TOXOPLASMOSIS Oleh Awang Teja Satria,DVM Program kedokteran hewan Universitas brawijaya MALANG Definisi • Merupakan penyakit menular hampir pada semua hewan termasuk pada manusia (zoonosis) • Berbahaya pada manusia karena dapat menimbulkan keguguran, kematian bayi saat lahir,gangguan otak, cacat fisik dll. • Penyebabnya sering dikelompokkan dengan penyakit virus lainnya yi TORCH (Toxoplasmosis-RubellaCytomegali-Herpes) • Yang benar penyebabnya adalah sebangsa Protozoa yang disebut Toxoplasma gondii • Toxoplasmosis dapat menginfeksi anjing,kucing,babi, domba, kelinci, marmot, tikus, kera, burung dan manusia ETIOLOGI & EPIDEMILOGI Penyebab: toxoplasma gondii. Penyebaran hampir di seluruh dunia, tetapi infeksi secara klinik tidak nyata. Prevalensi toxoplasmosis pada kucing 35%-73%, kambing 11%60%, babi 11%-36%, anjing 75%, dan manusia 2%-63%. Penularan toxoplasmosis pada hewan dan manusia terjadi melalui bahan makanan/minuman yg tercemar oleh kista/ookista yg tidak dimasak sampai matang. Cacing tanah,kecoa dan tikus dapat berperan sebagai sumber penular toxoplasma tanpa kehilangan infektifitasnya. PATOGENESIS • Toxoplasma berbiak di dalam sel darah putih (leukosit), berbagai jaringan dan cairan tubuh. • Diduga toxoplasma dapat ditularkan melalui insekta penggigit/penghisap darah. • Siklus hidup toxoplasma ada 3 stadium: – 1. bentuk Takisoit yg aktif di dlm darah, urine, air mata, air liur, cairan sperma, feses dan cairan tubuh lainnya. – 2. bentuk Bradisoit yg inaktif dlm jaringan ,otak,otot jantung,hati,mata,organ pencernaan dll. – 3. bentuk Ookista yg hanya terdapat di dlm feses bangsa kucing(felidae). merupakan bentuk paling berbahaya karena dalam waktu 48 jam ookista dlm feses dapat bersporulasi menjadi bentuk sporozoit yg siap menginfeksi calon korban berikutnya termasuk manusia bila termakan bahan makanan atau minuman yg tercemar oleh sporozoit tsb. Jalur infeksi toxoplasma ada beberapa cara: • Tertelannya ookista dari kucing scr langs(feses) atau melalui induk semang antara (lalat, kecoa, tikus) • Memakan daging ternak yg mengandung kista toxoplasma secara mentah/kurang sempurna memasaknya • Ceroboh dalam menangani material yg mengandung toxoplasma, sehingga dapat tertular melalui luka(petugas lab, peneliti, RPH) • Mendapat transfusi darah dari donor penderita toxoplasmosis akut • Memperoleh transplantasi organ dari donor penderita toxoplasmosis • Melalui plasenta ibu kepada janin yang dikandungnya GEJALA Pada kondisi hewan sehat, toxoplasmosis tidak menjukkan gejala klinis. Pada kondisi fisik hewan yang buruk, malnutrisi, dan stress penyakit toxoplasmosis bersifat acut dengan gejala berupa demam, nafsu makan hilang, batuk, sulit bernapas, diare, jaundice, dan gangguan saraf pusat. Pada induk yang sedang bunting dan terinfeksi toxoplasma terjadi keguguran . • Pada ibu hamil penderita toxoplasmosis dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir mati, lahir prematur atau lahir dengan cacat pada SSP seperti hidrosefalus, retino korioditis, gangguan mental, depresi, epilepsi dan paraplegia. Pada ibu hamil penderita toxoplasmosis dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir mati, lahir prematur atau lahir dengan cacat pada SSP seperti hidrosefalus, retino korioditis, gangguan mental, depresi, epilepsi dan paraplegia. Diagnosis Diagnosis tidak hanya berdasarkan gejala klinis saja, melainkan harus dengan upaya menemukan protozoa tsb. Pada hewan dilakukan pemeriksaan feses dibawah mikroskop, atau melaui pemeriksaan serologis (ELISA, IFA dsb). Diagnosa sejarah dan asal usul hewan sangat menunjang. Diagnosis Banding Gejala penyakit mirip dengan distemper (anjing dan kucing), sistemik mikosis (histoplasmosis, cryptococcosis), Neospora caninum. Pengobatan • Pirimetamin. Dosis awal :1 mg/kg bb 2x sehari per oral. Dosis maintenance 1 mg/kg bb sehari selama 3-4 hari. Untuk menghindari gangguan sumsum tulang perlu pemberian vit B dan asam folinik (calcium leucovorin) • Sulfadiazin. Dosis: 50-75 mg/kg bb tiap 6 jam.Perlu minum banyak untuk mencegah efek toksik pada ginjal • Kombinasi kedua obat tsb. • Spiramisin. Dosis :100 mg/kg bb • Kortikosteroid. Dosis : 1-2 mg/kg bb • Klindamisin Lama Pengobatan Pada ibu hamil penderita toxplsm ada 2 cara : 1.Desmonts & Cauvreur (Perancis) Spiramisin 2-3 gr/hr selama 3 minggu, 2 minggu stop pengobatan, diulang sampai akhir kehamilan 2.Kraubig (Jerman) Pirimetamin & Sulfadiazin selama 2 minggu, 3 minggu stop pengobatan, diulang sampai akhir kehamilan Pencegahan • Jangan memberikan makanan atau minuman mentah pada kucing, dan jangan membiarkan mereka berburu makanan sendiri (tikus, burung, dll). Oleh karena itu beri makanan yg cukup sehingga tidak kelaparan. • Sediakan tempat khusus bagi kucing untuk buang air besar/kecil, dan lakukan insinerasi sebelum bersporulasi. • Vaksin toxoplasmosis belum ada. • Prinsip Menerapkan Pola Hidup Sehat dan bersih. Aspek Peraturan dan Kesehatan Masyarakat • Pada hewan piaraan tanpa pemilik, sebaiknya dilakukan penangkapan untuk diobservasi (seperti pada pemberantasan penyakit rabies oleh pemerintah)** • Kucing yang sehat, fesesnya bebas toxoplasma. • Kucing yang hanya menderita toxoplasma yang berpotensi menularkan toxoplasmosis /kucing liar(bukan semua kucing). • Memelihara/memiliki kucing atau tidak, dan perilaku hidup bersih terhindar dari toxoplasmosis. • Pada perilaku hidup tidak bersih, memiliki atau tidak memiliki kucing, dapat terinfeksi toxoplasmosis. • Calon ibu atau ibu yang sedang hamil sementara waktu jangan kontak dengan kucing atau fesesnya. • Karyawan lab, catery, RPH, RSH, kebun binatang, sebaiknya memakai sarung tangan. • Cuci tangan sampai bersih sebelum makan apa pun, terutama setelah berkebun, dsb. Hal ini untuk menghindari pencemaran oleh ookista. • Cuci bersih bahan makanan, sayuran, dan air kemudian dimasak. Hal ini untuk menghindari infeksi ookista. • Hewan kesayangan diberi makanan bergizi yang cukup dan teratur agar tidak kelaparan, sehingga tidak berburu tikus, burung, dsb. • Jangan membuang kotoran kucing sembarangan atau menggunakannya sebagai pupuk tanaman. SEKIAN TERIMA KASIH