dasar pengolahan limbah secara fisik - e

advertisement
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1H01-03DBK
DASAR PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
FISIK
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1H01-03DBK
(Waktu : 22 Jam)
DASAR PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
FISIK
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1H01-03DBK
DASAR PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
FISIK
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1H01-03DBK
(Waktu : 22 Jam)
DASAR PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
FISIK
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
SMK
Pertanian
KATA PENGANTAR
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Modul dengan judul “Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik” ini disusun
oleh Penulis untuk digunakan sebagai bahan pengajaran bagi siswa SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) Bidang Keahlian Pertanian, menjelaskan
klasifikasi limbah pertanian, pengaruh limbah pertanian terhadap lingkungan
dan pengelolaan limbah pertanian secara fisik. Modul ini diharapkan dapat
membantu mempermudah para siswa dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan serta bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, terutama
dalam keterbatasan literatur yang tersedia. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran-saran ke arah perbaikan untuk meningkatkan isi modul
ini.
Bandung, Desember 2001
Penyusun,
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
i
SMK
Pertanian
DESKRIPSI
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Semua bahan hasil pertanian pada umumnya bersifat kamba (bulk), mudah
rusak (perishable) dan tidak tahan lama disimpan.
Kegiatan yang dapat
memperpanjang masa simpan komoditas pertanian adalah pengeringan dan
pendinginan yang dapat dilaksanakan secara langsung atau dipadukan
dengan pengolahan bahan baku tersebut sehingga menjadi produk yang
mempunyai daya tahan simpan relatif tinggi. Untuk memudahkan proses
transportasi dan distribusi komoditas pertanian serta untuk menjaga supaya
komoditas pertanian tersebut bisa sampai ke tangan konsumen dengan
selamat maka perlu dilakukan pengemasan.
Pengeringan, pendinginan dan pengemasan pada saat sekarang secara
komersial telah banyak dijumpai, tidak saja dalam usaha skala besar tetapi
juga dalam usaha skala kecil dan menengah. Modul bahan ajar ini terdiri dari
tiga kegiatan belajar yaitu :
1.
Kegiatan Belajar 1
: Pengeringan Komoditas Pertanian
2.
Kegiatan Belajar 2
: Pendinginan Komoditas Pertanian
3.
Kegiatan Belajar 3
: Pengemasan Komoditas Pertanian
Di dalam setiap kegiatan belajar; meskipun secara singkat dicoba
dikemukakan tentang :
pengertian,
tujuan,
prinsip dasar atau landasan teori,
prinsip kerja alat,
tehnik dan prosedur pelaksanaan,
kerusakan-kerusakan yang sering ditemui, serta
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan prosesproses tersebut.
Beberapa gambar dicantumkan pula dalam tulisan ini dengan tujuan utama
untuk memperjelas prinsip kerja alat dan tehnik pelaksanaannya.
Dalam
kegiatan belajar pengemasan komoditas pertanian, dilengkapi dengan
contoh cara mengemas beberapa komoditas pertanian. Supaya para siswa
dapat memilih pengemas yang tepat sesuai bahan yang dikem asnya,
dibahas juga mengenai klasifikasi pengemas baik berdasarkan fungsinya
maupun berdasarkan bahannya.
Setelah membaca modul bahan ajar ini, penulis berharap semoga para siswa
dapat memahami dan mengerti berbagai aspek yang menyangkut Limbah
berdasarkan Kamus Webster diartikan sebagai bahan yang terbuang.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
ii
SMK
Pertanian
DESKRIPSI
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Limbah pertanian dengan demikian bisa diartikan sebagai bahan yang
dibuang di sektor pertanian.
Limbah pertanian terbagi atas empat kelompok yaitu : (1) Limbah pertanian
pra panen contoh daun, ranting atau buah yang gugur sengaja atau tidak, (2)
Limbah pertanian panen contoh batang atau jerami saat panen padi, (3)
Limbah pertanian pasca panen contoh kulit atau jeroan pada ternak potong
dan (4) Limbah industri pertanian contoh molases pada pabrik gula tebu.
Berdasarkan jenis 2 wujud limbah pertanian diklasifikasikan atas tiga jenis
yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Ketiga jenis limbah ini dapat
dikeluarkan sekaligus oleh satu industri ataupun satu persatu sesuai dengan
proses yang ada di industri pertanian. Dari ke-tiga jenis limbah di atas,
limbah cair yang umum diperhatikan oleh para ahli penanganan limbah,
karena limbah cair industri pertanian jumlahnya banyak dan dapat
menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Sifat-sifat limbah cair
dibedakan atas tiga kelompok yaitu : (1) sifat fisik misalnya suhu, pH, warna
bau dan endapan, (2) sifat kimiawi misalnya adanya kandungan organik
(karbohidrat, protein, lemak dll) dan kandungan an organik (nitrogen,
khlorida, fosfor dll) serta (3) sifat biologis misalnya ada tidaknya
mikroorganisme. Untuk mengukur kadar bahan organik dari limbah cair
biasanya dilakukan analisis BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD
(Chemical Oxygen Demand).
Limbah industri pertanian terutama limbah cair karena mengandung bahan
organik berupa karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral dan sisasisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan, bila tidak ditangani
dengan benar dapat menimbulkan masalah lingkungan. Pengaruh limbah
industri pertanian terhadap lingkungan dapat berupa :
1. Membahayakan Kesehatan masyarakat karena dapat merupakan
pembawa suatu penyakit.
2. Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada dalam air
seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya.
3. Dapat merusak keindahan, karena bau busuk dan pemandangan
yang tidak sedap dipandang.
Sebagai usaha menghindarkan terjadinya masalah lingkungan terutama
polusi air maka perlu dilakukan pengelolaan limbah pertanian secara baik
dan benar. Dalam modul ini pengelolaan limbah pertanian hanya dibatasi
pada pengelolaan limbah secara fisik berupa pemilahan, pengecilan ukuran,
penyaringan bahan-bahan padat, pembuatan penampungan limbah &
pembakaran limbah.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
iii
SMK
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
PETA KEDUDUKAN MODUL
Pertanian
Ab12
Af1-2
Aa12
Ac12
P5
Y8
U1
Ae12
U2
Ad12
W45
X4-5
W13
X1-3
P4
M34
Y7
P3
M12
Y6
P2
Y5
P1
Q411
R2-7
S2-3
T3-4
T2
Q1-3
R1
S1
T1
Z5-6
Y4
Z3-4
Y3
V1
J811
Z1-2
N3
Y2
J4-7
K2-3
Y1
L1
J1-3
A1-7
B1-7
I1-6
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
D1-4
V2
L2
K1
F
N2
O1 O2
N1
G1-3
G4-7
G810
E14
H1-3
iv
SMK
Pertanian
PRASYARAT
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Untuk mempelajari modul ini tidak diperlukan prasyarat, karena kompetensi
ini merupakan Dasar Bidang Keahlian dan diberikan pada tingkat awal serta
wajib diikuti oleh semua siswa SMK pertanian pada seluruh Program
Keahlian
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
v
SMK
Pertanian
DAFTAR ISI
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Halaman
KATA PENGANTAR
DESKRIPSI
PETA KEDUDUKAN MODUL
PRASYARAT
DAFTAR ISI
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
TUJUAN
KEGIATAN BELAJAR 1
1.1. Lembar Informasi
1.1.1. Pengertian dan Penggolongan Limbah Pertanian
1.1.2. Jenis dan Wujud Limbah Pertanian
1.1.3. Sifat-Sifat Limbah Pertanian
1.2. Lembar Kerja
1.2.1. Alat-alat
1.2.2. Bahan-bahan
1.2.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1.2.4. Pelaksanaan
1.2.5. Lembar Latihan
KEGIATAN BELAJAR 2
2.1. Lembar Informasi
2.2. Lembar Kerja
2.2.1. Survey
2.2.2. Pengamatan
2.2.3. Lembar Latihan
KEGIATAN BELAJAR 3
3.1. Lembar Informasi
3.1.1. Pengolahan Limbah Cair
3.1.2. Pengolahan Limbah Padat
3.2. Lembar Kerja
3.2.1. Alat-alat
3.2.2. Bahan-bahan
3.2.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3.2.4. Pelaksanaan
3.2.5. Lembar Latihan
LEMBAR EVALUASI
LEMBAR KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
i
ii
iv
v
vi
vii
viii
ix
1
1
1
3
4
9
9
9
9
9
11
12
12
18
18
18
18
19
19
20
24
25
25
25
25
25
25
26
27
30
vi
SMK
Pertanian
Bahan
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari
binatang atau tumbuh-tumbuhan dengan komponen utamanya adalah
karbohidrat, protein, lemak. Bahan organik ini mudah sekali
mengalami pembusukan oleh mikroorganisme.
BOD 5 (Biochemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen dalam
ppm atau milligram/liter (mg/l) yang diperlukan untuk menguraikan
benda organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut menjadi jernih
kembali. Waktu yang diperlukan 5 hari pada suhu 200 C.
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen dalam ppm
atau milligram per liter yang dibutuhkan dalam kondisi khusus untuk
menguraikan benda organik secara kimiawi.
Efluen adalah air buangan.
Limbah adalah bahan yang terbuang.
Limbah pertanian adalah bahan-bahan yang dibuang di sektor pertanian.
Lumpur adalah jumlah endapan yang tersisa setelah
penguapan pada suhu 1030 C-1050 C dari suatu air limbah.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
mengalami
vii
SMK
Pertanian
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Agar para siswa dapat berhasil dengan baik dalam menguasai modul bahan
ajar ni, maka para siswa diharapkan mengikuti petunjuk umum sebagai
berikut :
1. Bacalah semua bagian dari modul bahan ajar ini dari awal sampai akhir.
Jangan melewatkan salah satu bagian apapun.
2. Baca ulang dan pahami sungguh-sungguh prinsip-prinsip yang
terkandung dalam modul bahan ajar ini.
3. Buat ringkasan dari keseluruhan materi modul bahan ajar ini.
4. Gunakan bahan pendukung lain serta buku-buku yang direferensikan
dalam daftar pustaka agar dapat lebih memahami konsep setiap kegiatan
belajar dalam modul bahan ajar ini.
5. Setelah para siswa cukup menguasai materi pendukung, kerjakan soalsoal yang ada dalam lembar latihan dari setiap kegiatan belajar yang ada
dalam modul bahan ajar ini.
6. Kerjakan dengan cermat dan seksama kegiatan yang ada dalam lembar
kerja, pahami makna dari setiap langkah kerja.
7. Lakukan diskusi kelompok baik dengan sesama teman sekelompok atau
teman sekelas atau dengan pihak-pihak yang menurut para siswa dapat
membantu dalam memahami isi modul bahan ajar ini.
8. Setelah para siswa merasa menguasai keseluruhan materi modul bahan
ajar ini, kerjakan soal-soal yang ada dalam lembar evaluasi dan setelah
selesai baru cocokkan hasilnya dengan lembar kunci jawaban.
Akhirnya penulis berharap semoga para siswa tidak mengalami kesulitan dan
hambatan yang berarti dalam mempelajari modul bahan ajar ini, dan dapat
berhasil dengan baik sesuai Tujuan Akhir dan Tujuan Antara yang telah
ditetapkan.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
viii
SMK
Pertanian
TUJUAN
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
A. Tujuan Akhir
Setelah menyelasaikan modul ini diharapkan siswa dapat memahami dasar
pengelolaan limbah pertanian secara fisik
B. Tujuan Antara
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan :
Ø Siswa mampu mengklasifikasi jenis Limbah pertanian
Ø Siswa mampu mengenali sifat-sifat Limbah pertanian
Ø Siswa mampu membedakan pengaruh limbah pertanian terhadap
lingkungan.
Ø Siswa mampu mengenali jenis limbah yang berbahaya bagi lingkungan.
Ø Siswa mampu menangani limbah secara fisik.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
ix
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
KLASIFIKASI LIMBAH PERTANIAN
1.1.
Lembar Informasi
1.1.1. Pengertian dan Penggolongan Limbah Pertanian
Limbah Pertanian diartikan sebagai bahan yang dibuang di sektor
pertanian,misalnya sabut dan tempurung kelapa,jerami dan dedak padi, kulit,
tulang pada ternak potong serta jeroan & darah pada ikan.
Secara garis besar limbah pertanian itu dibagi ke dalam limbah pra dan saat
panen serta limbah pasca panen. Limbah pasca panen juga bisa terbagi
dalam kelompok limbah sebelum diolah dan limbah setelah diolah atau
limbah industri pertanian.
Pengertian limbah pertanian pra panen yaitu materi-materi biologi yang
terkumpul sebelum atau sementara hasil utamanya diambil. Sebagai contoh
daun, ranting, atau daun yang gugur sengaja atau tidak biasanya
dikumpulkan sebagai sampah dan ditangani umumnya hanya dibakar saja.
Kotoran ternak umumnya hanya dijadikan pupuk kandang saja walaupun
sebenarnya masih bisa diolah menjadi bahan bakar langsung, difermentasi
menjadi gas bio, media atau campuran media jamur, campuran makanan
ternak lainnya (seperti misalnya pada peternakan sistem longyam atau
peternakan di atas kolam ikan).
Limbah pertanian saat panen cukup banyak berlimpah. Golongan tanaman
serealia misalnya yang populer di Indonesia antara lain padi, jagung, dan
mungkin sorgum.
Sisa potongan bagian bawah jerami padi yang termasuk akar tanaman padi
belum digunakan dengan baik, selain bagian ini dirasakan kurang efisien
kalau diambil, juga bisa dikembalikan untuk kesuburan tanah. Sawah
direndam ,lalu dibajak sehingga sisa tanaman padi ini masuk ke dalam tanah
dan dibiarkan membusuk. Potongan atasnya setelah diambil gagang dan
bulir padinya daun dan sebagian batangnya dibakar, dibuat atap, atau
dibenamkan ke dalam lumpur untuk pupuk. Daun dan batang atau jerami
padi dapat difermentasikan atau dibuat silase jadi pakan ternak ruminansia.
Panen jagung menyisakan batang dan daun yang mengering. Sering sisa
batang dan daun ini cukup dibakar saja. Demikian juga halnya pada panen
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
1
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
sorgum, sisa tanaman jarang dimanfaatkan lebih optimal. Beberapa peternak
dapat membuat silase yang terkadang ditambahkan tetes tebu.
Hampir semua tanaman setahun masih menyisakan sisa tanaman yang
sampai sejauh ini hanya dibuang atau dibakar atau dimanfaatkan sebagian
untuk makanan ternak, kompos, bibit (misalnya ubi jalar), dan belum ada
pemanfaatannya yang lebih baik misalnya diekstrak klorofilnya untuk bahan
pewarna makanan dan lain sebagainya.
Sisa panen pisang berupa batang, pelepah dan daun di perkebunan pisang
perlu dipikirkan cara penanganannya yang lebih baik. Serat batang pisang
masih bisa dimanfaatkan untuk karung misalnya. Sama halnya di kebun
nenas setelah diambil tunas batangnya untuk bibit, sisanya kebanyakan
dipotong lalu dibuang walaupun peremajaannya dilakukan setelah tanaman
pokok berumur 3-4 tahun bahkan ada yang membiarkannya terus. Serat
yang ada di daun-daunnya mungkin masih bisa dimanfaatkan.
Limbah pasca panen-pra olah demikian juga cukup banyak seperti
tempurung, sabut dan air buah pada kelapa, afkiran buah atau sayuran dan
hasil lainnya yang rusak atau tidak memenuhi ketentuan kualitas, kulit,
darah, jeroan, pada ternak potongan. Demikian pula kepala ikan dan jeroan,
kulit kerang/tiram, udang dan ikan, dan banyak lagi macam dan jenisnya
yang lain termasuk sampah-sampah basah baik dari rumah tangga maupun
pabrik bekas-bekas pembungkus seperti daun pisang.
Di penggilingan padi limbah bisa dikumpulkan antara lain sekam kasar,
dedak, dan menir. Sekam banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengisi untuk
pembuatan bata merah, dipakai sebagai bahan bakar, media tanaman hias,
diarangkan untuk media hidroponik, diekstrak untuk diambil silikanya sebagai
bahan empelas dan lain-lain.
Dedak halus digunakan sebagai pakan ternak ayam, bebek atau kuda,
sementara menirnya dimanfaatkan sebagai campuran makanan bayi karena
kandungan vitamin B1 nya tinggi, makanan burung, dan diekstrak minyaknya
menjadi minyak katul (bran oil).
Hasil panen jagung menghasilkan limbah dalam bentuk klobot jagung yang
bisa dimanfaatkan sebagai bahan pengemas makanan secara tradisional
(wajik, dodol), tongkolnya kurang dimanfaatkan walaupun sebenarnya
mungkin masih bisa untuk media jamur atau lainnya. Hasil penggilingan
jagung menjadi tepung, lembaganya bisa diekstrak menjadi minyak jagung
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
2
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
dan tentu saja ampasnya masih bisa diberdayakan karena kandungan
proteinnya dan mungkin lemaknya masih ada.
Limbah industri pertanian adalah buangan dari pabrik/industri pengolahan
hasil pertanian. Seperti industri-industri lainnya justru limbah ini yang banyak
menimbulkan polusi lingkungan kalau tidak ditangani secara baik. Jenis
industri ini juga cukup banyak. Untuk memudahkan penanganannya limbah
industri pertanian ini bisa dikelompokkan berdasarkan komponen bahan
bakunya, apakah limbah karbohidrat, protein atau lemak demikian juga bisa
dikelompokkan berdasarkan fasanya yang terbesar apakah cairan atau
padatan. Untuk penanganannya, lim bah cair biasanya dikelompokkan lagi
berdasarkan BOD (Biological Oxygen Demand)-nya.
1.1.2. Jenis Dan Wujud Limbah Pertanian
Berdasarkan jenis dan wujud limbah pertanian terutama limbah industri
pertanian dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
(a). Limbah padat
(b). Limbah cair
(c). Limbah gas.
a. Limbah Padat
Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra panen, limbah panen,
limbah pasca panen dan limbah industri pertanian yang wujudnya
padat dikelompokkan pada limbah padat, contoh : Daun-daun kering,
jerami, sabut dan tempurung kelapa, kulit dan tulang dari ternak
potong, bulu ayam, ampas tahu, jeroan ikan dan lain sebagainya.
Limbah-limbah tersebut di atas kalau dibiarkan menumpuk saja tanpa
penanganan tertentu akan menyebabkan/menimbulkan keadaan tidak
higienis karena menarik serangga (lalat,kecoa) dan tikus yang
seringkali merupakan pembawa berbagai jenis kuman penyakit.
Limbah padat dapat diolah menjadi pupuk dan makanan ternak.
b. Limbah cair
Limbah cair industri pertanian sangat banyak karena air digunakan
untuk :
1). membersihkan bahan pangan dan peralatan pengolahan.
2). menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki (kotoran).
Limbah cair yang berasal dari industri pertanian banyak mengandung
bahan-bahan organik (karbohidrat, lemak dan protein) karena itu
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
3
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
mudah sekali busuk dengan menimbulkan masalah polusi udara (bau)
dan polusi air.
Pengelolaan limbah cair yang umum dilakukan adalah perlakuan
primer, sekunder dan tersier (penjelasannya pada pokok bahasan
mengelola limbah secara fisik).
c. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah berupa gas yang dikeluarkan pada saat
pengolahan hasil-hasil pertanian, misalnya gas yang timbul berupa
uap air pada proses pengurangan kadar air selama proses pelayuan
teh dan proses pengeringannya. Limbah gas ini supaya tidak
menimbulkan bahaya harus disalurkan lewat cerobong.
1.1.3. Sifat-sifat Limbah Pertanian
Dari ketiga jenis/wujud
limbah pertanian, limbah jenis cair yang perlu
diketahui sifat-sifatnya supaya penanganannya limbah cair tersebut dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam modul ini hanya dibahas
sifat-sifat limbah cair yang dihasilkan dari industri pertanian.
Sifat-sifat limbah cair industri pertanian dibedakan menjadi tiga bagian besar
yaitu :
1). Sifat Fisik
2). Sifat Kimia
3). Sifat Biologis.
Pada Tabel 3.1 dapat dilihat sifat-sifat fisik kimia dan bilogis limbah cair
industri pertanian serta sumber asalnya.
Tabel. 3.1 Sifat-sifat Fisik, Kimia, Biologis dan Air Limbah serta
Sumber Asalnya
Sifat-sifat air limbah
Sifat fisik :
Warna
Bau
Endapan
Temperatur
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
Sumber asal air limbah
Air buangan rumah tangga dan
industri
serta
bangkai
benda
organis.
Pembusukan air limbah dan
limbah industri.
Penyediaan air minum, air limbah
rumah tangga dan industri, erosi
4
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kandungan bahan kimia :
Organik;
Karbohidrat
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
tanah, aliran air rembesan.
Air limbah rumah tangga
industri.
dan
Minyak, lemak, gemuk
Pestisida
Fenol
Protein
Deterjen
Lain-lain
An organik;
Kesadahan
Klorida
Logam berat
Nitrogen
PH
Fosfor
Belerang
Bahan-bahan beracun
Gas-gas ;
Hidrogen sulfida
Metan
Oksigen
Kandungan Biologis :
Binatang
Tumbuh-tumbuhan
Prostista
Virus
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
Air
limbah
rumah
tangga,
perdagangan
serta
limbah
industri.
Air
limbah
rumah
tangga,
perdagangan
serta
limbah
industri.
Air limbah pertanian.
Air limbah industri.
Air
limbah
rumah
tangga,
perdagangan.
Air limbah rumah tangga , industri.
Bangkai bahan organik alamiah.
Air limbah dan air minum rumah
tangga serta rembesan air tanah.
Air limbah dan air minum rumah
tangga, rembesan air tanah dan
pelunak air.
Air limbah industri.
Air limbah rumah tangga dan
pertanian.
Air limbah industri.
Air limbah rumah tangga dan
industri serta limpahan air hujan.
Air limbahdan air minum rumah
tangga serta limbah industri.
Air limbah industri.
Pembusukan
limbah
tangga.
Pembusukan
limbah
tangga.
Penyediaan air minum
rumah
rumah
rumah
5
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
tangga serta
permukaan.
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
perembesan
air
Saluran terbuka dan bangunan
pengolah.
Saluran terbuka dan bangunan
pengolah.
Air limbah rumah tangga dan
bangunan pengolah.
Air limbah rumah tangga.
Sumber : Metcalf dan Eddy, 1979 dalam Sugiharto, 1987
1. Sifat Fisik
Penentuan derajat kekotoran air limbah pertanian sangat dipengaruhi
oleh adanya sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik yang
penting adalah kandungan zat padat sebagai efek estetika dan
kejernihan serta bau dan warna dan juga temperatur.
Jumlah endapan pada contoh air merupakan sisa penguapan dari
contoh air limbah pertanian pada suhu 103-1050 C. Beberapa
komposisi air limbah akan hilang apabila dilakukan pemanasan secara
lambat. Jumlah total endapan terdiri dari benda-benda yang
mengendap, terlarut, tercampur. Untuk melakukan pemeriksaan ini
dapat dilakukan dengan mengadakan pemisahan air limbah dengan
memperhatikan besar-kecilnya partikel yang terkandung di dalamnya.
Dengan mengetahui besar-kecilnya partikel yang terkandung di dalam
air akan memudahkan kita dalam memilih teknik pengendapan yang
akan diterapkan sesuai dengan partikel yang ada di dalamnya. Air
limbah yang mengandung partikel dengan ukuran besar memudahkan
proses pengendapan yang berlangsung, sedangkan apabila air limbah
tersebut berisikan partikel yang sangat kecil ukurannya akan
menyulitkan
dalam
proses
pengendapan,
sehingga
untuk
mengendapkan benda ini haruslah dipilihkan cara pengendapan yang
lebih baik dengan teknologi yang sudah barang tentu akan lebih
canggih.
Sifat-sifat fisik yang umum diuji pada limbah cair adalah :
1. Nilai pH, keasaman alkalinitas
2. Suhu
3. Warna, bau dan rasa
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
6
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
4. Jumlah padatan
5. Nilai BOD/COD
6. Pencemaran mikroorganisme patogen
7. Kandungan minyak
8. Kandungan logam berat
9. Kandungan bahan radioaktif
Dalam modul ini yang akan dibahas sifat-sifat fisik berupa nilai pH,
suhu, warna dan bau dari limbah cair.
Nilai pH, Keasaman dan Alkalinitas
Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara pH 6
sampai 8, sedangkan pH air yang terpolusi, misalnya air buangan,
berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya. Sebagai contoh, air
buangan pabrik pengalengan mempunyai pH 6.2-7.6, air buangan
pabrik susu dan produk-produk susu biasanya mempnyai pH 5.3-7.8,
air buangan pabrik bier mempunyai pH 5.5-7.4, sedangkan air
buangan pabrik pulp dan kertas biasanya mempunyai pH 7.6-9.5.
Pada industri-industri makanan, peningkatan keasaman air buangan
umumnya disebabkan oleh kandungan asam-asam organik. Air
buangan
industri-industri
bahan
anorganik
pada
umumnya
mengandung asam mineral dalam jumlah tinggi sehingga
keasamannya juga tinggi atau pHnya rendah. Adanya komponen besi
sulfur (FeS2) dalam jumlah tinggi di dalam air juga akan meningkatkan
keasamannya karena FeS2 dengan udara dan air akan membentuk
H2SO 4 dan besi (Fe) yang larut.
Perubahan keasaman pada air buangan, baik ke arah alkali (pH naik)
maupun ke arah asam (pH menurun), akan sangat mengganggu
kehidupan ikan dan hewan air disekitarnya. Selain itu, air buangan
yang mempunyai pH rendah bersifat sangat korosif terhadap baja dan
sering menyebabkan pengkaratan pada pipa-pipa besi.
Suhu
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai
proses industri. Air pendingin tersebut setelah digunakan akan
mendapatkan panas dari bahan yang didinginkan, kemudian
dikembalikan ke tempat asalnya yaitu sungai atau sumber air lainnya.
Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu lebih tinggi daripada
air asalnya. Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat
sebagai berikut :
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
7
SMK
KEGIATAN BELAJAR 1
Pertanian
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Oksigen terlarut (mg/l)
16
12
8
4
0
8
16
24
32
40
Gambar 3.1 Hubungan antara suhu dengan konsentrasi oksigen
terlarut di dalam air
1. Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun. Gambar 3.1
menunjukkan kurva hubungan antara suhu dengan konsentrasi
oksigen terlarut di dalam air.
2. Kecepatan reaksi kimia meningkat.
3. Kehidupan ikan dan hewan lainnya terganggu.
4. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air
lainnya mungkin akan mati.
Ikan yang hidup di dalam air yang mempunyai suhu relatif tinggi
akanmengalami kenaikan kecepatan respirasi, di samping itu suhu
yang relatif tinggi akan menurunkan jumlah oksigen yang terlarut di
dalam air, akibatnya ikan dan hewan air akan mati karena kekurangan
oksigen. Suhu air kali atau air buangan yang relatif tinggi dapat
ditandai antara lain dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air
lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen.
2. Sifat Kimia
Kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat
merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut
dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan
rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu,
akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan yang
beracun.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
8
SMK
Pertanian
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
KEGIATAN BELAJAR 1
Bahan-bahan organik yang umumnya terkandung pada limbah cair
adalah karbohidrat, protein dan lemak.
3. Sifat Biologis
Pemeriksaan biologis (mikroorganisme) di dalam limbah cair untuk
memisahkan apakah ada bakteri-bakteri patogen dalam limbah cair
supaya sebel limbah cair dibuang ke perairan harus dilakukan
perlakuan tertentu sampai bakteri-bakteri tersebut mati.
1.2.
Lembar Kerja
1.2.1. Alat-alat :
- pisau
- napan
- ember kecil
- botol-botol kecil
- termometer
- pH-meter a
1.2.2. Bahan-bahan :
- Limbah Kelapa
- Limbah Ikan
- Limbah Padi
- Limbah Ternak Potong
- kertas lakmus
- gelas ukur
- timbangan
- Air Sungai
- Air Limbah Industri
- Air Selokan
- Air Limbah Rumah tangga.
1.2.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja :
- Sarung tangan
- Jas Laboratorium
1.2.4. Pelaksanaan :
A. Cara mengklasifikasi jenis limbah pertanian
- Setiap kelompok menyiapkan 1 set alat bahan.
- Klasifikasikan contoh bahan (limbah kelapa)
limbah.
- Buatlah klasifikasi menurut tabel petunjuk.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
berdasarkan jenis
9
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Tabel Klasifikasi :
Contoh bahan
1. Limbah Kelapa :
2. Limbah Ikan :
3. Limbah Padi :
4. Limbah Ternak Potong
B.
Jenis Limbah
…………………..
…………………..
…………………..
…………………..
…………………..
…………………...
…………………...
…………………...
…………………...
…………………...
……………………
……………………
……………………
……………………
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
Cara mengenali sifat-sifat limbah pertanian
Ø Setiap kelompok menyediakan 1 set alat dan bahan
Ø Amati sifat-sifat limbah yang meliputi :
1. pH
Caranya dengan menggunakan pH meter atau kertas
lakmus (Cat : air normal pH 6-8).
2. Suhu
Caranya : masukkan termometer skala 1000 C ke dalam
contoh limbah dan catatlah hasilnya.
3. Warna
Caranya : Bandingkan dengan air bersih (normal).
(Cat : warna berubah misalnya coklat kemerahan,
atau kuning kecoklatan).
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
10
SMK
KEGIATAN BELAJAR 1
Pertanian
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
4. Bau
Caranya : Bandingkan dengan air bersih (normal).
(Cat : bau berubah berdasarkan kepekaan manusia.
5. Endapan
Caranya :
1. Ambil 1 liter contoh air limbah, kemudian diamkan
selama 1 jam.
2. Endapan limbah yang ada, selanjutnya
ditimbang dan dinyatakan dalam milligram per liter air
limbah.
Ø Masukkan semua data yang diperoleh ke dalam tabel
pengamatan.
Tabel Pengamatan :
Data
pengamatan
Air
bersih
Air
sungai
Air
Limbah
Industri
Air
Selokan
Air Limbah
Rumahtangga
PH
Suhu
Warna
Bau
Endapan
1.3.
Lembar Latihan :
1.
2.
Sebutkan klasifikasi jenis Limbah Kelapa dan Limbah Ikan !
Berapa jumlah endapan yang dihasilkan untuk masing-masing
contoh limbah yang dikerjakan?
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
11
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
PENGARUH LIMBAH PERTANIAN
TERHADAP LINGKUNGAN
2.1.
Lembar Informasi
Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No. 02/MENKLH/I/1998 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air
dan udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air/udara dan atau berubahnya tatanan
(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas air/udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya.
Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, baik industri migas,
pertanian, maupun industri non-migas lainnya, maka semakin meningkat
pula tingkat pencemaran pada perairan, udara dan tanah yang disebabkan
oleh hasil buangan industri-industri tersebut.
Hasil buangan industri pertanian disebut juga sebagai limbah pertanian.
Limbah pertanian terdiri dari tiga jenis yaitu limbah padat (solid waste),
limbah cair (liquid waste) dan limbah gas (gaseous waste).
Adapun efek sampingan dari limbah tersebut dapat berupa :
1. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan pembawa
suatu penyakit (sebagai vehicle).
2. Merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada
benda/bangunan maupun tanam-tanaman dan peternakan.
3. Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air seperti
ikan dan binatang peliharaan lainnya.
4. Dapat merusak keindahan (aestetika), karena bau busuk dan
pemandangan yang tidak sedap dipandang terutama di daerah hilir
sungai yang merupakan daerah rekreasi.
Permasalahan di atas terjadi karena :
1. Limbah industri pertanian banyak mengandung karbohidrat, lemak,
protein dan mineral, karena itu mudah sekali busuk dengan menimbulkan
masalah polusi udara (bau) dan polusi air.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
12
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
2. Limbah
padat
industri
pertanian
bukan
merupakan
sumber
mikroorganisme patogen, tetapi bila dibiarkan menumpuk maka akan
menimbulkan keadaan tidak higienis karena menarik serangga (lalat,
kecoa) dan tikus, yang seringkali merupakan pembawa berbagai jenis
kuman penyakit.
3. Limbah cair industri pertanian sangat banyak karena air digunakan untuk
:
4. a). membersihkan bahan pangan dan peralatan pengolahan.
5. b). menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki.
6. c). medium pindah panas.
7. Limbah cair banyak mengandung bahan organik yang merupakan nutrien
untuk mikroorganisme, karena itu mikroorganisme akan berkembang
biak dengan cepat, dan dalam proses itu menghabiskan oksigen yang
terlarut dalam air. Akibatnya air menjadi kotor dan berbau busuk
sehingga kehidupan akuatik mati. Secara normal, air mengandung kirakira 8 ppm oksigen terlarut. Standar minimum oksigen terlarut untuk
kehidupan ikan adalah 5 ppm dan di bawah standar ini akan
menyebabkan kematian ikan.
Kandungan bahan organik dari suatu limbah dinyatakan dengan parameter
BOD atau “Biological Oxygen Demand”. BOD dapat didefinisikan sebagai
jumlah oksigen terlarut yang dikonsumsi atau digunakan oleh kegiatan kimia
atau mikrobiologik, bila suatu contoh air disimpan selama 5 hari pada suhu
200 C. Oleh karena itu oksigen dibutuhkan untuk oksidasi bahan organik,
maka BOD menunjukkan indikasi kasar banyaknya kandungan bahan
organik dalam contoh air tersebut. Efluen (air buangan) dengan BOD tinggi
dapat menimbulkan masalah polusi bila dibuang langsung ke dalam suatu
perairan, karena akibat pengambilan oksigen ini akan segera mengganggu
seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian
ikan dan biota perairan lainnya. Contoh kelebihan nitrogen dan fosfor dalam
air yang berasal dari industri pertanian menyebabkan suatu keadaan yang
tidak seimbang yang disebut eutrofikasi yaitu suatu keadaan yang
melibatkan banyak faktor seperti kekeruhan, sedimen, produktivitas dan suhu
rata-rata. Proses eutrofikasi karena kelebihan N dan P dalam air dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
13
SMK
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
KEGIATAN BELAJAR 2
Pertanian
Zooplankton
Ikan kecil
Ganggang
hijau
N dan P
Kelebihan N dan P
NORMAL
Ikan besar
RANTAI MAKANAN
TIDAK SEIMBANG
Ganggang
Biru-hijau
Berkembang
Dengan cepat
Ikan besar
zooplankton
Masa ganggang terapung
O2 terlarut
(digunakan
untuk proses
pembusukan
ganggang)
GULMA
bau busuk
Anaerobiosis
Ikan dan tanaman
mati
Gambar 4.1. Proses eutrofikasi karena kelebihan N dan P dalam air
(Envitech, 1986) dalam Betty & Rahayu, 1993.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
14
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Dilihat dari jenis dan wujud limbah pertanian, maka limbah cair harus lebih
diperhatikan karena apabila limbah cair ini tidak dikelola secara baik akan
dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun kehidupan
yang ada.
Gangguan terhadap Kesehatan
Limbah cair sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat
bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Limbah cair
ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit
kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta skhistosomiasis. Selain
sebagai pembawa penyakit di dalam limbah cair itu sendiri banyak terdapat
bakteri patogen penyebab penyakit seperti :
Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus
penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan (effluent) pengolahan air limbah.
Vibrio Kolera
Menyebabkan penyakit kolera dengan penyebaran utama melalui limbah cair
yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio kolera.
Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
Merupakan penyebab tiphus abdominalis dan para tiphus yang banyak
terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah
melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh manusia yang berpenyakit
tiphus.
Salmonella Spp.
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat
pada air hasil pengolahan.
Shigella Spp.
Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang
tercemar. Adapaun cara penularannya adalah melalui kontak langsung
dengan kotoran manusia maupun melalui perantara dengan makanan, lalat
dan tanah.
Basillus Anthraksis
Adalah penyebab penyakit anthrak, terdapat pada air limbah dan sporanya
tahan terhadap pengolahan.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
15
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Brusella Spp.
Adalah penyebab penyakit brusellois, demam malta serta menyebabkan
keguguran (aborsi) pada domba.
Mikobakterium Tuberkulosa
Adalah penyebab penyakit tuberkulosis dan terutama terdapat pada air
limbah yang berasal dari sanatorium.
Leptospira
Adalah penyebab penyakit weil dengan penularan utama berasal dari tikus
selokan.
Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui
lumpur yang mengandung kiste.
Skhistosoma Spp.
Penyebab penyakit skhistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat
melewati pengolahan air limbah.
Taenia Spp.
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan
terhadap cuaca.
Askaris Spp. Enterobius Spp.
Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan dan lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan
manusia.
Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit, maka air limbah
juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan
bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar.
Keadaan yang demikian ini snagat dipengaruhi oleh sumber asal air limbah.
Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh yang
nyata dimana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan
ruang pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat
termakannya ikan oleh para nelayan, sedangkan ikan tersebut telah
mengandung air raksa sebagai akibat termakannya kandungan air raksa
yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang tercemar
oleh adanya pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbahnya.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
16
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah.
Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang
membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi
perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air
disebabkan
karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga disebabkan karena
adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut. Selain
matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan
kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteribakteri, maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada
air limbah menjadi terhambat. Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah
akan sulit untuk diuraikan. Selain bahan-bahan kimia yang dapat
mengganggu kehidupan di dalam air, maka kehidupan di dalam air juga
dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya temperatur
tinggi yang dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses pendinginan.
Panasnya air limbah ini dapat mematikan semua organisme apabila tidak
dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air
limbah.
Gangguan terhadap Keindahan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang oleh perusahaan yang
memproduksi bahan organik seperti tapioka, maka setiap hari akan
dihasilkan air limbah yang berupa bahan-bahan organik dalam jumlah yang
sangat besar. Ampas yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan
pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan
tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air
limbah mengalami proses pembusukan dari zat organik yang ada di
dalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil
pengurangan dari zat organik yang sangat menusuk hidung.
Di samping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas akan
memerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat di
sekitarnya. Pembuangan yang sama akan dihasilkan juga oleh perusahaan
yang menghasilkan minyak dan lemak, selain menimbulkan bau juga
menyebabkan tempat di sekitarnya menjadi licin. Selain bau dan tumpukan
ampas yang mengganggu, maka warna air limbah yang kotor akan
menimbulkan gangguan pemandangan yang tidak kalah besarnya. Keadaan
yang demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran ini dapat mencapai
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
17
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
daerah pantai di mana daerah tersebut merupakan daerah tempat rekreasi
bagi masyarakat sekitarnya.
2.2.
Lembar Kerja
2.2.1. Survey
A). Siswa survey ke tempat pembuangan atau pengumpulan
sampah rumah tangga.
B). Siswa survey ke sungai yang tercemar limbah industri.
2.2.2. Pengamatan
A. Tempat pembuangan sampah :
Ø Catat jenis limbah yang ada (jenis padat atau jenis cair).
Ø Catat jenis-jenis sampah yang dibuang (kertas, plastik,
sayuran & buah, kaleng dan lain-lain).
Ø Catat binatang-binatang kecil yang ada (tikus, lalat, kecoa
dan lain-lain).
Ø Catat hal-hal yang mempengaruhi lingkungan seperti :
1. Bau
2. Keadaan tanah
3. Saluran air
B. Sungai yang tercemar limbah industri
Ø Catat keadaan air sungai :
1. Warna
2. Bau
3. Kekeruhan
4. pH
5. Suhu
Ø Catat
penggunaan
sungai
oleh
masyarakat
sekitar
sebagai apa
(beternak ikan, mandi, cuci pakaian dan lain-lain).
2.2.3. Lembar Latihan
1. Binatang-binatang kecil apa saja yang ada pada tempat
pembuangan/pengumpulan sampah?
2. Apa tanda-tanda jika air sungai sudah tercemar limbah industri
pertanian?
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
18
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN SECARA FISIK
3.1.
Lembar Informasi
Ada dua cara penanganan limbah pertanian yaitu :
1. Pemberian perlakuan terhadap limbah agar limbah semata-mata
dapat dibuang dalam keadaan bebas bahaya pencemaran, tanpa
usaha mengambil manfaat langsung dari-padanya (kecuali manfaat
tak langsung jangka panjang, berupa kelestarian lingkungan).
2. Pemberian perlakuan terhadap limbah agar limbah dapat
dimanfaatkan kembali sebagai bahan mentah baru, produk baru,
bahan bakar, makanan dan pupuk.
Pada prinsipnya
penanganan / pengolahan
limbah
dapa dikelompokkan menjadi enam tahapan tergantung dari jenis limbah dan tujuan
pengolahan. Keenam pengolahan tersebut adalah :
1. Pengolahan pendahuluan (pre treatment)
2. Pengolahan pertama (primary treatment)
3. Pengolahan kedua (secondary treatment)
4. Pengolahan ketiga (tertiary treatment)
5. Pembunuhan kuman (desinfektion)
6. Pembuangan lanjutan (ultimate disposal).
Pada pengolahan pendahuluan, biasanya partikel yang berukuran agak
besar
seperti
halnya
benda-benda mengapung atau benda-benda
mengendap dapat dipisahkan sehingga tidak mengganggu proses
penanganan selanjutnya.
Proses pengendapan atau penggumpalan biasanya dilakukan pada
penanganan primer. Pada saat ini benda-benda yang belum dapat
dipisahkan dalam tahap pendahuluan mulai ditangani proses pengendapan
yang dilakukan pada tahap pertama ini masih sederhana karena partikelpartikel dibiarkan mengendap akibat adanya gaya gravitasi dari bumi.
Pengendapan biasanya dilakukan pada bak-bak atau kolam tersebut
dibersihkan dari lumpur atau partikel yang mengendap pada tahap kedua
atau pengolahan sekunder limbah yang mengandung bahan organik dicoba
untuk dikurangi dengan bantuan mikroorganisme yang terdapat dalam
limbah itu sendiri. Tahap ketiga adalah proses lanjutan dari proses biologis
yang dilakukan pada proses tahap kedua. Pada tahap ini menggunakan
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
19
SMK
KEGIATAN BELAJAR 3
Pertanian
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
berbagai jenis saringan seperti saringan pasir, multi media, mikro dan vakum
dimana penggunaannya tergantung dari kebutuhan.
Tahap pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh mikroorganisme
patogen.
Proses lanjutan adalah proses untuk menangani lumpur sebagai hasil olahan
limbah agar supaya dapat digunakan untuk keperluan yang bermanfaat
misalnya untuk pupuk.
3.1.1. Pengolahan Limbah Cair
Tujuan utama
pengolahan limbah cair adalah untuk mengurangi BOD,
partikel tercampur, ayau membunuh organisme patogen. Selain itu,
diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi,
komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasikan agar
konsentrasi yang ada menjadi rendah. Untuk itu pengolahan secara bertahap
agar bahan tersebut di atas dapat dikurangi. Berikut ini beberapa kegiatan
yang biasanya dipergunakan pada pengolahan limbah cair berikut tujuan
yang dilaksanakan .
Jenis kegiatan
Tujuan pengolahan
1.
Penyaringan
1.
2.
Perajangan
2.
3.
Bak penangakap pasir
3.
4.
5.
6.
7.
4.
5.
6.
7.
9.
Bak Penangkap lemak
Tangki ekualisasi
Netralisasi
Pengendapan /
pengapungan
Reaktor lumpur aktif /
aerasi
Karbon aktif
10.
11.
Pengendapan kimiawi
Nitrifikasi / denitrifikasi
10.
11.
8.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
8.
9.
Untuk menghilangkan zat
padat.
Memotong benda yang
berada di dalam air limbah
Menghilangkan pasir dan
koral.
Memisahkan benda terapung
Melunakkan air limbah
Menetralkan asam atau basa.
Menghilangkan benda
tercampur
Menghilangkan bahan
organik.
Menghilangkan bau benda
yang tidak dapat diuraikan.
Untuk mengendapkan fosfat.
Menghilangkan nitrat secara
biologis.
20
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
12.
13.
Air sripping
Pertukaran ion
12.
13.
14.
Saringan pasir
14.
15.
16.
Osmosis / elektrodialisis
Desinfeksi
15.
16.
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Menghilangkan amoniak
Menghilangkan jenis zat yang
tertentu.
Menghilangkan partikel padat
yang lebih kecil.
Menghilangkan zat terlarut.
Membunuh mikroorganisme.
Proses pengolahan limbah cair pada prinsipnya terdiri dari tiga tahap yaitu
proses pengolahan primer, proses pengolahan sekunder, dan proses
pengolahan tersier.
1. Proses Pengolahan Primer
Proses pengolahan air buangan primer pada prinsipnya terdiri dari tahaptahap untuk memisahkan air dari limbah
padatan, yaitu dengan cara
membiarkan padatan tersebut mengendap atau memisahkan bagian-bagian
padatan yang mengapung seperti daun, plastik, kertas, dan lain sebagainya.
Proses penanganan primer terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut
(Gambar 5.1).
v Penyaringan. Bahan-bahan buangan yang mengapung yang berukuran
besar dihilangkan dari air buangan dengan cara mengalirkan air tersebut
melalui saringan. Dalam tahap ini dapat juga digunakan suatu alat yang
disebut kominutor, yaitu suatu alat yang dapat menyaring sambil
menghancurkan limbah padatan. Bahan-bahan yang telah terpotongpotong atau dihancurkan akan tetap berada di dalam air dan akan
dipisahkan kemudian di dalam tangki pengendap.
v Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil. Pasir, benda-benda
kecil hasil hancuran padatan dari tahap pertama dibiarkan mengendap
pada dasar suatu tabung. Endapan yang dihasilkan dari proses ini
dipisahkan dan dapat digunakan untuk menutup tanah untuk tanah
pertanian atau keperluan lain.
v Pemisahan endapan. Setelah dipisahkan dari benda-benda kecil, air
buangan masih mengandung padatan tersuspensi. Padatan ini dapat
mengendap jika aliran air buangan diperlambat, dan proses ini dilakukan
di dalam tangki sedimentasi. Padatan tersuspensi yang mengendap
disebut Lumpur mentah dan dikumpulkan untuk dibuang.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
21
SMK
Pertanian
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
KEGIATAN BELAJAR 3
Tangki
pengendapan
Tangki
sedimentasi
khlorin
Air
Buangan
Air lebih
bersih
Penyaring
Gambar 5.1. Proses penanganan primer terhadap air buangan
Air hasil proses penanganan primer yang telah
dihilangkan padatan dan
padatan tersuspensinya kemudian diberi perlakuan dengan gas khlorin
sebelum dibuang ke sungai atau saluran air. Tujuan pemberian gas khlorin
adalah untuk membunuh bakteri penyebab penyakit yang dapat
membahayakan lingkungan.
Proses penanganan primer dapat menghilangkan kira-kira sepertiga BOD
dan padatan tersuspensi dan beberapa persen dari komponen organik dan
nutrien tanaman yang ada. Pada saat ini persyaratan konsentrasi polutan
yang diijinkan semakin ketat dan mencapai konsentrasi ppm, oleh karena itu
proses penanganan primer terhadap air buangan biasanya belum memadai
dan masih harus dilanjutkan dengan proses penanganan selanjutnya.
2. Proses Pengolahan Sekunder
Dalam proses pengolahan sekunder dikenal dua macam proses yang biasa
digunakan , yaitu proses penyaring trikel dan lumpur aktif. Suatu sistem
lumpur aktif yang efisien dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan
BOD sampai 90%, sedangkan suatu sistem penyaring trikel yang baik dapat
menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 80-85 %, tetapi dalam
praktek biasanya hanya mencapai 75 %.
Penyaring trikel terdiri dari lapisan batu dan kerikil dengan tinggi 90
centimeter sampai 3 meter, dimana air buangan akan dialirkan melalui
lapisan ini secara lambat. Bakteri akan berkumpul dan berkembang biak
pada batu-batuan dan kerikil tersebut sehingga jumlahnya cukup untuk
mengkonsumsi sebagian bahan-bahan organik yang masih terdapat di dalam
air buangan setelah proses penanganan primer. Air yang mengalir melalui
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
22
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
lapisan aktif tersebut akan dikeluarkan melalui pipa pada bagian bawah
penyaring.
Tangki aerasi
Air
Buangan
Air
lebih
bersih
Gambar 5.2. Proses Lumpur aktif terhadap air buangan
Sistem penyaring trikel atau penyaring biologis merupakan cara lama dalam
penanganan sekunder air buangan, sedangkan cara yang lebih baru disebut
proses lumpur aktif (Gambar 5.2). Pada proses ini kecepatan aktivitas bakteri
ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang mengandung
bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak dengan air
buangan yang sebelumnya telah mengalami proses penanganan primer. Air
buangan, udara dan lumpur aktif tetap mengalami kontak selama beberapa
jam di dalam tangki aerasi. Selama proses ini, bahan buangan organik
dipecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh bakteri yang
terdapat di dalam lumpur aktif.
Perbaikan proses lumpur aktif ini telah dilakukan dengan mengganti udara
dengan oksigen murni. Dengan menggunakan oksigen murni lebih banyak
bakteri yang tumbuh di dalam tempat yang lebih kecil. Sistem yang
digunakan pada saat ini dapat mencapai efisiensi tinggi yaitu 90%
penggunaan
oksigen
dibandingkan
dengan
5-10%
pada
system
konvensional.
Air buangan kemudian keluar dari tangki aerasi menuju tangki sedimentasi
dimana padatan akan dihilangkan. Proses penanganan sekunder ini diakhiri
dengan proses khlorinasi.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
23
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
3. Proses Pengolahan Tersier
Proses penanganan primer dan sekunder terhadap air buangan dapat
menurunkan nilai BOD air dan menghilangkan bakteri yang bahaya. Tetapi
kedua proses tersebut tidak dapat menghilangkan komponen-komponen
organik dan an organik yang terlarut. Jika air buangan tersebut harus
memenuhi standar mutu air yang ada, maka bahan-bahan terlarut tersebut
harus dihilangkan terlebih dahulu yaitu dengan melakukan proses
penanganan tersier atau penanganan lanjut. Berbagai proses penanganan
untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut tersebut telah dikembangkan,
mulai dari proses biologis untuk menghilangkan senyawa-senyawa nitrogen
dan fosfor sampai pada proses pemisahan fisiko-kimia seperti adsorbsi,
destilasi dan osmosi berlawanan (reverse osmosis).
Sebagian besar bahan-bahan terlarut yang terdapat di dalam air buangan
tetap tinggal di dalam air buangan tersebut setelah proses penanganan
primer dan sekunder. Komponen-komponen tersebut biasanya tahan
terhadap pemecahan oleh bakteri. Pengaruh komponen-komponen tersebut
terhadap mutu air terutama karena menyebabkan perubahan rasa dan bau,
mencemari ikan yang hidup di dalam air tersebut, dan mungkin membunuh
ikan jika komponen terlarut tersebut beracun.
3.1.2. Pengolahan Limbah Padat
Pengolahan limbah padat terbagi atas dua cara tanpa usaha
memanfaatkannya secara langsung, yaitu :
v Digunakan sebagai penimbun/pengisi tanah. Cara ini sudah lama
digunakan dan relatif murah, misalnya untuk meninggikan daerah
lembah; untuk menimbun daerah rawa dan sebagainya.
v Dengan dibakar secara terkendali pada cara ini limbah padat dibakar
di suatu tempat yang dapat memungkinkan mengendalikan nyala
apinya. Hasil akhir pembakaran ialah CO2, H2O dan gas-gas lain serta
abu. CO2 dan gas-gas lain yang terbentuk selama pembakaran
dibiarkan terbuang ke atmosfer.
Selain dua cara di atas, limbah padat bila akan dimanfaatkan misalnya untuk
pembuatan kompos, biogas, makanan ternak dan lain-lain biasanya secara
fisik diolah dulu. Pengolahan limbah padat secara fisik yang biasanya
digunakan adalah :
v Pengecilan ukuran dengan cara memotong kecil-kecil limbah padat
tersebut sesuai kebutuhan. Tujuan pengecilan ukuran ini untuk
mengurangi volume limbah yang ada.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
24
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
v Pemadatan dengan cara pengepresan, tujuannya untuk mengurangi
volume juga.
Dalam modul ini kegiatan yang akan dilakukan adalah pengolahan limbah
padat secara fisik yaitu : pemilahan, pengecilan ukuran dan pengepresan.
3.2.
Lembar Kerja
3.2.1. Alat-alat :
- Pisau
- Alat pengepres
- Timbangan
3.2.2. Bahan-bahan
- Sampah rumah tangga
- Karung
3.2.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Sarung tangan
- Jas laboratorium
- Sepatu boot
3.2.4. Pelaksanaan :
- Setiap kelompok menyiapkan 1 set alat dan bahan.
- Timbang 5 - 10 kg sampah kemudian pisahkan antara sampah
kertas, plastik, daun, ranting, sayuran/ buah-buahan yang
terbuang, kaleng, botol dan lain-lain, kemudian masing-masing
bagian ditimbang.
- Selanjutnya sampah/ limbah pertanian (daun, ranting, buah/
sayuran dan bunga) dipotong kecil-kecil.
- Kemudian dipres dan disimpan untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
3.2.5. Lembar Latihan
1. Berapa
jumlah
bagian-bagian
yang
ada
pada
rumahtangga?
2. Apa tujuan sampah / limbah padat dipotong kecil-kecil?
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
sampah
25
SMK
Pertanian
LEMBAR EVALUASI
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
1. Apa yang dimaksud dengan limbah pertanian?
2. Sifat-sifat fisik apa saja yang dapat diamati pada limbah pertanian?
3. Sebutkan jenis-jenis limbah pertanian yang saudara ketahui berikan
contoh masing-masing!
4. Mengapa air lim bah industri berwarna coklat kemerahan?
5. Sebutkan 2 contoh pengaruh limbah pertanian terhadaplingkungan.
6. Sebutkan 3 jenis penyakit yang diakibatkan lingkungan yang kotor.
7. Sebutkan enam tahapan dalam pengolahan limbah pertanian.
8. Sebutkan cara-cara pengolahan limbah padat.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
26
SMK
Pertanian
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
LEMBAR KUNCI JAWABAN
Kunci Jawaban Latihan Kegiatan Belajar 1:
1. Klasifikasi Jenis limbah :
1. Limbah kelapa :
Jenis limbah padat :
- sabut,
- tempurung,
- lidi,
- pelepah daun
- bungkil
Jenis limbah cair :
- Air kelapa
2. Limbah Ikan :
- sisik
- kulit
Jenis limbah padat
- jeroan
- darah
Jenis limbah cair
- air cucian
3. Jumlah endapan yang dihasilkan :
- Air sungai
- Air limbah industri
sesuai hasil pengamatan yang
dikerjakan siswa.
- Air selokan
- Air limbah rumah tangga
Kunci Jawaban Latihan Kegiatan Belajar 2 :
1. Binatang-binatang kecil yang ada pada
sampah adalah :
1. Tikus
2. Jenis serangga (lalat & kecoa)
2. Tanda-tanda air sungai tercemar limbah adalah :
1. Airnya berbau
2. Airnya sangat keruh
3. Warna berubah (mungkin kecoklatan)
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
tempat
pembuangan
27
SMK
Pertanian
LEMBAR KUNCI JAWABAN
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Kunci Jawaban Latihan Kegiatan Belajar 3 :
1. Jumlah bagian-bagian pada sampah rumah tangga :
Daun
:
Ranting
:
Sayur/buah
:
Kertas
:
kg sesuai pengamatan
Plastik
:
Botol
:
Lain-lain
:
2. Tujuan sampa/limbah padat dipotong-potong adalah :
- untuk mengurangi volume limbah
- untuk mempermudah penanganan selanjutnya.
Kunci Jawaban Evaluasi :
1. Limbah pertanian adalah sisa buangan di sektor pertanian yang terbagi
atas :
a. Limbah pra panen
b. Limbah panen
c. Limbah pasca panen
d. Limbah industri pertanian
2. Sifat-sifat fisik yang dapat diamati pada limbah pertanian :
- endapan
- warna
- suhu
- pH dan bau.
3. Jenis-jenis limbah pertanian :
a. Limbah padat (jerami, sabut kelapa, kulit ternak, dll).
b. Limbah cair (air kelapa, darah ternak potong, air cucian ikan, dll).
c. Limbah gas (gas yang dikeluarkan saat fermentasi teh).
4. Air limbah industri pertanian berwarna merah kecoklatan karena :
Air limbah industri pertanian mengandung bahan - bahan organik
(karbohidrat, protein, lemak) dan juga bahan-bahan an organik
(Nitrogen, Sulfur, Khlor dll.) yang diberikan pada waktu pencucian
ataupun pengolahan.
5. 2 contoh pengaruh limbah terhadap lingkungan adalah :
v
Mempengaruhi kesehatan masyarakat
v
Mempengaruhi kehidupan biotik
6. Tiga jenis penyakit akibat lingkungan kotor yaitu :
v
Penyakit kolera
v
Penyakit tiphus
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
28
SMK
Pertanian
LEMBAR KUNCI JAWABAN
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
v
Penyakit tuberklosy
7. Enam tahapan dalam pengolahan limbah adalah :
v
Pengolahan pendahuluan
v
Pengolahan pertama
v
Pengolahan kedua
v
Pengolahan ketiga
v
Pembunuhan kuman
v
Pembuangan lanjutan
8. Cara – cara pengolahan limbah padat adalah :
v
Sebagai penimbun tanah
v
Dibakar
v
Pengecilan ukuran
v
Pengepresan/pemadatan
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
29
SMK
Pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Betty, S.L.J. dan Rahayu, W. D. 1993.
Pangan. Kanisius, Yogyakarta.
Kode Modul
SMKP1H0102-03DBK
Penanganan Limbah Industri
Marriot, N.G. 1985. Principles of Food Sanitation. Avi Publishing Co.,
Westport.
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. UI. Press, Jakarta.
Sumanti, D. M., Suwaryono, O., Hudaya, S., Rivai, A dan Sofiah, B.D.
2000. Pembuatan Minyak Dari Limbah Tapioka Secara Fermentasi
Dengan Mikroorganisme. IBA. Fakultas Pertanian – UNPAD,
Bandung.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius, Yogyakarta.
Kasmidjo, R. B dan
Hardiman. 1981.
Penanganan Limbah Hasil
Pertanian. Bahan Kursus Singkat Pekan Ilmu dan Industri Hasil
Pertanian UGM, Yogyakarta.
Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik
30
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1G06-07DBK
MEMBERSIHKAN
KOMODITAS PERTANIAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1G06-07DBK
(Waktu : 24 Jam)
MEMBERSIHKAN
KOMODITAS PERTANIAN
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1E03-04DBK
SUMBER KONTAMINASI
DAN TEKNIK SANITASI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1H01-03DBK
DASAR PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
FISIK
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1H01-03DBK
(Waktu : 22 Jam)
DASAR PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
FISIK
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1E03-04DBK
(Waktu : 48 Jam)
SUMBER KONTAMINASI
DAN TEKNIK SANITASI
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1E01-02DBK
RUANG LINGKUP MIKROORGANISME
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1E01-02DBK
(Waktu : 72 Jam)
RUANG LINGKUP MIKROORGANISME
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KODE MODUL SMKP2/3L01/U01THP
PENANGANAN DAGING
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KODE MODUL SMKP2/3L01/U01THP
(Waktu : 24 Jam)
PENANGANAN DAGING
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KODE MODUL SMKP2/3L01/U01THP
PENANGANAN SUSU SEGAR
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KODE MODUL SMKP2/3L01/U01THP
(Waktu : 24 Jam)
PENANGANAN SUSU SEGAR
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1G01-02DBK
PENGELOMPOKAN
DAN PENYIMPANGAN MUTU
HASIL PERTANIAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1G01-02DBK
(Waktu : 48 Jam)
PENGELOMPOKAN
DAN PENYIMPANGAN MUTU
HASIL PERTANIAN
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1G08-10DBK
PENGERINGAN,
PENDINGINAN DAN PENGEMASAN
KOMODITAS PERTANIAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1G03-05DBK
KOMODITAS PERTANIAN
SEBAGAI SUMBER GIZI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KODE MODUL SMKP2/3L01/U01THP
PENANGANAN
TELUR DAN DAGING UNGGAS
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
SMK
Pertanian
KATA PENGANTAR
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Krisis ekonomi yang berkepanjangan yang melanda Bangsa Indonesia
mengakibatkan rusaknya sendi-sendi perekonomian negara. Daya beli
masyarakat terhadap bahan pangan sangat menurun, akibatnya masyarakat
tidak bisa mencukupi kebutuhan akan zat gizi. Dampak dari kondisi ini
sebagian masyarakat yang kurang mampu menderika kekurangan gizi. Data
statistik pada tahun 2001 menunjukkan bahwa akibat krisis ekonomi sekitar
80 juta penduduk Indonesia mengalami kemiskinan yang berdampak lanjut
pada penyakit kekurangan gizi.
Kondisi demikian menuntut upaya yang serius dari berbagai pihak untuk
mencari jalan pemecahannya. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan
memanfaatkan semaksimal mungkin potensi zat gizi pada komoditas
pertanian di Indonesia sendiri, mengingat negara kita sebagai negara
agraris. Hal ini akan berhasil bila kita memahami kandungan zat gizi dalam
tiap komoditas pertanian dan perannya bagi pertumbuhan dan kesehatan
tubuh serta dampaknya pada tubuh bila kekurangan dan kelebihan zat gizi
tersebut.
Modul ini disusun untuk memudahkan para siswa dan guru memahami
potensi zat gizi yang terkandung dalam pangan komoditas pertanian,
perannya untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Ciri-ciri yang ditimbulkan
akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi juga digambarkan dalam modul ini.
Semoga modul ini ada guna dan manfaatnya bagi yang memerlukannya,
terutama untuk mencapai kompetensi yang sesuai dalam pembelajaran SMK
Bidang Pertanian.
Bandung, Desember 2001
Penyusun,
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
i
SMK
Pertanian
DESKRIPSI
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Modul ini membahas pengertian pangan dan zat gizi, fungsi zat gizi bagi
pertumbuhan dan kesehatan tubuh, pengelompokkan bahan pangan
komoditas pertanian, dan potensi zat gizinya serta gangguan kesehatan
akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
ii
SMK
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
PETA KEDUDUKAN MODUL
Pertanian
Ab12
Af1-2
Aa12
Ac12
P5
Y8
U1
Ae12
U2
Ad12
W45
X4-5
W13
X1-3
P4
M34
Y7
P3
M12
Y6
P2
Y5
P1
Q411
R2-7
S2-3
T3-4
T2
Q1-3
R1
S1
T1
Z5-6
Y4
Z3-4
Y3
V1
J811
Z1-2
N3
Y2
J4-7
K2-3
Y1
L1
J1-3
A1-7
B1-7
I1-6
D1-4
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
V2
L2
K1
F
N2
O1 O2
N1
GG1-3
G4-7
G810
E14
H1-3
iii
SMK
Pertanian
PRASYARAT
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Untuk mempelajari modul ini tidak diperlukan prasyarat terlebih dahulu,
karena merupakan Dasar Bidang Keahlian yang perlu dipelajari oleh semua
siswa SMK.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
iv
SMK
Pertanian
DAFTAR ISI
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Halaman
Kata Pengantar ...............................................................................................
Deskripsi .........................................................................................................
Peta Kedudukan Modul ...................................................................................
Prasyarat ........................................................................................................
Daftar Isi .........................................................................................................
Peristilahan/ Glossary ....................................................................................
Petunjuk Penggunaan Modul ..........................................................................
Tujuan .............................................................................................................
Kegiatan Belajar 1 ...........................................................................................
Pengenalan Ilmu Gizi .....................................................................................
Latihan ............................................................................................................
Kegiatan Belajar 2 ..........................................................................................
Pangan dan Zat Gizi .......................................................................................
2.1. Pengelompokan Pangan .................................................... ..............
2.1.1. Serealia dan Umbi-umbian ..................................... ..............
2.1.2. Kacang-kacangan ................................................... ..............
2.1.3. Daging ..................................................................... ..............
2.1.4. Telur ........................................................................ .............
2.1.5. Ikan .......................................................................... ..............
2.1.6. Sayuran dan Buah-buahan ..................................... ..............
2.1.7. Susu dan Hasil Olahannya ..................................... ..............
2.2. Zat Gizi dan Fungsi Zat Gizi ................................................ ..............
2.2.1. Karbohidrat .............................................................. ..............
2.2.2. Lemak ..................................................................... ..............
2.2.3. Protein ..................................................................... ..............
2.2.4. Vitamin .................................................................... ..............
2.2.5. Mineral ..................................................................... ..............
2.2.6. Air ………………………………………………….............
2.2.7. Serat ........................................................................ ..............
2.3. Metabolisme ....................................................................... ..............
2.3.1. Metabolisme Karbohidrat ........................................ ..............
2.3.2. Metabolisme lemak ................................................. ..............
2.3.3. Metabolisme Protein ............................................... ..............
Latihan ............................................................................................. ..............
Kegiatan Belajar 3 …. ...................................................................... ..............
Gangguan Kesehatan Akibat Kurang Gizi ....................................... ..............
3.1. Gangguan Kesehatan akibat Kekurangan Energi dan
Protein (KEP) .................................................................... ..............
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
1
1
4
5
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
9
11
13
14
17
17
18
18
18
19
20
20
21
21
21
v
SMK
Pertanian
DAFTAR ISI
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
3.2. Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan
Vitamin A .................................................................... ..............
3.3. Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan
Zat Besi (Anemia Gizi) .............................................. ..............
3.4. Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Iodium ...................
3.5 . Gangguan Kesehatan Akibat Kelebihan Zat Energi ................
Latihan ............................................................................................. ..............
Lembar Evaluasi ............................................................................. ..............
Lembar Kunci Jawaban .................................................................. ..............
Daftar Pustaka ................................................................................. ..............
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
23
24
25
26
27
28
29
32
vi
SMK
Pertanian
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
1. Asam amino esensial : Jenis asam amino yang tidak disintesis oleh
tubuh manusia sehingga harus ditambahkan dari luar lewat konsumsi
makanan.
2. Asam amino nonesensial : Jenis asam amino yang dapat disintesa
oleh tubuh manusia.
3. DKBM : Singkatan dari Daftar Komposisi Gizi Bahan Makanan adalah
suatu daftar yang memuat kandungan zat gizi tiap komoditas pangan
dan olahannya.
4. Komoditas pertanian pangan : Hasil pertanian yang dapat dijadikan
bahan pangan seperti beras, jagung, ikan, dan sebagainya.
5. Komoditas pertanian non pangan : Hasil pertanian yang biasanya
tidak digunakan sebagai bahan pangan, seperti karet, cengkeg, dan
sebagainya.
6. Kwashiorkor : Jenis penyakit kurang gizi
jangka waktu lama, menimpa anak balita.
akibat
kekurang energi dalam
7. Makanan : adalah istilah pangan yang sudah siap dikonsumsi yang
mengandung zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat
diubah menjadi zat gizi oleh tubuh.
8. Marasmus : Jenis penyakit kurang gizi akibat kekurangan energi dan
protein dalam jangka waktu lama, menimpa anak balita.
9. Metabolisme : Proses yang dialami makanan dalam tubuh berupa
pencernaan, penyerapan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh.
10. Pangan : Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai bahan
makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan
minuman (UU Pangan No. 7 tahun 1996)
11. Pangan Hewani : Komoditas pangan yang berasal dari hewan, misal
telur, daging, ikan dan sebagainya.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
vii
SMK
Pertanian
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
12. Pangan Nabati : Komoditas pangan yang berasal dari tanaman, misal
beras, jagung, sayur, buah dan sebagainya.
13. Status gizi : Kondisi kesehatan seseorang akibat konsumsi zat gizi dari
makanan.
14. Zat gizi : Zat atau senyawa yang terdapat dalam bahan makanan yang
terdiri dari atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral
serta
turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia
(UU Pangan No. 7 tahun 1996).
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
viii
SMK
Pertanian
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk umum dalam menggunakan buku
ajar ini :
v Bacalah isi dan teori yang dipaparkan dengan seksama.
v Perhatikan dengan baik setiap hal yang dijelaskan oleh guru.
v Catat hal-hal yang dianggap penting secara jelas dan singkat.
v Usahakanlah mempelajari buku ajar ini secara berurutan sesuai bab
yang tersusun.
v Tanyakan segala sesuatu yang belum jelas dan belum dimengerti.
v Evaluasi diri sendiri dengan mengerjakan soal dan latihan yang
tersedia.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
ix
SMK
Pertanian
TUJUAN
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
A. Tujuan Akhir
Setelah selesai mempelajari buku ajar ini siswa dapat memahami komponen
gizi yang terdapat dalam pangan komoditas pertanian, pengaruh komponen
tersebut terhadap pertumbuhan dan kesehatan tubuh.
B. Tujuan Antara
-
Siswa dapat memahami pengertian Ilmu gizi.
Siswa dapat membedakan pengertian pangan, makanan, bahan
makanan dan zat gizi.
Siswa dapat menjelaskan fungsi zat gizi secara umum.
Siswa dapat menyebutkan 6 zat gizi utama yang diperlukan tubuh.
Siswa dapat menyebutkan pengelompokkan pangan berdasarkan
DKBM.
Siswa dapat menyebutkan kandungan zat gizi utama paling tidak pada
5 komoditas pertanian.
Siswa dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing zat gizi utama.
Siswa dapat menjelaskan pengertian metabolisme.
Siswa dapat menyebutkan 4 jenis gangguan kesehatan akibat kurang
gizi di Indonesia.
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri penderitan marasmus dan
kwashiorkor.
Siswa dapat menjelaskan gangguan kesehatan akibat kekurangan
Vitamin A zat besi dan iodium.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
x
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
PENGENALAN ILMU GIZI
Komoditas pertanian berpengaruh terhadap status gizi dan kesehatan
penduduk terutama melalui produksi pangan yang dikonsumsinya. Pangan
yang dimaksud meliputi pangan nabati (berasal dari tanaman) dan pangan
hewani (berasal dari hewan). Dengan kata lain komoditas pertanian
merupakan sumber pangan bagi manusia yang akan memberikan zat gizi
yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Berkaitan dengan fungsinya bagi tubuh, pangan dapat berperan sebagai
sumber zat kalori/energi (karbohidrat, lemak, dan protein), sumber zat
pembangun (protein), dan sumber zat pengatur (vitamin dan mineral). Oleh
karena itu pangan dikatakan mempunyai fungsi sebagai triguna makanan.
Pada beberapa komoditas pertanian terdapat juga komponen kimia alami
yang apabila termakan oleh manusia dapat mengganggu proses
metabolisme dalam tubuh kita. Komponen tersebut dinamakan zat anti gizi,
misalnya antitripsin pada kedelai dapat mengganggu penyerapan protein
pada tubuh kita, HCN (asam sianida) pada beberapa jenis singkong dapat
menimbulkan keracunan bila langsung dimakan.
Kekurangan dan kelebihan pangan yang dikonsumsi dapat menyebabkan
gangguan terhadap kesehatan tubuh manusia. Kurangnya pangan yang
dikonsumsi menyebabkan tubuh tidak akan mendapatkan zat gizi sesuai
dengan
kebutuhannya.
Dalam
jangka
panjang
kondisi
ini
akan
mengakibatkan penyakit kurang gizi berupa kekurangan energi-protein
(KEP), kekurangan Vitamin A (KVA), kekurangan zat besi (anemi gizi) dan
penyakit kekurangan iodium (GAKI).
Meningkatnya
status
ekonomi
terutama
di
masyarakat
perkotaan
mengakibatkan meningkatnya konsumsi makanan yang berlemak yang
melebihi kebutuhan tubuhnya. Kondisi ini menimbulkan permasalahan gizi
lebih pada sebagian masyarakat perkotaan. Tanda orang yang mengalami
kelebihan gizi adalah kegemukan (obesitas). Penyakit yang ditimbulkan
akibat kegemukan ini diantaranya adalah jantung koroner, kencing manis,
tekanan darah tinggi (hipertensi), kanker.
Permasalahan gizi yang timbul di masyarakat penyebabnya sangat komplek.
Oleh karena itu pemecahan permasalahan kurang gizi dan gizi lebih, perlu
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
1
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
melibatkan antar departemen diantaranya Pertanian, Kesehatan, Bulog,
Perhubungan dan sebagainya. Perlu pemahaman faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya permasalahan gizi, selain itu penting pula dipahami
secara jelas potensi-potensi zat gizi yang terdapat dalam tiap komoditas
pertanian serta perannya bagi kesehatan tubuh.
Kata gizi sebetulnya merupakan kata relatif baru. Kata itu kira-kira baru
pertama kali digunakan sekitar tahun 1957. Kata gizi berasal dari bahasa
Arab gizawi yang artinya nutrisi. Kata tersebut oleh ahli bahasa, agama dan
ahli gizi disempurnakan menjadi kata gizi. Dalam perkembangan selanjutnya
dikenal istilah ilmu gizi.
Ilmu Gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata ”gizi”
berasal dari bahasa arab ghidza, yang berarti “makanan”. Di satu sisi ilmu
gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi yang lainnya dengan tubuh
manusia.
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh,
serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata
gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu bisa dihubungkan dengan
potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan
otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja.
Ruang lingkup ilmu gizi cukup luas dimulai dari :
Ø Cara produksi pangan,
Ø Perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pasca panen dari
mulai penyediaan pangan,
Ø Distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan,
Ø Cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan
sehat/sakit.
Konsumsi makanan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku
makan, dan keadaan ekonomi. Selain itu ilmu gizi juga berkaitan dengan
ilmu-ilmu yang lainnya seperti mikrobiologi, kimia pangan, biokimia,
agronomi, peternakan, antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dll.
Perkembangan ilmu gizi sekitar 400 SM menurut Hipocrates mengibaratkan
bahwa makanan sebagai energi yang dibutuhkan manusia. Anak-anak
membutuhkan energi yang lebih banyak daripada orang dewasa (makanan).
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
2
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kemudian Magendie mampu membedakan zat gizi karbohidrat,
protein. Pada tahun (1803-1873) Liebig menemukan bahwa
lemak, dan protein dioksidasi oleh tubuh dan menghasilkan
Dan selanjutnya tahun 1899 ditemukan juga oleh Attwater
menerbitkan Daftar Komposisi Bahan Makanan pertama.
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
lemak dan
karbohidrat,
panas/kalori
dan Bryant
Kemudian dari perkembangan di atas ditemukan juga berbagai macam zat
gizi yang diperlukan oleh tubuh, salah satunya mineral. Menurut Ringer
bahwa cairan tubuh memerlukan konsentrasi mineral tertentu. Ia
mengemukakan bahwa larutan yang mengandung natrium klorida, kalium,
dan kalsium klorida diperlukan untuk mempertahankan integritas fungsional
jaringan. Kemudian ditemukan juga zat gizi lainnya, yaitu vitamin.
Pada kondisi sekarang ilmu gizi juga mengalami perkembangan yang pesat
misalnya ditemukannya pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi,
pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, terhadap
kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit
infeksi. Di samping itu ditemukan pula pengaruh stress, faktor lingkungan
seperti polusi dan obat-obatan terhadap status gizi, serta pengakuan
terhadap faktor-faktor gizi yang berperan dalam pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes
mellitus, hati, dan kanker.
Bila dikelompokan ada 3 fungsi zat gizi dalam tubuh :
1. Memberi energi
Zat gizi yang tergolong ini adalah karbohidrat, lemak dan protein. Ketiga
zat gizi itu terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan.
Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut
dinamakan zat pembakar.
2. Pertumbuhan dan pemelihara jaringan tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena
itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan
mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut
dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur metabolisme tubuh
Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur metabolisme
tubuh. Protein mengatur keseimbangan air dalam sel, bertindak sebagai
buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
3
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 1
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan asing
yang masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai
pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal syaraf dan otot
serta banyak proses lainnya termasuk proses menua. Air diperlukan
untuk melarutkan bahan-bahan dalam tubuh, seperti di dalam darah,
cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran
darah, pembuangan sisa-sisa dll. Dalam hal ini protein, mineral, air, dan
vitamin dinamakan zat pengatur.
Latihan
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ilmu Gizi !
• Jelaskan perbedaan istilah pangan, makanan, bahan makanan, dan
zat gizi !
• Apa saja fungsi zat gizi yang ada dalam makanan secara umum ?
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
4
SMK
Pertanian
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
KEGIATAN BELAJAR 2
PANGAN DAN ZAT GIZI
Pangan terdiri dari atas unsur-unsur kimiawi yang sangat spesifik bagi setiap
jenis pangan yang disebut zat gizi. Ada 6 zat gizi utama yang diperlukan
tubuh, yaitu :
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak
d. Vitamin
e. Mineral
f. Air
2.1. Pengelompokkan Pangan
Pangan telah dikelompokkan menurut berbagai cara yang berbeda.
Beberapa cara pengelompokkannya adalah menurut FAO dan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
FAO
DKBM
1. Padi-padian
2. Akar-akaran
3. Kacang-kacangan
bijian berminyak
4. Sayur-sayuran
5. Buah-buahan
dan
6. Pangan hewani
7. Lemak dan minyak
8. Gula dan sirop
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
1. Serealia, umbi dan hasil
olahannya
2. Kacang-kacangan, biji-bijian
dan hasil olahannya
biji- 3. Daging dan hasil olahannya
4. Telur
5. Ikan, Kerang, Udang, dan hasil
olahannya
6. Sayuran
7. Buah-buahan
8. Susu dan hasil olahannya
9. Lemak dan minyak
10. Serba-serbi
5
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
2.1.1 Serealia dan Umbi-umbian
Beras. Komponen utama beras adalah karbohidrat (77,6 – 78,9%)
khususnya dalam bentuk pati. Berdasarkan warnanya di samping beras putih
terdapat beras merah, dan untuk beras ketan terdapat jenis ketan putih dan
ketan hitam.
Jagung. Jagung menempati urutan kedua setelah beras dalam
menghasilkan kalori dan protein yang dikonsumsi rakyat banyak. Sebagai
sumber zat gizi, jagung mempunyai nilai gizi yang berarti, khususnya
kandungan protein dan lemaknya.
Umbi-umbian. Yang termasuk ke dalam kelompok umbi-umbian antara lain
adalah ubi kayu, ubi jalar, talas, kentang dan ganyong. Ubi kayu (Manihot
esculanta Pohl) merupakan sumber karbohidrat yang murah, kaya akan
mineral Ca dan P. Khusus pada ubi kayu kuning kaya akan Vitamin A yaitu ±
385 SI per 100 g bahan. Ubi kayu mengandung racun asam sianida (HCN)
atau sianogenik glikosida. Berdasarkan kadar HCN-nya ubi kayu terbagi atas
dua jenis yaitu ubi kayu manis dan tidak beracun dengan kadar HCN kurang
dari 50 mg per kg ubi kayu segar. Kedua, jenis ubi kayu pahit, beracun dan
kandungan HCN-nya lebih besar dari 50 mg per kg ubi kayu segar.
2.1.2 Kacang-kacangan
Kedelai (glycine max (L) Merill) termasuk ordo Polypetales, famili
Leguminose dan sub famili Papilionedea. Dilihat dari segi pangan dan gizi,
kedelai merupakan sumber protein yang paling murah di dunia, di samping
menghasilkan minyak dengan mutu yang baik. Berbagai varietas kedelai
yang ada di Indonesia mempunyai kadar protein 30,53 sampai 44%
sedangkan kadar lemaknya 7,5 sampai 20,9%.
Protein kedelai bermutu lebih baik dibandingkan kacang-kacangan yang lain
karena susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan seimbang.
Komposisi asam amino essensial pada kedelai dapat dilihat di “Komposisi
Zat Gizi Pangan Indonesia” Edisi 1990.
Di samping mengandung zat gizi yang berguna, pada kedelai juga terdapat
senyawa anti gizi, yaitu antitripsin, hemaglutinin, asam fitat, dan
oligosakarida penyebab timbulnya flatulensi. Dalam pengolahan zat-zat anti
gizi tersebut harus dihilangkan atau diinaktifkan.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
6
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Kacang Hijau. Seperti halnya kacang-kacangan yang lain, kacang hijau
dikenal sebagai sumber protein nabati karena kandungan proteinnya cukup
tinggi, yaitu sekitar 19,04 – 25,37%. Tetapi selain itu kandungan karbohidrat
yang tinggi di dalam kacang hijau memungkinkan pula kacang hijau disebut
sebagai sumber karbohidrat.
Kacang Merah. Kacang merah dikenal pula dengan nama kacang jogo,
termasuk famili Leguminosa, sub famili Papilionadeae, genus Phaseolus,
dan species vulgaris. Kandungan proteinnya cukup tinggi yaitu 23,1%.
2.1.3 Daging
Daging merupakan salah satu bahan pangan yang penting dalam rangka
pemenuhan gizi khususnya pemenuhan protein hewani. Walaupun banyak
bahan nabati yang tinggi kandungan proteinnya, namun tidak ada bahan
pangan nabati yang mempunyai kandungan protein sebaik protein daging. Di
samping itu daging merupakan sumber zat besi (Fe) dan vitamin Bkompleks, terutama vitamin B12 yang umumnya jarang terdapat pada bahan
pangan nabati.
Pada dasarnya komponen-komponen yang menyusun jaringan otot terdiri
atas air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, enzim dan hormon.
Komposisi ini berbeda sesuai dengan jenis hewan, ras, umur, jenis kelamin,
bagian potongan daging dan ransum makanan. Komposisi rata-rata zat gizi
daging dari berbagai jenis hewan dan olahannya dapat dilihat pada DKBM.
2.1.4 Telur
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling bergizi dan
sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh suatu
makhluk hidup dalam jumlah yang cukup. Di samping itu protein telur
merupakan protein yang bermutu tinggi karena memiliki susunan asam
amino yang lengkap sehingga sering dijadikan patokan dalam menentukan
mutu protein dari berbagai bahan pangan lainnya. Skor asam amino protein
telur adalah 100 dan daya cerna 100.
Lemak terutama terdapat pada kuning telur (31,8-35,5%). Pada bagian putih
telur kadar lemaknya sangat rendah (+ 0,03%) sehingga dapat diabaikan.
Lemak telur tersusun oleh 65,5% trigliserida, 28,3% fosfolipid dan 5,2%
kolesterol.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
7
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Karbohidrat terdapat dalam keadaan bebas atau berikatan pada putih, 98%
dari karbohidrat yang bebas adalah glukosa. Pada kuning telur terdapat
karbohidrat sebanyak 1,0% yang terdiri dari glukosa, dan sisanya berikatan
sebagai manosa-glukosamin.
Di samping nilai gizi telur yang tinggi, sifat fungsional pada telur sangat
penting diketahui sehubungan dengan peranan telur dalam proses
pengolahan. Sifat fungsional telur antara lain adalah daya busa, daya
koagulasi, daya pengemulsi, pembentukan warna dan cita rasa.
2.1.5 Ikan
Ditinjau dari aspek gizi, ikan merupakan bahan pangan sumber protein yang
cukup potensial dan dapat dibandingkan atau disejajarkan dengan bahan
pangan hewani lainnya seperti daging sapi, unggas, telur dan susu. Ikan
mempunyai kandungan protein sekitar 15-24 % tergantung jenis ikan dan
mempunyai daya cerna yang relatif tinggi yaitu sekitar 95%.
Kandungan gizi penting lainnya pada ikan yang sangat berperanan dalam
menjaga kesehatan tubuh adalah “asam lemak omega 3”. Asam lemak
omega 3 ini khususnya banyak terdapat pada ikan laut, misalnya lemuru. Di
samping itu ikan juga merupakan sumber zat gizi mineral yang sangat
penting, yaitu Ca, P dan Fe.
2.1.6 Sayuran dan Buah-buahan
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral. Kedua
zat gizi tersebut mempunyai fungsi penting sebagai pengatur metabolisme
tubuh. Selain itu penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Di samping menyediakan vitamin dan mineral berbagai jenis sayuran dan
buah-buahan juga mengandung serat makanan dalam jumlah yang relatif
tinggi (1-6%). Serat makanan berguna untuk membantu perncernaan dan
memperlancar
ekskresi,
mencegah
penyakit
kanker
kolon,
dan
atherosklerosis.
Konsumsi sayuran berwarna hijau dan kuning jingga dapat membantu
memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin, khususnya vitamin A dan C serta
mineral. Pada umumnya makin tua warna sayuran makin tinggi kandungan
vitamin A dan mineral Fe.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
8
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Kadar air sayuran dan buah-buahan umumnya lebih tinggi dari 70% dan ada
juga yang lebih tinggi dari 85%. Sedangkan kandungan proteinnya tidak lebih
dari 3,5% dan lemaknya kurang dari 0,5%.
Karbohidrat dalam sayuran dan buah-buahan dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu yang dapat dicerna (gula dan pati) dan tidak dapat dicerna
(selulosa).
2.1.7 Susu dan Hasil Olahannya
Susu adalah produk berupa cairan putih yang dihasilkan oleh
mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan. Hewan
umumnya dimaksud adalah sapi, namun hewan lain sebagai
yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah kerbau,
domba.
hewan ternak
perah yang
sumber susu
kambing dan
Komposisi susu sapi : air 87%, protein 3,5%, lemak 3,7%, karbohidrat 4,9%,
dan kadar abu 0,07%. Kandungan lemak dan protein sangat bervariasi.
Protein susu berupa asam-asam amino essensial yang lengkap yang kaya
akan lisin dan metionin yang kurang terdapat pada bahan pangan serealia.
Nilai daya cerna susu sebesar 97%.
Lemak susu adalah asam lemak rantai pendek dan jenuh seperti asam
lemak butirat dan kaproat. Karbohidrat pada susu adalah laktosa atau gula
susu yang merupakan disakarida. Abu pada susu sebagian terdapat pada
larutan dan sebagian pada lemak. Yang terdiri dari Ca, K, Mg, Na, F, Cl, S,
Fe, Cu, Zn, Al, Mn, I, dll. sebagai “traces”.
2.2. Zat Gizi dan Fungsi Zat Gizi
2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdapat pada tanaman
mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan
perbandingan 2 : 1.
Rumus umumnya, yaitu : C nH2nO2 atau Cn(H2O)n.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
9
SMK
Pertanian
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
KEGIATAN BELAJAR 2
Klasifikasi :
1. Monosakarida (Gula sederhana)
Terdiri dari :
a. Glukosa (dekstrosa)
b. Fruktosa (Gula buah)
c. Galaktosa
2. Disakarida (C11H22O11)
a. Sukrosa (Gula meja)
b. Maltosa (Gula Malt)
c. Laktosa (Gula Susu)
3. Polisakarida
a. Pati
b. Dekstrin
c. Glikogen
d. Selulosa
e. Hemiselulosa
f. Pektin
Fungsi Karbohidrat
a. Karbohidrat sebagai sumber energi utama. Sel-sel tubuh
membutuhkan ketersediaan energi yang konstan (selalu
tersedia), terutama dalam bentuk glukosa serta hasil antaranya.
Satu gram karbohidrat menyediakan 4 kalori.
b. Pengatur metabolisme lemak.
Karbohidrat dapat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang
tidak sempurna.
c. Penghemat fungsi protein.
Agar protein dapat kita gunakan sesuai dengan fungsinya, maka
kebutuhan karbohidrat harus selalu dipenuhi dalam susunan
menu sehari-hari.
d. Karbohidrat sebagai
susunan syaraf.
sumber
energi
utama
bagi
otak
dan
e. Simpanan karbohidrat sebagai glikogen.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
10
SMK
KEGIATAN BELAJAR 2
Pertanian
f.
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Pengatur peristaltik dan memberi muatan pada sisa makanan.
2.2.2 Lemak
Lemak merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Lemak mempunyai
unsur-unsur organik karbon, hidrogen dan oksigen yang terikat dalam ikatan
gliserida.
Klasifikasi Asam Lemak
² Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan rangkap :
1. Asam Lemak Jenuh (tidak ada ikatan rangkap)
Contoh : asam butirat, asam kaproat dsb.
2. Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal (satu ikatan rangkap)
Contoh : asam palmitoleat dan asam oleat.
3. Asam Lemak Tak Jenuh Poli (lebih dari satu ikatan rangkap)
Contoh : asam lemak linoleat, asam lemak linolenat, asam
arakidonat
² Berdasarkan banyaknya atom C pada rantai gliserida :
1. Asam lemak berantai pendek : mempunyai atom karbon sebanyak
4 – 6 buah.
2. Asam lemak berantai sedang : mempunyai atom karbon sebanyak
8 – 12 buah.
3. Asam lemak berantai panjang : mempunyai atom karbon sebanyak
12 – 24 buah.
Selain lemak yang termasuk trigliserida atau asam lemak netral, diketahui
juga kelompok lain yang merupakan ester asam lemak, alkohol serta radikal
lainnya dan turunan/derivat lemak.
Yang termasuk turunan/derivat lipida, adalah sterol, contoh :
1. Kholesterol
Merupakan bagian yang penting dalam sel dan jaringan-jaringan
tubuh, otak, syaraf, ginjal, limpa, hati dan kulit.
2. Ergosterol dan Kalsiferol
Merupakan macam sterol lain juga sebagai prekursor vitamin D
yang selalu didapatkan pada tumbuhan dan minyak hati ikan.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
11
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Fungsi Lemak
Lemak mempunyai bermacam-macam fungsi yang berguna bagi tubuh.
Beberapa diantaranya akan di bahas di bawah ini :
a. Penghasil energi
Seperti telah dijelaskan, diketahui bahwa sebagian sumber energi yang
pekat, 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori (2,25 kali lebih besar dari
energi yang dihasilkan oleh 1 gram protein atau karbohidrat). Energi
yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan adiposa
sebagai energi potensial.
b. Pembangun/pembentuk struktur tubuh
Cadangan lemak yang normal terdapat di bawah kulit dan di sekeliling
organ tubuh, yang berfungsi sebagai bantalan pelindung dan menunjang
letak organ tubuh .
c. Protein sparer
Apabila kebutuhan energi tubuh dapat dipenuhi dari lemak dan
karbohidrat, maka penggunaan protein dapat dihemat, sesuai fungsinya.
d. Penghasil asam lemak essensial
Asam lemak essensial yang memegang peranan penting bagi tubuh
yaitu linoleat, linolenat dan arakidonat.
e. Carrier/pembawa vitamin larut dalam lemak
Vitamin A, D, E dan K membutuhkan media yang mengandung lemak
untuk dapat dipergunakan tubuh.
f. Fungsi lemak lainnya.
- Sebagai pelumas di antara persendian dan membantu pengeluaran
sisa makanan.
- Lemak memberi kepuasan citarasa, lebih lambat dicerna sehingga
dapat menangguhkan perasaan lapar. Lemak juga memberi rasa
dan keharuman yang lebih baik pada makanan.
- Beberapa macam lipida berfungsi sebagai agen pengemulsi
(misalnya lesithin).
Kekurangan asam lemak omega-3 menimbulkan gangguan saraf dan
penglihatan. Di samping itu kekurangan asam lemak essensial menghambat
pertumbuhan pada bayi dan anak-anak, kegagalan reproduksi serta
gangguan pada kulit, ginjal dan hati.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
12
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
2.2.3 Protein
Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia, yaitu asam amino
dan asam-asam amino ini saling berhubungan dengan suatu ikatan yang
disebut ikatan peptida (-CONH-).
Klasifikasi Asam Amino :
² Berdasarkan pembentukkannya :
1. Asam Amino Esensial
Asam amino ini tidak dapat dibentuk oleh tubuh sendiri, sehingga
harus ditambahkan dari luar Ada 8 asam amino untuk orang dewasa
dan pada anak-anak ada 10 asam amino esensial.
2. Asam Amino Semi Esensial
Asam amino yang dapat menghemat pemakaian asam amino esensial
tapi tidak sempurna menggantikannya, contoh : sistin dapat
menghemat pemakaian metionin.
3. Asam Amino Non Esensial
Asam amino ini dapat disintesa tubuh sepanjang bahan dasarnya
memnuhi bagi pertumbuhannya. Semua asam amino diperlukan tubuh
untuk kelangsungan proses fisiologi normal tubuh, tapi 8 – 10 macam
di antaranya perlu didapatkan dalam bentuk jadi dari menu seharihari.
² Berdasarkan macam asam amino yang membentuknya:
1. Protein Sempurna (Complete Protein)
Protein yang mengandung asam-asam amino esensial lengkap baik
macam maupun jumlahnya, sehingga dapat menjamin pertumbuhan
dan mempertahankan kehidupan jaringan yang ada. Umumnya
protein hewani merupakan protein sempurna dan mempunyai nilai
biologis yang tinggi, contoh: kasein pada susu, albumin pada putih
telur.
2. Protein Tidak Sempurna (Incomplete Protein)
Protein yang tidak mengandung atau sangat sedikit berisi satu atau
lebih asam-asam amino esensial. Protein ini tidak dapat menjamin
pertumbuhan dan mempertahankan kehidupan jaringan yang ada,
contoh: Zein pada jagung dan protein nabati lainnya.
3. Protein Kurang Sempurna (Partially Incomplete Protein)
Protein ini mengandung asam amino esensial yang lengkap, tetapi
beberapa diantaranya hanya sedikit. Protein ini tidak dapat menjamin
pertumbuhan, tetapi dapat mempertahankan kehidupan jaringan yang
sudah ada, contoh: Legumin pada kacang-kacangan, Gliadin pada
gandum.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
13
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Fungsi Protein
a. Sebagai enzim
Protein merupakan salah satu komponen enzim.
b. Alat pengangkut dan alat penyimpanan.
Banyak molekul dengan berat molekul kecil serta beberapa ion dapat
diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu misalnya:
hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit
mioglobin mengangkut O2 dalam otot
transferin mengangkut ion besi dalam plasma darah dan disimpan
dalam hati sebagai kompleks dengan ferritin.
c. Pengatur pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena
adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
d. Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya
kolagen yaitu suatu protein yang berbentuk bulat panjang dan mudah
membentuk serabut.
e. Pertahanan tubuh/imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi yaitu suatu protein
khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat bendabenda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteria dan selsel asing lainnya.
f. Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor,
misalnya rodopsin, yaitu suatu protein yang bertindak sebagai
reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
g. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yag dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat karakter
bahan.
2.2.4 Vitamin
Vitamin berasal dari kata latin, vita yang berarti hidup. Merupakan kelompok
gizi yang terbaru. Umumnya vitamin ditentukan baik dengan huruf atau
dengan nama misal vitamin A, B, C dan sebagainya.
Vitamin digunakan tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi tidak ada
golongan gizi lain dapat menggantikannya. Vitamin-vitamin bekerja satu
sama lain dan dengan zat gizi lainnya dalam memperlancar fungsi tubuh
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
14
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
secara normal. Sebagian besar fungsinya berkaitan dengan fungsinya
sebagai enzim pembantu (ko-enzim) dalam metabolisme zat gizi dan dalam
melepaskan energi. Semua vitamin digolongkan menurut daya melarutnya.
Beberapa viamin larut dalam pelarut lemak, lainnya larut dalam air.
A. Vitamin Larut dalam Lemak
1. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin A dalam
bentuk seperti retinol sebagai pro vitamin (pendahulu) dalam zat warna
karetonoid tanaman yang sebagian besar merupakan karoten. Sumber
vitamin A jadi yang baik mencakup hewan darat dan air, minyak, hati,
kuning telur, kepala susu, lemak mentega dan margarin yang diperkaya
dengan vitamin A.
2. Vitamin D
Fungsi utama vitamin D, yaitu mengatur penyerapan kapur dan fosfor
sebagai bahan penyusun tulang dan gigi. Kekurangan vitamin D dapat
menyebabkan kelainan tulang pada anak-anak dan orang dewasa
Kelebihan vitamin D dapat meyebabkan keracunan. Gejalanya
adalah
lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah,
gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan.
3. Vitamin E
Vitamin E tersebut tidak mempunyai fungsi yang jelas dalam
metabolisme manusia, satu-satunya fungsi yang terbukti adalah bahwa
bahan tersebut bertindak sebagai antioksidan. Sumber yang paling kaya
akan vitamin E adalah minyak sayuran, butiran padi-padian yang utuh
dan sayuran yang berdaun hijau. Gejala kekurangan vitamin E adalah
kehilangan koordinasi dan refleks otot, serta gangguan penglihatan dan
berbicara.
Kelebihan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan.
4. Vitamin K
Vitamin ini penting dalam pembentukkan protein penggumpal darah
(prothrombin) di dalam hati. Kekurangan vitamin K menyebabkan darah
tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
15
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
terjadi perdarahan.. Kelebihan vitamin K menyebabkan hemolisis sel
darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak.
B. Vitamin Larut dalam Air
1. Vitamin B-kompleks
Kebanyakan merupakan bagian enzim pembantu dalam tubuh dan
beberapa di antaranya bekerja untuk membantu metabolisme tubuh.
2. Vitamin B1 (thiamin)
Gejala klinik kekurangan thiamin terutama menyangkut sistem saraf dan
jantung, yang dalam keadaan berat dinamakan beri-beri,
3. Vitamin B2 (riboflavin)
Enzim ini penting peranannya dalam metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein. Kekurangan riboflavin menyebabkan gangguan pada organ
tubuh Tanda-tanda awal kekurangan riboflavin antara lain mata panas
dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut
serta lidah sakit dan panas. Di samping itu dapat pula mengakibatkan
bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.
4. Niacin
Fungsi niacin adalah sebagai bagian yang penting dari sistem enzim
yang berhubungan dengan tranfer hidrogen pada sel hidup. Berperanan
penting pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Sumber niacin
adalah hati, ginjal, serealia yang telah difortifikasi dan daun hijau tua,
yeast daging sapi, ayam dan ikan.
Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot,
anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat
menyebabkan
pelagra
yang
mempunyai
karakteristik
dermatitis,
dimensia dan diare (3D dan bila diakhiri dengan mati/death 4D
5. Vitamin B6 (piridoksin)
Vitamin B6 juga dalam metabolisme asam lemak tak jenuh (perubahan
asam linoleat menjadi arakidonat).
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan
dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah
tersinggung, dan sukar tidur.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
16
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
6. Vitamin C (asam askorbat)
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan skorbut, tanda-tanda awal
antara lain lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, tulang, otot dan
persendian sakit serta kurang nafsu makan, kulit menjadi kering dan
gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan
gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok.
Kelebihan vitamin C berupa suplemen dapat menimbulkan resiko tinggi
terhadap batu ginjal.
2.2.5 Mineral
Klasifikasi mineral
Mineral dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Mayor mineral (mineral makro) : > 0,05% dari berat badan.
Contohnya : Ca, P. Mg, K, Na, Cl, dan S.
2. Minor mineral (mineral mikro) : < 0,05% dari berat badan.
Contohnya : Fe, I, Co, F, Mn, Cu, Zn, Mo, Se dan Cr.
Fungsi Mineral
1. Sebagai pembentuk struktur. Bila digunakan untuk membentuk bahan
pembangun yang akan menjadi bagian dari sel jaringan, misalnya :
a. Jaringan keras seperti tulang, gigi. Contoh mineral Ca dan P.
b. Jaringan lunak sebagai otot daging: K, S dan P
c. Komponen penting seperti Fe, Cu, dan Co untuk pembentukkan
sel darah merah (bersama protein dan vitamin B12).
2. Sebagai pengatur proses dan fungsi tubuh
a. Menjaga tekanan osmose tubuh (Na, K dan Ca)
b. Menjaga keseimbangan asam basa (Cl)
c. Menjaga kontraktilitas otot (Ca, P)
d. Menjaga fungsi syaraf (Ca, Mg)
e. Memungkinkan terjadinya pembekuan darah (Ca)
f. Memugkinkan terjadinya proses pencernaan (Cl)
g. Aktivator reaksi metabolik berperanan sebagai enzim (Zn, M, Mn).
2.2.6 Air
Enam puluh sampai tujuh puluh persen dari berat tubuh terdiri dari air.
Kehilangan air sebanyak 10% sudah sakit dan kehilangan air sebanyak 20%
sudah fatal. Air adalah kebutuhan kedua setelah O2 untuk menjaga
kehidupan. Pada jaringan berlemak 20% air, otot 75% air dan plasma darah
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
17
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
90% air. Total air dalam tubuh orang dewasa sebanyak 45 liter. Dua per
tiganya terdapat di dalam sel sebagai intraseluler fluid dan sepertiganya
terdapat di luar sel sebagai ekstraseluler fluid.
Fungsi Air :
1. Sebagai pelarut
2. Sebagai bagian dari pelumas di persendian dan dalam ruang
abdomen/perut.
3. Sebagai pereaksi kimiawi dalam tubuh (pencernaan, penyerapan,
sirkulasi → sebagai “Carrier”, ekskresi → membutuhkan air).
4. Sebagai pengatur suhu/temperatur tubuh.
5. Memelihara bentuk dan susunan tubuh, menjaga keseimbangan
elektrolit.
2.2.7 Serat
Serat makanan (dietary fiber) dibedakan dengan serat kasar (crude fiber).
Serat Makanan (Dietary Fiber)
Sumber serat adalah sereal, akar-akaran, umbi-umbian, buah-buahan,
sayuran. Sifat serat dalam tubuh adalah memberi muatan pada usus
sehingga memperbesar volume tinja dan memudahkan pengelurannya
2.3.
Metabolisme
Secara garis besar metabolisme dalam sel dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
- anabolisme atau reaksi penyusunan atau sintesis
anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi
senyawa kimia atau molekul kompleks.
- katabolisme atau pembongkaran atau pemecahan
katabolisme adalah reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kimia
kompleks menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana.
2.3.1 Metabolisme Karbohidrat
Glukosa yang berasal dari makanan, oleh darah diangkut ke dalam hati.
Berkumpulnya glukosa dalam hati menyebabkan kadar glukosa darah
menjadi lebih tinggi dari normal (kadar glukosa normal dalam darah ialah 100
mg per 100 mililiter darah). Untuk menghindarkan hal ini, sebagian dari
glukosa diubah menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
18
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Glikogen itu kemudian dibagi-bagikan ke otot-otot tubuh menjadi glikogen
otot, sebagian lagi tetap disimpan dalam hati menjadi glikogen hati,
sedangkan sebagian lagi diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai
cadangan tenaga.
Pembakaran karbohidrat terjadi di dalam sel-sel otot. Telah disebutkan
bahwa sebagian glukosa diubah menjadi glikogen otot. Bila otot berkontraksi
dengan bantuan oksigen yang ada dalam darah, glikogen ini akan
dioksidasikan sehingga terpecah menjadi CO2, air dan tenaga. Peristiwa
oksidasi dari glikogen inilah yang disebut pembakaran karbohidrat untuk
mendapatkan tenaga.
Bila glikogen otot ini habis, maka untuk mendapatkan tenaga akan diambil
alihlah glukosa darah. Akibatnya glukosa darah akan turun dan untuk
mencegah hal ini glikogen hati dengan bantuan hormon adrenalin akan
diubah menjadi glukosa. Jika glikogen hati ini habis, barulah cadangan lemak
dimobilisasi untuk dibakar.
2.3.2 Metabolisme lemak
Dari pembuluh getah bening, zat yang berasal dari makanan bersama-sama
dengan darah akan sampai ke dalam hati. Sebagian zat lemak ini diubah
menjadi zat keton di dalam hati, selanjutnya dikirim ke jaringan tubuh untuk
dibakar guna menghasilkan tenaga. Sebagian lagi dibawa ke tempat
penyimpanan dan ditimbun sebagai cadangan lemak.
Apabila tubuh kehabisan glikogen, maka lemak badan ini akan diambil
kembali. Mula-mula lemak badan ini diubah menjadi suatu ikatan dengan
garam fosfor yang disebut fosfolipid, lalu diangkut ke dalam hati oleh darah.
Dalam hati, ikatan lemak dengan fosfor itu dilepaskan kembali sehingga
terbentuklah lemak bebas.
Lemak bebas ini kemudian diubah menjadi zat keton dan dibawa oleh darah
ke dalam jaringan-jaringan otot untuk dibakar guna mendapatkan tenaga.
Demikianlah pertukaran zat lemak berlangsung dalam tubuh.
Dikatakan bahwa bila pembakaran lemak terjadi terlalu banyak akan timbul
bahaya keracunan zat keton atau ketosis.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
19
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 2
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
2.3.3 Metabolisme Protein
Kelenjar-kelenjar ludah di dalam mulut tidak membuat enzim protease.
Enzim protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin. Pepsin ini
mengubah protein menjadi albuminose dan pepton.
Kemudian dalam usus 12 jari terdapat enzim tripsin yang berasal dari
pankreas, dan tripsin mengubah sisa-sisa protein yang belum sempurna
diubah oleh pepsin menjadi albuminose dan pepton.
Setelah tiba dalam usus halus di mana terdapat enzim erepsin, albuminose
dan pepton seluruhnya diubah menjadi asam-asam amino oleh enzim ini
yang siap untuk diserap oleh dinding usus halus. Setelah asam -asam amino
yang berasal dari protein makanan diserap oleh dinding usus, maka asamasam amino dibawa oleh darah ke dalam hati.
Asam -asam amino ini dibagi-bagikan oleh hati ke jaringan-jaringan tubuh
untuk mengganti sel-sel jaringan yang rusak. Sebagian dari asam amino ini
digunakan untuk membuat protein darah.
Jumlah dan macam asam amino yang diperlukan untuk sintesa sel dari tiaptiap jaringan tidaklah sama. Asam-asam amino yang diperlukan untuk
mengganti protein darah tidak sama dengan asam amino yang diperlukan
untuk membentuk sel-sel hati.
Latihan
• Sebutkan 6 zat gizi utama yang diperlukan tubuh !
• Uraikan pengelompokkan bahan pangan berdasarkan DKBM !
• Sebutkan kandungan zat gizi utama yang terdapat dalam beras, daging,
telur, buah-buahan dan sayuran !
• Jelaskan fungsi zat gizi Karbohidrat, Protein, Lemak ! Jelaskan apa yang
dimaksud dengan metabolisme !
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
20
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT KURANG GIZI
Jenis penyakit gangguan gizi yang sering menimpa penduduk terutama anak
balita di Indonesia adalah :
a. Gangguan gizi akibat kekurangan energi dan protein (KEP)
b. Gangguan gizi akibat kekurangan vitamin A (KVA)
c. Gangguan gizi akibat kekurangan besi (Anemi gizi)
d. Gangguan gizi akibat kekurangan yodium
3.1.
Gangguan Kesehatan akibat Kekurangan Energi dan Protein
(KEP)
Hasil penelitian di berbagai tempat dan di banyak negara menunjukkan
bahwa penyakit gangguan gizi yang paling banyak ditemukan adalah
gangguan gizi akibat kekurangan energi dan protein (KEP). Dalam bahasa
Inggris penyakit ini disebut Protein Calorie Malnutrition atau disingkat PCM.
Ada juga ahli yang menyebutnya sebagai Enery Protein Malnutrition atau
EPM, namun artinya sama. Ciri-ciri anak balita penderita kurang gizi
dibandingkan dengan anak yang sehat diperlihatkan pada gambar dibawah
ini.
Gambar 1. Ciri-ciri Gizi Kurang Dibanding dengan Normal
(Cameron & Hofander, 1983)
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
21
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Ada dua bentuk KEP yaitu marasmus dan kwashiorkor. Baik marasmus
maupun kwashiorkor keduanya disebabkan oleh kekurangan protein. Akan
tetapi pada marasmus di samping kekurangan protein terjadi juga
kekurangan energi. Sedangkan pada kwashiorkor yang kurang hanya
protein, sementara kalori cukup. Marasmus terjadi pada anak usia yang
sangat muda yaitu pada bulan pertama setelah lahir, sedangkan kwashiorkor
umumnya ditemukan pada usia 6 bulan sampai 4 tahun.
Ada empat ciri yang selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor yaitu
sebagai berikut :
a. Adanya oedema pada kaki, tumit dan bagian tubuh lain seperti bengkak
karena ada cairan tertumpuk.
b. Gangguan pertumbuhan badan. Berat dan panjang badan anak tidak
dapat mencapai berat dan panjang yang semestinya sesuai dengan
umurnya.
c. Perubahan aspek kejiwaan, yaitu anak kelihatan memelas, cengeng,
lemah dan tidak ada selera makan.
d. Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik walaupun
masih tampak adanya lapisan lemak di bawah kulit.
Istilah marasmus berasal dari bahasa yunani yang sejak lama digunakan
sebagai istilah dalam ilmu kedokteran untuk menggambarkan seorang anak
yang berat badannya sangat kurang dari berat badan seharusnya. Ciri utama
penderita marasmus adalah sebagai berikut :
a. Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak
sangat jelas sekali apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat.
Berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan seharusnya menurut
umur.
b. Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan
tanda yang tampak pada kwashiorkor. Pada penderita marasmus, muka
anak tampak keriput dan cekung sebagaimana layaknya wajah seorang
yang telah berusia lanjut. Oleh karena tubuh anak sangat kurus, maka
kepala anak seolah-olah terlalu besar jika dibandingkan dengan
badannya.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
22
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
c. Pada penderita marasmus biasanya ditemukan juga tanda-tanda
defisiensi gizi yang lain seperti kekurangan vitamin C, vitamin A, dan zat
besi serta sering juga anak menderita diare.
3.2.
Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Vitamin A
Vitamin A diperlukan untuk penglihatan. Vitamin tersebut merupakan bagian
penting dari penerima cahaya dalam mata. Selain itu vitamin A juga
diperlukan untuk mempertahankan jaringan ari dalam keadaan sehat. Kulit,
pinggiran dan penutup berbagai bagian tubuh, seperti kelopak mata, mata,
hidung, mulut, paru-paru dan tempat pencernaan, kesemuanya dikenal
sebagai jaringan ari.
Vitamin A juga mempunyai beberapa fungsi yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan vitamin A pertumbuhan
menjadi terhambat dan rangka tubuh berhenti tumbuh.
Tanda awal dari kekurangan vitamin A adalah tureunnya kemampuan
melihat dalam cahaya samar. Penderita sama sekali tidak dapat melihat
apabila memasuki ruangan yang agak gelap secara tiba-tiba. Penyakit ini
umumnya diderita oleh anak-anak.
Terjadinya kekurangan vitamin A adalah sebagai akibat berbagai sebab
seperti berikut ini :
a. Tidak adanya cadangan vitamin A dalam tubuh anak sewaktu lahir karena
semasa dalam kandungan, ibunya kurang sekali mengkonsumsi
makanan sumber vitamin A.
b. Kadar Vitamin A dalam air susu ibu (ASI) rendah. Hal ini disebabkan
konsumsi vitamin A ibu yang rendah pada masa menyusui.
c. Anak diberi makanan pengganti ASI yang kadar vitamin A-nya rendah.
d. Anak tidak menyukai bahan makanan sumber vitamin A terutama sayursayuran.
e. Gangguan penyerapan vitamin A oleh dinding usus oleh karena berbagai
sebab seperti rendahnya konsumsi lemak atau minyak.
Kekurangan vitamin A dapat meyebabkan cacat menetap pada
yang tidak dapat disembuhkan. Xerophthalmia sebagai akibat
vitamin
A
merupakan
penyebab
kebutaan
tertinggi,
memprihatinkan adalah penderitanya justru anak-anak usia
merupakan tunas bangsa.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
mata (buta)
kekurangan
dan
yang
balita yang
23
SMK
Pertanian
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
KEGIATAN BELAJAR 3
Penanggulangan kekurangan vitamin A dilakukan selain dengan jalan
penyuluhan guna memperbaiki makanan keluarga agar lebih banyak
mengkonsumsi bahan makanan sumber vitamin seperti sayuran hijau dan
buah-buahan berwarna, dilakukan juga pemberian vitamin dosis tinggi yaitu
200.000 – 300.000 SI kepada anak balita.
3.3.
Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Zat Besi (Anemia Gizi)
Besi adalah mineral mikro yang mempunyai peran penting untuk menjaga
kesehatan tubuh. Mineral tersebut terdapat dalam darah dan semua sel
tubuh. Zat besi dalam darah merah berada sebagai bagian dari hemoglobin
dan pigmen sel merah.
mineral tersebut bertindak sebagai pembawa
oksigen dan karbondioksida.
Jika tidak terdapat cukup besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka
jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan keadaan tidak
sehat timbul yang dikenal sebagai anemia gizi. Rendahnya kadar
hemoglobin dalam darah dilihat apabila bagian kelopak mata penderita
terlihat berwarna pucat. Kadar baku hemoglobin dalam darah yang
digunakan untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia gizi
adalah seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kadar Baku Hb dalam Darah
Umur (tahun)
0.5 – 4
5–9
10 – 14
Dewasa
Jenis Kelamin
Pria/Wanita
Pria/Wanita
Pria/Wanita
Pria
Wanita
Wanita hamil
Sumber : Jellife (1996) dalam Sjahmien Moehji (1986)
Kadar Hb (g/100 ml)
10.8
11.5
12.5
14.0
12.0
10.0
Zat besi terutama banyak sekali hanya terdapat dalam sayur-sayuran.
Demikian juga asam folat, sedang bitamin B12 hanya terdapat dalam bahan
makanan yang berasal dari hewan. Pencegahan anemia gizi selain dengan
mengkonsumsi bahan makanan sumber zat besi juga dapat dilakukan
dengan jalan memberikan zat besi dalam bentuk tablet kepada wanita hamil
terutama dalam masa tiga bulan terakhir menjelang anak lahir.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
24
SMK
Pertanian
3.4.
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Iodium
Kekurangan iodium akan mengakibatkan membesarnya kelenjar gondok.
karena itu, penyakit yang timbul akibat kekurangan iodium disebut penyakit
gondok.
Karena penyakit pembesaran kelenjar gondok ini ditemukan di
daerah-daerah tertentu untuk jangka waktu yang lama, maka disebut
penyakit gondok endemik.
Di daerah penyakit gondok endemik, pembesaran kelenjar gondok dapat
terjadi pada semua umur, bahkan seorang ibu yang menderita pembesaran
gondok akan melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan iodium dan
jika tidak diobati maka pada usia satu tahun sudah akan terjadi pembesaran
kelenjar gondoknya.
Kejadian pembesaran kelenjar gondok terbanyak ditemukan pada usia
antara 9 sampai 13 tahun pada anak laki-laki dan antara usia 12 sampai 18
tahun pada anak perempuan. Pada usia dewasa jarang sekali terjadi
pembesaran kelenjar gondok kecuali pada wanita yang sering ditemukan
pembesaran kelenjar gondoknya baru timbul setelah usia 19 atau 20 tahun.
Setelah mencapai usia puber, kelenjar gondok yang timbul pada usia kanakkanak itu cepat sekali membesar dan dapat berubah menjadi bentuk nodula.
Akan tetapi yang mengkhawatirkan adalah kemungkinan terjadinya manusia
kerdil atau kretinisme di samping gangguan perkembangan otak yang
membawa akibat gangguan mental.
Terjadinya kekurangan iodium terutama akibat rendahnya kadar iodium
dalam tanah sehingga air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di daerah itu
juga rendah kadar iodiumnya. Di samping itu beberapa jenis makanan
mengandung zat yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar
gondok dan disebut zat goiterogen. Zat tersebut ditemukan dalam sayuran
dari jenis Brassica seperti kubis, lobak, kol kembang. Juga zat tersebut
ditemukan dalam kacang kedelai, kacang tanah dan obat-obatan tertentu.
Zat goiterogen tersebut dapat menghalangi pengambilan iodium oleh
kelenjar gondok sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar gondok sangat
rendah. Selain itu zat tersebut juga dapat menghambat perubahan iodium
dari bentuk anorganik menjadi bentuk organik sehingga menghambat
pembentukan hormon tiroksin.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
25
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Masih ada beberapa faktor lain yang diduga dapat mengakibatkan terjadinya
pembesaran kelenjar gondok, seperti air minum yang tercemar, kadar zat
kapur dalam air yang terlalu tinggi dan sebagainya.
Dengan diketahuinya penyebab terpenting dari penyakit gondok itu maka
usaha-usaha pencegahan telah dapat dilakukan dengan mudah. Pada tahun
1833 dilakukan percobaan dengan mencampurkan iodium ke dalam garam
kapur dan baru dalam tahun 1924 usaha pencegahan penyakit gondok ini
dengan menggunakan garam beriodium (iodized salt) secara besar-besaran
dilakukan di Amerika Serikat. Jenis iodium yang digunakan dalam
pembuatan garam beriodium adalah persenyawaan iodat kalium (KIO 3)
dengan kadar satu bagian iodium dicampur dengan 10.000 – 200.000 bagian
garam. Di Indonesia pembuatan garam beriodium ini dilakukan dengan jalan
memasukkan 3,3 mg larutan KI ke dalam tiap bata garam (brickets) dan
dengan cara ini diperoleh garam beriodium dengan kadar 20 ppm.
3.5.
Gangguan Kesehatan Akibat Kelebihan Zat Energi
Perkembangan ekonomi yang pesat, menyebabkan peningkatan pendapatan
penduduk. Hal ini ditandai dengan terjadinya pergeseran pola konsumsi
kearah yang lebih beraneka ragam. Proporsi sumber kalori dari karbohidrat
khususnya beras, berkurang dan diikuti dengan meningkatnya lemak dan
protein terutama dari sumber hewani.
Dengan meningkatnya pendapatan ini, mereka yang hidup di kota dengan
gaya serta pola makan seperti orang barat, biasanya menjadi menderita
karena kelebihan gizi ini. Pola makan mereka biasanya mengkonsumsi
terlalu banyak protein, lemak, makanan tak berserat.
Kelebihan zat gizi dalam hal ini zat energi dalam jangka waktu yang
berkesinambungan akan menyebabkan berat badan meningkat, timbunan
lemak meningkat dan terjadi kegemukan (obesitas). Biasanya orang yang
gemuk sulit bergerak cepat, gerakan jadi lamban dan biasanya lebih lanjut
mudah terkena gangguan fungsional jantung dan ginjal.
Tambahan konsumsi energi berikutnya pada penderita kegemukan akan
menyebabkan energi bersifat racun atau mendekatkan diri pada kematian
disbanding daya manfaat yang sebenarnya. Demikian pula konsumsi protein
yang berlebihan menyebabkan beban kerja ginjal semakin berat, dan bila
terus berlebih akan menimbulkan gangguan pada ginjal. Dampak lain dari
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
26
SMK
Pertanian
KEGIATAN BELAJAR 3
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
kelebihan konsumsi energi dan protein ini selain penyakit jantung dan ginjal,
juga dapat mengakibatkan penyakit darah tinggi, kencing manis, kanker.
Penanggulangan penyakit akibat gizi lebih, harus dimulai dari pengaturan
makanan, artinya dengan mengurangi porsi makanan yang biasa
dikonsumsi, mengurangi konsumsi gula, garam, lemak, dan meningkatkan
konsumsi makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.
Latihan
•
•
•
Sebutkan 4 jenis gangguan kesehatan akibat kurang gizi yang
menimpa anak balita di Indonesia !
Sebutkan tanda-tanda anak penderita marasmus dan kwashiorkor !
Jelaskan gangguan kesehatan akibat kekurangan zat gizi Vitamin A,
zat besi dan Iodium !
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
27
SMK
Pertanian
LEMBAR EVALUASI
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
1.
Jelaskan kaitan antara pertanian, pangan dan zat gizi ?
2.
Jelaskan peran komoditas pertanian dalam memenuhi kebutuhan zat
gizi bagi manusia ? Berikan contohnya !
3.
Susunan menu makanan yang bagaimana yang menyehatkan tubuh
manusia ? Jelaskan !
4.
Jelaskan apa sebabnya mutu protein pangan hewani lebih baik dari
pada pangan nabati ?
5.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan yang menimpa Bangsa Indonesia
telah mengakibatkan sekitar 80 juta penduduk Indonesia berada
dibawah garis kemiskinan. Dampak lanjut dari kondisi di sebagian
wilayah Indonesia muncul permasalahan kurang gizi. Jelaskan
mengapa hal ini bisa terjadi !
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
28
SMK
Pertanian
LEMBAR KUNCI JAWABAN
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Lembar Kunci Jawaban Latihan I
1.
2.
3.
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan manusia.
Pangan adalah bahan yang berasal dari sumber hayati dan air yang
diolah atau mentahnya sebagai bahan makanan dan minuman meliputi
bahan dasar dan bahan tambahan. Makanan adalah istilah pangan
yang sudah diolah dan siap disajikan untuk dikonsumsi untuk
memberikan zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Zat gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang
terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta
turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan
manusia.
Secara umum fungsi zat gizi dalam makanan ada 3 yaitu
- sebagai sumber energi (karbohidrat, protein, lemak)
- sebagai sumber zat pembangun (protein)
- sebagai sumber zat pengatur (vitamin dan mineral)
Lembar Kunci Jawaban Latihan II
1.
2.
3.
Zat gizi utama yang diperlukan tubuh adalah Karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air.
Pengelompokkan bahan pangan berdasarkan DKBM :
- Serealia, umbi dan hasil olahannya
- Kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahannya
- Daging dan hasil olahannya
- Telur
- Ikan, kerang, Udang dan hasil olahannya
- Sayuran
- Buah-buahan
- Susu dan hasil olahannya
- Lemak dan minyak
- Serba-serbi
Kandungan zat gizi utama dalam komoditas :
- Beras
: Karbohidrat
- Daging
: Protein
- Telur
: Protein
- Buah-buahan
: Vitamin, mineral
- Sayuran
: Vitamin, mineral
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
29
SMK
Pertanian
4.
LEMBAR KUNCI JAWABAN
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
a. Fungsi zat gizi :
- Karbohidrat : Sumber energi, penghemat protein, mengatur
metabolisme lemak, sumber glikogen.
- Lemak : Penghasil energi, pembangun/ pembentuk struktur tubuh,
penghemat protein (protein sparer).
- Penghasil asam lemak esensial.
- Pelarut Vitamin A, D, E, K.
b. Yang dimaksud metabolisme adalah proses yang dialami zat
makanan dalam tubuh yang meliputi pencernaan, penyerapan dan
penggunaan zat gizi oleh tubuh.
Lembar Kunci Jawaban Latihan III
1.
2.
3.
Jenis gangguan kesehatan akibat kurang gizi yang menimpa anak
balita di Indonesia :
- Kekurangan energi dan protein (KEP)
- Kekurangan Vitamin A (KVA)
- Kekurangan zat besi (Anemi gizi besi)
- Gangguan akibat kekurangan zat iodium (GAKI)
Tanda-tanda penderita kwashiorkor :
- Adanya pembengkakan pada kaki
- Berat badan dan panjang badan tidak sesuai semestinya
- Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang.
Tanda-tanda penderita marasmus :
- Anak tampak sangat kurus
- Wajah anak tampak seperti muka orang tua
Kekurangan iodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok.
Kekurangan Vitamin A menyebabkan gangguan pada penglihatan.
Sedangkan kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemi gizi.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
30
SMK
Pertanian
LEMBAR KUNCI JAWABAN
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Lembar Kunci Jawaban Evaluasi
1.
Pertanian merupakan usaha untuk memproduksi komoditas pertanian
yang meliputi komoditas pertanian pangan dan komoditas pertanian
nonpangan. Komoditas pertanian pangan menyediakan langsung zat
gizi untuk konsumsi manusia. Sedangkan komoditas pertanian
nonpangan seperti cengkeh, karet dan sebagainya dapat dijual dan
uang
hasil
penjualannya
dibelikan
komoditas
pangan
untuk
mendapatkan konsumsi zat gizi yang lebih baik.
2.
Komoditas pertanian berperan menyediakan zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi bagi manusia. Beberapa contohnya :
Beras menyediakan zat gizi karbohidrat (zat energi)
Ikan menyediakan zat gizi protein (zat pembangun)
Sayur dan buah-buahan menyediakan zat gizi vitamin dan mineral
(zat pengatur).
3.
Susunan menu makanan yang menyehatkan tubuh manusia adalah
yang memenuhi aspek triguna makanan meliputi :
makanan sebagai sumber zat energi : Nasi
makanan sebagai sumber zat pembangun :
Ikan,daging, telur, dsb.
makanan sebagai sumber zat pengatur : Sayur, buah, air.
4.
Mutu protein pangan hewani lebih tinggi dari pada dari pangan nabati,
sebab pada pangan hewani mengandung seluruh asam amino esensial
yang diperlukan tubuh. Sedangkan pada pangan nabati hanya ada
beberapa saja asam amino esensial.
5.
Pada masa krisis ekonomi, produksi pertanian menurun, sehingga
harga komoditas pertanian meningkat, daya beli masyarakat yang
menurun mengakibatkan mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan akan
pangan, hal ini pada gilirannya akan berdampak pada timbulnya
masalah kurang gizi.
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
31
SMK
Pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Kode Modul
SMKP1G0304-05DBK
Djali, M. 1995. Pangan dan Gizi. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran.
Hardinsyah, Martianto, D. 1988. Menaksir Kecukupan Energi dan Protein
Serta Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Penerbit WIRASARI
Jakarta.
Harper, L.J., Deaton, B.J. dan Driskel, J .A., 1985. Pangan, Gizi, dan
Pertanian. Diterjemahkan oleh Suhardjo. Penerbit Universitas
Indonesia Jakarta.
Harris R.S., Karmas, E. 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan
Pangan. Terbitan ke-2. Penerbit ITB Bandung.
Nasoetion, A., Kusharto, L.M. Hardinsyah. 1984. Terjemahan Pangan, Gizi
dan Pertanian. Pedoman Isi Kurikulum untuk Pendidikan Pertanian di
Indonesia. Jurusan GMSK Fak. Pertanian IPB Bogor.
Sediaoetama, Djaeni, A. 1987. Ilmu Gizi Jilid I. PT. Dian Rakyat, Jakarta.
---------------------------. 1989. Ilmu Gizi Jilid II. Penerbit PT. Dian Rakyat,
Jakarta.
Sjahmien, M. 1988. Ilmu Gizi. Penerbit PT. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi
32
MODUL PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KODE MODUL SMKP2/3L01/U01THP
(Waktu : 24 Jam)
PENANGANAN
TELUR DAN DAGING UNGGAS
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1G03-05DBK
(Waktu : 48 Jam)
KOMODITAS PERTANIAN
SEBAGAI SUMBER GIZI
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN
KODE MODUL SMKP1G08-10DBK
(Waktu : 56 Jam)
PENGERINGAN,
PENDINGINAN DAN PENGEMASAN
KOMODITAS PERTANIAN
Penyusun :
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS
Tim Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
Penanggung Jawab :
Dr.Undang Santosa,Ir.,SU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA
2001
Download