MODUL PERKULIAHAN Etika Komunikasi Efektif Modul tambahan untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Teknik Informatika Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh MK10230 Dr. Ir. Eliyani Abstrak Kompetensi Dalam perkuliahan ini akan dipelajari perlunya kepemimpinan. Di samping itu, akan dipelajari juga sifat-sifat kepemimpinan, yang meliputi: 1. Pengertian komunikasi efektif 2. Unsur komunikasi 3. Cara-cara komunikasi: bahasa tubuh, gaya bicara, bahasa lisan 4. Komunikasi efektif yang meliputi berbicara, memulai percakapan, mendengar 5. Mendengarkan: seni dan manfaat mendengarkan, asertif dan empati Pada akhir pertemuan ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian komunikasi dan peran komunikasi 2. Mengetahui cara-cara berkomunikasi 3. Menjelaskan komunikasi efektif . . 2013 2 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tentu Saja Berkomunikasi Itu Kebutuhan Manusia itu makhluk sosial. Tuhan tidak menciptakan Adam sendirian, tapi menemaninya dengan Hawa. Tidak ada orang yang betah diam-diaman selama berjam-jam, apalagi bertahun-tahun, pasti dia butuh untuk berkomunikasi. Mungkin orang yang menderita autisme pun perlu bicara. Definisi Komunikasi Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal (kata-kata) dan non verbal yang melibatkan dua orang atau lebih. Ada tiga unsur dalam komunikasi: 1. Pelafalan: makna yang terdapat pada kata-kata dan kalimat 2. Fonetik: aksen suara dan cara mengucapkan kata-kata tanpa ada hubungannya dengan makna kata. Kalau belajar ngaji dikenal dengan istilah makhraj yaitu tempat di mana bunyi huruf tersebut keluar. 3. Visi: yaitu apa yang dilihat seseorang pada pembicara Tingkat kepercayaan seseorang terhadap suatu komunikasi lebih tergantung pada Visi, yaitu apa yang dilihatnya. Secara kuantitatif, tingkat kepercayaan terhadap ketiga unsur tersebut, berturut-turut dari yang terendah yaitu: Pelafalan : 7% Fonetik : 38% Visi : 55% Berdasarkan data tersebut, orang lebih percaya pada apa yang dilihatnya daripada yang didengarnya. Makanya ketika melakukan presentasi, jangan lupa membuat slide presentasi yang menarik. 2013 3 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Cara-cara Berkomunikasi Komunikasi bisa saja gagal, artinya pesan yang ingin disampaikan tidak dapat diterima oleh lawan bicara, dengan bahasa gaul disebut “gak nyambung”. Komunikasi gagal bisa berakibat fatal karena dapat menimbulkan kesalahpahaman atau bahasa gaulnya “miskom”. Agar komunikasi sukses, perlu diperhatikan: 1. Bahasa tubuh (gesture) Bahasa tubuh ini terlihat dari raut wajah, posisi tangan, cara duduk, gerakan mata, dan lain-lain. Orang bilang, bahasa tubuh adalah jendela hati. Jadi, jangan salahkan kalau bahasa tubuh justru lebih dipercaya daripada bahasa verbal. Oleh karena itu, perlu meningkatkan kemampuan untuk menampilkan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi. 2. Cara bicara Cara bicara menentukan tingkat pemahaman orang akan apa yang dibicarakan atau mempengaruhi bagaimana seseorang menerima pesan komunikasi yang disampaikan. Cuma bertanya “Apa?” tapi dengan nada tinggi, orang akan berpikir, Anda marah. Cara bicara menyangkut: a. Volume suara, ada volume untuk berbisik, ada volume untuk berteriak, atau ada volume untuk bicara yang sedang-sedang saja. b. Tempo bicara. Tempo cepat membuat orang sulit untuk mengerti, tempo lambat membuat orang tidak sabar, tempo stabil membuat orang bosan. Pandaipandailah mengatur tempo, buatlah bervariasi. Jangan lupa gunakan “eye contact”. c. Nada bicara atau intonasi. Intonasi dapat membantu member penekananpenekanan pada isi pembicaraan yang penting dan sangat dipengaruhi oleh emosi. Kalau sedang marah, nada bicara kita akan tinggi. Sebaliknya orang yang sedang takut, nada bicaranya rendah. Berhati-hati mengatur nada bicara karena berpengaruh sekitar 40% terhadap keberhasilan komunikasi. 3. Gaya bicara Gaya bicara ditentukan oleh : a. Tingkat kedewasaan. Gaya bicara anak-anak beda dengan orang dewasa. b. Dengan siapa kita bicara. Dengan orang tua atau yang kita hormati sebaiknya gunakan gaya bicara sopan dan formal. c. Situasi formal atau santai. 2013 4 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam berkomunikasi, hindari gaya bicara yang: a. Menggurui b. Berbelit-belit c. Membosankan karena selalu mengulang topic yang sama d. Tidak membumi (sok keren) e. Kekanak-kanakan f. Menguasai pembicaraan g. Memotong pembicaraan h. Tidak memperhatikan isi pembicaraan Gaya bicara sebaiknya: 1. Sesuai sebagai pembicara atau penerima pesan 2. Bergantian 3. Jadilah diri sendi 4. Bahasa Lisan Bahasa lisan atau bahasa verbal jumlahnya mungkin sama banyak dengan jumlah etnis di seluruh dunia ini. Menyesuaikan bahasa yang digunakan dengan lingkungan tempat kita berada akan memudahkan komunikasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menguasai bahasa asing, bahkan penguasaan bahasa asing ini menjadi nilai plus bagi kita. Lihatlah betapa orang asing masih muda juga sudah menguasai beberapa bahasa. Komunikasi Efektif Komunikasi dikatakan efektif bila pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan tepat oleh penerima pesan. Teknik untuk mencapai komunikasi efektif adalah: 1. Komunikasi dua arah Diam itu bahasa tubuh yang kadang tidak dipahami orang lain atau kalau pun dipahami berarti marah. Diam dibalas dengan diam akan menciptakan suasana yang tidak enak atau dapat dikatakan komunikasi tidak berlangsung dengan baik. Agar komunikasi efektif harus ada usaha dari kedua belah pihak untuk saling memahami 2013 5 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pesan yang diterima dan disampaikan serta saling mengerti untuk mau mendengarkan dan menanggapi pesan dengan benar. A. Berbicara efektif Kiat-kiatnya adalah: a. Tujuan pembicaraan yang terfokus. Sekalipun canda, pasti ada isi dari pembicaraan yang hendak disampaikan. Fokus pada isi pesan walaupun sampaikan sesuai situasi. Yang kedua, jangan bicara melompat-lompat bila harus disampaikan dalam kalimat yang panjang, akibatnya pesan juga sulit untuk ditangkap. b. Jiwai tujuan pembicaraan. Jika pembicara menghayati tujuan pembicaraan, maka ia akan mudah mentransfernya kepada pendengar dengan percara diri. Wujud dari penghayatan tersebut adalah dengan mengamalkan isi pembicaraan sehingga menjadi bagian dari dirinya sendiri. Menyuruh anak untuk belajar, kalau orang tuanya main game terus, ya kurang efektif, walaupun orang tuanya berteriak:”kami sudah selesai belajar saat kami seumur kamu”. c. Memperhatikan latar belakang pendengar. Pendengar dapat saja orang berpendidikan, semisal akademisi, dewasa atau anak-anak. Usahakan untuk mengenali latar belakang pendengar baik pendidikan, sosial maupun budaya agar kata-kata dan pola bahasa yang digunakan tepat. d. Penggunaaan ungkapan atau istilah yang sesuai dengan situasi. Artinya, istilah yang terlalu ilmiah tidak cocok diungkapkan pada orang awam, pesan tidak sampai, bahkan bisa-bisa dianggap sombong. Istilah gaul juga tidak pantas diungkapkan pada orang-orang yang seyogyanya kita hormati, seperti orang tua, guru atau atasan. e. Penggunaan contoh, dapat meningkatkan keyakinan pendengar akan apa yang kita sampaikan. f. Memperhatikan waktu dalam berbicara. Tentang ini sudah dibahas pada sub bab terdahulu. g. Memperhatikan pengaturan volume suara, intonasi dan gerak tubuh. Pada suatu waktu, kita perlu mengeraskan suara untuk memberikan tekanan pada hal yang kita anggap penting, atau menatap mata pendengar kita untuk memberikan sugesti akan kebenaran informasi yang disampaikan. h. Lengkapi informasi. Dengan informasi yang lengkap, orang menjadi yakin bahwa kita menguasai topic yang kita bicarakan. i. Peka terhadap pendengar. Kita harus juga memberikan kesempatan kepada pendengar untuk mengungkapkan pendapatnya. Intinya, jangan memonopoli pembicaraan. 2013 6 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id j. Menyelipkan humor. Humor dan hal-hal menarik dapat membuat suasana rileks sehingga mempermudah orang untuk memahami apa yang disampaikan. B. Memulai percakapan Memulai sesuatu adalah yang paling sulit, termasuk memulai percakapan. Ada dua tips yang menolong untuk memulai percakapan, yaitu: a. Buatlah lawan bicara menjadi orang yang terpenting di seluruh dunia, misal dengan memuji apa yang diminatinya. Misal: “saya suka dengan kemeja yang Anda pakai. Terlihat resmi tapi kasual. Di mana saya bisa membelinya?” b. Hindari memulai percakapan dengan pertanyaan-pertanyaan yang hanya dapat dijawab secara singkat. Misal: “hallo, apa kabar?” atau: “wah, hari ini mendung ya?” C. Mendengar Harus diakui, tidak banyak orang yang bisa mendengar. Berikut akan dibahas gaya mendengar yang buruk, manfaat mendengar, dan seni mendengar. GAYA MENDENGAR YANG BURUK Ada beberapa gaya mendengar yang justru membuat reputasi kita menjadi buruk: a. Mendengar tapi mengawang-awang. Yaitu membiarkan orang berbicara kepada kita tapi pikiran kita entah di mana. b. Pura-pura mendengarkan. Biasanya komentar-komentar yang dilontarkan orang yang pura-pura mendengarkan adalah komentar-komentar pendek yang terdengar hanya untuk menyenangkan orang yang biacara saja, seperti: “betul juga sih”, “ah, masa’”; “memang begitulah…”. c. Mendengarkan dengan selektif. Maksudnya, kita hanya mendengar hal-hal yang menarik minat kita saja dari pembicaraan lawan bicara kita. Misal teman kita curhat tentang pekerjaannya sebagai programmer games yang dibayar murah, kita berkomentar: “wah games, kesukaan saya banget…” Kita hanya focus pada apa yang kita sukai, artinya kita hanya ingin membicarakan minat kita bukan mendengar perasaan lawan bicara. d. Mendengarkan kata per kata. Kita hanya mendengarkan kata-kata yang terucap oleh bibirnya saja, tidak melihat pada bahasa tubuhnya. Misal:”baju ini keren banget ya”. Kita menjawab: “Iya betul, merek itu sih… pastilah..”. Padahal kalau 2013 7 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kita peka, maksud teman kita adalah: “wah, pasti aku cantik kalau memakai baju ini kan?” Bukan tentang bajunya, tapi tentang dianya. e. Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri. Contohnya, bila teman kita mengemukakan permasalahannya, maka kita cenderung mengatakan misalnya:”wah, saya mengalami masalah yang lebih berat daripadamu. Kamu sih belum seberapa”. Lantas kita sibuk menceritakan apa yang terjadi pada kita. Lupa bahwa semestinya kita mendengarkan ceritanya. Pendengar yang seperti ini cenderung: 1. Menghakimi 2. Menasihati 3. Menggali\ Contoh menghakimi: Tanti: Kayaknya aku mau ambil kuliah Bu Danu saja deh. Orangnya asyik. Wika: Oh ya? (Bu Danu? Wah, bukannya dosen itu cerewet?) Tanti: Bu Danu itu gaul, jadinya kalau menjelaskan pakai bahasa kita, mudah dimengerti? Wika: O gitu. (Perasaan semua dosen di sini kamu bilang gaul, padahal sok-sok gaul). Tanti: Kayaknya aku mau ajak Bu Danu jadi konsultan di kantorku. Konsultan yang aku bilang kemarin. Wika: Bukannya kemarin kamu bilang mau ajak Bu Hersun? Tanti: tadinya iya, tapi sekarang aku berubah pikiran. Wika : Oke deh. (Paling besok kamu berubah pikiran lagi) Wika tidak mendengarkan apa yang dikatakan Tanti, hanya sibuk menghakimi saja. Contoh Menasihati: “Sel, saya kok sulit banget memahami Akuntansi Lanjutan. Coba deh kalau otakku encer ya”. “makanya, kamu ambil privat aja. Dulu aku begitu, aku cari mahasiswa regular yang pinter, aku privat deh.. nilaiku bisa A.” 2013 8 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Malang bagi Selly, padahal dia hanya ingin didengarkan saja. Contoh Menggali Tono tidak apel malam minggu kemarin. “Hai Ton, kemarin kamu sibuk ya?” “iya..” “Gimana kerjaanmu?” “Sudah kelar” “Bosmu suka” “sudah donk jangan tanya terus… capek”. Mana ada orang suka diinterogasi kan? MANFAAT MENDENGARKAN Beberapa manfaat mendengar antara lain: 1. Membuat pandai 2. Menjadi tahu apa yang orang lain butuhkan 3. Terlalu banyak bicara membuka rahasia kita 4. Mendengarkan membantu mengatasi focus berlebihan pada diri sendiri 5. Mengetahui tentang orang lain akan membuat kita dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang tersebut. SENI MENDENGAR Menjadi pendengar yang berhasil, perlu mengetahui triknya:’ 1. Tatap mata orang yang bicara 2. Tunjukkan minat pada apa yang mereka bicarakan 3. Condongkan badan ke arah orang tersebut 4. Gunakan umpan balik agar ia tetap bicara 5. Ajukan pertanyaan bila perlu 6. Cobalah bersikap seperti cermin Dengar juga apa yang tidak terucap yang dapat didengar dari bahasa tubuh yang digunakan pembicara. 2013 9 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. ASERTIF Asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan keinginan pada orang lain tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Bicara to the point tetapi tidak menyinggung perasaan orang lain. 3. EMPATI Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain tanpa ikut terhanyut di dalamnya. Penutup Plato Wise men talk because they have something to say; fools, because they have to say something. John Dewey There is all the difference in the world between having something to say and having to say something. Malcolm Forbes If you say what you think don't expect to hear only what you like. Daftar Pustaka Buku paket Etika UMB. http://www.motivational-inspirational-corner.com/getquote.html?categoryid=12 2013 10 Etika Modul 3 Eliyani Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id