Blefaroplasti pada Palpebra Superior

advertisement
PENDAHULUAN
Pembedahan kelopak mata adalah salah satu tindakan bedah kosmetik paling
populer yang dapat mengembalikan penampilan muda pada wajah.1 Teknik menghilangkan
kelebihan kulit pada kelopak mata atas sudah ada sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu,
tetapi baru pada abad ke-19 teknik ini digunakan untuk tujuan kosmetik.2 Pada mulanya
hanya terbatas pada tindakan melakukan eksisi pada kulit yang berlebih, terutama pada
kelopak mata atas.1,2 Akhir-akhir ini juga dilakukan dengan menghilangkan kelebihan lemak.2
Miller* adalah salah satu ahli bedah pertama yang menulis tentang prosedur
pembedahan kosmetik pada kelopak mata. Pada tahun 1818, von Graefe* pertama kali
menggunakan istilah blefaroplasti untuk menggambarkan tindakan pembedahan untuk
menghilangkan kanker kulit pada kelopak mata, suatu tindakan yang sering dilakukan oleh
dokter spesialis kulit.2
Blefaroplasti secara umum adalah pengangkatan jaringan dari kelopak mata dengan
tujuan untuk membentuk kelopak mata, meningkatkan fungsinya dan kemungkinan untuk
membuat penampilan menjadi tampak lebih muda.3 Pembedahan kelopak mata dapat
dilakukan pada kelopak mata atas, bawah atau keduanya.1,4 Blefaroplasti pada kelopak mata
atas (palpebra superior) adalah tindakan kosmetik yang paling sering dilakukan pada laki-laki
maupun wanita.5 Cara pembedahan kelopak mata yang konvensional dimulai dengan insisi
pada kelopak mata atas, biasanya pada daerah lipatan kulit alami. 1 Insisi kelopak mata
bawah biasanya dibuat langsung di bawah tepi bulu mata atau pada bagian dalam kelopak
mata.1 Pembedahan dengan laser termasuk dalam teknik ini. Laser digunakan sebagai alat
untuk memotong menggantikan pisau bedah.1 Kelebihan kulit dan sedikit otot dipotong,
demikian pula jaringan lemak dapat diangkat. Insisi tersebut kemudian ditutup dengan jahitan
halus sehingga bekasnya hampir tidak terlihat.1 Pada pembedahan kelopak mata bawah
biasanya kulit yang diangkat lebih sedikit dibandingkan pada kelopak mata atas. 1
Pada beberapa kasus dilakukan blefaroplasti transkonjungtival yaitu pada pasien
dengan kelebihan kulit yang tidak terlalu banyak, tetapi memiliki kantong lemak di bagian
bawah mata.Teknik ini dilakukan dengan insisi kecil pada bagian dalam kelopak mata bawah,
kemudian jaringan lemak dikeluarkan. Karena insisinya pada bagian dalam kelopak mata
sehingga bekasnya tidak terlihat.1
Pada pasien orang Asia dilakukan blefaroplasti oriental, dengan membuat lipatan
supratarsal. Blefaroplasti oriental lebih banyak ditujukan untuk kepentingan kosmetik dapat
memperbaiki dan sering dikerjakan pada pasien dengan umur muda.1
LAPORAN KASUS
Pada kasus pertama, seorang wanita 50 tahun dengan keluhan kulit kelopak mata
atas agak berlebih sehingga kelopak mata atas tampak menggantung. Pada pemeriksaan
fisis didapatkan kelopak mata atas tampak simetris dengan kulit kelopak mata atas sebelah
lateral agak menggantung (dermatochalasis). Pada pasien ini dilakukan tindakan blefaroplasti
pada kedua kelopak mata atas (palpebra superior).
Sebelum dilakukan tindakan, kedua kelopak mata atas diberi tanda. Tanda pertama
di daerah lipatan supratarsal. Lipatan supratarsal 8 mm dari tepi bulu mata pada bagian
tengah. Tanda tersebut diperluas menjadi garis lengkung ke lateral dan medial. Setelah garis
pertama selesai dibuat, pasien diminta untuk menutup mata dan kemudian dilakukan jepitan
halus pada bagian tengah dari kelebihan kulit diantara garis supratarsal yang dibuat pertama
dan daerah yang direncanakan untuk diinsisi. Jepitan dilakukan dengan menggunakan
forsep. Kulit yang berlebih harus cukup terjepit tetapi tidak sampai menyebabkan mata pasien
terbuka. Kemudian daerah atas yang terjepit diberi tanda dengan titik. Hal ini diteruskan ke
arah lateral dan medial, sehingga didapatkan beberapa titik sebagai tanda untuk membuat
suatu garis lengkung kedua di atas garis pertama. Kemudian pasien diminta untuk membuka
dan menutup mata berulang kali untuk memastikan bahwa daerah yang diberi tanda untuk
dilakukan insisi masih berada dalam daerah lipatan alami sehingga nantinya hanya kulit
berlebih yang akan dieksisi.
____________________
* dikutip dari kepustakaan No.2
1
Setelah itu dilakukan anestesi lokal dengan suntikan lidokain plus adrenalin pada
kedua kelopak mata atas. Insisi dilakukan pada kelopak mata sesuai tanda yang sudah
dibuat. Kemudian dilakukan eksisi kulit. Perdarahan yang terjadi diatasi dengan kauterisasi.
Setelah perdarahan dapat teratasi, dilakukan penutupan dengan jahitan menggunakan
benang nilon 6/0. Setelah blefaroplasti selesai, luka operasi ditutup dengan Sofratule® dan
kasa steril. Setelah itu dilakukan pendinginan dengan kompres dingin pada kedua mata
selama ± 20 menit. Pasien diperbolehkan pulang setelah tindakan. Pasca operasi pasien
diberikan pengobatan berupa antibiotik oral, amoksisilin 500 mg, 3 kali sehari dan analgetik,
asam mefenamat 500 mg, 3 kali sehari. Selain itu pasien diminta untuk melakukan kompres
dingin dengan es 10 menit tiap jam selama 48 jam untuk mencegah pembengkakan pada
kedua mata.
Pasien datang untuk kontrol pada hari ketiga setelah operasi. Luka jahitan tampak
kering dan tidak terdapat tanda infeksi. Antibiotik topikal diberikan untuk perawatan luka
jahitan. Pada hari keenam setelah operasi, luka jahitan dibuka. Hasil blefaroplasti pada
palpebra superior tampak memuaskan. Tidak tampak adanya kulit kelopak mata atas yang
berlebih dan kedua kelopak mata tampak simetris. Pasien tidak datang untuk kontrol kembali,
sehingga tidak dapat dievaluasi lebih lanjut.
Pada kasus kedua, seorang wanita 33 tahun mengeluh sedikitnya lipatan pada
kedua kelopak mata atas. Pada pemeriksaaan fisis didapatkan kedua kelopak mata tampak
simetris dengan lipatan kelopak mata atas yang sedikit (kelopak mata atas tipe oriental).
Pada pasien ini dilakukan blefaroplasti oriental untuk menambahkan lipatan pada kedua
kelopak mata atas (palpebra superior).
Awalnya, bagian kelopak mata atas yang akan dilakukan blefaroplasti diberi tanda.
Tanda dibuat 8 mm dari tepi bulu mata bagian tengah, kemudian dibuat garis pertama yang
melengkung sepanjang kelopak mata. Kemudian dilakukan jepitan pada kulit yang berlebih di
bagian tengah kelopak mata dengan forsep kecil untuk memperkirakan tepi atas insisi.
Dengan ujung bawah forsep pada garis pertama, ujung yang lain ditempatkan pada beberapa
tempat di atas garis pertama kemudian kulit dijepit, sampai didapatkan titik dimana pasien
masih dapat menutup mata dengan mudah. Titik ini kemudian diberi tanda. Tanda ini
digunakan sebagai titik tengah dari garis lengkung kedua yang dibuat di atas garis yang
pertama. Kemudian dilakukan anestesi lokal dengan suntikan lidokain plus adrenalin.
Pada pasien ini blefaroplasti pertama kali dilakukan pada mata kanan. Setelah
dilakukan anestesi lokal, insisi dibuat sesuai dengan tanda yang sudah dibuat. Kemudian
dilakukan eksisi kulit. Setelah dilakukan eksisi kulit, perdarahan yang terjadi diatasi dengan
kauterisasi, kemudian dilakukan penjahitan kulit dengan benang nilon ukuran 6/0. Setelah
selesai dilakukan blefaroplasti pada mata kanan, tindakan yang sama juga dilakukan pada
mata kiri. Kemudian luka operasi ditutup dengan Sofratule® dan kasa steril. Setelah itu
dilakukan pendinginan dengan kompres dingin pada kedua mata selama ± 20 menit. Pasien
diperbolehkan pulang setelah tindakan. Pasca operasi pasien diberikan pengobatan berupa
antibiotik oral, amoksisilin 500 mg, 3 kali sehari dan analgetik, asam mefenamat 500 mg, 3
kali sehari. Pasien juga disuruh untuk melakukan kompres dingin dengan es untuk mencegah
pembengkakan pada kedua mata.
Pasien dievaluasi pada hari ketiga setelah operasi. Luka jahitan tampak kering dan
tidak ada tanda infeksi. Diberikan antibiotik topikal untuk perawatan luka jahitan. Jahitan
dibuka pada hari keenam setelah operasi. Satu minggu setelah operasi luka bekas operasi
tampak kering dan tidak ada tanda infeksi. 2 minggu setelah operasi didapatkan hasil operasi
yang memuaskan, dan hanya sedikit luka bekas operasi yang tampak.
PEMBAHASAN
Blefaroplasti adalah tindakan eksisi pada kelebihan kulit, otot, dengan atau tanpa
pengangkatan lemak.5,6,7 Disamping itu blefaroplasti juga dapat dilakukan untuk menambah
lipatan kulit kelopak mata atas pada orang Asia.8 Mata dan struktur yang ada di sekitarnya
berperan penting dalam ekspresi wajah.1 Tujuan utama dari blefaroplasti adalah untuk
meningkatkan penampilan mata secara estetik.9 Kelopak mata atas yang menggantung dan
kantong mata bagian bawah adalah bagian alami dari proses penuaan pada wajah, tetapi hal
ini dapat membuat seseorang tampak selalu lesu.1 Seiring dengan waktu, kulit kelopak mata
2
akan makin kendur, jaringan lemak akan mengembung dan otot akan melemah.1 Pada
beberapa pasien usia tua, kulit yang menggantung dan berlebih di sekitar mata bisa sangat
luas sehingga mengganggu penglihatan.9 Pada keadaan ini blefaroplasti lebih bertujuan untuk
memperbaiki fungsi.9 Blefaroplasti pada palpebra superior merupakan tindakan yang paling
sering dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga penampilan agar tampak muda. 5 Pada
kedua pasien ini dilakukan tindakan blefaroplasti untuk tujuan kosmetik.
1.
2.
3.
4.
Kontraindikasi tindakan blefaroplasti meliputi :10
Pasien dengan kelainan patologi yang nyata pada orbita.
Pasien dengan eksoftalmus
Pasien dengan dry eye syndrome.
Pasien yang mempunyai harapan atau keinginan yang tidak realistis terhadap hasil dari
blefaroplasti.
Pada kedua pasien ini tidak didapatkan adanya kontraindikasi seperti yang
disebutkan di atas. Pasien pertama menginginkan kulit yang berlebih pada kelopak mata atas
dapat dikurangi. Sedangkan pasien kedua menginginkan dapat menambah lipatan kulit pada
kelopak mata atas.
Blefaroplasti dapat dilakukan dengan anestesi lokal.4,8,11 Pasien yang dilakukan
blefaroplasti tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit pasca tindakan. 4 Pada beberapa
kasus dapat diberikan anestesi umum.4,11 Untuk kasus dengan anestesi umum memerlukan
rawat inap di rumah sakit untuk perawatan pasca operasi.4 Pada kedua pasien ini dilakukan
anestesi lokal dengan suntikan lidokain plus adrenalin.
Teknik pembedahan bersifat individual bergantung keadaan fisik yang ditemukan dan
besarnya perbaikan yang diperlukan.12 Pasien mungkin memerlukan hanya eksisi kulit yang
berlebih saja, eksisi kulit dan lemak atau eksisi kulit, lemak dan otot. 12 Pada pasien pertama
hanya sedikit kulit yang berlebih pada kelopak mata atas sehingga hanya dilakukan eksisi
kulit saja tanpa dilakukan pengangkatan jaringan lemak. Begitu juga pada pasien kedua
hanya diperlukan eksisi kulit untuk menambah lipatan mata pada kelopak mata atas.
Komplikasi pasca operasi yang dapat terjadi pada tindakan blefaroplasti dapat ringan
atau berat.12 Komplikasi meliputi iritasi kornea, reaksi alergi, kemosis, dehiscence, hilangnya
bulu mata, lagoftalmus, koreksi berlebihan terhadap jaringan lemak, ektropion, ptosis, trauma
pada kelenjar lakrimalis, diploplia, hematoma dan yang jarang terjadi adalah hemorargi
retrobulbar yang dapat menyebabkan kebutaan.12 Komplikasi paling serius dari tindakan
blefaroplasti adalah kebutaan, tapi hal ini jarang terjadi.13,14 Perdarahan retrobulbar
mengakibatkan penekanan pada nervus optikus disertai hilangnya suplai darah. 14 Pada
kedua pasien ini tidak didapatkan adanya komplikasi, jahitan dibuka pada hari keenam pasca
tindakan.
Tindakan blefaroplasti pada palpebra superior yang dilakukan pada kedua pasien ini
memberikan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dermatology associates of Rochester: Blepharoplasty. Available at: http://www.dermcosmetics.com/
Blepharoplasty.html. Accessed April 10, 2005.
2. Asken S. Cosmetic eyelid surgery-blepharoplasty. Dalam: Coleman WP, Hanke CW, Alt TH, Asken S, editors.
Cosmetic surgery of the skin: principles and techniques. Philadelphia: B.C. Decker Inc, 1991: 267-93.
3. Chrisman BB. Oriental blepharoplasty. Dalam: Coleman WP, Hanke CW, Alt TH, Asken S, editors. Cosmetic
surgery of the skin: principles and techniques. Philadelphia: BC. Decker Inc, 1991: 303-15.
4. Cosmetic eyelid surgery. Available at:http://hcd2.bupa.co.uk/fact_sheets/html/blepharoplasty.html. Accessed
April 10, 2005.
5. Gabel
S,
Castro
E,
Foster
JA.
Upper
eyelid
blepharoplasty.
Available
at:
http://www.emedicine.com/oph/topic209.htm. Accessed April 20, 2005.
6. Biesman BS, Iwamoto MA. Blepharoplasty. Dalam: Kaminer MS, Dover JS, Arndt KA, editors. Atlas of cosmetic
surgery. Philadelphia: WB. Saunders Company, 2002: 351-84.
7. Cosmetic
eyelid
surgery.
Available
at:
http://www.uwmedicine.org/cgibin/MsmGo.exe?grab_id=218&page_id=1712384&query=blepharoplasty&SCOPE=UWMedicinePublic&hiword=blepharoplasty. Accessed April 20, 2005.
8. Blepharoplasty. Available at: http://www.plasticsurgery.org/public_education/procedures/ Blepharoplasty. cfm.
Accessed April 22, 2005.
9. Camer
RH.
Blepharoplasty.
Available
at:
http://www.findarticles.com/p/articles/
mi_g2601/is_0002/ai_2601000208. Accessed April 10, 2005.
10. Baker TJ, Gordon HL. Surgical rejuvenation of the face. St. Louis: The CV. Mosby Company, 1986: 245-329.
3
11. Blepharoplasty. Available at: http://www.plasticsurgerysoutherncalifornia.com/ procedures_eye.html. Accessed
April 10, 2005.
12. Bisaccia E, Scarborough DA. The Columbia manual of dermatologic cosmetic surgery. New York: McGraw-Hill,
2002: 317-33.
13. Collins PS. Blepharoplasty. Dalam: Robinson JK, Arndt KA, Leboit PE, Wintroub BU, editors. Atlas of
cutaneous surgery. Philadelphia: WB. Saunders Company, 1996: 301-14.
14. Caputy G, Patel B. Blepharoplasty, upper lid. Available at: http://www.emedicine.com/plastic/topic447.htm.
Accessed April 10, 2005. (BF10
4
Download