Curriculum Vitae Dr. dr. Erwin Arief, SpP, SpPD-KP Tempat/Tanggal lahir: Makassar, 19 Nopember 1971 Edukasi Dokter – FK UH Makassar 1998 Spesialis Penyakit Paru – FK UNAIR Surabaya 2008 Spesialis Penyakit Dalam – FK UH Makassar 2009 Konsultan Pulmonologi 2010 Staf Divisi Pulmonologi - Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UH Erwin Arief NATIONAL CONGRESS OF INDONESIAN RESPIROLOGY SOCIETY (PERPARI) BANDUNG INTEGRATED RESPIRATORY CARE (BIRC IV) 2016 • Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang Infeksi Saluran Pernapasan Atas Umum terjadi pada masyarakat Menyebabkan gangguan aktivitas pada hari kerja/ sekolah Sebagian besar disebabkan oleh virus, tetapi persentase tertinggi diterapi dengan antibiotik • 40-62% penggunaan antibiotik dalam praktik klinik tidak tepat dan tidak didasarkan pada indikasi • Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menyebabkan : – Permasalahan global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik – Berdampak pada morbiditas dan mortalitas – Berdampak pada cost dan sosial-ekonomi Mossad SB. The Cleveland Clin Found; 2011 [cited 2012 1/82012]. Upper Respiratory Tract Lower Respiratory Tract Lebih dari 300 jenis bakteri dan virus Bakteri : Genus Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophilus, Bordetella, Corynebacterium, Rickettsia Virus : Rhinovirus, Parainfluenza virus, RSV, Coxsackie virus, Influenza virus, Adenovirus, Coronavirus, Bocavirus http://www.kcom.edu/faculty/chamberlain/website/lectures/intraurt.htm Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan Antibiotik 1 Resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik 2 Faktor farmakokinetik dan farmakodinamik 3 Faktor interaksi dan efek samping obat 4 Faktor biaya 1 RESISTENSI MIKROORGANISME TERHADAP ANTIBIOTIK Kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotik Terjadi melalui beberapa cara : o Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi o Mengubah reseptor target antibiotik o Mengubah fisiko-kimiawi target antibiotik pada sel bakteri o Mengubah sifat dinding sel bakteri o Mekanisme transport aktif 2 FAKTOR FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK Sifat farmakokinetik antibiotik : a) Time dependent killing Lamanya antibiotik dalam darah dengan kadar di atas MIC minimal selama 50% interval dosis Penisilin, sefalosporin, dan macrolide b) Concentration dependent killing Semakin tinggi kadar antibiotik di atas MIC semakin tinggi daya bunuhnya terhadap bakteri Rasio kadar/MIC = 10 regimen dosis yang dipilih harus memiliki kadar dalam serum/ jaringan 10x lebih tinggi dari MIC • Eradikasi bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi, setelah disingkirkan virus sebagai kausa infeksi. • Ditemukan sindroma klinis yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu yang paling sering menjadi penyebab infeksi. • Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu diagnosis URTI kausa bakterial. DASAR PEMILIHAN JENIS & DOSIS ANTIBIOTIK 1) Data epidemiologi dan pola resistensi bakteri di komunitas atau rumah sakit setempat 2) Kondisi klinis pasien 3) Ketersediaan antibiotik 4) Kemampuan penetrasi antibiotik ke jaringan/organ yang terinfeksi 5) Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba, dapat digunakan antibiotik kombinasi DASAR PEMILIHAN JENIS & DOSIS ANTIBIOTIK 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Efikasi klinik dan keamanan berdasarkan hasil uji klinik Sensitivitas Biaya Kondisi klinis pasien Diutamakan antibiotik lini pertama/narrowest spectrum Ketersediaan antibiotik (sesuai formularium rumah sakit) Sesuai dengan Pedoman Diagnosis dan Terapi (PDT) setempat yang terkini 8) Memiliki risiko paling kecil terjadinya resistensi bakteri OBAT SPEKTRUM EFEK SAMPING BETA-LAKTAM • Benzylpenicillin • Flucloxacillin • Amoxicillin Gram positif, terutama streptokokus Hipersensitivitas (ruam, demam, eosinophilia, angioedema, serum sickness, anafilaksis), muntah, diare, kejang, nefrotoksisitas Gram positif, terutama ikterus kolestatik, sindrom streptokokus Stevens-Johnson Gram positif, non betalaktamase gram negatif OBAT SPEKTRUM BETA-LAKTAM • Co-amoxiclav Gram-positif, gram-negatif, anaerob • Piperacillin/tazobactam Gram positif, gram-negatif, anaerob • Cephalosporins Gram positif, gram-negatif, anaerob • Carbapenems Gram positif, gram-negatif + spesies Pseudomonas, Anaerob EFEK SAMPING OBAT GLYCYLCYCLIN • Tigecycline LIPOPEPTID • Daptomycin FLUOROQUINOLON • Levo - Moxi ANTI-FOLAT • Co-trimoxazole NITROIMIDAZOL • Metronidazole SPEKTRUM EFEK SAMPING Gram positif + MRSA, Gramnegatif, anaerob Mual dan muntah, hepatotoksisitas Gram-positif + MRSA Mialgia, mual dan muntah Gram negatif (termasuk spesies Pseudomonas) Diare, mual dan muntah, kerusakan tendon, kejang Spesies Stenotrophomonas gram positif, gram-negatif +, Pneumocystis jiroveci Gangguan hematopoietik, SSJ, mual Anaerob Mual, disulfiram, neuropati perifer COMMON COLD Infeksi bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri Disebabkan oleh virus yang heterogen Pemberian antibiotik tidak efektif secara signifikan hanya meningkatkan risiko efek samping Fratter MR. Chest 2006; 129: 72-74S COMMON COLD Dekongestan & anti histamin NSAIDs Sekresi mukopurulen sering menyertai dan bukan indikasi pemberian antibiotik, kecuali menetap selama 10-14 hari. Fratter MR. Chest 2006; 129: 72-74S RINOSINUSITIS AKUT Inflamasi pada mukosa nasal dan sinus Penyebab : virus, bakteri, reaksi alergi, iritasi Diagnosis rinosinusitis bakterial jika: Severe (lebih dari 3 hari), demam ≥ 39oC dan sekresi nasal purulen; Persisten (> 10 hari) tanpa perbaikan; atau Kondisi klinis yang memberat. Chow AW, Benninger MS, Itzhak B, et al. Clin Infect Dis. 2012; 54: e72-e112. Rosenfield RM. Otolarygol Head Neck Surg. 2015; 152: S1-39. RINOSINUSITIS AKUT IDSA 2012 : Antibiotik empiris direkomendasikan segera setelah diagnosis ditegakkan, terutama bila gejala klinis sedang yang tidak membaik dalam 10 hari, gejala klinis memburuk setelah 5-7 hari, atau pasien dengan gejala klinis berat Pilihan terapi Amoksisilin-klavulanat Alternatif doxycycline atau fluoroquinolone respiratorik (levofloksasin atau moxifloksasin) Chow AW, Benninger MS, Itzhak B, et al. Clin Infect Dis. 2012; 54: e72-e112. FARINGITIS Penyebab : 90% oleh virus, hanya sebagian kecil disebabkan oleh Streptokokus beta hemolitikus grup A (GAS). Antibiotik diindikasikan bila disebabkan oleh GAS. Gambaran klinis sulit membedakan faringitis akibat GAS atau viral, perlu kultur tenggorokan atau rapid antigen detection. IDSA 2012 : Pemberian antibiotik golongan B laktam diindikasikan bila hasil test streptococcal positif Shulman ST, Bisno AL, Clegg HW, et al. Clin Infect Dis. 2012; 55: e86-102. LARINGITIS Inflamasi pada pita suara dan laring yang kurang dari 3 minggu, self limiting disease. Disebabkan oleh virus Cochrane review: Pemberian antibiotik pada laringitis tidak mengurangi lamanya gejala penyakit ataupun menyebabkan perbaikan gejala Reveiz L, Cardona AF, Ospina EG. Cochrane Database Syst Rev. 2007;(2):CD004783. KESIMPULAN Antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan atas seharusnya digunakan sesuai dengan indikasi yang jelas Hindari penggunaan antibiotik pada URTI kausa viral Overuse antibiotik akan meningkatkan angka resistensi, meningkatkan biaya pengobatan, serta meningkatkan insidensi efek samping. Terima Kasih