joijoi - Journal | Unair

advertisement
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007 : Hal. 204 - 212
I S S N . 1 6 9 3 - 2 5 8 7
Jurnal Oftalmologi Indonesia
JOI
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
205
JOI
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
PASCA EKSISI TUMOR GANAS KELOPAK MATA
Harijo Wahjudi, Ida Bagus Gede Wirastana
Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya
ABSTRACT
Eyelid and periocular skin lesions are common in patients referred to ophthalmologist. The main goal in the
evaluation of these lesions is to differ malignant from benign lesions. In general, the majority of malignant tumors
affecting the eyelid and periocular area are slowly enlarging, destructive lesions that distort or frankly destroy
eyelid anatomy. It is extremely difficult to make the correct diagnosis of an eyelid lesion without a biopsy. Early
diagnosis can significantly reduce morbidity and, indeed, mortality associated with malignant eyelid tumor.
However, malignant eyelid tumors are diagnosed early only if a high degree of clinical suspicion is applied when
examining all eyelid lesions. Many different treatment modalities have been advocated, by a variety of medical
practitioners, for the management of malignant tumors in the periocular region. The management of all malignant
eyelid tumors depend on: correct histological diagnosis, assessment of tumor margins, assessment of local and
systemic tumor spread. The goal in the surgical management of malignant eyelid tumors are: complete
eradication of the tumor with minimal sacrifice of normal adjacent tissues.
ditangani berbeda dengan yang mengenai tepi
kelopak. Lesi yang mengenai kantus lateral dan
medial ditangani dengan teknik khusus. Penting
untuk mengindetifikasi jaringan adneksa yang
terkena. Dokter harus selalu waspada terhadap
kemungkinan penyebaran tumor.
Ukuran
Ukuran lesi dapat ditentukan dengan beberapa
cara. Secara langsung lesi dapat diukur dengan
penggaris atau kaliper. Cara lain adalah dengan
membandingkan ukuran lesi dengan struktur
jaringan mata yang normal. Sebagai contoh, panjang
fisura palpebra sekitar 28 mm, dan diameter kornea
sekitar 12 mm. Sehingga kornea mewakili sekitar
40% sampai 50% panjang kelopak mata secara
horisontal (gambar 1). Sebagai alternatif, kelopak
mata dengan defek dibandingkan dengan kelopak
yang normal.1
Keywords: malignant tumors, surgical management.
Correspondence: Ida Bagus Gede Wirastana, c/o: Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata FK. UNAIR/RSU
Dr. Soetomo, Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya 601286.
evaluasi dan pengambilan keputusan yang hati-hati
untuk mendapatkan hasil terapi yang terbaik. Pilihan
terapi bergantung pada beberapa faktor seperti tipe,
ukuran dan lokasi dari tumor.1
PENDAHULUAN
Evaluasi Pada Penderita
Kehilangan jaringan kelopak mata dapat
merupakan akibat dari trauma atau setelah eksisi
dari suatu tumor. Penanganan pada setiap keadaan
ini pada prinsipnya sama. Kelopak mata yang
direkonstruksi memerlukan tiga elemen: lapisan
terluar kulit, lapisan mukosa di bagian dalam, dan
jaringan tulang yang semirigid diantaranya. Kelopak
mata seharusnya beraposisi secara baik terhadap
bola mata, tanpa entropion atau ektropion. Tujuan
utama eksisi pada tumor adalah membuang jaringan
tumor secara menyeluruh, tanpa memperhatikan
masalah rekonstruksi dan keutuhan sistem lakrimal.1
h
Tumor pada kelopak mata memerlukan
Karakteristik Lesi
Tipe
Bila lesi adalah tumor jinak, eksisi dapat
dilakukan pada tepi lesi. Pada lesi yang ganas, eksisi
harus mencakup daerah yang melebihi dari tepi lesi
yang tampak untuk menjamin terangkatnya tumor
secara menyeluruh.1
Lokasi
Lesi yang tidak mengenai kelopak tepi mata
204
1
Gambar 1. Memperkirakan ukuran lesi.1
Pendekatan Pembedahan
Kelopak mata seharusnya diinsisi dengan
skalpel, misalnya no. 15. Ini memberikan tepi luka
yang halus dan bersih tanpa artefak. Dapat dilakukan
dua pendekatan untuk penganggatan tumor, eksisi
langsung dengan kontrol potong - beku dan teknik
mikrografik dari Mohs. Untuk lesi kelopak mata lebih
dipilih pendekatan pertama. Dokter juga harus
mengingat, bahwa terapi radiasi dan terapi krio dapat
merupakan terapi alternatif atau sebagai pelengkap
pada penderita tertentu.1
Menurut Richard R. Tenzel, jangan puas dengan
hasil operasi yang telah didapat. Selalulah kritis
terhadap diri sendiri, selalu berfikir bahwa operasi
berikutnya harus lebih baik. Bila berbagai teknik
memberikan hasil yang sama, gunakan teknik yang
termudah dan tercepat. Tapi bila teknik yang lebih
sulit dan lama memberikan hasil yang terbaik,
gunakan teknik tersebut.1
REKONSTRUKSI KELOPAK MATA BAWAH
Banyak metode yang dapat digunakan untuk
defek tertentu kelopak mata. Pilihan prosedur mana
yang digunakan ahli bedah tergantung dari umur
pasien, karakter kelopak mata, ukuran dan posisi
defek, serta pilihan ahli bedah sendiri.1
Menurut Kersten, prioritas pada rekonstruksi
kelopak mata adalah : mendapatkan tepi kelopak
mata yang stabil, mendapatkan tinggi vertikal
kelopak mata yang adekuat, penutupan kelopak
mata yang adekuat, permukaan dalam yang halus
dan terepitelisasi, kosmetik dan simetri yang
maksimum.1
Menurut Kersten, prinsip dasar rekonstruksi
kelopak mata adalah: pada graft, pilih salah satu
lamela anterior atau posterior, salah satunya harus
mengandung pembuluh darah (flap pedikel),
maksimalkan tegangan horisontal, minimalkan
tegangan vertikal, pertahankan fiksasi dan anatomi
kantus, persempit defek sedapat mungkin sebelum
mengukur graft, pilih teknik yang yang paling
sederhana, jangan membuat suatu defek yang tidak
dapat kita tutup, minta bantuan subspesialis bila
perlu.1
Defek Yang Tidak Mengenai Tepi Kelopak Mata
Bawah
Defek kelopak mata atas maupun bawah yang
tidak mengenai tepi, dapat diatasi dengan penutupan
langsung, bila tidak mengubah bentuk tepi kelopak
mata. Bila telah dilakukan undermining tidak
memungkinkan penutupan langsung, dapat
digunakan teknik flap transposisi atau advancement
flap (Gambar 2). Arah penutupan diarahkan ke
horisontal untuk mencegah deformitas sekunder,
penarikan vertikal dapat menyebabkan retraksi
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
kelopak mata atau ektropion. Bila defek terlalu besar
untuk ditutup primer, beberapa flap transposisi atau
advancement flap dapat dilakukan, atau dilakukan
graft kulit seluruh ketebalan (full-thickness skin
1,2
graft).
Gambar 2. Jenis flap yang sering digunakan. A, Sliding;
B. Advancement; C. Rotasi; D.Transposisi.2
Defek lamela anterior kelopak mata atas,
terbaik diatasi dengan teknik graft kulit seluruh
ketebalan, dari kelopak mata atas kontralateral.
Dapat juga digunakan kulit dari preaurikular atau
retroaurikular, tetapi karena lebih tebal, dapat
mengganggu pergerakan kelopak mata atas.
Kelopak mata bawah terbaik dengan kulit dari
preaurikular atau retroaurikular (Gambar 2). Dapat
pula digunakan kulit dari fossa supraclavicularis atau
dari lengan atas bagian dalam. Hindari penggunaan
graft split-thickness.1, 2
206
JOI
dengan kelopak mata yang lentur, walaupun defek
mencapai 50%, dapat dijahit secara langsung.
Pengambilan jaringan harus berbentuk pentagonal
(gambar 3). Tepi-tepi defek ditarik dan didekatkan
bersamaan untuk melihat apakah defek dapat
ditutup dan dijahit secara langsung. Bila tidak ada
tarikan yang berlebihan pada kelopak mata, maka
defek dapat dijahit secara langsung. Tepi kelopak
mata kemudian didekatkan dengan jahitan benang
sutera 5-0 pada grey line, dan dengan sutera 6-0
pada tepi silia dan muara kelenjar Meibom (gambar 4
B). Jahitan kemudian diikat dan benang dipotong
panjang. Tarsus kemudian dijahit dengan benang
yang dapat diserap ukuran 5-0, misalnya dari bahan
polyglactin (vicryl). Jahitan yang sama dilakukan
pada jaringan retraktor dalam, untuk memberikan
kekuatan tambahan.3, 4
Akhirnya kulit dapat ditutup dengan jahitan
terputus dengan vicryl 6-0 atau sutera 6-0. Benang
pada tepi kelopak diikatkan pada jahitan kulit, agar
tidak melukai kornea (gambar 4). Jahitan kulit pada
umumnya diangkat pada hari kelima sampai ketujuh,
sedang jahitan tepi kelopak pada hari kesepuluh
sampai empatbelas.3, 4
Defek Yang Mengenai Tepi Kelopak Mata
Bawah
Defek Kecil
Defek kelopak mata sebesar 33% atau kurang,
dapat dijahit secara langsung.1 Pasien usia lanjut
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
dapat dilakukan kantotomi lateral untuk memberikan
mobilisasi tambahan pada penutupan defek.
Kantotomi lateral dilakukan dengan menggunting
kantus lateral secara horisontal menuju tepi orbita
(gambar 5 A). Bila kantotomi tidak cukup, dapat
dilakukan kantolisis inferior. Kantolisis dilakukan
dengan menjepit tepi kelopak mata bagian lateral,
menariknya ke medial agar tendon terpapar. Tendon
dipotong dengan gunting (gambar 5 B). Bila
diperlukan dapat dilakukan relaksasi tambahan
dengan insisi retraktor kelopak mata bawah dan
septum orbita. Kemudian tepi kelopak mata dijahit
seperti dijelaskan diatas dan kantus lateral dijahit
dengan sutera atau dengan bahan yang dapat
diserap.3, 4
Defek Sedang
Kantotomi dan Kantolisis
Defek sedang meliputi sampai 50% kelopak
mata. Teknik yang umumnya digunakan adalah
kantotomi, kantolisis, dan flap semisirkular. Bila
defek kelopak mata tidak dapat ditutup langsung,
atau timbul tegangan yang berlebihan pada kelopak,
207
JOI
Agar lebih kuat, kelopak mata bawah dapat
diikatkan pada periosteum tepi orbita. Tegangan
pada kelopak mata bawah harus cukup untuk
mencegah kekendoran dan ektropion. Jaringan
lateral dari kantus dijahit dengan jahitan terputus
dengan benang sutra atau nilon 6-0. Bila ada
deformitas (dog-ear), dilakukan eksisi. Semua
jahitan diangkat pada hari keempat sampai ketujuh,
kecuali pada tepi kelopak pada hari ke sepuluh
sampai ke empat belas.3, 4
Gambar 6. Flap Semisirkular dari Tenzel.5
Gambar 5. Gambar skematis kantotomi dan kantolisis.1
Gambar 4. Penutupan langsung kelopak mata pada
defek kecil.1
Gambar 3. Gambar graft kulit seluruh ketebalan (fullthickness skin graft).3
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
Flap Semisirkular
Bila defek meliputi 33% sampai 75%, serta
tarsus masih ada pada kedua tepi defek kelopak
mata, dapat dilakukan flap semisirkular (Tenzel's
flap). Flap ini dimulai dengan membuat insisi
semisirkular, berawal dari kantus lateral kemudian
melengkung ke atas dan temporal Lihat gambar 6.
Diameter dari flap harus sekitar dua kali besar defek
yang akan ditutup, biasanya seikitar 20 mm. Menurut
Tyers, ukurannya 22 mm arah vertikal, 18 mm
horisontal. Flap di-undermine secara luas sedalam
fascia temporalis (tepat dibawah musculus
orbicularis oculi). Kemudian dilakukan lateral
kantotomi dan kantolisis inferior. Defek kelopak mata
kemudian dijahit seperti dijelaskan diatas. Sudut
pada kantus lateral dijahit dengan benang vicryl 5-0
secara matras vertikal, dari kelopak mata atas ke
bawah, dengan salah satu tepinya melewati tepi
kantus lateral asal dari kelopak mata atas.3, 4
Defek Besar
Bila eksisi tumor telah diantisipasi
menghasilkan defek yang besar, eksisi lebih baik
berbentuk persegi panjang dibanding berbentuk
pentagonal. Defek besar ini biasanya memerlukan
rekonstruksi gabungan pada lapisan-lapisannya.
Lamela posterior harus dibuat cukup adekuat, dan
lamela anterior yang mencakup kulit dan otot juga
harus diganti. Kedua lamela dapat direkonstruksi dari
jaringan terdekat, dengan suatu flap
tarsokonjungtival atau flap mukokutaneus pipi, atau
dari tempat yang jauh, berupa graft bebas. Hanya
satu lamela yang dapat dilakukan graft bebas,
sedang lamela yang lain harus dengan flap pedikel
yang mengandung pembuluh darah untuk mencegah
nekrosis. 3, 4
Flap Pedikel Tarsokonjungtiva Kelopak Mata
Atas (Hughes Flap)
Flap dari Hughes ini merupakan teknik yang
baik untuk merekonstruksi defek kelopak mata yang
relatif dangkal, yang mencakup sampai 100%
kelopak mata. Teknik ini merupakan suatu flap geser,
menggunakan tarsus dan konjungtiva kelopak mata
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
3, 4
atas dari mata yang sakit.
Teknik bedahnya adalah, mula-mula diukur
defek yang akan diperbaiki, dengan mendekatkan
tepi-tepi defek, diukur defek yang tidak dapat
menutup (gambar 7A). Kemudian dibuat benang
penarik dengan menjahit kelopak mata atas melalui
grey line dengan benang sutera 4-0. Kelopak
kemudian dibalik dengan bantalan retraktor
Desmarres. Insisi horisontal dibuat 3 mm diatas tepi
kelopak mata atas, sepanjang defek kelopak mata
bawah (gambar 7B). Insisi diperdalam sampai ruang
pretarsal dengan gunting Westcott bertepi tumpul,
kemudian insisi vertikal dibuat pada masing-masing
tepi insisi horizontal menuju ke atas sampai tepi
tarsus dan konjungtiva. Secara tumpul, tarsus dan
konjungtiva dipisahkan dari musculus Müller dan
aponeurosis levator sampai ke daerah forniks
(gambar 7C).3, 6
Tepi-tepi defek pada kelopak mata bawah
dipisahkan sedalam 1-2 mm pada grey line
membentuk suatu groove. Flap kelopak atas
kemudian ditarik ke bawah, dijahitkan pada tepi
defek (groove) dengan jahitan matras horisontal
(gambar 7D) menggunakan benang sutera 4-0. Tepi
bawah tarsus kemudian dijahitkan pada konjungtiva
resipien dengan benang vicryl 6-0. Permukaan
anterior flap dapat ditutup dengan kulit, baik dari flap
mukokutaneus perluasan dari pipi maupun dari graft
kulit seluruh ketebalan. Flap ini dapat ditarik ke atas
dengan pemisahan secara tumpul kulit dan otot ke
bawah sampai tepi orbita inferior, dan kulit kelopak
dan pipi diinsisi secara vertikal serta di-undermine.
Dibuat eksisi segitiga pengendor pada sisi medial
dan lateral. Flap ini ditarik ke atas dan dijahit sejajar
dengan tepi kelopak mata bawah, membentuk tepi
kelopak mata yang baru. Bila kulit penderita relatif
kencang dan tidak elastis, flap tersebut diatas dapat
menyebabkan ektropion, sehingga dapat dilakukan
graft kulit seluruh ketebalan dari kelopak mata atas
kontralateral atau retroaurikular (gambar 7E).3, 4
Bila prosedur telah usai, mata dibebat selama 5
hari. Jahitan kulit dapat diangkat setelah hari kelima,
sedang jahitan matras 4-0 dapat diangkat setelah
hari kesepuluh sampai ke empatbelas. Flap dapat
dibuka setelah 6 sampai 8 minggu, dengan
memasukkan salah satu ujung tumpul gunting
Westcott tepat di atas tepi kelopak mata bawah yang
208
JOI
baru, kemudian flap digunting. Perdarahan dirawat.
Kemudian kelopak mata atas dibalik, sisa flap
dipotong. Konjungtiva dapat dikuret untuk
membersihkan dari sisa-sisa jaringan yang
mengalami keratinisasi.3, 4
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
medial. Kantus medial dapat direkonstruksi dengan
menjahit dengan vicryl 5-0 dari kulit flap ke
periosteum tepi orbita medial. Kemudian tepi atas
flap dijahit dengan kondromukosa atau graft yang
lain dengan benang catgut 5-0 secara jelujur untuk
membentuk tepi kelopak mata bawah. Kantus lateral
dibentuk dengan menjahitkan dermis dari flap
ke periosteum tepi orbita lateral bagian atas, untuk
mencegah kontraksi kelopak bawah bagian lateral.
Kulit kemudian dapat dijahit dengan benang nilon 60.Dilakukan tarsorafi untuk memberi tarikan
tambahan ke atas. Jahitan dapat diangkat sekitar
satu minggu.3, 4
Gambar 7. Gambar flap dari Hughes.3
Komplikasi dari teknik Hughes adalah retraksi
kelopak mata bawah, ektropion kelopak mata bawah,
kemerahan pada tepi kelopak mata, dan retraksi
kelopak mata atas. Komplikasi ini dapat dihindari bila
prinsip-prinsip dasar seperti yang disebut diatas
selalu diikuti.3
Flap Rotasi Pipi Mustarde
Teknik ini dapat digunakan pada defek kelopak
mata bawah luas yang melebihi 75%. Diperlukan flap
rotasi mukokutaneus dari pipi. Flap ini memerlukan
mukosa yang cukup untuk lamela posterior, yang
dapat diperoleh dari mukosa septum nasi atau
mukosa bibir, dan pengganti tarsus yang dapat
diperoleh dari kartilago septum nasi, concha
auricularis, serta fascia lata, duramater atau sklera
yang diawetkan.3, 4
Teknik bedahnya adalah, dibuat eksisi yang
dalam berbentuk segitiga terbalik di bawah defek,
dengan ujung bawah pada sulcus nasolabialis
(gambar 8). Sisi dari segitiga yang dekat hidung
dibuat relatif tegak. Flap semisirkular mulai dari
kantus lateral, meluas ke atas dan menuju sekitar
telinga sampai lobulus. Flap kemudian di-undermine
secara luas sedalam subkutan, sampai 1 cm
dibawah ujung segitiga (gambar 8). Setelah
rekonstruksi lamela posterior dengan kondromukosa
hidung atau graft yang lain, flap dirotasikan ke
Gambar 8. Flap Rotasi Pipi Mustarde.5
Sumber lamela posterior dapat pula diperoleh
dari teknik Hughes. Hemostasis dapat didapat
dengan kauter dan penyuntikan xylocain yang
mengandung epinefrin. Komplikasi yang sering
menyertai adalah paralisis nervus facialis, nekrosis
dari flap, ektropion, entropion, epifora, kelopak mata
bawah yang menggantung, dan jaringan parut yang
berlebihan.3, 7
REKONSTRUKSI KELOPAK MATA ATAS
Untuk defek kecil, penutupan konjungtiva dapat
dilakukan rotasi atau perluasan (advanced lining).
Untuk defek yang lebih besar, dapat digantikan
dengan graft mukosa pipi (bucal) atau konjungtiva
kontralateral. Untuk memberikan dukungan
kekuatan pada kelopak mata atas, biasanya
dibutuhkan lebar tarsus 4 mm. Bila tidak mencapai 4
mm, tarsus dapat diganti dengan tarsus kelopak
mata bawah, graft bebas dari mata jiran, graft bebas
dari kartilago, graft polytetraflouroethylene, atau dari
graft sklera yang diawetkan.9
Ptosis biasanya dapat dihindari atau dikoreksi
bila fungsi levator dipertahankan. Lagoftalmus
kelopak mata atas biasanya karena perlekatan
209
JOI
septum orbita dengan tarsus. Pengukuran defek
yang benar dan seksama mengurangi risiko
kelebihan atau kekurangan panjang horisontal
9
setelah rekonstruksi.
Graft kulit pada kelopak mata atas seharusnya
dibebat dengan tekanan yang sedang selama 4
sampai 6 hari, untuk mencegah buckling atau
hematoma subgraft. Graft dengan ketebalan penuh
lebih disukai dibanding ketebalan parsial, untuk
9
kecocokan jaringan dan warna yang optimal.
Defek Yang Tidak Mengenai Tepi Kelopak Mata
Atas
Defek kulit atau defek setengah ketebalan pada
kelopak mata atas lebih signifikan bila mengenai
daerah sepertiga nasal, karena kulit daerah nasal
tidak memiliki kelebihan kulit untuk dilakukan
perluasan secara vertikal, seperti pada daerah
sentral dan lateral. Defek kulit yang kecil dapat
ditutup secara langsung. Penutupan harus secara
horizontal, yang meninggalkan jaringan parut yang
vertikal, untuk menghindari kontraktur vertikal dari
luka, lagoftalmus sekunder dan retraksi kelopak
mata (gambar 9).5,9
Bila penutupan horisontal tidak memungkinkan,
graft kulit ketebalan penuh dapat digunakan untuk
mencegah lagoftalmus. Graft kulit ketebalan penuh
dapat diperoleh dari bagian lateral dari mata yang
sama. Graft dapat pula diperoleh dari mata
kontralateral atau kulit belakang telinga. Bila
Gambar 9. Defek setengah ketebalan kelopak
mata atas.7
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
menutup defek, septum orbita harus dihindari untuk
menghindari perdarahan kompartemen tertutup
menuju orbita, dan terjahit dengan jaringan
superfisial. Aponeurosis levator diperbaiki secara
primer bila laserasi tampak dengan jelas. Bila tidak,
perbaikan dapat ditunda 2 sampai 3 bulan untuk
menentukan posisi kelopak yang akurat.3, 7
Defek Yang Mengenai Tepi Kelopak Mata Atas
Defek Kecil
Seperti pada kelopak mata bawah, defek 33%
atau kurang dapat diperbaiki dengan penutupan
langsung. Pada penderita dengan kulit yang sangat
kendor, penutupan langsung dapat dilakukan walau
defek mencapai 50% kelopak mata. Teknik
rekonstruksinya adalah, pertama tepi kelopak
didekatkan dengan jahitan sementara. Kemudian
tarsus didekatkan dan dijahit dengan aposisi yang
seksama dengan benang vicryl 5-0 setengah
ketebalan tarsus dari anterior. Setelah menjahit
tarsus, tepi kelopak mata dijahit dengan benang
sutera 6-0 pada tepi silia dan grey line. Benang
dipotong panjang dan diikatkan pada jahitan kulit luar
agar tidak menggores kornea. Kulit dan muskulus
orbicularis dijahit dengan benang sutera 6-0 atau 70 (gambar 10). Jahitan pada kulit diangkat pada hari
ke lima sampai ke tujuh, sedang pada tepi hari ke
tujuh sampai ke sepuluh.1, 3, 7
Defek Sedang
210
JOI
Reseksi Baji (Wedge Resection)
Reseksi baji dengan penutupan langsung
berguna pada reseksi tumor tepi kelopak mata, atau
koloboma. Kebanyakan lesi dapat dieksisi dengan
melakukan insisi pada lid crease secara horisontal
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
211
JOI
tarsus kelopak mata atas dilekatkan pada musculus
orbicularis dan jaringan kulit. Jaringan kulit bagian
luar dapat ditutup dengan graft kulit ketebalan penuh
atau perluasan semisirkular (gambar 14 D-E).5,9
dan insisi persegi ketebalan penuh dan en bloc dari
tepi kelopak menuju lid crease, pada tepi superior
tarsus (gambar 11 B-C). Eksisi pentagonal diatas lid
crease harus dihindari karena menimbulkan jaringan
parut vertikal melalui lid crease (gambar 11 D-E).
Pada defek yang melebihi 25% sampai 30% dapat
dilakukan kantotomi dan kantolisis superior dengan
memotong ramus superior kantus lateralis (gambar
12).3, 7
Flap Semisirkular
Gambar 13. Flap semisirkular kelopak mata atas.7
Gambar 11. Insisi en-bloc dan relaksasi lid crease.7
Gambar 12. Kantotomi dan kantolisis kelopak mata
Gambar 10. Penutupan langsung kelopak mata atas.7
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
Flap semisirkular lateral terbalik dapat
dikombinasikan dengan teknik penutupan langsung,
pada defek dua pertiga tepi kelopak mata atas.
Teknik ini dikerjakan, pertama dengan menandai
permukaan kulit suatu setengah lingkaran terbaik,
mulai pada kantus lateral dan dilanjutkan ke lateral
sepanjang 3 cm. Kulit dan muskulus orbicularis diundermine dibawah seluruh flap, dan ramus superior
tendon kantus lateral dipotong (gambar 13).
Kemudian aspek lateral kelopak mata dapat ditarik
ke medial untuk menutupi defek.3, 7
Permukaan posterior flap dapat ditutup dengan flap
perluasan tarsokonjungtiva dari kelopak mata bawah
(gambar 13 B-C). Dibuat insisi vertikal seluruh
ketebalan kelopak mata bawah, dan flap perluasan
tarsokonjungtiva disiapkan dengan eksisi jaringan
kulit dan tepi kelopak mata bawah yang dijadikan
flap. Tarsus dan konjungtiva kemudian dapat ditarik
ke atas, menuju aspek lateral flap kelopak mata atas.
Defek kelopak mata bawah dijahit secara primer,
anterior dari flap tarsokonjungtiva. Flap
tarsokonjungtiva lateral dapat dilepas setelah 4
sampai 6 minggu.3, 7
Defek Besar
Flap Tarsokonjungtiva Geser
(Sliding Tarsoconjunctival Flap)
Perluasan horisontal dari flap tarsokonjungtiva
kelopak mata atas bermanfaat untuk defek yang
mencapai dua pertiga kelopal mata atas (gambar 14
A). Kelopak yang masih ada diiris secara horisontal 4
mm dari tepi kelopak dan dipisahkan (gambar 14 B).
Tarsus bagian atas kemudian digeser ke lateral
bersama muskulus levator dan Müller yang melekat
bersamanya. Flap dijahit ke tepi pada tendon kantus
medial atau lateral dan pada tepi bawah sisa tarsus
kelopak atas (gambar 14 C). Bagian bawah sisa
Gambar 14. Flap Tarsokonjungtiva Geser.7
Rekonstruksi Cutler-Beard
Rekonstruksi cutler-beard bermanfaat pada
defek tepi kelopak mata atas yang mencapai 100%.
Pertama dibuat tanda berbentuk U terbalik pada
kelopak mata bawah, dimulai dari bawah tarsus.
Dibuat insisi kelopak mata bawah dengan ketebalan
penuh horisontal dibawah tarsus, kemudian ke arah
bawah, inferior dari batas forniks inferior. Konjungtiva
dipisahkan dengan jaringan kelopak bawah, ditarik
ke atas menuju defek kelopak atas bersama dengan
pembuluh darah dari lapisan otot retraktor inferior
(gambar 15 A-B).3, 7, 8
Setelah konjungtiva kelopak bawah dijahitkan
pada konjungtiva forniks kelopak atas dengan
benang vicryl 7-0, dukungan tarsus superior dapat
diganti dengan sklera yang diawetkan, kartilago
autogen,atau bahan sintetis polytetraflouroethylene,
anterior dari flap konjungtiva (gambar 15 C).
Kemudian flap kulit dan otot dari kelopak bawah
ditarik ke atas menutupi graft tarsus yang telah dibuat
(gambar 15 D). Flap dari kelopak bawah dibuat
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
212
JOI
TEKNIK PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI
penambahan graft jaringan mukosa pada tepi
kelopak mata atas untuk mencegah iritasi dari kulit,
folikel rambut atau jaringan parut. Komplikasi
umumnya berupa kerusakan kornea karena benang
yang melukai kornea.3, 7
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 15. Gambar skematis rekonstruksi Cutler-
Gambar 16. Rekonstruksi Cutler-Beard.5
melalui bagian posterior dari sisa tepi kelopak bawah
membentuk jembatan. Kulit kelopak mata bawah
kemudian dijahit. Lihat juga gambar 15. 5,9,10
Flap jembatan ini dibiarkan selama delapan
minggu sebelum dipisahkan. Flap dipisahkan
dengan cara insisi seluruh ketebalan flap pada tepi
kelopak mata bawah. Tepi kelopak mata atas dijahit
antara kulit dan konjungtiva. Tepi bawah pada
jembatan kelopak mata bawah disambung kembali
dengan menjahitkan dengan kulit dan konjungtiva
kelopak bawah (gambar 14 E-F; dan 15).3, 7, 8
Umumnya diperlukan prosedur tambahan
setelah dilakukan rekonstruksi cutler-beard, antara
lain koreksi ektropion kelopak mata bawah dan
1. Kersten RC, Codere F, Dailey RA, et al, 2005.
Basic and Clinical Science Course, 2005-2006.
Section 7, Orbit, Eyelid, and Lacrimal System.
San Francisco: American Academy of
Ophthalmology, pp 134-189.
2. Cahill KV, Carrol RP, 1993. Principle Techniques
and Instrument. In: (Stewart WB, ed.)
Ophthalmology Monographs, Surgery of the
Eyelid, Orbit, and Lacrimal System, vol. 1. San
Francisco: American Academy of
Ophthalmology, pp 2-25.
3. Leatherbarrow B., 2002. Oculoplastic Surgery.
London Martin Dunitz Ltd., pp 99-154.
4. Wesley RE, Klippenstein KA, Gallo AS, et al,
2001. Full-thickness Eyelid Reconstruction. In:
(Chen W.P., ed.). Oculoplastic Surgery The
Essentials. New York: Thieme Medical
Publishsers, pp 255-261.
5. Tyers AG, Collin JRO, 2001. Colour Atlas of
Ophthalmic Plastic Surgery,2ndedition. Oxford :
Buttlerworth Heineman, pp 5-150.
6. Smith BC, Nesi FA, 1981. Practical Techniques in
Ophthalmic Plastic Surgery. London: The C.V.
Mosby Company, pp 53-96.
7. Nunery WR, 1994. Reconstruction of the Upper
Eyelid. In: (Stewart WB, ed.) Ophthalmology
Monographs, Surgery of the Eyelid, Orbit, and
Lacrimal System, vol. 3. San Francisco:
American Academy of Ophthalmology, pp 84-99.
8. Lisman RD, Arthurs B, 1988. Composite
Advancement Flap (Cutler-Beard Procedure). In:
(Levine MR, ed) Manual of Oculoplastic Surgery.
Melbourne: Churchill Livingstone. pp 161-168.
9. Bertucci GM, 2001. Periocular Skin Lesions and
Common Eyelid Tumors. In: (Chen W.P., ed.)
Oculoplastic Surgery The Essentials. New York:
Thieme Medical Publishers, pp 255-261.
10. Chuang TY, 2006. Keratoachanthoma.
http://emedicine.com/ DERM/topic206.htm.
(Accessed on May 20, 2006).
Download