I I. Hidung, Mata, dan Telinga H idlUlg, mata, dan telinga adalah bagian tubuh yang tennasuk pancaindra. HidlUlg berfungsi lUltuk penciwnan dan lUltuk pernafasan; mata lUltuk penglihatan, telinga lUltuk pendengaran clan keseimbangan. Unsur ke-5 dari pancaindra terletak di lidah yang memplUlyai penerima rangsang pengecapan (taste). 11.1 Hidung Rongga hidlUlg atau cavum nasi dibentuk oleh tulang serta jaringan llUlak di bagian depannya. Di depan terdapat lubang hidlUlg dinamakan nares, segera setelah memasuki lubang hidlUlg didapati daerah yang mengandlUlg bulu hidlUlg, dinamakan vestibulum nasi. Pada dinding hidlUlg terlihat 3 sekat rongga hidlUlg (superior concha, middle concha, inferior concha) dengan rongga di antara sekat-sekat itu. Pada rongga bagian tengah (meatus nasi media) terdapat tempat bennuaranya hublUlgan keluar dari rongga sekitar hidlUlg (paranasal sinus), sedangkan di rongga sebelah bawah (meatus nasi inferior) terdapat muara saluran air mata (ductus nasolacrimalis). Sinus yang disebutkan di atas adalah rongga yang mudah terkena infeksi bila seseorang sering menderita pilek. Penyakitnya disebut sinusitis. 172 Di tengah rongga hidung terdapat septumnasiyangmembagi hidung menjadi bagian kiri dan kanan. Penyekat atau septum ini dibentuk oleh tulang di sebelah belakang dan oleh tulang rawan di bagian depan. Dasar rongga hidung dibentuk oleh palatum durum Qangit-langit mulut keras) dan palatum molle Qangit-langit mulut lunak). Secara fungsional hidung terbagi menjadi area pemapasan atau respirasi di dua pertiga bagian bawah dan area olfaktoris atau penciuman di sepertiga bagian atas. Melalui keberadaan sekat rongga hidung udara yang diisap mengalami sirkulasi di dalam rongga hidung untuk penyesuaian sOOu udara yang masuk ke dalam pam-pam. Sinus atau rongga di dalam tulang sekitar hidung (paranasal sinus) belum terbentuk pada saat bayi lahir, tetapi terbentuk sempuma sesudah beberapa tahun. Sinus frontalis di tulang dahi bam sempuma pada usia sekitar 5 tahun, sinus maxillaris di tulang rahang atas setelah erupsi gigi dewasa sekitar 9 tahun, dan sinus sphenoidalis di belakang hidung sekitar 10 tahun. Melalui hubungan dengan udara luar, tekanan udara di dalam sinus selalu mengalami pengaturan keseimbangan. Penyumbatan saluran ini menyebabkan penurunan tekanan akibat absorpsi udara oleh mucosayang pada gilirannya akan menyebabkan reaksi radang dan infeksi yang danamakan sinusitis. Di bagian depan septum terdapat jaringan pembulOO darah kedl. Area ini dikenal sebagai area kieselhach yang mudah mengalami perdarahan hidung (epistaxis). Persarafan sensoris rongga hidung diurus oleh cabang saraf otak ke-5. Atap rongga hidung atau area olfactorismempunyai persarafan sensoris mnum melalui saraf tersebut, dan sensasi khusus (penciuman) melalui saraf otakke-l (n.olfactorius).Sinusparanasalis juga mendapat persarafan sensoris melalui saraf otak ke-'5.Di dalam sinus maxillaris, yaitu rongga di dalam tulang di kiri-kanan hidung, terdapat cabang-cabang saraf yang mengurus gigi rahang atas. 173 11.2 Mata kelenjar air mata, dan sarafnya terletak di dalam rongga mata (orbit, cavum orhita). Bola mata berbentuk bulat seperti bola yang agak benjol dengan diameter depan-belakang lebih kedl dari diameter kiri-kanan. Bagian luar bola mata dibentuk oleh lapisan sclera belWarna putih dan dengan bagian yang bening transparans di bagian depan dibentuk oleh cornea. Lapisan sclera bagian depan mata yang terlindung kelopak mata (palpebra) atas-bawah dilapisi conjunctiva yang meneruskan diri ke kelopak mata. Cornea tidak dilapisi conjunctiva ini. Pada orang dengan mata merah dan pada penderita trachoma peradangan dan infeksi teIjadi pada lapisan conjunctiva ini. Radang conjunctiva dinamakan conjunctivitis. Anak-anak yang mengalami kebutaan akibat kekurangan vitamin A disebabkan oleh kerusakan pada cornea. Di belakang, sclera ditembus oleh saraf penglihatan, yaitu saraf otak ke-2. Pada bagian luar bola mata melekat otot penggerak bola mata atau otot ekstrinsik mata. Otot ini, bersama otot mata pasangannya di mata yang lain menggerakkan bola mata ke berbagai jurusan. Pada praktiknya, gerakan mata diakibatkan oleh kombinasi otototot bersama-sama. Pada keadaan normal, tonus dan panjang otot di kedua mata simetris. Pada penderita mata juling didapatkan panjang otot atau tonus-nya tidak seimbang. Pada saat memfokuskan pandangan ke suatu titik tidak jauh di depan mata, teIjadi refleks (I) konvergensi (mata saling mendekat); (2) akomodasi lensa, serta (3) pengecilan pupil. Pembuluh darah untuk bagian dalam bola mata menembus bola mata di sebelah belakang bersama saraf penglihatan (OPtic nerve,n.opticus).Pada tempat masuk bola mata, pembuluh darah dan saraf dapat ditemukan di bagian dalam bola mata yang 174 dinamakan paPilla nn.optici. Bagian ini merupakan bagian mata yang penting untuk. men diagnosis macam-macam penyakit. Kelainan papilla ini dijumpai pada penderita dengan penyakit tekanan darah tinggi (hypertensz),penderita dengan tumor otak, dan banyak penyakit lain. Adakalanya teIjadi gangguan aliran darah ke bola mata. Pada keadaan demikian penderita bisa mendadak buta. Seseorang yang jatuh terduduk dengan kerns juga mempunyai risiko mengalami kelainan mata, yang jika berat juga mengakibatkan kebutaan juga. Komplikasi ini diduga sebagai akibat adanya cairan otak yang menekan paPilla karena saraf penglihatan sebenarnya adalah penonjolan dari otak sendiri. Pada saat jatuh teIjadi peninggian tekanan cairan otak yang mendadak dan cukup tinggi sehingga menyebabkan kelainan pada saraf penglihatan di papilla itu. Di bagian depan bagiandalam bola mata terdapat corpusciliare. Corpus ciliare di depan berhubungan dengan iris. Corpus ciliare pada potongan depan-belakang tampak sebagai suatu segitiga yang ujungnya berhubungan dengan iris di depan, dan dengan lensa mata di bagian tengah (medial). Corpus ciliare dibentuk oleh 2 kumpulan otot polos. Kontraksi otot-otot ini mengatur ketegangan penggantung lensa (zonula zinniz) sehingga berperan pada proses akomodasi lensa. Iris adalah bangunan berbentuk sirkuler yang berfungsi sebagai diafragma terletak di sebelah depan lensa mata. Pinggiran bebas iris membentuk pupil berupa lingkaran di tengah. Iris ini dilapisi pigmen yang menyebabkan gambaran warna mata yang beIVariasi. Dengan adanya kemampuan kontraksi pada iris, pupil dapat melebar dan menyempit. Di tempat gelap dan malam hari pupil melebar dan di temp at terang pupil menyempit. Pupil yang melebar terlihat juga pada seseorang yang sedang marah sehingga matanya terlihat merah. Warna merah merupakan gambaran lapisan retinayang menjadi jelas akibat pelebaran pupil. 175 ___ - __.__ ___ - - - _____n___ _______ u____._ Pada orang pengguna narkotika dapat dijwnpai pupil yang selalu Dengan adanya iris ini, ruangan yang terdapat antara corpus ciLiarebersama lensa mata dan cornea terbagi menjadi 2 bagian. Yang di depan iris dinamakan camera oculi anterior dan ruangan antara iris dan lensa dinamakan camera oculiposterior. Kedua ruangan ini berisi cairan yang dinamakan humoraqueus. Humor aqueusadalah cairan yang mengisi camera oculi anterior dan camera oculiposterior.Cairan ini mengisi camera oculiposterior, mengalir melalui pupil mengisi camera oculi anterior. Cairan ini selanjutnya dialirkan keluar melalui canaLisschLemmyang terletak pada sudut antara Lensadan corneamasuk pembuluh darah vena. Gangguan aliran pada sistem tersebut dapat meninggikan tekanan cairan di dalam camera oculi anterior dan camera oculi posterior yang dinamakan gLaucoma. Di lapisan sebelah dalam bola mata terdapat retina yang menempati sebagian besar pennukaan dalam bola mata sampai sebatas tempat yang dinamakan ora serrata. Pada retina yang terdiri dari 6 lapisan terdapat reseptor penglihatan yang akan meneruskan rangsang penglihatan melalui saraf penglihatan (n.opticus). Pada pemeriksaandengan ophthLamoscope dapat diikutigambaran retina. Bagian temp at keluar masuk saraf dan pembuluh darah, dinamakan paPilla nervi optici atau discus opticus (atau fundus) merupakan cekungan dangkal dengan gambaran pembuluh darah yang menyebar. Pada bagian ini tidak didapatkan lapisan reseptor (retina) sehingga dinamakan juga bintik buta (blind spot). Karena n.opticus sebenarnya adalah suatu penonjolan dari otak, serabutnya masih terbungkus oleh selaput otak pada saat menembus bola mata. Di sebelah discusini terdapat bagian retinayang berwarna lebih kuning dari sekitamya, dinamakan macuLaLutea(bintik kuning). Pada daerah sekitar ini terdapat konsentrasi reseptor penglihatan 176 berbentuk kerucut (conus)sehingga merupakan temp at penerima rangsang penglihatan yang terbaik. Bintik kuning adalah titik potong sumbu penglihatan (visual axis) dengan retina dan merupakan temp at paling sensitif untuk melihat pada siang hari. Pada malam hari penglihatan mengandalkan bagian lain retina yang terletak di luar sumbu terse but Sebagai akibatnya, pada malam hari seseorang sering harus menggerakkan matanya untuk dapat melihat dengan jelas. Ini merupakan salah satu penyebab lebih melelahkannya melihat pada malam hari. Cornea adalah jaringan transparan yang a-vasculer, dengan diameter lebih kedl dari sclera sehingga lebih kembung. Ia menerima oxygendari humor aqueusdan dari udara luar. Tebalnya sekitar 0,5 mm di bagian tengah dan 1 mm di bagian pinggir. Corneaini terdiri dari 5 lapis an. Kerusakan yang hanya mengenai lapisan luar saja dapat mengalami regenerasi, tetapi trauma yang mengenai lapisan di bawahnya akan meninggalkan bekas. Pada pinggir cornea dapat dijumpai garis berwama putih, arcus senilis, terutama pada orang tua dan disebabkan oleh degenerasi lemak. Lensa mata merupakan jaringan transparan berbentuk biconvex dengan diameter sekitar 10 mm. Permukaan lensa sebelah dalam lebih cembung daripada bagian depan, kedua bidang dipisahkan pada equator. Bagian luar lensa dibungkus kapsul yang berhubungan dengan penggantung lensa atau zonula zinii. Lensa dibentuk oleh sel berbentuk cuboid, di tengahnya terdapat nucleus yang lunak sehingga memungkinkan teIjadinya proses akomodasi lensa. Dengan peIjalanan usia, kelunakan inti berkurang sehingga lensa relatiflebih keras dan menimbulkan gejala presbyoPia. Pada orang tua nucleus itu dapat mengalami proses perkapuran yang berlangsung bertahun-tahun. Penyakit itu dinamakan katarak dan lebih sering teIjadi pada penderita kencing manis. Perkapuran yang hebat menyebabkan lensa keruh dan penderita177 -. -- ..- -..-- nya buta. Penyakit ini diatlsi dengan operasi pengangkatan lensa Wnm~r~r1~1111 di dalarn bola mata. ~1111]lnl Corpusvitreusmerupakan massa berbentukgel yang transparan terletak antara lensa dan dinding dalarn bola mata. Pada orangorang dengan myopia berat yang membutuhkan kacarnata lebih kuat dari -lOD, kadang-kadang massa ini lebih cairo Sebagai akibatnya, kemampuan massa tersebut untuk membantu menahan retina untuk tetap melekat di dinding dalarn bola mata menurun. Pada keadaan itu suatu perubahan tekanan yang mendadak pada bola mata, misalnya pada waktu mengangkat beban berat, dapat texjadi lepasnya retina dari dinding bola mata. Penyakit ini dinarnakan ablatio retina. Kelopak mata atau palpebra terbagi atls kelopak mata atls dan kelopak mata bawah. Pinggir bebas palpebra dinarnakan fissura palpebralis, ditumbuhi 2 baris bulu mata (cilia). Pada pangkal cilia terdapatgld.ciliare yang menghasilkan keringat dan sehum (lemak kulit). Kadang-kadang ditemukan kelopak mata dengan 3 baris bulu mata. Keadaan ini sering menyebabkan adanya bulu mata yang menyenggol cornea dan conjunctiva sehingga mata menjadi merah. Gejala yang sarna dapat juga disebabkan oleh ujung bebas kelopak mata yang menghadap ke dalarn. Kerangka palpebra dibentuk oleh tarsal plate dengan sederet glandula tarsalia di permukaan posterior. Gtot penggerak kelopak mata terdiri dari otot yang melingkar dan otot yang khusus menarik ke atas. Untuk membuka mata, kelopak mata atas memerlukan bantuan otot penarik itu, tetapi kelopak mata bawah akan terbuka dengan bantuan gaya gravitlsi. Pada kelumpuhan otot kelopak mata akibat kerusakan serabut sarafnya, kelopak mata atls akan terlihat menutup, sedangkan kelopak mata bawah terlihat 'jatuh' karena kehilangan daya melawan gravitlsi. Pada 178 penderita stroke dengan kerusakan di otak, kedua kelopak mata atas bawah menutup karena ototnya kaku. Di sudut mata bagian dalam dapat dijumpai pangkal saluran air mata ke hidung (ductus lacrimalis) di kelopak mata atas dan bawah yang dinamakan punctum lacrimale. Setelah membasahi pennukaan depan bola mata beserta conjunctiva-nya, air mata dialirkan ke puncta ini. Selanjutnya, air mata mengalir keluar ke rongga hidung. Jika aliran ini terganggu akan terlihat kotoran yang menempel di dekat sudut mata. Untuk membantu melanearkan dapat dilakukan penekanan berulang di daerah itu. Kelenjar air mata (lacrimal glant!) terletak di atas sebelah luar bola mata. 11.3 Telinga Telinga adalah bagian paneaindra untuk pendengaran dan keseimbangan, terletak di sisi kepala. T elinga terdiri dari 3 bagian, yaitu telinga luar (auris externa), telinga tengah (auris media), dan telinga dalam (auris interna). Telinga luar atau auris externa terdiri dari daun telinga (auricula), liang telinga (meatus acusticus externus), dan dibatasi oleh gendang telinga atau membrana tympani. Auricula dibentuk oleh tulang rawan elastin yang melekat erat dengan kulit, tanpa lapisan subcutis.Auricula ini berbentuk seperti eekungan dengan bagian terdalam dinamakan concha dan pinggiran bebasnya dinamakan helix. Pada concha terdapat lubang masuk liang telinga (meatus acusticus externus). Uang telinga ini melengkung ke depan sehingga untuk dapat melihat gendang telinga, daun telinga perlu ditarik ke belakang (untuk meluruskan liang ini). Uang telinga yang panjangnya sekitar 2-3 em mempunyai lapisan ePitel dengan buIu halus disertai kelenjar keringat dan lemak (sebum) yang menghasilkan cerumen(wax). Bagian luar liang telinga dibentuk oleh tulang rawan sehingga bersifat mobile, sedangkan bagian dalam dibentuk oleh tulang tengkorak. 179 - - Membrana tympani mempWlyai posisi miring menghadap ke baw~ B~mmr ti~ ~~~I~IIIDill~~~l~~m diameter sekitar 10 mm. Bagian tengahnya dinamakan umbo merupakan kedudukan tulang pendengaran (osmaleus). Membrana ini terdiri dari bagian keras (pars tensa) yang merupakan bagian terbesar dan bagian lWlak (pars flaccida) di bagian atas. Pada keadaan normal, penyinaran pada membrana ini akan memberikan pantulan berupa gambaran segitiga di bagian depan bawah dengan pWlCak pada tonjolan umbo. Ruang telinga tengah atau auris media terdapat di sebelah dalam membrana tympani dengan ukuran sekitar 3-6 mm. Dindingnya dibatasi oleh gendang telinga (membrana tympant) beserta tulang di sebelah atas dan bawahnya. Ke arah depan rongga ini mempWlyai saluran yang berhubWlgan dengan kerongkongan (nasopharynx), yaitu melalui tuba auditiva atau tuba eustachii. Saluran ini perlu Wltuk menyesuaikan tekanan di dalam ruangan itu dengan tekanan udara luar. Penyesuaian tekanan dilakukan melalui gerakan menelan ludah jika seseorang merasa telinganya tidak nyaman. Pada orang pilek, terutama pada anak-anak, saluran ini sering tersumbat sehingga pada penderita sering didapat keluhan telinga penuh. Telinga yang penuh itu jika dibiarkan akan dapat menyebabkan infeksi dan penyakit otitis media. Akibat telinga yang terinfeksi yang menghasilkan nanah, gendang telinga akan pecah jika nanah sudah terlalu banyak terkumpul. Ke belakang rongga ini berhubWlgan dengan rongga dalam tulang yang dinamakan cellulae mastoidea, yaitu rongga berisi udara. Nanah yang banyak pada penderita otitis media dapat juga mengalir ke sini sehingga didapati infeksi pada tulang yang dinamakan mastoiditis. Dinding dalam auris media berbatasan dengan tulang pembatas telinga dalam. Pada tulang ini terlihat penonjolan akibat 180 keberadaan bangunan untuk penerima rangsang keseimbangan bemama canalis semicircularis. Selain itu, terdapat tempat lekat tulang pendengaran, yaitu tulang sanggurdi (os stapes). Di bawahnya terdapat lubang bulat (foramen rotundum)yang tertutup membrana mucosayang penting untuk memelihara keseimbangan tekanan di ruang telinga dalam. Selain itu, terdapat juga penonjolan akibat rumah siput (cochlea)penerima rangsang pendengaran di telinga dalam. Getaran suara yang diterima membrana tympani diteruskan melalui tulang pendengaran di telinga tengah, yaitu os maleus (tukul), incus (landasan), dan stapes (sanggurdtl. Selanjutnya, tulang ini meneruskan getaran suara pada cairan endolymph dan setelah melalui reseptor pendengaran getaran dinetralkan kembali melalui getaran membran pada foramen rotundum. Rongga telinga dalam dibatasi sekelilingnya oleh tulang tengkorak. Di dalamnya terdapat sistem keseimbangan (vestibular) yang terdiri dari 3 saluran setengah lingkaran (canalis semicircularis) bersama bagian bemama sacculus dan utriculus. Selain itu, terdapat pula organ pendengaran yang terdiri dari cochlea. Cochlea ini menyerupai rumah siput dengan permukaan dalam yang berbentuk spiral. Tuba auditiva (tuba eustachit) terdiri dari bagian tulang dan bagian tulang rawan (dua pertiga depan), dengan penyempitan pada temp at peralihannya. Pada bayi dan anak kedl, saluran ini pendek (10 mm) dan lurus, pada orang dewasa panjangnya sekitar 3040 mm dan melengkung. Pada posisi berbaring, tuba ini pada bayi dan anak kedl berkedudukan tegak lurus sehingga memudahkan masuknya lendir (dan infeksi) dari sekitar hidung ke tuba ini. Keadaan ini memudahkan teIjadinya infeksi rongga telinga tengah pada bayi dan anak kecil (otitis media acuta). 181 :oncha superior Sinus sphenoidal Area olfactoris Os nasale Concha media Meatus media Vestibulum Gbr.11-1. Bagian dalam dinding hidung Palatum durum = langit-Iangit mulut keras; palatum molle = langit-Iangit lunak; Nares:: lubang hidung; vestibulum = bagian dengan bulu hidung Muara sinus frontalis Gbr.11-2. Hidung bagian dalam setelah concha nasalis dibuang 182 NOp OrS Gbr.11-3. Penampang(sagital) mata Nop= n.opticus; Re= retina; Ch= choroid; Sc= sclera; FCn= fornix cunjunctivae; SCn= saccus conjunctivae; CoC= corpus ciliare; Ir= iris; Cor= cornea; Len= (ensa; Haq= humor aqueus; A= camera oculi anterior; Pal= palpebra; Con= conjunctiva; OrS= ora serrata; P= camera oculi posterior; Pa= papilla nn.optici; M= macula lutea; CoV= corpus vitreus. He FSc AHe Con ATr Gbr.11-4. Telinga luar (A) dan telinga tengah (8). He= helix; FSc= fosa scaphoidea; Ahe= anti helix; Con= concha; Atr= anti-tragus; Tr= tragus; Lob= lobulus; E= epitympani; PF= pars flacida (membran tympani); ChT= chorda tympani nerve; NVII= saraf otak no.7; PT= pars tensa; CT= cavum tympani; St= stapes; Pr= promontorium 183