MAKALAH HAKIKAT FILSAFAT ILMU Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Semester mata kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu : 1. Dra. Sri Susilaningsih, M.Pd. 2. Moh. Farizqo Irvan, S.Pd., M.Pd. Oleh : Putri Wulan Agustina (1401419214 / 14) ROMBEL J 2019 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Filsafat Ilmu”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Filsafat Ilmu. Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Allah SWT 2. Orang tua yang selalu mendukung kegiatan penulis 3. Bapak Moh. Farizqo Irvan, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Dra. Sri Susilaningsih, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu 4. Teman - teman yang selalu mendukung penulis Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Majalengka, 1 Juli 2021 Penulis ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1 C. Tujuan................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3 A. Hakikat Ilmu dan Pengetahuan........................................................................... 3 B. Pengertian Filsafat Ilmu ..................................................................................... 3 C. Obyek Filsafat Ilmu ............................................................................................ 5 D. Pendekatan dalam Filsafat Ilmu ......................................................................... 5 E. Fungsi, Arah, dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu ................................................ 7 BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10 A. Simpulan............................................................................................................. 10 B. Saran ................................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal. Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan aksiologi dengan berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah mengenai filsafat ilmu, diantaranya : 1. Apa makna dari Hakikat Ilmu dan Pengetahuan ? 2. Bagaimana Pengertian Filsafat Ilmu 3. Apa yang menjadi Obyek Filsafat Ilmu 4. Pendekatan apa saja dalam Filsafat Ilmu 5. Bagaimana Fungsi, Arah, dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu 1 C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu, diantaranya : 1. Mahasiswa dapat memaknai Hakikat Ilmu dan Pengetahuan 2. Mahasiswa dapat memahami Pengertian Filsafat Ilmu 3. Mahasiswa dapat mengetahui Obyek Filsafat Ilmu 4. Mahasiswa dapat memahami Pendekatan dalam Filsafat Ilmu 5. Mahasiswa dapat mengetahui Fungsi, Arah, dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu 2 BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Ilmu dan Pengetahuan Ilmu berasal dari rasa kagum manusia akan alam yang dihadapinya. Istilah ilmu berasal dari bahasa arab dan dipakai didalam alquran dengan akar kata ain, lam, dan mim. Kata ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa indonesia dengan arti pengetahuan. Karena hubungan keduanya yang sangat erat, maka kadang kita tidak membedakan maknanya. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan, dimana ilmu tersebut merupakan bagian dari pengetahuan dengan disiplin khusus dan mampu berdiri sendiri dengan metodologinya sendiri yang telah tersusun secara sistematis Pengetahuan juga dirumuskan bahwa kekayaan batin yang dimikili seseorang dalam kalbunya, atau dalam ungkan sederhana bahwa pengetahuan adalah segala yang diketahui. (Abd. Muis Salim dkk, 2009: 45). Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state) yang mengetahui sesuatu yaitu menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy, pengetahuan tidak cukup hanya true dan belief. Pengetahuan harus memiliki elemen ketiga, yaitu justification (kebenaran). Kebenaran dianggap sebagai elemen yang penting dalam pengetahuan untuk memastikan bahwa suatu kepercayaan dianggap benar bukan karena faktor kebetulan tapi dapat diuji. Oleh karena itu, pengetahuan disebut sebagai justified true belief. B. Pengertian Filsafat Ilmu Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan secara spesifik yang mengkaji hakikat ilmu pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang dari pengetahuan, dimana filsafat ilmu ialah suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat mengenai asasnya untuk menuju penemuan keterangan pengetahuan yang benar. (Amsal Baktiar, 2012: 12). Filsafat ilmu merupakan suatu pengetahuan, atau epstimolgi yang mencoba menjelaskan rahasia alam semesta, agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri. Secara umum pengelompokan pengetahuan menjadi tiga yaitu; 1. Pengetahuan yang baik dan yang buruk, ataun disebut etika. 2. Pengetahuan yang indah dan tidak indah atau estetika. 3. Penegtahuan yang benar atau tidak benar atau logika (Susanto, 2011: 35) 3 Pada hakikatnya filsafat ilmu dapat ditelusuri dari empat hal sebagai berikut: 1. Sumber ilmu pengetahuan dari mana? Sumber ilmu pengetahuan mempertanyakan darimana ilmu pengetahuan diperoleh. Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman (emperi) dan akal (ratio). Akhirnya timbul paham atau aliran yang disebut empirisme dan rasonalisme. Aliran empirisme yaitu paham yang menyusun teorinya berdasarkan pengalaman yang tokoh tokoh diataranya David Hume dan Jhon Locke. Sedangkan aliran rasionalisme menyusun teorinya berdasarkan rasio. Tokoh tokoh liran ini seperti, Spinoza, Rene Descartes. Aliran empirisme menggunakan metode induksi sedangkan rasionalisme menggunakan metode dedukdsi. Sedangkan ada juga yng mensitesakan deduksi dan induksi yaitu Immanuel Kant. (Imam Gunawan, 2016: 4). 2. Batas-batas Ilmu Pengetahuan Menurut Kant apa yang kita tangkap dengan panca indera itu hanya sebatas gejala fenomena, sedangkan substansi yangdidalamnya tidak sapat kta tangkp dengan panca idra disebut neomenon. Apa yang dapat ditangkap dengan panca idra memang penting namun tidak hanya sebatas sampai disitu saja. Sesuatu yang dapat kita tangkap dengan panca indra adalah hal-hal yang berada didalam ruang dan waktu dan sesuatu yang berada diluar ruang waktu diluar panca indra kita. Itu terdiri dari tiga ide regulatif yakni: a. Ide kosmologis, yaitu tentang alam semesta yang tidak dapat dijangkau dengan panca indra, b. Ide tentang jiwa manusia, c. Ide Teologis yaitu tentang Tuhan sang pencipta alam semesta. (Imam Gunawan, 2016: 4). 3. Strukturnya Sesuatu yang ingin mengetahui adalah subjek yang memiliki kesadaran. Sesuatu yang ingin kita ketahui adalah objek. Diantara dua hal tersebut seolah olah terdapat garis demarkasi. Sebenarnya garis tersebut dijembatani oleh dengan mengadakan dialektika (Imam Gunawan, 2016: 5). 4. Keabsahan Berfikir adalah kreativitas manusia untuk menemukan kebenaran. Apa yang disebut seseorang benar belum tentu benar bagi orang lain. Olehnya itu ada beberapa teori untuk menentukan kriteria ukuran sebuah kebenaran. Dalam hal ini, tiga teori untuk mengungkapkan kebenaran yaitu; teori korespondensi, teori koherensi dan teori pragmatisme (Imam Gunawan, 2016: 5). 4 Dari bebagai penjelasan tersebut maka penyusun menyimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan bahagian dari filsafat yang mengkaji secara mendalam sitematika, prosedur, metodelogi untuk memformulasikan sistem yang benar dalam meperoleh kebenaran ilmiah. C. Obyek Filsafat Ilmu 1. Objek Material Filsafat Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di Pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Menurut Drs. H. A. Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu: a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya. b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi). 2. Objek Formal Filsafat Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot. Contoh: Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya. D. Pendekatan dalam Filsafat Ilmu Terdapat empat Pendekatan Filsafat, yaitu : 1. Pendekatan Definisi Pendekatan ini merupakan pendekatan yang melihat perbedaan filsafat dengan teologi dan ilmu pengetahuan baik secara objek materi maupun objek forma. Ilmu pengetahuan hanya mengkaji batas gejala yang muncul dan berusaha menjelaskan dengan sebab akibat. Sedangkan teologi membahas supra-indrawi semesta namun dalam batas keimanan. 2. Pendekatan Sistematika Pendekatan sistematika berasal dari tiga pertanyaan Immanuel Kant: apa yang saya dapat ketahui? Apa yang yang saya harapkan? Dan apa yang saya dapat lakukan? Dari 5 tiga pertanyaan itu kita dapat membagi filsafat menjadi 3 wilayah. Yaitu pengetahuan, ada dan nilai. 3. Pendekatan melalui tokoh dan aliran Pendekatan ini biasanya diperuntukan oleh bagi mereka yang sudah lanjut. Ada beberapa aliran filsafat seperti : Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme, Idealisme, Vitalisme, Fenomenologi, dll. 4. Pendekatan Sejarah Pendekatan ini sering dijadikan acuan dalam pendekatan filsafat terutama pada bukubuku filsafat umum di Indonesia Yunani Kuno (+/- 600 SM) Masa ini merupakan peralihan dari mitologi ke logis. Penjelasan irrasional tentang gejala-gejala alam bergeser pada penjelasan logis berdasarkan rasio. Mereka menyibukkan diri untuk mencari arkhe dan prinsip yang mengatur semesta. Pelopor dari filsuf alam ialah Thales yang mengemukakan bahwa air adalah arkhe alam semesta. Setelah menyibukkan diri mengenai arkhe filsuf mulai menaruh perhatian pada manusia. Socrates, Plato, dan Aristoteles menjadikan manusia menjadi kajian filsafat. Skolastik (300-1300 SM) Pada masa ini teologi mengambil alih pemikiran filosofis. Pada filsuf seperti Thomas Aquinas dan St. Bonaventura berusaha merekonsiliasi akal dan wahyu. Namun pada masa ini akal telah tereduksi menjadi hamba dari wahyu. Bahkan dalam mencapai kebenaran, St. Agustinus, bahkan tidak percaya pada kekuatan akal semata. Dimasa ini pertentangan antara wahyu dan akal semakin mengeras dan semakin tajam. Banyak ilmuwan yang dieksekusi karena bertentangan dengan wahyu dan ilmu pengetahuan pun menjadi surut perkembangannya. Modern (Abad 17 -19) Masa ini dimulai ketika orang-orang memasuki masa renaisans dimana orang mulai mempelajari filsafat pada masa Yunani kuno. Dalam perkembangannya filsuf Islam juga memberikan pengaruh pada perkembangan filsafat modern. Karya-karya filsuf Islam tersebut dibawa dan diterjemahkan oleh para barat untuk dipelajari dan dikembangkan. Kemudian memunculkan aliran filsafat seperti empirisme, rasionalisme, kritisisme, vitalisme, idealisme dan fenomenologi yang sebelumnya timbul masa bernama Renaisans. Renaisans kemudian diikuti oleh masa Aufklarung 6 (Pencerahan) menjadi titik tolak modernism dimana Ilmu Pengetahuan, filsafat dan ideologi berkembang pesat. Antroposentris / manusia sendiri menjadi pusat pengetahuan pada zaman modern. Beberapa tokoh dizaman ini adalah Rene Decartes (1596-1650) yang terkenal dengan kata-kata : Cogito ergo sum (Aku berpikir, maka aku ada) dan mempelopori Rasionalisme. Kemudian ada John Locke (1632-1704), Hume (1711-1776) yang melahirkan paham empirisme. Dan Immanuel Kant (17241804) yang membuat sebuah sintesa antara rasionalisme dengan empirisme. Kant terkenal dengan kata Sapere Aude! (Berani berpikir sendiri). Positivisme (Abad 20) Pandangan ini merupakan puncak dalam memandang ilmu pengetahuan sebagai empirisme yang objektif. Tokoh yang mempelopori pada zaman ini adalah August Comte (1798-1857). Comte jugalah yang menciptakan istilah “Sosiologi” sebagai disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat secara ilmiah. Positivisme mendominasi wacana ilmu pengetahuan pada awal abad 20-an dengan menetapkan kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu social atau ilmu-ilmu alam. E. Fungsi, Arah, dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu a. Fungsi Filsafat Ilmu Dalam Kehidupan Praktis : Fungsi filsafat ilmu adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu. 1. Filsafat ilmu menggiring manusia kepengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. 2. Filsafat ilmu membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaanpertanyaan mendasar. 3. Filsafat ilmu berfungsi untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik. 4. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang 7 hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. 5. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran. b. Arah Filsafat Ilmu Arah-arah Filsafat Ilmu sangat berkaitan erat bahkan dapat dikatakan terpusat pada konsep tentang manusia. Oleh karena itu arah filsafat ilmu secara potensial turut mendorong berkembangnya pemikiran tentang hakikat manusia sehingga menghasilkan perbaikan-perbaikan validitas dan signifikansi konsep Filsafat Ilmu. Hal ini mengandung arti turut mendorong berkembangnya filsafat tentang manusia atau antropologi filsafat. Sehubungan dengan ini lahirlah arah dan konsep tentang hakikat manusia sebagai : animal rasionale, animal sociale, animal symbolicum, homo sapiens, homo economicus, homo homini lupus, homo ludens dan sebagainya. Berbagai arah filsafat ilmu tersebut di atas, memberikan dampak terciptanya konsepkonsep atau teori-teori ilmu yang beragam. Masing-masing konsep akan mendukung filsafat ilmu tersebut. Dalam membangun teori-teori pendidikan, filsafat ilmu juga mengingatkan agar teori-teori itu diwujudkan diatas kebenaran berdasarkan kaidahkaidah keilmuan. Dengan kata lain, teori-teori pendidikan harus disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah. c. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi atau filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu, dengan ruang lingkup seperti : 1) Objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan? (Landasan ontologis) 2) Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupailmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar menandakan pengetahuan yang benar? Apa saja kriterianya? Apa yang disebutkebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara, teknik, sarana apa yang membantu kitadalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis) 8 3) Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional? (Landasan aksiologis) 9 BAB III PENUTUP A. Simpulan Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dengan disiplin khusus dan mampu berdiri sendiri dengan metodologinya sendiri yang telah tersusun secara sistematis. Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan secara spesifik yang mengkaji hakikat ilmu pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang dari pengetahuan, dimana filsafat ilmu ialah suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat mengenai asasnya untuk menuju penemuan keterangan pengetahuan yang benar. (Amsal Baktiar, 2012: 12). Objek filsafat ilmu terdiri dua yaitu objek material dan objek formal, contohnya objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya. Terdapat empat pendekatan filsafat, yaitu : pendekatan definisi, pendekatan sistematika, pendekatan melalui tokoh aliran, dan pendekatan sejarah. Fungsi filsafat ilmu adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi atau filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu. Arah-arah Filsafat Ilmu sangat berkaitan erat bahkan dapat dikatakan terpusat pada konsep tentang manusia. Oleh karena itu arah filsafat ilmu secara potensial turut mendorong berkembangnya pemikiran tentang hakikat manusia sehingga menghasilkan perbaikan-perbaikan validitas dan signifikansi konsep Filsafat Ilmu. B. Saran Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang diharapkan dapat menjadikan pedoman bagi manusia untuk mencari sebuah kebenaran yang hakiki, dengan demikian diharapkan manusia dapat lebih bisa berpikir kritis yang positif serta dapat menjadi manusia yang bijaksana dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan. 10 DAFTAR PUSTAKA Jujun S. Sumantri. 2003. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Popular. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Baktiar, Amsal. 2012. Filsafat Ilmu Cet XI, Jakarta: Rajawali Pers. Abdulhak, Ishak. 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Salam, Burhanuddin. 1993. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta : Rineka Cipta. Adib, Mohammad. 2009. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Gunawan Imam. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik Cet. IV, Jakarta: PT Bumi Aksara. Mui Salim. Abd. dkk. 2009. Metodologi Penelitian Tafsir Maudhu’iy. Makassar: Alauddin Pers,. https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/view/322/272 tanggal 1 Juli 2021 pukul 13.59) 11 (Diakses pada