Buku Pedoman Guru Keluarga Kekal - The Church of Jesus Christ of

advertisement
Buku Pedoman Guru Keluarga Kekal
Religi 200
Diterbitkan oleh
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
Salt Lake City, Utah
Komentar dan koreksi diapresiasi. Mohon mengirimkannya, termasuk kesalahan-kesalahan, ke:
Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services
50 E. North Temple St., Floor 8
Salt Lake City, Utah 84150-0008
USA
Email: [email protected]
Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda.
Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda.
© 2015, 2016 oleh Intellectual Reserve, Inc.
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dicetak di Amerika Serikat
Versi 2, 5/16
Persetujuan Bahasa Inggris: 8/14
Persetujuan penerjemahan: 8/14
Terjemahan dari The Eternal Family Teacher Manual
Bahasa Indonesia
12555 299
Daftar Isi
Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Keluarga Kekal (Religi 200) . . . . . . . . . v
1 Tampilnya “Keluarga: Maklumat kepada Dunia.” . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
2 Para Nabi dan Rasul dengan Sungguh-Sungguh Memaklumkan . . . . . . . . 6
3 Potensi Ilahi Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
4 Keluarga dan Rencana Besar Kebahagiaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
5 Kondisi Kefanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
6 Keluarga Adalah Inti dalam Rencana Bapa Surgawi . . . . . . . . . . . . . . 27
7 Pernikahan Antara Seorang Pria dan Seorang Wanita Ditetapkan
Oleh Allah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
8 Gender dan Identitas Kekal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
9 Peranan Ilahi dan Tanggung Jawab Pria . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43
10 Peranan Ilahi dan Tanggung Jawab Wanita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
11 Mempersiapkan Diri untuk Pernikahan Kekal . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
12 Tata Cara dan Perjanjian Bait Suci . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60
13 Meningkatkan Peribadatan Bait Suci . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
14 Menjadi Penyelamat di Gunung Sion . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71
15 Pernikahan Kekal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 76
16 Kuasa Sakral Prokreasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82
17 Perintah untuk Memenuhi Beranak Cucu dan Memenuhi Bumi . . . . . . . 88
18 Memelihara Hubungan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 93
19 Membangun Kehidupan dan Rumah Tangga yang Berpusat pada Kristus . 98
20 Menjaga Iman dan Kesaksian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 103
21 Membesarkan Anak-Anak dalam Kasih dan Kesalehan . . . . . . . . . . . 108
22 Menciptakan Keluarga yang Berhasil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 114
23 Menyediakan bagi Kebutuhan Duniawi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 120
24 Anggota Gereja Dewasa Lajang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 125
25 Menjalankan Iman dalam Keadaan-Keadaan Sulit Keluarga . . . . . . . . 130
26 Bertanggung Jawab di Hadapan Allah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 136
27 Peringatan Kenabian Perihal Keluarga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 141
28 Memromosikan Keluarga Sebagai Unit Dasar Masyarakat . . . . . . . . . 145
Pendahuluan untuk Buku
Pedoman Guru Keluarga
Kekal (Religi 200)
Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama?
Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, adalah penting untuk memahami Sasaran
Seminari dan Institut Religi:
“Tujuan kita adalah untuk menolong para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar
pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, memenuhi syarat bagi berkat-berkat bait suci,
dan mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk kehidupan kekal
bersama Bapa mereka di Surga” (Gospel Teaching and Learning: A Handbook for Teachers and
Leaders in Seminaries and Institutes of Religion [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku
Pegangan untuk Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi] [2012], x).
Anda dapat mencapai tujuan ini dengan secara tekun menjalankan Injil, secara
efektif mengajarkan Injil kepada siswa Anda, dan secara tepat mengelola kelas atau
program Anda. Sewaktu Anda bersiap dan mengajarkan Injil dengan cara-cara ini,
Anda akan memenuhi syarat bagi pengaruh dari Roh Kudus (lihat A&P 42:14).
Merupakan kesempatan Anda untuk membantu siswa belajar dengan Roh
sehingga mereka dapat memperkuat iman mereka dan memperdalam keinsafan
mereka. Anda dapat menolong siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun
mereka untuk mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan
kepentingan dari, serta menerapkan ajaran-ajaran dan asas-asas signifikan dari
Injil Yesus Kristus.
Buku pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk
memahami proses pengajaran dan belajar bagaimana menjadi lebih berhasil di
ruang kelas.
Apakah sasaran dari kursus ini?
Kursus ini, Keluarga Kekal (Religi 200), adalah penelaahan tentang peranan sentral
keluarga dalam rencana keselamatan sebagaimana diajarkan dalam tulisan suci dan
perkataan dari para nabi modern. Ajaran, tema, dan asas dari kursus ini diambil
terutama dari “Keluarga: Maklumat kepada Dunia” (Ensign atau Liahona,
November 2010, 129). Dalam kursus ini, pertanyaan dan isu yang berkaitan dengan
pernikahan dan keluarga akan ditelaah, dibahas, serta dievaluasi menurut konteks
Injil Yesus Kristus.
Kursus ini akan menyediakan bagi siswa pemahaman yang lebih baik tentang
hubungan antara membuat dan menepati perjanjian serta menerima berkat-berkat
dalam kehidupan ini dan di dunia yang akan datang. Ajaran dan asas yang
berkaitan dengan pernikahan dan keluarga akan diidentifikasi dan dianalisis agar
siswa memahami bagaimana itu relevan dengan keadaan-keadaan di zaman
v
P EN DA H UL UA N
sekarang. Siswa akan memahami lebih baik mengapa mereka dapat memercayai
dan mengikuti ajaran-ajaran dari para nabi modern.
Apakah yang diharapkan dari siswa?
Agar menerima kredit untuk kelulusan institut, siswa diminta membaca petikan
tulisan suci, ceramah konferensi umum, dan materi lain yang tercantum di bagian
Bacaan Siswa dari tiap pelajaran. Siswa juga harus memenuhi persyaratan
kehadiran dan menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus dengan
menyelesaikan penilaian.
Bagaimana pelajaran-pelajaran disusun dalam buku
pedoman ini?
Kursus ini dirancang sebagai kursus yang lamanya satu semester dengan 28
pelajaran yang ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua
kali tiap minggu, ajarlah satu pelajaran untuk tiap periode kelas. Jika kelas Anda
bertemu hanya sekali tiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan
ajarlah dua pelajaran untuk tiap periode kelas. Tiap garis besar pelajaran terdiri dari
empat bagian:
• Pendahuluan
• Bacaan Latar Belakang
• Saran untuk Pengajaran
• Bacaan Siswa
Pendahuluan
Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan tujuan pelajaran.
Bacaan Latar Belakang
Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan dari para nabi zaman
akhir dan pemimpin Gereja lainnya, yang dapat membantu Anda memahami
dengan lebih baik ajaran, asas, dan kebenaran Injil yang dikupas dalam garis besar
pelajaran.
Saran untuk Pengajaran
Bagian Saran untuk Pengajaran menyertakan materi untuk membantu Anda
mengetahui baik apa yang diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya (lihat
bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam buku pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil).
Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disarankan dirancang untuk membantu
siswa mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan kebenaran-kebenaran sakral.
Anda boleh memilih untuk menggunakan sebagian atau semua saran sementara
Anda mengadaptasinya sehingga cocok dengan gaya mengajar individu Anda serta
untuk memenuhi kebutuhan dan keadaan para siswa Anda. Sewaktu Anda
mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan materi pelajaran, ikuti nasihat ini
dari Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
vi
PE N DAHULUAN
“Presiden Packer telah sering mengajarkan, sebagaimana yang saya ketahui,
bahwa kita terlebih dahulu mengadopsi, kemudian menyesuaikan. Jika kita
sepenuhnya paham dengan pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan,
maka kita dapat mengikuti Roh untuk menyesuaikannya. Tetapi ada godaan,
ketika kita berbicara tentang fleksiblitas ini, untuk memulai dengan
menyesuaikan alih-alih mengadopsi. Itu adalah keseimbangan. Itu adalah
tantangan yang berkelanjutan. Tetapi pendekatan dengan mengadopsi terlebih dahulu dan
kemudian menyesuaikan adalah cara yang baik untuk tetap pada landasan yang kuat” (“Diskusi
Panel dengan Penatua Dallin H. Oaks” [Siaran Satelit Religi Seminari dan Institut, 7 Agustus
2012]; si.lds.org).
Kursus ini mencakup pernyataan-pernyataan oleh pemimpin Gereja yang
kemungkinan besar tersedia dalam beragam bahasa. Sewaktu Anda bersiap untuk
mengajar, Anda dapat mengadaptasikan pelajaran dengan menggunakan
pernyataan lainnya yang tersedia dari pemimpin Gereja yang relevan dengan
masalah topiknya.
Bagian Saran untuk Pengajaran memuat setidaknya satu pernyataan ajaran atau
asas, yang muncul dalam cetak tebal. Sewaktu siswa menemukan ajaran dan asas
ini serta berbagi apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka mungkin
berbeda dengan kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika ini
terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah.
Meskipun demikian, jika sebuah pernyataan dapat diungkapkan dengan lebih
akurat, bantulah dengan hati-hati untuk membantu mengklarifikasi pemahaman.
Kurikulum ini memperlihatkan bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran
dan pembelajaran Injil ke dalam suatu kursus berbasis tema (lihat Pengajaran dan
Pembelajaran Injil, 10, 23–31, 38–41). Di bulan-bulan mendatang, Seminari dan
Institut akan menerbitkan dokumen yang disebut “Mengajar Secara Tematik dalam
Institut Religi,” yang akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana menyertakan
pokok-pokok pengajaran dan pembelajaran Injil ke dalam kursus berbasis tema.
Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul menguraikan beberapa
manfaat yang datang dari menelaah Injil secara tematik:
“Sementara membaca sebuah kitab tulisan suci dari awal hingga akhir
menyediakan keluasan dasar pengetahuan, menelaah berdasarkan topik
meningkatkan kedalaman dari pengetahuan kita. Mencari wahyu-wahyu untuk
koneksi, pola, dan tema membangun di atas serta menambah pada pengetahuan
rohani kita …; itu memperluas perspektif dan pemahaman kita akan rencana
keselamatan.
“Dalam penilaian saya, secara tekun menyelidik untuk menemukan koneksi, pola, dan tema
merupakan bagian dari apa artinya ‘mengenyangkan diri’ dengan firman Kristus. Pendekatan ini
akan membukakan gerbang air bah dari waduk rohani, mencerahkan pemahaman kita melalui
Roh, dan menghasilkan kedalaman rasa syukur bagi tulisan suci kudus serta suatu tingkatan
komitmen rohani yang tidak dapat diterima dengan cara lain. Pencarian semacam itu
memampukan kita untuk membangun di atas batu karang Penebus kita dan untuk bertahan
menghadapi angin kejahatan di zaman akhir ini” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun
Universitas Brigham Young, 4 Februari 2007], 3, speeches.byu.edu).
vii
P EN DA H UL UA N
Bacaan Siswa
Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci, ceramah oleh pemimpin Gereja,
dan materi lainnya yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik
yang ditekankan dalam pelajaran. Tugasi dan imbaulah siswa untuk membaca
materi-materi ini sebelum mereka datang ke tiap kelas. Sewaktu mereka menelaah
materi-materi yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap untuk
berperan serta dalam diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam tentang topik-topik kursus. Sediakan
bagi siswa daftar dari semua Bacaan Siswa pada awal semester.
Bagaimana saya dapat mempersiapkan diri untuk
mengajar?
Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar.
Sewaktu Anda mempersiapkan diri, mungkin akan bermanfaat jika Anda
menanyakan kepada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah saya berusaha untuk menjalankan Injil sehingga saya bisa terbuka
terhadap Roh dalam persiapan dan pengajaran saya?
• Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus?
• Apakah saya telah menelaah petikan-petikan tulisan suci dan bacaan latar
belakang yang ditugaskan?
• Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan adakah sesuatu yang
perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa saya?
• Bagaimana saya dapat menindaklanjuti dengan siswa untuk memastikan bahwa
mereka memperoleh manfaat terbesar dari bacaan yang ditugaskan?
• Bagaimana saya dapat membantu masing-masing siswa saya berperan serta
sepenuhnya dalam pelajaran?
Saran-saran berikut mungkin juga bermanfaat:
• Imbaulah siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang
ditugaskan sebelum tiap kelas.
• Harapkan siswa memenuhi peran mereka sebagai pembelajar.
• Seringlah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menjelaskan ajaran dan
asas dengan kata-kata mereka sendiri, berbagi pengalaman yang relevan, dan
bersaksi tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan.
• Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam
setiap kelas dan juga dari hari ke hari.
• Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan memberi siswa
privilese serta tanggung jawab untuk mengajar dan untuk belajar dari satu sama
lain (lihat A&P 88:78, 122).
• Sepanjang kursus Anda akan menemukan referensi pada keterampilan
penelaahan tulisan suci khusus. Ambillah manfaat dari kesempatan ini untuk
membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam penelaahan tulisan suci mereka
dan lebih berdedikasi pada pembelajaran seumur hidup dari tulisan suci.
viii
PE N DAHULUAN
Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:
“Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh
seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu siswa
mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka dikukuhkan dalam
jiwa mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and
Live Truth” [malam bersama Penatua Richard G. Scott, 4 Februari 2005], 3;
si.lds.org).
Bagaimana saya dapat mengadaptasi pelajaran bagi
para difabel?
Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, pedulilah terhadap siswa yang
berkebutuhan khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka
berhasil. Carilah cara-cara untuk membantu mereka merasa dikasihi, diterima, dan
disertakan. Pupuklah suatu hubungan kepercayaan.
Untuk gagasan dan sumber lebih lanjut, cermatilah halaman Disability Resources
[Sumber Difabel] di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan
Seminari dan Institut Religi yang berjudul “Kelas dan Program yang Disesuaikan
bagi Siswa Difabel”
ix
PELAJARAN 1
Tampilnya “Keluarga:
Maklumat kepada Dunia”
Pendahuluan
Pada September 1995 Presidensi Utama dan Kuorum Dua
Belas Rasul mengeluarkan sebuah maklumat kepada Gereja
dan kepada dunia yang bertajuk “Keluarga: Maklumat
kepada Dunia” (Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
Pernyataan kenabian ini mengajarkan tentang peranan ilahi
keluarga dalam rencana kekal Allah. Pelajaran ini akan
membantu siswa memahami dengan lebih baik mengapa
para nabi, pelihat, dan pewahyu zaman akhir mengeluarkan
dokumen terilhami ini.
Bacaan Latar Belakang
• “Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November
2010, 129.
• M. Russell Ballard, “Yang Paling Berarti Adalah yang Paling Bertahan Lama,”
Ensign atau Liahona, November 2005, 41–44.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 8:15–17; Musa 6:26–27, 31–36; 7:16–21
“Keluarga: Maklumat kepada Dunia” ditulis oleh para pelihat
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Musa 6:26–27 dengan lantang, dan
mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang Tuhan firmankan
mengenai hati, telinga, dan mata dari orang-orang.
• Bagaimana Tuhan menjelaskan kejahatan orang-orang?
• Apa artinya ketika “hati [orang-orang] telah menjadi keras, dan telinga mereka
lamban dalam mendengar, dan mata mereka tidak dapat melihat jauh”?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Musa 6:31-34 dengan lantang.
• Seandainya Anda adalah Henokh, apa yang Anda temukan meyakinkan dalam
firman Tuhan?
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai bagaimana Tuhan memberdayakan
para nabi-Nya?
Berilah siswa waktu sejenak untuk membaca Musa 6:35–36.
• Apa yang Henokh mampu lihat ketika dia membasuh tanah liat dari matanya?
• Apa yang tanah liat dapat lambangkan? (Tanah liat dapat menjadi lambang dari
keduniawian. Mintalah siswa untuk memikirkan apa yang mungkin dapat
mereka lihat seandainya hal-hal duniawi dibasuh dari mata mereka).
• Bagaimana ayat 36 membantu menguraikan apa pelihat itu? (Jawaban dapat
mencakup kebenaran berikut: Pelihat mampu melihat segala sesuatu yang
1
P EL A J A RA N 1
tidak terlihat bagi mata alami. Pertimbangkan meminta siswa untuk
merujuksilangkan ayat 36 dengan Mosia 8:15–17).
Untuk lebih lanjut menguraikan seorang pelihat, perlihatkan pernyataan berikut
oleh Penatua John A. Widtsoe (1872–1952) dari Kuorum Dua Belas Rasul dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Seorang pelihat adalah seseorang yang melihat dengan mata rohani. Dia
mengenali arti dari apa yang tampaknya tak dikenal bagi orang lain; karena itu
dia adalah penafsir dan pengklarifikasi kebenaran kekal. … Dia adalah
seseorang yang melihat, yang berjalan dalam terang Tuhan dengan mata terbuka
[lihat Mosia 8:15–17]” (Evidences and Reconciliations, penyusun G. Homer
Durham [1960], 258).
Sarankan agar siswa menuliskan beberapa definisi ini dalam tulisan suci mereka di
sebelah Musa 6:35–36. Jelaskan bahwa pelihat adalah juga nabi.
Ringkaslah Musa 7:16–21 untuk membantu siswa memahami apa yang terjadi
kepada mereka yang menerima Henokh sebagai seorang pelihat dan mengikuti
perkataannnya.
• Bagaimana ayat-ayat ini mengilustrasikan pentingnya mengindahkan para nabi
dan pelihat modern? (Pastikan siswa memahami ajaran berikut: Nabi juga
membantu kita melihat segala sesuatu dari perspektif Allah, dan kita
diberkati sewaktu kita memercayai perkataan mereka).
Bacalah pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Brother and sister, tahun ini menandai perayaan ke-10 dari maklumat kepada
dunia mengenai keluarga, yang dikeluarkan oleh Presidensi Utama dan Kuorum
Dua Belas Rasul pada tahun 1995 [lihat ‘Keluarga: Maklumat kepada Dunia,’
Ensign atau Liahona, November 2010, 129]. Pernyataan tersebut dahulu dan
sekarang ini menjadi sebuah seruan keras untuk melindungi serta memperkuat
keluarga. …
“Pernyataan itu merupakan dokumen kenabian, bukan hanya karena pernyataan itu dikeluarkan
oleh para nabi, namun karena pernyataan itu selangkah lebih maju di zamannya. Pernyataan itu
memperingatkan terhadap banyaknya hal-hal penting yang telah terancam dan keluarga yang
direndahkan selama dekade terakhir dan seruan untuk prioritas serta menekankan kebutuhan
keluarga jika mereka harus bertahan hidup dalam suatu lingkup yang tampaknya menjadi
semakin menghancurkan bagi pernikahan tradisional dan bagi hubungan orangtua-anak.
Bahasa Pernyataan itu, yang jelas dan sederhana, menunjukkan perbedaan sesungguhnya
terhadap pendapat yang membingungkan dan berbelit-belit dari masyarakat yang bahkan tidak
bisa menyetujui pada penjelasan mengenai keluarga” (“Yang Paling Berarti Adalah yang Paling
Bertahan Lama,” Ensign atau Liahona, November 2005, 41).
• Menurut Anda apa yang dimaksud Penatua Ballard ketika dia mengatakan
bahwa maklumat keluarga “selangkah lebih maju di zamannya”?
2
PE LAJARAN 1
• Bagaimana maklumat keluarga menegaskan kepercayaan Anda bahwa
Presidensi Utama dan Dua Belas Rasul adalah nabi, pelihat, dan pewahyu?
Bersaksilah bahwa karena Bapa Surgawi mengasihi kita dan ingin kita menjadi
seperti Dia, Dia mengutus kepada kita para nabi dan pelihat.
“Keluarga: Maklumat kepada Dunia”
Tampilnya maklumat keluarga
Pastikan setiap siswa memiliki akses pada salinan “Keluarga: Maklumat kepada
Dunia” (lds.org/topics/family-proclamation). (Anda mungkin perlu menyediakan
salinan cetakan bagi siswa yang memerlukannya). Imbaulah siswa untuk
membawa salinan cetakan atau digital dari maklumat keluarga itu ke setiap sesi
kelas di sepanjang kursus. Jelaskan bahwa “Keluarga: Maklumat Kepada Dunia”
pertama kali disajikan kepada Gereja oleh Presiden Gordon B. Hinckley
(1910–2008) pada tanggal 23 September 1995, pada sebuah pertemuan umum
Lembaga Pertolongan.
• Apa yang judul itu kemukakan kepada kita mengenai audiensi yang dimaksud
dari maklumat ini?
• Menurut Anda mengapa maklumat ini dikeluarkan kepada seluruh dunia
alih-alih hanya kepada anggota Gereja? (Sewaktu siswa merespons, tulislah
kebenaran berikut di papan tulis: Allah memanggil para nabi untuk
memaklumkan kebenaran-kebenaran-Nya kepada semua anak-Nya).
Jelaskan bahwa sejak Gereja diorganisasi, para pemimpin Gereja telah
mengeluarkan hanya lima maklumat. Satu dikeluarkan oleh Presidensi Utama, satu
oleh Kuorum Dua Belas Rasul dan yang lain oleh Presidensi Utama serta Kuorum
Dua Belas Rasul. Maklumat dicadangkan untuk pernyataan-pernyataan yang
memiliki makna penting. (Jika siswa menanyakan tentang lima maklumat ini,
rujuklah mereka pada Encyclopedia of Mormonism, 5 jilid [1992], “Proclamations of
the First Presidency and the Quorum of the Twelve Apostles,” 3:1151,
eom.byu.edu).
Beri tahulah siswa bahwa sebelum membaca maklumat keluarga, Presiden
Hinckley menyatakan sejumlah alasan mengapa para pemimpin Gereja merasa
tergerak untuk menerbitkan dokumen penting ini. Perlihatkan pernyataan berikut
oleh Presiden Hinckley, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya:
“Saya tidak perlu mengingatkan Anda bahwa dunia yang kita huni adalah dunia
yang bergejolak, dengan pergeseran nilai-nilai. Suara-suara yang melengking
menyerukan satu dan lain hal dalam pengkhianatan terhadap standar-standar
perilaku yang telah teruji waktu. Penambat moral dari masyarakat kita telah
terguncang dengan hebatnya” (“Stand Strong against the Wiles of the World,”
Ensign, November 1995, 99).
• Menurut Anda apa yang dimaksud Presiden Hinckley ketika dia mengatakan
bahwa “penambat moral dari masyarakat kita telah terguncang dengan
hebatnya”? (Anda mungkin ingin menandaskan bahwa penambat adalah tali
atau rantai yang menahan objek pada tempatnya).
3
P EL A J A RA N 1
• Bagaimana Anda akan menjelaskan apa yang terjadi terhadap “penambat
moral” masyarakat sejak 1995, ketika Presiden Hinckley berbicara mengenai
kemerosotan moral yang serius?
Perlihatkan paragraf berikut dari ceramah Presiden Hinckley. Berilah siswa waktu
sejenak untuk membacanya dan mencermati kata-kata atau frasa yang lebih lanjut
menjelaskan masalah yang para pemimpin Gereja lihat di dunia dan alasan-alasan
mereka mengeluarkan maklumat ini.
“Dengan sedemikian banyak penyesatan yang disampaikan sebagai kebenaran,
dengan sedemikian banyak penipuan perihal standar-standar dan nilai-nilai,
dengan sedemikian banyak pikatan serta bujukan untuk mengambil noda dunia,
kami merasa harus memperingatkan dan mengingatkan lebih awal. Sebagai
kelanjutan dari ini kami dari Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul saat
ini mengeluarkan sebuah maklumat kepada Gereja dan kepada dunia sebagai
sebuah pernyataan dan peneguhan akan standar, ajaran, dan praktik yang berkenaan dengan
keluarga yang para nabi, pelihat, dan pewahyu dari Gereja ini telah berulang kali nyatakan di
sepanjang sejarahnya” (“Stand Strong against the Wiles of the World,” 100).
Sewaktu siswa membagikan apa yang mereka identifikasi, tulislah respons mereka
di papan tulis. Papan tulis mungkin terlihat seperti ini:
Apa masalah yang para pemimpin Gereja lihat di dunia?
Penyesatan disampaikan sebagai kebenaran
Penipuan perihal standar-standar dan nilai-nilai
Pikatan dan bujukan untuk menjadi seperti dunia
Apa beberapa alasan para pemimpin Gereja mengeluarkan
maklumat ini?
Untuk memperingatkan dan mengingatkan lebih awal
Untuk menyatakan dan menegaskan standar, ajaran, dan praktik yang diajarkan
oleh para pemimpin Gereja masa kini dan masa lalu
• Apakah “penyesatan” Itu? (Penyesatan adalah penalaran palsu yang disajikan
sebagai kebenaran). Bagaimana Anda telah melihat gagasan-gagasan sesat
diajarkan berkaitan dengan keluarga? (Anda dapat merujuk pada A&P 89:4
sebagai contoh dari penyesatan).
• Apa yang dapat kita pelajari mengenai tanggung jawab para nabi dan rasul
zaman akhir dari pernyataan Presiden Hinckley? (Respons siswa hendaknya
mencakup kebenaran berikut: Para nabi memiliki tanggung jawab sakral
untuk menyatakan “standar, ajaran, dan praktik berkenaan dengan
keluarga”).
Tugasi siswa untuk meluangkan waktu beberapa menit membaca maklumat
tersebut dan mengindentifikasi beberapa jawaban yang disediakannya terhadap
4
PE LAJARAN 1
pertanyaan-pertanyaan modern mengenai keluarga. Setelah waktu yang memadai,
mintalah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan. Karena
pelajaran-pelajaran lain membahas maklumat itu secara detail, jangan meluangkan
banyak waktu dalam kegiatan ini.
Bersaksilah tentang kebenaran berikut: Maklumat keluarga sarat dengan jawaban
terilhami terhadap masalah-masalah masyarakat. Maklumat ini merupakan sauh
yang pasti bagi individu-individu dan keluarga-keluarga di dunia dengan
pergeseran nilai-nilai.
Jelaskan bahwa setelah Presiden Hinckley membacakan maklumat keluarga, dia
menyatakan:
“Kami memuji semua yang membaca maklumat ini dengan saksama, khusyuk,
dan dengan doa yang sungguh-sungguh. Kekuatan bangsa kita berakar di dalam
dinding-dinding rumah mereka. Kami mendesak umat kami di mana pun untuk
memperkuat keluarga mereka sesuai dengan nilai-nilai yang dihormati sepanjang
waktu” (“Stand Strong against the Wiles of the World,” Ensign, November
1995, 101).
• Apa artinya bagi Anda untuk dengan doa yang sungguh-sungguh membaca
maklumat keluarga?
• Dalam hal-hal apa asas-asas yang terdapat dalam maklumat keluarga ini
memengaruhi perasaan Anda mengenai pernikahan dan keluarga?
Bantulah siswa memikirkan dan membagikan bagaimana mereka dapat
menerapkan imbauan Presiden Hinckley untuk mempelajari dan menerapkan
ajaran-ajaran serta asas-asas yang termuat dalam maklumat keluarga (misalnya,
menghafalkan bagian-bagian dari maklumat tersebut). Tulislah respons siswa di
papan tulis, dan undanglah mereka untuk dengan doa yang sungguh-sungguh
memikirkan bagaimana mereka dapat memperkuat diri mereka sendiri dan
keluarga mereka dengan menerapkan “nilai-nilai yang dihormati
sepanjang waktu.”
Bacaan Siswa
• Efesus 4:11–14; Mosia 8:15–17; Musa 6:26–39; 7:16–21.
• “Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November
2010, 129, lds.org/topics/family-proclamation.
• M. Russell Ballard, “Yang Paling Berarti Adalah yang Paling Bertahan Lama,”
Ensign atau Liahona, November 2005, 41–44.
5
PELAJARAN 2
Para Nabi dan Rasul dengan
Sungguh-Sungguh
Menyatakan
Pendahuluan
“Keluarga: Maklumat kepada Dunia” diawali dengan
pernyataan ini: “Kami, Presidensi Utama dan Dewan Dua
Belas Rasul Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
dengan, dengan sungguh-sungguh menyatakan …” (Ensign
atau Liahona, November 2010, 129). Para nabi di setiap
dispensasi memiliki tanggung jawab untuk menyatakan
kehendak Tuhan dan untuk memperingatkan konsekuensi
dosa. Pelajaran ini akan membantu siswa memahami
peranan nabi sebagai penjaga yang memperingatkan kita
tentang malapetaka yang tidak terlihat.
Bacaan Latar Belakang
• M. Russell Ballard, “Tetaplah di Dalam Perahu dan Berpeganglah!” (Ensign atau
Liahona, November 2014, 89–92).
• Henry B. Eyring, “Finding Safety in Counsel,” Ensign, Mei 1997, 24–26.
• Carol F. McConkie, “Hidup Menurut Perkataan Para Nabi,” Ensign atau Liahona,
November 2014, 77–79.
Saran untuk Pengajaran
Yehezkiel 33:1–7; Ajaran dan Perjanjian 1:4–5, 11, 14
Penjaga di atas menara
Perlihatkan kepada siswa
gambar sebuah menara
pengawas, tanyakan kepada mereka
apakah mereka dapat mengidentifikasi
bangunan dalam gambar itu. Jelaskan
bahwa bangunan itu adalah sebuah
replika dari menara pengawas di zaman
dahulu. (Sebagai pendekatan alternatif,
jika tersedia dalam bahasa Anda,
tayangkan menit pertama dari video
“Watchman on the Tower [Penjaga di Atas Menara],” lds.org/media-library).
Tanyakan kepada siswa apa berbagai hal yang penjaga mungkin cari dan mengapa
penting bagi mereka untuk menjalankan tugas-tugas mereka.
Mintalah siswa untuk membaca Yehezkiel 33:1–3 dan mengidentifikasi tanggung
jawab seorang penjaga.
• Apa tanggung jawab penjaga? (Untuk memperingatkan orang-orang akan
datangnya bahaya).
6
PE LAJARAN 2
Mintalah seorang siswa untuk membaca Yehezkiel 33:4–7 dengan lantang.
• Apa tugas yang Tuhan berikan kepada Yehezkiel?
• Bagaimana para nabi seperti penjaga di atas menara? (Mungkin bermanfaat
bagi siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 1:4–5, 11, 14 untuk
membantu mereka memahami bahwa para nabi modern melayani sebagai
penjaga. Anda dapat menyarankan agar siswa merujuksilangkan ayat-ayat ini
dengan Yehezkiel 33:4–7. Pertimbangkan menandaskan bahwa Penatua Russell
M. Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul menyatakan, “Sebagai para Rasul
Tuhan Yesus Kristus, adalah tugas kita untuk menjadi penjaga di atas menara”
[“Beware of False Prophets and False Teachers,” Ensign, November 1999, 62]).
Bersaksilah tentang ajaran berikut: Bapa Surgawi telah memanggil para nabi
zaman akhir untuk memperingatkan kita tentang bahaya yang mengancam.
Untuk menekankan ajaran ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry
B. Eyring dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk
membacakannya dengan lantang:
“Tampaknya tidak ada akhirnya bagi hasrat Juruselamat untuk memimpin kita
menuju keselamatan. Dan ada keteguhan dalam cara Dia memperlihatkan kita
jalan itu. Dia memanggil lebih dari satu cara sehingga itu akan menjangkau
mereka yang bersedia menerimanya. Dan cara-cara itu selalu mencakup
mengirimkan pesan melalui mulut dari para nabi-Nya kapan pun orang-orang
telah memenuhi syarat untuk memiliki nabi Allah di antara mereka. Para hamba
yang berwenang itu senantiasa berkewajiban memperingatkan umat, memberi tahu mereka cara
menuju keselamatan” (“Finding Safety in Counsel,” Ensign, Mei 1997, 24).
• Kapan Anda telah merasa terlindungi dengan mengikuti nasihat kenabian?
• Apa nasihat yang telah Anda dengar dari para rasul dan nabi modern yang
dapat mendatangkan perlindungan rohani kepada keluarga?
• Dalam cara-cara apa maklumat kepada dunia merupakan suara peringatan dari
Bapa kita di Surga?
Amos 3:6–7
Para nabi dan rasul membantu kita memahami perspektif Tuhan perihal keluarga.
Bagikan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas
Rasul: Mintalah siswa untuk mencari cara-cara di mana para nabi menjadi tanggap
terhadap bahaya-bahaya di dunia zaman sekarang.
“Saya telah mendengar bahwa sebagian orang berpikir bahwa para pemimpin
Gereja hidup dalam sebuah ‘gelembung.’ Yang mereka lupakan adalah bahwa
kami adalah pria dan wanita berpengalaman, dan kami telah menjalani
kehidupan kami di begitu banyak tempat dan bekerja dengan banyak orang dari
latar belakang yang berbeda. Penugasan kami saat ini membawa kami
berkeliling dunia, di mana kami bertemu dengan para pemimpin politik, agama,
bisnis, dan kemanusiaan dunia. Meskipun kami telah mengunjungi [para pemimpin] di Gedung
7
P EL A J A RA N 2
Putih di Washington, D.C., dan para pemimpin bangsa [dan agama] di seluruh dunia, kami juga
telah mengunjungi [keluarga dan orang] yang paling sederhana di bumi. …
Ketika Anda dengan penuh pemikiran merenungkan kehidupan dan pelayanan kami, Anda
kemungkinan besar akan sepakat bahwa kami melihat dan mengalami dunia dengan cara yang
hanya dilakoni beberapa orang. Anda akan menyadari bahwa kami lebih tidak hidup dalam
sebuah ‘gelembung’ daripada kebanyakan orang. …
“… Ada sesuatu mengenai individu dan kebijaksanaan terpadu dari [para pemimpin Gereja]
yang seharusnya memberikan penghiburan. Kami telah mengalaminya semua, termasuk
konsekuensi dari hukum dan kebijakan publik yang berbeda, kekecewaan, tragedi, dan kematian
dalam keluarga kami sendiri. Kami tidaklah buta mengenai kehidupan Anda” (“Tetaplah di
Dalam Perahu dan Berpeganglah!” Ensign atau Liahona, November 2014, 90.
• Bagaimana pengalaman luas para pemimpin Gereja membantu mereka dalam
peranan mereka sebagai penjaga?
Jelaskan bahwa para nabi memiliki akses pada sesuatu yang jauh lebih penting
daripada pengalaman hidup untuk membantu mereka memenuhi tugas-tugas
yang diberikan secara ilahi. Mintalah seorang siswa untuk membacakan Amos
3:6–7 dengan lantang. Tandaskan bahwa Terjemahan Joseph Smith mengubah kata
“melakukan” menjadi “mengetahui” di ayat 6 dan kata “tanpa” menjadi “hingga”
di ayat 7 (lihat catatan kaki untuk dua ayat ini). Pembahasan ini dapat menjadi
kesempatan cemerlang bagi Anda untuk mengimbau siswa Anda untuk
menggunakan catatan kaki selama penelaahan tulisan suci pribadi mereka.
• Apa yang Amos 3:6–7 ajarkan mengenai para nabi?
Bagikan definisi berikut kepada siswa: Nabi adalah “orang yang telah dipanggil
oleh dan berbicara bagi Allah. Sebagai utusan Allah, seorang nabi menerima
perintah, nubuat, dan wahyu dari Allah. … Seorang nabi mencela dosa dan
meramalkan konsekuensi-konsekuensinya” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Nabi,”
scriptures.lds.org).
Salinlah diagram berikut di papan tulis:
8
PE LAJARAN 2
Berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan dan membahas diagram tersebut.
Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa diagram ini mengilustrasikan bagaimana
perspektif Allah mengenai keluarga mencakup kehidupan prafana, fana, dan
pascafana. Melalui wahyu, para nabi menerima perspektif yang lebih luas, dan
mereka sebagai gantinya membantu kita meningkatkan perspektif dan
pemahaman kita.
• Bagaimana diagram ini mengilustrasikan mengapa kita akan menjadi bijaksana
untuk menelaah maklumat keluarga? (Tulislah yang berikut di papan tulis:
Dengan menelaah maklumat keluarga, kita dapat mempelajari perspektif
Bapa Surgawi mengenai keluarga).
Mintalah siswa mengeluarkan salinan mereka dari “Keluarga: Maklumat kepada
Dunia.” Tekankan frasa pembuka, “Presidensi Utama dan Dewan Dua Belas Rasul
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, dengan
sungguh-sungguh menyatakan. …” Berilah siswa waktu beberapa menit untuk
menyelidiki maklumat keluarga tersebut, dengan mencari bukti bahwa perspektif
Allah mengenai pernikahan dan keluarga berbeda dari perspektif dunia.
Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan, dan daftarlah
respons siswa di papan tulis.
Ajaran dan Perjanjian 90:1-5
Mengikuti nasihat para nabi dalam maklumat keluarga akan membuat kita aman.
Undanglah siswa untuk menyelidiki Ajaran dan Perjanjian 90:1–3 untuk
mengidentifikasi apa yang telah Tuhan berikan kepada Nabi Joseph Smith.
• Apa yang Tuhan berikan kepada Joseph Smith? (Kunci-kunci kerajaan, yang
mewakili hak-hak presidensi, atau wewenang untuk mengarahkan
kerajaan-Nya di bumi).
• Siapa yang memegang kunci-kunci yang sama dewasa ini? (Setiap anggota
Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 90:4-5 dengan
lantang. Mintalah kelas untuk mencari apa yang Tuhan janjikan akan datang
kepada Gereja melalui Nabi. (Tuhan berfirman Gereja akan menerima “sabda.”
Beri tahulah siswa bahwa “sabda” artinya “wahyu”).
• Apa peringatan yang Tuhan berikan kepada para Orang Suci di ayat 5?
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari peringatan ini? (Respons siswa
hendaknya mencerminkan pemahaman terhadap asas berikut: Jika kita
menganggap sepele wahyu-wahyu yang Allah berikan melalui para
nabi-Nya, kita akan tersandung dan jatuh. Pertimbangkan menuliskan asas
ini di papan tulis).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Sister Carol F. McConkie dari presidensi
umum Remaja Putri dan Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul:
9
P EL A J A RA N 2
© Busath.com
“Kita dapat memilih untuk mengabaikan, meremehkan, atau menginjak-injak,
atau memberontak terhadap firman Kristus yang diucapkan oleh para
hamba-Nya yang telah ditahbiskan. Tetapi Juruselamat mengajarkan bahwa
mereka yang melakukan demikian akan disingkirkan dari umat perjanjian-Nya
[lihat 3 Nefi 20:23]” (Carol F. McConkie, “Hidup Menurut Perkataan Para Nabi,”
Ensign atau Liahona, November 2014, 79).
“Saya telah menemukan dalam pelayanan saya bahwa mereka yang menjadi
tersesat dan bingung biasanya adalah mereka yang paling sering … lupa bahwa
ketika Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas berbicara dengan kesatuan
suara, itu merupakan suara Tuhan untuk waktu itu. Tuhan mengingatkan kita,
‘Apakah melalui suara-Ku sendiri atau melalui suara para hamba-Ku, itu adalah
sama’ [A&P 1:38]” (M. Russell Ballard, “Tetap di Dalam Perahu dan
Berpeganglah!” 90).
• Apa beberapa indikasi yang mungkin bahwa seseorang menganggap sepele
nasihat yang ditemukan dalam maklumat keluarga?
• Apa berkat-berkat yang telah Anda atau orang lain terima dengan
mengindahkan nasihat dalam maklumat keluarga?
• Apa pemikiran atau perasaan yang Anda miliki mengenai para nabi zaman
akhir yang dapat Anda bagikan kepada kelas?
Bersaksilah bahwa maklumat keluarga merupakan pernyataan terilhami dari suara
terpadu lima belas nabi, pelihat, dan pewahyu. Imbaulah siswa untuk mengambil
kesempatan sepanjang kursus ini untuk berdoa memohon kesaksian yang lebih
dalam tentang kebenaran-kebenaran yang terdapat dalam maklumat keluarga.
Bacaan Siswa
• Yehezkiel 33:1–7; Amos 3:6–7; Ajaran dan Perjanjian 1:4–5, 11, 14, 37–38;
90:1–5; 124:125–126.
• Henry B. Eyring, “Finding Safety in Counsel,” Ensign, Mei 1997, 24–26.
10
PELAJARAN 3
Potensi Ilahi Kita
Pendahuluan
Bapa Surgawi telah menyediakan sebuah rencana yang
memungkinkan kita untuk kembali ke hadirat-Nya dan
menjadi seperti Dia. Presiden Dieter F. Uchtdorf mengajarkan,
“Kita adalah anak-anak-Nya sebelum kita datang ke dunia
ini, dan kita akan menjadi anak-anak-Nya selama-lamanya.
Kebenaran dasar ini hendaknya mengubah cara kita
memandang diri kita sendiri, saudara dan saudari kita, dan
kehidupan itu sendiri” (“Empat Gelar,” Ensign atau Liahona,
Mei 2013, 58). Sewaktu siswa memahami lebih baik potensi
ilahi mereka, mereka kemungkinan besar dapat dengan
benar mengatasi tantangan-tantangan yang mereka hadapi
dalam kefanaan.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Empat Gelar,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 58–61.
• Topik Injil, “Becoming Like God [Menjadi Seperti Allah],” lds.org/topics.
Saran untuk Pengajaran
Kejadian 1:27; Yesaya 55:8–9; Kisah Para Rasul 17:29; Ibrani 12:9; 1 Yohanes
3:1; 4:8–9; 1 Nefi 9:6; 2 Nefi 9:20; Moroni 8:18; Ajaran dan Perjanjian 76:4;
88:41; 130:22
Kita adalah anak-anak Allah
Undanglah siswa untuk membayangkan bahwa seorang teman nonanggota telah
menanyakan kepada mereka apa yang Gereja kita percayai tentang seperti apa
Bapa Surgawi itu. Mintalah siswa secara singkat membagikan bagaimana mereka
dapat merespons.
Tulislah serangkaian tulisan suci berikut di papan tulis, atau bagikan kepada
mereka sebagai selebaran:
Kejadian 1:27; Ajaran dan Perjanjian 130:22
1 Nefi 9:6; 2 Nefi 9:20.
Yesaya 55:8–9; Ajaran dan Perjanjian 88:41
1 Yohanes 3:1; 4:8–9
Moroni 8:18; Ajaran dan Perjanjian 76:4.
Kisah Para Rasul 17:29; Ibrani 12:9
Tugasi siswa untuk menelaah beberapa rangkaian tulisan suci ini dan
mengidentifikasi apa yang diajarkan tulisan suci itu mengenai Bapa kita di Surga.
Pastikan bahwa setiap rangkaian tulisan suci itu ditugaskan. Setelah waktu yang
memadai, undanglah siswa untuk membagikan bagaimana mereka dapat
menggunakan satu atau lebih dari tulisan suci ini untuk menjelaskan apa yang
mereka ketahui atau percayai mengenai Bapa Surgawi.
11
P EL A J A RA N 3
• Bagaimana mengetahui sifat-sifat Bapa Surgawi ini membantu Anda beribadat
kepada-Nya?
• Bagaimana mengetahui bahwa Bapa Surgawi adalah sosok nyata yang memiliki
tubuh yang telah dibangkitkan dan dipermuliakan dengan daging dan tulang
dan adalah Bapa dari roh Anda memengaruhi hubungan Anda dengan-Nya?
• Mengapa bermanfaat ketika menyembah Allah untuk mengingat bahwa Dia
adalah Bapa dari roh kita? (Sebagai bagian dari pembahasan, tekankan bahwa
karena Allah adalah Bapa roh kita, potensi ilahi kita adalah untuk menjadi
seperti Dia. Mungkin juga bermanfaat untuk membagikan pernyataan berikut
yang dikeluarkan oleh Presidensi Utama pada tahun 1909, di bawah arahan
Presiden Joseph F. Smith [1838–1918], “Semua pria dan wanita adalah dalam
keserupaan dari Bapa dan Ibu universal dan secara harfiah putra dan putri
Allah” [“Gospel Classics: The Origin of Man,” Ensign, Februari 2002, 29]).
Bagikan salinan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith. Mintalah siswa untuk
membacanya dalam hati dan memerhatikan frasa-frasa yang memperlihatkan
pentingnya memahami siapa Allah itu.
“Jika orang tidak memahami karakter Allah, mereka tidak memahami diri
mereka sendiri. …
“Allah Sendiri pernah seperti kita adanya sekarang, dan adalah Orang yang
dipermuliakan, dan duduk di takhta surga sana! … Jika tabir dikoyakkan pada
hari ini, dan Allah yang agung yang memegang dunia ini pada orbitnya, dan
yang menopang semua dunia serta segala sesuatu dengan kuasa-Nya, membuat
Diri-Nya terlihat,—saya berkata, jika Anda melihat Dia hari ini, Anda akan melihat-Nya seperti
seorang manusia dalam bentuk—seperti Anda sendiri dalam segala sosok, rupa, dan bentuk
sebagai seorang manusia; karena Adam diciptakan dalam bentuk, rupa, dan keserupaan dengan
Allah, dan menerima petunjuk dari, dan berjalan, berbicara serta berbincang dengan-Nya, seperti
seseorang berbicara dan bersekutu dengan yang lainnya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph
Smith [2007], 45–47).
• Bagaimana memahami siapa Bapa Surgawi membantu kita memahami diri kita
sendiri? (Sewaktu siswa merespons, tulislah yang berikut di papan tulis:
Sewaktu kita memahami Bapa Surgawi kita, kita dapat dengan lebih baik
memahami potensi kita untuk menjadi seperti Orangtua Surgawi kita).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang.
“Pikirkan kekuatan dari gagasan yang diajarkan dalam lagu kesayangan kita
‘Aku Anak Allah’ [Nyanyian Rohani, no. 144]. … Inilah jawaban terhadap salah
satu pertanyaan besar kehidupan, ‘Siapa diri saya?’ Saya adalah anak Allah
dengan garis keturunan roh dari orangtua surgawi. Keturunan orangtua itu
menjelaskan potensi ilahi kita. Gagasan luar biasa itu adalah stabilisator yang
hebat. Itu dapat menguatkan kita masing-masing untuk membuat pilihan yang
benar dan untuk mencari yang terbaik dalam diri kita” (“Powerful Ideas,” Ensign, November
1995, 25).
12
PE LAJARAN 3
Tuliskan yang berikut di papan tulis:
Pengetahuan saya bahwa saya adalah anak Allah dapat menolong saya ketika
____________________.
Pengetahuan saya bahwa saya adalah anak Allah telah menolong saya ketika
____________________.
Undanglah beberapa siswa untuk membagikan bagaimana mereka akan
melengkapi satu kalimat tersebut.
Roma 8:16–17; 1 Yohanes 3:2; 3 Nefi 12:48
Potensi ilahi kita
Beri tahulah kelas Anda bahwa terkadang kita mendengar seseorang memiliki
“potensi besar.”
• Menurut Anda apa arti frasa ini?
Tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan mintalah siswa untuk
menelaahnya untuk mempelajari tentang potensi ilahi: Roma 8:16–17; 1 Yohanes
3:2; 3 Nefi 12:48. Anda dapat menyarankan agar siswa merujuksilangkan tulisan
suci ini dengan menuliskan dua rujukan lain di pinggir di sebelah setiap
tulisan suci.
• Sehubungan dengan tulisan suci yang kita telaah mengenai sifat Allah, apa
artinya frasa “kita akan menjadi seperti Dia” bagi Anda?
• Menurut Anda apa artinya “menerimanya bersama-sama” dengan Yesus
Kristus? (Sebagai Putra Tunggal Bapa dalam daging, adalah hak Yesus Kristus
untuk mewarisi semua yang Bapa miliki. Mereka yang patuh dan menerima
berkat penuh dari Pendamaian Juruselamat juga akan mewarisi semua yang
Bapa miliki [lihat Roma 8:14–18; Galatia 3:26–29; A&P 84:38]. Tekankan asas
berikut: Rencana Bapa Surgawi menyediakan cara bagi kita untuk menjadi
seperti Orangtua Surgawi kita. Tandaskan bahwa meskipun beberapa orang
mungkin mengecam kepercayaan kita bahwa kita dapat menjadi seperti Allah,
kepercayaan ini ditemukan dalam ajaran-ajaran Alkitab).
Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis:
Apa yang Penatua Dallin H. Oaks ajarkan mengenai tujuan dari kehidupan
fana kita?
Bacalah pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dan mintalah siswa untuk
mencari jawaban terhadap pertanyaan ini di papan tulis:
13
P EL A J A RA N 3
“Dalam teologi dari gereja Yesus Kristus yang dipulihkan, tujuan dari kehidupan
fana adalah untuk mempersiapkan kita untuk mewujudkan tujuan takdir kita
sebagai para putra dan putri Allah—untuk menjadi seperti Dia. … Alkitab
menggambarkan makhluk-makhluk fana sebagai ‘anak-anak Allah’ dan sebagai
‘ahli waris Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus’ (Roma
8:16–17). Itu juga menyatakan bahwa ‘kita menderita bersama-sama dengan
Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia’ (Roma 8:17) dan bahwa ‘apabila
Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia’ (1 Yohanes 3:2). Kita
mengamalkan ajaran-ajaran Alkitab secara harfiah. Kita percaya bahwa tujuan dari kehidupan
fana adalah untuk memperoleh tubuh jasmani dan, melalui Pendamaian Yesus Kristus dan
melalui kepatuhan terhadap hukum-hukum dan tata cara-tata cara Injil, agar memenuhi syarat
bagi keadaan selestial yang dimuliakan dan dibangkitkan yang disebut permuliaan atau
kehidupan kekal. … (Takdir dari kehidupan kekal ini atau kehidupan Allah seharusnya familier
bagi semua yang telah menelaah ajaran Kristen kuno dan kepercayaan terhadap pendewaan
atau apoteosis). …
“… Teologi kita dimulai dengan orangtua surgawi. Aspirasi tertinggi kita adalah untuk menjadi
seperti Mereka. Di bawah rencana belas kasihan Bapa, semua ini dimungkinkan melalui
Pendamaian Putra Tunggal Terkasih Bapa, Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (“Apostasy
and Restoration,” Ensign, Mei 1995, 86–87).
(Catatan: Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa pendewaan/keallahan dan
apoteosis merujuk pada gagasan bahwa seseorang dapat menjadi allah/dewa atau
ditingkatkan dalam status ilahi).
Bahaslah jawaban siswa terhadap pertanyaan di papan tulis. Kemudian tanyakan:
• Apa pemikiran yang Anda miliki sewaktu Anda memikirkan rencana Bapa
Surgawi yang memberi Anda kesempatan untuk menjadi seperti Dia?
• Mengapa Pendamaian Yesus Kristus penting bagi kita untuk menjadi
seperti Allah?
Untuk melanjutkan pembahasan ini, tinjaulah pernyataan berikut dengan
siswa Anda:
“Orang-Orang Suci Zaman Akhir memahami kebesaran dari Pendamaian Kristus dalam artian
besarnya potensi umat manusia yang dimungkinkannya. Pendamaian Kristus tidak hanya
menyediakan pengampunan dari dosa dan kejayaan atas kematian, itu juga menebus hubungan
yang tidak sempurna, menyembuhkan luka rohani yang menghambat pertumbuhan, dan
memperkuat serta memungkinkan individu-individu untuk mengembangkan sifat-sifat Kristus
[lihat Alma 7:11–12]. Orang-Orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa hanya melalui Pendamaian
Yesus Kristuslah kita dapat memiliki pengharapan yang pasti akan kemuliaan kekal dan bahwa
kuasa Pendamaian-Nya hanya dapat sepenuhnya diakses dengan iman kepada Yesus Kristus,
pertobatan, pembaptisan, menerima karunia Roh kudus, dan bertahan sampai akhir dalam
mengikuti petunjuk dan teladan Kristus [lihat 2 Nefi 31:20; Pasal-Pasal Kepercayaan 1:4]. Dengan
demikian, mereka yang menjadi seperti Allah dan masuk ke dalam kegenapan kemuliaan-Nya
diuraikan sebagai umat yang telah ‘dijadikan sempurna melalui Yesus perantara perjanjian yang
baru, yang mendatangkan Pendamaian yang sempurna ini melalui penumpahan darah-Nya
sendiri [A&P 76:69]” [Topik Injil, “Menjadi Seperti Allah,” lds.org/topics).
14
PE LAJARAN 3
Bagikan salinan dari pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari
Presidensi Utama. Undanglah siswa untuk membaca pernyataan itu dan menandai
gagasan yang memberi mereka pengharapan bahwa mereka dapat mencapai
potensi ilahi mereka. Tandaskan bahwa Presiden Uchtdorf memberikan ceramah
ini pada sesi imamat konferensi umum, namun gagasan ini berlaku bagi
semua orang:
“Satu gelar yang mendefinisikan kita semua dengan cara yang paling
fundamental adalah putra [atau putri] Bapa Surgawi. Tidak masalah apa lagi kita
adanya atau yang kita lakukan dalam kehidupan, kita tidak pernah boleh lupa
bahwa kita adalah anak roh Allah secara harfiah. Kita adalah anak-anak-Nya
sebelum kita datang ke dunia ini, dan kita akan menjadi anak-anak-Nya
selama-lamanya. Kebenaran mendasar ini hendaknya mengubah cara kita
memandang diri kita sendiri, saudara dan saudari kita, dan kehidupan itu sendiri. …
“Terkadang dapat mengecilkan hati untuk mengetahui apa artinya menjadi [anak] Allah namun
tidak merasa setara dengan-Nya. Sang lawan suka mengambil keuntungan dari
perasaan-perasaan ini. Setan lebih suka Anda mendefinisikan diri Anda berdasarkan dosa-dosa
Anda alih-alih berdasarkan potensi ilahi Anda. Brother sekalian, jangan dengarkan dia.
“Kita semua pernah melihat anak kecil belajar berjalan. Dia mengambil langkah kecil dan
sempoyongan. Dia jatuh. Apakah kita mencaci upaya semacam itu? Tentunya tidak. Ayah mana
yang akan menghukum anak kecil karena tersandung? Kita mendorong, kita menyoraki, dan kita
memuji, karena dengan setiap langkah kecil, anak itu menjadi lebih seperti orangtuanya.
“Nah, brother sekalian, dibandingkan dengan kesempurnaan Allah, kita makhluk fana nyaris
tidak lebih daripada anak kecil yang kikuk, yang sempoyongan. Tetapi Bapa Surgawi kita yang
mengasihi ingin kita menjadi lebih seperti Dia, dan para brother yang baik, itu hendaknya juga
menjadi gol kekal kita. Allah paham bahwa kita sampai ke sana tidaklah secara instan melainkan
dengan mengambil satu langkah pada setiap saat” (“Empat Gelar,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 58).
• Bagaimana mengingat kebenaran-kebenaran kekal ini dapat membantu Anda
untuk mencapai potensi kekal kita?
• Bagaimana mengingat kebenaran ini dapat memengaruhi cara Anda
memperlakukan para anggota keluarga Anda?
• Bagaimana pengetahuan Anda tentang kebenaran-kebenaran ini memengaruhi
hasrat Anda untuk mencari informasi mengenai anggota keluarga Anda yang
telah meninggal dan melaksanakan tata cara-tata cara bait suci bagi mereka?
Imbaulah siswa untuk membagikan apa yang telah mereka pelajari dan rasakan
selama pelajaran ini dengan seorang anggota keluarga atau teman selama minggu
mendatang. Mereka juga dapat memikirkan apa yang dapat mereka lakukan setiap
hari untuk secara sadar mengingat bahwa mereka adalah anak-anak Bapa surgawi
dan untuk merencanakan mencatat dalam jurnal bagaimana mengingat kebenaran
sakral ini memengaruhi tindakan-tindakan mereka.
15
P EL A J A RA N 3
Bacaan Siswa
• Kejadian 1:27; Yesaya 55:8–9; Kisah Para Rasul 17:29; Roma 8:16–17; Ibrani 12:9;
1 Yohanes 3:1–2; 4:8–9; 1 Nefi 9:6; 2 Nefi 9:20; 3 Nefi 12:48; Moroni 8:18; Ajaran
dan Perjanjian 76:4; 88:41; 130:22.
• Topik Injil, “Becoming Like God [Menjadi Seperti Allah],” lds.org/topics.
16
PELAJARAN 4
Keluarga dan Rencana
Besar Kebahagiaan
Pendahuluan
Dengan Penciptaan Adam dan Hawa, keluarga manusia
ditegakkan di bumi. Kejatuhan Adam dan Hawa
memungkinkan bagi anak-anak untuk dilahirkan ke dalam
dunia, dan Pendamaian sebagai hasilnya memungkinkan kita
untuk mengatasi dampak negatif dari Kejatuhan. Pelajaran
ini akan membantu siswa memahami dengan lebih baik
bagaimana Penciptaan, Kejatuhan, dan Pendamaian bekerja
bekerja bersama demi keselamatan keluarga.
Bacaan Latar Belakang
• M. Russell Ballard, “Pendamaian dan Nilai Satu Jiwa,” Ensign atau Liahona, Mei
2004, 84–87.
• Julie B. Beck, “Teaching the Doctrine of the Family,” Ensign, Maret 2011, 12–17.
Saran untuk Pengajaran
(Musa 1:27–29; Ajaran dan Perjanjian 49:15–17.
Musa belajar tujuan penciptaan bumi.
Bawalah sebuah wadah kecil berisi pasir dan segelas air ke kelas. Undanglah
seorang siswa untuk mencelupkan jari ke dalam air dan kemudian ke dalam pasir.
Kemudian mintalah siswa untuk memperkirakan berapa banyak butiran pasir yang
menempel di jari.
• Menurut Anda berapa banyak butiran pasir yang terdapat dalam wadah pasir?
Di tepi pantai?
Mintalah siswa untuk membuka Musa 1, yang mencatat serangkaian penglihatan
yang Musa lihat. Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang Ajaran
dan Perjanjian 1:27–29, dan undanglah siswa untuk mencari apa yang Tuhan
perlihatkan kepada Musa.
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang Musa lihat dalam penglihatan itu?
• Apa pemikiran yang mungkin Anda miliki jika Anda mengalami
penglihatan ini?
Mintalah siswa untuk membaca Musa 1:30 dan menandai pertanyaan yang Musa
ajukan kepada Tuhan (mengapa dan bagaimana bumi dan para penghuninya
diciptakan). Bantulah siswa mengembangkan keterampilan penelaahan tulisan suci
pribadi mereka dengan mengimbau mereka untuk mencari pertanyaan dan
jawabannya dalam tulisan suci sewaktu mereka menelaah.
Undanglah siswa untuk membaca Musa 1:31–31 dan mencari bagaimana Tuhan
menjawab dua pertanyaan Musa.
• Menurut ayat 31, mengapa Allah menciptakan dunia?
17
P EL A J A RA N 4
• Apa ajaran yang ayat 32–33 ajarkan mengenai bagaimana Bapa Surgawi
menciptakan dunia-dunia? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran
berikut: Di bawah arahan Bapa, Yesus Kristus menciptakan bumi dan
dunia-dunia tak terhitung jumlahnya).
Undanglah siswa untuk membaca Musa 1:36–39 dan mengidentifikasi hasrat Musa
lainnya dan tanggapan Tuhan.
• Apa tujuan Bapa Surgawi dalam menciptakan bumi dan para penghuninya?
(Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Bumi diciptakan untuk
membantu mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi manusia).
Perhatikan bahwa kebakaan adalah hidup selamanya dalam keadaan
dibangkitkan kembali, sementara kehidupan kekal adalah hidup sebagaimana
Allah hidup, artinya hidup selamanya sebagai sebuah keluarga kekal).
• Bagaimana penciptaan bumi dapat membantu memenuhi pekerjaan dan
permuliaan Bapa Surgawi? (Gunakan Ajaran dan Perjanjian 49:15–17 untuk
memperlihatkan bahwa bumi diciptakan sebagai tempat hunian fana bagi
keluarga-keluarga).
Bersaksilah bahwa bumi diciptakan untuk membantu mendatangkan kebakaan
dan kehidupan kekal bagi anak-anak Allah. Unit keluarga dirancang untuk
membantu kita memperoleh kehidupan kekal, yang artinya bahwa kita hidup
selamanya sebagai bagian dari keluarga keluarga—kehidupan yang Allah jalani.
2 Nefi 2:19–25; Musa 3:16–17; 5:9–11
Kejatuhan Adam dan Hawa merupakan bagian dari rencana Allah.
Jelaskan bahwa Allah memberikan kepada Adam dan Hawa petunjuk spesifik di
Taman Eden. Mintalah siswa untuk membaca dalam hati Musa 3:16–17, dan
kemudian tanyakan:
• Apa yang Tuhan katakanakan terjadi pada Adam dan Hawa jika mereka
memakan buah terlarang?
Jelaskan bahwa ketika Adam dan Hawa memakan buah terlarang mereka
mendatangkan kepada umat manusia dua jenis kematian.
Tuliskan yang berikut di papan tulis:
Kematian rohani = pemisahan dari Allah
Kematian jasmani: pemisahan roh dan tubuh jasmani
Undanglah siswa untuk menelaah 2 Nefi 2:19–25 dan membuat daftar konsekuensi
tambahan dari Kejatuhan.
• Bagaimana memakan buah terlarang memungkinkan Adam dan Hawa dan
seluruh umat manusia untuk menjadi lebih seperti Bapa Surgawi?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
18
PE LAJARAN 4
“Kejatuhan adalah bagian yang penting dari rencana Bapa Surgawi. Tanpanya
tidak ada anak-anak fana akan dilahirkan kepada Adam dan Hawa, dan tidaklah
akan ada keluarga manusia untuk mengalami pertentangan dan pertumbuhan,
hak pilihan moral, dan sukacita kebangkitan, penebusan, dan kehidupan kekal”
(“The Atonement of Jesus Christ,” Ensign, Maret 2008, 35).
Bacalah Musa 5:9–11 dengan siswa. Bantulah mereka menyatakan
kebenaran-kebenaran yang dicatat dalam ayat-ayat ini dengan menanyakan:
• Apa kebenaran yang Adam dan Hawa pelajari setelah mereka diusir dari Taman
Eden? (Siswa hendaknya memahami kebenaran berikut: Karena Kejatuhan,
Adam dan Hawa dapat melahirkan anak-anak dan keturunan mereka
dapat maju menuju kehidupan kekal).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua
Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul: Mintalah siswa mencari alasan
mengapa kita bergembira untuk datang ke bumi:
“Salah satu momen paling menggembirakan dari kehidupan Anda—ketika Anda
dipenuhi dengan antisipasi, kegembiraan, dan rasa syukur—Anda tidak bisa
ingat. Pengalaman itu terjadi dalam kehidupan prafana ketika Anda diberi tahu
bahwa akhirnya waktu Anda telah tiba untuk meninggalkan dunia roh untuk
hidup di bumi dengan tubuh jasmani. Anda tahu Anda dapat belajar melalui
pengalaman pribadi pelajaran-pelajaran yang akan mendatangkan kebahagiaan
di bumi, pelajaran yang pada akhirnya akan menuntun Anda pada permuliaan dan kehidupan
kekal sebagai makhluk yang dimuliakan, selestial di hadirat Bapa Kudus Anda dan Putra
Terkasih-Nya” (“First Things First,” Ensign, Mei 2001, 6).
• Bagaimana memahami tujuan Kejatuhan dan kefanaan memengaruhi
pilihan-pilihan yang Anda buat dalam kehidupan ini?
2 Nefi 9:6-12
Pendamaian mengatasi dampak dari Kejatuhan
Bacalah pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Bulan Januari lalu keluarga kami mengalami kehilangan yang tragis akan cucu
lelaki kami Nathan dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang. Nathan telah
melayani di Misi Baltik berbahasa Rusia. Dia mengasihi orang-orang dan tahu
adalah sebuah privilese untuk melayani Tuhan. Tiga bulan setelah saya
melaksanakan pernikahan kekalnya dengan kekasih hatinya, Jennifer, kecelakaan
ini merenggut nyawanya” (“Pendamaian dan Nilai Satu Jiwa,” Ensign atau
Liahona, Mei 2004, 84).
Jelaskan bahwa karena Kejatuhan Adam dan Hawa, kita semua tunduk pada
ketidakberuntungan dan pengalaman tragis seperti yang terjadi dalam keluarga
19
P EL A J A RA N 4
Penatua Ballard. Beruntung, Bapa Surgawi telah menyediakan sebuah cara bagi
dampak Kejatuhan untuk dapat diatasi.
Undanglah siswa untuk menelaah 2 Nefi 9:6–12, dengan mencari bagaimana
Pendamaian Yesus Kristus dapat membantu kita masing-masing mengatasi
kematian jasmani dan rohani. Anda dapat mengimbau siswa untuk
mempertimbangkan menandai kata dan frasa kunci dalam tulisan suci mereka
sewaktu mereka membaca. Kemudian undanglah siswa untuk berbagi temuan
mereka.
• Apa ajaran yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai hubungan antara Kejatuhan
Adam dengan Pendamaian Yesus Kristus? (Pastikan bahwa siswa memahami
yang berikut: Pendamaian Yesus Kristus menyediakan cara bagi semua
anak Bapa Surgawi untuk mengatasi baik kematian jasmani maupun
rohani. Anda dapat mengimbau siswa untuk mencatat hubungan tulisan suci
yang sering antara Kejatuhan dan Pendamaian sewaktu mereka menelaah
tulisan suci mereka. Pertimbangkan membagikan kutipan: “Koneksi adalah
hubungan atau tautan antara gagasan, orang, hal-hal atau peristiwa. … Dengan
doa yang sungguh-sungguh, belajar tentang, dan merenungkan koneksi
semacam itu … menghasilkan wawasan terilhami dan harta pengetahuan yang
tersembunyi” [David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (api unggun
Church Educational System untuk dewasa muda, 4 Februari 2007), 4, lds.org/
media-library]).
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang yang berikut, yang
adalah kelanjutan dari pernyataan oleh Penatua M. Russell Ballard:
“Kematian Nathan yang sedemikian tiba-tiba itu dari hadirat fana kami telah
memalingkan hati dan pikiran kami masing-masing pada Pendamaian Yesus
Kristus. …
“Kelahiran, kehidupan, Pendamaian berharga Juruselamat di Taman Getsemani,
penderitaan di atas kayu salib, penguburan di makam Yusuf, dan Kebangkitan
mulia semuanya menjadi sebuah realitas yang diperbarui bagi kami. Kebangkitan
Juruselamat meyakinkan kita semua bahwa kelak kita, juga, akan mengikuti dia dan mengalami
kebangkitan kita sendiri. Sungguh suatu kedamaian, betapa melegakannya karunia besar yang
datang melalui belas kasih Yesus Kristus, Juruselamat serta Penebus, semua umat manusia ini.
Karena Dia kami tahu kami dapat bersama-sama Nathan lagi” (“Pendamaian dan Nilai Satu
Jiwa,” 84).
• Bagaimana tanggapan keluarga Penatua Ballard terhadap kematian dari
anggota keluarga mereka mengilustrasikan bagaimana Pendamaian Yesus
Kristus dapat membantu keluarga-keluarga mengatasi dampak universal dari
Kejatuhan?
• Apa yang Pendamaian mungkinkan bagi keluarga Nathan dan bagi keluarga
kita masing-masing dalam kekekalan?
Berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan pertanyaan berikut sebelum
meminta mereka untuk merespons:
20
PE LAJARAN 4
• Dalam cara-cara apa Pendamaian Yesus Kristus membantu keluarga Anda
mengatasi beberapa dampak dari Kejatuhan? (Sebagai bagian dari
pembahasan, jelaskan bahwa hanya mereka yang telah dijadikan sempurna
melalui kuasa Pendamaian Yesus Kristus yang akan dapat hidup bersama secara
kekal dalam pernikahan dan keluarga).
Akhiri dengan memeragakan dan mengundang seorang siswa untuk membacakan
pernyataan ini oleh Sister Julie B. Beck, mantan presidensi umum Lembaga
Pertolongan:
© Busath.com
“Di Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, kita memiliki
teologi tentang keluarga yang berdasarkan pada Penciptaan, Kejatuhan, dan
Pendamaian. Penciptaan bumi menyediakan tempat di mana keluarga-keluarga
dapat tinggal. Allah menciptakan seorang pria dan seorang wanita yang
merupakan dua bagian penting dari sebuah keluarga. Adalah bagian dari
rencana Bapa Surgawi bahwa Adam dan Hawa dimeteraikan serta membentuk
sebuah keluarga kekal.
“Kejatuhan memberikan jalan bagi keluarga untuk tumbuh. Adam dan Hawa adalah pemimpin
keluarga yang memilih untuk memiliki pengalaman fana. Kejatuhan memungkinkan mereka
untuk memiliki putra dan putri.
“Pendamaian memungkinkan keluarga untuk dimeteraikan bersama secara kekal. Itu
memungkinkan keluarga-keluarga untuk memiliki pertumbuhan kekal dan kesempurnaan.
Rencana kebahagiaan, juga disebut rencana keselamatan, adalah rencana yang diciptakan untuk
keluarga-keluarga” (“Teaching the Doctrine of the Family,” Ensign, Maret 2011, 12).
Imbaulah siswa untuk merenungkan kesaksian mereka tentang Penciptaan,
Kejatuhan, dan Pendamaian dan apa yang dapat mereka lakukan untuk
mengundang kuasa Pendamaian agar menjadi kekuatan yang lebih besar dalam
kehidupan mereka sendiri dan dalam kehidupan keluarga mereka.
Bacaan Siswa
• Musa 1:27–39; 3:16–17; 5:6–12; 2 Nefi 2:19–25; 9:6–12; Ajaran dan Perjanjian
49:15–17.
• Julie B. Beck, “Teaching the Doctrine of the Family,” Ensign, Maret 2011, 12–17.
21
PELAJARAN 5
Kondisi Kefanaan
Pendahuluan
Di dunia prafana kita “menerima rencana [Bapa Surgawi]
melalui mana anak-anak-Nya dapat memperoleh tubuh
jasmani dan mendapatkan pengalaman duniawi untuk maju
ke arah kesempurnaan” (“Keluarga: Maklumat kepada
Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129). Tubuh
fana kita adalah berkat besar; akan tetapi, itu tunduk pada
banyak godaan Setan. Melalui Pendamaian Yesus Kristus,
kita dapat mengatasi godaan-godaan ini dan kembali kepada
Bapa Surgawi kita.
Bacaan Latar Belakang
• David A. Bednar, “Things as They Really Are,” Ensign, Juni 2010, 16–25.
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April
2012, 40–47.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 2:27–29; Abraham 3:25
Pengalaman fana kita adalah penting bagi kehidupan kekal
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Pernahkah kita benar-benar memikirkan mengapa memiliki tubuh jasmani
sedemikian penting? … Apakah kita benar-benar memahami mengapa tubuh
sedemikian utama dalam rencana kebahagiaan Bapa? Apakah kita mungkin
mengulangi jawaban ini sedemikian sering dan berulang kali sehingga kita gagal
mengenali kepentingan sejatinya? Saya ingin kita semua menggali sedikit lebih
dalam terhadap pertanyaan yang senantiasa penting ini mengenai mengapa
tubuh sedemikian penting. Pada akhirnya jawabannya memengaruhi semua yang kita lakukan”
(“Ye Are the Temple of God,” Ensign, September 2001, 14).
• Menurut Penatua Bednar, mengapa kita hendaknya berusaha untuk memahami
mengapa tubuh jasmani kita sedemikian penting?
Undanglah siswa untuk menuliskan respons terhadap pertanyaan berikut. Sewaktu
pelajaran berlanjut, imbaulah mereka untuk menuliskan pemikiran dan gagasan
tambahan.
• Mengapa tubuh jasmani kita sedemikian penting dalam rencana kebahagiaan
Bapa Surgawi?
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati paragraf ketiga dari “Keluarga:
Maklumat kepada Dunia” dan mencari pernyataan yang menjelaskan mengapa
tubuh jasmani penting bagi kemajuan kekal kita.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
dari Penatua David A. Bednar. Mintalah anggota kelas untuk mendengarkan
22
PE LAJARAN 5
mengapa tubuh jasmani kita sedemikian krusial dalam rencana Bapa Surgawi kita.
Pertimbangkan memberi setiap siswa salinan dari pernyataan ini sebelum itu
dibacakan.
“Tubuh jasmani kita memungkinkan luasnya, mendalamnya, dan besarnya
pengalaman yang tidak bisa hanya diperoleh dalam keadaan prafana kita.
Presiden Boyd K. Packer, Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, telah mengajarkan,
‘roh kita dan tubuh kita disatukan dalam suatu cara agar tubuh kita menjadi alat
bagi pikiran kita dan landasan dari karakter kita” [“The Instrument of Your Mind
and the Foundation of Your Character” (ceramah api unggun Universitas Brigham
Young, 2 Februari 2003), speeches.byu.edu]. Oleh karena itu, hubungan kita dengan orang lain,
kemampuan kita untuk mengenali dan bertindak selaras dengan kebenaran, serta kemampuan
kita untuk mematuhi asas-asas dan tata cara-tata cara Injil Yesus Kristus diperkuat melalui tubuh
jasmani kita. Dalam kehidupan kefanaan, kita mengalami kelembutan, kasih, kebaikan,
kebahagiaan, penderitaan, kekecewaan, rasa sakit, dan bahkan tantangan-tantangan dari
keterbatasan fisik dengan cara-cara yang mempersiapkan kita bagi kekekalan. Secara sederhana
dinyatakan, ada pelajaran-pelajaran yang harus kita pelajari dan pengalaman yang harus kita
miliki, sebagaimana tulisan suci menjelaskan, ‘secara daging’ (1 Nefi 19:6; Alma 7:12–13)”
(“Things as They Really Are,” Ensign, Juni 2010, 16).
• Apa yang Penatua Bednar ajarkan mengenai mengapa tubuh jasmani penting
bagi kemajuan kekal kita? (Meskipun jawaban mungkin beragam, tekankan
kebenaran ini: Dengan tubuh jasmani, kita mengalami kondisi-kondisi
kefanaan yang dapat mempersiapkan kita bagi kekekalan).
• Dalam hal-hal apa tubuh kita adalah “alat dari pikiran dan landasan dari
karakter kita”?
• Bagaimana “kemampuan kita untuk mematuhi asas-asas dan tata cara-tata cara
Injil … diperkuat melalui tubuh jasmani kita”? (Jawaban yang mungkin
mencakup yang berikut: Tubuh memungkinkan kita untuk mematuhi perintah
untuk bertambah banyak dan memenuhi bumi. Tubuh memungkinkan kita
untuk mengalami sukacita hidup dalam keluarga, di mana kita belajar dan
mempraktikkan asas-asas Injil di rumah—contohnya, kita belajar bagaimana
mengendalikan perangai kita dalam keluarga kita).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Abraham 3:25 dan 2 Nefi 2:27–29 sewaktu siswa mencari bagaimana petikan
tulisan suci ini bekerja bersama untuk membantu memahami lebih lanjut tujuan
dari memiliki tubuh.
• Meskipun memiliki tubuh merupakan berkat besar, bagaimana memiliki tubuh
adalah bagian dari ujian fana kita? (Banyak dari godaan Setan diperkuat karena
kita memiliki tubuh).
• Bagaimana memilih “kehendak daging” memberi iblis “kuasa untuk
menawan”?
23
P EL A J A RA N 5
Mosia 3:19; Musa 6:49, 53–55
“Manusia alami adalah musuh Allah”.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Musa 6:53–54 dengan lantang, dan
mintalah kelas untuk mencari dan kemudian menjelaskan apa yang ayat-ayat ini
ajarkan mengenai kondisi kita pada waktu kelahiran kita. Cermati bahwa kata
“tanpa dosa” dalam konteks ini artinya bebas dari dampak pelanggaran Adam.
Kemudian mintalah siswa membaca Musa 6:49 dan 55, dan tanyakan kepada
anggota kelas:
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai bagaimana Kejatuhan Adam dan
Hawa memengaruhi kita di sepanjang kehidupan fana kita? (Ketika kita
menyerah pada godaan Setan kita merasakan akibat-akibat yang lebih pahit
dari pilihan-pilihan kita untuk menjadi badani, berhawa nafsu, dan bagai iblis.
Anda dapat merujuk pada Eter 3:2, yang mengajarkan bahwa “karena
kejatuhan sifat kami telah menjadi jahat secara berkelanjutan”).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang beberapa baris dari
Mosia 3:19. Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis:
Apa manusia alami itu?
Mengapa manusia alami adalah musuh Allah?
Berilah siswa beberapa menit untuk mencari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini dan meluaskan pemahaman mereka tentang istilah
“manusia alami” dengan menelaah catatan kaki untuk ayat 19 (terutama catatan
kaki a demikian juga dengan petikan-petikan lain yang dirujuk dalam catatan
kaki). Setelah waktu yang memadai, bahaslah temuan siswa. Tandaskan bahwa
istilah ini menjelaskan suatu kondisi yang berlaku sama bagi pria dan wanita.
• Jika seseorang memiliki karakteristik dari manusia alami, apa dampak yang
dapat terjadi pada sebuah pernikahan atau keluarga?
Mintalah siswa yang sama menyelesaikan membaca Mosia 3:19, dan mengundang
kelas untuk mencari sebuah asas mengenai bagaimana kita dapat mengatasi
manusia alami. (Sewaktu siswa merespons, tulislah asas ini di papan tulis: Melalui
menerima Pendamaian Yesus Kristus dan menyerah pada bujukan Roh
Kudus, kita dapat menanggalkan manusia alami dan menjadi seorang suci).
Jelaskan bahwa dalam konteks ini, menyerah artinya tunduk atau pasrah pada
bisikan Roh Kudus.
• Bagaimana seseorang memperbedakan apa yang Roh Kudus bisikan kepadanya
untuk lakukan?
• Dapatkah Anda membagikan pengalaman yang tidak terlalu pribadi di mana
Roh Kudus membisiki Anda untuk menanggalkan manusia alami?
Bersaksilah bahwa sewaktu kita tunduk pada bujukan Roh Kudus, kita
memperoleh akses pada kuasa Pendamaian.
24
PE LAJARAN 5
Mosia 3:19; 16:3–6
Menerapkan Pendamaian Kristus
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 16:3–6 dengan lantang
sewaktu siswa menyimak, dengan mencari apa yang akan membantu kita
mengatasi dampak dari Kejatuhan dalam kehidupan kita.
• Apa ketentuan dalam rencana Bapa Surgawi yang memungkinkan kita untuk
mengatasi sifat terjatuh kita? (Tulislah ajaran berikut di papan tulis: Melalui
Pendamaian Yesus Kristus, kita dapat ditebus dari keadaan tersesat dan
terjatuh kita).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar, dan mintalah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Setiap selera, hasrat, kecenderungan, dan dorongan dari manusia alami dapat
diatasi dengan dan melalui Pendamaian Yesus Kristus. Kita berada di bumi ini
untuk mengembangkan sifat-sifat seperti Allah dan untuk mengekang semua
nafsu daging” (“Kami Percaya Harus Suci,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 43).
Jelaskan kepada siswa bahwa ketika kita memiliki iman pada Pendamaian, kita
menerima kasih karunia Yesus Kristus, dimungkinkan melalui kurban
pendamaian-Nya. Gagasan pokok dari kata kasih karunia adalah “sarana ilahi
berupa bantuan atau kekuatan, yang diberikan melalui belas kasihan dan kasih
yang melimpah dari Yesus Kristus.” Itu adalah “kuasa yang memungkinkan” yang
membantu kita untuk bertobat dan untuk mengembangkan sifat-sifat yang tidak
bisa kita kembangkan sendiri (lihat Bible Dictionary, “Grace”). Untuk membantu
siswa mengidentifikasi sifat-sifat seperti Kristus yang kita hendaknya kembangkan,
mintalah mereka untuk meninjau daftar sifat-sifat yang menuntun kita untuk
menjadi orang suci, sebagaimana ditemukan dalam Mosia 3:19.
• Bagaimana Juruselamat telah membantu Anda mengembangkan salah satu
sifat yang terdapat dalam Mosia 3:19?
• Bagaimana Anda telah melihat individu-individu yang memiliki satu atau lebih
dari sifat-sifat ini menjadi berkat dalam keluarga mereka?
• Bagaimana mengembangkan satu atau lebih dari sifat-sifat ini melalui kuasa
yang memungkinkan dari kasih karunia Juruselamat membantu Anda untuk
menjadi suami atau istri, ayah atau ibu yang lebih baik?
Jelaskan kepada siswa bahwa kita masing-masing disisakan dengan sebuah
pertanyaan penting untuk dijawab sebagai hasil dari pertanyaan hari ini.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dan mintalah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
25
P EL A J A RA N 5
“Sifat tepatnya dari ujian kefanaan, karenanya, dapat diringkaskan dalam
pertanyaan berikut: Akankah saya menanggapi kecenderungan dari manusia
alami, atau akankah saya tunduk pada bujukan Roh Kudus serta menanggalkan
manusia alami dan menjadi orang suci melalui Pendamaian Kristus Tuhan (lihat
Mosia 3:19)? Itulah ujiannya” (“Kami Percaya Harus Suci,” 43).
Berilah siswa waktu beberapa menit untuk menuliskan respons terhadap
pertanyaan Penatua Bednar. Undanglah mereka untuk merenungkan sifat-sifat
seperti Kristus yang terdapat di Mosia 3:19 dan buatlah rencana untuk mulai
mengembangkan salah satu dari sifat-sifat tersebut dengan lebih sepenuhnya.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 2:27–29; Mosia 3:19; 16:3–6; Musa 6:49, 53–55; Abraham 3:25.
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April
2012, 40–47.
26
PELAJARAN 6
Keluarga Adalah Inti dari
Rencana Bapa Surgawi
Pendahuluan
Para nabi dan rasul modern telah menyatakan bahwa
“keluarga merupakan inti dalam rencana Sang Pencipta bagi
tujuan kekal anak-anak-Nya” (“Keluarga: Maklumat kepada
Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
Pelajaran ini akan membantu siswa mengerti bahwa dengan
menjadi “lebih tekun dan peduli di rumah” (A&P 93:50)
mereka dapat menjadikan keluarga mereka lebih utama
dalam kehidupan mereka.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “The Eternal Family,” Ensign, November 1996, 64–67.
• David A. Bednar, “Lebih Rajin dan Lebih Memedulikan di Rumah,” Ensign atau
Liahona, November 2009, 17–20.
• Buku Pegangan 2: Mengelola Gereja [2010], 1.1.1, 1.1.4, dan 1.4.1 (jika tersedia).
Saran untuk Pengajaran
Keluarga adalah inti dalam rencana Bapa Surgawi
Sebutkan kepada kelas Anda bahwa dari semua topik yang diceramahkan dalam
konferensi umum terkini, keluarga ada di antara topik-topik yang paling sering
dibahas.
• Menurut Anda mengapa para pemimpin Gereja berbicara tentang keluarga
sedemikian sering?
Tulislah kebenaran berikut dari maklumat keluarga di papan tulis, dan mintalah
siswa untuk membagikan apa artinya itu bagi mereka:
“Keluarga merupakan inti dalam rencana Sang Pencipta bagi tujuan kekal
anak-anak-Nya.”
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik bagaimana
keluarga adalah inti dalam tujuan akhir kekal kita, bagikan salinan dari
selebaran yang terdapat di akhir pelajaran ini. Bagilah kelas ke dalam
kelompok-kelompok kecil. Tugasi setiap kelompok untuk membaca salah satu dari
tiga bagian dari selebaran itu dan membahas pertanyaan-pertanyaan yang
disertakan di situ. Pastikan setiap bagian ditugaskan.
Setelah waktu yang memadai, undanglah setidaknya satu orang yang ditugasi
untuk setiap bagian dari selebaran itu membagikan ikhtisar tentang pembahasan
kelompok kecil mereka kepada kelas. Bersaksilah tentang kebenaran berikut:
27
P EL A J A RA N 6
Keluarga adalah bagian inti dari rencana Allah untuk kehidupan prafana,
fana, dan kekal.
• Apa pengalaman yang telah membantu Anda merasakan kepentingan utama
dari keluarga dalam rencana Bapa Surgawi?
Ajaran dan Perjanjian 93:39-50
Menjadikan keluarga prioritas
Persiapkan siswa untuk belajar dari Ajaran dan Perjanjian 93 dengan menjelaskan
bahwa bagian ini mencatat, di antara hal-hal lainnya, petunjuk Tuhan mengenai
pentingnya membesarkan anak-anak dalam “terang dan kebenaran” dan
menjadikan keluarga prioritas. Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis.
Ajaran dan Perjanjian 93:39-43
Ajaran dan Perjanjian 93:44
Ajaran dan Perjanjian 93:45-48
Ajaran dan Perjanjian 93:50
Mintalah siswa untuk membaca setidaknya satu rujukan (pastikan setiap rujukan
dibaca oleh setidaknya satu siswa). Mintalah siswa untuk mencari siapa yang Tuhan
bicarakan dan apa petunjuk yang Dia berikan. Setelah waktu yang memadai,
mintalah siswa untuk melaporkan apa yang mereka pelajari. Pastikan siswa
mengenali bahwa empat pria yang dibicarakan adalah Presidensi Utama dan uskup
Gereja di Ohio; oleh karenanya, tulisan suci ini mengingatkan semua anggota
Gereja, bahkan mereka yang memiliki posisi kepemimpinan, untuk menjadikan
keluarga prioritas mereka. Anda dapat menyarankan kepada siswa agar mereka
menandai pengulangan atau pola yang terdapat dalam ayat-ayat ini—para anggota
Gereja hendaknya “menertibkan” keluarga mereka (lihat ayat 43, 44, dan 50).
• Menurut ayat 42, 48, dan 50, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu
menertibkan keluarga kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut:
mengajari anak-anak terang dan kebenaran, bertobat, meninggalkan hal-hal
yang jahat, menjadi lebih tekun dan peduli di rumah, serta selalu berdoa).
Tulislah asas berikut di papan tulis: Kita membantu memenuhi
perintah-perintah Tuhan untuk menertibkan keluarga kita ketika kita
menjadi lebih tekun dan peduli di rumah.
• Apa yang seorang dewasa muda dapat lakukan untuk menjadi lebih tekun dan
peduli di rumah?
Perlihatkan pernyataan berikut dari sepucuk surat yang ditulis oleh Presidensi
Utama tahun 1999, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan
lantang:
28
PE LAJARAN 6
“Rumah adalah dasar dari suatu kehidupan yang saleh, dan tidak ada perantaraan lain yang
dapat mengambil tempatnya atau memenuhi fungsi penting dalam membawa ke depan
tanggung jawab yang diberikan Allah ini.
Kami menasihati para orangtua dan anak-anak untuk memberikan prioritas tertinggi bagi doa
keluarga, malam keluarga, penelaahan dan pengajaran Injil, dan kegiatan-kegiatan keluarga
yang sehat. Betapa pun tampak layak dan pantas tuntutan atau kegiatan-kegiatan lainnya, hal
itu seharusnya tidak dibiarkan menggantikan tugas-tugas yang ditetapkan secara ilahi yang
hanya dapat dilakukan secara memadai oleh orangtua dan keluarga” (surat Presidensi Utama,
11 Februari 1999, dikutip dalam Buku Pegangan 2: Mengelola Gereja [2010], 1.4.1).
• Menurut pengalaman Anda, apa saja “fungsi penting” dan “tugas-tugas yang
ditetapkan secara ilahi” yang dilaksanakan dengan paling baik dalam keluarga?
Perlihatkan pernyataan berikut, dan imbaulah siswa untuk memikirkan
berkat-berkat yang datang ketika setiap anggota keluarga berusaha untuk
memenuhi tugas-tugas keluarga yang ditetapkan secara ilahi:
“Di mana pun para anggota Gereja tinggal, mereka hendaknya menegakkan sebuah rumah di
mana Roh hadir. …
Sebuah rumah dengan orangtua yang penuh kasih dan setia adalah tempat di mana kebutuhan
rohani dan jasmani anak-anak terpenuhi secara paling efektif. Rumah yang terpusat kepada
Kristus memberikan kepada orang dewasa dan anak-anak sebuah tempat untuk pertahanan
melawan dosa, perlindungan dari dunia, penyembuhan dari rasa sakit emosional dan lainnya,
serta kasih sejati dan tulus” (Buku Pegangan 2: Mengelola Gereja, 1.4.1).
• Bagaimana Anda membantu menciptakan sebuah rumah yang terpusat pada
Kristus bagi keluarga Anda?
• Apa perbedaan yang terjadi dalam keluarga Anda?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Letakkan semua yang Anda lakukan di luar rumah tunduk pada dan
mendukung apa yang terjadi di dalam rumah Anda. Ingatlah nasihat Presiden
Harold B. Lee bahwa “pekerjaan … paling penting yang akan pernah Anda
lakukan adalah pekerjaan yang ada di dalam rumah Anda sendiri’ … dan nasihat
abadi Presiden David O. McKay ‘Tidak ada keberhasilan lain yang dapat
menggantikan kegagalan di dalam rumah’” (“Agar yang Hilang Boleh
Ditemukan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 99)
Berilah siswa waktu sejenak untuk menuliskan beberapa hal yang dapat mereka
lakukan untuk menjadi lebih tekun dan peduli di rumah dan untuk menjadikan
keluarga mereka fokus yang lebih utama dalam kehidupan mereka. Imbaulah siswa
untuk membuat gol untuk menjalankan satu gagasan yang telah mereka tulis.
Bersaksilah bahwa sewaktu siswa menindaki gol ini, Tuhan akan memperkuat
29
P EL A J A RA N 6
mereka secara rohani dan membantu mereka mengerti bagaimana tindakan
mereka juga memperkuat keluarga mereka.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 93:39–50.
• Robert D. Hales, “The Eternal Family,” Ensign, November 1996, 64–67.
30
K E LUAR G A K E K AL— P ELAJARAN 6
Keluarga Kekal Kita
“Rencana kebahagiaan yang ilahi memungkinkan hubungan keluarga untuk dilanjutkan setelah kematian” (“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
“Sementara keselamatan individu kita didasarkan pada kepatuhan individu kita, adalah sama pentingnya
bahwa kita memahami bahwa kita masing-­masing merupakan bagian penting dan integral dari sebuah
keluarga dan berkat-­berkat tertinggi yang dapat diterima hanya dalam sebuah keluarga kekal. Ketika
keluarga-­keluarga berfungsi sebagaimana dirancangkan oleh Allah, hubungan yang terdapat di dalamnya
adalah yang paling berharga dari kefanaan. Rencana Bapa adalah bahwa kasih dan kerekanan keluarga akan
berlanjut hingga kekekalan. Menjadi satu dalam sebuah keluarga mendatangkan tanggung jawab besar untuk
merawat, mengasihi, mengangkat, dan memperkuat setiap anggota keluarga agar semua dapat dengan benar bertahan
sampai akhir dalam kefanaan dan tinggal bersama-­sama di sepanjang kekekalan. Tidak cukup sekadar menyelamatkan diri
kita sendiri. Adalah sama pentingnya bahwa orangtua, saudara lelaki, dan saudara perempuan diselamatkan dalam keluarga
kita. Jika kita pulang sendiri ke rumah Bapa Surgawi kita, kita akan ditanya, ‘Di manakah anggota keluarga yang lain?’ Inilah
sebabnya kita mengajarkan bahwa keluarga adalah kekal selamanya. Sifat kekal dari seseorang menjadi sifat kekal dari
keluarga” (Robert D. Hales, “The Eternal Family,” Ensign, November 1996, 65).
Pertanyaan pembahasan:
• Dalam hal-­hal apa keluarga merupakan bagian inti dari tujuan kekal kita?
• Apa saja tindakan saleh yang anggota keluarga dapat ambil untuk membantu mendatangkan keselamatan bagi satu sama
lain?
© 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.
• Kapankah seorang anggota keluarga telah mengangkat atau memperkuat Anda dalam suatu cara yang mengilhami Anda
untuk bertahan sampai akhir?
PELAJARAN 7
Pernikahan Antara Seorang
Pria dan Seorang Wanita
Ditetapkan Oleh Allah
Pendahuluan
Bapa Surgawi menetapkan pola pernikahan ilahi antara
Adam dan Hawa di Taman Eden. Di zaman kita, Presidensi
Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul telah menegaskan pola
ini dengan menyatakan, “Pernikahan antara seorang pria
dan seorang wanita ditetapkan oleh Allah” (“Keluarga:
Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November
2010, 129). Meskipun hukum manusia mungkin berusaha
untuk mengubah definisi ini, hukum Allah tetaplah sama
untuk selamanya.
Bacaan Latar Belakang
• D. Todd Christofferson, “Mengapa Pernikahan, Mengapa Keluarga,” Ensign atau
Liahona, Mei 2015, 50–53.
• Dallin H. Oaks, “Tidak Ada Allah Lain,” Ensign atau Liahona, November
2013, 72–75.
• Sheri L. Dew, “It Is Not Good for Man or Woman to Be Alone,” Ensign,
November 2001, 12–14.
• “The Divine Institution of Marriage,” mormonnewsroom.org/article/
the-divine-institution-of-marriage.
• Topik Injil, “Same-Sex Marriage [Pernikahan Sesama Jenis],” lds.org/topics.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 49:15–17; Moses 3:21–24
Pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita ditetapkan oleh Allah
Tulislah ajaran berikut di papan tulis: “Pernikahan antara seorang pria dan
seorang wanita ditetapkan oleh Allah”. Tanyakan kepada siswa apa arti kata
ditetapkan dalam kalimat ini. (Jawaban yang mungkin mencakup yang berikut:
diatur, diputuskan, atau ditunjuk berdasarkan wewenang tertinggi). Tanyakan
kepada siswa bagaimana definisi ini membantu mereka memahami arti ajaran di
papan tulis. Mintalah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian
49:15–17 untuk menemukan pernyataan tulisan suci dari ajaran ini.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Musa 3:21–24 dengan lantang.
Undanglah kelas untuk mencari mana langkah penting dalam rencana
keselamatan yang diuraikan dalam ayat-ayat ini. (Sewaktu siswa merespons,
jelaskan bahwa rujukan pada tulang rusuk Adam adalah perlambangan—Allah
tidak benar-benar mengambil sebuah tulang rusuk dari Adam. Anda mungkin juga
ingin menyarankan agar siswa menuliskan definisi kata berikut ini: mengikatkan diri
32
PE LAJARAN 7
di pinggir tulisan suci mereka: “menciptakan suatu hubungan erat, langgeng, dan
tak tergoyahkan”).
• Menurut Anda apa yang Allah ingin ajarkan kepada kita dengan menguraikan
penciptaan jasmani Hawa dengan cara ini? (Penatua Russell M. Nelson dari
Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan, “Tulang rusuk, yang berasal dari sisi,
tampaknya menunjukkan kemitraan. Tulang rusuk tidak menunjukkan adanya
kekuasaan maupun ketundukan, namun hubungan lateral sebagai mitra, untuk
bekerja dan hidup, secara berdampingan[“Lessons from Eve,” Ensign,
November 1987, 87]).
• Apa yang dapat kita pelajari dari Musa 3:24? (Penatua D. Todd Christofferson
dari Kuorum Dua Belas Rasul menyatakan bahwa Allah “menggabungkan
[Adam dan Hawa] sebagai suami dan istri. … Tidak kita dan tidak juga
makhluk fana lainnya dapat mengubah tata tertib ilahi pernikahan ini. Itu
bukanlah penemuan manusia” [“Mengapa Pernikahan, Mengapa Keluarga,”
Ensign atau Liahona, Mei 2015, 52]).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
Mintalah kelas untuk mencari wawasan mengapa Allah telah menetapkan bahwa
pernikahan hanya terjadi antara seorang pria dan seorang wanita.
“Setelah bumi diciptakan, Adam ditempatkan di Taman Eden. Bagaimanapun,
adalah penting bahwa Allah berfirman ‘tidaklah baik bahwa pria itu akan
seorang diri’ (Musa 3:18; lihat juga Kejadian 2:18), dan Hawa menjadi istri dan
penolong yang pantas bagi Adam. Kombinasi unik dari kapasitas rohani, jasmani,
mental, dan emosi dari pria bersama wanita diperlukan bagi rencana
kebahagiaan. ‘Dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada
laki-laki tanpa perempuan’ (1 Korintus 11:11). Pria dan wanita dimaksudkan untuk saling belajar,
memperkuat, memberkati, dan melengkapi.” (“Kami Percaya Harus Suci,” Ensign atau Liahona,
Mei 2013, 41– 42).
• Berdasarkan pada pemahaman Anda tentang rencana kebahagiaan Bapa
Surgawi, mengapa pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita
ditetapkan oleh Dia?
Musa 3:18; 5:1–5, 12, 16
Suami dan istri adalah rekan yang setara
• Apa nilai yang ditemukan dalam mengikuti sebuah pola ketika membuat
sesuatu seperti pakaian?
• Apa nilai yang ditemukan dalam menelaah pola yang ideal dari pernikahan?
Jelaskan bahwa pernikahan Adam dan Hawa menyajikan pola Tuhan tentang
seperti apa pernikahan itu seharusnya. Mintalah seorang siswa untuk membacakan
Musa 3:18 dengan lantang.
• Apa pemahaman Anda tentang istilah “penolong yang pantas”? (“Penolong”
diterjemahkan dari kombinasi antara dua akar kata Ibrani, satu artinya
membebaskan atau menyelamatkan, dan yang lain artinya menjadi kuat. “Yang
33
P EL A J A RA N 7
pantas” diterjemahkan dari kata Ibrani yang menyarankan cocok dan setara.
Karena itu, “penolong yang pantas” adalah rekan yang cocok dan setara yang
memiliki kuasa untuk menyelamatkan. Sarankan agar siswa menuliskan definisi
ini dalam tulisan suci mereka di sebelah Musa 3:18. Lihat juga Howard W.
Hunter, “Being a Righteous Husband and Father,” Ensign, November 1994, 51).
• Apa jenis hubungan yang istilah ini sarankan bagi seorang suami dan istri?
(Ringkaslah respons siswa dengan menuliskan ajaran berikut di papan tulis:
Bapa Surgawi telah menetapkan bahwa seorang suami dan seorang istri
harus menjadi rekan yang setara).
• Menurut Anda apa maksudnya seorang suami dan seorang istri harus menjadi
rekan yang setara?
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil, dengan mungkin tiga atau
empat siswa dalam sebuah kelompok. Mintalah siswa untuk meneliti Musa
5:1–5, 12, dan 16, dengan mencari hal-hal di mana Adam dan Hawa bekerja
bersama sebagai rekan yang setara, dan bahaslah temuan mereka dalam
kelompok mereka.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
Sister Sheri L. Dew, mantan penasihat dalam presidensi umum Lembaga
Pertolongan. Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Dari catatan yang diilhami ini [Musa 5:1–2, 4, 12, 16] kita melihat Adam dan
Hawa memberikan kepada kita teladan yang ideal mengenai hubungan
pernikahan perjanjian. Mereka bekerja bersama; mereka memiliki anak bersama;
mereka berdoa bersama; dan mereka mengajarkan Injil kepada anak-anak
mereka—bersama. Ini adalah pola yang Allah ingin agar semua pria dan wanita
yang saleh tiru” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 216).
“Renungkan kisah tulisan suci tentang Adam dan Hawa dan pahami apa yang
Tuhan akan ajarkan kepada Anda yang akan memperkuat pernikahan Anda [dan]
keluarga Anda. … Pola Bapa kita membantu kita menghindari penipuan.
Pandanglah Tuhan dan tidak pada dunia untuk gagasan dan ideal Anda
mengenai pria dan wanita” (Sheri L. Dew, “It Is Not Good for Man or Woman to
Be Alone,” Ensign, November 2001, 14).
• Kapankah Anda telah melihat seorang suami dan istri bekerja bersama sebagai
rekan yang setara?
• Menurut Anda bagaimana memahami pola ilahi untuk pernikahan dapat
memengaruhi masa depan Anda?
Berilah siswa waktu beberapa menit untuk membuat dua daftar: (1) sikap yang saat
ini mereka miliki yang akan membantu menuntun mereka pada pernikahan yang
ditetapkan oleh Allah, dan (2) sikap yang mereka mungkin perlukan untuk
berubah agar dapat maju lebih dekat ke arah gol itu. Ungkapkan keyakinan Anda
bahwa Tuhan akan memberkati mereka dalam upaya mereka.
34
PE LAJARAN 7
Mormon 9:9
Ajaran Tuhan mengenai pernikahan dengan sesama jenis
(Catatan: Pekalah terhadap siswa yang menyatakan opini yang berbeda mengenai
isu ini. Berfokuslah pada pembahasan kelas mengenai pernyataan dari para
Pembesar Umum Gereja).
• Bagaimana pola pernikahan yang ditetapkan oleh Allah berdampak ketika
pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengesahkan perilaku yang
bertentangan dengan pola ini? (Sewaktu siswa merespons, gunakan Mormon
9:9 untuk memperlihatkan bahwa Allah dan hukum-Nya tidak berubah. Sifat
tidak berubah Allah membantu kita memiliki keyakinan dan iman
kepada-Nya).
Berilah setiap siswa salinan dari pernyataan berikut dari Presidensi Utama dan
Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah siswa untuk mencari alasan mengapa
para pemimpin Gereja telah berbicara mengenai pernikahan dengan sesama jenis:
“Proses hukum dan tindakan legislatif di beberapa negara telah memberikan pengakuan sipil
terhadap hubungan pernikahan sesama jenis, dan pertanyaan tentang pernikahan sesama jenis
terus diperdebatkan secara luas. Sewaktu kita menghadapi isu-isu ini dan yang lainnya, kami
mengimbau semua untuk mengingat tujuan Bapa Surgawi kita dalam menciptakan bumi dan
menyediakan bagi kelahiran dan pengalaman fana kita di sini sebagai anak-anak-Nya [lihat
Kejadian 1:27–28; 2:24]. … Pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita ditetapkan oleh
Allah dan merupakan inti dalam rencana-Nya bagi anak-anak-Nya dan bagi kesejahteraan
masyarakat. Keluarga yang kuat, yang dibimbing oleh seorang ibu dan ayah yang mengasihi,
berfungsi sebagai lembaga fundamental untuk mengasuh anak-anak, menanamkan iman, serta
meneruskan kepada generasi-generasi mendatang kekuatan dan nilai-nilai moral yang penting
bagi peradaban dan krusial bagi keselamatan kekal.
“Perubahan dalam hukum perdata tidaklah, bahkan tidak dapat, mengubah hukum moral yang
telah Allah tegakkan. Allah mengharapkan kita untuk menjunjung tinggi dan menaati
perintah-perintah-Nya terlepas dari opini atau kecenderungan yang berlainan dalam masyarakat.
Hukum-Nya tentang kesucian jelas: hubungan seksual hanya patut di antara pria dan wanita
yang secara resmi dan secara hukum dinikahkan sebagai suami dan istri” (dikutip dalam Topik
Injil, “Same-Sex Marriage [Pernikahan dengan Sesama Jenis,” lds.org/topics).
• Bagaimana memahami rencana dan ajaran Allah membantu kita mengenali
pentingnya pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita?
Juga berilah setiap siswa salinan dari pernyataan berikut, yang berasal dari sebuah
dokumen yang diterbitkan oleh Gereja yang berjudul “The Divine Institution of
Marriage [Lembaga Ilahi Pernikahan].” Mintalah siswa untuk mencari alasan
mengapa defnisi pernikahan, antara seorang pria dan seorang wanita hendaknya
dilindungi dalam hukum dan kebijakan:
“Pernikahan adalah jauh lebih dari sekadar kontrak antara individu-individu untuk mengesahkan
kasih sayang mereka dan menyediakan kewajiban bersama. Alih-alih, pernikahan adalah
lembaga penting untuk membesarkan anak-anak dan mengajari mereka untuk menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab. Di sepanjang abad, pemerintah dari segala jenis telah
35
P EL A J A RA N 7
mengakui pernikahan sebagai yang paling penting dalam melestarikan stabilitas sosial dan
kelangsungan kehidupan. Terlepas dari apakah pernikahan dilaksanakan sebagai ritual
keagamaan atau upacara sipil, di hampir setiap budaya pernikahan telah dilindungi dan
disahkan oleh pemerintah terutama untuk melestarikan dan mengembangkan lembaga yang
paling sentral untuk membesarkan anak-anak dan mengajarkan kepada mereka nilai-nilai moral
yang melandasi peradaban. …
“Mengingat hubungan dekat yang telah lama ada antara pernikahan, prokreasi, gender, dan
peran sebagai orangtua, pernikahan sesama jenis tidak dapat dianggap sekadar sebagai
pemberian ‘hak’ baru. Itu adalah definisi ulang yang menjangkau jauh akan sifat sejati
pernikahan itu sendiri. Itu menandai perubahan mendasar dalam lembaga pernikahan dalam
cara-cara yang bertentangan dengan tujuan Allah bagi anak-anak-Nya dan merugikan
kepentingan jangka panjang masyarakat” (“The Divine Institution of Marriage [Lembaga Ilahi
Pernikahan,” mormonnewsroom.org/article/the-divine-institution-of-marriage).
• Apa saja alasan mengapa masyarakat telah secara tradisional mengesahkan dan
melindungi pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita?
• Bagaimana seseorang dapat mengenali kebenaran tentang posisi Gereja
terhadap isu signifikan ini?
Imbaulah siswa untuk memikirkan bagaimana opini mereka dibandingkan dengan
ajaran Allah mengenai pernikahan sebagaimana diajarkan oleh para pemimpin
Gereja? Bagikan kesaksian Anda bahwa memercayai a dan mendukung pola Allah
bagi pernikahan akan mendatangkan berkat-berkat besar.
Bacaan Siswa
• Mormon 9:9; Ajaran dan Perjanjian 49:15–17; Musa 3:18–25; 5:1–16.
• “The Divine Institution of Marriage [Lembaga Ilahi Pernikahan],”
mormonnewsroom.org/article/the-divine-institution-of-marriage.
36
PELAJARAN 8
Gender dan Identitas Kekal
Pendahuluan
Gender kita ditetapkan sebelum kita dilahirkan ke dalam
kefanaan dan merupakan karakteristik penting dari identitas
kekal kita. Para pemimpin Gereja membedakan antara
ketertarikan dengan sesama jenis, yang adalah tidak
berdosa, serta perilaku homoseksual, yang dianggap berdosa
karena itu bertentangan dengan rencana Bapa Surgawi
untuk permuliaan kita. Pelajaran ini akan membantu siswa
memandang dasar kenabian untuk perbedaan ini dan juga
mengenali bahwa semua anak Allah secara sama dikasihi
dan berhak diperlakukan dengan kasih dan kesantunan.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “The Plan of Salvation: A Sacred Treasure of Knowledge to
Guide Us,” Ensign, Oktober 2015.
• Jeffrey R. Holland, “Menolong Mereka Yang Berjuang Mengatasi Ketertarikan
dengan Sesama Jenis,” Ensign, Oktober 2007, 42–45.
• Dallin H. Oaks, “Same-Gender Attraction,” Ensign, Oktober 1995, 7–14.
• Topik Injil, “Same-Sex Attraction [Ketertarikan Sesama Jenis],” lds.org/topics.
• “Love One Another: A Discussion on Same-Sex Attraction,”
mormonsandgays.org. Jika siswa mengajukan pertanyaan mengenai kebijakan
Gereja perihal homoseksual, mohon rujukkan mereka pada situs web
resmi Gereja.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 76:24; Moses 2:27; “Keluarga: Maklumat
kepada Dunia”
Gender adalah bagian penting dari identitas kekal kita
Mintalah tiga siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian
76:24; Musa 2:27; dan paragraf kedua dari “Keluarga: Maklumat kepada Dunia”
(Ensign atau Liahona, November 2010, 129). Undanglah kelas untuk memikirkan
apa yang sumber-sumber ini ajarkan atau siratkan mengenai gender.
• Bagaimana Anda akan merangkum apa yang sumber-sumber ini ajarkan
tentang identitas kekal kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut:
Gender kita merupakan karakteristik penting dari identitas dan tujuan
kekal kita).
• Mengapa bermanfaat bagi kita untuk memahami bahwa gender kita telah ada
jauh sebelum kita datang ke bumi? (Sewaktu siswa merespons, Anda dapat
membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Joseph Fielding Smith
[1876–1972]: “Di Kejadian kita membaca: … ‘Maka Allah menciptakan manusia
itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki
dan perempuan diciptakan-Nya mereka.’ (Kejadian 1:27; cetak miring
ditambahkan). Tidak patutkah untuk memercayai bahwa roh-roh perempuan
37
P EL A J A RA N 8
diciptakan menurut gambar ‘Ibu di Surga’?” Answers to Gospel Questions,
disusun oleh Joseph Fielding Smith Jr., 5 jilid (1957–1966), 3:144.
• Bagaimana memahami sifat kekal gender dapat membantu kita untuk hidup
selaras dengan rencana kebahagiaan Bapa Surgawi, bahkan ketika masyarakat
terkadang membenarkan standar-standar perilaku yang sangat berbeda?
Untuk membantu menanggapi pertanyaan di atas, bagikan pernyataan doktrinal
berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul. Pertimbangkan
membaca setiap paragraf secara individual dan membahas apa yang diajarkannya
tentang bagaimana perilaku homoseksual itu bertentangan dengan rencana Bapa
Surgawi untuk permuliaan anak-anak-Nya.
“Tujuan kehidupan fana dan misi Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir adalah untuk mempersiapkan para putra dan putri Allah bagi takdir
kekal mereka—untuk menjadi seperti orangtua surgawi kita.
“Takdir kekal kita—permuliaan dalam kerajaan selestial—dimungkinkan hanya
melalui Pendamaian Yesus Kristus (yang melaluinya kita menjadi dan dapat tetap
‘tak dosa di hadapan Allah’ [A&P 93:38]) dan hanya tersedia bagi pria dan
wanita yang telah masuk ke dalam dan telah setia terhadap perjanjian-perjanjian pernikahan
kekal di bait suci Allah (lihat A&P 131:1–4; 132). …
Karena Setan berhasrat agar ‘semua orang boleh sengsara seperti dirinya’ (2 Nefi 2:27),
upaya-upaya paling kerasnya diarahkan untuk mendorong pilihan dan tindakan tersebut yang
akan menggagalkan rencana Allah bagi anak-anak-Nya. Dia berusaha untuk merusak asas
pertanggungjawaban individu, untuk membujuk kita menyalahgunakan kuasa sakral prokreasi
kita, untuk melecehkan pernikahan dan kemampuan melahirkan anak-anak oleh para pria dan
wanita, dan untuk membingungkan apa artinya menjadi pria dan wanita” (“Same-Gender
Attraction,” Ensign, Oktober 1995, 7–8).
Ajaran dan Perjanjian 59:6
Gereja membedakan antara ketertarikan dengan sesama jenis dan perilaku
homoseksual
Berilah setiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland
dari Kuorum Dua Belas Rasul. Undanglah siswa untuk menelaah pernyataan
tersebut, dengan mencari asas-asas yang Penatua Holland ajarkan mengenai
mereka yang tertarik kepada orang-orang yang berjenis kelamin sama dan
bagaimana menanggapi mereka dengan kasih.
“Seorang pemuda tampan di usianya yang ke-20 tahun duduk di depan saya.
Senyumnya menawan, meskipun dia jarang tersenyum selama percakapan kami.
Apa yang menarik bagi saya adalah kepedihan di matanya.
“‘Saya tidak tahu apakah saya harus tetap menjadi anggota Gereja,’ tuturnya.
‘Saya pikir saya tidak layak.’
“‘Mengapa Anda tidak layak?’ Saya bertanya.
“‘Saya seorang homoseks.’
“Saya pikir dia mengira saya akan terkejut. Saya tidak terkejut. ‘Dan …?’ Saya bertanya.
38
PE LAJARAN 8
“Saya dapat melihat suatu kelegaan di wajahnya sewaktu dia merasakan keingintahuan saya.
‘Saya tidak tertarik dengan wanita. Saya tertarik dengan pria. Saya telah berusaha mengabaikan
perasaan itu atau mengubahnya, tetapi …’
“Dia berdesah. ‘Mengapa saya seperti ini? Perasaan itu sangat nyata.’
“Saya terdiam, lalu berkata, ‘Saya perlu sedikit lagi informasi sebelum menasihati Anda. Anda
harus tahu, ketertarikan dengan sesama jenis bukanlah dosa, namun bertindak mengikuti
perasaan itu adalah dosa—sama halnya dengan perasaan-perasaan terhadap lawan jenis.
Apakah Anda melanggar hukum kesucian?’
“Dia menggelengkan kepalanya. ‘Saya tidak melakukan itu.’
“Kali ini saya lega. ‘Terima kasih sudah mau mengatasi ini,’ ujar saya. ‘Diperlukan keberanian
untuk membahasnya, dan saya menghormati Anda karena menjaga diri Anda tetap bersih.
“Mengenai mengapa Anda merasa seperti yang Anda rasakan, saya tidak dapat menjawab
pertanyaan itu Sejumlah faktor dapat termasuk di dalamnya, dan hal itu sama berbedanya
dengan orang-orang. Beberapa hal, termasuk penyebab perasaan itu, mungkin tidak pernah kita
ketahui dalam kehidupan ini. Namun mengetahui mengapa Anda merasa seperti yang Anda
rasakan tidaklah sepenting mengetahui Anda tidak melanggar. Jika kehidupan Anda selaras
dengan perintah-perintah, maka Anda layak untuk melayani di Gereja, menikmati penemanan
penuh bersama para anggota, menghadiri bait suci, serta menerima semua berkat Pendamaian
Juruselamat.’
“Dia duduk agak lebih tegak. Saya melanjutkan, ‘Anda memperlakukan diri Anda secara buruk
ketika Anda mengenali diri sendiri secara khusus melalui orientasi seksual Anda. Itu bukanlah
satu-satunya sifat Anda, jadi jangan memberi perhatian yang terlalu berlebihan. Yang utama dan
terpenting, Anda adalah putra Allah, dan Dia mengasihi Anda’” (“Menolong Mereka yang
Berjuang Mengatasi Ketertarikan dengan Sesama Jenis,” Liahona, Oktober 2007, 42).
• Apa asas-asas yang Anda identifikasi dalam nasihat Penatua Holland?
Tulislah asas-asas berikut dengan huruf tebal di papan tulis sewaktu siswa
membagikannya, dan bahaslah itu dengan kepekaan:
• Kita dapat merasakan kasih Allah ketika kita berfokus pada identitas kita
sebagai para putra dan putri-Nya?
• Tertarik dengan orang-orang yang berjenis kelamin sama bukanlah suatu
pelanggaran terhadap hukum kesucian, namun menindaki ketertarikan
itu adalah pelanggaran. Pertimbangkan membagikan Ajaran dan Perjanjian
59:6: “Janganlah … berbuat zina … tidak juga melakukan apa pun yang seperti
itu,” dengan menandaskan bahwa “apa pun yang seperti itu” merujuk pada
hubungan intim seksual di luar ikatan pernikahan. Perilaku homoseks adalah
dosa, sama seperti hubungan heteroseks di luar pernikahan adalah dosa. Siapa
pun yang berperan serta dalam jenis i dosa seksual apa pun dapat diampuni
melalui pertobatan.
• Terlepas dari alasan-alasan bahwa sejumlah orang tertarik dengan mereka
yang berjenis kelamin sama, semua orang dapat memilih untuk hidup
selaras dengan perintah-perintah Allah. Tekankan pernyataan berikut oleh
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Ada begitu banyak yang
tidak kita pahami mengenai subjek ini, bahwa kita harus berada dekat dengan
apa yang kita ketahui dari firman yang telah Allah wahyukan. Apa yang kita
39
P EL A J A RA N 8
ketahui adalah bahwa ajaran Gereja, bahwa kegiatan seksual hendaknya hanya
terjadi di antara seorang pria dan seorang wanita yang telah menikah, tidak
berubah dan tidak akan berubah” (“What Needs to Change,”
mormonsandgays.org).
• Ketika kita hidup selaras dengan perintah-perintah Allah, kita dapat
menikmati semua privilese dari keanggotaan Gereja dan berkat-berkat
dari Pendamaian Juruselamat. Meskipun individu-individu mungkin tidak
memilih untuk tertarik dengan orang-orang yang berjenis kelamin sama,
mereka dapat memilih bagaimana menanggapi ketertarikan itu.
Setelah mendaftar asas-asas ini di papan tulis, tanyakan:
• Dalam hal-hal apa asas-asas ini dapat menyediakan pengharapan bagi mereka
yang mengalami ketertarikan dengan sesama jenis?
• Apa yang asas-asas lain yang kita pelajari dari pernyataan Penatua Holland?
Matius 7:12; Yohanes 8:1–11; 15:12
Kita hendaknya memperlakukan orang lain dengan kasih dan respek
(Catatan: Sewaktu Anda mengajarkan bagian pelajaran ini, pastikan untuk
menekankan bahwa mereka yang tertarik dengan orang-orang yang berjenis
kelamin sama tanpa menindaki ketertarikan itu tidaklah berdosa seperti
perempuan yang berzina. Akan tetapi, tindakan Kristus terhadap perempuan itu
merupakan contoh tentang bagaimana kita hendaknya memperlakukan semua
orang—apakah mereka berperan serta dalam perilaku yang amoral ataupun tidak).
Beri tahulah siswa bahwa Rasul Yohanes mencatat sebuah peristiwa ketika
Juruselamat dihadapkan pada situasi yang sangat peka. Berilah siswa waktu
beberapa menit untuk menelaah Yohanes 8:1–11, dengan mencari bagaimana
Juruselamat memperlakukan perempuan yang berzina. Bantulah siswa
mempersamakan kisah ini dengan sikap dan tindakan mereka sendiri terhadap
mereka yang terlibat dalam perilaku homoseks dan tindakan amoral lainnya
dengan mengajukan pertanyaan berikut:
• Apa tindakan yang Juruselamat ajarkan kepada kita tentang bagaimana kita
harus memperlakukan orang lain? (Meskipun Dia tidak membenarkan dosa
perempuan itu, Dia memperlakukan perempuan itu dengan kebaikan dan
respek, bukan dengan kekerasan).
• Bagaimana kita dapat menerapkan teladan Juruselamat dalam sikap dan
tindakan kita sendiri terhadap brother dan sister kita yang gay dan lesbian,
terlepas dari apakah mereka telah berperan serta dalam perilaku yang amoral?
Sewaktu siswa merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: Kita mengikuti
teladan Juruselamat ketika kita memiliki empati bagi semua anak Allah
dan memperlakukan mereka dengan kepekaan dan kebaikan. (Lihat juga
Matius 7:12; Yohanes 15:12).
Pertimbangkan memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks
dari Kuorum Dua Belas Rasul dan meminta seorang siswa untuk membacakannya
dengan lantang:
40
PE LAJARAN 8
“Tuhan jelas tidak membenarkan dosa perempuan itu. Dia hanya memberi tahu
dia bahwa Dia tidak menghukumnya—bahwa, Dia tidak akan menjatuhkan
penghakiman terakhir terhadapnya pada waktu itu. Penafsiran ini dikuatkan oleh
apa yang saat itu Dia katakan kepada orang Farisi: ‘Kamu menghakimi menurut
ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun’ (Yohanes 8:15). Perempuan
yang berzina itu diberi waktu untuk bertobat, waktu yang akan ditolak oleh
mereka yang ingin melemparinya dengan batu” (“‘Judge Not’ and Judging,” Ensign, Agustus
1999, 8).
Siswa dapat memperoleh manfaat dari mempelajari itu, menurut Terjemahan
Joseph Smith terhadap Yohanes 8:11, setelah interaksinya dengan Juruselamat
“perempuan itu memuliakan Allah sejak waktu itu, dan memercayai nama-Nya”
(dalam Yohanes 8:11, catatan kaki c, diterjemahkan secara bebas).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Quentin L. Cook dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Sebagai sebuah gereja, tidak ada yang seharusnya menjadi lebih mengasihi dan
berbelaskasihan. Marilah kita berada di garis depan dalam hal menyatakan
kasih, belas kasihan, dan uluran tangan. Janganlah kita mengecualikan keluarga
atau tidak menghormati mereka yang memilih gaya hidup yang berbeda sebagai
hasil dari perasaan-perasaan mereka mengenai gender mereka sendiri” (“Love
One Another: A Discussion on Same-Sex Attraction,” mormonsandgays.org).
Undanglah siswa untuk mengevaluasi sikap dan tindakan mereka sendiri terhadap
orang-orang yang tertarik dengan sesama jenis. Apakah sikap dan tindakan itu
selaras dengan ajaran dan teladan Tuhan?
• Apa yang akan Anda lakukan seandainya Anda berada dalam kelompok di
mana komentar-komentar hinaan dilontarkan terhadap orang-orang yang
mengalami ketertarikan sesama jenis?
Bersaksilah bahwa jika kita mau memperlihatkan kasih dan kebaikan yang lebih
besar terhadap brother dan sister kita yang gay dan lesbian, kehidupan dapat
diubah, keluarga dapat disembuhkan, dan orang-orang yang merasa diasingkan
dari Gereja dapat merasa lebih diterima oleh anggota Gereja. Ingatkan siswa
bahwa berkat-berkat dari Pendamaian Yesus Kristus tersedia bagi siapa saja yang
berusaha untuk menaati perintah-perintah dan tetap setia pada
perjanjian-perjanjian Injil.
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang individu-individu yang mereka kenal
yang tertarik dengan sesama jenis dan merenungkan apa yang akan mereka
lakukan untuk menjadi lebih berbelaskasihan terhadap mereka sementara tetap
memegang teguh hukum kesucian Tuhan.
41
P EL A J A RA N 8
Bacaan Siswa
• Matius 7:12; Yohanes 8:1–11; 15:12; Ajaran dan Perjanjian 76:24; Musa 2:27; dan
paragraf kedua dari “Keluarga: Maklumat kepada Dunia” Ensign atau Liahona,
November 2010, 129.
• Jeffrey R. Holland, “Menolong Mereka Yang Berjuang Mengatasi Ketertarikan
dengan Sesama Jenis,” Ensign, Oktober 2007, 42–45.
42
PELAJARAN 9
Peranan Ilahi dan Tanggung
Jawab Pria
Pendahuluan
Sebagai bagian penting dari rencana kebahagiaan-Nya, Bapa
Surgawi telah menunjuk para pria untuk menjadi suami dan
ayah. Pelajaran ini berfokus pada tanggung jawab mereka:
“Berdasarkan rancangan ilahi, para ayah hendaknya
memimpin keluarga mereka dengan kasih dan kebenaran,
serta bertanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan
hidup dan perlindungan bagi keluarganya” (“Keluarga:
Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November
2010, 129).
Bacaan Latar Belakang
• Richard G. Scott, “Berkat-Berkat Kekal Pernikahan,” Ensign atau Liahona, Mei
2011, 94–97.
• D. Todd Christofferson, “Marilah Kita Menjadi Pria yang Bersikap Jantan,”
Ensign atau Liahona, November 2006, 46–48.
• Linda K. Burton, “Kita Akan Naik Bersama-sama,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 29–32.
• Howard W. Hunter, “Being a Righteous Husband and Father,” Ensign,
November 1994, 66–70.
• “Pemanggilan Sakral Ayah dan Ibu,” bab 15 dari Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Ezra Taft Benson (2014), 191–196.
Saran untuk Pengajaran
Efesus 5:25
Para pria hendaknya menikah dan menghargai istri mereka
Mulailah kelas dengan menanyakan:
• Siapa pria yang telah menjadi pengaruh dalam kehidupan Anda? Mengapa
mereka memiliki pengaruh yang demikian pada diri Anda?
Jelaskan bahwa pelajaran ini akan membahas peranan yang ditetapkan secara ilahi
dari para pria. Tidak ada peranan lain yang lebih penting bagi seorang pria selain
peranan sebagai suami dan ayah. Sewaktu para pria berupaya untuk memenuhi
peranan mereka dengan saleh, mereka menjadi lebih seperti Bapa mereka di Surga.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Efesus 5:25 dengan lantang.
• Apa asas yang Anda pelajari dari tulisan suci ini mengenai bagaimana para
suami hendaknya bertindak? (Meskipun mereka mungkin menggunakan
kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya mengidentifikasi asas ini: Para
suami hendaknya mengasihi istri mereka sebagaimana Yesus Kristus
mengasihi Jemaat).
43
P EL A J A RA N 9
• Apa beberapa cara di mana Yesus Kristus memperlihatkan kasih-Nya
bagi Jemaat?
• Apa yang para suami dapat lakukan untuk meniru Yesus Kristus dalam cara
mereka memperlakukan istri mereka?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball (1895–1985), dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Kristus sedemikian mengasihi jemaat dan umatnya sehingga Dia secara
sukarela menanggung penganiayaan bagi mereka, menderita penghinaan yang
memalukan bagi mereka, dengan tabah menanggung rasa sakit dan
perundungan fisik bagi mereka, dan akhirnya menyerahkan nyawa-Nya yang
berharga bagi mereka.
“Ketika suami siap untuk memperlakukan keluarganya dengan cara itu, tidak
hanya istri namun seluruh keluarga akan menanggapi kepemimpinannya” (“Home, the Place to
Save Society,” Ensign, Januari 1975, 5).
• Apa pemikiran yang Anda miliki sewaktu Anda mempertimbangkan
pernyataan Presiden Kimball?
• Dalam cara-cara apa seorang ayah membuat pengurbanan bagi keluarganya di
zaman kita?
Bersaksilah bahwa Bapa Surgawi menghendaki para pria untuk berusaha menjadi
suami yang saleh.
Efesus 5:23; Ajaran dan Perjanjian 121:36–46
Para ayah harus memimpin dalam kebenaran
Mintalah siswa untuk menyelidiki paragraf ketujuh dari “Keluarga: Maklumat
kepada Dunia” untuk mempelajari apa yang Bapa Surgawi harapkan dari
para ayah.
• Apa arti dari kata memimpin ? (Memberikan bimbingan dan arahan kepada
orang lain).
• Bagaimana mengingat frasa “berdasarkan rancangan ilahi” dapat membantu
seorang pria memenuhi tanggung jawab yang telah Allah berikan kepada
para ayah?
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik bagaimana seorang ayah
harus memimpin di rumah, mintalah seorang siswa untuk membacakan Efesus
5:23 dengan lantang. Kemudian mintalah seorang siswa untuk membacakan
pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994):
44
PE LAJARAN 9
“Rasul Paulus menekankan bahwa ‘suami adalah kepala istri, sama seperti
Kristus adalah kepala jemaat’ (Efesus 5:23; cetak miring ditambahkan). Itu
adalah contoh yang hendaknya kita ikuti untuk peran kita dalam memimpin di
rumah. Kita tidak menemukan Juruselamat memimpin Gereja dengan cara yang
keras atau tidak baik. Kita tidak menemukan Juruselamat memperlakukan
Gereja-Nya dengan tidak hormat atau ditelantarkan. Kita tidak menemukan
Juruselamat menggunakan kekerasan atau paksaan untuk mencapai tujuan-Nya. Tidak di mana
pun kita menemukan Juruselamat melakukan hal apa pun kecuali yang meneguhkan,
mengangkat, menghibur, dan mempermuliakan Gereja. … Dia adalah contoh yang harus kita
ikuti sewaktu kita mengambil peran kepemimpinan rohani dalam keluarga kita” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 231).
• Bagaimana Anda akan menegaskan sebuah asas yang diajarkan oleh Rasul
Paulus dan Presiden Benson? (Siswa hendaknya menegaskan sebuah asas
seperti yang berikut: Ketika seorang pria menjalankan imamat dengan
layak di rumahnya, dia dapat secara saleh memengaruhi istri dan
anak-anaknya. Selain itu, bagikan asas ini kepada siswa: Sewaktu para pria
berusaha dengan saleh memenuhi peranan mereka sebagai suami dan
ayah, mereka menjadi lebih seperti Bapa mereka di Surga).
Untuk lebih lanjut menjelaskan bagaimana seorang suami dan ayah harus
memimpin di rumah, pertimbangkan membagikan pernyataan berikut oleh
Presiden Howard W. Hunter (1907–1995):
“Berdasarkan penunjukan ilahi, tanggung jawab untuk memimpin dalam
keluarga terletak pada pemegang imamat (lihat Musa 4:22). Tuhan
menginginkan agar istri menjadi penolong yang pantas bagi pria (penolong yang
pantas artinya setara)—yaitu, seorang rekan yang setara dan penting dalam
kerekanan penuh. Memimpin dalam kebenaran memerlukan tanggung jawab
bersama antara suami dan istri; bersatu-padu Anda bertindak dengan
pengetahuan dan peran serta dalam semua urusan keluarga. Karena seorang pria yang bertindak
sendiri atau tanpa memerhatikan perasaan dan nasihat dari istri dalam mengatur keluarga sama
dengan menjalankan kekuasaan dengan tidak benar” (“Being a Righteous Husband and Father,”
Ensign, November 1994, 50–51).
Undanglah siswa untuk membuka Ajaran dan Perjanjian 121:36–46. Sarankan agar
mereka merujuksilangkan Efesus 5:23, 25 dengan ayat-ayat ini. (Bantulah siswa
mengembangkan keterampilan penelaahan tulisan suci dari merujuksilangkan
dengan mengundang mereka untuk menciptakan referensi-referensi semacam itu
bilamana pantas).
Berilah siswa waktu beberapa menit untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian
121:36–39 dan memikirkan bagaimana kepemimpinan yang diuraikan dalam
ayat-ayat ini bertentangan dengan jenis kepemimpinan yang Yesus Kristus
teladankan.
• Menurut Anda apa arti frasa “hak keimamatan”? (Ketika seorang pria
menerima imamat, Allah menganugerahkan hak-hak dan wewenang tertentu
45
P EL A J A RA N 9
kepadanya. Pria ini dapat menjalankan hak-hak ini hanya ketika dia bertindak
dalam kebenaran).
• Apa yang terjadi ketika seorang pemegang imamat tidak hidup dengan saleh?
(Allah menarik kuasa surga dari orang itu, dan orang itu tidak dapat lagi
menjalankan wewenang imamat; Roh Kudus pun berduka).
Untuk memahami bagaimana seorang ayah hendaknya memimpin keluarganya,
mintalah sejumlah siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang Ajaran dan
Perjanjian 121:41–46.
• Apa beberapa sifat seperti Kristus yang diuraikan dalam ayat-ayat ini? Menurut
Anda mengapa seorang ayah yang memiliki sifat-sifat ini mampu mendapatkan
kuasa surga?
• Bagaimana sifat-sifat seperti Kristus ini membantu para ayah untuk memimpin
dalam keluarga mereka? (Anda dapat memperjelas bahwa sifat-sifat seperti
Kristus ini hendaknya juga dikembangkan oleh para wanita).
• Jelaskan seperti apa rasanya menjadi pasangan atau anak dari seorang pria yang
berusaha untuk mengikuti teladan Bapa Surgawi dan Yesus Kristus dalam cara
dia memimpin keluarganya?
Perlihatkan dan bagikan pernyataan berikut yang ditulis oleh Kuorum Dua Belas
Rasul tahun 1973:
“Peran sebagai ayah adalah kepemimpinan, jenis kepemimpinan yang paling penting. Dahulu itu
selalu demikian; demikian pula itu akan selalu demikian. Ayah, dengan bantuan dan nasihat dan
dorongan dari rekan kekal Anda, Anda memimpin di dalam rumah. Itu bukan masalah apakah
Anda yang paling layak atau paling berkualitas, namun itu adalah masalah hukum dan
penunjukan [ilahi]” (“Father, Consider Your Ways,” Ensign, Juni 2002, 16).
• Para sister, apa yang dapat Anda lakukan untuk mendorong para remaja putra
untuk meningkatkan peranan dan tanggung jawab ilahi dalam keluarga masa
depan mereka?
• Apa yang Anda masing-masing dapat—baik pria maupun wanita—lakukan
sekarang untuk menjadi lebih siap untuk memimpin dalam keluarga masa
depan Anda?
Matius 2:13–16; 1 Timotius 5:8; Ajaran dan Perjanjian 75:28; 83:2, 4
Para ayah hendaknya menyediakan kebutuhan hidup dan melindungi
keluarga mereka
Mintalah siswa untuk membaca 1 Timotius 5:8 dan Ajaran dan Perjanjian 75:28;
83:2, 4, serta mengidentifikasi tugas penting lainnya dari para ayah. (Anda dapat
menyarankan agar siswa merujuksilangkan petikan-petikan ini).
• Menurut Anda mengapa Tuhan mengharapkan para ayah untuk menyediakan
kebutuhan hidup bagi keluarga mereka? (Sewaktu siswa merespons, tandaskan
bahwa dalam rumah tangga dengan ibu tunggal, sang ibu dapat menyediakan
kebutuhan bagi keluarganya).
46
PE LAJARAN 9
• Apa makna dari petikan-petikan ini bagi seorang remaja putra yang belum
menikah?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden
Gordon B. Hinckley (1910–2008):
“Upayakanlah pendidikan. Dapatkan semua pelatihan semampu Anda. Dunia
sebagian besar akan menggaji Anda untuk apa yang menurut mereka Anda layak
terima. … Adalah kewajiban utama Anda untuk menyediakan kebutuhan bagi
keluarga Anda” (“Living Worthy of the Girl You Will Someday Marry,” Ensign,
Mei 1998, 50).
Tekankan kepada siswa bahwa untuk keamanan masa depan keluarga mereka,
adalah penting bagi baik remaja putra maupun remaja putri untuk mengambil
keuntungan dari masa ini dalam kehidupan mereka untuk mendapatkan sebanyak
mungkin pendidikan serta pelatihan kerja.
Tandaskan bahwa dalam maklumat keluarga, para pemimpin Gereja mengajarkan
bahwa para ayah harus menyediakan kebutuhan bagi dan melindungi
keluarga mereka.
• Apa beberapa bahaya yang mengancam keluarga dewasa ini?
• Bagaimana Anda telah melihat para ayah yang saleh melindungi keluarga
mereka?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Howard W. Hunter (1907–1995), dan
mintalah seorang siswa membacanya dengan lantang:
“Seorang ayah yang saleh melindungi anak-anaknya dengan waktu dan
kehadirannya dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan rohani serta tanggung
jawab mereka” (“Being a Righteous Husband and Father,” Ensign, November
1994, 51).
• Bagaimana Anda dapat menerapkan nasihat ini dalam keluarga masa depan
Anda atau dalam keluarga Anda sekarang?
Undanglah siswa untuk memikirkan bagaimana mereka akan berusaha untuk
memperkuat dan melindungi keluarga mereka dan kemudian mencatat
kesan-kesan mereka.
Jelaskan bahwa kita dapat memetik pelajaran yang penting dari kepedulian Yusuf
terhadap Yesus muda. Mintalah seorang siswa untuk membaca Matius 2:13–16,
dengan mencari apa yang Yusuf lakukan untuk melindungi Kristus kecil
dari bahaya.
Beri tahulah siswa bahwa meskipun sepertinya mereka tidak perlu pindah untuk
melindungi keluarga mereka, mereka dapat mempersamakan atau menerapkan
47
P EL A J A RA N 9
ayat-ayat ini dengan diri mereka sendiri dengan menganalisis beberapa detail
penting:
• Apa yang Tuhan komunikasikan kepada Yusuf di ayat 13?
• Kapan dan bagaimana Yusuf menanggapi peringatan ini?
• Dalam cara-cara apa para ayah dapat mengikuti teladan Yusuf dalam
melindungi keluarga mereka? (Pastikan siswa memahami asas ini: Sewaktu
para ayah mencari dan mengikuti bimbingan dari Tuhan, mereka dapat
dengan lebih baik melindungi keluarga mereka).
Pria dan Wanita Hendaknya Memenuhi Rencana Tuhan
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Jika Anda seorang pria muda dengan usia yang pantas dan belum menikah,
janganlah membuang waktu dalam pengejaran yang sia-sia. Lanjutkanlah
kehidupan dan berfokuslah untuk menikah. Janganlah sekadar bersantai-ria
menjalani periode kehidupan ini. Para remaja putra, layanilah misi dengan layak.
Kemudian jadikanlah prioritas tertinggi Anda menemukan seorang rekan kekal,
yang layak. …
“… Pernikahan menyediakan suatu tatanan ideal untuk mengatasi kecenderungan apa pun
untuk menjadi mementingkan diri atau egois. Saya pikir salah satu alasan mengapa kita
dinasihati untuk menikah dini dalam kehidupan adalah untuk menghindari mengembangkan
sifat karakter yang tidak pantas yang sulit untuk diubah” (“Berkat-Berkat Kekal Pernikahan,”
Ensign atau Liahona, Mei 2011, 95–97).
• Di dunia zaman sekarang, apa tekanan-tekanan yang ada bagi remaja putra
dan remaja putri untuk menunda pernikahan?
• Mengapa sang lawan berusaha mengalihkan para remaja putra dan remaja
putri dari memupuk hubungan yang dapat menuntun pada pernikahan dan
melahirkan anak-anak?
• Menurut Anda mengapa para pemimpin Gereja secara konsisten menasihati
para remaja putra untuk secara aktif mengupayakan hubungan yang dapat
menuntun pada pernikahan?
(Catatan: Selama pembahasan ini, pekalah terhadap fakta bahwa sejumlah remaja
putra di kelas Anda mungkin tidak pernah menikah atau menjadi ayah karena
keadaan-keadaan di luar kendali mereka).
Sewaktu Anda mengakhiri, pikirkan tentang keadaan-keadaan dari siswa Anda.
Apa tantangan yang dapat Anda berikan untuk siswa pria Anda lakukan untuk
memenuhi kewajiban mereka untuk menjadi suami dan ayah yang saleh? Anda
dapat mengundang semua siswa Anda untuk berfokus mengembangkan watak
tertentu seperti Kristus, misalnya kesabaran atau mengungkapkan kasih kepada
orang lain, yang akan memberi manfaat bagi keluarga mereka.
48
PE LAJARAN 9
Bacaan Siswa
• Matius 2:13–16; Efesus 5:23, 25; 1 Timotius 5:8; Ajaran dan Perjanjian 75:28;
83:2, 4; 121:36–46.
• D. Todd Christofferson, “Marilah Kita Menjadi Pria yang Bersikap Jantan,”
Ensign atau Liahona, November 2006, 46–48.
49
PELAJARAN 10
Peranan Ilahi dan Tanggung
Jawab Wanita
Pendahuluan
Sebagai bagian penting dari rencana kebahagiaan-Nya, Bapa
Surgawi telah memberikan kepada para wanita peranan ilahi
dari menjadi istri dan ibu yang bijaksana. “Keluarga:
Maklumat kepada Dunia” mengajarkan bahwa “para ibu
terutama bertanggung jawab untuk mengasuh anak-anak
mereka” dan bahwa para ayah dan ibu harus “saling
membantu sebagai pasangan yang setara” (Ensign atau
Liahona, November 2010, 129).
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “The Influence of Righteous Women,” Ensign, September
2009, 5–9.
• “Understand the Divine Roles of Women,” Ensign, Februari 2009, 67.
• “Kaum Wanita Gereja,” bab 20 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W.
Kimball (2006), 214–225.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 25:1–3, 10, 13–16
Pengaruh besar dari para wanita Orang Suci Zaman Akhir yang saleh di zaman akhir
Perlihatkan nubuat berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball (1895–1985), dan
mintalah seorang siswa membacakannya dengan lantang:
“Banyak pertumbuhan utama yang datang ke Gereja di hari-hari terakhir akan
datang karena banyak dari wanita dunia yang baik … akan tertarik kepada
Gereja dalam jumlah yang besar. Ini akan terjadi sehingga para wanita Gereja
akan mencerminkan kesalehan serta kecermatan dalam kehidupan mereka dan
… terlihat unik dan berbeda—dalam cara-cara yang bahagia—dari para wanita
dunia” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W. Kimball [2006], 269).
• Menurut Anda mengapa para wanita Orang Suci Zaman Akhir yang saleh akan
menjadi alasan bagi pertumbuhan besar dalam Gereja?
Untuk meluaskan gagasan ini, mintalah siswa menyelidiki Ajaran dan Perjanjian
25:1–3, 10, 13–16, dengan mencari kata-kata atau frasa yang memperlihatkan
bagaimana para wanita Orang Suci Zaman Akhir dapat dengan bahagia “menonjol
dan berbeda” dari wanita di dunia. Bantulah siswa memahami konteks wahyu ini
dengan menjelaskan bahwa itu merupakan wahyu pribadi bagi Emma Smith,
namun itu berlaku bagi semua wanita di Gereja.
• Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini mengenai karakteristik yang para
wanita saleh hendaknya upayakan untuk miliki?
50
PE LAJ ARAN 10
• Bagaimana Anda menyatakan sebuah ajaran atau asas yang diajarkan dalam
Ajaran dan Perjanjian 25? (Sewaktu siswa merespons, tandaskan asas ini:
Sebagai para murid Tuhan, wanita dapat menggunakan karunia dan bakat
ilahi mereka untuk membantu membangun kerajaan Allah).
Bagikan pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball dan oleh Penatua M.
Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Menjadi seorang wanita yang saleh adalah sesuatu yang agung pada zaman
kapan pun. Menjadi seorang wanita yang saleh pada babak terakhir bumi ini,
sebelum Kedatangan Kedua Juruselamat kita, merupakan suatu panggilan yang
amat luhur. Kekuatan dan pengaruh wanita yang saleh dewasa ini dapat menjadi
sepuluh kali lipat daripada pada masa-masa yang lebih tenang” (Ajaran-Ajaran:
Spencer W. Kimball, 262).
“Para sister, lingkup pengaruh Anda adalah lingkup yang unik—lingkup yang
tidak bisa diduplikasi oleh para pria. Tidak seorang pun yang dapat membela
Juruselamat kita dengan persuasi atau kuasa lebih apa pun daripada Anda, para
putri Allah, dapat melakukannya—Anda memiliki kekuatan dan keyakinan batin
seperti itu. Kekuatan suara dari seorang wanita yang telah insaf adalah tak
terkatakan, dan Gereja membutuhkan suara Anda sekarang lebih dari kapan
pun” (M. Russell Ballard, “Men and Women and Priesthood Power,” Ensign, September
2014, 33).
Tanyakan kepada para wanita di kelas Anda apa pemikiran dan perasaan yang
mereka miliki sewaktu mereka memikirkan pengaruh yang dapat mereka miliki di
rumah mereka, di Gereja, dan dalam komunitas mereka. Tekankan peranan
menonjol yang para wanita miliki sebagai pemimpin dalam Gereja.
Anda dapat meminta para brother di kelas Anda untuk membagikan bagaimana
mereka telah melihat kekuatan dan pengaruh dari para wanita di lingkungan atau
cabang mereka membawa individu-individu lebih dekat kepada Bapa Surgawi.
2 Timotius 1:5; 3:14–15; Alma 56:47–48; 57:21
Peranan wanita yang ditetapkan secara ilahi sebagai para ibu di Sion
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul.
“Pria dan wanita memiliki karunia yang berbeda, kekuatan yang berbeda, dan
cara pandang serta kecenderungan yang berbeda. Itulah salah satu alasan dasar
mengapa kita saling membutuhkan. Dibutuhkan seorang pria dan seorang
wanita untuk menciptakan sebuah keluarga, dan dibutuhkan seorang pria dan
seorang wanita untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan” (“Men and Women and
Priesthood Power,” 32).
51
P EL A J A RA N 10
• Selain perbedaan-perbedaan fisik yang nyata, apa saja cara-cara Anda telah
mengamati bahwa pria dan wanita secara umum berbeda satu sama lain?
Jelaskan bahwa selain dari perbedaan-perbedaan umum ini, pria dan wanita juga
memiliki peranan berbeda yang ditetapkan secara ilahi, sebagaimana diuraikan
dalam “Keluarga: Maklumat kepada Dunia” (lihat paragraf ketujuh). Perlihatkan
pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Anda para sister dipilih sebelum pelandasan dunia untuk melahirkan dan
merawat anak-anak Allah; dalam melakukannya, Anda memuliakan Allah (lihat
A&P 132:63)” (“Apa yang Akan Anda Pilih?” Liahona, Januari 2015, 19).
• Bagaimana para wanita dapat memuliakan Allah sewaktu mereka melahirkan
dan merawat anak-anak Allah? (Sewaktu siswa membagikan gagasan mereka,
bantulah mereka memahami asas ini: Sewaktu wanita menjalankan peranan
mereka yang ditetapkan secara ilahi sebagai ibu untuk melahirkan dan
merawat anak-anak Allah, mereka memuliakan Dia dan menjadi lebih
seperti Orangtua Surgawi kita. Jelaskan bahwa mendatangkan anak-anak ke
dalam dunia adalah bagian penting dari rencana keselamatan Bapa Surgawi).
Bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua
Belas Rasul.
“Banyak suara di dunia sekarang merendahkan pentingnya memiliki Anak atau
menyarankan penundaan atau mengurangi jumlah anak dalam sebuah keluarga.
Anak-anak perempuan saya akhir-akhir ini merujuk saya pada blog ditulis oleh
seorang ibu Kristen (bukan dari kepercayaan kita) dengan lima anak. Dia
berkomentar, ‘[Membesarkan] dalam budaya ini, sangat sulit untuk mendapatkan
sudut pandang biblikal mengenai peran seorang ibu. … Anak-anak menempati
urutan jauh di bawah kuliah. Yang pasti, di bawah perjalanan keliling dunia. Di bawah
kemampuan untuk jalan-jalan malam di waktu senggang Anda. … Di bawah pekerjaan apa pun
yang Anda miliki atau harapkan.’ Dia kemudian menambahkan: ‘Peran seorang ibu bukanlah
hobi, ini adalah pemanggilan’” (“Anak-Anak,” Ensign atau Liahona, November 2011, 28).
• Apa artinya “merendahkan” pentingnya memiliki anak-anak?
• Apa tekanan-tekanan yang telah Anda lihat terhadap wanita untuk
“merendahkan” pentingnya memiliki anak-anak?
• Apa yang para dewasa muda di Gereja dapat lakukan untuk menjaga perspektif
yang benar mengenai pentingnya melahirkan anak-anak?
Yakinkan siswa bahwa keputusan mengenai kapan untuk memiliki anak-anak dan
berapa banyak anak untuk dimiliki adalah masalah pribadi antara suami dan istri
serta Allah. Pelajaran mendatang akan membahas masalah-masalah ini secara
lebih detail.
52
PE LAJ ARAN 10
Undanglah siswa untuk membaca dan membandingkan 2 Timotius 1:5; 3:14–15
dan Alma 56:47–48; 57:21, dengan mencari pengaruh saleh yang para ibu dapat
miliki pada diri anak-anak mereka. (Belajar untuk membandingkan petikan tulisan
suci adalah sebuah keterampilan penelaahan tulisan suci yang siswa dapat
gunakan di sepanjang kehidupan mereka).
• Apa yang petikan-petikan ini ajarkan mengenai peranan ibu? (Tekankan asas
berikut: Ketika para ibu mengajarkan Injil kepada anak-anak mereka,
mereka membantu anak-anak mereka memperoleh iman dan
mempersiapkan mereka untuk hidup dengan saleh).
• Bagaimana petikan-petikan ini membantu menjelaskan mengapa Setan bekerja
sedemikian keras untuk meremehkan peranan ibu?
• Apa karakteristik yang para wanita miliki yang dapat membantu mereka
berhasil dalam peranan mereka sebagai ibu?
Pekalah terhadap fakta bahwa sejumlah remaja putri di kelas Anda mungkin tidak
pernah menikah, dan jika mereka menikah, mereka mungkin tidak bisa melahirkan
anak-anak. Gunakan pernyataan berikut oleh Sister Sheri L. Dew, mantan
penasihat dalam presidensi umum Lembaga Pertolongan, untuk membantu siswa
Anda memahami bahwa peranan ibu adalah pusaka ilahi dari semua wanita:
“Sama seperti para pria yang layak dipratahbiskan untuk memegang imamat
dalam kefanaan, para wanita yang saleh diberkahi secara prafana dengan
privilese peran sebagai ibu. Peran sebagai ibu adalah lebih dari sekadar
melahirkan anak-anak, meskipun memang demikian. Itu adalah esensi dari jati
diri kita sebagai wanita. Itu menjelaskan identitas sejati kita, keadaan dan sifat
ilahi kita, dan sifat-sifat unik yang Bapa kita berikan kepada kita. …
… Beberapa wanita harus menunggu untuk memiliki anak-anak. … Tetapi waktu Tuhan bagi
kita masing-masing tidaklah meniadakan kodrat kita. Dengan demikian, beberapa dari kita,
harus mencari cara lain untuk menjadi ibu. Dan semua yang ada di sekitar kita adalah mereka
yang perlu dikasihi dan dipimpin” (“Are We Not All Mothers?” Ensign, November 2001, 96–97).
• Bagaimana pernyataan Sister Dew membantu meluaskan pemahaman Anda
tentang peran sebagai ibu?
Tanyakan kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan
pemikiran dan perasaan mereka tentang pengaruh bajik dari ibu mereka sendiri.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Sister Julie B. Beck, mantan presiden umum
Lembaga Pertolongan, yang berbicara kepada para wanita mengenai perlunya
mereka untuk memenuhi peranan yang diberikan kepada mereka oleh Allah.
Mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang, dan undanglah siswa
untuk memikirkan apa yang akan terjadi jika wanita gagal memenuhi
peranan mereka.
53
P EL A J A RA N 10
“Jika kita tidak melakukan bagian kita, tidak ada orang lain yang akan
melakukannya bagi kita. … Kita tidak dapat mendelegasikan [bagian kita dalam
rencana kebahagiaan Bapa Surgawi]. Kita tidak bisa mewariskannya kepada
siapa pun. Itu adalah bagian kita. Kita dapat menolaknya, kita dapat
mengingkarinya, namun itu tetaplah bagian kita, dan kita bertanggung jawab
untuk itu. Harinya akan tiba ketika kita semua akan mengingat apa yang kita
© Busath.com
ketahui sebelum kita dilahirkan. Kita akan mengingat bahwa kita berperang
dalam sebuah konflik besar untuk privilese ini. Bagaimana kita memenuhi tanggung jawab ini?
Kita setiap hari mengerahkan energi kita dalam pekerjaan yang secara unik adalah bagian kita
untuk dilakukan” (“Understand the Divine Roles of Women,” Ensign, Februari 2009, 67).
• Apa pemikiran dan perasaan Anda mengenai frasa “Jika kita tidak melakukan
bagian kita, tidak ada orang lain yang akan melakukannya bagi kita”?
• Apa yang akan hilang dari keluarga, dari lingkungan atau cabang Anda, atau
dari dunia jika para wanita tidak lagi melakukan “bagian” mereka?
• Apa beberapa cara di mana para wanita dewasa muda dapat memenuhi
peranan ilahi mereka sebagai wanita dalam kerajaan Bapa Surgawi?
Bersaksilah tentang kesakralan dan pentingnya peranan wanita untuk menjadi istri
dan ibu yang saleh, dan tekankan bahwa Bapa kita di Surga kelak akan
memberikan semua berkat kepada anak-anak-Nya yang saleh. Undanglah siswa
untuk mempertimbangkan memberi tahu seorang ibu yang mereka kenal betapa
mereka sangat mengaguminya karena cara dia memenuhi peranan ilahinya.
Akhiri dengan menanyakan kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin
membagikan kesaksian mereka tentang berkat-berkat yang datang ketika para
wanita mengetahui siapa diri mereka dalam rencana keselamatan Bapa Surgawi
dan menindaki pengetahuan itu.
Bacaan Siswa
• 2 Timotius 1:5; 3:14–15; Alma 56:47–48; 57:21; Ajaran dan Perjanjian 25:1–3,
10, 13–16.
• “Understand the Divine Roles of Women,” Ensign, Februari 2009, 67.
54
PELAJARAN 11
Mempersiapkan Diri untuk
Pernikahan Kekal
Pendahuluan
Sewaktu dewasa lajang muda menjalankan Injil Yesus
Kristus, mereka dapat menantikan masa depan dan
menjalani kehidupan mereka dengan pengharapan. Bapa
Surgawi akan membimbing mereka dalam keputusan mereka
mengenai pernikahan kekal sewaktu mereka mencari arahan
dari Dia. Pelajaran ini akan membantu siswa menyikapi
pernikahan dengan keyakinan yang lebih besar, mengetahui
bahwa mereka dapat menerima bantuan ilahi dari Tuhan.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “The Reflection in the Water” (kebaktian Church
Educational System, 1 November, 2009), lds.org/media-library.
• Jeffrey R. Holland, “Jangan Takut, Percaya Saja” (suatu malam bersama Penatua
Jeffrey R. Holland, 6 Februari 2015), lds.org/broadcasts.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 88:40
Mempersiapkan Diri untuk pernikahan
Mintalah siswa untuk mengangkat tangan mereka jika mereka telah membuat
daftar tentang karakteristik yang mereka cari dalam diri seorang calon pasangan.
Undanglah beberapa siswa untuk berbagi sejumlah karakteristik pada
daftar mereka.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Sejumlah kaum muda seakan memiliki daftar belanjaan tentang karakteristik
yang mereka inginkan dalam diri pasangan dan mengukur potensi mereka:
‘Apakah Anda memiliki semua hal yang saya perlukan?’ Jika Anda berharap
untuk memiliki seorang rekan kekal yang memiliki sifat-sifat rohani tertentu,
maka Anda harus berupaya untuk mengembangkan sifat-sifat rohani tersebut
dalam diri Anda sendiri. Maka orang yang memiliki sifat-sifat tersebut akan
tertarik pada Anda” (“Understanding Heavenly Father’s Plan,” LDS.org).
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari pernyataan Penatua Bednar? (Pastikan
siswa mengidentifikasi asas berikut: “Jika Anda berharap untuk memiliki
seorang rekan kekal yang memiliki sifat-sifat rohani tertentu, maka Anda
harus berupaya untuk mengembangkan sifat-sifat rohani tersebut dalam
diri Anda sendiri”).
Mintalah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 88:40–53, mencari
bagaimana ayat ini mendukung asas yang baru saja diidentifikasi.
55
P EL A J A RA N 11
• Bagaimana individu yang ingin menikah dapat menerapkan
kebenaran-kebenaran yang tercatat dalam ayat ini?
• Bagaimana Anda telah melihat kebenaran dalam ayat ini berlaku untuk
pilihan-pilihan yang dibuat oleh kaum muda mengenai teman-teman mereka?
Mintalah siswa untuk mempertimbangkan sifat-sifat yang mereka ingin lihat dalam
diri calon pasangan mereka. Undanglah siswa untuk memikirkan apakah mereka
memiliki sifat-sifat yang sama tersebut. Mintalah mereka untuk
mempertimbangkan bagaimana mereka dapat menggunakan asas-asas dalam
Ajaran dan Perjanjian 88:40 untuk mempersiapkan diri mereka lebih baik bagi
pernikahan.
Markus 5:35–36; Ajaran dan Perjanjian 6:36
“Jangan takut, percaya saja”
Tanyakan kepada siswa:
• Apa yang Anda nanti-nantikan mengenai pernikahan?
• Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan kaum muda takut akan pernikahan?
(Daftarlah respons mereka di papan tulis).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
dari Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah kelas
untuk mendengarkan alasan mengapa sejumlah kaum muda takut menikah.
“Dalam kasus-kasus yang ekstrem [orang-orang muda] takut bahwa dunia
hampir berakhir dalam peperangan dan bencana—sesuatu yang ke dalamnya
mereka tidak ingin menuntun pasangan atau anak. Dalam kasus yang lebih
ringan, yang lebih umum, mereka takut bahwa dunia akan menjadi semakin sulit
saja, bahwa pekerjaan akan menjadi terlalu sulit untuk ditemukan, dan bahwa
orang harus selesai kuliah, tidak punya utang, memiliki karier, dan memiliki
rumah dahulu sebelum mempertimbangkan pernikahan. …
“Lebih lanjut, begitu banyak orang muda yang saya ajak bicara merasa takut bahwa jika mereka
menikah, mereka hanya akan berakhir menjadi bagian dari statistik perceraian. … Gabungkan
kesangsian tentang keberhasilan pernikahan itu dengan cemoohan buruk, kotor, sering seperti
iblis terhadap kesucian, kesetiaan dan kehidupan keluarga yang begitu biasa digambarkan dalam
film serta di televisi dan Anda melihat masalahnya.” (“Jangan Takut, Percaya Saja Believe”
[suatu malam bersama Penatua Jeffrey R. Holland, 6 Februari 2015], lds.org/broadcasts).
• Berapa banyak dari Anda yang mengenal seseorang yang takut menikah karena
salah satu alasan yang disebutkan oleh Penatua Holland?
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 6:36 dan pertimbangkan
bagaimana nasihat Tuhan kepada Oliver Cowdery berlaku untuk mempersiapkan
diri untuk pernikahan kekal. Kemudian undanglah seorang siswa untuk
membacakan Markus 5:35–36 dengan lantang. Jelaskan bahwa Yairus, penguasa
sinagoge, datang kepada Yesus berharap bahwa Dia akan menyembuhkan anak
perempuannya. Mintalah kelas untuk memikirkan bagaimana imbauan
Juruselamat kepada Yairus dapat berlaku kepada mereka yang mempersiapkan diri
untuk pernikahan.
56
PE LAJ ARAN 11
• Bagaimana memandang Tuhan “dalam setiap pemikiran” dapat membantu kita
untuk “janganlah ragu, janganlah takut” sewaktu kita memikirkan masa
depan kita?
• Bagaimana nasihat Tuhan kepada Oliver Cowdery dan kepada Yairus dapat
membantu individu-individu yang memiliki ketakutan untuk menikah?
(Sewaktu siswa merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: Sewaktu kita
memandang Yesus Kristus dalam iman, kita dapat mengatasi ketakutan
dan memiliki keyakinan terhadap masa depan).
Bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland. Mintalah kelas untuk
mendengarkan mengapa Penatua dan Sister Holland memerlukan iman untuk
memilih menikah ketika mereka melakukannya.
“Ketika [Sister Holland dan saya] menikah kami berdua masih kuliah S1 di BYU,
dengan kedua pasangan orangtua tidak dapat membantu kami secara keuangan,
tidak ada cara membayangkan seluruh pendidikan S2 yang masih ada di depan
kami, dan ini dengan 300 dolar yang kami berdua miliki pada hari pernikahan
kami! Nah itu mungkin bukanlah cara yang ideal untuk memulai sebuah
pernikahan, tetapi betapa itu telah menjadi pernikahan yang hebat dan apa yang
mungkin menjadi kerugian kami jika kami menunggu bahkan satu hari lebih lama daripada yang
kami lakukan, begitu kami tahu itu adalah benar. … Saya gemetar memikirkan apa kerugian
kami jika kami mengikuti “nasihat dari rasa takut kami,’ sebagaimana Presiden James E. Faust
belakangan akan memberi tahu saya tidak pernah, tidak pernah boleh saya lakukan” (“Jangan
Takut, Percaya Saja”).
• Bagaimana situasi Penatua dan Sister Holland serupa dengan situasi dari
banyak kaum muda dewasa ini?
• Apakah artinya menyimak nasihat dari ketakutan Anda? Mengapa ini
merupakan cara yang buruk untuk membuat keputusan?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang kesaksian berikut
dari Presiden Thomas S. Monson:
“Brother dan sister terkasih, janganlah takut. Bersenanghatilah. Masa depan
secemerlang iman Anda” (“Bersenanghatilah,” Ensign atau Liahona, Mei
2009, 92).
• Apa gagasan dan perasaan mengenai masa depan yang Anda miliki sewaktu
Anda merenungkan imbauan kenabian ini?
Bantulah siswa merenungkan bagaimana mereka dapat menerapkan bagian dari
pelajaran ini dengan meminta mereka untuk mempertimbangkan apakah mereka
memiliki ketakutan apa pun mengenai menikah. Undanglah mereka untuk
merenungkan bagaimana mereka dapat menggantikan ketakutan apa pun
mengenai masa depan dengan iman kepada Tuhan.
57
P EL A J A RA N 11
Ajaran dan Perjanjian 6:22–23; 8:2–3; 9:7–9; 11:12–14
Mencari arahan ilahi dalam memilih siapa yang akan dinikahi
Perlihatkan pernyataan berikut dari Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Ini akan menjadi keputusan paling penting dari kehidupan Anda, individu yang
akan Anda nikahi. Tidak ada pengganti bagi pernikahan di bait suci. …
Menikahlah dengan orang yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang
tepat” (“Life’s Obligations,” Ensign, Februari 1999, 2).
• Bagaimana Anda secara benar membuat keputusan paling penting ini
mengenai siapa yang akan dinikahi?
Bagilah kelas ke dalam pasangan-pasangan. Tugasi setiap pasangan untuk
membaca petikan tulisan suci berikut bersama-sama: Ajaran dan Perjanjian
6:22–23; 8:2–3; 9:7–9; 11:12–14. (Ayat-ayat ini adalah contoh tentang tema yang
diulang-ulang tentang bagaimana menerima wahyu pribadi, yang ditemukan
dalam banyak bagian terdahulu dari Ajaran dan Perjanjian. “Tema adalah kualitas
atau gagasan yang menaungi secara menyeluruh, berulang, dan menyatukan”
[David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (api unggun Universitas Brigham
Young, 4 Februari 2007), 6, speeches.byu.edu]).
Mintalah siswa untuk mempertimbangkan skenario berikut sewaktu mereka
menelaah ayat-ayat dari Ajaran dan Perjanjian: Bayangkan bahwa teman Anda
telah mengencani seseorang selama beberapa waktu dan datang kepada Anda
meminta nasihat mengenai apakah dia hendaknya menikahi orang itu. Apa yang
Anda nasihatkan kepada teman Anda untuk lakukan?
Setelah siswa memiliki waktu untuk menelaah tulisan suci, mintalah seorang siswa
dalam setiap pasangan untuk memainkan bagian dari teman yang tengah
berkencan tersebut. Mintalah siswa lainnya dalam setiap pasangan untuk
menjelaskan bagaimana ayat-ayat ini dapat membantu teman itu membuat
keputusan. Setelah kegiatan ini rampung, pastikan siswa memahami asas-asas
berikut mengenai membuat keputusan: Kita hendaknya “menelaah” sebuah
keputusan dalam pikiran kita, membuat keputusan terbaik semampu kita, dan
kemudian menanyakan kepada Allah apakah keputusan itu benar. Selanjutnya, jika
kedamaian dan sukacita datang ke dalam hati dan pikiran kita, keputusan itu
adalah yang terbaik. Tekankan asas berikut: Sewaktu kita mencari bimbingan
Tuhan saat kita membuat keputusan kita, Dia akan berbicara dalam pikiran
kita dan mengisi jiwa kita dengan kedamaian serta sukacita apabila
keputusan kita benar adanya.
• Bagaimana Anda mengetahui kebenaran tentang apa yang ayat-ayat ini ajarkan
mengenai menerima wahyu pribadi?
Mintalah siswa untuk mempertimbangkan bagaimana mereka akan merespons
skenario berikut: orang yang telah Anda kencani menjelaskan bahwa dia telah
58
PE LAJ ARAN 11
mengikuti proses ini untuk membuat keputusan dan telah menerima kesan bahwa
Anda berdua hendaknya menikah.
Perlihatkan pernyataan oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul,
dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Saya telah mendengar kasus-kasus di mana seorang remaja putra mengatakan
kepada remaja putri bahwa dia hendaknya menikah dengannya karena dia telah
menerima wahyu bahwa dia akan menjadi rekan kekalnya. Seandainya ini wahyu
sejati, itu akan diteguhkan langsung kepada si wanita jika dia berupaya untuk
mengetahui. Sementara itu, dia tidak berkewajiban untuk mengindahkannya. Dia
hendaknya mencari bimbingannya sendiri dan membuat keputusan sendiri. Pria
itu dapat menerima wahyu untuk membimbing tindakannya sendiri, namun dia tidak dapat
secara benar menerima wahyu untuk mengarahkan dia [wanita itu]. Dia di luar tugas
pengawasannya” (“Revelation” [kebaktian Universitas Brigham Young,29 September 1981], 6,
speeches.byu.edu).
Bersaksilah bahwa siswa akan merasakan kedamaian sewaktu mereka
menanti-nantikan pernikahan kekal dengan mata iman. Imbaulah mereka untuk
menggunakan asas-asas yang dibahas dalam pelajaran ini untuk mempersiapkan
diri bagi kesempatan mulia akan pernikahan kekal.
Bacaan Siswa
• Markus 5:35–36; Ajaran dan Perjanjian 6:22–23, 36; 8:2–3; 9:7–9; 11:12–14;
88:40.
• Dieter F. Uchtdorf, “The Reflection in the Water” (kebaktian Church
Educational System, 1 November, 2009), lds.org/media-library.
59
PELAJARAN 12
Tata Cara dan Perjanjian
Bait Suci
Pendahuluan
Para nabi zaman akhir telah menyatakan, “Tata cara-tata
cara dan perjanjian-perjanjian kudus yang tersedia di bait
suci yang kudus memungkinkan bagi individu-individu untuk
kembali ke hadirat Allah” (“Keluarga: Maklumat kepada
Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129). Dalam
pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa melalui menerima
tata cara-tata cara bait suci mereka dapat menikmati
berkat-berkat sakral selama kefanaan dan memperoleh
kehidupan kekal.
Bacaan Latar Belakang
• Boyd K. Packer, “Bait Suci yang Kudus,” Ensign, Oktober 2010, 29–35.
• D. Todd Christofferson, “Kuasa Perjanjian,” Ensign atau Liahona, Mei
2009, 19–23.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 97:10–17; 109:12–21; 124:37–40, 55
Tujuan bait suci
Perlihatkan kepada kelas gambar bait suci favorit Anda, dan bagikan mengapa itu
adalah favorit Anda.
• Mengapa kita memiliki bait suci?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, tulislah petikan-petikan berikut di
papan tulis. Undanglah siswa untuk membaca salah satu petikan itu, dengan
mencari alasan mengapa Bapa Surgawi menyediakan bait suci:
Ajaran dan Perjanjian 97:10–17
Ajaran dan Perjanjian 124:37–40; 55
• Menurut ayat-ayat ini, apa saja alasan mengapa Bapa Surgawi menyediakan
bait suci? (Sewaktu siswa merespons, bantulah mereka memahami asas berikut:
Bapa Surgawi menyediakan bait suci agar anak-anak-Nya dapat
menerima tata cara-tata dan pengetahuan yang penting serta
mempersiapkan diri untuk tinggal di hadirat-Nya).
• Apa frasa dalam ayat-ayat ini yang mengajarkan bahwa bait suci membantu
mempersiapkan kita untuk tinggal di hadirat Allah?
Beri tahulah siswa bahwa Ajaran dan Perjanjian 109 memuat doa pendedikasian
untuk Bait Suci Kirtland. Mintalah siswa untuk meneliti Ajaran dan Perjanjian
60
PE LAJ ARAN 12
109:12–21 dan membuat daftar tentang cara-cara di mana bait suci mempersiapkan
kita untuk tinggal di hadirat Allah.
• Menurut ayat-ayat ini, bagaimana bait suci mempersiapkan kita untuk tinggal
di hadirat Allah? (Siswa mungkin menyarankan yang berikut: di bait suci kita
merasakan kuasa Tuhan, belajar kebijaksanaan, dan menerima kegenapan Roh
Kudus; kita diimbau untuk bertobat segera di bait suci; dan kita harus menjadi
bersih ketika kita memasuki bait suci. Jika waktu mengizinkan, Anda dapat
merujuk siswa pada Keluaran 19:10–14, yang menguraikan bagaimana Musa
berusaha untuk mempersiapkan Israel kuno secara jasmani dan rohani untuk
datang ke dalam hadirat Tuhan).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua
Belas Rasul dan Presiden Brigham Young (1801–1877):
“Tujuan utama bait suci adalah untuk menyediakan tata cara yang perlu bagi
permuliaan kita dalam kerajaan selestial. Tata cara bait suci menuntun kita
kepada Juruselamat kita dan memberi kita berkat-berkat yang datang kepada
kita melalui Pendamaian Yesus Kristus” (Robert D. Hales “Blessings of the
Temple,” Ensign, Oktober 2009, 48).
“Pemberkahan [bait suci] Anda adalah, untuk menerima semua tata cara itu di
rumah Tuhan, yang penting bagi Anda, setelah Anda meninggalkan kehidupan
ini, untuk memungkinkan Anda berjalan kembali ke hadirat Bapa, melewati para
malaikat yang berdiri sebagai pagar penjaga” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Brigham Young [1997], 350).
• Bagaimana pernyataan ini membantu Anda mengapresiasi pentingnya
menerima tata cara-tata cara bait suci?
Ajaran dan Perjanjian 84:19-21
Tata cara-tata cara keimamatan yang diterima di bait suci membantu kita menjadi
lebih seperti Allah.
Perlihatkan pernyataan berikut, dan undanglah seorang siswa untuk
membacakannya dengan lantang:
“Di Gereja, sebuah perjanjian adalah sakral, tindakan formal yang dilaksanakan dengan
wewenang imamat. Beberapa tata cara adalah penting bagi permuliaan kita. Tata cara ini
disebut tata cara penyelamatan. Itu mencakup pembaptisan, pengukuhan, penahbisan dalam
Imamat Melkisedek (bagi pria), pemberkahan bait suci, serta pemeteraian pernikahan” (Teguh
pada Iman: Sebuah Referensi Injil [2004], 203).
• Bagaimana “tata cara penyelamatan” berbeda dengan tata cara-tata cara Injil
lainnya? (Tata cara lainnya, seperti pemberkatan bayi dan memberkati yang
sakit, tidaklah diperlukan untuk permuliaan).
61
P EL A J A RA N 12
Sebelum melanjutkan, tandaskan bahwa beberapa tata cara penyelamatan, seperti
pembaptisan dan penahbisan dalam Imamat Melkisedek, dilakukan sebelum kita
menerima tata cara-tata cara bait suci; tetapi, bagian dari pelajaran ini berfokus
pada tata cara penyelamatan yang dilaksanakan di bait suci. Undanglah seorang
siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 84:19–21 dengan lantang.
Mintalah kelas untuk mencari apa yang dapat kita terima sewaktu kita berperan
serta dalam tata cara-tata cara yang dilaksanakan melalui Imamat Melkisedek.
• Menurut Anda apa arti istilah “kuasa ke-allahan”? (Pertimbangkan
menjelaskan bahwa “kuasa ke-allahan” adalah kuasa untuk menjadi
seperti allah).
• Bagaimana Anda akan menegaskan sebuah asas yang diajarkan dalam Ajaran
dan Perjanjian 84:20–21? (Sewaktu siswa merespons, tulislah yang berikut di
papan tulis: Melalui tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian bait suci
kita dapat menjadi lebih seperti Allah).
Berilah kepada setiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Robert D.
Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: Mintalah siswa untuk menandai kata atau
frasa yang mengajarkan bagaimana berperan serta dalam tata cara-tata cara bait
suci membantu kita menjadi lebih seperti allah.
“Berkat terbesar keimamatan yang tersedia bagi [remaja putra atau remaja putri]
terdapat di bait suci. Di sana, mereka memperoleh sekilas surga. … Sukacita
kekekalan, yang tampak dapat sedemikian jauh di luar bait suci, tiba-tiba tampak
dalam jangkauan.
“Di bait suci, rencana keselamatan dijelaskan dan perjanjian-perjanjian sakral
dibuat. Perjanjian-perjanjian ini, bersama-sama dengan mengenakan garmen bait
suci yang sakral, memperkuat serta melindungi orang yang diberkati terhadap kuasa sang
lawan. …
“Dalam tata cara bait suci yang utama—pernikahan kekal—mempelai pria dan wanita
dijanjikan bahwa, jika mereka setia, mereka akan menikmati persatuan keluarga dengan satu
sama lain, dengan anak-anak mereka, dan dengan Tuhan di sepanjang segala kekekalan. Itu
disebut kehidupan kekal” (“Blessings of the Priesthood,” Ensign, November 1995, 34).
Bahaslah apa yang siswa tandai.
• Bagaimana berperan serta dalam tata cara-tata cara bait suci telah memberkati
kehidupan Anda dalam cara-cara yang sama dengan yang dijelaskan oleh
Penatua Hales?
Berilah siswa waktu sejenak untuk menuliskan apa yang dapat mereka lakukan
untuk menjadikan peribadatan bait suci lebih bermakna dan lebih berfokus untuk
membantu mereka menjadi lebih seperti Allah.
(Keluaran19:3–6; Ajaran dan Perjanjian 109:22–26)
Menepati perjanjian-perjanjian bait suci
Beri tahulah siswa bahwa ada tujuan penting lain dari peribadatan bait suci yang
terkait erat dengan menerima tata cara-tata cara bait suci. Mintalah mereka untuk
62
PE LAJ ARAN 12
mendengarkan tujuan itu sewaktu Anda membagikan pernyataan berikut oleh
Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Saya bersaksi bahwa dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman
Akhir terdapat wewenang imamat untuk melaksanakan tata cara-tata cara yang
melaluinya kita dapat masuk dalam ikatan perjanjian dengan Bapa Surgawi kita
dalam nama Putra Kudus-Nya. Saya bersaksi bahwa Allah akan menepati
janji-janji-Nya kepada Anda sewaktu Anda menghormati perjanjian-perjanjian
Anda dengan-Nya” (“Kuasa Perjanjian,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 22).
• Ketika kita menerima tata cara-tata cara penyelamatan Injil, apa yang
kita masuki?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dan Penatua Jeffrey
R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah siswa untuk mencari
karakteristik penting dari perjanjian-perjanjian kita dengan Tuhan:
“Perjanjian adalah sebuah kesepakatan antara Allah dan anak-anak-Nya di atas
bumi, dan penting untuk dipahami bahwa Allah menetapkan syarat-syarat dari
semua perjanjian Injil. Anda dan saya tidak memutuskan sifat atau unsur dari
sebuah perjanjian. Melainkan, dengan menjalankan hak pilihan moral kita, kita
menerima ketentuan dan syarat dari sebuah perjanjian sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh Bapa Kekal kita” (David A. Bednar, “Agar Roh-Nya Selalu
Menyertai Kita,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 28–29).
“Sebuah perjanjian adalah sebuah kontrak rohani yang mengikat, janji khusyuk
kepada Allah Bapa kita bahwa kita akan hidup dan berpikir serta bertindak
dalam suatu cara tertentu—cara Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Sebaliknya,
Bapa, Putra, dan Roh Kudus menjanjikan kepada kita kepenuhan kehidupan kekal
yang mulia.” (Jeffrey R. Holland, “Keeping Covenants: A Message for Those Who
Will Serve a Mission,” New Era, Januari 2012, 3).
• Apa yang menonjol bagi Anda dalam pernyataan ini mengenai perjanjian?
• Mengapa penting bahwa Allah menetapkan syarat-syarat bagi semua perjanjian
Injil? (Karena Dia adalah satu-satunya yang menawarkan kepada kita
kehidupan kekal, Dia berhak menegakkan ketentuan-ketentuan yang di
atasnya itu diterima. Satu-satu persembahan yang dapat kita berikan
kepada-Nya adalah hak pilihan kita sewaktu kita memilih untuk patuh. Sebagai
bagian dari pembahasan ini, tekankan yang berikut: Sewaktu kita menaati
perjanjian-perjanjian kita dengan Tuhan, kita akan diberkati dalam
kefanaan dan dapat memperoleh kehidupan kekal).
Mintalah siswa untuk berpasang-pasangan. Mintalah satu siswa dalam setiap
pasangan untuk menelaah Keluaran 19:3–6 dan siswa lainnya menelaah Ajaran
dan Perjanjian 109:22–26. Undanglah siswa untuk mencari berkat-berkat yang
tersedia bagi mereka yang menaati perjanjian mereka, terutama perjanjian bait
63
P EL A J A RA N 12
suci. Setelah waktu yang memadai, undanglah pasangan-pasangan itu untuk
membahas apa yang mereka temukan. (Dalam kaitan dengan ayat-ayat Keluaran,
Anda mungkin ingin memastikan siswa memahami bahwa adalah di dalam bait
suci yang kudus kita mulai memenuhi syarat sebagai raja dan ratu yang kelak dapat
menjadi bangsa yang kudus dan tinggal di hadirat Allah; lihat juga Wahyu 1:6; 5:10;
19:16; A&P 76:55–56).
• Bagaimana perjanjian-perjanjian Anda dengan Tuhan telah menjadi berkat atau
perlindungan bagi Anda?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Presiden Joseph Fielding Smith (1876–1972):
“Jika kita pergi ke bait suci kita mengangkat tangan kita dan berjanji bahwa kita
akan melayani Tuhan dan mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjaga diri kita
tak ternoda dari dunia. Jika kita menyadari apa yang kita lakukan maka
pemberkahan itu akan menjadi perlindungan bagi kita di sepanjang kehidupan
kita—perlindungan yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak pergi ke bait suci.
“Saya telah mendengar ayah saya [Presiden Joseph F. Smith] mengatakan bahwa
di saat dalam percobaan, di saat menghadapi godaan, dia akan memikirkan janji-janji,
perjanjian-perjanjian yang telah dia buat dalam Rumah Tuhan, dan itu merupakan perlindungan
baginya. … Perlindungan ini adalah sebagian dari tujuan tata cara ini. Itu menyelamatkan kita
sekarang dan mempermuliakan kita di kehidupan yang akan datang, jika kita mau
menghormatinya.” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Fielding Smith [2013], 271).
• Apa pemikiran dan kesan yang telah Anda miliki selama pelajaran ini yang
ingin Anda bagikan dengan kelas?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Kehidupan adalah sebuah perjalanan pulang ke rumah bagi kita semua, kembali
ke hadirat Allah dalam kerajaan selestial.
“Tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian menjadi kredensial kita untuk
masuk ke dalam hadirat-Nya. Untuk secara layak menerimanya merupakan
pencarian seumur hidup; untuk menaatinya sesudahnya adalah tantangan
kefanaan” (“Covenants,” Ensign, Mei 1987, 24).
Bersaksilah bahwa menerima tata cara-tata cara bait suci adalah sesungguhnya
“pencarian seumur hidup.” Tata cara-tata cara bait suci membantu kita
memperoleh kredensial yang diperlukan untuk masuk ke dalam hadirat Bapa
Surgawi.
Undanglah siswa untuk merenungkan apakah beribadat dan menerima tata
cara-tata cara di bait suci merupakan prioritas dalam kehidupan mereka. Mintalah
mereka untuk menuliskan apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih berfokus
pada perjanjian-perjanjian yang telah mereka buat atau akan buat di bait suci.
64
PE LAJ ARAN 12
Bacaan Siswa
• Keluaran 19:3–6; Ajaran dan Perjanjian 84:19–21; 97:10–17; 109:12–26;
124:37–40, 55.
• Boyd K. Packer, “Bait Suci yang Kudus,” Ensign, Oktober 2010, 29–35.
65
PELAJARAN 13
Meningkatkan Peribadatan
Bait Suci
Pendahuluan
Beribadat di bait suci yang kudus mempersiapkan kita untuk
menjadi para murid Yesus Kristus yang lebih baik, dan “Tata
cara dan perjanjian kudus yang tersedia di bait suci-bait suci
yang kudus memungkinkan setiap orang kembali ke hadirat
Allah” (“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau
Liahona, November 2010, 129). Presiden Howard W. Hunter
(1907–1995) mengimbau anggota Gereja untuk menjadikan
bait suci “lambang besar dari keanggotaan mereka” (“The
Great Symbol of Our Membership,” Ensign, Oktober 1994, 2).
Dalam pelajaran ini siswa akan belajar cara-cara untuk
memperkaya peribadatan bait suci mereka, dengan demikian
mendatangkan berkat-berkat yang lebih besar ke dalam
hidup keluarga mereka.
Bacaan Latar Belakang
• Richard G. Scott, “Peribadatan Bait Suci: Sumber Kekuatan dan Kuasa di
Saat-Saat Membutuhkan,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 43–45.
• L. Lionel Kendrick, “Enhancing Our Temple Experience,” Ensign, Mei
2001, 78–79.
• Mempersiapkan Diri untuk Memasuki Bait Suci yang Kudus (buklet, 2002).
Saran untuk Pengajaran
Mazmur 24:3–5; Yohanes 2:13–16; Ajaran dan Perjanjian 109:10–13, 20–22
Kelayakan untuk memasuki bait suci
Perlihatkan sebuah gambar bait suci yang terdekat dengan rumah Anda. Tandaskan
bahwa frasa Kekudusan bagi Tuhan terukir pada eksterior dari setiap bait suci.
Undanglah siswa untuk membaca Yohanes 2:13–16 dan pertimbangkan bagaimana
kisah ini mengilustrasikan sifat kudus bait suci.
• Bagaimana kisah ini mengilustrasikan sikap yang hendaknya kita miliki
terhadap bait suci?
• Dalam cara-cara apa orang-orang di zaman sekarang dapat memperlihatkan
ketidakhormatan bagi bait suci?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 109:20, yang
merupakan bagian dari doa pendedikasian untuk Bait Suci Kirtland:
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari ayat ini? (Jawaban siswa hendaknya
mencakup asas ini: Allah telah memerintah bahwa tidak ada sesuatu yang
tidak bersih dapat diizinkan untuk memasuki rumah-Nya. Tandaskan
bahwa dalam tulisan suci, bait suci senantiasa digambarkan sebagai tempat
kebersihan, kemurnian, kekudusan, serta kelayakan. Anda dapat mendorong
siswa untuk melihat keterkaitan ini ketika mereka membaca tentang bait suci).
66
PE LAJ ARAN 13
• Apa saja standar-standar kelayakan yang individu-individu harus penuhi
sebelum mereka dapat memasuki bait suci?
Berilah siswa waktu sejenak untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 109:10–13,
21–22, dan Mazmur 24:3–5 dan mengidentifikasi berkat-berkat yang berkaitan
dengan beribadat di bait suci dengan layak. Anda dapat menyarankan agar siswa
menandai apa yang mereka temukan.
• Apa janji-janji yang diberikan dalam ayat-ayat ini kepada mereka yang
memasuki bait suci dengan layak? (Kemuliaan Tuhan akan berada di atas
orang-orang ini; mereka yang memasuki bait suci akan merasakan kuasa Tuhan
dan mengakui bahwa itu sebuah tempat yang dipersucikan dan kudus; di bait
suci, Tuhan akan menaruh nama-Nya di atas kita, dan kita akan pergi
dipersenjatai dengan kuasa-Nya; dan di bait suci kita dapat menerima
berkat-berkat dan kebenaran dari Tuhan).
• Menurut Anda mengapa janji-janji ini didasarkan pada kelayakan kita?
• Apa yang akan Anda katakan kepada seseorang yang mempertanyakan apakah
memenuhi syarat bagi rekomendasi bait suci merupakan upaya yang sepadan?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
dari Presiden Thomas S. Monson:
“Mereka yang memahami berkat-berkat kekal yang datang dari bait suci tahu
bahwa tidak ada pengurbanan yang terlalu besar, harga yang terlalu mahal,
perjuangan yang terlalu sulit untuk menerima berkat itu. … Mereka memahami
bahwa tata cara-tata cara yang diterima di bait suci yang mengizinkan kita untuk
kelak kembali kepada Bapa Surgawi kita dalam hubungan keluarga kekal dan
untuk diberkahi dengan berkat-berkat dan kuasa dari atas adalah sepadan
dengan setiap pengurbanan dan setiap upaya” (“Bait Suci yang Kudus—Mercusuar bagi Dunia,”
Ensign atau Liahona, Mei 2011, 92).
• Apa berkat-berkat yang telah Anda terima ketika Anda telah berperan serta
dalam tata cara-tata cara bait suci?
Imbaulah siswa untuk memperoleh dan menyimpan rekomendasi bait suci yang
masih berlaku untuk pengingat akan kehidupan mereka. Tekankan bahwa sewaktu
mereka dengan rendah hati beribadat kepada Tuhan di bait suci-Nya, mereka akan
menerima berkat-berkat yang disediakan hanya kepada yang setia dalam rumah
kudus-Nya.
3 Nefi 17:1–3
Meningkatkan peribadatan bait suci kita
Tulislah yang berikut di papan tulis dan tanyakan kepada siswa bagaimana mereka
akan melengkapi kalimat ini:
67
P EL A J A RA N 13
Apa yang kita peroleh dari bait suci akan bergantung pada
____________________.
Setelah beberapa respons, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K.
Packer dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Apa yang kita peroleh dari bait suci akan bergantung kebanyakan pada apa
yang kita bawa ke bait suci dalam kerendahan hati dan kekhidmatan serta suatu
hasrat untuk belajar. Jika kita mudah diajar kita akan diajar oleh Roh, di dalam
bait suci” (The Holy Temple [1980], 42).
• Menurut Anda bagaimana pengalaman Anda di bait suci akan berpengaruh jika
Anda pergi dengan roh “kerendahhatian dan kekhidmatan serta hasrat untuk
belajar”? (Sewaktu siswa merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: jika
kita pergi ke bait suci dengan kerendahhatian, kekhidmatan, dan hasrat
untuk belajar, kita akan diajar oleh Roh.
Jelaskan kepada siswa bahwa ketika Juruselamat mengunjungi orang-orang Nefi,
Dia mengajari mereka pola untuk memahami hal-hal sakral yang dapat kita ikuti
ketika menghadiri bait suci. Undanglah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi
17:1–3 dengan keras.
• Apa yang Juruselamat ajarkan kepada para pendengar-Nya untuk lakukan yang
akan membantu mereka bersiap untuk memahami hal-hal yang sakral?
• Bagaimana kita dapat mengikuti pola ini untuk meningkatkan kualitas
pengalaman kita di bait suci? (Kita hendaknya merenungkan apa yang kita
alami di bait suci, berdoa memohon pemahaman, mempersiapkan diri untuk
menghadiri di lain waktu, dan kembali sesering mungkin sewaktu keadaan
mengizinkan).
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut dari Penatua L. Lioner Kendrick dari
Tujuh Puluh, dan mintalah siswa mendengarkan frasa-frasa yang menyarankan
cara-cara kita dapat meningkatkan peribadatan bait suci kita.
“Ada perbedaan antara sekadar menghadiri bait suci dan memiliki suatu
pengalaman rohani yang melimpah. Berkat-berkat sejati dari bait suci datang
sewaktu kita meningkatkan pengalaman bait suci kita. Untuk melakukannya, kita
harus merasakan roh kekhidmatan bagi bait suci dan roh peribadatan. …
“Menjadi khidmat tidak sekadar tenang. Itu mencakup kesadaran terhadap apa
yang sedang terjadi. Itu mencakup hasrat ilahi untuk belajar dan menjadi reseptif
terhadap bisikan-bisikan Roh. Itu mencakup upaya untuk mencari terang dan pengetahuan
tambahan. Ketidakkhidmatan bukan hanya sebuah tindakan tidak hormat terhadap Tuhan,
namun itu menjadikan mustahil bagi Roh untuk mengajari kita segala sesuatu yang kita perlu
ketahui” (“Enhancing Our Temple Experience,” Ensign, Mei 2001, 78).
68
PE LAJ ARAN 13
• Apa frasa dalam pernyataan ini yang terutama bermakna bagi Anda? Mengapa?
Bacalah nasihat berikut dari Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan mintalah siswa mendengarkan saran-saran yang mereka dapat terapkan
sewaktu mereka mengunjungi bait suci:
“• Memahami ajaran yang berkaitan dengan tata cara-tata cara bait suci,
terutama signifikansi Pendamaian Yesus Kristus.
“• Sementara berperan serta dalam tata cara-tata cara bait suci, pikirkan
hubungan Anda dengan Yesus Kristus dan hubungan-Nya dengan Bapa Surgawi.
Tindakan sederhana ini akan menuntun pada pemahaman yang lebih besar
tentang sifat agung tata cara-tata cara bait suci.
“• Senantiasa dengan doa yang sungguh-sungguh menyatakan syukur bagi berkat-berkat tak
terkatakan yang mengalir dari tata cara-tata cara bait suci. Hiduplah setiap hari untuk
memberikan bukti kepada Bapa di Surga dan Putra Terkasih-Nya tentang betapa sangat besar
arti berkat-berkat itu bagi Anda.
“• Jadwalkan kunjungan reguler ke bait suci.
“• Luangkan waktu yang memadai agar tidak tergesa-gesa di dalam dinding-dinding bait suci.
“• Rotasilah kegiatan agar Anda dapat berperan serta dalam semua tata cara bait suci.
“• Lepaslah jam tangan Anda ketika Anda memasuki rumah Tuhan.
“• Dengarkan dengan saksama presentasi dari setiap unsur tata cara dengan pikiran dan hati
terbuka.
“• Bersikaplah peduli terhadap individu-individu yang kepadanya Anda melaksanakan tata cara
perwakilan. Sesekali waktu berdoalah agar dia akan mengenali kepentingan vital dari tata
cara-tata cara itu dan jadilah layak atau persiapkan diri agar layak untuk menerima manfaat dari
mereka” (“Peribadatan Bait Suci: Sumber Kekuatan dan Kuasa di Saat-Saat Membutuhkan,”
Ensign atau Liahona, Mei 2009, 43– 44).
• Manakah dari gagasan-gagasan ini yang dapat menjadi manfaat terbesar untuk
Anda terapkan?
• Apa yang telah Anda atau orang lain lakukan untuk menjadikan peribadatan di
rumah Tuhan lebih bermakna? Apa perbedaan yang tercipta ketika Anda
melakukan hal-hal ini? (Sebagai bagian dari pembahasan, pertimbangkan
membahas pernyataan berikut dari Presidensi Utama: “Ketika para anggota
Gereja menemukan nama-nama leluhur mereka dan membawa nama-nama itu
ke bait suci untuk pekerjaan tata cara, pengalaman bait suci dapatlah sangat
diperkaya” [surat Presidensi Utama, 8 Oktober 8, 2012]).
Imbaulah siswa untuk menuliskan apa yang mereka merasa terkesan untuk
lakukan untuk dapat memperkaya pengalaman bait suci mereka. Imbaulah mereka
untuk mengikuti apa yang mereka tulis.
Ajaran dan Perjanjian 109:8
Tempat wahyu.
Jelaskan bahwa dalam doa pendedikasian untuk Bait Suci Kirtland, Nabi Joseph
Smith menjelaskan beberapa tujuan dari bait suci. Mintalah siswa untuk membaca
69
P EL A J A RA N 13
Ajaran dan Perjanjian 109:8. Tandaskan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk
menjadi “rumah pembelajaran.”
• Apa yang mungkin kita harapkan untuk pelajari di bait suci?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Bangunan sakral ini menjadi sekolah petunjuk dalam hal-hal yang manis dan
sakral tentang Allah. Di sini kita dijelaskan rencana dari Bapa yang pengasih
mewakili para putra dan putri-Nya dari segala generasi. Di sini disajikan di
hadapan kita sketsa tentang penggambaran perjalanan kekal manusia dari
kehidupan prafana ke kehidupan ini dan menuju ke kehidupan selanjutnya.
Kebenaran-kebenaran pokok dan mendasar diajarkan dengan kejelasan dan
kesederhanaan yang baik menurut pengertian bagi semua yang mendengar” (“The Salt Lake
Temple,” Ensign, Maret1993, 5–6).
• Bagaimana berperan serta dalam tata cara-tata cara bait suci membantu kita
mempelajari kebenaran-kebenaran pokok yang besar tentang Bapa Surgawi?
• Bagaimana mengikuti pola yang dicatat dalam 3 Nefi 17:1–3 dapat membantu
kita belajar lebih banyak sementara kita berada di bait suci?
Perlihatkan pernyataan ini oleh Presiden Gordon B. Hinckley:
“Legiun adalah mereka yang di saat-saat stres, ketika keputusan sulit harus
dibuat dan masalah-masalah yang membingungkan harus ditangani, telah
datang ke bait suci dalam roh puasa dan doa untuk mencari arahan ilahi. Banyak
yang telah bersaksi bahwa sementara suara-suara wahyu tidak didengar,
kesan-kesan mengenai jalan yang harus diikuti dirasakan pada saat itu atau di
kemudian hari yang menjadi jawaban terhadap doa-doa mereka” (“The Salt Lake
Temple,” Ensign, Maret 1993, 6).
Akhiri dengan menanyakan kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin
membagikan perasaan dan kesaksian mereka mengenai bait suci. Tekankan bahwa
siswa berada dalam suatu masa yang sangat penting dari kehidupan mereka, ketika
banyak keputusan perlu dibuat. Bersaksilah bahwa dalam rumah Tuhan, siswa
dapat merasakan Roh, penghiburan, dan bimbingan Allah.
Bacaan Siswa
• Mazmur 24:3–5; Yohanes 2:13–16; 3 Nefi 17:1–3; Ajaran dan Perjanjian
109:8–22.
• Richard G. Scott, “Peribadatan Bait Suci: Sumber Kekuatan dan Kuasa di
Saat-Saat Membutuhkan,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 43–45.
70
PELAJARAN 14
Menjadi Penyelamat di
Gunung Sion
Pendahuluan
Melalui pekerjaan bait suci, Tuhan telah memungkinkan bagi
semua yang telah meninggal yang tidak memiliki
pengetahuan tentang Injil Yesus Kristus “untuk kembali ke
hadirat Allah dan bagi keluarga untuk dipersatukan secara
kekal” (“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau
Liahona, November 2010, 129). Dalam pelajaran ini, siswa
akan belajar bagaimana roh Elia memotivasi kita untuk
berperan serta dalam pekerjaan sejarah keluarga untuk
menjadi “penyelamat … di gunung Sion” (Obaja 1:21).
Bacaan Latar Belakang
• David A. Bednar, “Hati Anak-Anak Akan Berpaling,” Ensign atau Liahona,
November 2011, 24–27.
• Quentin L. Cook, “Akar dan Cabang,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 44–48.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 138:27–37; 58–59.
Pelayanan Yesus Kristus di dunia roh
Undanglah siswa untuk memikirkan berapa banyak leluhur mereka yang telah
meninggal yang tidak mendengar Injil atau menerima tata cara-tata cara
penyelamatan.
Ingatkan siswa bahwa setelah Juruselamat mati, Dia menampakkan diri kepada
roh-roh yang telah mati. Perincian dari kunjungan ini sebagaimana disaksikan
dalam penglihatan oleh Presiden Joseph F. Smith (1838–1918), dicatat dalam
Ajaran dan Perjanjian 138. (Perhatikan bahwa ini merupakan contoh dari
membantu siswa untuk memahami konteks ketika menelaah tulisan suci).
Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran
dan Perjanjian 138:27–37. Undanglah kelas untuk menyimak, dengan mencari apa
yang Tuhan lakukan selama pelayanan-Nya di dunia roh.
• Bagaimana Tuhan mempersiapkan cara bagi roh-roh yang telah meninggal
untuk ditebus? (Tekankan kebenaran berikut: Juruselamat menugaskan,
memberi petunjuk, dan mempersiapkan roh-roh yang saleh untuk
mengkhotbahkan Injil kepada mereka yang di penjara roh).
• Menurut ayat 34, mengapa asas-asas Injil harus dikhotbahkan kepada mereka
yang di penjara roh? (Jelaskan bahwa “dihakimi menurut manusia dalam
daging” artinya bahwa semua anak Allah, yang masih hidup maupun telah
meninggal, akan memiliki kesempatan untuk menerima Injil dan menerima
tata cara-tata cara penyelamatan agar semua dapat dihakimi dengan standar
yang sama. Lihat juga A&P 137:7–9).
71
P EL A J A RA N 14
Mintalah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 138:31, 58–59, dengan
mencari apa yang individu-individu yang diajari Injil di dunia roh harus lakukan
untuk menjadi “pewaris keselamatan.”
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang roh-roh yang telah meninggal harus lakukan
untuk menjadi “pewaris keselamatan”? (Bantulah memperjelas asas ini:
Setelah individu-individu di penjara roh diajari pesan Injil, mereka dapat
memilih untuk bertobat dan menerima tata cara-tata cara perwakilan yang
dilaksanakan di bait suci).
Bacalah pernyataan berikut dari Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Beberapa telah memahami dan beranggapan bahwa jiwa-jiwa yang telah mati
‘dibaptiskan ke dalam kepercayaan Mormon tanpa pengetahuan mereka’ atau
bahwa ‘orang-orang yang pernah memeluk kepercayaan lain dapat memeluk
kepercayaan Mormon secara retroaktif dipaksakan kepada mereka.’ Mereka
berasumsi bahwa kita entah mengapa memiliki kuasa untuk memaksa sebuah
jiwa dalam hal kepercayaan. Tentu saja, kita tidak demikian. Allah memberikan
kepada manusia hak pilihan sejak permulaan. ‘Mereka yang telah meninggal yang bertobat akan
ditebus, melalui kepatuhan pada tata cara-tata cara dari rumah Allah’ [A&P 138:58], tetapi
hanya jika mereka menerima tata cara-tata cara tersebut” (“The Redemption of the Dead and
the Testimony of Jesus,” Ensign, November 2000, 10).
Undanglah siswa untuk berpasang-pasangan dan bermain peran dengan
menjelaskan kepada seorang nonanggota bagaimana rencana Allah
memungkinkan bagi semua individu, baik yang masih hidup maupun yang telah
meninggal, untuk menerima Injil dan tata cara-tata cara penyelamatan.
Obaja 1:21; Maleakhi 4:5–6; Ajaran dan Perjanjian 110:13–16; 128:18
Kita akan menjadi “penyelamat … di gunung Sion” (Obaja 1:21)
Undanglah siswa untuk mendaftar cara-cara di mana kita dapat berperan serta
dalam pekerjaan sejarah keluarga. (Menemukan nama-nama keluarga dan
membawanya ke bait suci, mengumpulkan dan menyimpan foto-foto dan kisah
keluarga, pengindeksan, dan sebagainya).
• Bagaimana berperan serta dalam pekerjaan sejarah keluarga dapat
memengaruhi perasaan kita terhadap anggota keluarga yang telah meninggal?
Untuk membantu siswa mengidentifikasi sumber dari perasaan tersebut,
perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Penatua Russell M. Nelson telah mengajarkan bahwa Roh Elia merupakan
“suatu perwujudan dari Roh Kudus yang memberi kesaksian mengenai sifat ilahi
keluarga’ (‘A New Harvest Time,’ Ensign, Mei 1998, 34). Pengaruh yang unik dari
Roh Kudus ini mendekatkan orang-orang untuk mengenali, mencatat, dan
menghargai para leluhur serta anggota keluarga mereka—baik di masa lalu
72
PE LAJ ARAN 14
maupun saat ini. Roh Elia memengaruhi orang-orang di dalam dan di luar Gereja” (“Hati
Anak-Anak Akan Berpaling,” Ensign atau Liahona, November 2011, 25).
Pertimbangkan menuliskan definisi berikut tentang “roh Elia” di papan tulis:
Roh Elia adalah manifestasi dari Roh Kudus yang memengaruhi kita
untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan menghargai anggota
keluarga kita di masa lalu dan masa kini.
Mintalah seorang siswa untuk membaca Maleakhi 4:5–6 dengan lantang.
• Menurut petikan ini, bagaimana kunjungan yang dijanjikan dari Nabi Elia
memengaruhi keluarga-keluarga di dunia dan pekerjaan keselamatan Tuhan di
zaman akhir? (Ingatkan siswa bahwa Elia yang telah dibangkitkan
menampakkan diri kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery pada 3 April 1836
di Bait Suci Kirtland dan menganugerahkan kepada mereka kunci-kunci
pemeteraian Imamat Melkisedek [lihat A&P 110:13–16]).
• Apa artinya bahwa hati para ayah dan anak-anak akan saling dipalingkan?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang penjelasan berikut
dari ayat-ayat ini oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844):
“Nah, kata memalingkan di sini seharusnya diterjemahkan mengikat, atau
memeteraikan. Namun apa tujuan rancangan dari misi penting ini? atau
bagaimana ini dapat dipenuhi? Kunci-kunci akan disampaikan, roh Elia akan
datang, … dan para Orang Suci datang sebagai penyelamat di Gunung Sion
[lihat Obaja 1:21].
“Tetapi bagaimanakah mereka akan menjadi penyelamat di Gunung Sion?
Dengan membangun bait suci-bait suci mereka, menegakkan kolam-kolam pembaptisan mereka,
serta pergi dan menerima semua tata cara … demi semua leluhur mereka yang telah meninggal,
dan menebus mereka …, dan di dalamnya ada rantai yang mengikat hati para bapa kepada para
anak, serta para anak kepada para bapa, yang menggenapi misi Elia” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Joseph Smith [2007], 472– 473).
• Apa yang Joseph Smith katakan kita menjadi sewaktu kita menerima tata
cara-tata cara bait suci mewakili leluhur kita yang telah meninggal? (Para
Penyelamat di gunung Sion).
Tampilkan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
73
P EL A J A RA N 14
“Kita secara harfiah menjadi penyelamat di gunung Sion Apa artinya ini? Sama
seperti Juruselamat kita memberikan hidup-Nya sebagai pengurbanan yang besar
bagi semua umat manusia, demikian juga kita, dalam cara yang sederhana,
ketika kita terlibat dalam pekerjaan perwakilan di bait suci, kita menjadi para
penyelamat bagi mereka yang telah meninggal yang tidak dapat maju kecuali
sesuatu dilakukan untuk mewakili mereka oleh orang-orang yang hidup di bumi”
(“Kata-Kata Penutup,” Ensign atau Liahona, November 2004, 105).
Jelaskan bahwa Yesus Kristus melaksanakan Pendamaian mewakili kita semua.
Ketika kita melaksanakan tata cara perwakilan mewakili mereka yang telah
meninggal, kita menjadi “para penyelamat di Gunung Sion.” Istilah “Gunung
Sion” dapat merujuk pada sejumlah lokasi, termasuk kota surgawi Allah atau kota
Yerusalem Baru (lihat Ibrani 12:22; A&P 76:66; 84:2–4; 1 Raja-Raja 8:1).
• Dalam cara-cara apa pemahaman frasa “penyelamat di Gunung Sion”
memotivasi kita untuk melakukan lebih banyak untuk menolong anggota
keluarga masa lalu dan masa kini kita menerima berkat-berkat bait suci?
Sebagai bagian dari pembahasan, Anda dapat membagikan pernyataan berikut
oleh Penatua D. Todd Christofferson:
“Dengan mengenali leluhur kita dan melakukan bagi mereka tata cara-tata cara
penyelamatan yang tidak dapat mereka lakukan sendiri, kita bersaksi akan
jangkauan yang tak terbatas dari Pendamaian Yesus Kristus. Kristus ‘mati bagi
semua.’ [2 Korintus 5:15].” (“Penebusan Orang yang Meninggal dan Kesaksian
tentang Yesus,” Ensign, November 2000, 10).
Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 128 mencatat sepucuk surat yang Nabi
Joseph Smith tulis kepada para Orang Suci di mana dia mengutip Maleakhi 4:5–6
dan kemudian memberikan komentar terhadap ayat-ayat tersebut.
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 128:18.
Mintalah mereka untuk menandai alasan-alasan yang Joseph Smith berikan untuk
berperan serta dalam pekerjaan menebus anggota keluarga kita yang telah
meninggal. Setelah membahas apa yang siswa identifikasi, bahaslah yang berikut:
• Bagaimana upaya-upaya kita dapat menyediakan tata cara-tata cara
penyelamatan bagi leluhur kita juga mendatangkan keselamatan bagi kita?
Di papan tulis, tulislah kata-kata berikut: Temukan, Bawa, dan Ajarkan.
Mintalah siswa untuk menjelaskan bagaimana tiga kata ini dapat menguraikan
langkah-langkah yang kita diimbau untuk ambil sewaktu kita melaksanakan
pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga. (Pastikan siswa mengidentifikasi yang
berikut: Temukan dan persiapkan nama-nama untuk pekerjaan tata cara bait suci;
bawa nama-nama tersebut ke bait suci dan laksanakan tata cara-tata cara bait suci
perwakilan bagi individu-individu tersebut; ajari orang lain untuk melakukan
yang sama).
74
PE LAJ ARAN 14
Untuk membantu siswa memahami berkat-berkat yang datang dari
mengikuti langkah-langkah ini, tampilkan dan mintalah seorang siswa
untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar,
atau tayangkan video “The Promised Blessings of Family History [Berkat-Berkat
yang Dijanjikan dari Sejarah Keluarga]” (lds.org/topics/family-history/fdd-cook/
blessings-video). Sewaktu siswa membaca atau menyaksikan, undanglah mereka
untuk mencari berkat-berkat yang dijanjikan yang datang dari berperan serta
dalam pekerjaan sejarah keluarga.
“Saya mengundang kaum muda Gereja untuk belajar mengenai dan mengalami
Roh Elia. Saya mengimbau Anda untuk menelaah, untuk mencari para leluhur
Anda, dan mempersiapkan diri Anda untuk melaksanakan pembaptisan
perwakilan di rumah Tuhan bagi orang-orang Anda yang mati (lihat A&P
124:28–36). Dan saya mendesak Anda untuk menolong orang lain mengenali
sejarah keluarga mereka.
“Ketika Anda menanggapi dengan iman undangan ini, hati Anda akan berbalik kepada para
leluhur. … Kasih dan rasa syukur Anda bagi para leluhur Anda akan meningkat. Kesaksian Anda
tentang dan pertobatan kepada Juruselamat akan menjadi dalam dan bertahan. Dan saya
menjanjikan bahwa Anda akan dilindungi terhadap pengaruh yang semakin meningkat dari
lawan. Sewaktu Anda berperan serta dalam dan mengasihi pekerjaan yang kudus ini, Anda akan
dilindungi dalam masa muda Anda dan selama kehidupan Anda” (“Hati Anak-Anak Akan
Berpaling,” 26–27).
• Apa berkat-berkat yang datang kepada mereka yang berperan serta dalam
pekerjaan sejarah keluarga?
Tanyakan apakah ada siswa yang dapat membagikan pengalaman pribadi dengan
menerima berkat-berkat melalui berperan serta dalam pekerjaan sejarah keluarga.
• Bagi Anda yang telah menerima tata cara-tata cara bagi leluhur, apa perasaan
yang dapat Anda dapat bagikan mengenai berperan serta dalam pengalaman
sakral ini?
Undanglah siswa untuk menyelidiki sejarah keluarga mereka dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia di FamilySearch.org dan mencari
bantuan dari konsultan sejarah keluarga di lingkungan atau cabang mereka bila
diperlukan. Imbaulah siswa untuk membuat rencana untuk menemukan
nama-nama leluhur mereka, membawa nama-nama leluhur tersebut ke bait suci
dan melaksanakan tata cara-tata cara mewakili mereka, dan mengajari orang lain
untuk melakukan yang sama.
Bacaan Siswa
• Obaja 1:21; Maleakhi 4:5–6; Ajaran dan Perjanjian 110:13–16; 128:18; 138:27–37,
58–59.
• David A. Bednar, “Hati Anak-Anak Akan Berpaling,” Ensign atau Liahona,
November 2011, 24–27.
75
PELAJARAN 15
Pernikahan Kekal
Pendahuluan
Pernikahan kekal penting bagi permuliaan dalam tingkat
tertinggi dari kerajaan selestial, dan itu diperoleh hanya
melalui dimeteraikan dengan wewenang yang tepat dalam
bait suci dan kemudian hidup selaras dengan
perjanjian-perjanjian yang diikat pada waktu itu. Pelajaran
ini akan menegaskan kembali kepada siswa bahwa menikahi
orang yang tepat di tempat yang tepat dan dengan
wewenang yang tepat adalah keputusan paling penting yang
akan pernah mereka buat.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November
2008, 92–95.
• “Pernikahan yang Terhormat, Bahagia, dan Berhasill” bab 18 dalam
Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W. Kimball (2006), 229–233.
• Cree-L Kofford, “Marriage in the Lord’s Way, Part One,” Ensign, Juni 1998, 7–12.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 132:1–24
Ajaran tentang pernikahan kekal
Jelaskan bahwa pentingnya pernikahan telah diajarkan sejak masa-masa paling
awal Gereja. Ajaran tentang pernikahan kekal, meskipun demikian, tidaklah secara
luas diajarkan oleh Nabi Joseph Smith sampai era Nauvoo. Perlihatkan pernyataan
berikut oleh Penatua Parley P. Pratt (1807–1857) dari Kuorum Dua Belas Rasul,
yang menjelaskan bagaimana perasaannya sewaktu dia belajar untuk pertama
kalinya bahwa pernikahan dapat bertahan sepanjang kekekalan. Undanglah
seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang.
“Adalah dari [Joseph Smith] saya mengetahui bahwa istri saya tercinta dapat
disatukan dengan diri saya untuk waktu ini dan segala kekekalan. … Dari dialah
saya mengetahui bahwa kita dapat memupuk kasih sayang ini, dan tumbuh serta
meningkat dalam hal yang sama hingga segala kekekalan; sementara hasil dari
kesatuan kami yang tanpa akhir tersebut adalah keturunan sebanyak bintang di
langit, atau pasir di tepi pantai. … Saya telah mencintai sebelumnya, tetapi saya
tidak tahu mengapa. Tetapi sekarang saya mencintai—dengan kemurnian—suatu intensitas
perasaan yang terangkat, dipermuliakan” (Autobiography of Parley P. Pratt, diedit oleh Parley P.
Pratt Juni [1938], 297–298).
• Apa yang dampak yang pemahaman baru Penatua Pratt tentang pernikahan
miliki terhadap perasaannya bagi istrinya?
Jelaskan bahwa banyak dari ajaran Tuhan mengenai pernikahan kekal terdapat
dalam Ajaran dan Perjanjian 132. Undanglah seorang siswa untuk membacakan
76
PE LAJ ARAN 15
Ajaran dan Perjanjian 132:19 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak dan
mengidentifikasi persyaratan yang harus dipenuhi agar pernikahan dapat kekal.
• Apa persyaratan yang harus dipenuhi agar pernikahan dapat kekal? (Siswa
hendaknya memahami yang berikut: Pernikahan adalah kekal bagi mereka
yang dinikahkan melalui firman Allah, yang pernikahannya
dimeteraikan melalui Roh Kudus yang Dijanjikan, dan yang tinggal
dalam perjanjian).
• Apa artinya “tinggal dalam perjanjian”? (Untuk mematuhi syarat dan ketentuan
dari perjanjian pernikahan. Sewaktu seorang pria dan seorang wanita terikat
dalam pernikahan kekal, mereka membuat janji-janji khusyuk terhadap satu
sama lain dan kepada Allah. Kepada pasangan, mereka berjanji bahwa mereka
akan senantiasa mengasihi dan melayani dia dengan kesetiaan penuh. Kepada
Allah, mereka dengan khusyuk berjanji untuk mematuhi syarat dan ketentuan
dari perjanjian-perjanjian yang dibuat di bait suci).
• Apa artinya bahwa pernikahan “dimeteraikan bagi mereka melalui Roh Kudus
yang dijanjikan”? (Pertimbangkan menandaskan bahwa Roh Kudus yang
Dijanjikan adalah salah satu gelar dari Roh Kudus. Roh Kudus memiliki banyak
gelar, termasuk Penghibur atau Pewahyu. Masing-masing dari gelar ini merujuk
pada salah satu tanggung jawab khusus atau fungsi-Nya).
Untuk membantu siswa memahami gelar Roh Kudus yang Dijanjikan, perlihatkan
pernyataan berikut dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan
lantang:
“Roh Kudus adalah Roh Kudus yang Dijanjikan (Kisah Para Rasul 2:33). Dia mengukuhkan
sebagai yang dapat diterima oleh Allah tindakan yang benar, tata cara, dan perjanjian dari
manusia. Roh Kudus yang Dijanjikan bersaksi kepada Bapa bahwa tata cara yang
menyelamatkan telah dilaksanakan dengan tepat dan bahwa perjanjian yang berhubungan
dengannya telah ditaati” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Roh Kudus yang Dijanjikan,”
scriptures.lds.org).
• Bagaimana pernyataan ini membantu menjelaskan mengapa permuliaan
memerlukan lebih dari sekadar dimeteraikan di bait suci? Apa lagi yang harus
terjadi? (Kita juga harus menjalani kehidupan yang saleh dan tetap setia pada
semua tata cara penyelamatan, termasuk pembaptisan, sakramen, penahbisan
imamat, dan tata cara bait suci. Hanya sewaktu kita tetap setia Roh Kudus akan
bersaksi kepada Bapa bahwa perjanjian-perjanjian telah dipatuhi).
Bantulah siswa memahami dengan lebih baik pernikahan kekal dengan
membandingkan dan membedakannya dengan pernikahan sipil dengan
menggunakan diagram berikut. Salinlah diagram berikut di papan tulis:
77
P EL A J A RA N 15
Bagilah kelas ke dalam pasangan-pasangan. Mintalah satu siswa dalam setiap
pasangan untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 132:15–18 dan siswa lainnya
menelaah Ajaran dan Perjanjian 132:19–24. Undanglah siswa untuk mencermati
kata-kata dan frasa yang menjelaskan keadaan-keadaan yang menanti mereka
yang menikah secara sipil dan berkat-berkat yang menanti mereka yang menikah
untuk kekekalan.
Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk saling membagikan temuan
mereka. Kemudian tanyakan:
• Setelah kematian, bagaimana keadaan dari mereka yang menikah secara sipil
berbeda dari mereka yang menikah untuk kekekalan? (Sewaktu siswa
merespons, Anda dapat menambahkan respons mereka pada diagram di papan
tulis. Anda mungkin ingin menandaskan bahwa keadaan-keadaan yang
diuraikan dalam ayat 20–24 adalah serupa dengan berkat-berkat yang
dijanjikan dalam perjanjian Abraham [lihat Kejadian 17:1–7; 22:17]).
Untuk membantu membantu siswa menjawab ini, pertimbangkan membagikan
pernyataan berikut oleh Penatua Cree-L Kofford dari Tujuh Puluh:
“Wewenang untuk janji-janji dalam pernikahan selestial berasal dari Allah, dan
konsekuensi dari kegagalan Anda untuk menghormati janji-janji itu juga berasal
dari Allah. Dalam pernikahan sipil, wewenang untuk janji-janji antara mempelai
pria dan wanita adalah integritas dua orang. itu muncul tidak lebih daripada itu.
Itu tidak dapat. Wewenangnya berasal dari manusia bukan dari Allah”
(“Marriage in the Lord’s Way, Part One,” Ensign, Juni 1998, 9).
• Apa pemikiran yang Anda miliki sewaktu Anda membandingkan
keadaan-keadaan yang tertera di papan tulis?
• Apa berkat-berkat yang telah Anda amati di rumah mereka yang menikah di
bait suci dan berusaha untuk hidup benar dalam perjanjian-perjanjian mereka?
Apa yang Anda lihat pasangan ini lakukan untuk menghormati
perjanjian-perjanjian mereka? (Sebagai bagian dari pembahasan ini, Anda
dapat membagikan pernyataan ini mengenai pernikahan oleh Penatua L.
Whitney Clayton dari Tujuh Puluh: “Tidak ada hubungan lain jenis apa pun
yang dapat mendatangkan sukacita sedemikan besar, menimbulkan sedemikian
banyak kebaikan, atau menghasilkan sedemikian banyak pemurnian pribadi. ”
[“Pernikahan: Perhatikan dan Belajarlah” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 83]).
78
PE LAJ ARAN 15
Jelaskan kepada kelas bahwa Ajaran dan Perjanjian 132 juga berisikan beberapa
petunjuk Tuhan mengenai praktik pernikahan jamak. Tuhan memerintahkan Orang
Suci untuk mempraktikkan hukum pernikahan jamak sebagai bagian dari
pemulihan akan segala sesuatu (lihat Kisah Para Rasul 3:21; A&P 132:45). Para
anggota Gereja mempraktikkan hukum ini sampai tahun 1890, ketika Tuhan
mewahyukan kepada Presiden WIlford Woodruff bahwa Dia tidak lagi
mengharuskan para anggota Gereja untuk melakukannya. Untuk memperjelas
posisi Gereja terhadap pernikahan jamak dewasa ini, undanglah seorang siswa
untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari Presiden Gordon B.
Hinckley (1910–2008):
“Jika ada anggota kita yang ditemukan mempraktikkan pernikahan jamak,
mereka diekskomunikasi, penalti paling serius yang dapat Gereja kenakan. …
Lebih dari seabad lalu Allah dengan jelas mengungkapkan kepada Nabi-Nya
Wilford Woodruff bahwa praktik pernikahan jamak hendaknya dihentikan yang
berarti bahwa itu sekarang menentang hukum Allah. Bahkan di negara-negara di
mana hukum sipil atau agama memperkenankan poligami, Gereja mengajarkan
bahwa pernikahan haruslah monogami dan tidak menerima dalam keanggotaannya mereka yang
mempraktikkan pernikahan jamak” (“What Are People Asking about Us?” Ensign, November
1998, 71–72).
Jika siswa memiliki pertanyaan mengenai pernikahan jamak, rujukkan mereka
pada Topik Injil, “Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
[Pernikahan Jamak di Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],”
lds.org/topics.
Ajaran dan Perjanjian 131:1–4
Pentingnya memilih pernikahan kekal
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan
Perjanjian 131:1–4. Mintalah kelas untuk mencari mengapa penting bagi kita untuk
menikah menurut cara yang telah Tuhan tetapkan.
• Apa berkat-berkat yang menanti mereka yang memilih untuk masuk ke dalam
perjanjian pernikahan yang baru dan abadi? (Pastikan siswa memahami asas
ini: ketika kita masuk ke dalam perjanjian pernikahan yang baru dan
abadi, kita dapat dipermuliakan dalam tingkat tertinggi kerajaan selestial.
Jelaskan bahwa dalam konteks ini kata baru berarti bahwa perjanjian ini
dipulihkan secara baru dalam dispensasi kita. Kata abadi artinya bahwa
perjanjian ini akan bertahan sampai kekekalan dan bahwa itu ditahbiskan
dalam dunia roh prafana sebagai bagian dari rencana kebahagiaan. Itu telah
menjadi bagian dari Injil Yesus Kristus sejak zaman Adam. Mengenai kata
meningkat, Nabi Joseph Smith mengajarkan bahwa mereka yang memperoleh
tingkat tertinggi kerajaan selestial “akan terus meningkat dan memiliki
anak-anak dalam kemuliaan selestial” [dalam History of the Church, 5:391]).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson, dan mintalah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
79
P EL A J A RA N 15
“[Keselamatan] artinya diselamatkan dari kematian jasmani dan rohani. …
[Permuliaan] merujuk pada tingkat tertinggi kebahagiaan dan kemuliaan dalam
keadaan selestial” (“Keselamatan dan Permuliaan,” Ensign atau Liahona, Mei
2008, 8).
“Sementara keselamatan adalah permasalahan pribadi, permuliaan adalah
masalah keluarga. Hanya mereka yang dinikahkan di bait suci dan yang
pernikahannya dimeteraikan melalui Roh Kudus yang Dijanjikan akan berlanjut sebagai
pasangan setelah kematian dan menerima tingkat tertinggi dari kemuliaan selestial, atau
permuliaan” (“Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November 2008, 92).
• Mengapa pernikahan kekal sedemikian penting? (Sewaktu siswa merespons,
dan sebagaimana diarahkan oleh Roh, Anda mungkin ingin menekankan tren
menghancurkan di dunia zaman sekarang di mana orang-orang memilih untuk
tidak menikah karena mereka menghargai hal-hal seperti karier lebih dari
sekadar memenuhi rencana Allah bagi mereka. Dengan menolak pernikahan,
mereka kehilangan berkat-berkat yang Allah ingin berikan kepada mereka saat
ini dan dalam kekekalan).
• Mengapa menurut Anda pernikahan bait suci memberikan kepada pasangan
kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi kebahagiaan daripada
pernikahan sipil atau hidup bersama tanpa pernikahan?
Untuk membantu siswa memahami bahwa semua orang Suci pada akhirnya akan
menerima berkat-berkat dari sebuah pernikahan kekal sepanjang mereka tidak
mengkompromisasikan standar-standar mereka dalam cara apa pun, mintalah
seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari
Presiden Howard W. Hunter (1907–1995):
“Tidak ada berkat, termasuk pernikahan kekal dan keluarga kekal, akan diingkari
bagi individu mana pun yang saleh. Sementara mungkin memerlukan waktu yang
agak lama—barangkali bahkan melampaui kehidupan fana ini—bagi beberapa
untuk memperoleh berkat ini, itu tidak akan diingkari” (“The Church Is for All
People,” Ensign, Juni 1989, 76).
• Berapa banyak dari Anda yang mengetahui orang-orang yang berhasrat untuk
menikah di bait suci namun tidak memiliki kesempatan ini? Bagaimana janji
dalam pernyataan Presiden Hunter ini dapat membantu orang-orang ini?
Akhiri dengan mengundang siswa untuk menjawab salah satu atau kedua
pertanyaan berikut secara tertulis:
• Apa keputusan yang saya buat yang akan menuntun saya ke arah dimeteraikan
di bait suci?
• Apa bidang-bidang dari kehidupan saya yang memerlukan perubahan atau
pertumbuhan sehingga saya akan siap untuk dimeteraikan di bait suci?
Undanglah beberapa siswa untuk membagikan apa yang mereka lakukan untuk
bersiap bagi pernikahan kekal. Bagikan kesaksian Anda bahwa ketika seorang
80
PE LAJ ARAN 15
suami dan istri menepati perjanjian-perjanjian yang mereka buat ketika mereka
dimeteraikan di bait suci, mereka akan dipersatukan secara kekal. Bagaikan
bagaimana pengetahuan ini telah menjadi berkat bagi kehidupan Anda.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 131:1–4; 132:1–24.
• Russell M. Nelson, “Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November
2008, 92–95.
81
PELAJARAN 16
Kuasa Sakral Prokreasi
Pendahuluan
“Allah telah memerintahkan agar kuasa penciptaan yang
kudus ini digunakan hanya antara pria dan wanita, yang
telah dinikahkan secara resmi sebagai suami dan istri”
(“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona,
November 2010, 129). Bagi semua anak Allah, menjalankan
hukum kesucian memerlukan kita untuk menjadi bajik dalam
tindakan-tindakan kita demikian juga pikiran kita. Hubungan
intim di antara suami dan istri adalah indah dan sakral, dan
itu ditahbiskan oleh Allah untuk prokreasi dan untuk
mengungkapkan kasih.
Bacaan Latar Belakang
• David A. Bednar, “Kami Percaya Harus Suci,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 41–44.
• Dallin H. Oaks, “Pornografi,” Ensign dan Liahona, Mei 2005, 87–90.
• Linda S. Reeves, “Perlindungan dari Pornografi—Rumah Tangga yang Berpusat
pada Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 15–17.
• “Kemurnian Akhlak,” Untuk Kekuatan Remaja (buklet, 2011), 35–37.
Saran untuk Pengajaran
Mazmur 24:3–4; Matius 5:8; Yakub 2:31–35; Alma 39:3–5, 9; Ajaran dan
Perjanjian 42:22–24; 121:45–46
Hukum Tuhan akan kesucian
Tulislah kalimat berikut di papan tulis dan tanyakan kepada siswa bagaimana
mereka akan melengkapinya:
“Dosa yang melanda angkatan ini adalah ____________________.”
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Dosa yang melanda angkatan ini adalah pelanggaran moral. Ini, Nabi Joseph
katakan, akan menjadi sumber dari lebih banyak godaan, lebih banyak hajaran,
dan lebih banyak kesulitan bagi para penatua Israel daripada apa pun lainnya”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 259).
• Bagaimana pernyataan Presiden Benson berlaku bagi masyarakat kita saat ini?
Perlihatkan pernyataan berikut dari Untuk Kekuatan Remaja, dan mintalah seorang
siswa untuk membacakannya dengan lantang. Sewaktu mereka mendengarkan,
82
PE LAJ ARAN 16
mintalah siswa untuk memikirkan bagaimana mereka akan menerangkan hukum
Tuhan akan kesucian dalam satu kalimat.
“Standar-standar Tuhan mengenai kemurnian akhlak adalah jelas dan tidak berubah. Jangan
melakukan hubungan seksual apa pun sebelum menikah, dan setialah sepenuhnya kepada
pasangan Anda setelah menikah. …
… Sebelum menikah, jangan melakukan ciuman penuh nafsu, berbaring di atas orang lain, atau
menyentuh bagian-bagian pribadi serta suci dari tubuh orang lain, dengan atau tanpa pakaian.
Jangan melakukan apa pun yang membangkitkan berahi. Jangan membangkitkan emosi-emosi
tersebut dalam tubuh Anda sendiri” (Untuk Kekuatan Remaja [buklet, 2011], 35–36).
• Bagaimana Anda menerangkan hukum Tuhan akan kesucian dalam satu
kalimat? (Sewaktu siswa merespons, tekankan ajaran berikut dari maklumat
keluarga: “Allah telah memerintahkan agar kuasa penciptaan yang kudus
ini digunakan hanya antara pria dan wanita, yang telah dinikahkan secara
resmi sebagai suami dan istri” [“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign
atau Liahona, November 2010, 129]).
• Bagaimana peringatan awal yang dijelaskan dalam paragraf kedua dari kutipan
tersebut dari Untuk Kekuatan Remaja dapat membantu mencegah seseorang dari
melakukan dosa moral yang lebih serius?
Salinlah bagan berikut di papan tulis. Bagilah kelas menjadi dua dan mintalah satu
kelompok untuk menelaah petikan-petikan di bawah judul “konsekuensi” dan
kelompok lainnya untuk menelaah petikan-petikan di bawah judul “berkat.”
Imbaulah siswa untuk merujuk pada catatan kaki tulisan suci sewaktu mereka
menelaah.
Konsekuensi dari melanggar hukum kesucian:
Yakub 2:31–35
Alma 39:3–5, 9
A&P 42:22–24
Berkat-berkat dari menjalankan hukum kesucian
Mazmur 24:3–4.
Matius 5:8
A&P 121:45–46
Setelah waktu yang memadai, bahaslah dengan kelas apa yang mereka pelajari.
Ajukan pertanyaan seperti yang berikut:
• Bagaimana konsekuensi dari melanggar hukum kesucian mengindikasikan
pentingnya mematuhi perintah ini?
83
P EL A J A RA N 16
• Bagaimana Anda telah mengalami berkat-berkat dari mematuhi hukum
kesucian?
Perlihatkan kebenaran berikut dari maklumat keluarga:
“Kami menyatakan cara yang dengannya kehidupan fana diciptakan telah ditetapkan
secara ilahi. (“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
• Apa arti pernyataan ini bagi Anda?
Gunakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dan Penatua David A.
Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul untuk memperdalam pemahaman siswa
tentang kebenaran ini. Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan
tersebut dengan lantang sementara kelas mendengarkan mengapa hukum
kesucian penting secara kekal.
“Tubuh merupakan bagian yang penting dari jiwa. Ajaran Orang-Orang Suci
Zaman Akhir yang berbeda dan amat penting ini menggariskan mengapa dosa
seksual begitu serius. Kita menyatakan bahwa orang yang menggunakan tubuh
pemberian Allah milik orang lain tanpa restu ilahi merundung bahkan jiwa dari
individu tersebut, merundung tujuan dan proses inti kehidupan ‘kunci utama’ dari
kehidupan, sebagaimana Presiden Boyd K. Packer menyebutnya. dalam
mengekploitasi tubuh milik orang lain—yang berarti mengeksploitasi jiwanya—orang
mencemarkan Pendamaian Kristus, yang telah menyelamatkan jiwa itu dan yang memungkinkan
karunia kehidupan kekal” (Jeffrey R. Holland, “Personal Purity,” Ensign, November 1998, 76).
“Pernikahan antara pria dan wanita adalah metode yang diwenangkan yang
melaluinya roh-roh prafana memasuki kefanaan. Pemantangan seksual yang
sepenuhnya sebelum pernikahan dan kesetiaan total dalam pernikahan
melindungi kekudusan dari metode sakral ini.
Kuasa prokreasi adalah signifikan secara rohani. Penyalahgunaan dari kuasa ini
mengusik tujuan dari rencana Bapa dan dari keberadaan fana kita. Bapa Surgawi
kita dan Putra Terkasih-Nya adalah Pencipta dan telah mempercayakan kita masing-masing
dengan sebagian dari kuasa penciptaan Mereka. … Bagaimana perasaan kita mengenai dan
bagaimana kita menggunakan kuasa ilahi itu akan menentukan secara umum kebahagiaan kita
dalam kefanaan dan nasib kita dalam kekekalan.” (David A. Bednar, “Kami Percaya Harus Suci,”
Ensign atau Liahona, Mei 2013, 42).
• Mengapa hukum kesucian memiliki kepentingan kekal?
• Bagaimana penggunaan kita akan kuasa prokreasi memengaruhi kebahagiaan
kita dalam kefanaan dan dalam kekekalan?
Berilah siswa waktu sejenak untuk menuliskan peringatan awal yang dapat mereka
ambil untuk membantu mereka mematuhi hukum kesucian?
84
PE LAJ ARAN 16
Matius 5:27–28; Roma 8:6; Ajaran dan Perjanjian 63:16
Bahaya pornografi
Mintalah siswa untuk membaca ayat-ayat berikut: Matius 5:27–28; Roma 8:6; dan
Ajaran dan Perjanjian 63:16. Pertimbangkan meminta siswa untuk mempraktikkan
keterampilan penelaahan tulisan suci membuat mata rantai tulisan suci dengan
memulai dengan petikan pertama, menuliskan rujuk-silang di sampingnya, dan
seterusnya sampai petikan terakhir.
• Apa perilaku yang petikan-petikan ini larang? (Satu perilaku yang siswa
hendaknya identifikasi adalah penggunaan pornografi).
• Apa konsekuensi dari melihat atau membaca pornografi yang tulisan suci ini
identifikasi?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dan Penatua Richard
G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul serta Sister Linda S. Reeves, penasihat
kedua dalam presidensi umum Lembaga Pertolongan. Mintalah seorang siswa
untuk membacakannya dengan lantang, dan undanglah kelas untuk mencari
konsekuensi tambahan dari penggunaan pornografi.
“Pornografi menghancurkan kemampuan seseorang untuk menikmati hubungan
emosional, romantis, dan rohani yang manis dengan seseorang yang berlawanan
jenis” (Dallin H. Oaks, “Pornografi,” Ensign atau Liahona, Mei 2005, 89).
“Setan telah menjadi ahli dalam menggunakan kekuatan pornografi yang
mencandukan untuk membatasi kemampuan individu untuk dipimpin oleh Roh.
Serangan pornografi dalam semua bentuknya yang brutal, sadis, dan
menghancurkan telah menyebabkan dukacita, penderitaan, sakit hati yang
mendalam, dan telah menghancurkan pernikahan” (Richard G. Scott, “Untuk
Memperoleh Bimbingan Rohani,” Ensign atau Liahona, November 2009, 8).
“[Anak-anak dan para remaja] perlu mengetahui bahaya pornografi dan
bagaimana itu mengendalikan kehidupan, menyebabkan hilangnya Roh,
mengganggu perasaan, menipu, merusak hubungan, menghilangkan
pengendalian diri, dan menyita hampir seluruh waktu, pikiran, dan tenaga”
(Linda S. Reeves, “Perlindungan dari Pornografi—Rumah Tangga yang Berfokus
pada Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 15).
Imbaulah siswa yang bergumul dengan penggunaan pornografi atau jenis-jenis
tindakan amoralitas lainnya untuk menemui uskup atau presiden cabang mereka.
Yakinkan mereka bahwa mereka dapat menemukan cara kembali pada kedamaian
dan kebahagiaan melalui pertobatan. Bersaksilah tentang kebenaran berikut:
Menghindari pornografi akan menuntun pada kebahagiaan yang lebih besar dalam
kehidupan ini dan dalam kekekalan. Pertimbangkan mendaftar situs-situs web
85
P EL A J A RA N 16
Gereja berikut di papan tulis untuk membantu siswa yang terlibat dalam
penggunaan pornografi.
overcomingpornography.org
addictionrecovery.lds.org
Kejadian 2:21–24
Peranan hubungan intim dalam pernikahan
Catatan: Karena sifat peka bagian pelajaran ini, bersandarlah pada ajaran-ajaran
kenabian dan hindari mengajar melampaui apa yang terdapat di sini, termasuk
membagikan perincian tentang hubungan Anda dengan pasangan Anda.
Bersaksilah bahwa hubungan intim fisik adalah sakral, pantas, dan khusus ketika
itu terjadi dalam ikatan pernikahan, cara yang Tuhan telah tetapkan.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Kejadian 2:21–24 dengan lantang.
• Meskipun tidak secara spesifik disebutkan, apa yang ayat-ayat ini siratkan
merupakan tujuan dari hubungan intim fisik di antara suami dan istri? (Untuk
menjadi satu dengan pasangan kita).
Perlihatkan pernyataan berikut dari Penatua Jeffrey R. Holland:
“Keintiman manusia dimaksudkan bagi pasangan yang telah menikah karena itu
merupakan simbol utama dari kesatuan yang total, suatu ketotalan dan suatu
kesatuan yang ditetapkan dan didefinisikan oleh Allah. Sejak taman Eden,
pernikahan dimaksudkan untuk berarti penggabungan yang utuh dari seorang
pria dan seorang wanita—hati, harapan, hidup, kasih, keluarga, masa depan
mereka, segala sesuatunya” (“Personal Purity,” Ensign, November 1998, 76).
• Bagaimana pernyataan Penatua Holland membantu Anda memahami dengan
lebih baik tujuan-tujuan hubungan intim fisik di antara suami dan istri? (Siswa
hendaknya memahami yang berikut: Hubungan intim dalam pernikahan
memperkuat ikatan rohani dan emosi di antara suami dan istri).
Pertimbangkan membagikan pernyataan berikut sebagai selebaran. Sediakan
salinan untuk setiap siswa, dan mintalah siswa untuk menggarisbawahi
tujuan-tujuan dari hubungan intim fisik dalam pernikahan.
“Penggabungan seksual, suami dan istri (dan hanya suami dan istri), adalah
untuk tujuan utama mendatangkan anak-anak ke dalam dunia. Pengalaman
seksual tidak pernah dimaksudkan oleh Tuhan untuk menjadi permainan belaka
atau hanya untuk memuaskan nafsu dan birahi” (Spencer W. “The Lord’s Plan for
Men and Women,” Ensign, Oktober 1975, 4).
86
PE LAJ ARAN 16
“Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir memiliki satu standar
moralitas seksual yang tidak dapat dibelokkan: hubungan intim hanya tepat
antara suami dan istri yang dipersatukan dalam ikatan pernikahan sebagaimana
diarahkan dalam rencana Allah. Hubungan semacam itu bukanlah sekadar suatu
keingintahuan untuk dijajaki, suatu nafsu untuk dipuaskan, atau sejenis rekreasi
atau hiburan untuk dikejar secara egois. … Alih-alih, dalam kefanaan itu adalah
salah satu ekspresi puncak dari kodrat dan potensi ilahi kita serta sebuah cara untuk
memperkuat ikatan emosi dan rohani antara suami dan istri. ” (David A. Bednar, “Kami Percaya
Harus Suci,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 42).
Bahaslah apa tujuan-tujuan yang siswa garis bawahi.
Undanglah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka pelajari mengenai
hukum kesucian dan kemudian tulislah jawaban terhadap pertanyaan berikut
dalam jurnal mereka:
• Bagaimana memahami hukum kesucian memperkuat tekad Anda untuk
menjalani kehidupan yang bersih secara moral?
• Apa alasan Anda menjalankan hukum kesucian?
Akhiri dengan membagikan kesaksian Anda mengenai asas-asas yang dibahas
di kelas.
Bacaan Siswa
• Kejadian 2:21–24; Mazmur 24:3–4; Matius 5:8, 27–28; Roma 8:6; Yakub 2:28,
31–35; Alma 39:1–9; Ajaran dan Perjanjian 42:22–24; 63:16; 121:45–46.
• David A. Bednar, “Kami Percaya Harus Suci,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 41–44.
• “Kemurnian Akhlak,” Untuk Kekuatan Remaja (buklet, 2011), 35–37.
87
PELAJARAN 17
Perintah untuk Beranak
Cucu dan Memenuhi Bumi
Pendahuluan
Perintah untuk beranak cucu dan memenuhi bumi
merupakan bagian vital dari rencana kekal Bapa Surgawi dan
tetap berlaku di zaman sekarang. Pelajaran ini akan
membantu siswa memahami bahwa mereka dapat dibimbing
dalam keputusan mereka tentang melahirkan anak-anak ke
dalam dunia sewaktu mereka menelaah perkataan dari para
nabi yang hidup dan mencari bimbingan Bapa Surgawi
melalui doa.
Bacaan Latar Belakang
• Neil L. Andersen, “Anak-Anak,” Ensign atau Liahona, November 2011, 28–31.
• Russell M. Nelson, “Abortion: An Assault on the Defenseless,” Ensign, Oktober
2008, 32–37.
Saran untuk Pengajaran
Kejadian 1:27–28; 9:1; 35:11
Perintah untuk melahirkan anak-anak tetap berlaku
Tulislah baris-baris berikut dari “Keluarga: Maklumat kepada Dunia” di papan tulis
sebelum pelajaran:
“Perintah pertama yang diberikan Allah kepada Adam dan Hawa berkaitan
dengan potensi mereka untuk menjadi orangtua sebagai suami dan istri. Kami
menyatakan bahwa perintah Allah bagi anak-anak-Nya untuk beranak cucu dan
memenuhi bumi tetap berlaku.”
Mulailah kelas dengan menanyakan:
• Apa gagasan Anda sewaktu Anda memikirkan dua kalimat ini?
Undanglah siswa untuk menyelidiki Kejadian 1:27–28, Kejadian 9:1, dan kejadian
35:11, dengan mencari nama dari individu-individu yang Allah perintahkan untuk
beranak cucu dan memenuhi bumi. Anda dapat mengimbau siswa untuk
menghubungkan rujukan ini dalam tulisan suci mereka, membuat mata rantai
tulisan suci. Pastikan para siswa memahami bahwa perintah ini telah diberikan
dalam setiap dispensasi Injil.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
88
PE LAJ ARAN 17
“Suatu privilese istimewa bagi seorang suami dan istri yang dapat melahirkan
anak untuk menyediakan tubuh jasmani bagi anak-anak roh Allah. Kita percaya
pada keluarga dan kami percaya pada anak-anak.
Ketika seorang anak lahir dari suami dan istri, mereka memenuhi bagian dari
rencana Bapa Surgawi untuk melahirkan anak-anak ke bumi” (“Anak-Anak,”
Ensign atau Liahona, November 2011, 28).
Tekankan kalimat terakhir dalam pernyataan ini dengan menyajikan asas berikut:
Ketika suami dan istri mendatangkan seorang anak ke dalam dunia, mereka
memenuhi bagian dari rencana kebahagiaan Bapa Surgawi. Merujuklah pada
kalimat di papan tulis dan tanyakan:
• Menurut Anda mengapa Tuhan, melalui para nabi modern-Nya, telah
mengulangi perintah untuk “beranak cucu dan memenuhi bumi” di zaman
modern kita? (Sebagai contoh, Anda dapat memberitahukan kepada siswa
bahwa sejak tahun 1960, tingkat kelahiran dari para ibu yang menikah di
Amerika Serikat telah menurun hingga 45 persen).
• Apa alasan yang mungkin mengapa terdapat tren bagi pasangan-pasangan
yang menikah untuk memiliki lebih sedikit anak? (Jawaban dapat mencakup
hal-hal seperti minimnya keuangan, menyelesaikan pendidikan, dan
menunggu untuk memulai karier).
• Bagaimana pemahaman tentang rencana Allah bagi anak-anak-Nya dapat
membantu seorang suami dan istri yang memutuskan kapan akan memiliki
anak dan berapa banyak memilikinya?
Jelaskan bahwa suami dan istri akan menerima berkat-berkat dari Allah yang akan
memungkinkan mereka untuk mematuhi perintah untuk membesarkan
anak-anak, bahkan selama keadaan-keadaan sulit. Bagikan pengalaman berikut
dari kehidupan Penatua James O. Mason dari Tujuh Puluh sebagaimana dituturkan
oleh Penatua Neil L. Andersen:
“Penatua Mason memiliki pengalaman lain hanya beberapa minggu setelah
pernikahan yang membantunya memprioritaskan tanggung jawab keluarganya.
Dia menyatakan:
‘Marie dan saya telah merasionalisasi agar saya dapat lulus sekolah kedokteran
diperlukan dia untuk tetap bekerja. Meskipun ini bukanlah yang saya [ingin]
lakukan, anak-anak harus dipikirkan nanti. [Sementara membaca majalah Gereja
di rumah orangtua saya], saya melihat artikel oleh Penatua Spencer W. Kimball, waktu itu
Kuorum Dua Belas, menandaskan tanggung jawab yang berhubungan dengan pernikahan.
Menurut Penatua Kimball satu tanggung jawab sakral adalah untuk bertambah banyak dan
memenuhi bumi. Rumah orangtua kami adalah dekat Kantor Administrasi Gereja. Saya langsung
berjalan ke kantor dan tiga puluh menit setelah membaca artikel dia, saya menemukan diri saya
duduk di seberang meja dari Penatua Spencer W. Kimball.’ (Ini tidaklah terlalu mudah sekarang).
‘Saya menjelaskan bahwa saya ingin menjadi dokter. Tidak ada alternatif tetapi untuk menunda
menjadi keluarga kami. Penatua Kimball mendengarkan dengan sabar dan kemudian
menanggapi dengan suara yang lembut, “Brother Mason, apakah Tuhan menginginkan Anda
89
P EL A J A RA N 17
melanggar salah satu perintah penting-Nya agar Anda dapat menjadi dokter? Dengan bantuan
Tuhan, Anda bisa mendapatkan keluarga Anda dan tetap menjadi dokter. Di mana iman Anda?”’
Penatua Mason meneruskan, ‘Anak pertama kami lahir kurang dari setahun kemudian. Marie dan
saya bekerja keras, dan Tuhan membukakan tingkap-tingkap langit.’ Keluarga Mason diberkati
dengan dua atau lebih anak sebelum dia lulus dari sekolah kedokteran empat tahun kemudian”
(“anak-Anak,” 29).
• Apa yang mengesankan Anda tentang kisah ini?
Tekankan bahwa menikah merupakan bagian penting dari mematuhi perintah
untuk melahirkan anak-anak. Bacalah pernyataan berikut dari maklumat keluarga:
“Anak-anak berhak dilahirkan dalam ikatan perkawinan, dan untuk dibesarkan oleh seorang
ayah dan seorang ibu yang menghormati perjanjian pernikahan dengan kesetiaan mutlak.”
• Apa keuntungan yang anak-anak miliki ketika mereka dilahirkan “dalam ikatan
perkawinan”?
• Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki mengenai membantu Bapa
Surgawi memenuhi rencana-Nya dengan mendatangkan anak-anak ke dalam
dunia ini?
1 Nefi 15:11; Ajaran dan Perjanjian 29:6
Mencari bimbingan Tuhan
Perlihatkan pernyataan berikut dari Penatua Neil L. Andersen, dan mintalah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Kapan memiliki anak dan berapa anak yang akan dimiliki adalah keputusan
pribadi yang dilakukan oleh suami dan istri dan Tuhan. Ini adalah keputusan
sakral—keputusan yang hendaknya dibuat dengan doa yang sungguh-sungguh
dan bertindak dengan iman yang besar” (“Anak-Anak,” 28; cetak miring
ditambahkan).
• Apa artinya bahwa keputusan ini hendaknya “ditindaki dengan iman besar”?
Mintalah siswa untuk menelaah 1 Nefi 15:11 dan Ajaran dan Perjanjian 29:6 untuk
mempelajari beberapa asas yang suami serta istri dapat gunakan ketika mereka
mencari jawaban terhadap pertanyaan mengenai kapan harus memiliki anak dan
berapa banyak anak untuk dimiliki.
• Apa asas yang Anda temukan dalam petikan-petikan ini yang dapat membantu
suami dan istri memutuskan kapan harus memiliki anak dan berapa banyak
anak untuk dimiliki? (Tekankan asas berikut: Sewaktu suami dan istri
menjalankan iman dan mencari Tuhan dalam doa, Dia akan membimbing
mereka dalam keputusan mereka mengenai melahirkan anak-anak).
90
PE LAJ ARAN 17
• Menurut Anda mengapa penting bagi suami dan istri untuk berembuk dengan
Tuhan mengenai masalah ini?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Berapa banyak anak yang hendaknya pasangan miliki? Semampu mereka dapat
merawatnya! Tentu saja, merawat anak artinya lebih dari sekadar memberi
mereka kehidupan. Anak-anak harus dikasihi, dipelihara, diajar, diberi makan,
diberi pakaian, diberi tempat tinggal, dan dimulai dengan baik dalam
kemampuan mereka untuk menjadi orangtua sendiri yang baik” (“The Great Plan
of Happiness,” Ensign, November 1993, 75).
• Bagaimana ajaran Penatua Oaks membantu pasangan menentukan berapa
banyak anak untuk dimiliki?
Selama pelajaran, pekalah terhadap siswa yang mungkin tidak memiliki
kesempatan untuk menjadi orangtua dalam kehidupan ini. Pernyataan berikut dari
Penatua Neil L. Andersen dapatlah bermanfaat:
“Melahirkan anak-anak … dapat menjadi subjek yang mematahkan hati bagi
pasangan saleh yang menikah dan menemukan bahwa mereka tidak dapat
memiliki anak yang mereka sungguh antisipasi atau bagi suami dan istri yang
merencanakan untuk memiliki anak yang banyak namun diberkati dengan
keluarga yang lebih kecil.
Kita tidak dapat selalu menjelaskan kesulitan dari kefanaan kita. Terkadang
kehidupan tampak sangat tidak adil—khususnya ketika hasrat terbesar kita adalah tepat
melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Sebagai hamba Tuhan, saya meyakinkan Anda bahwa
janji ini adalah pasti: ‘Para anggota setia yang keadaan mereka tidak memungkinkan mereka
untuk menerima berkat-berkat pernikahan kekal dan menjadi orangtua dalam kehidupan ini
akan menerima semua berkat yang dijanjikan dalam kekekalan, asalkan mereka menaati
perjanjian-perjanjian yang mereka buat dengan Allah’ [Buku Pegangan 2:. Mengelola Gereja
(2010), 1.3.3]” (“Anak-Anak,” 30).
Mazmur 127:3; Ajaran dan Perjanjian 59:6
Kekudusan kehidupan.
Mintalah seorang siswa untuk membaca Mazmur 127:3 dengan lantang.
• Apa artinya bahwa “anak-anak adalah milik pusaka daripada Tuhan”?
(Anak-anak adalah karunia dari Allah).
Bacalah yang berikut dari maklumat keluarga: “Kami menegaskan kekudusan
kehidupan dan kepentingannya dalam rencana kekal Allah.” Bersaksilah tentang
asas ini: Ketika kita memahami bahwa anak-anak adalah karunia dari Allah,
kita memahami dengan lebih baik kekudusan kehidupan mereka. Di banyak
bagian dunia, aborsi dianggap dapat diterima, dan berjuta-juta lagi aborsi
dilakukan setiap tahun. Untuk membantu siswa memahami kebijakan Gereja
terhadap aborsi, bagikan pernyataan berikut dan mintalah siswa untuk
mendengarkan keadaan-keadaan ketika aborsi dapat dibenarkan:
91
P EL A J A RA N 17
“Kehidupan manusia adalah karunia sakral dari Allah. Aborsi elektif untuk kenyamanan pribadi
atau sosial adalah bertentangan dengan kehendak dan perintah Allah. … Para nabi zaman akhir
telah menyatakan aborsi, merujuk pada maklumat Tuhan, ‘Janganlah engkau … membunuh,
tidak juga melakukan apa pun yang seperti itu’ (A&P 59:6). Nasihat mereka mengenai masalah
tersebut adalah jelas: Para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
tidak harus tunduk pada, melakukan, mendorong, membayar, atau mengatur suatu aborsi. Para
anggota Gereja yang mendorong aborsi dalam cara apa pun harus tunduk pada disiplin Gereja.
Para pemimpin Gereja telah mengatakan bahwa beberapa keadaan pengecualian dapat
membenarkan suatu aborsi, misalnya ketika kehamilan itu akibat dari inses atau pemerkosaan,
ketika nyawa atau kesehatan si ibu dinilai oleh petugas medis yang berkompeten terancam
bahaya, atau ketika janin diketahui oleh petugas medis yang berkompeten mengalami kecacatan
serius yang tidak akan memungkinkan si bayi hidup setelah dilahirkan. Namun bahkan
keadaan-keadaan semacam ini tidak secara otomatis membenarkan suatu aborsi. Mereka yang
menghadapi keadaan semacam itu hendaknya mempertimbangkan aborsi hanya setelah
berunding dengan para pemimpin Gereja setempat mereka dan menerima penegasan melalui
doa yang sungguh-sungguh” (Gospel Topic [Topik Injil], “Abortion,” lds.org/topics).
• Di bawah keadaan pengecualian apa suatu aborsi dapat dibenarkan?
• Bahkan ketika keadaan-keadaan itu timbul, apa nasihat yang hendaknya dicari
oleh mereka yang mempertimbangkan suatu aborsi?
Bagikan pernyataan berikut untuk membantu siswa memahami bahwa adopsi
adalah sebuah alternatif yang tidak mementingkan diri untuk melakukan aborsi:
“Kami … menyatakan dukungan kami terhadap orangtua yang tidak menikah yang memberikan
anak-anak mereka untuk diadopsi di rumah-rumah yang mapan dengan seorang ibu dan seorang
ayah. Kami juga menyatakan dukungan kami terhadap para ibu dan ayah yang menikah yang
mengadopsi anak-anak tersebut.
… Memiliki sebuah hubungan yang aman, memelihara, dan konsisten dengan baik ayah
maupun ibu adalah penting bagi kesejahteraan sang anak. Ketika memilih adopsi, orangtua yang
tidak menikah menganugerahkan kepada anak-anak mereka berkat paling penting ini. Adopsi
adalah sebuah keputusan yang tidak mementingkan diri dan penuh kasih yang memberkati sang
anak, orangtua yang melahirkan, dan orangtua asuh dalam kehidupan ini dan di sepanjang
kekekalan” (pernyataan Presidensi Utama, 4 Oktober 2006, sebagaimana dinyatakan dalam
Ensign, Oktober 2008, 37).
Sewaktu Anda mengakhiri pelajaran, bagikan kesaksian Anda tentang sukacita
anak-anak yang telah dilahirkan dalam kehidupan Anda. Imbaulah siswa untuk
secara layak bersiap bagi kesempatan sakral melahirkan anak-anak ke
dalam dunia.
Bacaan Siswa
• Kejadian 1:27–28; 9:1; 35:11; Mazmur 127:3; 1 Nefi 15:11; Ajaran dan Perjanjian
29:6; 59:6; Musa 2:27–28.
• Neil L. Andersen, “Anak-Anak,” Ensign atau Liahona, November 2011, 28–31.
92
PELAJARAN 18
Memelihara Hubungan
Pernikahan
Pendahuluan
“Suami dan istri memiliki tanggung jawab kudus untuk
mengasihi dan memelihara satu sama lain” (“Keluarga:
Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November
2010, 129). Dengan menyertakan Bapa Surgawi dan Yesus
Kristus dalam hubungan mereka dan bersama-sama
menjalankan asas-asas Injil Yesus Kristus, suami dan istri
dapat memperoleh kebahagiaan akhir yang merupakan
tujuan dari rencana Allah.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Memelihara Pernikahan,” Ensign atau Liahona, Mei
2006, 36–38.
• David A. Bednar, “Marriage Is Essential to His Eternal Plan,” Ensign, Juni
2006, 82–87.
• L. Whitney Clayton, “Pernikahan Perhatikan dan Belajarlah,” Ensign atau
Liahona, Mei 2013, 83–85.
Saran untuk Pengajaran
Matius 19:3–8; Efesus 5:25, 28–31; Ajaran dan Perjanjian 25:5, 13–15; 42:22
Membangun pernikahan yang berhasil
Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
Pernikahan mendatangkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi
kebahagiaan daripada hubungan manusia lain mana pun. Namun, beberapa
pasangan nikah gagal dalam potensi penuh mereka Mereka membiarkan
romansa mereka menjadi usang, tidak menghargai satu sama lain, membiarkan
minat-minat lain atau awan pengabaian menutupi pandangan mereka terhadap
apa yang sesungguhnya dapat dicapai oleh pernikahan mereka. Pernikahan akan
menjadi lebih bahagia jika dipelihara dengan lebih saksama.” (“Memelihara Pernikahan,” Ensign
atau Liahona, Mei 2006, 36).
• Apa kebiasaan atau sikap yang menurut Anda dapat menyebabkan pernikahan
“menjadi usang”?
Jelaskan bahwa pasangan-pasangan yang membiarkan pernikahan mereka
menjadi usang terkadang memilih untuk mengakhiri pernikahan mereka melalui
perceraian. Beri tahulah siswa bahwa selama pelayanan fana Juruselamat, sejumlah
orang Farisi berargumentasi bahwa perceraian dibenarkan bahkan karena
alasan-alasan sepele, dan mereka berusaha untuk melibatkan Yesus dalam
kontroversi itu dengan meminta opini-Nya mengenai perceraian. Undanglah
93
P EL A J A RA N 18
seorang siswa untuk membaca Matius 19:3–8 dengan lantang, dan undanglah
siswa untuk mencari perbandingan antara sikap Juruselamat dan orang Farisi
terhadap pernikahan. Jika perlu, jelaskan bahwa surat perceraian adalah dokumen
resmi yang seorang pria harus berikan kepada istrinya sebelum
membiarkannya pergi.
• Apa kata-kata di ayat 3 yang mengilustrasikan sikap orang Farisi terhadap
pernikahan dan perceraian? (Adalah diperbolehkan untuk “meninggalkan,”
atau menceraikan, “dengan alasan apa pun”).
• Apa yang Yesus ajarkan di ayat 8 yang menentang pemikiran ini dan
menegaskan sifat kudus pernikahan? (Sejak zaman Adam dan Hawa, Allah
bermaksud menjadikan pernikahan langgeng secara kekal. Untuk menekankan
ajaran ini, pertimbangkan meminta siswa untuk merujuksilangkan ayat 8
dengan Imamat 3:14 dan Musa 4:18).
Bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
belas Rasul:
“Jenis pernikahan yang dibutuhkan untuk permuliaan—kekal dalam
kelangsungannya dan seperti allah dalam mutunya—tidak mempertimbangkan
perceraian. Dalam bait suci Tuhan, pasangan dinikahkan untuk sepanjang
kekekalan. Tetapi beberapa pernikahan tidak bergerak maju menuju pernikahan
yang ideal. Karena ‘ketegaran hati [kita]’ [Matius 19:8], Tuhan saat ini tidak
memaksakan konsekuensi standar selestial. Dia mengizinkan orang-orang yang
bercerai untuk menikah lagi tanpa noda amoralitas seperti digariskan dalam hukum yang lebih
tinggi” (“Perceraian,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 70).
Untuk membantu siswa memahami apa yang suami dan istri dapat lakukan untuk
mencapai jenis pernikahan yang diperlukan untuk permuliaan, mintalah siswa
untuk membacakan kalimat pertama dari paragraf enam dalam maklumat
keluarga.
• Apa tanggung jawab yang suami dan istri miliki bagi satu sama lain? (Sewaktu
siswa merespons, tulislah di papan tulis frasa ini dari maklumat keluarga).
“Suami dan istri memiliki tanggung jawab kudus untuk mengasihi dan
memelihara satu sama lain”).
• Apa artinya bagi Anda bahwa pasangan yang menikah memiliki Suami dan istri
“memiliki tanggung jawab kudus untuk mengasihi dan memelihara satu
sama lain”?
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik tanggung jawab ini,
undanglah separuh kelas untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 25:5, 13–15, dan
separuh yang lain untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 42:22 serta Efesus 5:25,
28–31. Mintalah mereka untuk mencari asas-asas yang mengajarkan bagaimana
memelihara pernikahan dan kemudian menuliskan apa yang mereka temukan di
papan tulis. Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk memilih salah
satu pokok yang tertulis di papan tulis dan menjelaskan apa artinya bagi mereka.
94
PE LAJ ARAN 18
Bagikan pernyataan berikut oleh L. Whitney Clayton dari Presidensi Tujuh Puluh
dan mintalah kelas untuk mendengarkan wawasan-wawasan khusus dalam
kata-kata mengikatkan diri dan meninggalkan:
“Pernikahan paling bahagia yang pernah saya lihat memancarkan kepatuhan
pada salah satu perintah paling bahagia—agar kita ‘hidup bersama dalam kasih’
[A&P 42:45]. Berbicara kepada para suami, Tuhan memerintahkan, ‘Engkau
hendaknya mengasihi istrimu dengan segenap hatimu, dan hendaknya
mengikatkan diri kepadanya dan bukan kepada yang lain’(A&P 42:22). Buku
pegangan Gereja mengajarkan: ‘Kata mengikatkan diri berarti sepenuhnya
membaktikan diri dan setia kepada seseorang. Pasangan yang sudah menikah mengikatkan diri
kepada Allah dan satu sama lain dengan saling melayani dan mengasihi serta dengan menaati
perjanjian-perjanjian dalam kesetiaan penuh kepada satu sama lain dan kepada Allah.’ Baik
suami maupun istri “meninggalkan kehidupan lajang mereka dan membentuk pernikahan
mereka sebagai prioritas utama [mereka]. … Mereka tidak memperkenankan orang atau
kepentingan lain memiliki prioritas yang lebih besar … daripada menaati perjanjian-perjanjian
yang telah mereka buat dengan Allah dan satu sama lain’ [Buku Pegangan 2: Mengelola Gereja
(2010), 1.3.1]. Perhatikan dan belajarlah; pasangan yang berhasil mengasihi satu sama lain
dengan pengabdian penuh” (“Pernikahan: Perhatikan dan Belajarlah,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 85–85).
• Apa saja hal-hal yang suami dan istri mungkin harus “tinggalkan” untuk
“mengikatkan diri” dengan satu sama lain?
• Bagaimana pasangan yang menikah yang Anda kenal memperlihatkan kasih
dan kepedulian bagi pasangan mereka?
• Apa yang Anda lakukan sekarang yang akan membantu mempersiapkan Anda
untuk secara tidak mementingkan diri mengasihi dan memedulikan calon
pasangan Anda?
Abraham 5:15–18
Menjadi satu dalam pernikahan
Undanglah seorang siswa untuk membaca Abraham 5:15–16 dengan lantang.
Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang ayat-ayat ini ajarkan
mengenai hubungan antara suami dan istri.
• Menurut ayat-ayat ini, apa gol yang hendaknya suami dan istri capai bersama?
(Untuk menjadi “satu daging”).
Gambarlah diagram berikut di papan tulis:
95
P EL A J A RA N 18
Sediakan bagi setiap siswa salinan dari
pernyataan berikut oleh Penatua David
A. Bednar dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan mintalah seorang siswa
untuk membacakan paragraf pertama
dengan lantang sementara kelas
mencari apa yang diagram itu
lambangkan:
“Tuhan Yesus Kristus adalah bagian inti dari hubungan pernikahan perjanjian.
Mohon cermati bagaimana Juruselamat ditempatkan pada puncak segitiga ini,
dengan wanita berada di dasar salah satu sudut dan pria di dasar sudut yang
lain. Nah pikirkan apa yang terjadi dalam hubungan antara pria dan wanita itu
sewaktu mereka secara individu dan mantap ‘datang kepada Kristus’ dan
berusaha untuk ‘disempurnakan di dalam Dia’ (Moroni 10:32). Karena dan
melalui Penebus, pria dan wanita datang lebih dekat bersama-sama.
Sewaktu suami dan istri masing-masing mendekat kepada Tuhan (lihat 3 Nefi 27:14), sewaktu
mereka belajar untuk melayani dan menghargai satu sama lain, sewaktu mereka berbagi
pengalaman hidup dan bertumbuh bersama serta menjadi satu, dan sewaktu mereka diberkati
melalui mempersatukan sifat-sifat mereka yang berbeda, mereka mulai menyadari penggenapan
yang Bapa Surgawi inginkan bagi anak-anak-Nya. Kebahagiaan tertinggi, yang merupakan
tujuan utama dari rencana Bapa, diterima melalui membuat dan menghormati
perjanjian-perjanjian pernikahan kekal” (“Marriage Is Essential to His Eternal Plan,” Ensign, Juni
2006, 86).
• Menurut Penatua Bednar, apa yang memungkinkan bagi suami dan istri untuk
menjadi lebih dekat bersama-sama? (Sewaktu siswa merespons, tekankan asas
berikut: Sewaktu suami dan istri berusaha untuk datang kepada Kristus,
mereka dapat menjadi satu dalam pernikahan mereka).
• Menurut Anda bagaimana datang kepada Kristus membantu suami dan istri
bertumbuh lebih dekat?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang paragraf dari
pernyataan Penatua Bednar. Kemudian tanyakan:
• Menurut Penatua Bednar, apa yang pasangan harus lakukan untuk menerima
“kebahagiaan tertinggi” yang Allah inginkan bagi mereka?
• Apa jenis hal-hal yang telah Anda lihat pasangan lakukan untuk mencapai
persatuan dan sukacita dalam pernikahan?
Baca dan kemudian bersaksilah tentang kebenaran dari pernyataan berikut oleh
Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994):
96
PE LAJ ARAN 18
“Pernikahan itu sendiri harus dianggap sebagai perjanjian yang sakral di
hadapan Allah. Pasangan yang menikah memiliki kewajiban tidak saja terhadap
satu sama lain, tetapi terhadap Allah. Dia telah menjanjikan berkat-berkat
kepada mereka yang menghormati perjanjian tersebut” (Ajaran-Ajaran Presidensi
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 216).
• Bagaimana pasangan dapat bertindak secara berbeda jika mereka menganggap
pernikahan sebagai perjanjian sakral yang dibuat tidak hanya dengan satu sama
lain tetapi juga dengan Allah?
• Apa yang dapat Anda lakukan sekarang untuk bersiap bagi pernikahan
bait suci?
Tantanglah siswa untuk menuliskan dalam jurnal pribadi mereka mengenai apa
yang akan mereka lakukan sekarang dan apa yang dapat mereka lakukan di masa
datang untuk bersiap bagi pernikahan kekal.
Bacaan Siswa
• Matius 19:3–8; Efesus 5:25, 28–31; Ajaran dan Perjanjian 25:5, 13–15; 42:22;
Abraham 5:15–18.
• L. Whitney Clayton, “Pernikahan Perhatikan dan Belajarlah,” Ensign atau
Liahona, Mei 2013, 83–85.
97
PELAJARAN 19
Membangun Kehidupan dan
Rumah Tangga yang
Berpusat pada Kristus
Pendahuluan
Nabi Helaman mengajarkan kepada para putranya bahwa
jika mereka mau membangun kehidupan mereka di atas
landasan pasti Yesus Kristus, Setan tidak akan memiliki kuasa
untuk menghancurkan mereka (lihat Helaman 5:12). Dalam
pelajaran ini, siswa akan membahas bagaimana membangun
keluarga mereka di atas landasan Yesus Kristus. Sewaktu
anggota keluarga memusatkan kehidupan mereka pada
ajaran-ajaran Yesus Kristus, mereka dapat memperbaiki dan
memperkuat hubungan dan menemukan kebahagiaan yang
lebih besar.
Bacaan Latar Belakang
• Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign dan Liahona, November
2009, 70–73.
• Richard G. Scott, “Untuk Kedamaian di Rumah,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 29–31.
Saran untuk Pengajaran
Yohanes 15:1–5, 10–11; Helaman 5:12
Membangun kehidupan dan rumah tangga yang berpusat pada Kristus
Mulailah kelas dengan menggambar sebuah rumah sederhana atau bangunan lain
di papan tulis. Bahaslah yang berikut dengan siswa:
• Seberapa berharga sebuah landasan bagi rumah atau bangunan lain?
• Mengapa beberapa bahan bangunan menjadikan landasan bangunan lebih kuat
daripada yang lain?
Ingatkan siswa bahwa semua keluarga mengalami kesulitan pada beberapa
tingkatan, dan Setan berupaya untuk menghancurkan semua keluarga. Dari Kitab
Mormon kita mempelajari sebuah cara yang pasti untuk meminimalkan
pengaruh-pengaruh Setan pada keluarga kita.
Mintalah siswa untuk menelaah Helaman 5:12, dengan mencari apa yang itu
ajarkan mengenai landasan.
• Menurut Anda apa artinya membangun landasan kita pada Yesus Kristus?
• Apa yang sebuah keluarga dapat lakukan untuk membangun landasan pada
Yesus Kristus? (Jawaban yang mungkin termasuk yang berikut: menelaah dan
menjalankan Injil Yesus Kristus, berupaya untuk mengikuti teladan Yesus
Kristus, menaati perintah-perintah Allah, dan mempergunakan kuasa
Pendamaian Kristus).
98
PE LAJ ARAN 19
• Bagaimana janji-janji dalam Helaman 5:12 dapat berlaku bagi
keluarga-keluarga yang berupaya untuk membangun landasan mereka di atas
batu karang Yesus Kristus? (Jawaban hendaknya memperlihatkan pemahaman
asas berikut ini: Sewaktu keluarga membangun landasan mereka pada
Yesus Kristus, Setan tidak akan memiliki kuasa untuk menghancurkan
mereka).
Jelaskan bahwa tak lama setelah kematian-Nya, Juruselamat memberikan sebuah
analogi yang dapat membantu keluarga memahami bagaimana membangun
landasan pada-Nya. Undanglah beberapa siswa untuk membaca Yohanes 15:1–5,
10–11 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak dan memikirkan kiasan
Juruselamat dalam petikan-petikan ini dapat berlaku pada keluarga-keluarga yang
bergumul untuk membangun landasan mereka pada Yesus Kristus.
• Jika Yesus Kristus adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya, apa
yang buah lambangkan? (Buah dapat melambangkan pekerjaan dan tindakan
baik dari para murid Yesus Kristus).
Bantulah siswa mengenali bahwa Juruselamat menggunakan kata “abide [tinggal]”
atau “abideth [tinggal]” beberapa kali dalam Yohanes 15:4–10. Jelaskan bahwa kata
tinggal dalam konteks ini artinya tetap dan “tinggal—tetapi tinggal selamanya,”
mengimplikasikan bahwa kita hendaknya tetap teguh dan secara permanen terikat
pada Yesus Kristus dan Gereja-Nya (Jeffrey R. Holland, “Tinggallah di Dalam Aku,”
Ensign atau Liahona, Mei 2004, 32). Anda dapat menjelaskan secara singkat kepada
siswa bahwa dengan mengenali pengulangan kata merupakan keterampilan
penelaahan tulisan suci yang dapat mereka gunakan dalam penelaahan pribadi
mereka. Pengulangan sebuah kata dalam tulisan suci sering berarti bahwa si
penulis tengah menekankan sebuah gagasan yang penting.
• Menurut ayat 5 dan 11, apa berkat-berkat dari tinggal di dalam Kristus? (Jika
kita tinggal di dalam Juruselamat, kita dapat menghasilkan banyak buah
dan menerima kegenapan sukacita).
• Apa berkat-berkat yang menurut Anda akan datang kepada keluarga ketika
anggota keluarga berusaha untuk tinggal di dalam Juruselamat?
Bacalah pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Terlepas dari keadaan Anda, Anda dapat memusatkan rumah tangga dan
kehidupan Anda pada Tuhan Yesus Kristus, karena Dia adalah sumber kedamaian
sejati dalam kehidupan ini” (“Untuk Kedamaian di Rumah,” Ensign atau Liahona,
Mei 2013, 29).
• Bagaimana Anda menggambarkan sebuah rumah tangga yang berpusat pada
Yesus Kristus? Apa karakteristik yang akan menjadikan sebuah rumah tangga
berpusat pada Kristus?
Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk tinggal
lebih sepenuhnya dalam Juruselamat, sehingga mengundang lebih banyak
99
P EL A J A RA N 19
pengaruh Juruselamat ke dalam rumah tangga mereka. Imbaulah mereka untuk
memikirkan tentang apa perubahan yang mungkin mereka buat dalam hubungan
mereka dengan anggota keluarga.
Helaman 14:30–31; 3 Nefi 11:29–30
Mengendalikan emosi kita dengan menggunakan hak pilihan kita secara benar
Alihkan pada bagian pelajaran berikutnya dengan menandaskan kembali bahwa
semua keluarga menghadapi tantangan. Bahkan ketika anggota keluarga berusaha
untuk memusatkan kehidupan mereka pada Yesus Kristus, mereka dapat
menghadapi keadaan-keadaan yang menantang hasrat bajik mereka. Tulislah yang
berikut di papan tulis:
“Anda membuat saya marah!”
“Anda membuat saya kehilangan kesabaran!”
Undanglah siswa untuk merenungkan apakah pernyataan ini didasarkan pada
kebenaran.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Helaman 14:30–31 dengan lantang.
Undanglah kelas untuk memikirkan bagaimana ayat-ayat ini berkaitan dengan
pernyataan di papan tulis.
• Apa kebenaran penting yang terdapat dalam ayat-ayat ini yang berlaku bagi
hubungan kita dengan orang lain? (Tekankan kebenaran berikut: Karena Bapa
Surgawi memberikan kepada kita hak pilihan, kita dapat memilih apakah
ingin menjadi marah atau tidak. Jelaskan bahwa Penatua Lynn G. Robbins
dari Tujuh Puluh mengajarkan, “Menjadi marah adalah sebuah pilihan,
keputusan secara sadar; oleh karena itu, kita dapat membuat pilihan untuk
tidak menjadi marah. Kita memilih!” [“Agency and Anger,” Ensign,
Mei1998, 80]).
• Apa masalah yang ditimbulkan dari memercayai bahwa tindakan atau
perkataan orang lain dapat “membuat” kita marah?
Undanglah siswa untuk membaca 3 Nefi 11:29–30 dalam hati. Tandaskan bahwa
ajaran Juruselamat mengenai perselisihan “hendaknya diakhiri” (3 Nefi 11:30).
Ingatkan siswa bahwa berbicara kasar dan perilaku tidak saleh lainnya, misalnya
perundungan emosi dan fisik, tidak pernah dibenarkan.
Undanglah siswa untuk memikirkan hal-hal yang dapat mereka lakukan untuk
membantu mereka mengingat untuk tidak memilih menjadi marah. Mintalah
mereka untuk berbagi gagasan mereka. Mintalah siswa untuk bertekad
menggunakan hak pilihan mereka secara benar dengan memilih untuk tidak
menjadi marah, terutama dalam lingkup keluarga.
100
PE LAJ ARAN 19
3 Nefi 12:22–24; Moroni 7:45, 48; Ajaran dan Perjanjian 64:9–11;
88:119, 123–25
Pertobatan dan pengampunan dapat menyembuhkan hubungan yang rusak
Di papan tulis, tulislah asas berikut:
“Kebahagiaan dalam kehidupan keluarga paling mungkin dicapai bila
didasarkan pada ajaran-ajaran Tuhan Yesus Kristus.”
Beri tahulah siswa bahwa frasa ini berasal dari “Keluarga: Maklumat kepada
Dunia,” (Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
Untuk membantu siswa mengidentifikasi beberapa ajaran Yesus Kristus yang dapat
mendatangkan kebahagiaan yang lebih besar pada keluarga, mintalah siswa untuk
membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 88:119, 123–25. Sarankan agar mereka
menandai atau menggarisbawahi ajaran-ajaran kunci. Kemudian mintalah siswa
untuk membahas bagaimana keluarga dapat diperkuat dengan menjalankan
ajaran-ajaran yang terdapat dalam ayat-ayat ini.
Ingatkan siswa bahwa masalah dan kesulitan sering timbul dalam keluarga ketika
ajaran-ajaran Yesus Kristus diabaikan. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden
Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk
membacakannya dengan lantang:
“Hubungan yang tegang dan putus adalah setua usia umat manusia itu sendiri.
… Saya membayangkan bahwa setiap orang di bumi telah terkena dampak
dalam berbagai cara dari roh yang menghancurkan dari perselisihan, kebencian,
dan dendam. Mungkin bahkan ada saat ketika kita mengenali semangat ini
dalam diri kita sendiri” (“Yang Penuh Belas Kasihan Mendapatkan Belas
Kasihan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 70).
• Apa ajaran-ajaran Tuhan Yesus Kristus yang dapat membantu menyembuhkan
hubungan yang tegang dan putus di antara anggota keluarga?
Tuliskah rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis. Jelaskan bahwa
ayat-ayat ini masing-masing berisikan kebenaran yang diajarkan oleh Juruselamat
yang dapat memperkuat hubungan keluarga.
3 Nefi 12:22–24
Moroni 7:45, 48
Ajaran dan Perjanjian 64:9–11
Undanglah siswa untuk membaca petikan-petikan ini, dan kemudian membahas
yang berikut:
101
P EL A J A RA N 19
• Apa ajaran dari ayat-ayat ini yang dapat membantu menyembuhkan hubungan
keluarga yang telah rusak karena perselisihan, ketidakramahan, atau
tindakan-tindakan lainnya?
• Bagaimana Anda telah melihat pengampunan meningkatkan hubungan
keluarga?
• Mengapa terkadang lebih sulit untuk mengampuni anggota keluarga yang
menyinggung perasaan kita daripada orang lain?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf and President
Howard W. Hunter (1907–1995), dan mintalah seorang siswa untuk membacanya
dengan lantang:
“Tidak ada dari kita yang tidak berdosa. Kita masing-masing melakukan
kesalahan, termasuk Anda dan saya. Kita semua telah terluka. Kita semua telah
melukai orang lain.
Melalui pengurbanan Juruselamatlah kita dapat memperoleh permuliaan dan
kehidupan kekal. Sewaktu kita menerima cara-cara-Nya dan mengatasi
kesombongan kita dengan melembutkan hati kita, kita dapat mendatangkan
rekonsiliasi dan pengampunan ke dalam keluarga kita dan kehidupan pribadi kita” (Dieter F.
Uchtdorf, “One Key to a Happy Family,” Ensign, Oktober 2012, 6).
“Apa pun Yesus meletakkan tangan-Nya, itu hidup. Jika Yesus meletakkan
tangan-Nya di atas pernikahan, itu hidup. Jika Dia membiarkan meletakkan
tangan-Nya di atas keluarga, itu hidup” (Teachings of Presidents of the Church:
Howard W. Hunter [2015], 150).
• Bagaimana mengikuti asas-asas yang dibahas hari ini memperkenankan
Juruselamat untuk meletakkan tangan-Nya di atas sebuah keluarga?
Undanglah siswa untuk memikirkan bagaimana asas-asas pertobatan dan
pengampunan dapat membantu memperbaiki atau memperkuat hubungan
keluarga mereka sendiri. Imbaulah mereka untuk bertindak segera untuk
menerapkan asas-asas ini dalam hubungan keluarga mereka.
Bacaan Siswa
• Yohanes 15:1–5, 10–11; Helaman 5:12; 14:30–31; 3 Nefi 11:29–30; 12:22–24;
Moroni 7:45, 48; Ajaran dan Perjanjian 64:9–11; 88:119, 123–25.
• Richard G. Scott, “Untuk Kedamaian di Rumah,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 29–31.
102
PELAJARAN 20
Melindungi Iman dan
Kesaksian
Pendahuluan
Keluarga dan individu memiliki tugas sakral untuk
mengembangkan iman kepada Yesus Kristus dan
memertahankan kesaksian yang kuat. Juruselamat
memperingatkan bahwa di zaman akhir “yang sangat
terpilih” dapat tertipu (Joseph Smith—Matius 1:22;
diterjemahkan secara bebas). Pelajaran ini berfokus pada
memperkuat kesaksian untuk melindungi terhadap
kekuatan-kekuatan musuh, yang berusaha untuk
menghancurkan iman.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Mari, Bergabunglah Bersama Kami,” Ensign atau Liahona,
November 2013, 21–24.
• Jeffrey R. Holland, “Tuhan, Aku Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 93–95.
Saran untuk Pengajaran
Yohanes14:26–27; Efesus 4:11–14; 1 Nefi 15:23–24; 2 Nefi 31:19–20; Alma
5:45–46; Helaman 3:28–30; Ajaran dan Perjanjian 11:13–14; 21:4–6
Kesaksian yang kuat menyediakan perlindungan dari musuh.
Jelaskan bahwa Penatua Joseph B. Wirthlin (1917–2008) dari Kuorum Dua Belas
Rasul pernah berbicara tentang serombongan serigala yang berkeliaran di
pedesaan di Ukraina beberapa tahun lalu. Satu-satu hal yang menakutkan mereka
adalah api. Ketika bepergian jauh dari kota, orang-orang harus membangun api
unggun yang besar dan menjaganya tetap menyala sepanjang malam untuk
mengusir serigala-serigala itu.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut:
“Para pelancong memahami bahwa membangun dan menjaga api unggun tetap
menyala bukan hanya masalah kenyamanan atau kenikmatan; itu adalah
masalah kelangsungan hidup. …
Kita tidak perlu melindungi diri kita sendiri dari rombongan serigala sewaktu kita
menapaki jalan kehidupan dewasa ini, tetapi, dalam artian rohani, kita sungguh
menghadapi serigala-serigala licik Setan dalam bentuk godaan, kejahatan, dan
dosa. Kita hidup di zaman yang berbahaya ketika serigala-serigala yang rakus berkeliaran di
pedesaan rohani dalam mencari mereka yang mungkin lemah dalam iman atau rapuh dalam
keyakinan mereka. … Kita semua rentan terhadap serangan. Akan tetapi, kita dapat
membentengi diri kita sendiri dengan perlindungan yang disediakan melalui kesaksian yang
menyala-nyala, seperti api unggun, yang telah dibangun secara memadai dan dipertahankan
secara cermat” (“Spiritual Bonfires of Testimony,” Ensign, November 1992, 34).
103
P EL A J A RA N 20
• Mengapa mempertahankan kesaksian yang kuat “masalah kelangsungan
hidup” di dunia zaman sekarang? (Setelah beberapa pembahasan, tuliskan
yang berikut di papan tulis: Ketika kita membentengi kesaksian kita, kita
menjadi kurang rentan terhadap serangan pada iman kita).
• Bagaimana memiliki kesaksian yang kuat dapat membantu Anda memperkuat
anggota keluarga dan orang lain melawan serangan terhadap iman mereka?
Perlihatkan atau tulislah bagan berikut di papan tulis. Jangan menyertakan
asas-asas bercetak tebal dalam tanda kurung; asas-asas ini disediakan untuk
kepentingan guru. Mintalah siswa untuk membaca ayat-ayat dalam salah satu
kolom, dengan menyelidiki asas-asas yang membantu melindungi terhadap
kekuatan-kekuatan yang melemahkan iman. Undanglah siswa untuk meringkas
apa yang mereka baca dalam sebuah pernyataan yang gamblang tentang ajaran
atau asas dan kemudian membagikan pernyataan mereka.
2 Nefi 31:19–20
Helaman 3:28–30
(Ketika kita
memertahankan
iman yang kuat
kepada Yesus
Kristus, kita
dapat maju di
jalan yang lurus
dan sesak yang
menuntun pada
kehidupan kekal).
Efesus
4:11–14
Yohanes
14:26–27
A&P 21:4–6
A&P
11:13–14
(Ketika kita
mengikuti
para rasul,
nabi Tuhan,
serta para
pemimpin
Gereja, kita
dapat
dilindungi
dari
penipuan).
(Melalui
Roh Kudus,
Tuhan dapat
mengirimkan
kedamaian
dan arahan
ketika iman
kita
diserang).
1 Nefi 15:23–24
Alma 5:45–46
(Berpuasa,
berdoa, dan
menelaah
tulisan suci
memperkuat
iman dan
kesaksian serta
memungkinkan
kita untuk
bertahan
terhadap
tantangan).
• Bagaimana asas-asas ini memperkuat Anda atau seseorang yang Anda kenal
terhadap serangan pada iman?
• Bagaimana Anda menggunakan informasi ini untuk memperkuat seseorang
yang Anda kenal yang berjuang dengan imannya?
Ingatkan siswa tentang yang berikut: “Iman adalah karunia Allah yang
dianugerahkan sebagai pahala bagi kesalehan pribadi. Itu senantiasa diberikan ketika
kesalehan hadir, dan semakin besar ukuran kepatuhan terhadap hukum-hukum
Allah semakin besar jadinya pemberkahan iman ” (Bruce R. McConkie, Mormon
Doctrine, edisi ke-2 [1966], 264). Bersaksilah bahwa memiliki iman kepada Yesus
Kristus, mengikuti para nabi, mencari Roh, dan menelaah tulisan suci akan
104
PE LAJ ARAN 20
melindungi dan memperkuat kesaksian. Ketika kita gagal untuk melakukan hal-hal
ini, iman dapat menjadi lemah dan kesaksian hilang.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua
M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul untuk mengilustrasikan poin ini:
“Salah satu misionaris saya yang baik yang melayani dengan saya ketika saya
menjadi presiden misi di Toronto datang untuk menemui saya beberapa tahun
kemudian. Saya menanyakan kepadanya, ‘Elder, bagaimana saya dapat
membantu Anda?’
‘Presiden,’ katanya, ‘Saya pikir saya kehilangan kesaksian saya.’
mungkin.
Saya tidak dapat memercayainya. Saya menanyakan kepadanya bagaimana
‘Untuk pertama kalinya saya telah membaca beberapa literatur anti-Mormon,’ dia berujar. ‘Saya
memiliki beberapa pertanyaan, dan tidak seorang pun akan menjawabnya bagi saya. Saya
bingung, dan saya pikir saya kehilangan iman saya.’
Saya menanyakan kepadanya apa saja pertanyaannya, dan dia memberi tahu saya. Itu adalah isu
standar anti-Gereja, namun saya menginginkan sedikit waktu untuk mengumpulkan materi agar
saya dapat menyediakan jawaban yang bermakna. Jadi kami membuat janji 10 hari kemudian, di
mana pada waktu itu saya mengatakan kepadanya saya akan menjawab setiap pertanyaanya.
Sewaktu dia akan pergi, saya menghentikannya.
‘Elder, Anda telah mengajukan kepada saya beberapa pertanyaan hari ini,’ kata saya. ‘Sekarang
saya memiliki satu pertanyaan untuk Anda.’
‘Ya, Presiden’
‘Sudah berapa lama sejak Anda telah membaca Kitab Mormon?’ Saya bertanya.
Matanya menatap ke bawah. Dia menatap lantai sejenak. Kemudian dia menatap saya. ‘Sudah
lama sekali, Presiden,’ dia mengaku.
‘Baiklah,’ jawab saya. ‘Anda telah memberikan kepada saya tugas saya. Adalah adil bahwa saya
memberikan kepada Anda tugas Anda. Saya ingin Anda berjanji kepada saya bahwa Anda akan
membaca dalam Kitab Mormon selama setidaknya satu jam setiap hari antara sekarang dan janji
kita berikutnya.’ Dia setuju bahwa dia akan melakukan itu.
Sepuluh hari kemudian dia kembali ke kantor saya, dan saya sudah siap. Saya mengeluarkan
kertas saya untuk mulai menjawab pertanyaan-pertanyaannya, namun dia menghentikan saya.
‘Presiden,’ dia berkata, ‘itu tidaklah akan diperlukan.’ Kemudian dia menjelaskan: ‘Saya tahu
bahwa Kitab Mormon adalah benar. Saya tahu Joseph Smith adalah seorang nabi Allah.’
‘Ah, itu bagus sekali,’ kata saya. ‘Tetapi Anda akan tetap mendapatkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan Anda. Saya mengerjakan ini lama, jadi Anda duduk saja di situ dan
dengarkan.’
Kemudian saya menjawab semua pertanyaannya dan kemudian bertanya, ‘Elder, apa yang Anda
pelajari dari ini?’
Dan dia menjawab, ‘Memberikan kepada Tuhan waktu yang setara.’
Semoga kita mengukirkan gagasan itu dalam benak kita dan membawanya bersama kita
sewaktu kita berjalan melalui proses kefanaan. Marilah kita memberikan kepada Tuhan waktu
yang setara” (“When Shall These Things Be?” Ensign, Desember 1996, 60).
• Apa yang Anda pelajari dari pengalaman yang Penatua Ballard bagikan?
105
P EL A J A RA N 20
• Bagaimana memberikan kepada Tuhan “waktu yang setara” dalam kehidupan
pribadi dan keluarga Anda memperkuat Anda dan keluarga Anda
terhadap Setan?
• Bagaimana mempraktikkan asas-asas ini sekarang mempersiapkan Anda untuk
menjadi pasangan dan orangtua yang lebih baik?
Akhiri bagian dari pelajaran ini dengan meminta seorang siswa untuk
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Ketika kita secara konsisten berdoa pagi dan malam, menelaah tulisan suci
setiap hari, mengadakan malam keluarga setiap minggu, dan menghadiri bait
suci secara rutin, kita secara aktif menanggapi undangan-Nya untuk “datanglah
kepada-Nya.” Semakin kita mengembangkan kebiasaan ini, semakin
bersemangat Setan untuk menyakiti kita namun semakin kecil kemampuannya
untuk melakukannya. Melalui penggunaan alat-alat ini, kita menjalankan hak
pilihan kita untuk menerima karunia penuh kurban Pendamaian-Nya.
… Saya bersaksi bahwa sewaktu kita secara aktif datang kepada-Nya, kita dapat bertahan dari
setiap godaan, setiap sakit hati, setiap tantangan yang kita hadapi” (“Jadikan Menjalankan
Iman Anda Prioritas Utama Anda,” Ensign atau Liahona, November 2014, 94).
Tanyakan kepada siswa jika ada di antara mereka yang dapat membagikan sebuah
pengalaman yang tidak terlalu pribadi di mana mereka mengatasi tantangan
terhadap imannya.
Lukas 22:31–32; 3 Nefi 18:32; Ajaran dan Perjanjian 108:7–8
Membentengi iman orang lain
Mintalah siswa untuk mengangkat tangan mereka jika mereka mengenal seseorang
yang tengah berjuang untuk memertahankan kesaksiannya.
Mintalah siswa untuk menelaah dan membandingkan Lukas 22:31–32; 3 Nefi
18:32; dan Ajaran dan Perjanjian 108:7–8 untuk mempelajari tugas yang kita miliki
sebagai anggota setia Gereja terutama terhadap anggota keluarga. Setelah waktu
yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang mereka pelajari. Siswa
hendaknya memahami asas berikut: Ketika kita diinsafkan pada Injil Yesus
Kristus, kita memiliki tugas untuk memperkuat iman orang lain.
Bagikan pernyataan berikut oleh Presiden Thomas S. Monson:
106
PE LAJ ARAN 20
“Saya telah mendapati bahwa dua alasan mendasar sebagian besar menjelaskan
kembalinya pada kegiatan dan perubahan sikap, kebiasaan, serta tindakan.
Pertama, individu-individu kembali karena seseorang telah memperlihatkan
kepada mereka kemungkinan-kemungkinan kekal mereka dan telah membantu
mereka memutuskan untuk mencapainya. Yang kurang aktif tidak bisa puas
untuk jangka waktu lama dengan mediokritas setelah mereka menyadari
keunggulan dalam jangkauan mereka.
Kedua, yang lain kembali karena orang-orang terkasih atau ‘sesama warga dengan orang-orang
kudus’ [Efesus 2:19] yang telah mengikuti petuah Juruselamat, telah mengasihi sesama mereka
seperti diri mereka sendiri, dan telah menolong orang lain untuk mewujudkan mimpi-mimpi
mereka untuk terpenuhi dan ambisi mereka untuk terealisasi.
Katalisator dalam proses ini adalah—dan seterusnya adalah—asas kasih” (“Tanggung Jawab
Kita untuk Menyelamatkan,” Ensign, Oktober 2013, 5).
• Menurut Anda mengapa kasih sebuah katalisator penting dalam memperkuat
iman orang lain?
• Apa yang Anda atau seseorang yang Anda kenal lakukan untuk membantu
memperkuat iman seseorang yang tengah bergumul secara rohani?
• Apa langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk menjadi lebih efektif
dalam membentengi iman orang lain?
Akhiri dengan memberikan kesaksian Anda bahwa siswa dapat membantu
memulihkan dan memperkuat iman teman-teman dan keluarga mereka sewaktu
mereka memperlihatkan kasih dan mengikuti asas-asas yang dibahas dalam
pelajaran ini.
Bacaan Siswa
• Lukas 22:31–32; Yohanes 14:26–27; Efesus 4:11–14; 1 Nefi 15:23–24; 2 Nefi
31:19–20; Alma 5:45–46; Helaman 3:28–30; 3 Nefi 18:32; Ajaran dan Perjanjian
11:13–14; 21:4–6; 108:7–8.
• Jeffrey R. Holland, “Tuhan, Aku Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 93–95.
107
PELAJARAN 21
Membesarkan Anak-Anak
dalam Kasih dan Kebenaran
Pendahuluan
“Orangtua memiliki kewajiban kudus untuk membesarkan
anak-anak mereka dalam kasih dan kebenaran” (“Keluarga:
Maklumat kepada Dunia” Ensign atau Liahona, November
2010, 129). Orangtua membantu memenuhi tugas ini
sewaktu mereka menyatakan kasih dan kesaksian dalam
perkataan dan tindakan serta membangun kebiasaan rutin
mengadakan malam keluarga, doa keluarga, dan penelaahan
tulisan suci keluarga.
Bacaan Latar Belakang
• Richard G. Scott, “Jadikan Menjalankan Injil Prioritas Utama Anda,” Ensign
atau Liahona, November 2014, 92–95.
• Jeffrey R. Holland, “Doa bagi Anak-Anak,” Ensign atau Liahona, Mei
2003, 85–87.
Saran untuk Pengajaran
Lukas 15:11–20; Efesus 6:4
Tanggung jawab orangtua untuk mengasihi dan merawat anak-anak mereka
Bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Sewaktu putri bungsu kami berusia sekitar empat tahun, saya pulang ke rumah
dari tugas-tugas rumah sakit agak terlambat suatu malam. Saya menemukan istri
terkasih saya sangat lelah. … Karena itu saya menawarkan untuk mengajak putri
kami yang berusia empat tahun itu untuk tidur. Saya mulai memberikan perintah:
‘Lepaskan pakaianmu, gantunglah; dan kenakan piyamamu; gosoklah gigimu;
berdoalah’ dan seterusnya, memerintah dengan cara seperti seorang sersan yang
keras dalam militer. Tiba-tiba dia mengangkat kepalanya pada satu sisi, menatap saya dengan
mata memelas, dan berkata ‘Ayah, apakah Ayah menguasai saya?’
Dia mengajari saya sebuah pelajaran penting. … Tidak, kita tidak menguasai anak-anak kita.
Hak istimewa peran kita sebagai orangtua adalah untuk mengasihi mereka, menuntun mereka,
dan memberi mereka keleluasaan” (“Listen to Learn,” Ensign, Mei 1991, 22).
• Apa asas yang Penatua Nelson ajarkan dengan pengalaman ini? (Orangtua
memiliki hak istimewa mengasihi dan memimpin anak-anak mereka).
Baca atau perlihatkan yang berikut dari maklumat keluarga, dan mintalah siswa
untuk mengidentifikasi kata-kata dan frasa kunci: “Suami dan istri memiliki
tanggung jawab kudus untuk mengasihi dan memelihara satu sama lain dan
anak-anak mereka. … Orangtua memiliki kewajiban kudus untuk membesarkan
anak-anak mereka dalam kasih dan kebenaran” (“Keluarga: Maklumat kepada
Dunia” Ensign atau Liahona, November 2010, 129). Tanyakan kepada siswa apa
108
PE LAJ ARAN 21
kata-kata atau frasa kunci yang menonjol bagi mereka dan mengapa. Jika
diperlukan, tanyakan:
• Mengapa menurut Anda kata-kata “kudus” dan “sakral” digunakan untuk
menjelaskan tanggung jawab dan tugas-tugas orangtua?
Beri tahulah siswa bahwa Juruselamat mengajarkan sebuah perumpamaan yang
memperlihatkan bagaimana seorang anak yang dibesarkan dengan kasih dapat
terus memercayai hubungan keluarganya. Undanglah siswa untuk membaca dalam
hati Lukas 15:11–20, dengan mencari bukti bahwa anak yang hilang mengetahui
dia dikasihi oleh ayahnya. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk
membagikan apa yang mereka temukan.
Untuk membantu siswa memahami sang ayah dalam perumpamaan ini,
undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Dalam perumpamaan anak yang hilang, kita menemukan pelajaran yang luar
biasa bagi keluarga serta terutama orangtua. Setelah si bungsu ‘menyadari
keadaannya’ [Lukas 15:17], dia memutuskan untuk pulang ke rumah.
Bagaimana di tahu bahwa ayahnya tidak menolaknya? Karena dia mengenal
ayahnya. Melalui kesalahpahaman, konflik, dan kebodohan masa remaja anak
lelaki itu yang tak terelakkan, saya dapat menggambarkan ayahnya berada di
sana dengan suatu pemahaman dan hati yang penuh belas kasihan, jawaban yang lembut,
telinga yang mau mendengarkan, serta pelukan penuh maaf. Saya juga dapat membayangkan
putranya mengetahui dia dapat pulang ke rumah karena dia mengetahui jenis rumah yang
menunggunya” (“Dengan Segenap Perasaan Lembut Orangtua: Sebuah Pesan Pengharapan bagi
Keluarga” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 90).
• Apa pernyataan kasih dari sang ayah yang Penatua Hales identifikasi? Apa
tindakan orangtua lainnya yang menuntun pada lingkungan rumah yang penuh
kasih dan kepedulian? (Pertimbangkan menggunakan Efesus 6:4 untuk
menambah pembahasan kelas untuk pertanyaan ini).
• Apa teladan yang telah Anda lihat dari orangtua yang memperlihatkan kasih
bagi anak-anak mereka?
• Apa yang Anda lakukan sekarang untuk bersiap mengasihi dan merawat
anak-anak Anda sendiri suatu hari nanti?
Ajaran dan Perjanjian 68:25–28; 93:36–40
Membesarkan anak-anak dalam kebenaran
Perlihatkan kepada siswa gambar seorang anak kecil, mungkin anak Anda sendiri.
• Apa ajaran-ajaran penting yang seorang anak perlukan untuk dapat
berkembang secara rohani?
Mintalah siswa untuk memikirkan pertanyaan ini sewaktu mereka menelaah dan
membandingkan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian
93:36–40 dan 68:25–28. (Catatan: “Sebuah petikan tulisan suci atau ajaran atau asas
109
P EL A J A RA N 21
sering diperjelas ketika itu dibandingkan” dengan petikan tulisan suci lainnya
[Pengajaran dan Pembelajaran Injil (2012), 22]).
• Apa asas mengenai tanggung jawab orangtua yang dapat kita pelajari dari
ayat-ayat ini? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang
berbeda, siswa hendaknya memahami asas berikut: Orangtua mematuhi
perintah Tuhan ketika mereka membesarkan anak-anak mereka dalam
terang dan kebenaran. Jelaskan bahwa dalam konteks ayat-ayat ini “terang”
merujuk pada pengetahuan dan pemahaman rohani tentang asas-asas
yang benar).
• Mengapa penting bagi orangtua untuk mengajari anak-anak asas-asas dan tata
cara-tata cara Injil Yesus Kristus di rumah?
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, bagikan pernyataan berikut oleh
Penatua Boyd K. Packer dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Tulisan suci berbicara tentang ‘mengambil perisai iman dengan apa,’ firman
Tuhan ‘kamu akan sanggup memadamkan segala panah berapi dari yang jahat’
(A&P 27:17).
Perisai iman ini paling baik diproduksi dalam industri rumahan [di rumah]
Sementara perisai dapat dipoles di kelas-kelas dalam Gereja dan dalam
kegiatan-kegiatan, itu dimaksudkan menjadi kerajinan tangan di rumah dan
dikenakan setiap individu” (“Jangan Takut,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 79).
• Bagaimana Anda telah melihat orangtua secara efektif mengajari anak-anak
mereka asas-asas yang benar yang menuntun mereka pada terang dan
kebenaran?
• Apa konsekuensi yang disebutkan dalam Ajaran dan Perjanjian 68:25 bagi
orangtua yang mengetahui Injil Yesus Kristus namun gagal untuk mengajari
anak-anak mereka asas-asas Injil? (Bantulah siswa memahami asas berikut:
Orangtua yang mengetahui Injil Yesus Kristus akan diminta bertanggung
jawab kepada Allah jika mereka gagal mengajari anak-anak mereka
asas-asas Injil).
Jelaskan bahwa para pemimpin Gereja telah berulang kali mengidentifikasi
praktik-praktik yang benar bahwa orangtua hendaknya mengimplementasikan di
rumah untuk mengajari anak-anak mereka asas-asas Injil.
Distribusikan selebaran yang terdapat di akhir pelajaran kepada setiap
siswa, dan bacalah petunjuk pada selebaran itu. Setelah waktu yang
memadai dan sebagaimana dibisiki oleh Roh Kudus, ajukan pertanyaan seperti
yang berikut:
• Bagaimana Anda telah memperoleh manfaat dari tiga praktik keluarga ini?
• Mengapa menurut Anda penting untuk mengembangkan kebiasaan berdoa,
menelaah tulisan suci, dan mengadakan malam keluarga sebelum Anda
menikah dan mulai memiliki anak-anak?
110
PE LAJ ARAN 21
Untuk membantu siswa memahami bahwa ada tatanan lain di mana orangtua
dapat mengajarkan asas-asas Injil kepada anak-anak mereka, bagikan pernyataan
berikut oleh Penatua David A. Bednar dan Penatua Jeffery R. Holland:
“Orangtua hendaknya waspada dan tanggap secara rohani terhadap
kesempatan-kesempatan yang muncul secara spontan untuk memberikan
kesaksian kepada anak-anak mereka. Kesempatan seperti itu tidak perlu
diprogram, dijadwal, atau dicatat. Sesungguhnya, semakin bebas dalam
membagikan kesaksian seperti itu, semakin besarlahkecenderungan bagi
peneguhan dan dampak kekalnya. …
Sebagai contoh, percakapan keluarga yang terjadi secara alami di saat makan malam dapat
menjadi suasan yang sempurna bagi orangtua untuk menceritakan dan bersaksi tentang
berkat-berkat khusus yang diterimanya selama kegiatanrutin di hari itu” (David A. Bednar,
“Berjaga-jagalah dengan Tak Putus-Putusnya,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 42).
“Jalankan Injil dengan nyata semampu Anda. Tepatilah perjanjian-perjanjian
yang anak-anak Anda ketahui telah Anda buat. Berikan berkat keimamatan. Dan
berikan kesaksian Anda! Jangan menganggap anak-anak Anda ikut-ikutan
memeluk kepercayaan Anda. …
… Apakah anak-anak tahu kita mengasihi tulisan suci? Apakah mereka melihat
kita membacanya dan menandainya dan bergantung padanya dalam kehidupan
sehari-hari? Apakah anak-anak kita pernah secara tak sengaja membuka pintu dan mendapati
kita sedang berlutut dalam doa? Pernah mereka mendengar kita tidak saja berdoa dengan
mereka tetapi juga berdoa bagi mereka karena kasih sebagai orangtua? Apakah anak-anak kita
tahu kita memercayai puasa …? Apakah mereka tahu kita senang berada di bait suci …?
Apakah mereka tahu kita mengasihi dan mendukung para pemimpin setempat kita, meski
mereka tidak sempurna …? Apakah anak-anak itu tahu bahwa kita mengasihi Allah dengan
segenap hati dan bahwa kita ingin melihat wajah—dan membungkuk di hadapan—Putra
Tunggal-Nya? Saya berdoa semoga mereka boleh mengetahui hal ini” (Jeffrey R. Holland, “Doa
bagi Anak-Anak,” Ensign atau Liahona, Mei 2003, 86–87).
• Bagaimana orangtua Anda atau orangtua lainnya yang telah Anda lihat
mengambil manfaat dari kesempatan spontan untuk mengajarkan
asas-asas Injil?
• Mengapa penting bagi orangtua untuk menjalankan Injil secara
terang-terangan?
• Apa yang Anda lakukan sekarang untuk memperdalam pengetahuan Anda
tentang Injil agar Anda akan dapat mengajari anak-anak Anda terang dan
kebenaran?
Bersaksilah bahwa orangtua dapat “membesarkan anak-anak mereka dalam kasih
dan kebenaran” dengan membimbing mereka kembali kepada Bapa Surgawi
mereka melalui mengasihi mereka, mengajari mereka asas-asas Injil, dan
memberikan teladan yang baik.
111
P EL A J A RA N 21
Bacaan Siswa
• Lukas 15:11–20; Efesus 6:4; 2 Timotius 3:15; 3 Nefi 18:21; Ajaran dan Perjanjian
68:25–28; 93:36–40.
• Jeffrey R. Holland, “Doa bagi Anak-Anak,” Ensign atau Liahona, Mei
2003, 85–87.
112
PELAJARAN 22
Menciptakan Keluarga yang
Berhasil
Pendahuluan
“Keluarga Maklumat kepada Dunia” menjelaskan asas-asas
bahwa orangtua hendaknya mengajari anak-anak mereka.
Pelajaran ini akan membahas tanggung jawab orangtua
untuk mengajari anak-anak tentang “rasa hormat, … kasih
sayang, kerja, dan kegiatan rekreasi yang sehat.” Itu juga
membahas tugas orangtua untuk mengajari anak-anak
“untuk saling mengasihi dan melayani, untuk mematuhi
perintah-perintah Allah, dan menjadi penduduk yang
mematuhi hukum di mana pun mereka tinggal” (Ensign atau
Liahona, November 2010, 129). Mengajarkan asas-asas ini
membantu orangtua menciptakan keluarga yang berhasil.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Baik, Lebih Baik, Terbaik,” Ensign atau Liahona, November
2007, 104–108.
• Susan W. Tanner, “Apakah Saya Telah Memberitahukannya kepadamu …?”
Ensign atau Liahona, Mei 2003, 73–75
Saran untuk Pengajaran
Asas-asas untuk pernikahan yang berhasil
Persiapkan siswa bagi pelajaran ini dengan menampilkan pernyataan berikut dari
Presiden David O. McKay (1873–1970):
“Tidak ada keberhasilan yang dapat menggantikan kegagalan dalam rumah
tangga” (dikutip dari J. E. McCulloch, Home: The Savior of Civilization [1924], 42;
dalam Conference Report, April 1935, 116).
• Mempertimbangkan apa yang telah Anda pelajari dalam kursus ini, apa saja
asas yang berkontribusi untuk menciptakan sebuah keluarga yang berhasil?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan dan bacalah dengan
lantang pernyataan berikut dari “Keluarga: Maklumat kepada Dunia”:
“Pernikahan dan keluarga yang berhasil ditegakkan dan dipertahankan dengan asas-asas iman,
doa, pertobatan, pengampunan, rasa hormat, kasih, kasih sayang, kerja, dan kegiatan rekreasi
yang sehat.”
114
PE LAJ ARAN 22
Jelaskan kepada siswa bahwa sebagian besar dari asas-asas dalam pernyataan ini
telah dibahas dalam pelajaran terdahulu. Untuk memfokuskan pada sifat-sifat yang
telah dibahas, tulislah yang berikut di papan tulis:
Respek
Kasih sayang
Kerja
Kegiatan rekreasi yang sehat
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil dan tugasi salah satu sifat ini
kepada setiap kelompok. Mintalah kelompok-kelompok itu untuk membahas
pertanyaan berikut:
Rasa hormat
• Apa saja hal-hal baik yang terjadi dalam keluarga dengan orangtua
memperlihatkan rasa hormat bagi anak-anak mereka? Kapan anak-anak
memperlihatkan rasa hormat bagi orangtua mereka? Kapan orangtua
memperlihatkan rasa hormat bagi satu sama lain?
• Apa contoh dari memperlihatkan rasa hormat yang dapat Anda bagikan dari
pengalaman keluarga Anda?
Kasih sayang
• Apa saja cara-cara di mana orangtua dapat mengajari anak-anak untuk
merasakan kasih sayang bagi anggota keluarga lainnya?
• Apa contoh tentang mengajarkan kasih sayang yang dapat Anda bagikan dari
keluarga Anda atau dari keluarga yang Anda kenal?
Kerja
• Mengapa kerja merupakan bagian dari sebuah keluarga yang berhasil?
• Bagaimana orangtua dapat membantu anak-anak mereka untuk menemukan
kesenangan dan kepuasan dalam kerja?
• Apa contoh tentang mengajari anak-anak bekerja yang dapat Anda bagikan
dari keluarga Anda atau dari keluarga yang Anda kenal?
Kegiatan rekreasi yang sehat
Beri tahukan kepada kelompok ini bahwa ketika keluarga memiliki waktu yang
terbatas untuk diluangkan bersama dalam kegiatan keluarga, adalah bijaksana
untuk memilih kegiatan yang paling berharga. Mintalah kelompok ini untuk
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul dan bahaslah pertanyaan yang mengikuti:
115
P EL A J A RA N 22
“Sewaktu kita mempertimbangkan pilihan-pilihan lain, kita hendaknya ingat
bahwa tidaklah cukup bahwa sesuatu adalah baik. Pilihan-pilihan lain adalah
lebih baik, dan masih ada lainnya yang terbaik. …
Beberapa di antara pilihan terpenting kita berkaitan dengan kegiatan keluarga.
… Dalam memilih bagaimana kita meluangkan waktu sebagai keluarga, kita
hendaknya berhati-hati untuk tidak menghabiskan waktu kita pada hal-hal yang
sekadar baik, dan menyisakan sedikit waktu untuk apa yang lebih baik atau terbaik. Seorang
teman membawa keluarga mudanya dalam serangkaian perjalanan liburan musim panas,
termasuk kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Di akhir musim panas dia menanyakan
kepada putra remajanya yang mana dari kegiatan musim panas yang baik ini yang paling
dinikmatinya. Sang ayah belajar dari jawaban tersebut, dan begitu juga mereka semua yang
diceritainya. ‘Hal yang paling saya sukai musim panas ini,’ jawab anak itu, ‘adalah malam ketika
Ayah dan saya berbaring di halaman dan memandang bintang serta berbicara.’ Kegiatan
keluarga yang istimewa mungkin baik bagi anak-anak tetapi itu tidak selamanya lebih baik
daripada waktu pribadi bersama orangtua yang mengasihi” (“Baik, Lebih Baik, Terbaik,” Ensign,
November 2007, 104–5).
• Bagaimana pengalaman ayah dan putra ini membantu kita memahami nilai
tentang “kegiatan rekreasi yang sehat” dalam keluarga?
• Bagaimana keluarga dapat bekerja bersama untuk menjadikan kegiatan rekreasi
lebih bermakna?
Setelah waktu yang memadai, mintalah kelompok-kelompok itu untuk
membagikan ringkasan dari pembahasan mereka kepada seluruh kelas?
Akhiri bagian pelajaran ini dengan memperlihatkan pernyataan berikut oleh
Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama dan mintalah seorang siswa
untuk membacanya dengan lantang:
“karena ‘tidak ada keberhasilan yang dapat menggantikan kegagalan’ [dalam
keluarga kita], kita harus menempatkan prioritas tinggi pada keluarga kita. Kita
membangun hubungan keluarga yang mendalam dan penuh kasih dengan
melakukan hal-hal kecil bersama-sama, seperti santap malam keluarga dan
malam keluarga serta sekadar bergembira bersama. Dalam hubungan keluarga
kasih sungguh-sungguh dieja w-a-k-t-u, waktu. Meluangkan waktu bagi satu
sama lain adalah kunci keharmonisan di rumah” (“Tentang Hal-Hal yang Paling Berarti,” Ensign
atau Liahona, November 2010, 21–22).
• Dapatkah Anda membagikan sebuah pengalaman yang Anda miliki ketika
orangtua atau anggota keluarga lainnya meluangkan waktu yang bermakna
bersama Anda?.
Tanyakan kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan
pemikiran atau kesaksian mereka mengenai bagaimana sifat apa pun yang tertera
di papan tulis dapat memberkati keluarga
116
PE LAJ ARAN 22
Ulangan 6:4–7; Ajaran dan Perjanjian 134:5–6; Pasal-Pasal Kepercayaan 1:12
Tugas orangtua untuk mengajar anak-anak
Mintalah siswa untuk menyelidiki paragraf keenam dari “Keluarga: Maklumat
kepada Dunia,” dengan mencari hal-hal spesifik bahwa orangtua memiliki tugas
sakral untuk mengajar anak-anak mereka. Sewaktu siswa merespons tulislah yang
berikut di papan tulis.
Untuk saling mengasihi dan melayani
Untuk mematuhi perintah-perintah Allah
Untuk menjadi warga negara yang taat hukum
Tekankan asas berikut: Orangtua diperintahkan untuk mengajari anak-anak
mereka untuk saling mengasihi dan melayani, untuk menaati
perintah-perintah Allah, dan menjadi warga negara yang taat hukum.
Mintalah siswa untuk membaca Ulangan 6. Jelaskan bahwa pasal ini mencatat
petunjuk Musa kepada anak-anak Israel mengenai bagaimana menaati perintah.
Untuk siswa untuk membaca dalam hati Ulangan 6:4–7 dan mempersamakan
pesan itu dengan diri mereka sendiri dengan menggati nama mereka setiap kali
tulisan suci berbunyi “mu,” “engkau.”
• Bagaimana mengganti nama Anda sendiri memengaruhi pemahaman Anda
tentang ayat-ayat ini?
• Menurut ayat 7, seberapa sering hendaknya orangtua mengajar
anak-anak mereka?
Tandaskan frasa “untuk saling mengasihi dan melayani” di papan tulis. Bahaslah
makna dari frasa ini dengan membacakan pernyataan berikut oleh Presiden James
E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
“Hampir setiap hari mendatangkan kesempatan untuk melakukan tindakan yang
tidak mementingkan diri bagi orang lain. Tindakan semacam itu adalah tak
terbatas dan dapat sesederhana kata yang ramah, bantuan, atau senyuman yang
manis” (“What’s in It for Me?” Ensign atau Liahona, November 2002, 21–22).
• Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki setiap hari untuk mengasihi dan
melayani anggota keluarga Anda?
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk menjadikan pelayanan kepada anggota
keluarga Anda sebuah prioritas yang lebih tinggi dalam kehidupan Anda?
Berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan
untuk melayani dengan lebih baik anggota keluarga dan memperlihatkan kasih
kepada mereka.
117
P EL A J A RA N 22
Tandaskan frasa “mematuhi perintah-perintah Allah” di papan tulis, dan tanyakan:
• Mengapa orangtua hendaknya menjadi orang yang terutama bertanggung
jawab untuk mengajari anak-anak mereka perintah-perintah Allah?
Bagikan pernyataan berikut oleh Sister Susan W. Tanner, mantan presiden umum
Remaja Putri. Jelaskan bahwa dalam ceramah ini, Sister Tanner mengingat nasihat
yang dia berikan kepada salah seorang putrinya yang baru menikah dan mulai
menciptakan rumah tangganya sendiri.
“Lihatlah teladan dari rumah tangga kakek-nenekmu. Kedua pasang
kakek-nenek kami membesarkan ‘anak-anak [mereka] ke dalam terang dan
kebenaran’ (A&P 93:40). [Rumah di mana ayahmu dibesarkan] adalah rumah
pengetahuan. Dia berbicara pada saat upacara pemakaman ayahnya, bahwa dia
belum pernah mempelajari asas-asas injil di gereja yang belum pernah
dipelajarinya di rumahnya sendiri. Gereja adalah pelengkap bagi rumahnya”
(“Apakah Saya Telah Memberitahukannya kepadamu …?” Ensign atau Liahona, Mei 2003, 73).
• Bagaimana Anda mempersiapkan diri untuk menciptakan sebuah rumah
pembelajaran—seperti rumah yang Sister Tanner gambarkan—bagi keluarga
Anda? Apa pemikiran yang Anda miliki jika anak-anak masa depan Anda akan
mengatakan ini mengenai rumah di mana mereka dibesarkan?
Tandaskan frasa “menjadi warga negara yang taat hukum” di papan tulis. Beri
tahulah siswa bahwa Ajaran dan Perjanjian mencatat suatu “maklumat
kepercayaan perihal pemerintahan dan hukum-hukum” (judul untuk bagian 134).
Bantulah siswa memahami konteks dari bagian ini dengan meminta seorang siswa
membacakan judul bagian itu dengan lantang. Kemudian undanglah seorang siswa
untuk membaca dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 134:5–6 dan yang lain
membaca Pasal-Pasal Kepercayaan kedua belas. Mintalah kelas untuk mencari apa
yang Tuhan ajarkan tentang hukum-hukum negeri.
• Apa ajaran tentang pemerintahan dan hukum-hukum yang menonjol bagi
Anda? (Untuk petunjuk tambahan, pertimbangkan mengundang siswa untuk
membaca dan merujuksilangkan Ajaran dan Perjanjian 58:21 dan 98:4–6).
• Menurut Anda mengapa penting bahwa rumah menjadi tempat utama bagi
anak-anak untuk belajar mematuhi hukum-hukum negeri?
Pertimbangkan membagikan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell
(1926–2004) dari Kuorum Dua Belas Rasul.
“Karena pengasuhan menurun, kebutuhan untuk kepolisian meningkat. Akan
selalu ada kekurangan polisi jika ada kekurangan orangtua yang efekti!
Demikian juga, tidak akan ada cukup penjara jika tidak ada cukup rumah yang
baik” (“Take Especial Care of Your Family,” Ensign, Mei 1994, 89).
118
PE LAJ ARAN 22
• Menurut Anda bagaimana orangtua dapat mengajari anak-anak untuk menaati
hukum-hukum negeri?
• Apakah Anda mengenal seseorang yang secara sadar menaati dan
memperlihatkan respek terhadap hukum-hukum negeri dan terhadap pejabat
pemerintahan? Menurut Anda apa dampak yang perilaku ini miliki pada diri
anak-anak orang tersebut?
Imbaulah siswa untuk meluangkan waktu di hari-hari ke depan untuk
merenungkan asas-asas yang orangtua harus ajarkan untuk menciptakan keluarga
yang berhasil. Mintalah mereka untuk membuat rencana tentang bagaimana
mereka dapat mengikuti asas-asas ini dalam kehidupan mereka sekarang dan
menggabungkannya dalam keluarga masa depan mereka.
Bacaan Siswa
• Ulangan 6:1–7; Yosua 24:15; Mosia 4:14–15; Ajaran dan Perjanjian 58:21; 98:4–6;
134:5–6; Pasal-Pasal Kepercayaan 1:12.
• Dallin H. Oaks, “Baik, Lebih Baik, Terbaik,” Ensign atau Liahona, November
2007, 104–108.
119
PELAJARAN 23
Menyediakan bagi
Kebutuhan Jasmani
Pendahuluan
Allah memercayakan individu-individu dengan tanggung
jawab menyediakan bagi kebutuhan duniawi mereka sendiri
dan kebutuhan dasar keluarga mereka. Orangtua memiliki
kewajiban sakral untuk menyediakan bagi anak-anak mereka
dengan “kebutuhan hidup” (“Keluarga: Maklumat kepada
Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129). Dalam
pelajaran ini, siswa akan belajar bagaimana asas
kemandirian dapat berkontribusi dalam stabilitas jasmani
dan rohani mereka sekarang dan di masa datang.
Bacaan Latar Belakang
• M. Russell Ballard, “Becoming Self-Reliant—Spiritually and Physically,” Ensign,
Maret 2009, 50–55.
• Robert D. Hales, “Menjadi Penyedia yang Hemat Secara Jasmani dan Rohani,”
Ensign atau Liahona, Mei 2009, 7–10.
• Marvin J. Ashton, “One for the Money,” Ensign, September 2007, 37–39.
• Situs web Provident Living, providentliving.org
Saran untuk Pengajaran
Markus 6:1–3; Lukas 2:51–52
Kemandirian
Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis: “Dalam cara-cara apa Yesus Kristus
mempersiapkan Diri-Nya Sendiri bagi pelayanan fana-Nya?” Undanglah siswa
untuk membaca Markus 6:1–3 dan Lukas 2:51–52, dengan mencari cara-cara di
mana Juruselamat mempersiapkan Diri-Nya Sendiri di tahun-tahun awal-Nya
selama pelayanan-Nya kemudian. Sewaktu siswa memberikan jawaban, daftarlah
yang berikut di papan tulis:
Bekerja bersama ayah-Nya sebagai tukang kayu (secara kejuruan)
Meningkat dalam kebijaksanaan (secara pendidikan)
Meningkat dalam perawakan (secara jasmani)
Meningkat dalam dikasihi oleh Allah (secara rohani)
Meningkat dalam dikasihi oleh manusia (secara sosial)
• Bagaimana mengikuti teladan Juruselamat dalam lima bidang yang
diidentifikasi tersebut dapat membantu Anda mempersiapkan diri untuk
120
PE LAJ ARAN 23
memenuhi kebutuhan Anda sendiri dan mereka dari keluarga masa
depan Anda?
Bacalah pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball (1895–1985), dan
mintalah siswa untuk mendengarkan apa yang Presiden Kimball identifikasi
sebagai tanggung jawab dari setiap Orang Suci Zaman Akhir:
“Gereja dan para anggotanya diperintahkan oleh Tuhan agar mandiri dan
berdikari. (Lihat A&P 78:13–14).
Tanggung jawab bagi kesejahteraan sosial, emosi, rohani, jasmani, atau ekonomi
setiap orang pertama-tama terletak pada dirinya sendiri, kedua pada
keluarganya, dan ketiga pada Gereja jika dia adalah seorang anggota yang setia
darinya.
Tidak seorang Orang Suci Zaman Akhir pun, sementara mampu secara jasmani atau emosional,
akan secara sukarela memindahkan beban kesejahteraan dirinya sendiri atau keluarganya
kepada orang lain. Sejauh dia dapat, di bawah ilham Tuhan dan dengan kerjanya sendiri, dia
akan menyediakan bagi dirinya sendiri dan keluarganya kebutuhan hidup yang rohani dan
jasmani” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W. Kimball [2006], 141–142).
• Apa tanggung jawab yang Presiden Kimball katakan kita
masing-masing miliki?
• Mengapa penting untuk menjadi “mandiri dan berdikari”? (Para siswa
hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Sewaktu kita menjadi mandiri,
kita dapat menyediakan bagi diri kita sendiri dan keluarga kita dengan
kebutuhan hidup rohani dan jasmani).
Undanglah siswa untuk membagikan apa arti kemandirian bagi mereka. Kemudian
perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Kemandirian adalah mengambil tanggung jawab bagi kesejahteraan rohani dan
jasmani kita sendiri dan bagi mereka yang Bapa Surgawi telah percayakan dalam
perawatan kita. Hanya ketika kita mandiri kita dapat sungguh-sungguh meniru
Juruselamat dalam melayani serta memberkati orang lain.
Adalah penting untuk memahami bahwa kemandirian adalah sarana sampai
akhir. Gol tertinggi kita adalah untuk menjadi seperti Juruselamat, dan bahwa gol
itu ditingkatkan melalui pelayanan kita yang tidak mementingkan diri kepada orang lain.
Kemampuan kita untuk melayani meningkat atau berkurang melalui tingkat kemandirian kita”
(“A Gospel Vision of Welfare: Faith in Action,” Basic Principles of Welfare and Self-Reliance
[buklet, 2009], 1–2).
• Apa tujuan tertinggi dari kemandirian?
• Bagaimana kemampuan kita untuk melayani orang lain berkurang jika kita
tidak mandiri?
121
P EL A J A RA N 23
Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut kemandirian, perlihatkan
pernyataan berikut oleh Sister Julie B. Beck, mantan presiden umum Lembaga
Pertolongan:
© Busath.com
“Bagaimana kita menjadi mandiri? Kita menjadi mandiri dengan cara
mendapatkan pengetahuan yang cukup, pendidikan, dan melek huruf; dengan
mengelola uang dan sumber-sumber secara bijak, menjadi kuat secara rohani,
mempersiapkan diri untuk keadaan darurat dan ketidakpastian; dan dengan
memiliki kesehatan jasmani serta kesejahteraan sosial dan emosi” (“The Welfare
Responsibilities of the Relief Society President,” Basic Principles of Welfare and
Self-Reliance, 4).
Tulislah kata-kata berikut di sepanjang bagian atas papan tulis: pendidikan,
keuangan, kekuatan rohani, produksi dan penyimpanan di rumah, kesehatan, dan
pekerjaan. Beri tahulah siswa bahwa kemandirian melibatkan enam bidang dari
kehidupan yang seimbang (lihat Providing in the Lord’s Way: Summary of a Leader’s
Guide to Welfare [buklet, 2009], 1–2). Luangkan sejenak bersama kelas untuk
membahas apa yang para dewasa lajang muda dapat lakukan untuk menjadi lebih
mandiri dalam setiap bidang ini agar mereka akan mampu dengan lebih baik untuk
menyediakan kebutuhan jasmani dan rohani bagi keluarga masa depan mereka
dan untuk melayani di Gereja. Tulislah respons siswa di papan tulis. Gagasan dapat
mencakup yang berikut:
Pendidikan: Mendapatkan gelar atau sertifikasi dari sebuah universitas atau
sekolah kejuruan, meningkatkan kebiasaan belajar, belajar keterampilan kerja
tambahan, belajar untuk melakukan reparasi dasar di rumah dan kendaraan.
Keuangan: Membayar persepuluhan secara penuh dan persembahan puasa,
belajar untuk membuat anggaran belanja dan mematuhinya, belajar disiplin
diri, menghindari utang yang tidak perlu, membayar lunas utang, menabung
sedikit uang dari gaji.
Kekuatan Rohani: Berdoa, menelaah tulisan suci, berpuasa dengan suatu
tujuan, menghadiri bait suci secara rutin.
Produksi dan penyimpanan di rumah: Belajar cara mengawetkan dan
menyimpan makanan, berkebun (meski hanya beberapa tanaman).
Kesehatan: Menaati Firman Kebijaksanaan, berolahraga secara teratur, makan
makanan yang sehat, tidur yang cukup, mendapatkan asuransi kesehatan.
Pekerjaan: Mengembangkan keterampilan kerja baru, memupuk etos kerja yang
kuat, memperoleh sertifikasi lanjutan.
• Apa yang telah Anda lakukan untuk meningkatkan kemandirian Anda dalam
salah satu bidang tersebut? Bagaimana upaya ini meningkatkan perasaan Anda
akan kemandirian dan harga diri? Bagaimana itu meningkatkan kemampuan
Anda untuk menyediakan bagi diri Anda sendiri dan melayani dengan lebih
sepenuhnya dalam Gereja?
Undanglah siswa untuk membuat gol untuk meningkat dalam salah satu dari enam
bidang ini.
122
PE LAJ ARAN 23
Maleakhi 3:8–12; Matius 6:19–21; 1 Timotius 6:7–10; 2 Nefi 9:51; Yakub
2:13–14, 18–19; Ajaran dan Perjanjian 104:13–18
Pengelolaan keuangan
Ingatkan siswa bahwa jika mereka tidak siap, mereka kelak akan bertanggung
jawab untuk menyediakan bagi diri mereka sendiri dan kemungkinan bagi
keluarga. Oleh karena itu, mereka harus belajar untuk menjadi bijaksana dengan
sumber-sumber jasmani mereka.
Tugasi setiap siswa untuk membaca beberapa dari petikan berikut dan
mengidentifikasi asas-asas yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang
bijaksana:
Maleakhi 3:8–12 (menaati hukum persepuluhan dan persembahan)
Matius 6:19–21 (menghindari menaruh hati kita pada harta benda duniawi)
1 Timotius 6:7–10 (senang dengan apa yang kita miliki—“cinta uang adalah
akar dari segala kejahatan”)
2 Nefi 9:51 (jangan membelanjakan uang untuk apa yang tidak berharga)
Yakub 2:13–14, 18–19 (carilah kekayaan untuk tujuan-tujuan yang bajik)
Ajaran dan Perjanjian 104:13–18 (gunakan kelimpahan kita untuk membantu
yang miskin dan yang membutuhkan)
Setelah waktu yang memadai, undanglah beberapa siswa untuk berbagi temuan
mereka dengan kelas. Pastikan siswa memahami asas berikut: Dengan
menerapkan asas-asas keuangan, individu dan keluarga dapat meningkatkan
stabilitas keuangan mereka sendiri dan siap untuk membantu orang lain.
(Anda dapat menandaskan bahwa dalam tulisan suci Tuhan sering menarik
hubungan antara memperoleh kekayaan dengan kewajiban untuk membantu yang
miskin dan yang membutuhkan. Untuk contoh, lihat Yakub 2:18–19 dan A&P
104:18).
• Apa berkat-berkat yang telah Anda alami dari menerapkan asas-asas keuangan
yang bijaksana dalam kehidupan Anda?
Ajaran dan Perjanjian 104:78.
Hindari utang yang tidak perlu.
Baca Ajaran dan Perjanjian 104:78. Kemudian perlihatkan pernyataan berikut oleh
Penatua Joseph B. Wirthlin (1917–2008) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Ingatlah ini: utang adalah bentuk perbudakan. Utang adalah rayap keuangan.
Ketika kita membeli secara kredit, itu hanya memberi kita ilusi kemakmuran. Kita
berpikir kita memiliki barang namun kenyataannya adalah, barang itu
memiliki kita.
Beberapa utang—misalnya utang untuk rumah sederhana, biaya untuk
pendidikan, barangkali utang untuk mobil pertama yang dibutuhkan—mungkin
penting. Tetapi kita tidak seharusnya terjerat dalam perbudakan keuangan sampai pada utang
123
P EL A J A RA N 23
konsumen tanpa memikirkan dengan cermat biayanya” (“Utang Duniawi, Utang Surgawi,”
Ensign atau Liahona, Mei 2004, 40–41).
• Mengapa utang merupakan bentuk perbudakan? (Sewaktu siswa merespons,
bantulah mereka memahami asas berikut: Menghindari utang yang tidak
perlu membantu individu dan keluarga terbebas dari perbudakan
keuangan). Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008) mengajarkan,
“kemandirian tidak dapat [hadir] ketika terdapat utang serius yang
menghinggapi keluarga. Seseorang harus memiliki kemerdekaan maupun
kebebasan dari perbudakan ketika dia bertanggung jawab terhadap orang lain”
(“To the Boys and to the Men,” Ensign, November 1998, 53).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan kesaksian berikut dari Presiden
Thomas S. Monson dengan lantang:
“Hindarilah filsafat dan dalih bahwa kemewahan masa lalu telah menjadi
kebutuhan hari ini. Hal itu belum menjadi kebutuhan kecuali kita sendiri
menganggapnya begitu. Dewasa ini banyak pasangan muda kita ingin memulai
kehidupan dengan memiliki beberapa mobil dan model rumah seperti yang
dimiliki Ayah dan Ibu mereka dengan kerja keras seumur hidup. Akibatnya,
mereka terjerat dalam utang jangka panjang yang didasarkan pada dua sumber
penghasilan. Barangkali terlambat menyadari bahwa perubahan memang terjadi, wanita
memiliki anak-anak, penyakit berdampak pada keluarga, pekerjaan hilang, bencana alam dan
situasi-situasi lain terjadi, serta pembayaran hipotek, yang didasarkan pada penghasilan dari dua
gaji, tidak dapat dilakukan lagi. Amatlah penting bagi kita untuk hidup sebatas penghasilan
kita” (“Kebenaran yang Tetap untuk Zaman yang Berubah,” Ensign atau Liahona, Mei 2005, 20).
• Apa konsekuensi yang mungkin bagi individu dan keluarga yang gagal untuk
mengenali perbedaan antara keinginan dan kebutuhan?
• Apa saja cara-cara untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan?
Imbaulah siswa untuk memikirkan tentang pertanyaan berikut dan menuliskan
jawaban mereka dalam jurnal mereka:
• Dalam bidang-bidang kehidupan apa Anda dapat menjadi lebih mandiri?
• Bagaimana Anda dapat mengelola dengan lebih baik sumber-sumber
jasmani Anda?
Bacaan Siswa
• Maleakhi 3:8–12; Matius 6:19–21; Markus 6:1–3; Lukas 2:51–52; 1 Timotius
6:7–10; 2 Nefi 9:51; Yakub 2:17–19; Ajaran dan Perjanjian 56:17; 75:28;
104:13–18, 78.
• Robert D. Hales, “Menjadi Penyedia yang Hemat Secara Jasmani dan Rohani,”
Ensign atau Liahona, Mei 2009, 8
124
PELAJARAN 24
Anggota Gereja Dewasa
Lajang
Pendahuluan
Injil Yesus Kristus menekankan ajaran bahwa berkat-berkat
kekal diperoleh melalui pernikahan dan hubungan keluarga.
Namun banyak anggota Gereja menemukan diri mereka
sendiri dalam keadaan di mana mereka saat ini tidak
memiliki kesempatan untuk pernikahan dan keluarga.
Pelajaran ini menekankan bahwa para anggota Gereja yang
lajang membuat kontribusi signifikan dalam kerajaan Tuhan.
Sementara berkat-berkat pernikahan dan keluarga kadang
tertunda, berkat-berkat itu tidak pernah disangkal bagi
mereka yang dengan benar menaati perjanjian-perjanjian
mereka dengan Tuhan.
Bacaan Latar Belakang
• Gordon B. Hinckley, “A Conversation with Single Adults,” Ensign, Maret
1997, 58–63.
• Spencer J. Condie, “Memohon Janji-Janji yang Sangat Besar serta Berharga,”
Ensign atau Liahona, November 2007, 16–18.
Saran untuk Pengajaran
1 Korintus 12:12–20, 25–27
Para anggota lajang dalam Gereja yang berorientasi pada keluarga
Undanglah siswa untuk membagikan beberapa tantangan yang para anggota
lajang Gereja mungkin alami ketika berperan serta di lingkungan atau cabang di
mana banyak anggota telah menikah dan memiliki anak-anak. (Anggota Gereja
lajang dapat merasa kecil hati, terisolasi, dan meninggalkan kelas yang
mengajarkan tentang pernikahan dan keluarga).
• Menurut Anda bagaimana anggota Gereja lainnya dapat membantu dewasa
lajang merasa disertakan dan dihargai dalam pertemuan dan kegiatan Gereja?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Howard W. Hunter (1907–1995), dan mintalah
seorang siswa membacanya dengan lantang:
“Gereja adalah untuk semua anggota. … Kita semua, lajang maupun telah
menikah, memiliki identitas dan kebutuhan individu, di antaranya adalah hasrat
untuk dilihat sebagai anak individu yang berharga dari Allah. …
Ini adalah Gereja Yesus Kristus, bukan gereja mereka yang telah menikah atau
lajang atau kelompok atau individu lain mana pun” (“The Church Is for All
People,” Ensign, Juni 1989, 76).
Jelaskan bahwa Rasul Paulus membandingkan Gereja dengan tubuh manusia dan
anggota Gereja secara individu dengan bagian-bagian tubuh. Undanglah beberapa
siswa untuk bergiliran membacakan 1 Korintus 12:12–20 dengan lantang,
125
P EL A J A RA N 24
sementara sisa kelas mencari bagaimana Paulus membandingkan bagian-bagian
dari tubuh jasmani dengan anggota Gereja.
• Apa tantangan yang akan kita hadapi jika salah satu atau lebih bagian dari
tubuh kita hilang?
• Apa asas yang analogi Paulus ajarkan kepada kita mengenai Gereja dan para
anggotanya? (Siswa mungkin mengidentifikasi beberapa asas penting. Pastikan
asas berikut ditekankan: Setiap anggota Gereja memiliki nilai dan dapat
membuat kontribusi penting bagi Gereja)
• Apa kontribusi yang telah Anda lihat para anggota lajang di lingkungan atau
cabang Anda buat bagi Gereja?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang 1 Korintus 12:25–27.
Undanglah kelas untuk mencari apa yang para anggota Gereja dapat lakukan
untuk menjadi dipersatukan.
• Apa yang semua anggota Gereja, yang telah menikah maupun lajang, dapat
lakukan untuk saling membantu merasa bersatu dengan anggota lainnya di
lingkungan atau cabang?
Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari
Kuorum Dua Belas Rasul.
“Kita semua menjadi bagian dari sebuah masyarakat Orang-Orang Suci, kita
semua saling membutuhkan, dan kita semua bekerja ke arah gol yang sama.
Siapa pun dari kita dapat memisahkan diri kita sendiri dari keluarga [lingkungan
atau cabang kita] dalam hal perbedaan sehari-hari. Namun kita seharusnya tidak
menutup diri kita atau memisahkan diri kita sendiri dari kesempatan-kesempatan
karena perbedaan yang miliki dalam diri kita sendiri. Melainkan, marilah kita
membagikan karunia dan bakat kita kepada orang lain, yang mendatangkan kegemilangan
harapan dan sukacita bagi mereka, dan dalam melakukannya mengangkat roh kita” (“Belonging
to a Ward Family,” Ensign, Maret 1996, 16).
• Bagaimana upaya Anda untuk menerima pemanggilan dan berperan serta di
lingkungan atau cabang Anda membantu Anda merasa lebih bersatu dengan
anggota lainnya?
Ibrani 11:1, 6, 8–13, 16
Menantikan berkat-berkat yang dijanjikan
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Mereka yang lajang hendaknya menghasratkan pernikahan bait suci serta
mengerahkan upaya prioritas untuk memperolehnya. Remaja dan lajang muda
hendaknya menghindari konsep yang secara politis benar tetapi secara kekekalan
salah yang mendiskreditkan pentingnya pernikahan dan memiliki anak-anak”
(Hasrat,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 45).
126
PE LAJ ARAN 24
• Menurut Anda mengapa sejumlah anggota lajang mungkin merasa kecil hati
ketika mereka merenungkan ajaran bahwa “pernikahan antara seorang pria dan
seorang wanita ditetapkan oleh Allah dan bahwa keluarga merupakan yang inti
bagi rencana Sang Pencipta untuk takdir kekal anak-anak-Nya”? (“Keluarga:
Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
Jelaskan bahwa meskipun pernikahan dan keluarga adalah ideal, banyak anggota
Gereja dewasa lajang tidak yakin apakah mereka akan pernah menikah. Mereka
yang bercerai atau menjanda mungkin mempertanyakan apakah mereka akan
menikah lagi atau tidak.
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson
dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah siswa untuk mencari apa yang
Juruselamat telah lakukan untuk memungkinkan berkat-berkat kekal bagi mereka
yang tidak memiliki berkat-berkat pernikahan dan keluarga.
“Memaklumkan kebenaran fundamental berkaitan dengan pernikahan dan
keluarga bukanlah berarti mengabaikan atau mengurangi pengurbanan dan
keberhasilan dari mereka yang baginya yang ideal bukanlah realita saat ini.
Sebagian dari Anda disangkali berkat pernikahan untuk alasan-alasan termasuk
kurangnya calon yang memungkinkan, ketertarikan sesama jenis, masalah
jasmani atau mental, atau sekadar rasa takut akan kegagalan yang, setidaknya
untuk saat ini, mengalahkan iman. Atau mungkin Anda pernah menikah, tetapi pernikahan itu
berakhir, dan Anda ditinggalkan untuk mengelola sendirian apa yang berdua saja cukup sulit
untuk dukung bersama. Sebagian dari Anda yang menikah tidak dapat melahirkan anak terlepas
dari hasrat yang berlimpah dan doa-doa yang memohon.
… Dengan keyakinan kita bersaksi bahwa Pendamaian Yesus Kristus telah mengantisipasi, dan
pada akhirnya, akan mengopensasi semua kerugian dan kehilangan bagi mereka yang berpaling
kepada-Nya. Tidak seorang pun ditakdirkan sebelumnya untuk menerima kurang dari semua
yang Bapa miliki bagi anak-anak-Nya” (“Mengapa Pernikahan, Mengapa Keluarga,” Ensign atau
Liahona, Mei 2015, 52).
• Apa ajaran yang Penatua Christofferson ajarkan mengenai siapa yang akan
menerima berkat-berkat terbesar? Tuliskan ajaran berikut di papan tulis:
Pendamaian Yesus Kristus memungkinkan bagi kita masing-masing
untuk pada akhirnya menerima semua berkat yang Bapa kita di Surga
janjikan).
• Apa yang seseorang harus lakukan untuk memperoleh pengharapan yang
digambarkan dalam ajaran ini?
Perlihatkan kepastian berikut yang diberikan oleh Presiden Spencer W. Kimball
(1895–1985), dan mintalah seorang siswa membacakannya dengan lantang:
“Kami menjanjikan kepada Anda bahwa berkenaan dengan keadaan kekal, tidak
ada jiwa yang akan kehilangan berkat-berkat melimpah dan besar serta kekal
untuk apa pun yang merupakan akibat dari keadaan orang itu, bahwa Tuhan
tidak pernah mengingkari janji-Nya, dan bahwa setiap orang yang saleh akhirnya
akan menerima semua yang orang itu berhak dapatkan dan yang dia tidak akan
127
P EL A J A RA N 24
kehilangan melalui kesalahannya sendiri” (“The Importance of Celestial Marriage,” Ensign,
Oktober 1979, 5).
Bersaksilah bahwa sementara berkat-berkat Allah terkadang tertunda, itu tidak
pernah diingkari dalam kekekalan kepada mereka yang berusaha untuk hidup
dengan saleh.
Mintalah siswa untuk memikirkan contoh-contoh dari Abraham dan Sara, yang
menerima berkat-berkat dari Allah perihal keluarga mereka yang ditunda atau
tidak dipenuhi selama kehidupan fana mereka (lihat Kejadian 13:14–17; 15:4–7;
17:1–8, 15–16). Ingatkan siswa bahwa, seperti Abraham dan Sara, iman kita akan
terkadang diuji melalui janji-janji yang ditunda atau tidak dipenuhi dalam
kefanaan.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Ibrani 11:1, 6 dengan lantang,
sementara kelas mencari definisi tentang iman.
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai arti iman? (Ingatkan siswa untuk
melihat pada ayat 1, catatan kaki b, yang menyatakan bahwa dasar dapat juga
berarti keyakinan, basis, atau landasan. Ingatlah untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan penelaahan tulisan suci dengan merujukkan
pada alat penelaahan selama kelas).
• apa arti frasa “bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”? (Iman adalah
suatu keyakinan atau kesaksian tentang realitas yang tidak terlihat. Kepastian
ini akan segala sesuatu diharapkan dan segala sesuatu yang tidak terlihat
datang hanya ketika kita menindaki dan mematuhi asas-asas Injil—terutama
ketika itu sulit untuk dilakukan. Iman adalah tindakan kepatuhan yang
menghasilkan karunia rohani kesaksian. Itu adalah meyakini dan memercayai
Tuhan secara memadai untuk mematuhi-Nya tanpa terlebih dahulu melihat
hasil akhirnya).
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca dari Ibrani 11:8–13, 16
dengan lantang, sementara sisa kelas mencari bagaimana Abraham dan Sara
menjalankan iman selama keadaan sulit. Sarankan kepada kelas agar mereka
menggarisbawahi kata-kata dan frasa yang memperlihatkan bagaimana Abraham
dan Sara menjalankan iman.
• Ayat 13 berbunyi bahwa meskipun Abraham, Sara, dan banyak yang lain
meninggal tanpa “memperoleh apa yang dijanjikan,” mereka melihat janji itu
“dari jauh” dan memiliki iman terhadap kemampuan Allah untuk menggenapi
janji-janji ini. Bagaimana contoh tentang Orang-Orang Suci zaman dahulu ini
dapat membantu Orang-Orang Suci zaman modern yang imannya ditantang
karena mereka tidak menerima berkat-berkat yang dijanjikan dalam kefanaan?
(Kita semua harus belajar perlunya untuk menjalankan iman dan mematuhi
perintah-perintah Tuhan bahkan ketika berkat-berkat yang kita harapkan tidak
tampak datang ketika kita menghasratkannya).
• Menurut Anda apa artinya bahwa Orang-Orang Suci zaman dahulu ini hidup
sebagai “orang asing dan pendatang di bumi”? (mereka tahu bahwa kehidupan
fana adalah sementara dan bahwa dunia ini bukanlah rumah permanen).
128
PE LAJ ARAN 24
Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Beberapa berkat datang segera, beberapa datang terlambat, dan beberapa
tidak datang sampai surga; tetapi bagi mereka yang memeluk Injil Yesus Kristus,
berkat-berkat itu datang. Mengenai itu saya pribadi menegaskan” (“An High
Priest of Good Things to Come,” Ensign, November 1999, 38).
• Bagaimana mengetahui bahwa tidak ada berkat akan disangkali bagi yang setia
membantu para anggota Gereja yang merasa sedih dan kecil hati karena
mereka tidak menikah atau tidak memiliki anak?
• Dapatkah Anda memikirkan suatu waktu ketika Anda merasa kecil hati tetapi
memilih untuk bertindak dalam iman dan maju terus dalam kehidupan Anda?
Jika waktu mengizinkan, bagikan nasihat berikut dari Penatua Penatua
Dallin H. Oaks:
“Jika Anda hanya menyia-nyiakan waktu menunggu suatu prospek pernikahan,
berhentilah menunggu. Anda mungkin tidak akan pernah mendapatkan
kesempatan untuk suatu pernikahan yang cocok dalam kehidupan ini, jadi
berhentilah menunggu dan mulailah bergerak. Persiapan diri Anda sendiri bagi
kehidupan—bahkan kehidupan lajang—melalui pendidikan, pengalaman, dan
perencanaan. Jangan menunggu kebahagiaan yang akan dipercayakan ke atas
Anda. Carilah itu dalam pelayanan dan pembelajaran. Berkarierlah dalam kehidupan Anda. Dan
percayalah kepada Tuhan” (“Dating versus Hanging Out,” Ensign, Juni 2006, 14).
Imbaulah siswa untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
meningkatkan iman kepada Yesus Kristus dan memercayai dalam
kemampuan-Nya untuk mewujudkan penggenapan berkat-berkat yang dijanjikan.
Bacaan Siswa
• 1 Korintus 12:12–20, 25–27; Ibrani 11:1, 6, 8–13, 16.
• Gordon B. Hinckley, “A Conversation with Single Adults,” Ensign, Maret
1997, 58–63.
129
PELAJARAN 25
Menjalankan Iman dalam
Keadaan Sulit Keluarga
Pendahuluan
“Keluarga Maklumat kepada Dunia” menyatakan bahwa
“cacat, kematian, atau keadaan [keluarga] lainnya mungkin
mengharuskan penyesuaian peran. Kerabat lain hendaknya
memberikan dukungan bila dibutuhkan” (Ensign atau
Liahona, November 2010, 129). Ketika keadaan-keadaan sulit
timbul, Injil Yesus Kristus menyediakan perspektif dan
kekuatan untuk membuat penyesuaian yang diperlukan.
Bacaan Latar Belakang
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April
2012, 40–47.
• “Strengthening the Family: Adapting to Circumstances,” Ensign, Desember
2005, 34–35.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 16:34–39; 17:1–4
Beradaptasi dengan keadaan keluarga yang menantang
Mulailah kelas dengan menjelaskan bahwa para pemimpin Gereja secara umum
mengajarkan kepada kita bagaimana mencapai dan memertahankan yang
ideal—termasuk pernikahan dan keluarga yang ideal. Dalam beberapa kasus,
meskipun demikian, keadaan hidup mencegah kita dari mencapai cita-cita
tersebut. Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan
berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Melalui Injil yang dipulihkan kita belajar ada sebuah keluarga ideal. Itu keluarga
yang terdiri dari seorang pemegang Imamat Melkisedek yang saleh dengan istri
yang saleh dimeteraikan kepadanya serta anak-anak yang dilahirkan dalam
perjanjian atau dimeteraikan kepada mereka. Dengan seorang ibu di rumah
dalam lingkup kasih dan pelayanan, orangtua mengajari anak-anak mereka,
melalui teladan dan ajaran, cara-cara Tuhan dan kebenaran-Nya. Mereka
memenuhi peranan mereka yang telah ditetapkan secara ilahi yang disebutkan dalam maklumat
keluarga. Anak-anak mereka matang melalui menjalankan ajaran-ajaran yang ditanamkan sejak
lahir. Mereka mengembangkan karakteristik kepatuhan, integritas, kasih bagi Allah, serta iman
pada rencana kudus-Nya” (“First Things First,” Ensign, Mei 2001, 7).
• Apa beberapa peristiwa atau keadaan yang dapat mencegah kita, setidaknya
untuk suatu waktu, dari mencapai situasi keluarga yang ideal? (Jawaban dapat
mencakup yang berikut: kematian disabilitas, perceraian, ketidakmampuan
untuk memiliki anak-anak, kehilangan pekerjaan, dan orangtua yang memiliki
banyak pekerjaan).
130
PE LAJ ARAN 25
• Undanglah siswa untuk menyelidiki paragraf ketujuh dari maklumat keluarga,
dengan mencari apa yang Bapa Surgawi harapkan dari kita untuk lakukan jika
situasi keluarga kita tidak ideal:
“Cacat, kematian, atau keadaan lainnya mungkin mengharuskan penyesuaian peran. Kerabat
lainnya hendaknya memberikan dukungan bila dibutuhkan” (“Keluarga: Maklumat kepada
Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
Kemudian bacalah pernyataan berikut dan mintalah siswa mencari jenis-jenis
penyesuaian yang keluarga mungkin perlu buat ketika tantangan timbul:
“Dalam dunia yang ideal semua orang dewasa akan menikah dengan bahagia, semua
pernikahan akan diberkati dengan anak-anak, dan semua anggota keluarga akan sehat, patuh,
dan saling mendukung. Namun kehidupan jarang ideal. Setiap individu mengalami kemalangan,
dan tidak ada perjalanan fana keluarga secara konsisten bebas masalah. …
Penyakit, disabilitas, kematian, perceraian, dan faktor-faktor pengganggu lain dapat
menciptakan tantangan. Dalam situasi semacam itu, ‘adaptasi individu’ terhadap peranan
dapatlah diperlukan. Seorang ayah mungkin perlu mengambil tanggung jawab
kerumahtanggaan dan pengasuhan, atau seorang ibu yang telah menjadi ibu rumah tangga
penuh waktu mungkin perlu memasuki dunia kerja. Bahkan anak-anak mungkin perlu menerima
tanggung jawab baru.
Ketika peristiwa-peristiwa yang meresahkan terjadi, kerabat dekat mungkin juga perlu
membantu. Dukungan mungkin beragam dari menyediakan bantuan keuangan sampai
menyumbangkan waktu untuk mengasuh anak-anak, membantu pekerjaan rumah, atau merawat
anggota keluarga yang sakit atau cacat. Tingkat keterlibatan keluarga dekat bergantung pada
situasi dan kebutuhan keluarga” (“Strengthening the Family: Adapting to Circumstances,”
Ensign, Desember 2005, 34–35).
• Apa beberapa penyesuaian yang keluarga-keluarga atau individu-individu
mungkin perlu buat ketika tantangan muncul?
• Apa saja hal-hal yang telah Anda lihat keluarga atau individu lakukan untuk
beradaptasi dan tetap kuat ketika menghadapi keadaan yang sulit atau
mengganggu.
• Kapankah Anda telah melihat anggota keluarga dekat menawarkan
pertolongan dan bantuan ketika dibutuhkan?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Merrill J. Bateman dari Tujuh Puluh: Mintalah kelas untuk
mendengarkan apa yang Penatua Bateman katakan dapat membantu keluarga
yang menghadapi keadaan-keadaan sulit.
131
P EL A J A RA N 25
kematian? …
“Pencobaan dan kesengsaraan memiliki banyak bentuk: kematian orang terkasih,
pernikahan yang berbeda daripada yang diharapkan, tidak ada pernikahan,
perceraian, anak yang lahir cacat, tidak memiliki anak, kehilangan pekerjaan,
orangtua melakukan kesalahan, putra atau putri yang tidak patuh, masalah
kesehatan yang buruk. Daftarnya masih panjang. Mengapa Allah mengizinkan
dalam rencana-Nya terdapat kekecewaan, rasa sakit, penderitaan, dan
Suatu pemahaman tentang rencana keselamatan, tentang kehidupan prafana, kehidupan bumi,
dan kehidupan setelah kematian menyediakan perspektif” (“Living a Christ-Centered Life,”
Ensign, Januari 1999, 13).
• Bagaimana pemahaman tentang rencana Allah mempersiapkan keluarga untuk
menghadapi tantangan? (Tuliskan asas-asas berikut di papan tulis: Memahami
rencana Tuhan memperkenankan keluarga untuk menghadapi
tantangan-tantangan duniawi dengan iman yang meningkat dan
perspektif kekal).
• Bagaimana perspektif Injil memberi kita keberanian yang lebih besar untuk
membuat penyesuaian atau bahkan mengemban tanggung jawab baru dalam
keluarga kita bila diperlukan?
Tanyakan kepada siswa apakah mereka dapat memikirkan tentang keluarga mana
pun dalam tulisan suci yang menghadapi tantangan dan menerima bantuan ilahi
untuk mengatasi atau bertahan dalam tantangan-tantangan tersebut. Ingatkan
siswa tentang keluarga Lehi dan Ismael, yang melakukan perjalanan melalui
padang belantara yang tandus setelah mereka meninggalkan Yerusalem.
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang beberapa tantangan yang keluarga ini
mungkin telah hadapi dalam perjalanan mereka menuju tanah yang dijanjikan dan
kemudian membagikan pemikiran mereka kepada kelas.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dari 1 Nefi 16:34–39 dan
17:1–4 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mendengarkan contoh tentang
betapa berbeda anggota keluarga Lehi dan Ismael menanggapi tantangan yang
mereka hadapi.
• Menurut Anda mengapa beberapa anggota keluarga Lehi dan Ismael mampu
bertekun dengan iman dan memercayai Allah, sementara yang lain menggerutu
karena kesulitan mereka?
• Dalam cara-cara apa Anda telah melihat pengetahuan dan kesaksian tentang
Injil memberkati keluarga yang mengalami tantangan?
Sebagaimana didoron oleh Roh dan menurut kebutuhan siswa Anda, Anda dapat
membagikan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua
Belas Rasul.
132
PE LAJ ARAN 25
“Seumur hidup Anda di dunia, berusahalah dengan tekun untuk memenuhi
tujuan dasar dari kehidupan ini melalui keluarga ideal. Sementara Anda mungkin
belum mencapai tujuan itu, lakukan semampu Anda melalui kepatuhan dan iman
kepada Tuhan untuk terus-menerus berusaha mencapainya jika mungkin.
Janganlah ada sesuatu pun yang menghalangi Anda dari tujuan itu. … Jangan
pernah melakukan sesuatu yang membuat Anda tidak layak untuk
mendapatkannya. Jika visi pernikahan kekal Anda telah padam, hidupkanlah kembali. Jika
impian Anda meminta Anda bersabar, bersabarlah” (“First Things First,” 7).
Amsal 3:5–6; Matius 11:28–30; Mosiah 24:8–16; Ajaran dan
Perjanjian 121:7–8
Sewaktu kita datang kepada Kristus, Dia akan memperkuat kita
Ingatkan siswa tentang kisah Kitab Mormon di mana Alma dan rakyatnya
melarikan diri dari tentara Raja Nuh dan mendirikan kota yang saleh. Setelah
hidup dalam keadaan penuh damai selama sesaat, Alma dan rakyatnya ditemukan
oleh tentara orang Laman, yang menempatkan mereka dalam perbudakan.
Sewaktu Alma dan dan rakyatnya menjalankan iman dan kesabaran, Tuhan
meringankan beban mereka dan pada akhirnya membebaskan mereka dari
perbudakan.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca Mosia 24:8–16 dengan
lantang. Mintalah kelas untuk membayangkan bagaimana kesulitan-kesulitan yang
diidentifikasi dalam ayat-ayat ini dapat memengaruhi keluarga Alma dan
rakyatnya. (Cermati bahwa dengan memvisualisasikan adalah keterampilan
penelaahan tulisan suci yang dapat menjadikan kisah tulisan suci lebih nyata dan
hidup untuk pembaca). Juga mintalah kelas untuk mencari apa yang Alma dan
rakyatnya lakukan untuk mengatasi kesulitan mereka.
• Setelah memvisualisasikan peristiwa-peristiwa dari ayat-ayat ini, menurut Anda
bagaimana keluarga-keluarga terpengaruh oleh keadaan mereka?
• Apa yang rakyat Alma lakukan untuk memperoleh bantuan Tuhan? (Meskipun
siswa mungkin mengidentifikasi asas-asas penting, tekankan yang berikut:
Ketika kita menjalankan iman dan kesabaran dalam kesengsaraan kita
dan berseru kepada Allah, Dia dapat memperkuat kita untuk
menanggung beban kita dengan lebih mudah).
• Menurut Anda bagaimana Tuhan memperkuat mereka agar “mereka dapat
menanggung beban mereka dengan ringan”?
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut, di
mana Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul berbicara tentang
rakyat Alma:
133
P EL A J A RA N 25
“Apa yang diubah dalam episode ini? Bukan beban yang diubah; tantangan dan
kesulitan dari penganiayaan itu tidaklah serta-merta disingkirkan dari
orang-orang. Namun Alma dan pengikutnya dikuatkan, dan kemampuan serta
kekuatan mereka yang bertambah membuat beban mereka terasa lebih ringan.
Orang-orang yang baik ini diberi kuasa melalui Pendamaian untuk bertindak
sebagai agen danmemengaruhi keadaan mereka. Dan ‘dalam kekuatan Tuhan’
Alma dan orang-orangnya kemudian dipimpin dengan selamat ke negeri Zarahemla”
(“Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Liahona, April 2012, 16).
• Mengapa penting untuk mengenali bahwa Tuhan tidak selalu mengalihkan
beban individu dan keluarga, menyingkirkan tantangan kita, atau
memungkinkan kita untuk mengalami keadaan yang ideal?
• Dalam cara-cara apa pengetahuan kita tentang Yesus Kristus dan
Pendamaian-Nya memberdayakan kita untuk bertindak dengan iman ketika
kita dihadapkan pada keadaan sulit keluarga?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh
Penatua Steven E. Snow dari Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk
membacanya dengan lantang:
“Harapan kita kepada Pendamaian menguatkan kita dengan perspektif kekal.
Perspektif semacam itu memperkenankan untuk menatap melampaui yang di sini
dan sekarang menuju janji kekekalan” (“Harapan,” Ensign atau Liahona, Mei
2011, 54).
Tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis: Undanglah siswa untuk
menelaah petikan-petikan ini dan mengidentifikasi janji-janji yang dibuat kepada
mereka yang dengan setia bertahan dalam kesengsaraan:
Amsal 3:5–6
Matius 11:28–30
Ajaran dan Perjanjian 121:7–8
• Bagaimana mengingat janji-janji ini dapat membantu keluarga-keluarga yang
sedang menghadapi tantangan?
Sewaktu Anda mengakhiri, undanglah siswa untuk memikirkan tentang suatu saat
ketika, terlepas dari kesulitan, keluarga mereka merasa diperkuat melalui iman
kepada Allah atau diberkati karena pengetahuan mereka tentang Injil Yesus
Kristus. Undanglah siswa siapa saja yang merasa terkesan untuk melakukannya
untuk membagikan pengalaman yang pantas kepada kelas. Imbaulah siswa untuk
menuliskan kesaksian mereka tentang bagaimana Allah dapat memberkati dan
memperkuat keluarga-keluarga dalam jurnal pribadi.
134
PE LAJ ARAN 25
Bacaan Siswa
• Alma 3:5–6; Matius 11:28–30; 1 Nefi 16:34–39; 17:1–4; Mosia 24:8–16; Ajaran
dan Perjanjian 121:7–8.
• “Strengthening the Family: Adapting to Circumstances,” Ensign, Desember
2005, 34–35.
135
PELAJARAN 26
Bertanggung Jawab di
Hadapan Allah
Pendahuluan
Para nabi dan rasul telah memperingatkan bahwa “orang
yang melanggar perjanjian kemurnian akhlak, yang
menganiaya pasangan atau keturunan, atau yang gagal
memenuhi tanggung jawab keluarga, pada suatu hari akan
bertanggung jawab di hadapan Allah” (“Keluarga: Maklumat
kepada Dunia” Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
Pelajaran ini menggali bagaimana pelanggaran serius ini
terhadap hukum-hukum Allah akan mendatangkan
konsekuensi dalam kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya.
Itu juga menekankan bahwa Pendamaian Yesus Kristus
menyediakan pengharapan dan penyembuhan bagi orang
yang bertobat.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Bahasa Para Malaikat,” Ensign dan Liahona, Mei
2007, 16–18.
• Richard G. Scott, “Menyembuhkan Akibat-Akibat yang Menghancurkan dari
Perundungan,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 40–43.
Saran untuk Pengajaran
Matius 8:1–6; Ajaran dan Perjanjian 42:22–25; 93:39–44
Pelanggaran terhadap perjanjian kesucian, perundungan, dan kegagalan untuk
memenuhi tanggung jawab keluarga
Ingatkan siswa bahwa dalam pelajaran-pelajaran terdahulu yang telah mereka
pelajari mengenai hubungan keluarga, termasuk yang berikut: (1) suami dan istri
hendaknya saling mengasihi dan merawat, (2) anak-anak hendaknya dibesarkan
dalam kasih dan kebenaran, dan (3) orangtua hendaknya menyediakan kebutuhan
bagi keluarga mereka.
• Apa yang terjadi dalam sebuah keluarga jika pasangan dan orangtua
mengabaikan tanggung jawab ini?
Untuk membantu siswa menemukan apa yang para nabi modern telah katakan
mengenai pentingnya memenuhi tanggung jawab keluarga, mintalah seorang
siswa untuk membacakan dengan lantang paragraf 8 dari “Keluarga: Maklumat
kepada Dunia.” Tekankan asas-asas berikut: “Orang yang melanggar perjanjian
kemurnian akhlak, yang menganiaya pasangan atau keturunan, atau yang
gagal memenuhi tanggung jawab keluarga, pada suatu hari akan
bertanggung jawab di hadapan Allah.”
• Apa artinya bahwa individu-individu yang melakukan pelanggaran ini akan
bertanggung jawab di hadapan Allah? (Pada Hari Penghakiman kita akan
berdiri di hadapan Allah dan bertanggung jawab kepada-Nya bagi dosa-dosa
yang tidak kita pertobatan; lihat Wahyu 20:11–15; 2 Nefi 9:15–16).
136
PE LAJ ARAN 26
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dennis B. Neuenschwander dari
Tujuh Puluh:
“Pertanggungjawaban kita kepada Allah, sebagai Bapa dan Pencipta kita, adalah
salah satu pelajaran Injil paling mendasar” (“The Path of Growth,” Ensign,
Desember 1999, 15).
• Bagaimana asas-asas pertanggungjawaban kepada Allah atas
tindakan-tindakan kita membantu kita bertumbuh secara rohani?
Tulislah kata-kata berikut di papan tulis sebagai judul untuk tiga kolom:
Melanggar
Perjanjian Kesucian
Merundung
Pasangan atau Anak
Gagal Memenuhi Tanggung
Jawab Keluarga
Bagilah kelas menjadi tiga kelompok. Undanglah sepertiga dari kelas untuk
membaca Ajaran dan Perjanjian 42:22–25, dan sepertiga lainnya membaca Ajaran
dan Perjanjian 93:39–44, dan sepertiga terakhir membaca Ajaran dan Perjanjian
93:39–44. Mintalah siswa untuk mencocokkan petikan tulisan suci dengan judul
yang benar di papan tulis. Mintalah kelas untuk mencari kata-kata atau frasa yang
mengajarkan tentang sifat serius dari pelanggaran ini. Setelah waktu yang
memadai, undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka pelajari.
(Mintalah siswa merespons, tulislah rujukan tulisan suci di bawah judul
yang tepat).
• Apa kata-kata atau frasa yang dalam petikan ini ajarkan mengenai sifat serius
pelanggaran ini?
Pertimbangkan menunjuk pada setiap judul di papan tulis dan mengajukan
pertanyaan berikut dalam kaitannya dengan setiap pelanggaran. Sewaktu siswa
merespons, tulislah jawaban mereka di bawah setiap judul.
• Apa beberapa sikap atau perilaku yang, jika tidak dikontrol, dapat menuntun
seseorang untuk melakukan pelanggaran ini? (Sebagai contoh, jawaban untuk
pelanggaran merundung pasangan atau anak dapat mencakup ketidaksabaran
terhadap orang lain, kecenderungan untuk mengkritik orang lain, dan
memercayai stereotipikal yang tidak benar mengenai pria atau wanita).
• Apa nasihat yang akan Anda berikan kepada seseorang yang memperlihatkan
sikap atau perilaku ini?
• Bagaimana seorang anggota Gereja mengatasi sikap atau perilaku ini? (Sewaktu
siswa membagikan jawaban, bantulah mereka memahami bahwa sewaktu kita
mempraktikkan asas-asas Injil seperti pertobatan, pelayanan, empati,
137
P EL A J A RA N 26
kesabaran, dan pengampunan, kita dapat memperoleh kuasa Pendamaian yang
memampukan).
2 Korintus 5:17–21
Pengharapan bagi pertobatan, pengampunan, dan perubahan
Bersaksilah bahwa Injil Yesus Kristus menyediakan sarana bagi individu-individu
dan keluarga-keluarga untuk berhasil serta menikmati kehidupan yang berlimpah.
Tetapi, kita semua membuat pilihan yang buruk, dan beberapa di antaranya dapat
memiliki dampak yang menjangkau jauh terhadap diri kita atau terhadap orang
lain. Untungnya ada pengharapan.
Jelaskan bahwa beberapa anggota Gereja dijadikan korban oleh orang
lain—misalnya sebagai pasangan yang tidak setia atau pasangan atau orangtua
yang merundung—dan korban-korban mempertanyakan apa yang dapat mereka
lakukan terhadap keadaan mereka. Mintalah seorang siswa untuk membacakan
pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Jika Anda telah diperundung, Setan akan berusaha untuk meyakinkan Anda
bahwa tidak ada solusinya. Namun dia tahu dengan pasti bahwa ada solusinya.
Setan mengenali bahwa penyembuhan datang melalui kasih Bapa Surgawi yang
besar bagi setiap anak-Nya. Dia juga memahami bahwa kuasa penyembuhan
melekat dalam Pendamaian Yesus Kristus. Oleh karena itu, strateginya adalah
melakukan sebaik mungkin untuk memisahkan Anda dari Bapa Anda dan
Putra-Nya. Jangan membiarkan Setan meyakinkan Anda bahwa Anda tidak dapat ditolong”
(“MenyembuhkanAkibat-Akibat yang Menghancurkan dari Perundungan,” Ensign atau Liahona,
Mei 2008, 41).
• Mengapa Setan berusaha untuk meyakinkan mereka yang telah dirundung
untuk memercayai bahwa tidak ada solusi terhadap masalah mereka?
• Apa saja yang dapat menjadi akibatnya ketika orang memercayai tidak ada
harapan atau solusi bagi masalah mereka?
Bagikan kesaksian dan nasihat berikut dari Penatua Richard G. Scott.
“Saya bersaksi bahwa saya mengetahui para korban dari perundungan serius
yang telah dengan berhasil melakukan perjalanan sulit untuk penyembuhan
sepenuhnya melalui Pendamaian. Setelah masalah-masalahnya diatasi dengan
imannya dalam kuasa penyembuhan Pendamaian, salah seorang remaja putri
yang telah secara kasar diperundung oleh ayahnya meminta wawancara lainnya
dengan saya. Dia kembali dengan pasutri yang lebih tua. Saya dapat merasakan
bahwa dia sangat mengasihi keduanya. Wajahnya memancarkan kebahagiaan. Dia memulai,
‘Penatua Scott,ini ayah saya. Saya mengasihinya. Dia prihatin dengan beberapa hal yang terjadi
selama masa kanak-kanak saya. Saya tidak memiliki lagi masalah dengan itu. Dapatkah Anda
menolongnya?’ Sungguh peneguhan yang kuat akan kemampuan Juruselamat untuk
menyembuhkan! Dia tidak lagi menderita dari akibat-akibat perundungan karena dia memiliki
cukup pemahaman tentang Pendamaian-Nya, iman yang memadai, serta patuh pada
hukum-hukum-Nya. Sewaktu Anda dengan saksama mempelajari Pendamaian dan menjalankan
138
PE LAJ ARAN 26
iman Anda bahwa Yesus Kristus memiliki kuasa untuk menyembuhkan, Anda dapat menerima
kelegaan serupa yang penuh sukacita. …
Penyembuhan dapat dimulai dengan seorang uskup atau presiden pasak yang peduli atau
pembimbing profesional yang bijak. Jika kaki Anda patah, Anda tidak akan memutuskan untuk
memperbaikinya sendiri. Perundungan yang serius juga dapat memperoleh manfaat dari bantuan
profesional” (“Menyebuhkan Akibat-Akibat yang Menghancurkan dari Perundungan,” 40–42).
• Bagaimana nasihat terilhami Penatua Scott dapat membantu seseorang yang
mengalami perundungan?
Perlihatkan pernyataan berikut dari Presiden Boyd K. Packer dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Belas kasihan dan kasih karunia Yesus Kristus tidak terbatas kepada mereka
yang berbuat dosa apakah perbuatan sengaja atau kelalaian, tetapi itu
mencakup janji akan kedamaian abadi kepada semua orang yang mau menerima
serta mengikuti-Nya dan ajaran-ajaran-Nya. Belas kasihan-Nya adalah
penyembuh hebat, bahkan kepada mereka yang tak berdosa yang terluka”
(“Alasan untuk Pengharapan Kita,” Ensign atau Liahona, November 2014, 7).
• Bagaimana Pendamaian Yesus Kristus menyediakan pengharapan dan
penyembuhan? (Sewaktu siswa membagikan respons mereka, bantulah mereka
memahami asas berikut: Semua yang mengikuti Yesus Kristus dan
ajaran-ajaran-Nya dapat memperoleh penyembuhan dan kedamaian
abadi melalui Pendamaian).
Untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana Pendamaian Yesus Kristus dapat
membantu individu yang merundung orang lain atau menyakiti dengan cara-cara
lain, bacalah 2 Koristus 5:17–21 bersama sebagai kelas.
• Apa artinya menjadi “ciptaan baru” dalam Kristus? (Jawaban yang mungkin
termasuk gagasan bahwa sebagai tanggapan terhadap kepatuhan tekun kita
terhadap perintah-perintah Tuhan, Dia memberkati kita dengan Roh, yaitu
sifat-sifat ilahi. Karunia ini menghasilkan perubahan mendasar dalam diri kita,
dan kita menjadi ciptaan baru yang lebih seperti Allah).
• Menurut ayat 21, bagaimana ini terjadi? (Yesus sepenuhnya tanpa dosa, namun
Dia mengambil ke atas diri-Nya dosa-dosa kita supaya dengan persyaratan dari
pertobatan kita, kita dapat menjadi saleh melalui Dia. Dia menjadi kurban
penebusan bagi kita. Sewaktu kita bertobat dan berusaha untuk mengikuti
teladan-Nya, kita dapat memperoleh kuasa-Nya untuk membantu kita menjadi
ciptaan baru).
• Apa arti kata pendamaian di ayat 18? (“Pendamaian adalah proses menebus
manusia dari keadaannya yang berdosa dan kegelapan rohani serta
memulihkan dia pada suatu keadaan yang harmonis dan persatuan dengan
Tuhan. Melalui itu Allah dan manusia tidak lagi menjadi musuh” [Bruce R.
McConkie, Doctrinal New Testament Commentary, 3 jliid (1965–73), 2:422]).
139
P EL A J A RA N 26
Tanyakan kepada siswa apakan mereka mengenal individu siapa pun yang telah
mengalami pengharapan dan penyembuhan yang dimungkinan melalui
Pendamaian Yesus Kristus. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan
contoh-contoh mereka jika mereka merasa nyaman dan jika contoh-contoh itu
tidak terlalu pribadi.
Bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Saya tidak tahu siapa dalam jemaat akbar hari ini yang mungkin perlu
mendengar pesan pengampunan yang terkandung dalam perumpamaan ini
[perumpamaan tentang pekerja-pekerja di kebun anggur; lihat Matius 20:1–15],
tetapi betapa pun merasa terlambatnya Anda, betapa banyaknya pun
kesempatan yang Anda pikir telah Anda lewati, betapa pun banyaknya kesalahan
yang Anda rasa telah Anda lakukan atau bakat yang Anda pikir tidak Anda
miliki, atau jarak dari rumah dan keluarga serta Allah yang Anda rasa telah Anda buat, saya
bersaksi bahwa Anda belum berada di luar jangkauan kasih yang ilahi. Tidaklah mungkin bagi
Anda untuk turun lebih rendah daripada yang disinari oleh terang tanpa batas dari Pendamaian
Kristus. …
Maka jika Anda telah membuat perjanjian, taatilah. Jika Anda belum membuatnya, buatlah. Jika
Anda telah membuatnya dan melanggarnya, bertobat dan perbaikilah. Tidaklah pernah
terlambat selama Tuan kebun anggur mengatakan masih ada waktu. Mohon dengarkan
dorongan Roh Kudus yang memberi tahu Anda sekarang, saat ini, bahwa Anda hendaknya
menerima karunia Pendamaian Tuhan Yesus Kristus serta menikmati penemanan kerja-Nya”
(“Para Pekerja di Kebun Anggur,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 33).
Undanglah siswa untuk mencatat apa yang Tulisan Suci Kudus telah teguhkan
pada mereka hari ini.
Bacaan Siswa
• Matius 18:1–6; 2 Korintus 5:17–21; Mosia 4:30; Alma 5:15–22; 12:14; Ajaran dan
Perjanjian 42:22–25; 93:39–44.
• Richard G. Scott, “Menyembuhkan Akibat-Akibat yang Menghancurkan dari
Perundungan,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 40–43.
140
PELAJARAN 27
Peringatan Kenabian Perihal
Keluarga
Pendahuluan
Para nabi modern telah memperingatkan bahwa “pecahnya
keluarga akan mendatangkan bencana kepada perorangan,
masyarakat, dan bangsa, bencana yang dinubuatkan oleh
para nabi zaman dahulu dan zaman modern” (“Keluarga:
Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November
2010, 129). Pelajaran ini menekankan bahwa keluarga akan
dilindungi jika mereka patuh pada perintah-perintah Allah.
Kuasa rohani dijanjikan untuk membantu orangtua yang
membesarkan anak-anak mereka di zaman akhir.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Faith and Families,” Ensign, Maret 2007, 36–41.
• Quentin L. Cook, “Ratapan Yeremia: Waspadalah terhadap Penawanan,” Ensign
atau Liahona, November 2013, 88–91.
• Bonnie L. Oscarson, “Pembela Maklumat Keluarga,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 14–17.
Saran untuk Pengajaran
2 Timotius 3:1–7, 13
Konsekuensi akan datang ketika keluarga diabaikan
Undanglah beberapa siswa untuk membagikan contoh tentang situasi atau tempat
di mana seseorang akan berharap untuk melihat peringatan yang dipasang (contoh
dapat mencakup tanda lalu lintas, botol obat, atau wadah berisi bahan yang
berbahaya).
• Apa beberapa kemungkinan akibat dari mengabaikan peringatan ini?
• Apa saja peringatan yang para nabi telah berikan mengenai bahaya jasmani dan
rohani yang ada di zaman kita?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Timotius 3:1–7 dan 13 dengan
lantang sementara kelas mencari bahaya-bahaya yang Rasul Paulus peringatkan
akan terjadi di zaman akhir.
• Manakah bahaya yang Paulus gambarkan telah Anda lihat atau dengar?
• Apa dampak yang bahaya-bahaya ini mungkin miliki terhadap individu,
pernikahan, dan keluarga?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: Undanglah kelas
untuk mendengarkan alasan bahwa Setan sedemikian terfokus pada
menghancurkan keluarga.
141
P EL A J A RA N 27
“Oleh karena pentingnya keluarga dalam rencana kekal kebahagiaan, Setan
membuat upaya keras untuk menghancurkan kekudusan keluarga, meremehkan
pentingnya peranan pria dan wanita, mendorong ketidakbersihan moral dan
pelanggaran terhadap hukum sakral kesucian, dan mematahkan semangat
orangtua dari menempatkan membesarkan dan mengasuh anak-anak sebagai
salah satu prioritas tertinggi mereka.
Sedemikian mendasarnya unit keluarga dalam rencana keselamatan sehingga Allah menyatakan
sebuah peringatan bahwa … pecahnya keluarga akan mendatangkan ke atas individu,
masyarakat, dan bangsa bencana yang dinubuatkan oleh para nabi zaman dahulu dan zaman
modern” (“The Eternal Family,” Ensign, November 1996, 65).
Tekankan asas berikut: “Pecahnya keluarga akan mendatangkan bencana
kepada perorangan, masyarakat, dan bangsa, bencana yang dinubuatkan oleh
para nabi zaman dahulu dan zaman modern” (“Keluarga: Maklumat kepada
Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129). Ingatkan siswa bahwa
peringatan ini berasal dari maklumat keluarga.
Tuliskan yang berikut di papan tulis:
Pecahnya keluarga
Konsekuensi
Undanglah siswa untuk memikirkan mengenai bukti-bukti yang mereka lihat
bahwa “pecahnya keluarga” terjadi di seluruh dunia. (ini dapat mencakup yang
berikut: perceraian yang meningkat, aborsi, dan perundungan; lebih sedikit
pernikahan dan lebih sedikit anak-anak yang dilahirkan pada pasangan yang
menikah; dan lebih banyak disfungsi keluarga). Mintalah mereka untuk mendaftar
bukti-bukti di papan tulis di bawah judul “Pecahnya Keluarga.”
Undanglah siswa untuk memikirkan mengenai contoh-contoh tentang
konsekuensi individu dan masyarakat yang mungkin datang sebagai akibat dari
pecahnya keluarga. (Ini dapat mencakup yang berikut: kehilangan Roh, kedukaan
dan ketidakbahagiaan, tingkat kejahatan yang meningkat, kenakalan remaja, dan
hilangnya kedamaian serta stabilitas dalam masyarakat). Mintalah mereka untuk
mendaftar contoh-contoh itu di papan tulis di bawah judul “Konsekuensi.”
Kemudian tanyakan yang berikut:
• Bagaimana mematuhi ajaran dan asas-asas dalam maklumat keluarga
membantu individu-individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa menghindari
konsekuensi ini?
1 Nefi 14:14–17; 22:16–17; Ajaran dan Perjanjian 97:22–28
Ada pengharapan bagi keluarga-keluarga
Jelaskan kepada siswa bahwa terlepas dari kejahatan yang menguasai dunia zaman
sekarang, tidaklah terlalu terlambat untuk memperkuat keluarga-keluarga. Mereka
142
PE LAJ ARAN 27
dapat membuat suatu perbedaan dalam keluarga mereka sendiri, lingkungan atau
cabang, dan masyarakat. Bersaksilah bahwa ada pengharapan bagi
individu-individu dan keluarga-keluarga yang mematuhi perintah-perintah Tuhan.
Mintalah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 97:22–28 dalam hati, dengan
mencari apa yang dapat kita lakukan untuk lolos dari pembalasan Tuhan dan
konsekuensi yang datang karena dosa. (Perjelaslah bahwa dalam ayat-ayat ini Sion
merujuk pada Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan para
anggotanya). Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai kata jika di
mana pun itu muncul dalam ayat-ayat ini. (Bantulah siswa memahami bahwa
mengenali pernyataan sebab-dan-akibat atau jika/maka merupakan keterampilan
penelaahan tulisan suci yang bermanfaat).
• Bagaimana Anda akan meringkas ayat-ayat ini dalam sebuah pernyataan asas
yang sederhana? (Respons siswa hendaknya mencerminkan asas berikut: Jika
kita patuh pada semua perintah, kita dapat menerima berkat-berkat besar
dan lolos dari pembalasan Tuhan).
Bacalah pernyataan berikut dari Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Kita tidak mengatakan bahwa semua Orang Suci akan dilindungi dan
diselamatkan dari datangnya hari pemusnahan. Tetapi kita mengatakan tidak
ada janji akan keselamatan dan tidak ada janji akan keamanan kecuali bagi
mereka yang mengasihi Tuhan dan yang berusaha untuk melakukan semua yang
Dia perintahkan. …
Dan karenanya kami mengangkat suara peringatan dan mengatakan:
Indahkanlah; bersiaplah; waspada dan siagalah. Tidak ada keamanan dalam jalan apa pun
kecuali jalan kepatuhan dan kesepadanan serta kesalehan.
Karena demikianlah firman Tuhan: ‘Pencambukan Tuhan akan menerpa pada malam hari dan
pada siang hari, dan laporannya akan menyulitkan semua orang; ya, itu tidak akan ditahan
sampai Tuhan datang; …
Walaupun demikian, Sion akan lolos jika berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu apa
pun yang telah Aku perintahkan kepadanya’ [A&P 97:23, 25]” (“Stand Independent above All
Other Creatures,” Ensign, Mei 1979, 93–94).
• Bagimana pernyatan ini dapat membantu memotivasi keluarga untuk menjadi
patuh pada perintah-perintah Tuhan?
Ingatkan siswa bahwa Nefi melihat beberapa penglihatan tentang zaman akhir.
Dalam penglihatan itu, dia melihat yang saleh akan dilindungi.
Mintalah siswa untuk membaca 1 Nefi 14:14–17 and 22:16–17, dengan mencari
cara-cara di mana Orang-Orang Suci akan dilindungi. (Catatan: Petikan-petikan ini
menggarisbawahi tema tulisan suci umum bahwa kepatuhan mendatangkan janji
Tuhan akan perlindungan. Penatua David A. Bednar telah menekankan pentingnya
menyelediki “hubungan, pola, dan tema” tulisan suci semacam itu [“A Reservoir of
Living Water” (api unggun Church Educational System fireside untuk dewaswa
muda, 4 Februari 2007), 3, lds.org/media-library]. Tema atau pola ini sangat umum
dalam Kitab Mormon).
143
P EL A J A RA N 27
• Bagaimana tulisan-tulisan Nefi memberi Anda pengharapan?
Bacalah pernyataan berikut dari Penatua Bruce D. Porter dari Tujuh Puluh.
Undanglah siswa untuk mendengarkan berkat-berkat yang akan diberikan kepada
orangtua yang setia di zaman akhir.
“Terlepas dari apa yang masa depan bentangkan, Allah telah menahbiskan
bahwa dalam dispensasi kegenapan waktu, para orangtua dalam Gereja akan
diberi kuasa untuk membantu menyelamatkan anak-anak mereka dari kegelapan
di sekeliling mereka. Sewaktu hati para ayah dan ibu berpaling pada anak-anak,
dan hati anak-anak kepada orangtua mereka, kita pada akhirnya akan
menyaksikan bangkitnya generasi yang dimurnikan dan dipersiapkan untuk
menyambut kedatangan-Nya. Kejayaan kerajaan Allah di zaman akhir akanlah menjadi kejayaan
tidak hanya bagi Gereja sebagai sebuah organisasi namun bagi puluhan ribu keluarga individu
yang dengan iman telah mengatasi dunia” (“Defending the Family in a Troubled World,” Ensign,
Juni 2011, 18).
• Apa berkat-berkat yang dijanjikan kepada orangtua dari dispensasi ini yang
berusaha untuk membesarkan anak-anak mereka dalam kebenaran?
• Bagaimana Anda telah melihat Tuhan memberdayakan para orangtua dalam
upaya mereka untuk memperkuat dan melindungi anak-anak mereka dari
kegelapan dunia?
Undanglah siswa untuk memikirkan apa pengaruh atau kekuatan yang bekerja
untuk menghancurkan keluarga mereka sendiri, dan bagaimana Setan berusaha
untuk mencegahnya dari menyerang terhadap keluarga mereka sendiri di masa
datang. Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan
untuk memperoleh bantuan Tuhan untuk memperkuat diri mereka sendiri dan
melindungi keluarga mereka.
Bacaan Siswa
• 2 Timotius 3:1–7, 13; 1 Nefi 14:14–17; 22:16–17; Ajaran dan Perjanjian 97:22–28.
• Bonnie L. Oscarson, “Pembela Maklumat Keluarga,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 14–17.
144
PELAJARAN 28
Mempromosikan Keluarga
Sebagai Unit Dasar dari
Masyarakat
Pendahuluan
Para nabi modern telah menyatakan: “Kami mengimbau para
penduduk dan pejabat pemerintahan yang bertanggung
jawab di mana pun untuk menganjurkan hal-hal tersebut
yang dirancang untuk memertahankan dan menguatkan
keluarga sebagai unit dasar dari masyarakat” (“Keluarga:
Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November
2010, 129). Pelajaran ini akan membantu siswa memahami
bagaimana mereka dapat mengikuti dan membela nasihat
kenabian ini.
Bacaan Latar Belakang
• Thomas S. Monson, “Kuatkan dan Teguhkanlah Hatimu,” Ensign atau Liahona,
Mei 2014, 66–69.
• Dallin H. Oaks, “Balancing Truth and Tolerance,” Ensign, Februari 2013, 24–31.
• L. Tom Perry, “Mengapa Pernikahan dan Keluarga Penting—di Mana Pun di
Dunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 39–42.
• “Transcript of News Conference on Religious Freedom and Nondiscrimination
[Transkrip tentang Konferensi Pers Perihal Kebebasan Beragama dan
Nondiskriminasi]” (27 Januari 2015), mormonnewsroom.org/article/
publicstatement-on-religious-freedom-and-nondiscrimination.
Saran untuk Pengajaran
Alma 43:9, 30, 45, 48
Tugas kita untuk membela ajaran dan landasan moral dari keluarga
Persiapkan siswa untuk pelajaran ini dengan memberitahukan kepada mereka
bahwa itu berfokus pada tanggung jawab kita untuk membela keluarga. Bagikan
pernyataan berikut oleh Penatua Bruce D. Porter dari Tujuh Puluh:
“Gereja adalah sebuah lembaga kecil dibandingkan dengan dunia secara umum.
Meskipun demikian, Orang-Orang Suci Zaman Akhir sebagai umat hendaknya
tidak meremehkan kuasa dari teladan kita, tidak juga kemampuan kita untuk
membujuk opini publik, membalikkan tren negatif, atau mengundang jiwa-jiwa
yang mencari untuk memasuki pintu gerbang dan menapaki jalan pilihan Tuhan.
Kita harus memberikan upaya terbaik kita, bekerja sama dengan orang-orang
dan lembaga-lembaga yang berpikiran sama, untuk membela keluarga dan mengangkat suara
peringatan dan undangan kepada dunia” (“Defending the Family in a Troubled World,” Ensign,
Juni 2011, 18).
145
P EL A J A RA N 28
• Apa gagasan Anda mengenai tanggung jawab dari Orang-Orang Suci Zaman
Akhir untuk membela keluarga di dunia zaman sekarang?
Beri tahulah siswa bahwa di berbagai masa, orang-orang Nefi menemukan
kebebasan beragama mereka dan nilai-nilai keluarga terancam oleh orang-orang
Laman. Dengan menelaah pengalaman mereka, kita dapat mempelajari asas-asas
yang dapat dipersamakan dengan zaman kita. (Mempersamakan tulisan suci
dengan diri kita sendiri merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang
Anda dapat tekankan dalam pelajaran ini). Jelaskan bahwa satu pengalaman dari
orang-orang Nefi dicatat dalam Alma 43.
Tulislah Alma 43:9, 30, 45, 48 di papan tulis, dan mintalah siswa untuk menyelidiki
kata-kata dan frasa yang membantu kita memahami pentingnya membela
nilai-nilai keluarga dan kebebasan beragama di dunia zaman sekarang. Sarankan
kepada siswa agar mereka menandai kata-kata dan frasa ini.
• Apa kata-kata dan frasa yang memperlihatkan pentingnya membela nilai-nilai
keluarga dan kebebasan beragama? Apa asas yang Anda pelajari mengenai
pentingnya membela nilai-nilai keluarga dan kebebasan beragama kita?
(Jawaban hendaknya mencakup asas berikut: Kita memiliki tugas sakral
untuk membela dan mempromosikan nilai-nilai keluarga dan kebebasan
beragama kita).
• Menurut Anda mengapa penting bagi para anggota Gereja kita untuk
mempromosikan dan membela keluarga di masyarakat mereka?
• Bagaimana kita dapat mempromosikan dan membela keluarga dengan
menggunakan media sosial?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015) dari Kuorum
Dua Belas Rasul:
“Kita ingin suara kita didengar melawan semua gaya hidup palsu dan alternatif
yang mencoba untuk menggantikan organisasi keluarga yang Allah Sendiri
tetapkan. Kita juga ingin suara kita didengar dalam mendukung sukacita dan
kepuasan yang didatangkan oleh keluarga yang alami. Kita harus terus
memroyeksikan suara itu ke seluruh dunia dalam memaklumkan mengapa
pernikahan dan keluarga begitu penting, mengapa pernikahan dan keluarga
perlu diperhitungkan, dan mengapa itu harus demikian selamanya” (“Mengapa Pernikahan dan
Keluarga Penting—di Mana Pun di Dunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 42).
• Menurut Penatua Perry, apa yang hendaknya kita maklumkan mengenai
keluarga?
• Apa yang telah Anda lihat orang lain lakukan untuk membela dan menegaskan
pentingnya keluarga atau untuk membela terhadap serangan terhadap
keluarga? (Tandaskan bahwa membela keluarga mencakup membesarkan
keluarga yang kuat dan juga secara terang-terangan membela keluarga bila
diperlukan).
Bagikan pengalaman berikut yang dituturkan oleh Penatua Neil L. Anderson dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
146
PE LAJ ARAN 28
“Baru-baru ini, saya berbicara dengan seorang Pramunita dari Amerika Serikat.
Saya mengutip dari surelnya:
“Tahun lalu ini beberapa teman saya di Facebook mulai mencantumkan
pendapat mereka mengenai pernikahan. Banyak yang menyetujui pernikahan
sesama jenis, dan beberapa remaja OSZA mengindikasikan mereka ‘menyukai’
apa yang dicantumkan. Saya tidak memberikan komentar.
Saya memutuskan untuk menyatakan kepercayaan saya terhadap pernikahan tradisional dengan
cara yang penuh pemikiran.
Dengan gambar profil saya, saya menambahkan ulasan ‘Saya percaya pada pernikahan antara
pria dan wanita.’ Hampir segera saya mulai menerima pesan. ‘Kamu egois.’ ‘Kamu bersikap
menghakimi.’ Seseorang membandingkan diri saya dengan pemilik budak. Dan saya menerima
yang berikut dari seorang teman baik yang adalah seorang anggota Gereja yang kuat: ‘Kamu
perlu mengikuti zaman. Segalanya berubah dan seharusnya kamu juga.’
Saya tidak melawan,” ujarnya, “tetapi saya tidak menghapus pernyataan saya.”
Dia mengakhiri: ‘Terkadang, sebagaimana Presiden Monson menyatakan, “Anda harus berdiri
sendiri.” Semoga sebagai remaja, kita akan berdiri bersama-sama dalam menjadi teguh kepada
Allah dan terhadap ajaran-ajaran dari para nabi-Nya yang hidup’” (“Angin Puyuh Rohani,”
Ensign atau Liahona, Mei 2014, 19–20).
• Apa pengalaman yang telah Anda miliki dengan mempromosikan dan
membela keluarga?
• Apa pengaruh dari perkataan dan tindakan Anda terhadap orang lain?
Bersaksilah bahwa kita dapat memiliki pengaruh yang positif terhadap masyarakat
kita dan memajukan tujuan-tujuan dari rencana Bapa Surgawi kita sewaktu kita
mempromosikan dan membela nilai-nilai yang memperkuat keluarga.
Alma 46:10–13, 16; 48:7–13
Membela keluarga dengan bantuan Allah dan dengan respek terhadap orang lain
Beri tahulah siswa bahwa bab 46 dan 48 dari Alma mencatat bahwa orang-orang
Nefi sekali lagi diancam oleh orang-orang Laman. Bagilah kelas menjadi dua
bagian. Mintalah separuh dari kelas untuk membaca Alma 46:10–13, 16, dan
separuh lainnya menelaah Alma 48:7–13. Mintalah siswa mengidentifikasi
bagaimana mengikuti Panglima teladan Moroni dalam cara-cara yang pantas untuk
mempromosikan nilai-nilai yang mempertahankan dan memperkuat keluarga.
Setelah waktu yang memadai, bantulah siswa mempersamakan petikan ini dengan
zaman kita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana upaya Amalikia dan para pengikutnya dapat dipersamakan dengan
upaya mereka yang menyerang keluarga di zaman sekarang?
• Apa yang dapat kita pelajari dari tindakan Panglima Moroni? (Bantulah siswa
memahami asas berikut: Ketika kita mencari bantuan Allah dan berusaha
untuk menggunakan semua sumber kita sendiri, kita akan menerima
kebijaksanaan dan kekuatan untuk membela keluarga kita, agama kita,
dan kebebasan kita).
147
P EL A J A RA N 28
• Apa beberapa cara yang pantas di mana kita dapat mempromosikan nilai-nilai
untuk memperkuat dan membela keluarga?
Pertimbangkan menggunakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B.
Hinckley (1920–2008) dan Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul
untuk menambah pembahasan tentang pertanyaan sebelumnya:
[1997], 131).
“Marilah kita terlibat dalam perkara kemasyarakatan yang baik. Akan ada
situasi, di mana, dengan terlibat dalam masalah moral yang serius, kita tidak
dapat membengkokkan hal-hal yang asasi. Tetapi peristiwa demikian kita dapat
dengan sopan tidak menyetujui tanpa menjadi tidak menyenangkan. Kita dapat
menerima ketulusan dari posisi mereka yang tidak bisa kita terima. Kita dapat
berbicara asas daripada kepribadian” (Teachings of Gordon B. Hinckley
“Ketika para penganut mencari untuk menampilkan posisi mereka di lapangan
umum, metode mereka dan suara mereka hendaknya selalu toleran pada
pendapat dan posisi orang lain yang tidak berbagi kepercayaan yang sama.
Penganut harus selalu berbicara dengan kasih dan menunjukkan kesabaran,
pengertian, dan belas kasih terhadap musuh kita. Penganut Kristen di bawah
perintah untuk mengasihi sesamanya (lihat Lukas 10:27) dan untuk mengampuni
(lihat Matius 18:21–35). Mereka hendaknya selalu mengingat ajaran Juruselamat untuk
‘[mengasihi] musuh mereka dan berdoalah bagi [mereka] yang menganiaya mereka’ ’ (Matius
5:44)” (Dallin H. Oaks, “Balancing Truth and Tolerance,” Ensign, Februari 2013, 30–31).
• Menurut Anda bagaimana Anda dapat mempraktikkan asas-asas yang
diajarkan oleh Presiden Hinckley dan Penatua Oaks?
Tekankan asas berikut: Sewaktu kita mempromosikan nilai-nilai untuk membela
dan memperkuat keluarga, kita hendaknya memperlihatkan respek kepada orang
lain dan tenggang rasa terhadap opini mereka.
Mempromosikan nilai-nilai yang memperkuat keluarga
Perlihatkan pernyataan berikut dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya
dengan lantang:
“Kami mengimbau para penduduk dan pejabat pemerintahan yang bertanggung jawab di mana
pun untuk menganjurkan hal-hal tersebut yang dirancang untuk memertahankan dan
menguatkan keluarga sebagai unit dasar dari masyarakat” (“Keluarga: Maklumat kepada
Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129).
Beri tahulah siswa bahwa pada Januari 2015, para pemimpin Gereja mengadakan
sebuah konferensi pers resmi selama mana mereka meminta kepada para pejabat
pemerintah untuk memberikan undang-undang yang akan melindungi kebebasan
beragama dan menjaga kekudusan keluarga. Jelaskan bahwa meskipun para
pemimpin Gereja secara khusus menyampaikan pembelaan terhadap kebebasan
beragama dalam pernyataan ini, kata-kata mereka berlaku juga untuk membela
148
PE LAJ ARAN 28
nilai-nilai keluarga. Banyak kebebasan beragama secara langsung diarahkan pada
keluarga, misalnya seperti kekudusan pernikahan.
Bagikan dengan siswa pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks sebagai
ringkasan dari apa yang disajikan pada konferensi pers tersebut:
“Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir menegaskan asas-asas
berikut berdasarkan pada ajaran-ajaran Yesus Kristus, dan dengan keadilan bagi
semua, termasuk umat orang-orang yang beriman:
1. Kami menuntut bagi setiap orang hak pemberian Allah dan Konstitusional
untuk menjalankan keyakinan mereka sesuai dengan hati nurani mereka sendiri,
tanpa merugikan kesehatan atau keselamatan orang lain.
2. Kami mengakui bahwa kebebasan hati nurani yang sama harus berlaku bagi pria dan wanita
di mana pun untuk mengikuti kepercayaan agama pilihan mereka, atau tidak sama sekali jika
mereka memilih demikian.
3. Kami percaya hukum harus disusun untuk mencapai suatu keseimbangan dalam melindungi
kebebasan semua orang sementara menghormati mereka yang memiliki nilai-nilai yang berbeda.
4. Kami menolak penganiayaan dan pembalasan dendam apa pun jenisnya, termasuk
penganiayaan berdasarkan pada ras, etnis, kepercayaan agama, keadaan ekonomi atau
perbedaan dalam gender atau orientasi seksual” (Dallin H. Oaks, “Transcript of News Conference
on Religious Freedom and Nondiscrimination [Transkrip Konferensi Pers Perihal Kebebasan
Bergama dan Non-Diskriminasi” [27 Januari 2015], mormonnewsroom.org/article/
publicstatement-on-religious-freedom-and-nondiscrimination).
• Apa yang Anda pelajari dari pernyataan ini yang dapat membantu Anda
mempromosikan nilai-nilai yang memperkuat keluarga sebagai unit dasar dari
masyarakat? (Sebagai bagian dari pembahasan ini, tekankan bahwa
membesarkan anak-anak dalam cara-cara Tuhan, menyokong keluarga lainnya,
meningkatkan pemanggilan Gereja, dan memperkuat masyarakat kita semua
adalah nilai-nilai yang mempromosikan keluarga).
Undanglah siswa untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
mempromosikan nilai-nilai yang memperkuat dan membela keluarga.
Bacaan Siswa
• Alma 43:9, 30, 45, 48; 46:11–16; 48:9–13.
• Dallin H. Oaks, “Balancing Truth and Tolerance,” Ensign, Februari 2013, 24–31.
• L. Tom Perry, “Mengapa Pernikahan dan Keluarga Penting—di Mana Pun di
Dunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 39–42.
149
Download