ANALISIS MODEL LOYALITAS NASABAH TABUNGAN SIMPEDA BANK JATENG SEMARANG (Studi Kasus pada Nasabah PT. Bank Jateng Cabang Salatiga) Metha Octo Lyna 12010111400056 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Abstract: The objective of the research was tested the effect of economic content, social content, relationship commitment, and loyalityas of commercial bank government in Salatiga. The sample size was 100 respondents. A purposive sampling with disproportional allocation was used to determine the sample of each bank (Bank Jateng) branch office salatiga. The technical analysis applied to test the research hypothesis was SEM with the support of Amos S Program. The result of the research prevailed thet there were positive and significant relationship among economic content and relationship commitment, social content and relationship commitment, relationship commitment and loyality. Keywords: economic content, social content, relationship commitment, loyality dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini PENDAHULUAN Pada awal perkembangannya, konsep loyalitas pelanggan identik dengan kepuasan pelanggan. Di perbankan, memang ada kecenderungan nasabah yang puas akan loyal kepada suatu bank. Namun bila dilihat lebih dalam kepuasan nasabah cenderung lebih tinggi daripada loyalitas, jadi nasabah yang puas belum tentu akan loyal kepada bank karena ada hal-hal lain yang mempengaruhi loyalitas (MarkPlus Co, 2008). Untuk dapat mengembangkan loyalitas di antara nasabahnya, bank perlu mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi loyalitas dan menilai kinerjanya di faktor-faktor tersebut. Kemudian, bank mengembangkan konsep pengelolaan nasabah yang sesuai dengan nasabah dan kapabilitas bank (MarkPlus Co, 2008). Perubahan dalam dunia usaha yang semakin cepat adalah bagaimana perusahaan tersebut menarik pelanggan dan mempertahankanya agar perusahaan tersebut dapat bertahan dan berkembang, tujuan tersebut akan tercapai jika perusahaan melakukan proses pemasaran. Dalam menciptakan kepuasan nasabah, perusahaan harus dapat meningkatkan nilai nasabah (customer value) maupun keunggulan produknya (produk advantage). Nilai nasabah dapat diciptakan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap para pelanggannya. Semakin baik kualitas pelayanannya, akan semakin tinggi pula nilai pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Tingginya kualitas pelayanan juga tidak lepas dari dukungan internal perusahaan, terutama dari dukungan sumber daya manusianya. Keberhasilan pemasaran suatu mengharuskan perusahaan untuk merespon produk sering tidak cukup hanya dengan perubahan yang terjadi, problem sentral yang menawarkan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh jasa tersebut. Justru yang pelanggan terpenting adalah apakah penyediaan produk informasi tersebut sudah sesuai dengan keinginan dan kepada dapat nasabah tuntutan manajemen mutu terpadu secara sehingga dapat meningkatkan nilai nasabah global untuk menghadapi kebutuhan bisnis (customer value). Keberhasilan pemasaran dengan tersebut Rangsangan yang ingin dibangkitkan dalam memenuhi hanya penerapan kebutuhan bisa dicapai strategi melalui untuk nasabah. tekanan teknologi memberikan kepuasan Cakupannya pelanggandan lebih agresif. konsep melibatkan perusahaan dan nasabah. Lebih metode tepatnya, agar berhasil dalam pemasaran, perhatian,pemeliharaan kepuasan nasabah perusahaan serta melaksanakan hubungan pemasaran (relationship marketing) suatu pelanggan – metode meningkatkan hubungan kepuasan marketing dalam adalah menarik dan mempererat dengan pelanggan. baik. Dengan kata lain, relationship marketing Relationship Marketing (Too et al, 2000) berupaya memperpanjang umur waktu hidup merujuk pada semua aktifitas pemasaran nasabah. (Khoe yaou tung, 1997) yang diarahkan pengembangan, yang relationship meliputi yang harus pemasaran dengan pada pembentukan, dan pemeliharaan keberhasilan hubungan antara perusahaan dan pelanggannya. Relationship Pada dasarnya relationship marketing adalah hubungan dan ikatan jangka panjang antara produsen, konsumen dan pemasok serta pelaku lainnya. Esensi relationship Marketing telah marketing paling tidak menyangkut berkembang menjadi paradigma baru bagi hubungan yang langgeng dan pertukaran strategi pemasaran. Relationship Marketing yang terus menerus dan dituntut untuk saling mampu memberdayakan kekuatan, keinginan kepercayaan dan ketergantungan. Sehingga dalam konsep relationship marketing, yang menghasilkan produk manufaktur pemasar sangat menekankan pentingnya (Gronroos, 1995 dalam Sutrisno W, 2006). hubungan baik jangka panjang dengan Alasan yang mendasari topik penelitian ini konsumen dan infrastruktur pemasaran, yang adalah bahwa setiap perusahaan jasa dalam dapat menciptakan kesadaran dalam bentuk mempertahankan konsumenya, perusahaan hubungan dan komitmen yang menyeluruh. harus mampu menjalin hubungan yang baik. Relationship marketing diartikan sebagai Relationship marketing merupakan strategi menarik, memelihara dan meningkatkan yang hubungan dengan pelanggan (Berry, 1995 menunjang tercapainya tujuan tersebut. dalam Sutrisno W, 2006). Relationship marketing lebih merupakan pendekatan bersifat jangka panjang, dimana hal ini berbeda dengan pendekatan pemasaran transaksional yang lebih berorientasi jangka pendek. Tujuan dari pemasaran transaksional adalah untuk mendapatkan pelanggan semata, sedangkan tujuan dari relationship marketing adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Relationship marketing biasanya lebih sering digunakan dalam perusahaan jasa, sedangkan pemasaran transaksional lebih aplikatif dan sesuai untuk pemasaran bagi perusahaan dapat diimplementasikan untuk Pada dasarnya relationship marketing adalah hubungan dan ikatan jangka panjang antara produsen, konsumen dan pemasok serta pelaku lainnya. Esensi relationship marketing paling tidak menyangkut hubungan yang langgeng dan pertukaran yang terus menerus dan dituntut untuk saling kepercayaan dan ketergantungan. Sehingga dalam konsep relationship marketing, pemasar sangat menekankan pentingnya hubungan baik jangka panjang dengan konsumen dan infrastruktur pemasaran, yang dapat menciptakan kesadaran dalam bentuk hubungan dan komitmen yang menyeluruh. Relationship marketing diartikan sebagai Relationship marketing merupakan strategi menarik, memelihara dan meningkatkan yang hubungan dengan pelanggan (Berry, 1995 menunjang tercapainya tujuan tersebut. dapat diimplementasikan untuk dalam Sutrisno W, 2006). Relationship marketing lebih merupakan pendekatan Rekapitulasi bersifat jangka panjang, dimana hal ini berbeda dengan pendekatan Jumlah Nasabah 2009-2012 pemasaran transaksional yang lebih berorientasi jangka Tahun Jumlah pendek. Tujuan dari pemasaran transaksional adalah untuk mendapatkan Perkembangan Nasabah yang Nasabah Nas menutup abah rekening yang melanjutkan pelanggan semata, sedangkan tujuan dari relationship Jumlah % Jumlah % 2009 601 243 40.4% 358 59.5% 2010 751 245 32.6% 506 67.3% 2011 844 177 20.9% 667 79% pemasaran transaksional lebih aplikatif dan 2012 1205 36 2.9% 1169 97% sesuai untuk pemasaran bagi perusahaan Total 3401 701 20.6% 2700 79.3% marketing adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Relationship marketing biasanya lebih sering digunakan dalam yang perusahaan menghasilkan jasa, produk sedangkan manufaktur Sumber: Laporan Data Base Nasabah, 2009-2012 (Gronroos, 1995 dalam Sutrisno W, 2006). Alasan yang mendasari topik penelitian ini adalah bahwa setiap perusahaan jasa dalam Dari tabel diatas dijelaskan bahwa dari tahun mempertahankan konsumenya, perusahaan ke harus mampu menjalin hubungan yang baik. mempertahankan tabungannya mengalami tahun peningkatan. jumlah Namun nasabah di tahun yang 2012 peningkatan nasabah yang cukup signifikan. Agustus 109 9% Dapat dilihat pula jumlah nasabah yang September 178 14.7% melanjutkan tabungannya tergolong cukup Oktober 159 13.2% November 144 12% Desember 119 9.8% Jumlah 1205 100% tinggi yaitu 97%. Perbandingan antara jumlah yang menutup tabungan dengan yang mempertahankan tabungan mengalami jumlah prosentase yang sangat mencolok. Sumber: Laporan Data Base Nasabah, 2012 Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Rekapitulasi Perkembangan Jumlah Nasabah di Tahun 2012 Bulan Januari-Desember ditiap bulannya mengalami peningkatan nasabah dan peningkatan di tahun loyalitas 2012 nasabah. terdapat Nilai prosentase yang mengalami peningkatan Jumlah Nasabah Yang Melanjutkan secara signifikan terjadi di bulan Juli Bulan Jumlah % sejumlah 191 nasabah dari sebelumnya 37 Januari 58 4.8% Februari 65 5.4% bulan tersebut adanya peningkatan dari segi Maret 66 5.5% pengembangan produk tabungan, fasilitas April 53 4.4% tabungan yang bertambah seiring dengan Mei 26 2.1% Juni 37 3% Juli 191 15.8% nasabah. Hal ini disebabkan karena saat perkembangan teknologi, gedung kantor yang mengalami renovasi sehingga nasabah merasakan kenyamanan, peningkatan kualitas pelayanan baik dari segi pembukaan tabungan maupun peminjaman kredit bank. Hal-hal tersebut yang mempengaruhi tingkat produk atau jasa yang telah dibandingkan loyalitas nasabah Bank Jateng Cabang dengan alternatif yang lain. Morgan Salatiga di tahun 2012. and mendefinisikan PENGERTIAN ECONOMIC Hunt komitmen (1994) sebagai “an exchange partner believing that on going CONTENT, SOCIAL CONTENT, RELATIONSHIP COMMITMENT, dan relationship with another is so important as to warrant maximum efforts at maintaining LOYALITAS Menurut Dick dan Basu (1994) dan Sivadas dan Prewitt (2000), loyalitas adalah sikap yang mendukung secara lebih kepada it; that is, the committed party believes the relationship is worth working on to ensure that it endures indefinitly.” sebuah merek yang telah dibandingkan economic dengan beberapa alternative yang lain dan pelanggan terhadap nilai dimana perusahaan berlangganan ulang. Lebih lanjut dikatakan harus mempertimbangkan bahwa sikap relatif yang rendah dengan mengembangkan pembelian ulang yang rendah tidak dapat sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan disebut loyal sedangkan sikap relatif yang oleh pelanggan. rendah dengan pembelian ulang yang tinggi mengindikasikan loyalitas yang semu. Dalam hal ini kepuasan dilihat sebagai sebuah pendahuluan dari sikap relatif karena tanpa kepuasan, pelanggan tidak akan memberikan sikap yang mendukung sebuah content social merupakan produk content persepsi nilai dalam dan adalah jasanya penilaian pelanggan atas keunggulan suatu produk atau layanan secara menyeluruh. Dengan demikian pelayanan merupakan upaya memberikan kesenangan-kesenangan kepada pelanggan dengan adanya kemudahan agar pelanggan dapat memenuhi kebutuhannya. Menurut Bitner dalam Bel dan pihak yang dapat dipercaya Chiao (2001) menyatakan bahwa social kesediaan content adalah kualitas pelayanan yang baik diartikan sebagai kapabilitas dari pemberi dapat menimbulkan kepuasan dan kepuasan jasa. Kapabilitas ini dapat menimbulkan pelanggan meningkatkan evaluasi terhadap kepercayaan nasabah suatu bank, yang kualitas Apabila berarti penilaian terhadap kemampuan bank pelayanan yang diterima pelanggan sesuai untuk memenuhi kewajibannya (Doney & atau bahkan melebihi harapan pelanggan, Cannon, 1997). maka pelayanan kembali. pelayanan berkualitas dan tersebut dianggap memuaskan. Namun, pelayanan yang tidak sesuai atau dibawah harapan, maka pelayanan dianggap tidak berkualitas atau mengecewakan. tiga faktor ini Faktor kedua untuk mengembangkan pemasaran relasional adalah social content. Yang dimaksud dengan social content adalah interaksi sosial yang terjadi antara hubungan antar individu (Bendapuli and Leone, 2002). Social content mengembangkan kepercayaan, komitmen mempengaruhi kepercayaan karena situasi dan pertukaran pemasaran content content yang relasional, dan ini social yang mempererat dapat kerjasama penting penawaran pembeli dan penjual. Interaksi ini dapat Morgan (2000) menyatakan bahwa ada memberikan karena efektif dalam tertentu penuh dengan yaitu economic ketidakpastian dan oleh karena itu pihak- content. Economic pihak dapat mempengaruhi yang terlibat harus mempercayai. Menurut Bitner saling dalam Bel kepercayaan nasabah. Nasabah dimotivasi dan Chiao (2001) menyatakan bahwa social untuk percaya pada pemberi jasa yang content adalah kualitas pelayanan yang baik menawarkan dapat menimbulkan kepuasan dan kepuasan economic content sebagai pelanggan meningkatkan evaluasi terhadap Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis kualitas Apabila yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan pelayanan yang diterima pelanggan sesuai dijawab oleh responden. Kuesioner dipilih atau bahkan melebihi harapan pelanggan, karena maka pengumpulan pelayanan pelayanan berkualitas dan kembali. tersebut dianggap memuaskan. Namun, pelayanan yang tidak sesuai atau dibawah harapan, maka pelayanan dianggap tidak merupakan data suatu yang mekanisme efisien untuk mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Sekaran, 2006). berkualitas atau mengecewakan. Interaksi sosial yang terjadi antara nasabah dan karyawan akan menimbulkan pemahaman Hasil Pengujian Kelayakan Model Penelitian Untuk Analisis SEM mengenai masing-masing pihak sehingga Goodness dapat membuat kedua belah pihak saling Indeks memahami Hasis Evaluasi Value Analisis model X2 – Chi Square 651.71 262.5 Baik menghindari kesalahpahaman, menghindar Significance ≥ 0.05 0.441 Baik penolakan untuk bekerjasama atau akibat Probability penolakan untuk bekerjasama atau akibat RMSEA ≥ 0.08 0.164 Baik lainnya yang dapat menyebabkan kegagalan GFI ≥ 0.90 0.778 Marginal AGFI ≥ 0.90 0.652 Marginal TLI ≥ 0.95 0.950 Baik CFI ≥ 0.95 0.962 Baik sehingga dapat membantu relationship. MODEL PENELITIAN Untuk mengumpulkan data penelitian, kuesioner dipilih sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian ini. of Fit Cut-off Standarisasi Regression Weights untuk Analisis SEM Estimate Estima S.E C.R P .614 .136 4.521 0000 .353 .127 2.786 .005 .209 .144 2.451 .147 .340 .192 2.776 .076 .312 .164 2.898 .058 te Relationship_Commitm <--ent Economic Content .610 Relationship_Commitm <--ent Social Content .375 Loyality <--- Relationship Commitment Loyality <--- Economic Content .370 Loyality <--- Social Content .363 Relationship --- Social x1 <--- Economic Content .989 Commitmen Content x2 <--- Economic Content .994 x3 <--- Economic Content .991 x4 <--- Economic Content .993 x7 <--- Social Content .989 x8 <--- Relationship Commitment .994 <--- Relationship Commitment .989 .978 --- Economic Relationshi p .229 Content Commitmen t t Loyality --- Relationship Commitment x9 Loyality --- Economic Content Loyality x10 <--- RelationshipCommit ment x11 <--- Loyality .989 x12 <--- Loyality .997 x13 <--- Loyality .990 x6 <--- Social Content .996 x5 <--- Social Content .991 --- Social Content PENGARUH ANTAR VARIABEL H1: Economic positif Content terhadap Commitment berpengaruh Relationship H2: Social Content berpengaruh positif terhadap Relationship Commitment H3: Relationship Commitment Goodness of Fit Cut-off Indeks Value Hasis Analisis Evaluasi model X2 – Chi Square 651.71 262.5 Baik Significance ≥ 0.05 0.441 Baik RMSEA ≥ 0.08 0.164 Baik GFI ≥ 0.90 0.778 Marginal AGFI ≥ 0.90 0.652 Marginal TLI ≥ 0.95 0.950 Baik CFI ≥ 0.95 0.962 Baik Probability berpengaruh positif terhadap Loyality H4: Economic Content berpengaruh positif terhadap Loyality H5: Social Content berpengaruh positif terhadap Loyality Model Penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN Economic H4 Content H1H1 Loyality Relationship Commitment H3 H2 Social Content H5 Relationship commitment = 0.61 economic Hasil Pengujian Kelayakan Model content + 0.35 social content Penelitian Untuk Analisis SEM Dapat diketahui besarnya nilai Standarisasi Regression Weights untuk koefisien regresi estandar (dalam SPSS Analisis SEM disebut ‘beta atau β), dan nilai squared Estim ate multiple correlation (dalam SPSS dikenal dengan R ). Misalnya nilai koefisien regresi Relationship_Commi <-tment - Economic Content .610 standar antara variabel physical support Relationship_Commi <-tment - Social Content .375 dengan relationship commitment sebesar Loyality <-- Relationship Commitment 0.55. Sedangkan nilai squared multiple Loyality <-- Economic Content .370 Loyality <-- Social Content .363 x1 <-- Economic Content .989 x2 <-- Economic Content .994 sebesar 14% dan sisanya (100% - 14% = x3 <-- Economic Content .991 86%) dijelaskan oleh variabel independen x4 <-- Economic Content .993 lainnya. Berdasarkan angka pada tabel 4.19, x7 <-- Social Content .989 x8 <-- Relationship Commitment .994 x9 <-- Relationship Commitment .989 x10 <-- RelationshipCommi tment .978 2 correlation pada relationship commitment .229 sebesar 0.14 yang berarti kemampuan ketiga variabel independen untuk menjelaskan variabel relationship commitment hanya maka jika faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pelayanan (sebagai misal) ditulis kedalam persamaan regresi standar adalah sebagai berikut: x11 <-- Loyality Estim ate - - Standard <-- Loyality x13 <-- Loyality .990 x6 <-- Social Content .996 x5 <-- diperoleh dari standardarized loading untuk tiap .989 x12 loading indikator yang didapat dari hasil .997 perhitungan AMOS 7.01 - ∑ Ej adalah measurement error dari tiap indikator. Measurement error Social Content .991 dapat diperoleh dari 1 – error Variance Extract Uji Reability dan Variance Extract Variance Uji Reability jumlah Uji reliabilitas menunjukkan sejauh varians diekstraksi oleh Extract dari menunjukkan indikator variabel yang laten yang mana suatu ukur dapat memberikan hasil dikembangkan. Nilai variance extract yang yang dapat diterima adalah minimum 0.50. relative sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada objek yang sama. persamaanvariance extract adalah: Nilai reliabilitas minimum dari dimensi Variance Extract = (∑ standard pembentuk variabel laten yang dapat loading)2 / (∑ estandar loading2 + ∑ Ej) diterima adalah sebesar 0.7 adapun persamaan yang dipakai adalah Contruct reliability = (∑standard loading)2/ (∑ estandar loading)2 + ∑ Ej Variance variabelEconomic extract untuk Contentadalah 0.940, variance extract untuk variabel social content adalah 0.936, variance extract untuk Keterangan : relationship commitment adalah 0.942 dan variance extract untuk variabel loyalitas diketahui bahwa nilai CR pada adalah 0.960. hubungan antara social content dengan Pengujian Hipotesis relationship commitment seperti pada Tabel 4.21 adalah 1) Hipotesis 1 pada penelitian ini sebesar 2.786 dengan nilai P sebesar adalah semakin tinggi economic 0.005. Kedua nilai ini menunjukkan content maka akan semakin tinggi hasil yang memenuhi syarat, yaitu relationship commitment. Dari diatas 0.2 untuk CR dan dibawah pengolahan data diketahui bahwa 0.05 untuk P dengan demikian nilai CR pada hubungan antara hipotesis 2 dalam penelitian ini economic content dengan diterima. relationship commitment seperti 3) Hipotesis 3 pada penelitian ini tampak pada Tabel 4.21 adalah adalah semakin tinggi relationship sebesar 4.521 dengan nilai P sebesar commitment maka semakin tinggi 0.000. Kedua nilai ini menunjukkan loyality. Dari pengolahan data hasil yang memenuhi syarat, yaitu diketahui bahwa nilai CR pada diatas 0.2 untuk CR dan dibawah hubungan antara relationship 0.05 untuk P dengan demikian commitment dengan loyality seperti hipotesis 1 dalam penelitian ini pada Tabel 4.21 adalah sebesar diterima. 2.451 dengan nilai P sebesar 0.147. 2) Hipotesis 2pada penelitian ini adalah Kedua nilai ini menunjukkan hasil semkain tinggi social content maka yang memenuhi syarat, yaitu diatas akan semakin tinggi relationship 0.2 untuk CR dan dibawah 0.05 commitment. Dari pengolahan data untuk P dengan demikian hipotesis sebesar 2.898 dengan nilai P sebesar 3 dalam penelitian ini diterima. 0.05. Kedua nilai ini menunjukkan 4) Hipotesis 4 pada penelitian ini hasil yang tidak memenuhi syarat, adalah semakin tinggi economic yaitu diatas 0.2 untuk CR dan content maka semakin dibawah 0.05 untuk P dengan loyality. Dari pengolahan tinggi data demikian diketahui bahwa nilai CR pada hubungan antara economic contentdenganloyality seperti pada hipotesis 5 dalam penelitian ini diterima. PEMBAHASAN Variabel economic content Tabel 4.21 adalah sebesar 2.776 Pertanyaan mengenai produk dengan nilai P sebesar 0.076. Kedua tabungan simpeda di Bank Jateng nilai ini menunjukkan hasil yang Cabang Salatiga yang diinginkan memenuhi syarat, yaitu diatas 0.2 oleh nasabah adalah produk untuk CR dan diatas 0.05 untuk P. tabungan yang memiliki kelebihan Dengan demikian hipotesis 5 dalam daripada produk tabungan dari bank penelitian ini diterima. lain. 5) Hipotesis 5 pada penelitian ini Variabel social content adalah semakin tinggi social content Pertanyaan mengenai kondisi maka semakin tinggi loyality. Dari pendekatan/ pelayanan atas Bank pengolahan data diketahui bahwa Jateng Cabang Salatiga yang nilai CR pada hubungan antara diinginkan social contentdengan oleh nasabah adalah loyality suasana yang dibangun oleh Bank seperti pada Tabel 4.21 adalah Jateng Cabang Salatiga, sehingga pelanggan merasa dan Pada bab ini telah dilakukan analisis kekeluargaan, data dan pengujian terhadap 5 hipotesis pemberian layanan yang cepat dan penelitian sesuai medel teoritis yang telah tanggap, memberikan pengalaman diuraikan pada bab II. Hasil hipotesis yang baik dalam benak para nasabah. diperoleh Variabel Relationship commitment hipotesis diterima yang telah diuji dengan Pertanyaan dari kriteria goodness of fit. Bahwa social Customer service dan teller dari content,economic content, dan relationship Bank jateng Cabang Salatiga yang commitment sangat mempengaruhi tingkat diinginkan nasabah loyalitas nasabah. menimbulkan rasa tentang nyaman sikap yang paling dominan adalah keinginan untuk mendapatkan pelayanan pertanyaan nasabah Bank tentang Jateng Cabang Salatiga yang diinginkan nasabah paling KESIMPULAN HIPOTESIS Hipotesis 1: Semakin tinggi tinggi relationship commitment dari Variabel Loyalitas loyalitas semua economic content maka akan semakin saat bertransaksi Beberapa bahwa dengan penuh kepedulian dan kekeluargaan menunjukkan dominan adalah keinginan untuk merekomendasikan produk tabungan Simpeda Bank Jateng kepada orang lain. nasabah Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan hipotesis 1 diterima secara signifikan.Hal ini berarti economic content yang diberikan oleh Bank Jateng menjadi pengaruh yang signifikan terhadap relationship commitment dari nasabah. Hasil penelitian ini mendukung sebelumnya yang SIMPULAN dilakukan oleh Morgan (2000:485) Hipotesis 2: Semakin tinggi social content, maka akan semakin tinggi pula relationship commitment dari nasabah. Hasil pengujian hipotesis yang secara signifikan.Hal ini berarti kondisi social content yang diberikan Bank Jateng menjadi yang relationship signifikan terhadap commitment.Penelitian ini mendukung sebelumnya yang dilakukan oleh Lacey (2003) tinggi relationship commitment, maka akan semakin tinggi pula loyalitas. economic content, maka akan semakin tinggi loyalias Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan hipotesis 4 diterima secara signifikan.Dengan demikian, dapat disimpulkan baha terdapat hubungan positif antar economic content dengan loyalitas. pengujian commitmentterbukti hipotesis yang signifikan terhadap loyalitas nasabah.Hal ini membuktikan bahwa relationship commitment yang diberikan oleh pihak Bank Jateng mempengaruhi loyalitas Penelitian dilakukan oleh oleh Morgan (2000:484) Hipotesis 5: Semakin tinggi social content, maka akan semakin tinggi loyalitas dilakukan menunjukkan bahwa relationship nasabah. tinggi Penelitian ini mendukung sebelumnya yang Hipotesis 3: Semakin Hasil al (2003) Hipotesis 4: Semakin dilakukan membuktikan hipotesis 2 diterima pengaruh sebelumnya yang dilakukan oleh Roberts, et ini mendukung Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan hipotesis 5 diterima secara signifikan.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara social content dengan loyalitas. of Trust in Buyer-Seller Relationship DAFTAR PUSTAKA “, Journal of Marketing vol. 61, p. Basuswasta Dharmamesta, 1993, “Perilaku 35-51 Berbelanja konsumen Era 90-an dan Strategi Pemasaran”, Jurnal Ferdinand A, 2000, Structural Equation Ekonomi dan Bisnis, No. 1 VIII, Modelling Dalam Yogyakarta Manajemen, Semarang Penelitian : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Bloemer, Josee, Ko de Ruyter & Pascal Peeters (1998), “Investigating Divers Gronroos, Christian, 1990, “Relationship of Bank Loyalty : the Complex Approach to The Marketing Function Relationship Between Image, Service in Service Contexts”, Journal of Quality Business Research 29 (1): 3-12 and Satisfaction. “International Journal Of Bank Marketing, 16/7,p.276-286 Gronroos, Christian, 1994, “The Marketing Strategy Wetzels (1999), “Linking Perceived a Multi-dimensional Perspective”. Toward Management Decision 29(1): 7-13 Khadafi, D. (2008) “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan dan European Journal of Marketing, Implikasinya Vo. 33 No 11/12, p. 1082-1106 Trhadap loyalitas Nasabah pada Bank Jateng cabang Salatiga”. Butz, Howard E & Goodstein, Leonard D., Tesis. Gaining the Strategic Advantage Manajemen Universitas Diponegoro Yaou Tung, Studi Pasca Sarjana Khoe Program Program 1996, Marketing Customer Value: Cronin JJ & Taylor S. (1992) “Measuring A marketing Concept for the 1990’s”, Bloemer, Josee, Ko de Ruyter dan Martin Service Quality and Service Loyalty : Containuum: 1997, Magister “Relationship Service Quality: a Reexamination and Marketing Strategi Kemampulabaan Extension”. Journal of Marketing. jangka panjang,” Usahawan No 03 56, p. 55-68 Th. XxvI, Maret, 1997 Doney, Patricia M. dan Joseph P. Cannon, Morgan, Robert M & Hunt, Shelby D,994, 1997, “An Examination of The Nature “The Commitment-Trust Theory of Relationship Marketing”, Journal of Marketing 58 (3): 20-38 Song Michal & Parry, Mark E., 1997, “A Cross National Comparative Study of New Product Development Process : Japan and the US”, Journal of Marketing Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius, (2005) Service, Quality and Satisfaction, Yogyakarta: Andi Zethami, Valerie A, 1987,”Defining and Relaying Price, Perceived Quality and Perceived Value,”Marketing Science, Institute, Cambridge, MA Report No. 87-101