpenghasilan sendiri.
3.2
Profil MS Glow Store
MS GLOW memulai perjalanan pada 2013 sebagai local brand perawatan kulit dan tubuh
secara online. MS GLOW sendiri merupakan singkatan dari motto Magic for Skin, di mana
kami ingin memberikan perawatan terbaik untuk wanita Indonesia.
Kini, MS GLOW telah berkembang menjadi brand yang tak hanya menyediakan
perawatan untuk wajah dan tubuh, tapi juga kosmetik. MS GLOW memiliki Distributor, Agen,
Member & Reseller resmi hampir di seluruh penjuru Indonesia. Tak berhenti di situ, MS
GLOW bahkan merambah mancanegara.
Bukan hanya diperuntukkan bagi wanita dewasa, MS GLOW juga berkembang menjadi
brand yang menjangkau seluruh kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga pria sekalipun.
MS GLOW juga memenuhi kebutuhan kecantiikan dan kesehatan kulit dari luar dan dalam.
MS GLOW memahami bahwa kecantikan dan kesehatan kulit merupakan aset terpenting.
Karena itu, MS GLOW terus menjaga kualitas dan mendapatkan sertifikasi BPOM, Halal dan
teruji secara klinis untuk memberikan perawatan kulit terbaik.
3.3
Profil Responden
Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan responden berdasarkan karakteristik sebagai
berikut.
1. Jenis Kelamin
Adapun jenis kelamin responden terdiri dari dua yaitu Laki-laki dan Perempuan. Setelah
kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden maka dilakukanlah identifikasi terhadap
responden yang menjadi sampel sebagai berikut. Dapat dilihat pada Tabel 3.3.1 berikut bahwa
berdasarkan jenis kelamin maka responden didominasi oleh Perempuan 27 orang atau 90%
sedangkan Laki-laki 3 orang atau 10%. Profil responden menurut jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel 3.3.1
21
Tabel 3.3.1. Jenis Kelamin Responden
No
1
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Perempuan
27
90%
Laki-laki
3
10%
Jumlah
30
100%
Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023
2. Usia Responden
Adapun usia responden terdiri dari 3 kelompok yaitu ; kelompok usia ≤ 25 tahun, kelompok
usia responden 21 – 25 tahun, dan kelompok usia responden 15 - 20 tahun. Setelah kuesioner
disebarkan kepada 30 orang responden maka dilakukanlah identifikasi terhadap responden
yang menjadi sampel sebagai berikut. Dapat dilihat pada Tabel 3.3.2 berikut bahwa
berdasarkan kelompok usia maka responden didominasi oleh kelompok usia 21-25 tahun 23
orang atau 76,7% . Selanjutnya kelompok usia 15-20 tahun 6 orang atau 20%. Sedangkan
responden minoritas yaitu kelompok usia >25 tahun 1 orang atau 3,3%. Profil responden
menurut usia dapat dilihat pada tabel 3.3.2
Tabel 3.3.2. Usia Responden
No
1
Karakteristik Responden
Usia
Frekuensi
Persentase
15 - 20 tahun
6
20%
21 - 25 tahun
23
76,7%
>25 tahun
1
3,3%
Jumlah
30
100%
Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023
3. Pekerjaan Responden
Adapun pekerjaan responden terdiri dari enam golongan yaitu Mahasiswa/Pelajar, Pegawai
Negeri, Pegawai Swasta, Wiraswasta, dan Ibu Rumah Tangga. Setelah kuesioner disebarkan
kepada 30 orang responden maka dilakukanlah identifikasi terhadap responden yang menjadi
sampel sebagai berikut. Dapat dilihat pada Tabel III.3 berikut bahwa berdasarkan pekerjaan
maka responden didominasi oleh Pegawai Swasta 15 orang atau 60% . Responden dengan
pekerjaan Mahasiswa/Pelajar 9 orang atau 30%. Responden dengan pekerjaan Wiraswasta 3
22
orang atau 10%. Responden dengan pekerjaan Pegawai Negeri 2 orang atau 6,7%. Responden
dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga 1 orang atau 3,3%. Profil responden menurut jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel III.3
Tabel III.3. Pekerjaan Responden
No
Karakteristik Responden
1
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
Mahasiswa/Pelajar
9
30%
Pegawai Negeri
2
6,7%
Pegawai Swasta
15
50%
Wiraswasta
3
10%
Ibu Rumah Tangga
1
3,3%
Jumlah
30
100%
Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023
3.4
Analisis dan Pembahasan
1.
Pernah membeli produk MS Glow
Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki preferensi berbeda terhadap pembelian
produk MS Glow. Hal ini ditunjukkan dengan 24 orang (80%) menjawab ya terhadap
perferensi dalam pembelian produk MS Glow, sementara 6 orang (20%) menjawab tidak
terhadap preferensi dalam pembelian produk MS Glow.
Tabel 3.4.1. Pernah membeli produk MS Glow
No
Keterangan
Frekuensi
Persentase
1
Ya
24
80%
2
Tidak
6
20%
Jumlah
30
100%
Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023
2.
Seberapa sering membeli produk MS Glow
Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki preferensi berbeda terhadap seberapa
23
sering dalam pembelian produk MS Glow. Hal ini ditunjukkan dengan 23 orang (76,7%)
menjawab lebih dari 1 Bulan terhadap perferensi seberapa sering dalam pembelian produk MS
Glow, sedangkan 7 orang (23,3%) menjawab setiap bulan terhadap preferensi seberapa sering
dalam pembelian produk MS Glow. Sementara yang menjawab setiap minggu terhadap
preferensi seberapa sering dalam pembelian produk MS Glow tidak memiliki responden dan
presentase.
Tabel 3.4.2. Seberapa sering membeli produk MS Glow
No
Keterangan
Frekuensi
Persentase
1
Setiap Minggu
-
-
2
Setiap Bulan
7
23,3%
3
Lebih dari 1 Bulan
23
76,7%
Jumlah
30
100%
Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023
3.
Produk MS Glow yang sering dibeli
Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki preferensi berbeda terhadap produk MS
Glow yang sering dibeli. Hal ini ditunjukkan dengan 12 orang (40%) menjawab MS Glow
facial wash terhadap perferensi produk MS Glow yang sering dibeli, untuk 6 orang (20%)
menjawab MS Glow Night Cream, untuk 5 orang (16,7%) menjawab MS Glow Day Cream,
untuk 3 orang (10%) menjawab MS Glow Night Cream, untuk 3 orang (10%) menjawab MS
Glow Glowing Toner, dan untuk 1 orang (3,3%) menjawab MS Glow JJ Glow.
Tabel 3.4.3. Produk MS Glow yang sering dibeli
No
Keterangan
Frekuensi
Persentase
1
MS Glow Facial Wash
12
40%
2
MS Glow Night Cream
6
20%
3
MS Glow Whitening Gold Serum
3
10%
4
MS Glow Day Cream
5
16,7%
5
MS Glow Glowing Toner
3
10%
6
MS Glow JJ Glow
1
3,3%
24
Jumlah
30
100%
Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023
4.
Alasan pembelian produk MS Glow
Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki preferensi berbeda terhadap alasan
pembelian produk MS Glow. Hal ini ditunjukkan dengan 19 orang (63,7%) menjawab cocok
dengan produk MS Glow yang digunakan. Sedangkan 11 orang (36,3%) menjawab hanya
mencoba/penasaran dengan produk MS Glow.
Tabel 3.4.4. Alasan pembelian produk MS Glow
No
Keterangan
Frekuensi
Persentase
1
Cocok dengan produk MS Glow
19
63,7%
2
Mencoba/Penasaran dengan produk MS Glow
11
36,3%
Jumlah
30
100%
Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023
5.
Nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow
Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki nilai ekspektasi kualitas terhadap
penggunaan produk MS Glow. Hal ini ditunjukkan dengan 24 orang (80%) menjawab ya
terhadap kesesuaian nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow, dan 6
orang (20%) menjawab tidak terhadap kesesuaian nilai ekspektasi kualitas terhadap
penggunaan produk MS Glow.
Tabel 3.4.5. Nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow
No
Keterangan
Frekuensi
Persentase
1
Ya
24
80%
2
Tidak
6
20%
Jumlah
30
100%
Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023
25
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Definisi Brand/Merek Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama,
istilah, gambar, logo, lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk
mengidentifikasi, mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau layanan (jasa)
dari suatu penjual serta membedakannya dari pesaing.
Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek, dalam
banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang dalam pembelian
serta merek mana yang akan dipertimbangkan konsumen yang pada gilirannya akan
memengaruhi konsumen dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli.
Hasil dari survei ini kita dapat mengetahui elemen-elemen equitas Merk MS Glow, berkaitan
dengan hasil Responden seperti halnya Brand Awareness berkaitan dengan keberadaan MS
Glow itu sendiri serta alasan pembelian produk dari MS Glow tersebut, dan Perceived Quality
berkaitan dengan bagaimana Tanggapan Responden terkait nilai ekspektasi mereka terhadap
Kualitas dari produk MS Glow dalam arti, produk ini memuaskan atau tidak.
26
4.2
Saran
Perusahaan menganggap merek yang sudah dimiliki tidak ada yang cocok dengan produk
baru tersebut (menurut penulis alasan ini masih kurang pas, karena banyak merek yang
sebelumnya tidak cocok, ketika produk tersebut booming, mereknya terdengar enak juga
diucapkan untuk produk tersebut). Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy), atau cobranding adalah penggunaan dua merek untuk satu produk, atau biasa disebut juga kerjasama
branding, dan strategi ini ditempuh perusahaan untuk mendapatkan kekuatan dari masingmasing merek tersebut.
Dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting
pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan konsumen yang pada gilirannya akan
memengaruhi konsumen dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli.
27
DAFTAR PUSTAKA
Arief, S., & Sunarti. (2017). Loyalitas Merek (Survei pada Warga Kelurahan Penanggung
Konsumen Produk Aqua di Kota Malang). Administrasi Bisnis, 44(1), 144–153.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/173 9/2118
Krisnawati, D. (2016). Pengaruh Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian AMDK
Merek Aqua (Studi pada Masyarakat di Kota Bandung). 4(1). http://ojs.ekonomiunkris.ac.id/index.php/JMBK/article/view/30/pdf
Utomo, I. W. (2017). Utomo, I. W. (2017). Pengaruh Brand Image, Brand Awareness, dan
Brand Trust Terhadap Brand Loyality Pelanggan Online Shopping ( Studi Kasus Karyawan Di
BSI
Pemuda
),
VIII,
76–84
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom/article/view/.
Retrieved
from
VIII(1),
76–84.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom/article/view/2327/1607
Adieb, Maulana. 2021. “Sering Dianggap Sama, Ini Dia Letak Perbedaan antara Brand dan
Branding”, https://glints.com/id/lowongan/perbedaan-brand-dan-branding/#.Y6X1_33P2M8,
diakses pada 18 Desember 2022.
Arief, S., & Sunarti. 2017. “Loyalitas Merek (Survei pada Warga Kelurahan Penanggungan
Konsumen Produk Aqua di Kota Malang)”. Administrasi Bisnis, 44(1), 144–153.
Hery. (2019). Manajemen Pemasaran. Grasindo.
Pahlevi.
2019.
“Pengertian
Persepsi
Kualitas
(Perceived
Quality)”,
https://www.pahlevi.net/pengertian-persepsi-kualitas/, diakses pada 18 Desember 2022.
28
Vinashaw.
2017.
“Apakah
Peranan
Dan
Kegunaan
Merek”,
Dictio.Id.
https://www.dictio.id/t/apakah-peranan-dan-kegunaan-merek/14027,
diakses
pada
18
Desember 2022.
https://www.insertlive.com/lifestyle/20220225130849-19-267552/cerita-sejarah-berdirinyams-glow-hingga-ke-mancanegra, diakses pada 18 Desember 2022.
Prichilia, Fina. 2022. “Mitos dan Fakta Seputar Perawatan Kulit, Termasuk Apakah Skincare
Mahal Sudah Pasti Efektif? Ini Kata Ahli”, https://www.beautynesia.id/beauty/mitos-danfakta-seputar-perawatan-kulit-termasuk-apakah-skincare-mahal-sudah-pasti-efektif-ini-kataahli/b-265516, diakses pada 18 Desember 2022.
Barlian Kahfi, Jeihan. 2021. “MS Glow, Berupaya Tumbuh Bersama Konsumen Loyal”,
https://swa.co.id/business-champions/brands/ibba/ms-glow-berupaya-tumbuh-bersamakonsumen-loyal, diakses pada 18 Desember 2022.
Riadi, Muchlisin. 2021. “Perceived Quality (Persepsi Kualitas) – Pengertian, Manfaat, Dimensi
dan Nilai”, https://www.kajianpustaka.com/2021/04/perceived-quality-persepsi-kualitas.html,
diakses pada 18 Desember 2022.
Setyaningrum Mei, Puri. 2020. “MS Glow Raih Indonesia Best Brand Award Tahun 2020”,
https://wartaekonomi.co.id/read319640/ms-glow-raih-indonesia-best-brand-award-tahun2020, diakses pada 18 Desember 2022.
http://repository.upi.edu/203/6/S_PJKR_0802558_CHAPTER%203.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/9859/05.3%20bab%203.pdf?sequence=7
&isAllowed=y
29
Download