Modul Psikologi Sosial [TM9]

advertisement
MODUL PSIKOLOGI SOSIAL I
SIKAP
Fakultas
Program Studi
Fakultas Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
08
Kode MK
Disusun Oleh
Setiawati Intan SAvitri, S.P, M.Si
Abstract
Kompetensi
Materi
tentang
pengertian,
pembentukan dan fungsi sikap
Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan pengertian, pembentukan
dan
fungsi
sikap
dan
dapat
memberikan contohnya
Mendefinisikan Sikap
Baron and Byrne (2004) mengemukakan definisi sikap sebagai penilaian
subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Sementara Taylor (2009)
menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi terhadap obyek, isu atau orang. Jadi
sikap merupakan tendensi untuk bereaksi dalam cara suka atau tidak suka terhadap
suatu obyek. Sikap merupakan emosi afek yang diarahkan seseorang kepada
orang lain, benda atau peristiwa sebagai obyek sasaran sikap. Sikap melibatkan
kecenderungan respons yang bersifat preferensial. Dalam konteks itu, seseorang
memliki kecenderungan untuk puas atau tidak puas, positif atau negative, suka
atau tidak suka terhadap suatu obyek sikap.
KOMPONEN SIKAP
Sikap didasarkan pada informasi afektif, behavioral dan kognitif (“ABC”nya sikap)
Affective component terdiri dari emosi dan perasaan seseorang terhadap suatu
stimulus, khususnya evaluasi positif atau negative. Perasaan emosi meliputi
kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu, atau suka. Di negara Amerika,
kemungkinan berpindahnya orang kulit hitam ke daerah perumahan orang kulit putih
menimbulkan rasa cemas banyak warga kulit putih.
Behavioral component adalah cara orang bertindak dalam merespon stimulus.
Tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap obyek sikap. Dalam hal
ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan pada perilaku secara
terbuka. Misalnya orang memiliki tendensi untuk melakukan tindakan diskriminatif
terhadap anggota dari kelompok etnis tertentu namun karena tindakan itu secara
social dan legal dilarang, maka ia tidak melakukannya.
Cognitive component terdiri dari pemikiran seseorang tentang obyek tertentu
misalnya fakta, pengetahuan dan keyakinan. Pikiran, keyakinan, atau ide seseorang
tentang suatu obyek. Dalam bentuk yang paling sederhana, komponen kognitif
adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir. Misalnya, kategori sepeda
motor adalah sepeda motor pria dan wanita atau kategori sepeda motor Honda dan
Yamaha.
2014
2
Psikologi Sosial I
Setiawati Intan Savitri S.P, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembentukan Sikap
Sikap manusia bukan sesuatu yang melekat sejak ia lahir, tetapi
diperoleh melalui proses pembelajaran yang sejalan dengan perkembangan
hidupnya. Seorang anak tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga serta
sikapnya tersebentuk dalam interaksinya bersama orang-orang di sekitarnya. Sikap
dibentuk melalui proses belajar sosial, yaitu proses di mana individu memperoleh
informasi, tingkah laku, atau sikap baru dari orang lain.
Sikap dibentuk melalui empat macam pembelajaran sebagai berikut :
1. Pengkondisian klasik (classical conditioning : learning based on
association)
Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus/ rangsang selalu
diikuti oleh stimulus / rangsang lain, sehingga rangsang yang pertama
menjadi suatu isyarat bagi rangsang yang kedua.
2.
Pengkondisian Instrumental (instrumental conditioning)
Proses pembelajaran terjadi ketika suatu perilaku mendatangkan hasil
yang menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan
diulang kembali. Sebaliknya, bila perilaku tersebut tidak akan diulang lagi
atau dihindari..
3. Belajar melalui pengamatan (observational learning, learning by
example)
Proses pembelajaran dengan cara mengamati perilaku orang lain,
kemudian dijadikan sebagai contoh untuk beriperilaku serupa. Banyak
perilaku yang dilakukan seseorang hanya karena mengamati perbuatan
orang lain.
4. Perbandingan sosial (social comparison)
Proses
pembelajaran
dengan
membandingkan
orang
lain
untuk
mengecek apakah pandangan kita mengenai sesuatu hal adalah benar
atau salah disebut perbandingan sosial. Kita cenderung menyamakan diri
kita dengan mengambil ide-ide dan sikap-sikap mereka.
2014
3
Psikologi Sosial I
Setiawati Intan Savitri S.P, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi Sikap
D. Katz (Hanurawan, 2010) menjelaskan empat fungsi sikap yaitu ::
1. Fungsi pengetahuan
Sikap membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal.
Standar itu menggambarkan keteraturan, kejelasan, dan stabilitas kerangka acu
pribadi seseorang dalam menghadapi obyek atau peristiwa di sekelilingnya, Misalnya
pemilik sepeda motor akan mengubah sikap positif terhadap sepeda motor seiring
dengan peningkatan status sosialnya dengan memutuskan membeli mobil karena ia
yakin mobil lebih sesuai dengan status sosialnya yang baru.
2. Fungsi ekspresi nilai
Berarti bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar seseorang
memamerkan citra dirinya dan aktualisasi diri. Misalnya seseorang yang mempunyai
citra diri sebagai seorang yang konservatif akan mempengaruhi sikapnya tentang
demokrasi dan perubahan social.
3. Fungsi penyesuaian diri
Orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk mencapai
tujuannya secara maksimal. Misalnya seseorang cenderung menyukai partai politik
yang mampu memenuhi dan mewakili aspirasinya. Di negara Inggris dan Australia,
seorang pengangguran akan cenderung memilih partai buruh yang kemungkinan
besar
dapat
membuka
lapangan
kerja
baru
atau
memberikan
tunjangan
pengangguran lebih besar.
4. Fungsi pertahanan diri (ego defensive)
Sikap berfungsi melindungi diri dari penilaian negatif tentang diri kita. Misalnya,
memakai benda bermerk agar tidak dinilai rendah oleh kawan-kawan arisan.
Contaoh lain adalah sikap proyeksi. Melalui proyeksi seakan-akan ia tidak memiliki
ciri-ciri itu. Seorang anak yang memiliki kecenderungan agresif akan menuduh anak
lain yang sedang berkelahi sebagai anak yang kasar.
.
2014
4
Psikologi Sosial I
Setiawati Intan Savitri S.P, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teori tentang Hubungan Sikap dan Perilaku
Berikut akan diuraikan tentang teori yang membahas tentang bagaimana
sikap mempengaruhi perilaku.
1. Teori perilaku beralasan (theory of reason action-Fishbein&Ajzen, 1980)
◦
keputusan untuk melakukan perilaku tertentu merupakan hasil dari proses
yang rasional
2.
Teori perilaku berencana (theory of planned behavior-Ajzen, 1991)
◦
intensi merupakan faktor motivasional yang sangat kuat pengaruhnya
terhadap perilaku
◦
intensi dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan PBC (perceived behavior
control) perceived behavior control (kendali perilaku yang dipersepsikan
3. Attitude-to-Behavior Model (Fazio, 1989)
Hubungan antara sikap dan perilaku berlangsung secara spontan
Persuasi
Persuasi merupakan upaya mengubah sikap orang lain melalui penggunaan berbagai
macam pesan. Tidak semua informasi yang kita terima mampu membentuk atau mengubah
sikap kita terhadap hal yang disampaikan dalam pesan tersebut. Orang menerima berbagai
informasi melalui indra dan mempersepsikan informasi secara selektif (memilih yang relevan
dengan kepentingan dirinya saja), untuk selanjutnya diproses terlebih dahulu dengan caracara tertentu (diintepretasi melalui dievaluasi) sebelum menjadi sikap yang relative menetap
dalam ruang kognisi.
Persuasi adalah suatu usaha secara cermat dari seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi keyakinan, sikap dan perilaku orang lain atau kelompok lain pada arah
tertentu. Colman (dalam Hanurawan, 2010) menjelaskan bahwa persuasi adalah proses
pengubahan sikap yang dilakukan melalui presentasi pesan yang bermuatan argumentargumen yang melemahkan atau menguatkan seseorang, obyek atau isu tempat seseorang
mengarahkan sikapnya.
Efektivitas proses persuasi sangat bergantung pada keberhasilan proses komunikasi.
Proses komunikasi yang efektif membutuhkan kesatuan situasi antar pengirim pesan dan
penerima pesan tentang isi suatu pesan.
2014
5
Psikologi Sosial I
Setiawati Intan Savitri S.P, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terdapat tiga factor penting yang perlu diperhatikan agar suatu komunikasi dapat berjalan
secara efektif yaitu komunikator, isi pesan dan sasaran. Seorang komunikator harus
memnuhi syarat keterpercayaaan dari penerima pesan, kepakaraan, disukai oleh penerima
pesan dan memiliki beraneka sumber dalam memperjelas isi pesan yang ingin disampaikan.
Factor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas pesan adalah kemampuan isi pesan
untuk menimbulkan rasa cemas, penarikan secara eksplisit isi pesan oleh penerima dan
kecenderungan isi pesan untuk mengarahkan kebenaran isi pesan hanya dari satu sisi.
Dalam diri sasaran persuasi, kita dapat membagi kepribadian mereka menjadi kelompok
yang mudah untuk dipersuasi dan kelompok yang sulit untuk dipersuasi.. Namun pembagian
itu harus mempertimbangkan sumber persuasi, intensitas persuasi dan muatan isu-isu yang
disampaikan.
Menurut teori the elavoration likehood model (ELM) dari Petty & Cacioppo (1986),
ada dua macam cara untuk memproses pesan persuasive, yaitu :
1. Systematic processing
2. Heuristic processing
Pengolahan
pesan
dikatakan
sebagai
“systematic
processing”,
bila
orang
mempertimbangkan kekuatan isi pesan dengan sungguh-sungguh. Dalam hal ini,
pertimbangan orang tentang isi pesan dapat melalui central route, yaitu process pemikiran
yang menggunakan logika atau rasio serta mengikuti alur pemikiran yang mendalam dan
terinci.
. Pesan persuasive diolah secara heuristic processing jika pesannya dioleh
menggunakan pemikiran yang sederhana atau mental shortcuts. Dalam hal ini, kekuatan isi
pesan
tidak
dianggap penting,
pertimbangan
dilakukan
secara sepintas
dengan
menggunakan peripheral route.
Disonansi Kognitif
Disonansi kogntif adalah keadaan internal yang tidak nyaman akibat adanya
ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkah laku. Menurut
Leon Festinger (1957), disonansi kognitif terjadi apabila hubungan yang bertolak belakang
antara elemen-elemen kognitif yang satu dengan yang lain, misalnya antara sikap positif A
terhadap B (A mencintai B) dan sikap negatif A terhadap perilaku B (berselingkuh).
2014
6
Psikologi Sosial I
Setiawati Intan Savitri S.P, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemui keadaan tidak nyaman ketika
menghadapi situasi dimana kita harus berperilaku berbeda dengan sikap yang kita miliki.
Biasanya kita akan berusaha mengurangi ketidaknyamanan tersebut dengan mengubah
sikap atau perilaku kita. Dengan kata lain, untuk mencapai keseimbangan dalam diri kita.
Tiga jenis mekanisme untuk mengurangi disonansi kognitif adalah sebagai
berikut :
1. Mengubah sikap atuau perilaku kita menjadi konsisten satu sama lain
2. Mencari informasi baru yang mendukung sikap atau perilaku untuk menyeimbangkan
elemen kogntif yang bertentangan
3. Trivilization, yaitu mengabaikan atau menganggap ketidaksesuaian antara sikap atau
perilaku yang menimbulkan disonansi sebagai sesuatu yang tidak penting.
2014
7
Psikologi Sosial I
Setiawati Intan Savitri S.P, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Social Psychology . Alih bahasa Ratna Djuwita. Jakarta.
Erlangga
Hanurawan, F. (2010). Psikologi Sosial. Suatu Pengantar. Bandung : Rosdakarya
Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears D, (2009). Social Psychology, 12th Edition, New Jersey :
Pearson Education .
2014
8
Psikologi Sosial I
Setiawati Intan Savitri S.P, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2014
9
Psikologi Sosial I
Setiawati Intan Savitri S.P, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download