ANALISIS BRAND PERCEIVED QUALITY TERHADAP ESTIMASI PERMINTAAN MASYARAKAT JAKARTA PADA PRODUK MS GLOW LAPORAN RISET Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Ekonomi Manajerial Dosen Pengampu: Ibu Viani Naufalia, MM Disusun oleh: DIRGA SAPUTRA (64210914) FIKRI AL MUHANDIS (64210462) MOCH IRSYAD AL GHIFARY (64211150) SHINTA RISKAMAWATI (64210177) SITI MASLIHA (64210100) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Sarana Informatika Kaliabang 2023 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Analisis Brand Perceived Quality Terhadap Estimasi Permintaan Masyarakat Jakarta Pada Produk MS Glow” . Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca serta bagaimana upaya untuk meningkatkannya. Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Mei, 2023 Penulis DAFTAR ISI 2 HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………...1 KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2 DAFTAR ISI……………………………………………………………………………3 DAFTAR TABEL………………………………………………………………………4 BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………5 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...6 1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………7 1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………..7 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum…………………………………………………………………….….8 2.2 Definisi brand/merek………………………………………………………...8 2.3 Peranan dan kegunaan merek……………………………………….……….9 2.4 Strategi merk…………………………………………………………...……10 2.5 Elemen-elemen brand equity (ekuitas merek)…………………………….....12 2.6 Peran brand equity…………………………………………………...………14 2.7 Metode Penelitian………………………………………………………...…..18 BAB III : ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Profil Perusahaan………………………………………………...…………...21 3.2 Profil MS Glow Store……………………………………………...…………21 3.3 Profil Responden……………………………………………………...……...22 3.4 Analisis dan Pembahasan………………………………………………...…..24 BAB IV : PENUTUP 4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...27 4.2 Saran………………………………………………………………………….28 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………29 DAFTAR TABEL 3 Tabel 3.3.1. Jenis Kelamin Responden 21 Tabel 3.3.2. Usia Responden 22 Tabel 3.3.3. Pekerjaan Responden 23 Tabel 4.3.1. Pernah membeli produk MS Glow 24 Tabel 4.3.2. Seberapa sering membeli produk MS Glow 24 Tabel 4.3.3. Produk MS Glow yang sering dibeli 25 Tabel 4.3.4. Alasan pembelian produk MS Glow 25 Tabel 4.3.5. Nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow 26 BAB I 4 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pasti mendambakan kulit wajah yang sehat dan bebas dari jerawat. Di samping menunjang penampilan, memiliki kulit yang bersih juga bisa menambah kepercayaan diri seseorang. Tak ayal, produk skincare menjadi suatu kebutuhan esensial bagi sejumlah orang. Produk perawatan kulit atau skincare menjadi salah satu produk yang memiliki prospek bisnis yang bagus. Hal ini didorong karena kebutuhan perawatan kulit atau skincare pasti akan terus ada. Setiap orang tentu ingin memiliki kulit yang sehat dan terawat, terlebih kaum perempuan. Banyak sekali hal-hal seputar kecantikan yang beredar di masyarakat. Sebagai pengguna skincare dan makeup, kita perlu cermat, karena belum tentu semuanya itu benar. Seperti apakah harus beli skincare mahal karena sudah pasti bagus? Lalu apakah pakai sunscreen, cukup saat berkegiatan di luar ruangan saja? Industri skincare merupakan salah satu industri yang dinamis. Dibutuhkan inovasi agar menjadi perhatian bagi industri kecantikan di Indonesia yang merupakan pangsa pasar terbesar di bisnis kecantikan dan perawatan kulit. Terlebih, belakangan ini skincare lokal menjadi semakin digandrungi oleh para konsumen. Brand kecantikan lokal terus tumbuh dan berlomba-lomba membuat produk skincare terbaik yang digemari masyarakat. Salah satu yang sedang naik daun adalah MS Glow. Namanya sedang melejit di bidang bisnis kecantikan. Nama MS GLOW sendiri merupakan singkatan dari moto yang diangkat, yakni ‘Magic for Skin’. Kala itu, produk-produk MS GLOW berhasil disukai dan dipercayai oleh banyak customer, sehingga tim MS GLOW pun terus berinovasi. MS Glow tetap stabil sebagai jenama lokal yang paling diminati di platform e-dagang di Indonesia. Data ini yang dikumpulkan Perusahaan teknologi Insignia dan MarketHac melalui riset terbarunya dari beberapa platform terkemuka di Indonesia tersebut yang dikumpulkan selama kuartal I di tahun 2022. MS Glow juga terkenal sebagai brand yang memiliki reputasi baik, terbukti dari pencapaiannya sebagai brand kecantikan yang mendapatkan penghargaan Indonesia Best Brand Award 2020. Sedangkan penghargaan itu sendiri memiliki indikator meliputi iklan, brand usage, kepuasan pelanggan, serta loyalitas pelanggan. Brand kecantikan asal Indonesia ini selalu menghadirkan produk-produk skincare terbaik dari wajah hingga ujung kaki untuk para konsumen setianya. Hasil produk skincare MS Glow laris 5 manis dan sangat diminati konsumen. MS Glow pun tak berpuas diri. Brand Skincare ternama Indonesia ini terus mengembangkan diri untuk menghasilkan produk kecantikan terbaik untuk masyarakat. Sejak tahun 2015 hadir MS Glow Aesthetic Clinic yang saat ini sudah ada 13 cabang di kota - kota besar di Indonesia (Malang, Surabaya, Bali, Jakarta, Bandung, Sidoarjo, Bekasi, Makassar, Semarang, Medan Bogor dan Depok). Perkembangan perusahaan MS Glow semakin baik, hal tersebut ditunjukkan dengan perusahaan terus melakukan pengembangan produknya menjadi skincare, body care dan cosmetic. MS Glow memiliki distributor/stockist, agen, member, dan reseller resmi di seluruh Indonesia bahkan sudah merambah ke mancanegara. Demi kenyamanan konsumen perusahaan sangat memperhatikan keamanan dan kualitas bahan-bahan yang dipakai dalam produk MS Glow, hal tersebut dibuktikan dengan adanya sertifikasi BPOM dan sertifikasi halal pada produk MS Glow. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian: “Analisis Brand Perceived Quality Terhadap Estimasi Permintaan Masyarakat Jakarta Pada Produk MS Glow”. 1.2 Rumusan Masalah Penulis merumuskan permasalahan pada laporan riset ini sebagai berikut 1. Bagaimana Brand Perceived Quality Masyarakat pada Produk MS Glow ? 2. Bagaimana cara meningkatkan Brand Perceived Quality Masyarakat pada Produk MS Glow ? 3. Bagaimana faktor-faktor pengaruh keputusan konsumen dalam membeli Produk MS Glow? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian laporan riset merek ini bertujuan 6 1. Untuk mengetahui Brand Perceived Quality Masyarakat pada Produk MS Glow. 2. Untuk mengetahui cara meningkatkan Brand Perceived Quality Masyarakat pada Produk MS Glow. 3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen pada Produk MS Glow. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini memiliki manfaat, adapun manfaat dalam penelitian ini: 1. Bagi Penulis Dapat memahami, menyajikan informasi serta menambah wawasan mengenai Brand Perceived Quality melalui pengalaman yang di dapat oleh penulis saat melakukan penelitian. 2. Bagi Perusahaan Agar perusahaan dapat mengetahui mengenai Brand Perceived Quality serta diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas perusahaan dimata konsumen/masyarakat. 3. Bagi Pembaca Memberikan wawasan baru mengenai Brand Perceived Quality serta diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau pembanding untuk penelitian berikutnya yang sesuai dengan judul terkait. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Ketika ingin memulai sebuah usaha, hal pertama yang harus dilakukan adalah riset pemasaran. lalu menjangkau target audiens, jika target sudah ditentukan maka setelah itu menciptakan 7 brand image yang kuat, karena dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dengan riset pemasaran dapat memasarkan produk dengan tepat, di tempat yang tepat, harga yang tepat, dan untuk orang yang tepat. Selain itu, mengetahui apakah konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya, sehingga mereka tetap loyal kepada brand. Riset pemasaran akan lebih mudah membantu untuk mengidentifikasi sebuah peluang pasar baru untuk produk yang sudah ada maupun produk baru. Riset ini akan memberikan informasi tentang pangsa pasar, sifat persaingan, tingkat kepuasan pelanggan, kinerja penjualan, dan saluran distribusi. Informasi ini juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dimiliki perusahaan. 2.2 Definisi Brand/Merek Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama, istilah, gambar, logo, lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk mengidentifikasi, mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau layanan (jasa) dari suatu penjual serta membedakannya dari pesaing. Merek merupakan suatu tanda pengenal dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa yang sejenis dan sekaligus merupakan jaminan mutunya bila dibandingkan dengan produk barang atau jasa sejenis yang dibuat pihak lain. Merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Menurut Kotler dan Armstrong (2008), merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing. Menurut Tjiptono (2008), merek adalah logo, instrument legal (hak kepemilikan), perusahaan, shorthand notation, risk reducer, positioning, kepribadian, rangkaian nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra, relasi dan evolving entity. Menurut Simamora (2001), merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya yang ditunjukan untuk mengidentifikasi dan mendefenisi barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain. Menurut Rangkuti (2002), merek adalah nama dan simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Menurut Alma (2007), merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya. 8 2.3 Peranan dan Kegunaan Merek Merek memegang peranan sangat penting, yaitu sebagai perantara yang menjembatani harapan konsumen pada saat produsen menjanjikan suatu kelebihan dari produknya kepada konsumen. Merek dalam dunia perdagangan sangat penting, karena merek bermanfaat bagi pembeli, perantara, produsen maupun publik lain. Menurut Keller dalam Tjiptono (2005) merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. 1. Bagi produsen merek bermanfaat sebagai: Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi ● perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi. Bentuk prodeksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa ● mendapatkan perlindungan propekti intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trandernarks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain. ● Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. ● Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. ● Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. ● Sumber financial return (pengembalian modal), terutama menyangkut pendapatan masa datang. 2. Bagi konsumen merek bermanfaat sebagai: ● Identifikasi sumber produk ● Penetapan tanggung jawab pada pemanufakturan atau distributor tertentu ● Pengurang resiko ● Penekanan biaya pencarian (search cost) internal dan eksternal ● Janji atau ikatan khusus dengan produsen ● Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri ● Signal kualitas Merk sebagai value indicator (indikator nilai), menurut Hermawan Kartajaya (2005) memberikan keamanan dan garansi kepada pelanggan dalam menetapkan pilihan pembelian. Selain itu, merek juga memberikan value (nilai) keperusahaan atau produsen sebagai berikut: 9 1. Premium price dan margin keuntungan yang lebih tinggi 2. Merk yang kuat akan memberikan peluang bagi produsen untuk melakukan perluasan merk dan mengeksploitasi pasar lebih dalam 3. Merk dapat menjadi basis terbentuknya loyalitas bahkan fanatisme pelanggan 4. Merk menjadi komponen keunggulan bersaing yang sangat kuat, sulit ditiru oleh pesaing. 2.4 Strategi Merek Secara umum ada lima pilihan untuk menentukan strategi merek (brand strategy) perusahaan, yaitu: 1. Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy), artinya perusahaan membuat produk baru atau produk tambahan dalam lini produk yang sama dan juga menggunakan merek yang sama, tetapi dengan tambahan atau feature tertentu, seperti bentuk, rasa, kandungan, ukuran kemasan, dan lain sebagainya. Contoh dari strategi perluasan lini produk adalah, Indomie Goreng dengan Indomie Goreng Ayam, Supermie Soto dengan Supermie Soto Banjar, Shampo Sunsilk dengan aneka variannya dan lain-lain. 2. Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy), adalah saat perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada yang biasanya memang sudah berhasil di pasar untuk digunakan sebagai merek produk baru dalam lini produk yang berbeda. Contoh penggunaan strategi perluasan merek adalah penggunaan merek Dove, Shampo Dove, Sabun Mandi Dove, kemudian penggunaan merek Lifebuoy untuk shampo Lifebuoy dan sabun mandi Lifebuoy, dan lain sebagainya. 3. Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy), adalah strategi di mana perusahaan menggunakan banyak merek untuk setiap produknya, dalam kategori produk yang sama. Bisa juga perusahaan dengan sengaja menciptakan second brand dengan maksud untuk melindungi merek pertama, jadi merek kedua ini sifatnya atau fungsinya adalah untuk berperang jika ada produk pesaing yang mengganggu, istilahnya sebagai fighting brand atau flanking brand. Tetapi terjadinya multi brand bisa juga diakibatkan oleh proses akuisisi perusahaan dimana perusahaan yang diakuisisi juga memiliki merek untuk kategori produk yang sama. 4. Strategi Merek Baru (New Brand Strategy), Penggunaan merek baru untuk meluncurkan produk baru biasanya dipilih oleh perusahaan dengan alasan tertentu, diantaranya adalah dikhawatirkan jika produk baru gagal, maka bisa mempengaruhi merek dan produk yang sudah ada, perusahaan tidak mau mengambil resiko dengan merek dan produk yang baru tersebut. Atau perusahaan menganggap merek yang sudah dimiliki tidak ada yang cocok 10 dengan produk baru tersebut (menurut penulis alasan ini masih kurang pas, karena banyak merek yang sebelumnya tidak cocok, ketika produk tersebut booming, mereknya terdengar enak juga diucapkan untuk produk tersebut) 5. Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy), atau co-branding adalah penggunaan dua merek untuk satu produk, atau biasa disebut juga kerjasama branding, dan strategi ini ditempuh perusahaan untuk mendapatkan kekuatan dari masing-masing merek tersebut. Biasanya strategi ini ditempuh oleh perusahaan besar yang sudah memiliki merek yang terkenal dan sudah sangat kuat, sehingga penggunaan dua merek tersebut akan semakin menguatkan posisi produk di pasar. Contoh produk yang menggunakan strategi co-branding adalah air minum dalam kemasan – AMDK merek Aqua dengan merek dunia Danone, menjadi Aqua Danone. Adapun strategi merek dari MS Glow sebagai berikut: ● Gunakan pemasaran secara online dan offline ● menyiarkan secara langsung sesi talkshow melalui media sosial atau partner menggandeng sebanyak mungkin publik figur hingga mega public figure. Serta ● menggandeng artis-artis papan atas sebagai brand ambassador 11 ● Kemasan harus menarik & memiliki ciri khas ● Gunakan produk sendiri ● Berikan harga khusus atau diskon ● Berikan produk gratis ● Menjual & memberi edukasi ● Jalin komunikasi yang baik dengan konsumen ● Kerjasama dengan distributor ataupun reseller ● promosi melalui iklan Kementerian Perindustrian Indonesia, industri kecantikan atau kosmetik di Indonesia mengalami kenaikan yang sangat pesat mulai tahun 2017 yaitu sebesar 95 persen mulai dari sektor industri kecil, menengah (IKM) dan juga besar. Salah satu produk kosmetik buatan lokal yang tidak kalah bagusnya atau dapat menyaingi produk kosmetik luar negeri adalah MS Glow. MS Cosmetic ini merupakan lini kosmetik dari perusahaan MS Glow yang mulai dikenal publik sejak tahun 2017, perusahaan ini didirikan oleh Maharani Kemala dan Shandy Purnamasari. 2.5 Elemen-Elemen Brand Equity (Ekuitas Merek) Ada beberapa elemen yang ada pada brand equity sebagai berikut ini : 1) Brand Awareness ( Kesadaran Merek ) Brand awareness, yaitu bagaimana masyarakat tahu dan sadar keberadaan merek MS Glow. Kesadaran merek adalah kemampuan seseorang untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek tertentu. Kesadaran merek adalah kemampuan seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (David Allen Aaker dalam Freddy Rangkuty 2016:39) dalam jurnal (De Matra Febriyani, 2019). Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada sejarah mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek. Berdasarkan data dari IBBA, dari sisi brand awareness, MS GLOW telah menjadi Top Of Mind atau merek yang paling diingat oleh konsumen. MS GLOW juga menempati urutan pertama pada klasifikasi Best Brand atau merek yang dianggap terbaik oleh konsumen. MS 12 GLOW berhasil meraih IBBA 2020 dengan Kategori Perawatan Wajah Yang Dijual Secara Eksklusif. 2) Perceived Quality Perceived quality, yaitu bagaimana MS Glow meyakinkan konsumen untuk membeli produknya karena alasan kualitas terbaik. Produk MS Glow banyak diminati oleh orang adalah karena bahann ya yang digunakan bukan bahan berbahaya, serta tercapainya meliputi iklan, brand usage, kepuasan pelanggan, serta loyalitas pelanggan. Menurut Rangkuti (2004), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan maksud yang diharapkan pelanggan. 3) Brand Loyalty MS Glow mendorong agar pembeli menjadi committed buyer. “Sebab, dengan memiliki pembeli berkomitmen, itu sangat memungkinkan MS Glow berkembang sesuai suara konsumen. Loyalitas merek pada produk kecantikan Ms glow semakin banyak. Serta pelanggan percaya terhadap merek ms glow untuk dijadikan pilihan dan cenderung untuk melakukan pembelian berulang. John C Mowen dan Michael Minor mendefinisikan brand loyalty sebagai tingkatan yang menggambarkan sikap positif pelanggan terhadap sebuah brand, membangun komitmen, dan memiliki kecenderungan untuk membeli lagi di masa yang akan datang. 4) Brand Association Brand association, yaitu bagaimana masyarakat mengasosiasikan dan menginterpretasikan perawatan kulit atau kata “glowing” dengan merek MS Glow. Saat ini MS Glow sudah mengantongi logo halal MUI, sertifikasi BPOM dan lolos uji klinis sehingga produknya terjamin aman untuk digunakan. Kegigihan MS Glow dalam membangun mereknya tidak hanya dengan berjualan produk perawatan kulit. Namun, juga melalui MS Glow Aesthetic Clinic, dengan menawarkan berbagai treatment perbaikan dan perawatan kulit, seperti layanan menggunakan teknologi laser, meso, skin rejuvenation, V-shape, microdermabrasi, hingga beauty transformation. Treatment-nya langsung ditangani dokter ahli. Menurut Kertajaya (2004: 206), asosiasi merek adalah asosiasi apapun yang terkait dengan sebuah merek tertentu. Asosiasi ini bisa berupa atribut produk, bintang iklan yang menjadi endorser produk, atau berupa simbol,logo, maskot. Asosiasi ini biasanya dibentuk oleh identitas yang dimiliki merek tersebut. Fandy Tjiptono (2014: 40) berpendapat bahwa asosiasi merek adalah segala sesuatu yang terkait dengan memori atau ingatan terhadap sebuah merek. 13 2.6 Peran Brand Equity Menurut David A. Aaker (2014) ekuitas merek merupakan serangkaian asset dan kewajiban yang terkait dengan sebuah merek, nama dan symbol yang memberikan nilai tambah yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan pelanggan. Dengan adanya kondisi pandemi di Indonesia diduga terjadinya kenaikan penjualan itu disebabkan karena banyaknya minat konsumen dan kepuasan pada saat menggunakan produk. Produk MS glow di Masyarakat semakin meningkat, terbukti dengan penjualan MS GLOW yang meraih Indonesia Best Brand Award (IBBA) tahun 2020. setiap tahun yang mengukur nilai suatu merek dengan memaparkan elemen-elemen yang menentukan nilai tersebut. Hasil dari survei ini dapat mengetahui posisi, perubahan, dan persaingan setiap merek dengan merek lainnya pada setiap elemen yang diukur. Kepada pemenangnya, dalam survei ke-19 yang digelar oleh Majalah SWA bersama lembaga riset MARS Digital Indonesia ini, diberikan penghargaan IBBA, yaitu penghargaan merek-merek terbaik peraih Brand Value tertinggi. Minat beli merupakan sikap konsumen dalam perilaku pembelian yang tertarik akan suatu produk. Salah satu aspek yang sering kali dijadikan acuan untuk membeli suatu produk yaitu dengan melihat brand image produk tersebut. Pengertian Brand Perceived Quality ● Perceived quality (persepsi kualitas) adalah persepsi pelanggan atau konsumen terhadap keseluruhan keunggulan atau kualitas suatu produk atau jasa ditinjau dari fungsinya secara relatif dibandingkan dengan alternatif-alternatif lain. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap kualitas dan superioritas produk suatu daerah relatif terhadap pesaingnya. Persepsi kualitas mencerminkan perasaan konsumen secara menyeluruh mengenai suatu merek. Persepsi kualitas sulit ditentukan mengingat ia merupakan hasil persepsi dan judgement bagi pelanggan. Karena perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan, maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara obyektif. Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek, dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan konsumen yang pada gilirannya akan 14 memengaruhi konsumen dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli. Berikut definisi dan pengertian persepsi kualitas atau perceived quality dari beberapa sumber buku: Menurut Durianto (2011), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan. Menurut Handayani, dkk (2010), persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa sehubungan dengan tujuan yang diinginkannya, dibandingkan dengan alternatif-alternatif lain. Menurut Simamora (2003), persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif dengan produk-produk lain. Menurut Rangkuti (2004), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan maksud yang diharapkan pelanggan. Adapun beberapa manfaat dari membangun persepsi kualitas yang baik bagi pelanggan atau konsumen antara lain yaitu sebagai berikut: Kualitas memegang peranan yang sangat penting sebagai salah satu syarat seorang ● konsumen dalam membeli sebuah produk. Kesan kualitas yang baik terhadap sebuah merek produk akan memperbesar kemungkinan pembelian terhadap merek tersebut. ● Persepsi kualitas juga membantu proses pembedaan merek dimata konsumen. Kesan akan kualitas yang baik memberikan kesempatan bagi produsen untuk ● memberikan harga optimum terhadap produk sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Kesan kualitas juga berpengaruh penting bagi saluran distribusi produk. Pengecer, distributor, dan penjual produk akan yakin dalam mendistribusikan produk apabila memiliki kesan kualitas yang baik terhadap produk. Kesan kualitas yang baik terhadap sebuah merek akan memberikan kesempatan bagi perusahaan, apabila ingin melakukan perluasan merek. Perusahaan bisa menciptakan sebuah produk baru dengan menggunakan merek yang sudah ada. Dalam pengukuran persepsi kualitas suatu merek diperlukan indikator terhadap dimensi kualitas yang terkait dengan karakteristik suatu produk atau jasa. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009), terdapat beberapa dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk atau jasa, yaitu sebagai berikut: 15 ● Kinerja ● Fitur ● Kehandalan ● Kesesuaian ● Daya tahan ● Kemampuan pelayanan ● Estetika Menurut Durianto (2011), hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun perceived quality atau persepsi kualitas suatu produk atau jasa antara lain yaitu sebagai berikut: Komitmen terhadap kualitas. Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap ● kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi. Budaya kualitas. Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma ● perilakunya, dan nilai-nilai. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan. Informasi masukan dari pelanggan. Pada akhirnya dalam membangun perceived quality ● pelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Sering kali para pemimpin keliru dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. Sasaran/standar yang jelas. Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena ● sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri. Kembangkan karyawan yang berinisiatif. Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan ● untuk berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan. Terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi persepsi kualitas seorang pelanggan atau konsumen terhadap suatu produk atau jasa, antara lain yaitu sebagai berikut: Motivasi. Motivasi merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari tindakan ● yang dilakukannya. Adanya motivasi dalam diri seseorang menjadi dasar untuk melakukan pembelian. 16 Sikap. Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan ● diberikan seseorang. Apabila seseorang memiliki sikap yang positif pada suatu produk maka orang tersebut akan membeli produk yang ditawarkan. Sebaliknya apabila seseorang memiliki sikap yang negatif pada suatu produk maka orang tersebut tidak akan membeli produk yang ditawarkan Minat. Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu ● hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidak-sukaan terhadap objek tersebut. Pengalaman. Masa lalu dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya ● akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar. Cara meningkatkan Brand Perceived Quality Masyarakat Jakarta pada Produk ● MS Glow 1. Lebih meningkatkan pemanfaatan media sosial sebagai alat promosi dan membangun komunitas secara lebih luas guna menghubungkan, dan menjalin hubungan dengan konsumen dan untuk membantu perusahaan meningkatkan pangsa pasar dan mendorong minat membeli pelanggan mereka. 2. Mampu menjaga citra mereknya dan mendorong pembentukan citra merek yang lebih unggul agar dapat bersaingan dengan baik dan membangun kebanggaan dalam diri konsumen pada produk MS GLOW. 3. Mampu menjaga kestabilan harga dan menjaga kualitas produk, supaya konsumen mendapatkan kualitas produk dan hasil yang terbaik atas produk skincara MS GLOW. 4. Memperbaiki marketing dibawah ekspektasi konsumen, dan memberikan prioritas perbaikan pada faktor marketing yang secara signifikan mempengaruhi perceived quality. ● 1. Faktor Pengaruh Keputusan Konsumen dalam Pembelian Produk Ms Glow Kualitas Produk. Ketika membeli suatu produk konsumen tidak hanya sekedar membeli produk tersebut, tetapi juga membeli manfaat dan keunggulan dari produk tersebut. Konsumen akan menyukai produk yang berkualitas tinggi dan bagus yang berbeda dengan produk lainnya. Semakin tinggi kualitas produk yang ditawarkan maka semakin tinggi pula keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. 2. Brand Image. MS.GLOW mempunyai keunikan tersendiri bagi konsumennya. Dengan keunikan produk MS.GLOW membuat konsumen merasa bahwa merawat dan menjaga wajah itu sangatlah penting. Dengan demikian MS.GLOW hadir dan mewujudkan impian konsumen 17 untuk memiliki kulit sehat seperti yang mereka inginkan. 2.7 Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data ● Penulis menggunakan beberapa metode atau teknik dalam pengumpulan data ini. Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah 1. Observasi Metode ini dilakukan penulis dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada beberapa toko yang menjual Produk MS glow untuk memperoleh data perusahaan dan pelanggan/responden. 2. Kuesioner Metode ini dilakukan dengan cara penulis menyebarkan kuesioner dalam format google form yang berisi berbagai pernyataan kepada pengguna smartphone. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi yang dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data dari beberapa buku, jurnal, website, dan laporan. Dengan metode ini penulis mendapatkan data yang relevan dengan judul penelitian serta informasi mengenai profil perusahaan. Metode Populasi dan Sampling ● Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian utama dalam kajian genetika populasi. 18 Populasi didalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Seperti menjurut Sugiyono (2011 : 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dan pendapat di atas menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk mementukan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Jakarta yang menggunakan produk dari brand MS Glow. Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak dan tidak acak. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara non probabilitas yaitu convenience sampling. Menurut Hartono (2004), pengambilan sampel dengan convinience sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel secara bebas sekehendak peneliti. Metode pengambilan sampel ini dipilih untuk memudahkan penulis dengan alasan bahwa populasi pengguna brand MS Glow di Jakarta sangat banyak. Selain itu juga sulit untuk membuat kerangka sampling yang sesesungguhnya karena daftar pengguna brand MS Glow di Jakarta sulit diperoleh. Pemilihan metode convenience sampling diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya, dengan kata lain sampel diambil karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat. 37 Sugiarto et al. (2003) mengungkapkan kelemahan dan kelebihan metode convenience sampling ditinjau dari segi biaya dan waktu yang diperlukan, teknik sampling ini merupakan metode yang termurah dan hemat waktu. Dapat dilihat bahwa sampling unitnya (responden) dapat diakses, mudah diukur, sangat membantu, dan mau bekerja sama. Disamping kemudahan dan kelebihan dari teknik sampling ini, terdapat beberapa keterbatasan. Hal ini mengingat pemilihan unit sampel dengan metode ini dapat dilakukan dengan mengambil siapa saja dapat ditemui oleh peneliti, sehingga bilamana dalam prosesnya tidak dilakukan seleksi lebih lanjut, hasil yang diperoleh dapat memunculkan bisa dalam pengambilan keputusan. Metode ini menuntut kehati-hatian dalam menerjemahkan hasil penelitian. ● Metode Analisis Data Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan ini adalah 19 metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitaif, dengan sumber data primer berupa kuesioner. Penulis menggunakan tabel hasil jawaban responden untuk menganalisis brand perceived quality pada Produk MS Glow. BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 3.1 Profil Perusahaan MS Glow adalah sebuah brand kecantikan yang merupakan salah satu lini dibawah naungan PT Kosmetika Cantik Indonesia. MS Glow berdiri pada 2013 dan singkatan dari moto perusahaan tersebut: Magic For Skin. Dengan nama brand ini, para founder berharap MS Glow menjadi produk skincare yang menjadi solusi kulit semua kalangan. MS Glow berdiri karena hobi kedua founder-nya yang selalu ingin terlihat cantik dan sehat sehingga brand kecantikan ini menawarkan produk kosmetik dan perawatan tubuh. Berawal dari penjualan produk MS Glow skincare dan body care secara online dan telah memperoleh kepercayaan dari jutaan customer. Brand kecantikan ini terus melakukan pengembangan produk. Produk MS Glow adalah produk yang aman dan berkualitas dan tidak bertentangan dengan Pada tahun 2020 MS GLOW meraih Best Brand Award dengan kategori 20 "Perawatan Wajah yang dijual Secara Eksklusif". kaedah-kaedah medis sehingga aman dan terpercaya. Produk MS Glow juga memiliki sertifikasi BPOM, Halal dan Dermatology tested, yang merupakan standar untuk produk yang diedarkan secara resmi dan aman untuk para konsumen. Melalui bisnis ini MS GLOW secara konsisten telah membantu perekonomian serta meningkatkan value dari wanita - wanita Indonesia untuk dapat menjadi wanita yang mandiri dan berpenghasilan sendiri. 3.2 Profil MS Glow Store MS GLOW memulai perjalanan pada 2013 sebagai local brand perawatan kulit dan tubuh secara online. MS GLOW sendiri merupakan singkatan dari motto Magic for Skin, di mana kami ingin memberikan perawatan terbaik untuk wanita Indonesia. Kini, MS GLOW telah berkembang menjadi brand yang tak hanya menyediakan perawatan untuk wajah dan tubuh, tapi juga kosmetik. MS GLOW memiliki Distributor, Agen, Member & Reseller resmi hampir di seluruh penjuru Indonesia. Tak berhenti di situ, MS GLOW bahkan merambah mancanegara. Bukan hanya diperuntukkan bagi wanita dewasa, MS GLOW juga berkembang menjadi brand yang menjangkau seluruh kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga pria sekalipun. MS GLOW juga memenuhi kebutuhan kecantiikan dan kesehatan kulit dari luar dan dalam. MS GLOW memahami bahwa kecantikan dan kesehatan kulit merupakan aset terpenting. Karena itu, MS GLOW terus menjaga kualitas dan mendapatkan sertifikasi BPOM, Halal dan teruji secara klinis untuk memberikan perawatan kulit terbaik. 3.3 Profil Responden Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan responden berdasarkan karakteristik sebagai berikut. 1. Jenis Kelamin Adapun jenis kelamin responden terdiri dari dua yaitu Laki-laki dan Perempuan. Setelah kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden maka dilakukanlah identifikasi terhadap responden yang menjadi sampel sebagai berikut. Dapat dilihat pada Tabel 3.3.1 berikut bahwa berdasarkan jenis kelamin maka responden didominasi oleh Perempuan 27 orang atau 90% sedangkan Laki-laki 3 orang atau 10%. Profil responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3.3.1 21 Tabel 3.3.1. Jenis Kelamin Responden No 1 Karakteristik Responden Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Perempuan 27 90% Laki-laki 3 10% Jumlah 30 100% Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023 2. Usia Responden Adapun usia responden terdiri dari 3 kelompok yaitu ; kelompok usia ≤ 25 tahun, kelompok usia responden 21 – 25 tahun, dan kelompok usia responden 15 - 20 tahun. Setelah kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden maka dilakukanlah identifikasi terhadap responden yang menjadi sampel sebagai berikut. Dapat dilihat pada Tabel 3.3.2 berikut bahwa berdasarkan kelompok usia maka responden didominasi oleh kelompok usia 21-25 tahun 23 orang atau 76,7% . Selanjutnya kelompok usia 15-20 tahun 6 orang atau 20%. Sedangkan responden minoritas yaitu kelompok usia >25 tahun 1 orang atau 3,3%. Profil responden menurut usia dapat dilihat pada tabel 3.3.2 Tabel 3.3.2. Usia Responden No 1 Karakteristik Responden Usia Frekuensi Persentase 15 - 20 tahun 6 20% 21 - 25 tahun 23 76,7% >25 tahun 1 3,3% Jumlah 30 100% Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023 3. Pekerjaan Responden Adapun pekerjaan responden terdiri dari enam golongan yaitu Mahasiswa/Pelajar, Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, Wiraswasta, dan Ibu Rumah Tangga. Setelah kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden maka dilakukanlah identifikasi terhadap responden yang menjadi sampel sebagai berikut. Dapat dilihat pada Tabel III.3 berikut bahwa berdasarkan pekerjaan maka responden didominasi oleh Pegawai Swasta 15 orang atau 60% . Responden dengan pekerjaan Mahasiswa/Pelajar 9 orang atau 30%. Responden dengan pekerjaan Wiraswasta 3 22 orang atau 10%. Responden dengan pekerjaan Pegawai Negeri 2 orang atau 6,7%. Responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga 1 orang atau 3,3%. Profil responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel III.3 Tabel III.3. Pekerjaan Responden No Karakteristik Responden 1 Pekerjaan Frekuensi Persentase Mahasiswa/Pelajar 9 30% Pegawai Negeri 2 6,7% Pegawai Swasta 15 50% Wiraswasta 3 10% Ibu Rumah Tangga 1 3,3% Jumlah 30 100% Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023 3.4 Analisis dan Pembahasan 1. Pernah membeli produk MS Glow Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki preferensi berbeda terhadap pembelian produk MS Glow. Hal ini ditunjukkan dengan 24 orang (80%) menjawab ya terhadap perferensi dalam pembelian produk MS Glow, sementara 6 orang (20%) menjawab tidak terhadap preferensi dalam pembelian produk MS Glow. Tabel 3.4.1. Pernah membeli produk MS Glow No Keterangan Frekuensi Persentase 1 Ya 24 80% 2 Tidak 6 20% Jumlah 30 100% Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023 2. Seberapa sering membeli produk MS Glow Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki preferensi berbeda terhadap seberapa 23 sering dalam pembelian produk MS Glow. Hal ini ditunjukkan dengan 23 orang (76,7%) menjawab lebih dari 1 Bulan terhadap perferensi seberapa sering dalam pembelian produk MS Glow, sedangkan 7 orang (23,3%) menjawab setiap bulan terhadap preferensi seberapa sering dalam pembelian produk MS Glow. Sementara yang menjawab setiap minggu terhadap preferensi seberapa sering dalam pembelian produk MS Glow tidak memiliki responden dan presentase. Tabel 3.4.2. Seberapa sering membeli produk MS Glow No Keterangan Frekuensi Persentase 1 Setiap Minggu - - 2 Setiap Bulan 7 23,3% 3 Lebih dari 1 Bulan 23 76,7% Jumlah 30 100% Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023 3. Produk MS Glow yang sering dibeli Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki preferensi berbeda terhadap produk MS Glow yang sering dibeli. Hal ini ditunjukkan dengan 12 orang (40%) menjawab MS Glow facial wash terhadap perferensi produk MS Glow yang sering dibeli, untuk 6 orang (20%) menjawab MS Glow Night Cream, untuk 5 orang (16,7%) menjawab MS Glow Day Cream, untuk 3 orang (10%) menjawab MS Glow Night Cream, untuk 3 orang (10%) menjawab MS Glow Glowing Toner, dan untuk 1 orang (3,3%) menjawab MS Glow JJ Glow. Tabel 3.4.3. Produk MS Glow yang sering dibeli No Keterangan Frekuensi Persentase 1 MS Glow Facial Wash 12 40% 2 MS Glow Night Cream 6 20% 3 MS Glow Whitening Gold Serum 3 10% 4 MS Glow Day Cream 5 16,7% 5 MS Glow Glowing Toner 3 10% 6 MS Glow JJ Glow 1 3,3% 24 Jumlah 30 100% Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023 4. Alasan pembelian produk MS Glow Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki preferensi berbeda terhadap alasan pembelian produk MS Glow. Hal ini ditunjukkan dengan 19 orang (63,7%) menjawab cocok dengan produk MS Glow yang digunakan. Sedangkan 11 orang (36,3%) menjawab hanya mencoba/penasaran dengan produk MS Glow. Tabel 3.4.4. Alasan pembelian produk MS Glow No Keterangan Frekuensi Persentase 1 Cocok dengan produk MS Glow 19 63,7% 2 Mencoba/Penasaran dengan produk MS Glow 11 36,3% Jumlah 30 100% Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023 5. Nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow Dari 30 responden yang menjadi sampel, memiliki nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow. Hal ini ditunjukkan dengan 24 orang (80%) menjawab ya terhadap kesesuaian nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow, dan 6 orang (20%) menjawab tidak terhadap kesesuaian nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow. Tabel 3.4.5. Nilai ekspektasi kualitas terhadap penggunaan produk MS Glow No Keterangan Frekuensi Persentase 1 Ya 24 80% 2 Tidak 6 20% Jumlah 30 100% Sumber: Data diolah dari hasil pengisian kuesioner, Mei 2023 25 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Definisi Brand/Merek Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama, istilah, gambar, logo, lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk mengidentifikasi, mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau layanan (jasa) dari suatu penjual serta membedakannya dari pesaing. Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek, dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang dalam pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan konsumen yang pada gilirannya akan memengaruhi konsumen dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli. Hasil dari survei ini kita dapat mengetahui elemen-elemen equitas Merk MS Glow, berkaitan dengan hasil Responden seperti halnya Brand Awareness berkaitan dengan keberadaan MS Glow itu sendiri serta alasan pembelian produk dari MS Glow tersebut, dan Perceived Quality berkaitan dengan bagaimana Tanggapan Responden terkait nilai ekspektasi mereka terhadap Kualitas dari produk MS Glow dalam arti, produk ini memuaskan atau tidak. 26 4.2 Saran Perusahaan menganggap merek yang sudah dimiliki tidak ada yang cocok dengan produk baru tersebut (menurut penulis alasan ini masih kurang pas, karena banyak merek yang sebelumnya tidak cocok, ketika produk tersebut booming, mereknya terdengar enak juga diucapkan untuk produk tersebut). Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy), atau cobranding adalah penggunaan dua merek untuk satu produk, atau biasa disebut juga kerjasama branding, dan strategi ini ditempuh perusahaan untuk mendapatkan kekuatan dari masingmasing merek tersebut. Dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan konsumen yang pada gilirannya akan memengaruhi konsumen dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli. 27 DAFTAR PUSTAKA Arief, S., & Sunarti. (2017). Loyalitas Merek (Survei pada Warga Kelurahan Penanggung Konsumen Produk Aqua di Kota Malang). Administrasi Bisnis, 44(1), 144–153. http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/173 9/2118 Krisnawati, D. (2016). Pengaruh Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian AMDK Merek Aqua (Studi pada Masyarakat di Kota Bandung). 4(1). http://ojs.ekonomiunkris.ac.id/index.php/JMBK/article/view/30/pdf Utomo, I. W. (2017). Utomo, I. W. (2017). Pengaruh Brand Image, Brand Awareness, dan Brand Trust Terhadap Brand Loyality Pelanggan Online Shopping ( Studi Kasus Karyawan Di BSI Pemuda ), VIII, 76–84 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom/article/view/. Retrieved from VIII(1), 76–84. http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom/article/view/2327/1607 Adieb, Maulana. 2021. “Sering Dianggap Sama, Ini Dia Letak Perbedaan antara Brand dan Branding”, https://glints.com/id/lowongan/perbedaan-brand-dan-branding/#.Y6X1_33P2M8, diakses pada 18 Desember 2022. Arief, S., & Sunarti. 2017. “Loyalitas Merek (Survei pada Warga Kelurahan Penanggungan Konsumen Produk Aqua di Kota Malang)”. Administrasi Bisnis, 44(1), 144–153. Hery. (2019). Manajemen Pemasaran. Grasindo. Pahlevi. 2019. “Pengertian Persepsi Kualitas (Perceived Quality)”, https://www.pahlevi.net/pengertian-persepsi-kualitas/, diakses pada 18 Desember 2022. 28 Vinashaw. 2017. “Apakah Peranan Dan Kegunaan Merek”, Dictio.Id. https://www.dictio.id/t/apakah-peranan-dan-kegunaan-merek/14027, diakses pada 18 Desember 2022. https://www.insertlive.com/lifestyle/20220225130849-19-267552/cerita-sejarah-berdirinyams-glow-hingga-ke-mancanegra, diakses pada 18 Desember 2022. Prichilia, Fina. 2022. “Mitos dan Fakta Seputar Perawatan Kulit, Termasuk Apakah Skincare Mahal Sudah Pasti Efektif? Ini Kata Ahli”, https://www.beautynesia.id/beauty/mitos-danfakta-seputar-perawatan-kulit-termasuk-apakah-skincare-mahal-sudah-pasti-efektif-ini-kataahli/b-265516, diakses pada 18 Desember 2022. Barlian Kahfi, Jeihan. 2021. “MS Glow, Berupaya Tumbuh Bersama Konsumen Loyal”, https://swa.co.id/business-champions/brands/ibba/ms-glow-berupaya-tumbuh-bersamakonsumen-loyal, diakses pada 18 Desember 2022. Riadi, Muchlisin. 2021. “Perceived Quality (Persepsi Kualitas) – Pengertian, Manfaat, Dimensi dan Nilai”, https://www.kajianpustaka.com/2021/04/perceived-quality-persepsi-kualitas.html, diakses pada 18 Desember 2022. Setyaningrum Mei, Puri. 2020. “MS Glow Raih Indonesia Best Brand Award Tahun 2020”, https://wartaekonomi.co.id/read319640/ms-glow-raih-indonesia-best-brand-award-tahun2020, diakses pada 18 Desember 2022. http://repository.upi.edu/203/6/S_PJKR_0802558_CHAPTER%203.pdf https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/9859/05.3%20bab%203.pdf?sequence=7 &isAllowed=y 29