MODUL PERKULIAHAN Psikologi Sosial 2 Pendahuluan Kontrak perkuliahan, Teori dalam Psikologi Sosial; Sumbangan teori yang berorientasi behavioristik, Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka Kode MK 01 61017 Abstract 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savtitri, S.P. M.Si Setiawati Intan Savitri Kompetensi Pendahuluan Kontrak perkuliahan, Teori dalam Psikologi Sosial; Sumbangan teori yang berorientasi behavioristik, psikoanalisis, dan kognitif terhadap Psikologi Sosial 2015 Disusun Oleh Mahasiswa mampu memahami proses interaksi dalam kelompok dan antar kelompok dalam berbagai tatanan sosial serta mengenal penerapan beberapa teori dan metode Psikologi Sosial untuk memecahkan masalah sosial dan mengembangkan masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Teori dalam psikologi social Pada tahun 1924 Floyd Allport menulis sebuah buku yang berjudul Social Psychology. Buku ini mengemukakan suatu diktum bahwa perilaku sosial dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kehadiran orang lain dan tindakan-tindakan orang lain. Dalam buku ini, Allport mendiskripsikan tentang topik-topik penelitian yang berhubungan dengan perilaku sosial, yaitu topik konformitas sosial, topik kemampuan individu dalam memahami emosi orang lain, dan topik pengaruh audiens terhadap kinerja penyelesaian tugas. Setelah buku yang ditulis Allport, perkembangan ilmu psikologi sosial menjadi lebih pesat. Banyak topik-topik baru bermunculan yang selanjutnya dikembangkan metodemetode penelitian yang relevan dengan topik-topik tersebut. Pada saat Perang Dunia II mengalami kemandegan dan selanjutnya menunjukkan perkembangan lebih lanjut pada periode pertengahan 1940 dan periode 1950an. Pada periode ini perkembangan psikologi sosial ditunjukkan dengan mulai dilakukan penelitian terhadap pengaruh kelompok pada perilaku individu, hubungan ciri-ciri kepribadian dan perilaku sosial dan perkembangan teori disonansi kognitif dari Leon Festinger pada tahun 1957. Setelah masa Perang Dunia II berakhir, seorang pakar psikologi sosial yang jenius Kurt Lewin, memelopori pengembangan ilmu psikologi sosial ke arah bidang-bidang yang bersifat terapan. Untuk mengembangkan ilmu psikologi sosial ke arah yang lebih bermanfaat secara langsung bagi kesejahteraan manusia, maka kemudian didirikan organisasi yang disebut dengan Society for the Psychological Study of Social Issues. Secara umum dapat dikemukakan bahwa teori merupakan seperangkat gagasan yang saling berkaitan, yang digunakan untuk menjelaskan data dan telah diuji kebenarannya. Dalam ranah psikologi sosial, teori berfungsi untuk menjelaskan gejalagejala psikologi dan perilaku individu dalam konteks yang saling mempengaruhi dengan dunia sosial. Secara khusus, teori psikologi sosial mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Teori mengatur hasil observasi-observasi empiris dalam bentuk informasi-informasi fragmentaris ke dalam satu kesatuan yang memiliki makna baru. 2. Teori memungkinkan manusia melihat hubungan antar gejala yang sebelumnya saling terisolasi dalam bentuk data-data yang terpisah. 3. Teori merangsang timbulnya pemikiran dan penelitian lebih lanjut. 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Untuk mempermudah dalam mempelajari mengenai teori psikologi sosial, maka dibawah ini kami akan memaparkan mengenai teori umum (grand theories) yang akan menuntun kita untuk mempelajari teori yang lebih spesifik (middle range theories). Psikologi sosial saat ini membawa manfaat yang luar biasa dari sebelumnya. Psikologi sosial membantu masyarakat memahami kisah-kisah peristiwa dalam masyarakat akhir-akhir ini seperti terorisme, prasangka etnis, pelecehan seksual, dampak teknologi dan berbagai fenomena sosial disekitar kita. Psikologi sosial telah mendapat tempat yang penting dalam psikologi modern. Psikologi sosial telah memberikan pencerahan terhadap fungsi pemikiran masyarakat dan memperkaya jiwa masyarakat (Taylor, Peplau, dan Sears, 2009). Melalui berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh ilmuwan psikologi sosial, para ilmuwan menandaskan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, maka perlu mengetahui peranan dari situasi permasalahan dan budaya. Pengaruh dari variable-variabel situasional dalam mentransformasikan perilaku melalui cara yang tidak bias diprediksi bila hanya memahami apa yang ada dalam diri manusia, seperti disposisi bawaan ataupun yang dipelajari. Situasi-situasi sosial tersebut bukanlah merupakan variable eksternal seperti yang dipercaya oleh penganut behaviorisme radikal, melainkan merupakan konstruk realitas yang dialami bersama atau sebuah konstruk subjektif yang kita bentuk dan kita berikan kepada orang lain (Zimbardo dalam baron dan Byrne, 2005). Tujuan akhir yang ingin diharapkan • Mata kuliah ini akan membantu mahasiswa untuk memahami dan mampu menjelaskan konsep teori-teori psikologi sosial baik dari aliran Psikoanalisa, behavioristik,dan perspektif kognitif bagi perkembangan psikologi sosial. A. Definisi Psikologi Sosial Taylor, Peplau, dan Sears (2009) mendefinisikan psikologi sosial sebagai studi ilmiah tentang bagaimana orang berpikir, mempengaruhi, dan berhubungan dengan orang lain. Sementara Baron dan Byrne berpendapat bahwa psikologi sosial merupakan studi ilmiah yang mencoba memahami asal-usul dan sebab-sebab individu berperilaku dalam situasi sosial. 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Teori-teori dalam Psikologi Sosial 1. Psikoanalisa Teori Motivasi : Perilaku orang dewasa, merupakan refleksi dari pengalaman masa kecilnya. Teori ini menitikberatkan bahwa orang bergerak melewati suatu tahapan (stage) yang pasti selama tahun-tahun awal perkembangan yang berhubungan dengan sumber-sumber kepuasan seksual, yaitu tahap oral, anal, phallic, laten dan genital. Contohnya, prasangka pada orang lain, dipandang sebagai konflik individu pada masa kecil dengan orang tuanya yang otoriter yang kemudian direfleksikan dalam ketidaksukaannya pada orang-orang dewasa yang berbeda dengan dirinya. Tetapi, banyak ahli psikologi sosial yang tidak cocok menggunakan teori ini, karena teori ini memprediksi tingkah laku berdasarkan prosesproses ketidaksadaran yang sulit diobservasi, sehingga sulit diuji secara ilmiah untuk membuktikan keabsahannya. Teori psikoanalisa hanya dapat dipakai sebagai prediktor tingkah laku.Teori ini berfokus pada kebutuhan atau motif individu. Pengalaman sehari-hari maupun riset psikologi sosial telah memberikan banyak contoh bagaimana kebutuhan kita bisa mempengaruhi persepsi kita, sikap, dan perilaku individu. Misalnya, untuk menjaga harga diri, individu cenderung menyalahkan orang lain ketika sedang mengalami kegagalan, dan apabila mendapat keberhasilan, individu cenderung mengatakan bahwa itu adalah hasil jerih payahnya selama ini. Pandangan Freudian atau psikoanalitik tentang motivasi menunjukkan arti penting dari dorongan bawaan (inborn) individu. Khususnya dorongan yang berhubungan dengan seksualitas dan agresi. Sebaliknya psikologi sosial lebih memahami fenomena tersebut sebagai pertimbangan sederet kebutuhan dan keinginan manusia. Psikolog sosial juga menekankan cara dimana situasi dan hubungan sosial tertentu dapat menciptakan dan menimbulkan kebutuhan dan motif. Misalnya pengalaman pindah rumah, dari rumah menuju rumah kos untuk kuliah di kota lain. Mungkin akan menimbulkan kesepian diantara remaja yang menjelang dewasa. Perpindahan tempat akan memutus jaringan sosial pertemanan. Oleh karena itu muncul kebutuhan akan keakraban dan rasa memiliki. Keinginan tersebut mungkin dapat diwujudkan dengan cara bergabung dengan organisasi kemahasiswaan di kampus. Dan berbagai cara lain untuk mengatasi kesepiannya. Psikologi sosial akan berusaha memahami dan berusaha mengidentifikasi secara detail apakah pencetus perilaku misalnya perilaku merampok yang dilakukan. Psikolog sosial akan berusaha mempelajari remaja lainnya yang pernah melakukan perampokan 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bersenjata dalam rangka mendapatkan kesimpulan umum tentang hubungan antara motivasi dan tindakan kriminal. Teori Psikoanalisis Tentang Sikap Sosial Teori ini diajukan oleh Sarnoff, materi teori ini menyangkut sikap (attitude) yang diterangkan berdasarkan mekanisme pertahanan ego. Menurut Sarnoff dalam Wirawan (2005) diantara berbagai sikap yang ditunjukan oleh manusia, ada yang fungsinya mempertahankan ego dari ancaman bahaya, baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Terdapat konsep-konsep dasar yang dipaparkan oleh Sarnoff dalam Wirawan (2005) antara lain: a. Motif Adalah suatu rangsang yang menimbulkan ketegangan (tension), dan ketegangan itu mendorong orang yang bersangkutan untuk meredakannya. b. Konflik Jika ada dua motif yang bekerja pada satu saat yang sama maka akan timbullah konflik. Batasan ini didasarkan pada pra anggapan yang dikemukakan Sarnoff bahwa setiap individu hanya dapat melayani (meredakan) satu motif pada satu saat, jika konflik ini tidak dipecahkan maka konflik tersebut bisa berlarut-larut dan individu yang bersangkutan bisa jadi korban motif-motifnya sendiri yang saling bertentangan. c. Pertahanan Ego (ego defense) Jika individu menghadapi rangsang atau situasi yang berbahaya maka ego akan terancam. Ancaman bahaya ini akan menimbulkan motif takut pada inidividu yang bersangkutan. Kalau motif takut sudah tidak dapat ditolerir lebih lanjut dan orang yang bersangkutan tidak dapat melepaskan diri dari objek yang ditakuti itu, maka ia akan mempertahankan egonya. Respon mempertahankan atau melindungi ego ini disebut pertahanan ego. 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Sikap (attitude) Sikap berfungsi untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh motif-motif tertentu. fungsi sikap ini dapat dilakukan dalam kesadaran yang penuh dan bisa pula berupa bagian dari suatu proses yang tidak disadari. Pengaruh psikoanalisa terhadap psikologisosial relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan teori lainnya, dengan alasan teori psikoanalisa memprediksi tingkah laku berdasarkan proses-proses ketidaksadaran yg sulit diobservasi, sehingga sulit diuji secara ilmiah untuk membuktikan keabsahannya. Teori psikoanalisa hanya dapat menggambarkan fakta tetapi tidak dapat dipakai sebagai prediktor tingkah laku. 2. Teori Belajar Para pakar teori belajar sosial seperti Albert Bandura mengemukakan bahwa perilaku sosial individu dipelajari dengan melakukannya dan secara langsung mengalami konsekuensi-konsekuensi dari perilaku sosial itu. Proses belajar sosial terhadap suatu perilaku sosial akan semakin dikuatkan apabila kita secara sadar memahami konsekuensi-konsekuensi dari suatu perilaku. Selain itu individu juga mempelajari perilaku baru melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain (observational learning). Perilaku model yang akan ditiru akan disimpan secara simbolik dalam ingatan peniru. Perilaku individu sebagai akibat dari belajar sosial terhadap perilaku model akan cederung muncul apabila calon peniru berpikiran bahwa perilaku yang akan dimunculkannya akan mendapat ganjaran seperti yang diterima oleh model. Perilaku ditentukan oleh apa yang telah dipelajari sebelumnya. Pendekatan belajar populer di tahun 1920 yang merupakan dasar ehaviorisme. Ada Empat Mekanisme dalam Belajar sebagai asas perubahan perilaku: 1. Classical conditioning/asosiasi (Ivan Pavlov) 2. Law of effect (hukum sebab akibat) (Edward Thondike), perilaku yang memuaskan akan cenderung diulangi. 3. Operant conditioning (pembiasaanoperan) B.F. Skinner, teori peneguhan (reinforcement). 4. Modelling (Albert Bandura): imitation dan identification, teori ini disebut Social Learning Theory. Ide utama teori belajar adalah perilaku seseorang sekarang merupakan hasil dari pengalaman sebelumnya. Dalam situasi tertentu seseorang belajar perilaku tertentu, yang 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id seiring dengan berjalannya waktu mungkin akan menjadi kebiasaan. Ketika seseorang berhadapan dengan situasi serupa, orang tersebut akan cenderung berperilaku sesuai dengan kebiasaan yang pernah dilakukannya. Misalnya ketika lampu merah menyala, kita biasanya menghentikan kendaraan kita, karena pada masa lalu kita pernah belajar merespon situasi itu dengan menghentikan kendaraan. Pendekatan ini ketika diaplikasikan pada perilaku sosial oleh Albert Bandura (1977) dinamakan social learning theory. Terdapat tiga mekanisme umum terjadinya proses belajar, yang pertama adalah: 1. Asosiasi atau pengkondisian klasik Anjing Pavlov belajar mengeluarkan air liur ketika mendengarkan bel karena bersamaan dengan makanan yang diberikan bersama dengan suara bel. Setelah beberapa waktu kemudian, anjing akan mengeluarkan air liur setiap kali mendengar suara bel. Beberapa waktu kemudian suara bel diberikan tetapi makanan tidak diberikan namun air liur keluar dari mulut anjing karena anjing telah belajar mengasosiasikan antara suara bel dan makanan. Manusia kadang belajar emosi melalui asosiasi. Misalnya orang beberapa kali datang ke dokter gigi, karena terlalu sakitnya perlakuan yang diberikan ketika operasi gigi, meskipun tidak datang ke dokter, ketika mendengar kata dokter gigi, seseorang sudah bisa merasakan betapa sakitnya operasi gigi. 2. Reinforcement (penguatan) Dipelajari oleh B. F Skinner, orang belajar melakukan perilaku tertentu karena perilaku itu diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan atau memuaskan kebutuhan. Seorang anak belajar membantu orang lain karena orang tuanya memujinya saat dia berbagi mainan atau membantu merapikan mainan. Atau siswa SMA yang tidak akan pernah bertanya pada guru matematika karena gurunya sudah memasang wajah geram dan marah ketika muridnya bertanya. 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Observational learning Orang cenderung belajar sikap dan perilaku sosial dengan mengamati orang lain yang secara teknis disebut sebagai model. Anak belajar bahasa etnisnya dari orang-orang yang berbicara sekelilingnya. Remaja mungkin mengikuti sikap politik tertentu karena orang tuanya secara aktif mendengarkan orasi-orasi orang tuanya. Anak juga belajar meniru (imitasi) dari perilaku orang lain ketika belajar. Modeling terjadi ketika seseorang tidak hanya mengamati tapi juga meniru perilaku orang lain. Misalnya perilaku merokok, remaja cenderung meniru orang dewasa untuk merokok, sebutlah bapaknya sendiri merokok, anak akan meniru perilaku merokok dari bapaknya sebagai bagian dari kehidupan dewasa seseorang. Modeling : meniru perilaku orang lain Reinforcement : belajar berdasarkan imbalan sebagai penguat Social learning theory: belajar berdasarkan penguatan dan modeling Observational learning: belajar dengan mengamati orang lain 3. Teori Kognitif Pendekatan kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang tergantung pada cara individu memahami situasi sosial. Kurt Lewin mengaplikasikan gagasan Gestalt kedalam psikologi sosial. Lewin menekankan pentingnya bagaimana individu memahami lingkungan sosial. Menurut Lewin perilaku dipengaruhi oleh karakteristik personal individu (seperti kemampuan, kepribadian, dan disposisi genetik) dan oleh pemahanan tentang lingkungan. Gagasan inti dalam perspektif kognitif adalah bahwa individu cenderung secara spontan mengelompokkan dan mengkategorikan objek. Diperpustakaan, kita melihat deretan buku dirak sebagai satu unit, bukan sebagai buku-buku yang banyak jumlahnya. Kita mungkin memandang orang lain yang ada diperpustakaan sebagai suatu kelompok. Kedekatan 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Proximity atau Kedekatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Riset kognisi sosial fokus pada bagaimana seseorang menyatukan berbagai informasi tentang orang, situasi sosial, dan kelompok dalam rangka menarik kesimpulan tentang mereka (Fiske dan Taylor dalam Taylor, Peplau dan Sears, 2009). Perbedaan kognitif dibanding dengan pendekatan teori belajar, pertama pendekatan kognitif fokus pada persepsi saat ini dibanding pada pengalaman masa lalu. Kedua, pendekatan kognitif lebih memperhatikan arti penting persepsi atau interpretasi seseorang terhadap sebuah situasi Teori ini menempatkan secara khusus proses-proses berpikir dan bagaimana seseorang mempresentasikan dunia. Teori kognitif lebih menekankan pada interpretasi dan perceptual mengenai keadaan sekarang, bukan masa lalu. Mencari sebab-sebab perilaku pada persepsi atau interpretasi individu terhadap suatu situasi. Teori kognitif menekankan bahwa pendekatan yang sesuai terhadap gejala psikologi adalah dengan mempelajari proses kognitif dan bagaimana orang-orang membentuk kesan atas orang lain. Teori kognitif ini juga membutuhkan teori atribusi, yakni: sebuah studi sistematis atas bagaimana para pengamat menentukan penyebab tingkah laku orang lain dan kognisi sosial yang berbicara tentang bagaimana cara orang berfikir dalam memahami dan mengerti dunia sosial mereka. 4. Teori Humanistik – Abraham Maslow, Antony Sutich, Charles Taart, Victor Frankl. Teori humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Contoh: hasrat biologis seorang wanita yang sedang menstruasi biasanya adalah mudah ngantuk, dan cepat lapar. Namun seorang wanita diusahakan untuk dapat mengendalikan hasrat tersebut sesuai dengan kehendaknya, meskipun itu tidak harus. Daftar Pustaka Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh. Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta. 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2015 1 Psikologi Sosial II Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id