SEROPREVALENSI ANTIBODI IgGToxoplasma gondii PADA IBU DI RANGKAH 6 SURABAYA Dwi Krihariyani1, Evy Diah Woelansari1,EntuyKurniawan2 1 Poltekkes Kemenkes Surabaya 2 Poltekkes Kemenkes Bandung email: [email protected] ABSTRACT Toxoplasmosis is zoonotic diseases caused Toxoplasma gondii and can infected women. Risk factor Toxoplasmosis infection in women are habits of washing hand after contact wih animal. Thepurpose of the study was to research seroprevalence antibody IgG Toxoplasma gondii among women in Rangkah 6 Surabaya. This research is observational purposive sampling study.Total sample amount 45 sample from women and analyzed antibody IgG Toxoplasma gondii using ELISA technique. The result showed 57,5% (26/40) seropositive antibody IgG Toxoplasma gondii whereas42,5% (14/40) seronegative antibody IgG Toxoplasma gondii. Seropositive 6 of 26 women (23,1%) is pregnant women. Seronegative IgG T.gondii 5 from 14 (35,7%) is pregnant women.These research with Chi-Square test was level value p=0.976that meansno significantrelations between antibody IgG Toxoplasma gondii with habits of washing hand.The prevalence of Toxoplasma gondii antibody among women is high in Rangkah 6 Surabaya. these research will be neededAppropriated to screen women before and during pregnancy, should be dealt in order to minimize of this infection. Keyword : Toxoplasma gondii, Surabaya women, Antibody IgG , hand wash, Rangkah 6 ABSTRAK Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan Toxoplasma gondii dan dapat menginfeksi ibu.Faktor resiko infeksi melalui kebiasaan mencuci tangan setelah kontak dengan binatang. Penelitian ini bertujuan mengetahui seroprevalensi antibodi Toxoplasma gondii pada ibu di Rangkah 6 Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan purposive sampling. Total sampel sebanyak 45 sampel dari ibu hamil dan dianalisis antibodi IgG Toxoplasma gondii menggunakan teknik ELISA. Hasil penelitian menunjukkan 57,5% (26/40) seropositif antibodi IgG Toxoplasma gondii sedangkan 42,5% (14/40) seronegatif antibodi IgGToxoplasma gondii. 6 dari 26 wanita yang seropositif (23,1%) adalah ibu hamil. 5 dari 14 wanita yang seronegatif IgG T.gondii(35,7%)adalah ibu hamil. Berdasarkan hasil pengujianChi-Squarediperoleh hasil nilai p=0.976 yang artinya tidak ada hubungan secara signifikan antara antibodi IgG Toxoplasma gondii dengan kebiasaan mencuci tangan. Prevalensi antibodi Toxoplasma gondiipada wanita di Rangkah 6 Surabaya sangat tinggi. Penelitian ini diperlukan skrining yang tepat pada wanita sebelum dan selama kehamilan, untuk mengurangi infeksi Kata kunci : Toxoplasma gondii, ibu, antibodi IgG , mencuci tangan, Rangkah 6 Surabaya PENDAHULUAN Penyakit zoonosis adalah penyakit abortus, kematian (Feng Meng Qing, et yang dapat menular dari hewan ke al, manusia kehamilan (Sasmita, 2006). 2015).Toksoplasmosis juga selama mengakibatkan Toksoplasmosis yang disebabkan oleh keguguran atau bayi lahir mati. Capaian Toxoplasma Merupakan MDGs (Milinium Development Goal’s) protozoa darah dan jaringan, memiliki di Indonesia Angka Kematian Ibu hospes definitif utama yaitu kucing (AKI) tahun 2011 adalah 1.043 per termasuk kucing piaraan (Feng Meng 100.00 kelahiran hidup, artinya terdapat Qing, et all, 2015). Manusia dan hewan 1 kematian ibu dari 65 kelahiran, angka berdarah panas dapat terinfeksi dari ini termasuk tinggi. Toksoplasmosis cemaran ookista Toxoplasma gondii menyumbang 9% dari kematian janin yang dikeluarkan bersama tinja kucing menyebabkan (Gandahusada, dunia sehingga mempengaruhi langsung pada diperkirakan 15% - 85% orang dewasa ibu (Bappenas, 2010). Faktor resiko mengalami infeksi Toxoplasma gondii toksoplasmosis terjadi pada ibu adalah (Public Health Agency of Canada, kebiasaan ibu memakan sayuran mentah 2011). umumnya atau makanan yang kurang matang, bersifat asimtomatik, hanya sedikit yang kontak dengan tanah dan dan binatang benar-benar menunjukkan gejala sakit (Ashraf, et al, 2010). Ibu hamil dapat dan tidak terinfeksi dari hygiene yang buruk, Prevalensi Rohmawati mengungkapkan kebiasaan zat anti Toxoplasma gondii di Indonesia tidak mencuci tangan dengan kadar menunjukkan Imunoglobulin G Toxoplasma gondii. gondii. 2008). Di Toksoplasmosis biasanya terdiagnosis(Frenkel,2000). angka 2% - 63% terjadinya (Chahaya, 2003). Surabaya memiliki Ditemukannya prevalensi toksoplasmosis sebesar 63% ookistasebesar 23,3% dipasar Semampir (Rohmawati dkk, 2013).Ibu hamil yang Surabaya memiliki dampak serius dari infeksi, penyebaran menyebabkan terjadinya toksoplasmosis gondii(Aprilia, 2014). Masyarakat di congenital daerah kecacatan yang pada menyebabkan janin yaitu hydrocephalus, infeksi mata, epilepsi, sayuran keguguran, dapat Rangkah mengandung menjadi sumber infeksiToxoplasma 6 Surabaya merupakan penduduk dengan kondisi ekonomi menengah kebawah dan didukung dengan keadaan Serum dari ibu hamil, reagen lingkungannya kumuh. Banyak binatang Toxoplasma IgG peliharaan dan binatang yang pada sampel umumnya hidup dan berkembangbiak di solution, tempat kumuh seperti kucing, tikus, control, wash concentrate solution , burung, kecoa. Selain itu hygiene dan substrat solution, chromogen solution, sanitasi kurang baik, ada sebagian stop solution masyarakat sekitar yang tidak memiliki Instrumen Penelitian jamban dan saluran air sebagai tempat Tabung diluent, ReigedE enzyme 0906 : conjugate negative control, positive venojeck, ice box, pembuangan limbah manusia.Sanitasi tabung vacuum non EDTA, vorteks yang buruk adanya hewan perantara nissin mixerVM-300,Rayto RT-2100C yang rumah Microplate Reader, microplate “U”, beradadilingkungan memperluas persebaran ookista eppendorf tube atau sample cup, yellow berhubungan dengan infeksi tip, blue tip , centrifuge , micropipette Toxoplasma gondii manusia 10 µl, 50 µl,100 µl, 350 µl. (Dubey JP, 2010).Tujuan penelitian ini Preparasi Sampel Serum adalah Serum diperoleh dengan pemisahan mengetahui pada seroprevalensi antibodi IgG Toxoplasma gondii pada serum ibu di Rangkah 6 Surabaya. Manfaat sentrifugasi. Darah di masukkan ke penelitian dapat dalam tabung sentrifus dan diputar memberikan informasi tentang hasil dengan menggunakan sentrifus dengan prevalensi antibodi Toxoplasma gondii kecepatan 2500 rpm selama 10 – 15 pada ibu sehingga dapat digunakan menit. Setelah serum terpisah dalam untuk memberikan masukan bagi pihak darah diambil dan dimasukkan ke dalam yang tabung eppendorf. Sebelum sampel ini diharapkan berwenang dan dapat dengan darah dikembangkan oleh peneliti lain dengan serum mendeteksi antibodi IgMToxoplasma pencampuran gondii. vorteks mixer 4-5 kali melalui diperiksa, dilakukan dengan menggunakan Pemeriksaan Imunoglobulin METODE PENELITIAN Toxoplasma gondii Bahan Penelitian Prinsip Pemeriksaan G Antigen primer spesifik yang 350 µL (kecuali sumuran ditempelkan pada mikroplate yang akan blanko)dandilakukan sampai 6 kali. menangkap dari Setelah itu tambahkan 100µL enzyme serum, antibodi sekunder yang terikat conjungate ke setiap sumuran.Inkubasi pada enzim yang digunakan untuk 37°C pada tempat gelap selama 10 memperkuat ikatan antigen-antibodi. menit. Ikatan ini microplate antibodi spesifik diukur dengan panjang Lakukan pencucian sampai 6 ulang kali gelombang tertentu dan hasil diperoleh menggunakan dengan kalkulasi absorbansi blanko Tambahkan 50 µL substrat A kemudian dengan absorbansi sampel. 50 µL substrat B kedalam semua sumur Prosedur Imunoglobulin G (A1-H1, wash dengan A2-H2). solution. Campur dengan menggoyang microplate selama 15 Toxoplasma gondii Blankodisiapkan pada sumur A1 detik. Inkubasimicroplate 37°C pada yang diisi 100 µL sampel diluent, tempat kontrol negatif sebanyak 100 µL pada Tambahkan 50 µL stop solution pada sumur B1-D1, kontrol positif sebanyak semua sumur.Pembacaan pada 30 menit 100 (E1-F1). dengan panjang gelombang 450 nm. Sampeldiluent sebanyak 100 µL diisi Hasil diperoleh dari kalkulasi absorban pada sampel terhadap blanko.Index sampel µL pada sumur sumur (G1-H1, A2-H2) gelap selama menit. disesuaikan dengan jumlah sampel. adalah Tambahkan serum sebanyak 10 µL absorbansi dimasukkan ke dan Interpretasi hasil positif : Abs > CoV didicampur dengan menggunakan dan Index Imunoglobulin G> 1,15. itu Interpretasi hasil negatif : Abs < CoV dalam sumur mikropipet.Setelah microplatedigoyang (mix) selama 30 detik absorbansi 10 Cut off sampel Value per (CoV). dan Index Imunoglobulin G < 1,15. untuk memastikan reagen dan sampel tercampur merata. Microplatediinkubasi pada suhu 37°C selama inkubasi 45 menit. selesai, microplatedicuci Setelah proses HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, kadar Imunoglobulin G kemudian didapatkan nilai positif Imunoglobulin dengan G Toxoplasma gondii pada ibu hamil di menggunakanwash solution sebanyak Rangkah 6 Surabaya didapatkan data sebagai berikut : Hasil Pemeriksaan IgG Toxoplasma gondii Pada Wanita 42,5% 57,5% Positif IgG Toxoplasma gondii Negatif IgG Toxoplasma gondii Gambar 1. Diagram Hasil Pemeriksaan IgG Toxoplasma gondii Pada Wanita Tabel 1. Presentase Hasil Seropositif Antibodi IgG Toxoplasma gondii pada Wanita Berdasarkan Umur Usia (thn) 20-30 31-40 41-50 51-60 Jumlah 8 10 6 2 Persentase (%) 20% 25% 15% 5% Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan angka tertinggi ibu dengan seropositif antibodi IgG sebesar 25%. Sedangkan ibu dengan T.gondii berusia 20-30 tahun sebesar usia 41-50 tahun presentasenya 15% 20%. Ibu seropositif dan 51-60 tahun sebesar 5%. antibodi IgG T.gondii yang berusia 31-40 tahun Tabel 2. Hasil prosentase pemeriksaan Imunoglobulin G Toxoplasma gondii Berdasarkan usia kehamilan ibu Usia Positif Negatif Trimester 1 2 (5%) 1 (2,5%) Trimester 2 1 (2,5%) 3 (7,5%) Trimester 3 3 (7,5%) 1 (2,5%) Kehamilan yaitu Ibu hamil pada trimester 1 dinyatakan 5% sehingga didapat nilai CoV =0,0851. mengalami Penentuan seseorang telah terinfeksi toksoplasmosis sedangkan 2,5% negatif Toxoplasma gondii dengan melihat toksoplasmosis. kadar Ibu hamil pada Imunoglobulin G, dengan trimester 2 dinyatakan dinyatakan 2,5% menggunakan index sebagai hasil akhir. mengalami toksoplasmosis sedangkan Interpretasi 7,5% negatif toksoplasmosis. Ibu hamil terinfeksi pada trimester 3 dinyatakan dinyatakan memiliki nilai absorbansi ≥ absorbansi 7,5% toksoplasmosis Cut off value (CoV) dan nilai index negatif Imunoglobulin G > 1,15. Interpretasi keseluruhan hasil dikatakan negatif tidak terinfeksi dari 40 ibu yang berada di Rangkah 6 Toxoplasma gondii bila memiliki nilai Surabaya menunjukan prosentasi 57,5% absorbansi <Cut off (COV) dan nilai mengalami toksoplasmosis dan 42,5% index Imunoglobulin G < 1,15. mengalami sedangkan 2,5% toksoplasmosis.. Secara tidak mengalami toksoplasmosis. Nilai Cut off value hasil Toxoplasma Faktor (CoV) disekitar dikatakan gondii keberadaan rumah positif tinggal hewan yang diperoleh dari nilai absorbansi negatif memungkinkan (MNC) dan positif kontrol (MPC). Dari Toxoplasma gondii pada ibu melalui hasil pengujian telah didapatkan hasil kontak dengan hewanyang dipelihara yang memenuhi syarat validasi reagen maupun yang berada di lingkungan dengan nilai MNC 0,050 serta MPC seperti kucing, burung merpati, bebek memiliki dan ayam. nilai absorbansi 2,8455 80% 67% 33% 20% Positif Toxoplasmosis Mencuci Tangan Negatif Toxoplasmosis Tidak Mencuci Tangan terjadinya bila infeksi Hasil positif ELISA memelihara hewan diindikasikan dengan adanya antibodi hewan liar terutama kucing, burung, spesifik yang menetralisir Toxoplasma ayam, angsa dan unggas, sehingga gondii. Dari 40 responden ibu yang intensitas kontak dengan hewan sangat memiliki antibodi Imunoglobulin G besar. Hal ini menunjukkan adanya Toxoplasma memiliki antibodi terhadap Toxoplasma gondii tangan dalam darah ibu di jalan Rangkah 6 sebanyak 67%. Sedangkan ibu yang Surabaya. Ditemukannya Toxoplasma positif G gondii pada ibu hamil di Jalan Rangkah Toxoplasma gondii dan dan memiliki 6 Surabaya berdampak pada janin yang kebiasaan mencuci tangan sebanyak dikandungnya 33%. toksoplasmosis kongenital. Pemeriksaan kebiasaan pada gondii tidak antibodi uji dan mencuci Imunoglobulin Responden ibu yang negatif Imunoglobulin G Toxoplasma peliharaan dan atau berisiko Imunoglobulin G Toxplasma gondii gondiidan memiliki kebiasaan tidak menggunakan mencuci 80%. menunjukan 26 oang dari 40 orang ibu negatif memiliki index > 1,15 yang dinyatakan Imunoglobulin G Toxoplasma gondii pernah terinfeksi Toxoplasma gondii dan memiliki kebiasaan mencuci tangan sedangkan sebanyak 20%. dinyatakan memiliki index < 1,15 dan tangan Responden sebanyak ibu yang 14 metode orang ibu ELISA lainnya dinyatakan tidak terinfeksi Toxoplasma gondii. PEMBAHASAN Toksoplasmosis 11 orang ibu hamil di Jalan merupakan Rangkah 6 Surabaya terdapat masa penyakit zoonosis yaitu penyakit yang kehamilan yang berbeda.2 orang ibu dapat menular dari hewan ke manusia hamil berada pada trimester pertama, 1 disebabkan oleh parasit Toxoplasma orang ibu hamil berada di trimester gondii. kedua, dan 3 orang ibu hamil di Penelitian yang memilih pemukiman Rangkah 6 daerah Surabaya, tersebut dilakukan penduduk di dikarenakan merupakan trimester ketiga. Hasil kuisioner terdapat 2 orang ibu hamil pernah daerah mengalami keguguran, dan 1 orang ibu pemukiman padat penduduk dengan hamil sering mengalami perdarahan. tingkat ekonomi yang rendah disertai Hasil uji menunjukkan ketiga ibu hamil penduduk yang memiliki kebiasaan yang mengalami masalah selama kehamilannya tersebut dinyatakan minggu ke-16.Penelitian yang positif terinfeksi Toxoplasma gondii. Di menunjukkan bahwa terdapat hubungan Indonesia sebanyak 9% kematian janin kebiasaan disebabkan oleh toksoplasmosis kontak dengan hewan mampu menjadi (Bappenas, 2010). Toksoplasmosis faktor mekanik dari persebaran ookista menyebabkan hingga gangguan kematian janin kehamilan selain itu mencuci tangan setelah Toxoplasma gondii. Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah kontak dengan penelitian di Brazil mengungkapkan hewan sebesar 13% dari ibu hamil yang toksoplasmosis terinfeksi gondii ookista yang dapat berpindah saat mengalami keguguran dan gangguan kontak dengan hewan seperti saat perkembangan hingga memandikan berupa hewan (Sasmita, 2006). Toxoplasma kecacatan pertumbuhan pada keterlambatan katarak, janin pertumbuhan mental, mikroftalmia, serta menjadi faktor risiko dikarenakan adanya dan memberi makan Hasil uji statistika Chi – Square yang dilakukan untuk korioretinitis (Lopez et al, 2000; Dalgiç, hubungan 2008) Toxoplasma gondii ibu di Rangkah 6 Ditemukannya darah ibu yang kadar menentukan Surabaya Imunoglobulin dengan G mencuci mengandung antibodi dengan metode tangan.Berdasarkan hasil statistik tidak ELISA menunjukkan bahwa ibu hamil signifikan antara prevalensi antibodi tersebut IgG pernah Toxoplasma antibodi IgG gondii. terpapar oleh Ditemukannya Toxoplasma gondii Toxoplasma gondii dengan kebiasaan mencuci tangan, dengan nilai p-value sebesar 0,976< α = 0,05. mengindikasikan ibu telah memasuki Meskipun faktor resiko tidak fase kronik. Hal ini kemungkinan kontak menyebabkan antara 12-16 minggu menghindarkan dari infeksi T.gondii terinfeksi Toxoplasma gondii. Dugaan namun ibu dianjurkan menjaga hygiene ini dan diperkuat oleh Montoya dan dengan sanitasi hewan lingkungan faktor dapat serta Remington (2008) bahwa kadar IgG memperhatikan misalnya Toxoplasma gondii terbentuk 12-16 memakan sayuran mentah atau makanan minggu setelah infeksi. tingginya kadar yang kurang matang serta adanya Imunoglobulin G yang tinggi pada awal hewan piaraan yang memiliki risiko penularan Toxoplasma gondii menjadi untuk mendeteksi adanya Toxoplasma penting agar kehamilan terjaga sehingga gondii dengan metode PCR janin yang dikandung sehat terhindar dari infeksi Toxoplasma gondii. Persebaran ookista pada sayuran sebesar 5,6% dan buah sebesar 4% di Lahore Pakistan (Adeela et al, 2013). Penelitian di Cina Timurterhadap seroprevalensi Toxoplasma gondii didapatkan faktor yang dapat meningkatkan kejadian toksoplasmosis ialah keberadaan kucing yang merupakan hospes utama Toxoplasma gondii, serta kebiasaan mencuci tangan kedua faktor tersebut memiliki hubungan dengan kejadian toksoplasmosis (Feng Meng Qing, et al, 2014). SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat 57,5% seropositif antibodi IgG terhadap Toxoplasma gondii pada ibu di Rangkah 6 Surabaya dan 42,5% seronegatif antibodi IgG terhadap Toxoplasma gondii pada ibu di Rangkah 6 Surabaya yang kontak dengan hewan unggas. Diperlukan monitoring dan DAFTAR RUJUKAN Adeela et al.2013. Detection of Toxoplasma gondii in environmental matrices (water, soil, fruits and vegetables).(7) 1506-1511 Aprilia, Een Septia. 2014. Toxoplasma gondii Stadium Ookista pada Sayur Kubis (Brassica oleracea var.capitata) yang Dijual di Pasar Tradisional Kecamatan Semampir Surabaya. KTI. Poltekkes Kemenkes Surabaya: tidak diterbitkan. Ashraf, et al, 2010. Seroprevalence of anti Toxoplasma gondii IgG and IgM Among Pregnant Women In Sana’a Capital And Capital Trusteeship. Scientific Journal of King Faisal University. Vol 11 No.2 1431(2010) Bapenas, 2010. Laporan Pencapaian Tujuan Pembanguna Milenium di Indonesia. Jakarta.BAPPENAS Tersedia di: http://www.phgmu.org/test/admisi/download/p encapaian.pdf Diakses pada tanggal 1 Chahaya,2003. Epidemiologi Toxoplasma gondii. Tersedia di : http://library.usu.ac.id/download /fkm/fkm-indra%20c4.pdf pengobatan bagi ibu yang terinfeksi Toxoplasma gondii dan melakukan cuci tangan setelah kontak dengan hewan. Selain itu perlu penelitian lanjutan Christianson, Arnold. et al, 2006.March Of Dimes Global Report On Birth Defects. Tersedia di : http://www.marchodimes.org/m aterials/global-report-on-birth- defect-the-hidden-toll-of-dyingand-disabled-childern-executivesummary.pdf. Clinical Infectious 2008 : 47: 554-66 Nazan Dubey, J.P. 2010. Toxoplasmosis of Animals and Human (2st ed). Maryland, USA : CRC Press tersedia di http://dl.lux.bookfi.org/genesis/5 17000/a15382f7d7d316352ace2 b3cd7ef5f37/_as/%5BJ._P._Dub ey%5D_Toxoplasmosis_of_Ani mals_and_Humans,(BookFi.org) .pdf Feng Meng Qing, et all, 2015. Seroprevalence of Toxoplasma gondii antibodies and associated risk factors among children in Shandong and Jilin provinces, China.(30) 33-35 Gandahusada, 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran (edisi keempat). Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Jumaian, N.F.2005. Seroprevalence and Risk Factor for Toxoplasma Infection ini Pregnant women in Jordan.(11) 49-51 Lopez, A; Dietz VJ, Wilson M, Navin TR and Jones JL, 2000. Preventing Congenital Toxoplasmosis: Morbidity and Mortality Weekly Report. Recomm, Rep 49 (RR-2) : 59-68 Mong, Guo-Jie Brandon et al.2015. Seroepidemiology of Toxoplasmosis among People Having Close Contact with Animals.(6) 1-6. Montoya J.G and Remington J.S, 2008. Management Toxoplasma gondii Infection during pregnancy. Disease, Dalgiç, 2008. Congenital Toxoplasdma gondii Infection. Marmara Medical Journal, 2008 : 21(1) : 089-101 Public Health Agency of Canada. 2011. Canadian Guidelines on Sexually Transmitted Infections. Ottawa: Public Health Agency of Canada. Rohmawati, Ika dan Arief Wibowo, 2013.Kejadian Abortus Toxoplasmosis di Puskesmas Mentaras Kabupaten Gresik. Jurnal Biometrika dan Kependudukan FKM Universitas Airlangga.2 (2), 173-181. Sasmita, Prof. Dr. H. Rochiman, 2006. Toksoplasmosis Penyebab Keguguran dan Kelainan Bayi. Surabaya: Airlangga University Press.