TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN OLEH : Nama NIM Program Studi Kelas Dosen : : : : : Keti Purnamasari 01032681419003 Ilmu Manajemen Reguler Pagi Hj. Marlina Widiyanti, SE, SH, MM, Ph.D PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Syalia Co sedang merencanakan untuk memperluas sarana produksinya tahun depan dengan investasi Rp.15.000.000. Rasio utang terhadap total assets saat ini adalah 30% dan itu dianggap merupakan struktur modal yang optimum, laba setelah pajak saat ini Rp. 5.000.000. Jika Kurman Co berharap untuk mempertahankan 70% dividend payout ratio-nya, beberapa banyak eksternal equity yang diperlukan untuk membiayai ekspansi tersebut ? Jawaban : Laba setelah pajak Dividend payout Dividen Laba yang ditahan Capital budget Debt to total asset Total utang Total equity 70% Laba ditahan Eksternal equity 2. Rp 5.000.000,70% Rp. 3.500.000,Rp. 1.500.000,Rp. 15.000.000,30% Rp. 4.500.000,Rp. 10.500.000,Rp. 1.500.000,Rp. 9.000.000,- Apple Round Co memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp. 14.000.000,- tahun yang lalu dan membagikannya dalam bentuk dividen sebesar Rp. 4.200.000,-. Laba tersebut telah tumbuh dengan tingkat pertumbuhan sebesar 7% per tahun selama 10 tahun. Pada tahun ini perusahaan memperoleh laba sebesar Rp. 18.000.000,-. Kesempatan investasi yang tersedia sebesar Rp. 12.000.000,-. Hitunglah dividen untuk tahun ini di bawah setiap kebijakan berikut ini : a. Payout yang konstan ? b. Pertumbuhan dividen yang stabil ? c. Residual dividend policy (anggap perusahaan berharap akan mempertahankan debt to total asset ratio 40%) ? Jawaban : a. Payout yang konstan Rp. 4.200.000, − πππ¦ππ’π‘ πππ‘ππ = = 30% Rp. 14.000.000, − πππ¦ππ’π‘ πππ‘ππ = 30% (Rp. 18.000.000, −) = Rp. 5.400.000, − b. Pertumbuhan 6% sehingga dividen yang dibayarkan = (1 + 6%) (Rp. 18.000.000,-) = Rp.19.080.000,- c. Residual dividend policy Investasi Persentase equity financing Equity financing Laba yang diperoleh Dividen yang dibagikan Rp. 12.000.000,60% Rp. 7.200.000,Rp. 18.000.000,Rp. 10.800.000,- 3. Green Garden Co dijual dengan harga Rp. 36.000,- per lembar saham setelah 2 for 1 stock split. Harga saham tersebut mencerminkan price earning (P/E) rasio sebesar 12. price earning ratio sebelumnya adalah 9 dan dividen per lembar Rp. 800,-. Setelah stock splitI, dividen per lembar menjadi Rp. 600,-. a. Berapakah harga pasar saham sebelum stock split ? b. Berapa persen kenaikan harga saham ? c. Berapa persenkah kenaikan dividen ? Jawaban: a. Harga pasar saham sebelum stock split P = 12 EPS Ratio Rp. 36.000, − = 12 EPS Ratio πΈππ = π π. 36.000, − 12 πΈππ = π π. 3.000, − EPS setelah stock split 2 for 1 stock split EPS sebelum stock split P/E rasio sebelumnya Harga saham sebelumnya split (ekv) b. Kenaikan harga Harga saham setelah stock split 2 for 1 stock split Harga saham sebelum stock split Kenaikan harga = c. Rp. 600,x2 Rp. 72.000,- Rp. 72.000 − Rp. 54.000 = 33,33% Rp. 54.000 Kenaikan dividen Dividen setelah stock split 2 for 1 stock split Dividen sebelum stock split (ekv) Kenaikan dividen = 4. Rp. 3.000,x2 Rp. 6.000,9 Rp. 54.000,- Rp. 600.x2 Rp . 1.200 Rp. 1.200 − Rp. 800 = 50% Rp. 800 Berikut adalah sebagian dari neraca Perusahaan Zarira : Ekuitas pemegang saham Modal disetor Saham biasa (nilai pari Rp. 800,- sebanyak 10.000 lembar) Tambahan modal disetor saham biasa Total modal disetor Rp. 8.000.000 Rp. 8.000.000 Rp. 16.000.000 Laba ditahan Ekuitas pemegang saham Rp. 4.000.000 Rp. 20.000.000 Ditanya : Dilakukan penarikan saham biasa sebanyak 2.000 lembar dengan harga Rp. 2.500,Saham treasuri dijual sebanyak 400 lembar dengan harga Rp. 1.800,Saham treasuri dijual sebanyak 600 lembar dengan harga Rp. 2.800,Saham treasuri dijual sebanyak 800 lembar dengan harga Rp. 2.000,Bila perusahaan menggunakan metode biaya sebagai dasar pengakuan saham treasuri. Jawaban : Saham treasuri (2.000 x Rp. 2.500) Kas Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 Kas (400 x Rp. 1.800) Laba ditahan Saham treasuri (400 x 2.500) Rp. 720.000 Rp. 280.000 Rp. 1.000.000 Kas (600 x Rp. 2.800) Saham treasuri (600 x Rp. 2.500) Tambahan modal disetor, saham treasuri Rp. 1.680.000 Rp. 1.500.000 Rp. 180.000 Kas (800 x Rp. 2.000) Tambahan modal disetor, saham treasuri Laba ditahan Saham treasuri (800 x Rp. 2.500) Rp. 1.600.000 Rp. 180.000 Rp. 220.000 Rp. 2.000.000 5. Tanggal-tanggal penting yang berhubungan dengan pembagian dividen tunai untuk saham biasa sebuah perseroan sebesar Rp. 30.000.000 adalah 1 Februari, 1 Oktober, dan 22 Desember. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan pada masing-masing tanggal ? Jawaban : 1 Feb Dividen kas Utang dividen kas 1 Okt Tidak ada ayat jurnal yg dibuat. 22 Des Kas Utang dividen kas 6. Rp. 30.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. 30.000.000 Dengan menggunakan akun dan saldo berikut ini, siapkan bagian ekuitas pemegang saham neraca. Modal dasar yang seluruhnya telah ditempatkan dan disetor penuh adalah 15.000 lembar saham biasa, dan 3.000 lembar diantaranya telah dibeli kembali (saham treasuri). Saham biasa, Nilai nominal Rp. 40.000 Rp. 2.000.000.000 Agio saham biasa Rp. 220.000.000 Agio saham treasuri Rp. 18.000.000 Laba ditahan Saham treasuri Rp. 3.780.000.000 Rp. 90.000.000 Jawaban : Ekuitas pemegang saham Modal disetor Saham biasa, nilai nominal Rp. 40.000 (Modal dasar 15.000 lembar, modal ditempatkan dan disetor penuh 25.000 lembar) Rp. 2.000.000.000 Agio saham biasa Rp. 220.000.000 Rp. 1.780.000.000 Agio saham treasuri Rp. 18.000.000 Total modal disetor Rp. 1.762.000.000 Laba ditahan Rp. 3.780.000.000 Total Rp. 5.542.000.000 Dikurangi saham treasuri Rp. 90.000.000 Total ekuitas pemegang saham Rp. 5.452.000.000 7. PT. Apple Green melaporkan hasil-hasil berikut ini untuk yang terakhir pada tanggal 31 Maret 2013 : Laba ditahan, 1 April 2011 Rp. 2.520.500.000 Laba bersih Rp. 312.500.000 Dividen tunai yang diumumkan Rp. 30.000.000 Dividen saham yang diumumkan Rp. 60.000.000 Buatlah laporan laba ditahan untuk tahun fiscal yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 ! Jawaban : PT. Jaya Raya LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2015 Laba ditahan, 1 April 2012 Rp. 2.520.500.000 Laba bersih Rp. 312.500.000 Dikurangi dividen yang diumumkan Rp. 90.000.000 Kenaikan laba ditahan Rp. 222.500.000 Laba ditahan, 31 Maret 2013 Rp. 2.743.000.000 8. Perusahaan ABC menghargai sahamnya Rp. 300 per lembar pada bulan Januari 1996. Harga tersebut didasarkan pada dividen yang diharapkan di akhir tahun Rp. 3 per lembar dan tingkat dividen tahunan yang diharapkan 90%. Pada bulan Januari 1997 ada indikasi perekonomian yang menurun, investor merevisi estimasi pertumbuhan dividen menjadi 15%. Berapa harga saham perusahaan ABC pada tahun 1997 ? Diasumsikan : a. Model penilaian pertumbuhan dividen konstan adalah model yang layak untuk cara penilaian pasar bagi perusahaan. b. Perusahaan tidak mengubah risiko aktivanya dan leverage finansial. c. Dividen yang diharapkan pada akhir tahun 1997 adalah Rp. 3,45 per lembar. Jawaban : Januari 1996 πΎπ = π·1 + π π0 πΎπ = π π. 3 + 0,20 = 21% π π. 300 Januari 1997 π0 = π·1 πΎπ − π πΎπ = π π. 3,45 = π π. 57,50 0,21 − 0,15 STRUKTUR MODAL 1. Khanza Co memiliki total asset sebesar Rp. 6.000.000,- Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) Rp. 1.200.000,- pada tahun 2014 dan tarif pajak 40% dan rasio leverage dan tingkat bunga seperti tabel berikut, hitunglah return on equity (ROE) (laba setelah pajak/modal sendiri) untuk setiap tingkat hutang. Leverage Tingkat Bunga (Utang/Total Asset) Hutang 0% 10% 8% 20% 8% 30% 10% 40% 10% 50% 14% 60% 14% 70% 16% Jawaban: TA = Rp. 6.000.000 T = 40% EBIT = Rp. 1.200.000 B = Jumlah hutang Rb = Tingkat bunga utang S = Jumlah modal sendiri (equity) RS = Return on equity = [EBIT - Rb (B)] (1–T)/S B/TA (1) B (2) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Rp. 600.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.800.000 Rp. 2.400.000 Rp. 3.000.000 Rp. 3.600.000 Rp. 4.200.000 2. Rb (3) 8% 8% 10% 10% 14% 14% 16% EBIT - Rb (B) (4) Rp. 1.200.000 Rp. 1.152.000 Rp. 1.104.000 Rp. 1.020.000 Rp. 960.000 Rp. 780.000 Rp. 696.000 Rp. 528.000 (K1 4)(1-T) (5) Rp. 720.000 Rp. 691.200 Rp. 662.400 Rp. 612.000 Rp. 576.000 Rp. 468.000 Rp. 417.600 Rp. 316.800 S (6) RS (7) Rp. 6.000.000 Rp. 5.400.000 Rp. 4.800.000 Rp. 4.200.000 Rp. 3.600.000 Rp. 3.000.000 Rp. 2.400.000 Rp. 1.800.000 12,00% 12,80% 13,80% 14,57% 16,00% 15,60% 17,40% 17,60% Kesya and Co adalah sebuah perusahaan elektronik yang salah satu produknya berupa mesin photo copy paling canggih saat ini. Pada tahun 2013 Everest and Co menjual 100.000 mesin photo copy dengan harga Rp. 75.000. Laporan rugi laba pada tahun 1988 tersebut adalah : (dalam Rp.000.000). Penjualan Rp. 7.500.000,Biaya variabel Rp. 3.125.000,Biaya tetap Rp. 2.250.000,Rp. 5.375.000,- Laba sebelum bunga dan pajak Biaya bunga Laba sebelum pajak (EBT) Tarif pajak 40% Net income (laba setelah pajak) Laba per lembar saham (100.000 lembar) Rp. 2.125.000,Rp. 325.000,Rp. 1.800.000,Rp. 720.000,Rp. 1.080.000,Rp. 10,80,- Hitunglah degree of operating leverage, degree of financial leverage, dan degree of combined leverage. Jawaban: Pertama buatlah laporan rugi laba pro forma apabila tingkat penjualan meningkat 10% menjadi 110.000 unit. Penjualan Rp. 8.250.000,Biaya variabel Rp. 3.437.500,-*) Biaya tetap Rp. 2.250.000,Rp. 5.687.500,Laba sebelum bunga dan pajak Rp. 2.562.500,Biaya bunga Rp. 325.000,Laba sebelum pajak (EBT) Rp. 2.237.500,Tarif pajak 40% Rp. 895.000,Net income (laba setelah pajak) Rp. 1.342.500,Laba per lembar saham (100.000 lembar) Rp. 13,425,Ket : *)Biaya variabel per unit = Rp. 31.250,- Degree of Operating Leverage π·ππΏ = %ππππ’ππβππ πΈπ΅πΌπ %ππππ’ππβππ πππππ’ππππ π π. 2.562.500 − π π. 2.125.000 π π. 2.125.000 π·ππΏ = 10% π·ππΏ = 0,206 π₯ 100 10 π·ππΏ = 2,06 Degree of Financial Leverage π·πΉπΏ = %ππππ’ππβππ πππ‘ πΌπππππ %ππππ’ππβππ πΈπ΅πΌπ π π. 1.342.500 − π π. 1.080.000 π π. 1.080.000 π·πΉπΏ = π π. 2.562.500 − π π. 2.125.000 π π. 2.125.000 π·πΉπΏ = 24,31% 20,60% π·πΉπΏ = 1,18 Degree of Combined Leverage π·πΆπΏ = %ππππ’ππβππ πππ‘ πΌπππππ %ππππ’ππβππ πππππ’ππππ π·πΆπΏ = 24,31% 10% π·πΆπΏ = 2,43 atau π·πΆπΏ = π·ππΏ π₯ π·πΉπΏ π·πΆπΏ = 2,06 π₯ 1,18 π·πΆπΏ = 2,43 3. Berdasarkan tabel di bawah ini hitunglah DOL dan % perubahan EBIT karena perubahan unit penjualan untuk masing-masing perusahaan ! Nama Perusahaan Sales (unit) Sales (Rp) Total Cost (Rp) EBIT (Rp) Keterangan (Rp) A 80.000 100.000 16.000.000 20.000.000 13.600.000 16.000.000 2.400.000 4.000.000 P = 200/U FC = 4.000.000 VC = 120/U B 80.000 100.000 16.000.000 20.000.000 14.000.000 17.000.000 2.000.000 3.000.000 P = 200/U FC = 2.000.000 VC = 150/U C 80.000 100.000 16.000.000 20.000.000 14.000.000 16.000.000 2.000.000 4.000.000 P = 200/U FC = 6.000.000 VC = 100/U Jawaban : Dari tabel diatas dapat dihitung DOL untuk masing-masing perusahaan pada level 80.000 unit sebagai berikut : DOL Perusahaan A = Rp. 16.000.000 − Rp. 9.600.000 = 2,67 Rp. 16.000.000 − Rp. 19.600.000 − Rp. 4.000.000 DOL Perusahaan B = Rp. 16.000.000 − Rp. 12.000.000 =2 Rp. 16.000.000 − Rp. 12.000.000 − Rp. 2.000.000 DOL Perusahaan C = Rp. 16.000.000 − Rp. 8.000.000 =4 Rp. 16.000.000 − Rp. 8.000.000 − Rp. 6.000.000 % perubahan dalam out put sebesar 25% yaitu dari 80.000 unit menjadi 100.000 unit (% perubahan dalam EBIT) dapat dihitung sebagai berikut : Rp. 4.000.000 − Rp. 2.400.000 Perusahaan A = π₯ 100% = 66,75% Rp. 2.400.000 Perusahaan B = Rp. 3.000.000 − Rp. 2.000.000 π₯ 100% = 50% Rp. 2.000.000 Perusahaan C = Rp. 4.000.000 − Rp. 2.000.000 π₯ 100% = 100% Rp. 2.000.000 Kesimpulan : semakin tinggi DOL semakin besar yang diberikan oleh perubahan out put terhadap profit. 4. PT. ABC mempunyai hutang Rp. 2.000.000 dengan bunga 8%, produk yang dijual 8.000 unit harga per unit Rp. 500, VC = Rp. 250, FC = Rp. 1.000.000, Pajak 50%, saham beredar 10.000 lembar. Ditanya : a. Hitung besarnya DOL dan DFL nya ! b. Bila unit yang diproduksi dan dijual naik 10%, maka berapa besarnya EPS ? Jawaban : a. DOL dan DFL DOL dan DFL pada x unit = DOL dan DFL = b. X(P − V) X(P − V) π₯ X(P − V) − F X(P − V) − F − C 8.000(Rp. 500 − Rp. 250) = 2,38 8.000(Rp. 500 − Rp. 250) − Rp. 1.000.000 − Rp. 160.000 EPS pada kedua tingkat penjualan (dalam rupiah) Keterangan Penjualan Rp. 500/unit VC Rp. 250/unit 8.000 unit 4.000.000 2.000.000 8.800 unit 4.400.000 2.200.000 5. Penjualan dikurangi VC Biaya Tetap 2.000.000 1.000.000 2.200.000 1.000.000 EBIT Bunga 8% x Rp. 2.000.000 1.000.000 160.000 1.200.000 160.000 Laba sebelum pajak Pajak 50% 840.000 420.000 1.040.000 520.000 Laba setelah pajak 420.000 520.000 Jumlah lembar saham EPS 10.000 42 10.000 52 Penjualan yang diharapkan oleh PT. Syalia adalah 15.000 unit, dengan harga jual sebesar Rp. 200 per unit. Biaya variabel Rp. 100 per unit, dan biaya tetap Rp. 1.000.000. Perusahaan memperoleh laba operasi sebesar Rp. 500.000, perusahaan menggunakan hutang yang menyebabkan perusahaan harus membayar bunga sebesar Rp. 100.000. Jumlah lembar saham yang dimiliki adalah sebanyak 1000 lembar dan pajak 30%. Pertanyaan: a. DFL PT. Syalia ? b. Dengan meningkatnya penjualan sebesar 20%, mengakibatkan laba operasi (EBIT) naik 60% , berapakah peningkatan EPS dan buktikan ! Jawaban : a. Degree of Financial Leverage ( DFL ) DFL = b. 15.000(Rp. 200 − Rp. 100) − Rp. 1.000.000 = 1,25 15.000(Rp. 200 − Rp. 100) − Rp. 1.000.000 − Rp. 100.000 Peningkatan EPS = (60%) (1,25) = 75% Keterangan Penjualan Biaya variabel Laba kotor Biaya tetap Laba Usaha(EBIT) Bunga EBT Pajak EAT Jumlah lembar Saham EPS Sebelum kenaikan penjualan 20% Setelah kenaikan penjualan 20% Rp. 3.000.000,Rp. 1.500.000,Rp. 1.500.000,Rp. 1.000.000,Rp. 500.000,Rp. 100.000,Rp. 400.000,Rp. 120.000,Rp. 280.000,1.000 lembar Rp. 280,- Rp. 3.600.000,Rp. 1.800.000,Rp. 1.800.000,Rp. 1.000.000,Rp. 800.000,Rp. 100.000,Rp. 700.000,Rp. 210.000,Rp. 490.000,1.000 lembar Rp. 490,- 6. Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. Sakari adalah televisi yang memiliki harga jual Rp. 1.000.000 per unit, biaya variabel sebesar Rp. 600.000 per unit dan total biaya tetap adalah Rp. 60.000.000. Hitunglah : a. EBIT jika unit yang terjual adalah 200 unit, 300 unit, dan 400 unit. b. DOL untuk ketiga unit penjualan tersebut. c. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari DOL jika penjualan meningkat. Jawaban : P = Rp. 1.000.000/unit VC = Rp. 600.000/unit FC = Rp. 60.000.000 a. EBIT πΏπππ = πππππ’ππππ (πππππ ) − (π΅πππ¦π πππ‘ππ + π΅πππ¦π ππππππππ) πΏπππ = π π₯ π − [πΉπΆ + ( ππΆ π₯ π)] EBIT 200 unit πΏπππ = π π₯ π − [πΉπΆ + ( ππΆ π₯ π)] πΏπππ = π π. 1.000.000 π₯ 200 π’πππ‘ – [π π. 60.000.000 + ( π π. 600.000 π₯ 200 π’πππ‘)] πΏπππ = π π. 200.000.000 – [π π. 60.000.000 + π π. 120.000.000] πΏπππ = π π. 200.000.000 – π π. 180.000.000 πΏπππ = π π. 20.000.000 EBIT 300 unit πΏπππ = π π₯ π − [πΉπΆ + ( ππΆ π₯ π)] πΏπππ = π π. 1.000.000 π₯ 300 π’πππ‘ – [π π. 60.000.000 + ( π π. 600.000 π₯ 300 π’πππ‘)] πΏπππ = π π. 300.000.000 – [π π. 60.000.000 + π π. 180.000.000] πΏπππ = π π. 300.000.000 – π π. 240.000.000 πΏπππ = π π. 60.000.000 EBIT 400 unit πΏπππ = π π₯ π − [πΉπΆ + ( ππΆ π₯ π)] πΏπππ = π π. 1.000.000 π₯ 400 π’πππ‘ – [π π. 60.000.000 + ( π π. 600.000 π₯ 400 π’πππ‘)] πΏπππ = π π. 400.000.000 – [π π. 60.000.000 + π π. 240.000.000] πΏπππ = π π. 400.000.000 – π π. 300.000.000 πΏπππ = π π. 100.000.000 b. Degree of Operating Leverage (DOL) π·ππΏ = 1 + DOL 200 unit π΅πππ¦π πππ‘ππ π·ππΏ = 1 + πΏπππ π π. 60.000.000 π·ππΏ = 1 + π π. 20.000.000 π·ππΏ = 4 π΅πππ¦π πππ‘ππ πΏπππ DOL 300 unit π΅πππ¦π πππ‘ππ π·ππΏ = 1 + πΏπππ π π. 60.000.000 π·ππΏ = 1 + π π. 60.000.000 π·ππΏ = 2 DOL 400 unit π΅πππ¦π πππ‘ππ π·ππΏ = 1 + πΏπππ π π. 60.000.000 π·ππΏ = 1 + π π. 100.000.000 π·ππΏ = 1,6 c. Degree of operating leverage (DOL) mengukur sensitivitas perubahan EBIT sebagai akibat dari perubahan penjualan. Semakin besar DOL menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan yang kecil saja pada penjualan akan mengakibatkan perubahan yang besar pada EBIT perusahaan. Hal ini menunjukkan perusahaan tersebut memiliki risiko bisnis yang besar. DOL merupakan suatu ukuran struktur biaya perusahaan dan pada umumnya ditentukan oleh hubungan antara biaya tetap dan biaya total. Perusahaan dengan biaya tetap yang relatif tinggi dari biaya totalnya memiliki tingkat operating leverage yang tinggi. Pada tingkat DOL yang tinggi, EBIT atau operating income akan lebih sensitif terhadap perubahan penjualan. Tingginya sensitifitas operating income terhadap penjualan akan mengarah pada beta yang lebih tinggi. Jadi perusahaan dengan DOL yang tinggi cenderung memiliki beta yang tinggi. BIAYA MODAL 1. PT. A mempertimbangkan untuk melakukan investasi di bidang perumahan. Manajer keuangan telah melakukan penelitian terhadap perusahaan sejenis selama beberapa tahun. Hasilnya diperoleh indeks beta sebesar 1,4. Rata-rata tingkat return yang diperoleh dari investor saham di pasar modal 20% dan tigkat return bebas risiko 13%. Investor tersebut dibiayai dengan utang 50% dan modal 50%. Tingkat bunga utang 18% dan tingkat pajak 30%. Berapa biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) ? Jawaban : Ke = Rf + (Rm-Rf)â Ke = 0,13 + (0,2-0,13)1,4 = 22,8% Ki = Kd (1-t) Ki = 18% (1-30%) 12,6% WACC = B/(B+S)xKi + S/(B+S)xKe WACC = 50%(12,6%) + 50%(22,8%) WACC = 17,7% 2. PT B memiliki dua sumber dana yaitu obligasi dan modal saham. Nilai nominal obligasinya adalah sebesar Rp. 20.000.000 dengan tingkat bunga 14% dan saham Rp. 30.000.000. Perusahaan B merencanakan untuk membagikan dividen sebesar Rp. 1.000.000 tahun ini dengan tingkat pertumbuhan kontinyu 11% dan tingkat pajak sebesar 40%. Hitunglah : a. Biaya utang b. Biaya modal sendiri c. Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) Jawaban : a. Ki = Kd (1-t) Ki = 0,14 (1-0,4) = 8,4% b. Ke = D1/P0 + g Ke = Rp. 1.000.000/Rp. 30.000.000 + 11% = 14,33% c. WACC = B/(B+S)xKi + S/(B+S)xKe WACC = (Rp. 20.000.000/Rp. 50.000.000)8,4% + (Rp. 30.000.000/Rp. 50.000.000)14,33% WACC = 11,95% 3. PT SZF mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal per lembar $1.000, coupon rate 8% umur 20 tahun. Penerimaan bersih dari penjualan obligasi adalah $940. Tingkat pajak 30%. Hitunglah besarnya biaya modal atas obligasi tersebut ! Jawaban : ππ = ($1.000 − $940) 20 = 8,56% ($1.000 + $940) 20 80 + kd = 8,56% (1-0,3) = 5,992% 4. Saham preferen PT Fajar bernilai nominal $100 per lembar dengan dividen 7%. Biaya penjualan saham 1% atau $1 per lembar. Saham dijual dengan harga $98 per lembar. Hitunglah biaya modal saham preferen tersebut ! Jawaban : ππ = 5. 3% π₯ 100 = 7,22% 98 − 1 PT Bersama Fajar dalam membiayai investasinya menggunakan kombinasi beberapa sumber dana sekaligus, yaitu : Sumber Obligasi Saham Preferen Saham Biasa Total Dana Rp. 40.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. 90.000.000 Cost of Capital 14,7% *) 18% 16% *setelah penyesuaian pajak Hitunglah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital)-nya! Jawaban : Sumber Obligasi Saham Preferen Saham Biasa Total Total Dana Rp. 40.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. 90.000.000 Rp. 160.000.000 Komposisi 25% 18,75% 56,25% 100% Cost of Capital 14,7% *) 18% 16% Rata-Rata 3,675% 3,375% 9,000% 16,05% Jadi biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) adalah 16,05%. Angka ini merupakan tolok ukur perusahaan dalam mengambil suatu keputusan investasi, diterima atau ditolak. 6. Perusahaan Apple Red memiliki struktur modal sebagai berikut : Hutang jangka panjang Rp. 4.000.000 Saham preferen Rp. 6.000.000 Saham biasa Rp. 10.000.000 Jumlah Rp. 20.000.000 Biaya masing-masing komponen : Hutang jangka panjang 18% (sebelum pajak) Saham preferen 10% Saham biasa 9% Jika pajak 50% hitunglah : a. Weighted average cost of capital (WACC). b. Tambahan dana maksimum yang dapat ditarik perusahaan agar tidak merubah besarnya WACC, jika perusahaan memperoleh laba Rp. 3.000.000 dan dibayarkan sebagai cash dividend Rp. 900.000. c. Komposisi tambahan dana. Jawaban : a. Weighted average cost of capital (WACC) Keterangan Total Dana Komposisi Hutang Jangka Panjang Rp. 4.000.000 Saham Preferen Rp. 6.000.000 Saham Biasa Rp. 10.000.000 Total Rp. 20.000.000 Weighted average cost of capital (WACC) = 9,3%. b. c. 0,2 0,3 0,5 1 Biaya 9% 10% 9% Biaya Tertimbang 1,8% 3% 4,5% 9,3% Tambahan dana maksimum Laba Rp. 3.000.000 Dividen Rp. 900.000 Laba ditahan Rp. 2.100.000 πππππβππ ππππ π¦πππ πππππ‘ πππ‘ππππ = πΏπππ πππ‘πβππ πΎπππππ ππ π π πβππ ππππ π πππππβππ ππππ π¦πππ πππππ‘ πππ‘ππππ = π π. 2.100.000 = π π. 4.200.000 0,5 Komposisi tambahan dana Hutang Jangka Panjang Saham Preferen Saham Biasa 0,2 x Rp. 4.200.000 = Rp. 840.000 0,3 x Rp. 4.200.000 = Rp. 1.260.000 0,5 x Rp. 4.200.000 = Rp. 2.100.000 Jumlah Rp. 4.200.000 RISIKO DAN RATE OF RETURN 1. PT We All Adore memiliki tiga macam peluang investasi yang sedang dipertimbangkan, yaitu : Proyek Return Disyaratkan Beta Saham I 17% 0,8 II 18% 1,5 III 10% 1,2 Rata-rata tingkat return pada pasar adalah sebesar 18% dan tingkat return bebas risiko sebesar 12%. Dengan menggunakan pendekatan CAPM, hitunglah tingkat return pada masing-masing peluang investasi dan investasi mana yang diterima ? Jawaban : Rj =Rf + (Rm-Rf).ο’ Return proyek I = 12% + (18%-12%).0,8 = 16,8% 16,8% < 17%, maka proyek I dapat diterima. Return proyek II = 12% + (18%-12%).1,5 = 21% 21% > 18%, maka proyek II ditolak. Return proyek III = 12% + (18%-12%).1,2 = 19,2% 19,2% > 10%, maka proyek III ditolak. 2. Perusahaan Chiara mempertimbangkan usulan proyek yang melengkapi garis bisnis lainnya dan perusahaan mempunyai keahlian yang pasti karena mempunyai staf ahli mekanik dalam jumlah besar. Oleh karena usaha baru tersebut dapat dipercaya cukup berbeda dari operasi perusahaan yang sudah ada, manajemen merasa bahwa return yang disyaratkan proyek tersebut juga berbeda dari return yang disyaratkan perusahaan sekarang ini. Beta untuk industri terakhir ini rata-rata 1,28. Tingkat bunga bebas risiko adalah 12% dan return yang diharapkanpada saham biasa adalah 18%. Dalam membelanjai proyek tersebut perusahaan menggunakan utang 40% dan modal sendiri 60%. Biaya utang setelah pajak adalah 8%. a. Tentukan return yang disyaratkan untuk proyek tersebut dengan menggunakan CAPM ! b. Apakah tingkat return tersebut merupakan estimasi yang realistik bagi return yang disyaratkan proyek tersebut ? Jawaban : a. Biaya modal sendiri = 0,12 + (0,18-0,12)1,28 = 19,68% Biaya utang ditentukan 8% Return yang disyaratkan rata-rata tertimbang bagi proyek = 0,4 8%) + 0,6(19,68%) = 15% b. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa risiko tidak sistematik bukan faktor penting, yang mungkin dapat menajdi masalah. Juga diasumsikan bahwa beta yang digunakan proyek tersebut adalah sesuai. Akhirnya, estimasi laba pada saham adalah secara umum dan estimasi tingkat bunga bebas risiko harus akurat. Apabila asumsi tersebut dapat dipenuhi, maka tingkat return tersebut menjadi realistik bagi return yang disyaratkan untuk proyek tersebut. 3. Perusahaan Khanza telah mengestimasikan bahwa keseluruhan laba dari pedoman standar indeks saham akan menjadi 15% selama 10 tahun berikutnya. Perusahaan juga merasa bahwa tingkat bunga sekuritas “treasury” rata-rata 10% di atas interval tersebut. Perusahan akan ekspansi ke dalam “product line” yang baru. Perusahaan tidak berpengalaman dalam garis produk tersebut tetapi telah mampu mendapatkan informasi dari beberapa perusahaan yang membuat produk tersebut. Beta untuk perusahaan yang membuat produk tersebut adalah 1,1. Terdapat beberapa ketidakpastian tentang beta yang kenyataannya akan berlaku (dianggap perusahaan Khanza dan perusahan lainnya dibelanjai dengan modal sendiri semua). Manajemen telah membuat daftar probabilitas kemungkinan hasil sebagai berikut : Probabilitas Beta 0,2 1 0,3 1,1 0,2 0,2 0,2 1,3 0,1 1,4 a. Berapa tingkat return yang disyaratkan untuk proyek tersebut dengan menggunakan beta 1,1 ? b. Berapa kawasan dari return yang disyaratkan ? c. Berapa nilai yang diharapkan dari return yang disyaratkan ? Jawaban : Return yang disyaratkan minimum 0,10 + (0,15-0,10)(1,1) = 15,50% Return yang disyaratkan maksimum 0,10 + (0,15-0,10)(1,4) = 17,00% Return yang disyaratkan bagi beta 1,20 0,10 + (0,15-0,10)(1,2) = 16,00% Return yang disyaratkan bagi beta 1,30 0,10 + (0,15-0,10)(1,3) = 16,50% Nilai yang diharapkan dari return yang disyaratkan (0,2)(0,15)+ (0,3)(0,155) + (0,2)(0,16) + (0,2)(0,165) + (0,1)(0,17) = 15,85% 4. Diasumsikan beta saham PT Gudang Garam adalah 0,5 dan tingkat return bebas risiko (Rf) adalah 1,5%. Tingkat return pasar harapan diasumsikan sebesar 2%. Hitunglah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor untuk saham PT Gudang Garam ! Jawaban : Rs = Rf + βs (Rm – Rf) Rs = 0,015 + 0,5 (0,02 – 0,015) = 1,75% 5. Anggap tingkat return bebas risiko adalah 10 persen. Return harapan pasar adalah 18 persen. Jika saham YOY mempunyai beta 0,8, berapakah return disyaratkan berdasarkan CAPM? Jawaban : ki = 10% + 0,8 x (18%-10%) ki = 16,4% 6. Anggap tingkat return bebas risiko adalah 10 persen. Return harapan pasar adalah 18 persen. Jika saham lain yaitu saham GFG mempunyai return disyaratkan 20 persen, berapakah betanya? Jawaban : 20% = 10% + βi x (18%-10%) 10% = βi x 8% βi = 1,25 7. Suatu sekuritas x yang mempunyai Expected Return 0.27 (27% per tahun) dan nilai betanya 1.2, apakah sekuritas x ini layak di beli atau tidak? Jawaban : Rs = Rf + βs (Rm – Rf) Rf = misal SBI 1 bulan saat ini adalah 0.06 (6% per tahun) Rm = misal return IHSG yang diharapkan saat ini adalah 0.26 (26% per tahun, didapatkan dengan cara memprediksi return) βs = 1.2, Sehingga : Rs = 0.06 + 1.2 (0.26 – 0.06) Rs = 0.06 + 1.2 (0.2) Rs = 0.06 + 0.24 Rs = 0.3 (30%) Kesimpulan, dengan nilai beta 1.2, apabila return yang diperoleh hanya 27%, maka harga sekuritas terlalu mahal, karena return wajarnya adalah 30%. PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG DAN LEASING 1. Sebuah perusahaan membutuhkan mesin baru dengan harga Rp 300.000 dan mempunyai umur 10 tahun. Terdapat dua alternatif untuk pembelanjaan, yaitu leasing atau utang. Pihak lessor menghendaki seluruh nilai mesin disusut selama 10 tahun dam keuntungan sebesar 7%. Biaya leasing dibayar dimuka. Jika mesin dibeli dengan utang, mesin disusut habis dengan metode garis lurus, dan perusahaan memperoleh investment tax credit Rp 30.000 pada saat investasi. Bunga utang 10% per tahun dan pajak pendapatan perusahaan 50%. Biaya operasi baik dibelanjai dengan leasing maupun utang dianggap sama. Alternatif mana yang lebih baik ? Jawaban : Alternatif Leasing Besarnya pembayaran biaya leasing tiap tahun (X) : 9 π π. 300.000 = ∑ π‘=1 π (1 + 0,07)π‘ π π. 300.000 = π + 6,515π π π. 300.000 = 7,515π π = π π. 39.920 Dengan demikian biaya leasing tiap tahun adalah sebesar Rp. 39.920. Arus Kas Keluar Alternatif Leasing (1) (2) (3) Akhir tahun ke- Pembayaran lease Tax shield 0 1-9 10 Rp. 39.920 Rp. 39.920 0 0 Rp. 19.960 Rp. 19.960 (4) Arus kas setelah pajak (1) - (2) Rp. 39.920 Rp. 19.960 - Rp. 19.960 (5) PV arus kas keluar 5% Rp. 39.920 Rp. 141.875 - Rp. 12.255 Rp. 169.540 Keterangan : - discount rate = 5% berasal dari suku bunga pinjaman setelah pajak, yaitu 10% (1-0,50). - Tax shield Rp. 19.960 berasal dari 50% (Rp. 39.920) Present Value Cash Outflow : Tahun Present Value 0 Rp. 27.598 (1) = Rp. 27.598 1-9 Rp. 19.960 (7,108) = Rp. 141.875 10 Rp. 19.960 (0,614) = Rp. 12.255 Catatan : PVIFA (5%;9th) = 7,1078 PVIF (5%;10th) = 0,6139 Alternatif Utang Besarnya jumlah investasi : - Harga mesin Rp. 300.000 - Investment tax credit Rp. 30.000 Rp. 270.000 Jumlah angsuran pinjaman dan bunga setiap tahun (X) : 9 π π. 270.000 = ∑ π‘=0 π (1 + 0,10)π‘ π π. 270.000 = π + 6,759π π π. 270.000 = 7,759π π = π π. 39.946 Jumlah angsuran dan bunga setiap tahun adalah Rp. 39.946. Jadwal Pembayaran Utang Akhir Pemdayaran Pokok Tahun kedan Bunga 0 Rp. 39.946 1 Rp. 39.946 2 Rp. 39.946 3 Rp. 39.946 4 Rp. 39.946 5 Rp. 39.946 6 Rp. 39.946 7 Rp. 39.946 8 Rp. 39.946 9 Rp. 39.946 Pokok Pinjaman pada Akhir Tahun Rp. 230.054 Rp. 213.113 Rp. 194.478 Rp. 173.980 Rp. 151.432 Rp. 126.629 Rp. 99.346 Rp. 69.335 Rp. 36.323 0 Bunga Tiap Tahun 0 Rp. 23.005 Rp. 21.311 Rp. 19.448 Rp. 17.398 Rp. 15.143 Rp. 12.663 Rp. 9.935 Rp. 6.934 Rp. 3.632 - Sisa pinjaman pada akhir tahun = Pinjaman awal tahun – Angsuran pokok pinjaman - Angsuran pokok pinjaman = Total angsuran tiap tahun – Bunga Perhitungan Nilai Sekarang Arus Kas Keluar Alternatif Pinjaman (1) (2) (3) (4) (5) Akhir Arus kas Pembayaran Tahun Bunga Penyusutan Tax Shield setelah pajak pinjaman ke(1-4) 0 Rp. 39.946 0 0 Rp. 39.946 1 Rp. 39.946 Rp. 23.005 Rp. 30.000 Rp. 26.503 Rp. 13.443 2 Rp. 39.946 Rp. 21.311 Rp. 30.000 Rp. 25.656 Rp. 14.290 3 Rp. 39.946 Rp. 19.448 Rp. 30.000 Rp. 24.724 Rp. 15.222 4 Rp. 39.946 Rp. 17.398 Rp. 30.000 Rp. 23.699 Rp. 16.247 5 Rp. 39.946 Rp. 15.143 Rp. 30.000 Rp. 25.572 Rp. 17.374 (6) PV arus kas keluar 5% Rp. 39.946 Rp. 12.798 Rp.12.961 Rp.13.152 Rp.13.371 Rp.13.621 6 7 8 9 10 Rp. 39.946 Rp. 39.946 Rp. 39.946 Rp. 39.946 Rp. 39.946 Rp. 12.663 Rp. 9.935 Rp. 6.934 Rp. 3.632 0 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 21.332 Rp. 19.968 Rp. 18.467 Rp. 16.816 Rp. 15.000 Rp. 18.614 Rp. 19.978 Rp. 21.479 Rp. 23.130 - Rp. 15.000 Rp.13.886 Rp.14.204 Rp.14.541 Rp.14.919 - Rp. 9.210 Jadi dapat disimpulkan bahwa alternatif pembelanjaan yang lebih efisien adalah pinjaman, karena nilai present value cash outflows alternatif pinjaman sebesar Rp. 114.243 lebih kecil dibanding nilai present value cash outflows alternatif leasing sebesar Rp. 169.540. Dengan demikian, alternatif pembelanjaan yang sebaiknya dipilih adalah alternatif pinjaman. 2. Sebutkan keunggulan dan kelemahan leasing ! Jawaban : Leasing memiliki sejumlah keunggulan: a. Tidak diperlukan pengeluaran kas segera. b. Leasing memuaskan untuk memenuhi keperluan permesinan yang bersifat sementara dan memberikan fleksibilitas dalam operasi. c. Biasanya ada pilihan dari lessor untuk membeli aktiva tersebut (dengan harga obral) pada akhir masa sewa. Hal ini memberikan fleksibilitas untuk membuat keputusan membeli berdasarkan pada nilai aktiva pada tanggal berakhirnya lease. d. Penyewa biasanya memberikan pelayanan maksimal. e. Kewajiban perusahaan untuk membayar sewa (jenis lease operasi) di kemudian hari tidak perlu dilaporkan dalam neraca, bila berbentuk lease barang modal, harus dinyatakan dalam laporan keuangan. f. Leasing meniadakan kemungkinan ”membuang” mesin. Akan tetapi, kelemahan leasing adalah: a. Dalam jangka panjang, biayanya menjadi lebih tinggi dari pada membeli aset, lagi pula penyewa (lesse) tidak membangun ekuitas (nilai pabrik tidak bertambah besar). b. Biaya bunga atas lease biasanya lebih tinggi dari pada biaya bunga atas hutang. c. Bila aktiva kembali pada lessor pada akhir masa sewa, lesse harus mencari kontrak lease baru aau membeli aktiva pada harga yang lebih tinggi yang berlaku kini. d. Penyewa (lesse) bisa jadi terpaksa menggunakan aktiva yang sudah tidak lagi baru. e. Penyewa (lesse) tidak dapat memperbaiki/meningkatkan kinerja mesin/aktiva yang disewanya tanpa seizin dari lessor. 3. Untuk memenuhi tingginya kebutuhan transportasi dalam masa liburan, PT. Lorena Transport membutuhkan 1 unit bis tambahan. Bagian operasi telah menghitung bahwa satu unit bis baru bernilai Rp. 800.000.000 dapat digunakan selama 5 tahun dan pada akhir umur ekonomis terdapat nilai sisa sebesar Rp. 50.000.000. Biasanya perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan aktiva. Bagian keuangan mempertimbangkan apakah akan membeli bis atau meminjam dari pihak lessor. Jika melakukan leasing, lessor mensyaratkan tingkat bunga 12% sebagai return yang rasionable bagi lessor. Pembayaran leasing untuk aktiva tersebut akan dilakukan selama 5 tahun. Tingkat pajak yang ditetapkan pemerintah saat ini adalah 30%, dan jika perusahaan melakukan pinjaman bank untuk membeli bis maka perusahaan dikenakan biaya modal untuk hutang setelah pajak (after-tax cost of debt) = 9% (biaya hutang sebelum pajak sebesar 12,857%). Sebagai mahasiswa yang magang di perusahaan tersebut, Anda diminta untuk menghitung kemungkinan lebih menguntungkan mana bagi perusahaan, membeli bis atau menyewa dari lessor. Jawaban : Pembayaran leasing tahunan untuk alternatif leasing Pembayaran lease tahunan dihitung berdasarkan Nilai Bersih Aktiva yaitu : Nilai Bersih Aktiva = Nilai Aktiva – PV Nilai Sisa PV Nilai Residu = Rp. 50.000.000 [PVIF 12% ; 5 th] = Rp. 28.371.342,79 Nilai Bersih Aktiva = Rp. 800.000.000 – Rp. 28.371.342,79 Nilai Bersih Aktiva = Rp. 771.628.657,21 Anuitas pembayaran leasing tahunan : Nilai Aktiva Bersih = A [PVIFA 12%; 5 th] π΄= πππππ π΄ππ‘ππ£π π΅πππ πβ [PVIFA 12%; 5 th] π΄= Rp. 771.628.657,21 [PVIFA 12%; 5 th] π΄ = Rp. 214.057.298,9 Jadi setiap tahun perusahaan membayar sebesar Rp. 214.057.298,9 untuk leasing. Arus kas tahunan setelah pajak untuk alternatif leasing Tahun Biaya leasing (1) Penghematan pajak (2) = (1) x 30% Biaya leasing setelah pajak (3) = (1) – (2) PV biaya leasing (4) = PVIFA (3) 1-5 Rp. 214.057.298,90 Rp. 64.217.189,67 Rp. 149.840.109,23 Rp. 582.825.770,40 * PVIFA dihitung dengan discount factor 9%, yaitu tingkat bunga hutang setelah (untuk memberikan dasar perbandingan yang sama) Angsuran pinjaman bank per tahun untuk alternatif membeli aktiva Nilai Aktiva = A [PVIFA 9%; 5 th] π΄= πππππ π΄ππ‘ππ£π [PVIFA 9%; 5 th] π΄= Rp. 800.000.000 [PVIFA 9%; 5 th] π΄ = Rp. 205.673.965,60 Skedul amortisasi pinjaman bank untuk alternatif membeli aktiva Tahun Pinjaman awal tahun (1) Bunga (2) = (1) x 0,9 Nilai pinjaman akhir tahun (3) = (1) + (2) Angsuran per tahun (4) 1 2 Rp. 800.000.000,00 Rp. 666.326.035,00 Rp. 72.000.000,00 Rp. 59.969.343,15 Rp. 872.000.000,00 Rp. 726.295.378,20 Rp. 205.673.965,00 Rp. 205.673.965,00 3 4 5 Rp. 520.621.413,20 Rp. 361.803.375,40 Rp. 118.691.714,20 Rp. 46.855.927,19 Rp. 32.562.303,79 Rp. 16.982.254,28 Rp. 567.477.340,40 Rp. 394.365.679,20 Rp. 205.673.965,00 Rp. 205.673.965,00 Rp. 205.673.965,00 Rp. 205.673.965,00 Angsuran per tahun sebesar Rp 205,673,965.00 inilah yang kemudian dijumlahkan dengan biaya bunga dan depresiasi untuk memperhitungkan arus kas keluar per tahun jika perusahaan meminjam uang di bank guna membiayai/membeli aktiva. Berikut ini adalah perhitungan arus kas keluar tiap tahun. Perlu diingat bahwa cash outflow yang diperoleh di Present Value kan dengan diskon faktor sebesar after-tax cost of debt untuk tiap-tiap tahun (bukan anuitas karena besaran angka tiap tahun tidak sama). Arus kas keluar tiap tahun untuk membayar pinjaman untuk alternatif membeli aktiva Th Angsuran per tahun (1) Bunga (2) Depresiasi (3) Total biaya (4) = (2) + (3) Penghematan pajak (5) = (4) x 30% Cash outflow (6) = (1) - (5) Angsuran per tahun (7) = PVIF 9% (6) 1 2 3 4 5 Rp. 205.673.965,00 Rp. 205.673.965,00 Rp. 205.673.965,00 Rp. 205.673.965,00 Rp. 205.673.965,00 Rp. 72.000.000,00 Rp. 59.969.343,15 Rp. 46.855.927,19 Rp. 32.562.303,79 Rp. 16.982.254,28 Rp. 150.000.000,00 Rp. 150.000.000,00 Rp. 150.000.000,00 Rp. 150.000.000,00 Rp. 150.000.000,00 Rp. 222.000.000,00 Rp. 206.969.343,15 Rp. 196.855.927,19 Rp. 182.562.303,79 Rp. 166.982.254,28 Rp. 66.600.000,00 Rp. 62.090.802,92 Rp. 59.056.778,13 Rp. 54.768.691,11 Rp. 50.094,676,26 Rp. 139.073.965,00 Rp. 143.583.162,10 Rp. 146.617.186,90 Rp. 150.905.273,90 Rp. 155.579.288,70 Rp. 127.590.793,60 Rp. 123.099.418,80 Rp. 113.215.369,60 Rp. 106.905.100,50 Rp. 101.115.862,80 Rp. 571.926.545,30 Membandingkan cash outflow terkecil antara lease dan purchase Sebagaimana telah dihitung di atas, arus kas keluar jika perusahaan melakukan leasing adalah Rp. 582.825.770,00 sementara jika perusahaan membeli aktiva arus kas yang keluar selama 5 tahun adalah Rp. 571.926.545,30. Karena alternatif membeli aktiva lebih murah dibandingkan dengan leasing, maka Anda perlu menyarankan agar perusahaan lebih baik mengambil alternatif membeli aktiva karena lebih efisien. 4. Ever Green Production memerlukan alat produksi senilai Rp. 70.000.000. Sebuah perusahaan sewa menawarkan membiayai keperluan ini dengan cara sewa sebanyak 5x (5 tahun). Pembayaran di awal dengan tingkat keuntungan 16% per tahun. Apabila membeli aktiva tersebut, Bank bersedia memberikan pinjaman dengan bunga 18%, tentukan alternatif mana yang bisa dipilih perusahaan apabila pajak 50% ! Jawaban : Perhitungan sewa : Rp. 70.000.000 = X + ο₯ 4 t ο½1 X (1 ο« 0,16) 4 Rp. 70.000.000 = X + X PVa 0,16,4 Rp. 70.000.000 = X ( 1 + 2,798 ) π= π π. 70.000.000 3,798 π = Rp. 18.430.753,03 Angsuran bank : Rp. 70.000.000 = X t ο½1 (1 ο« 0,18) 5 ο₯ 5 Rp. 70.000.000 = X PV a 0,18,5 Rp. 70.000.000 = 3,127 X π π. 70.000.000 3,127 π = Rp. 22.385.673,17 π= Skedul PV kas keluar sewa Tahun Sewa Pajak (50%) Kas Keluar (S-P) PV kas keluar r = 9% 0 Rp. 18.430.753,03 - Rp. 18.430.753,03 Rp. 18.430.753,03 1-4 Rp. 18.430.753,03 Rp. 9.215.376,52 Rp. 9.215.376,52 Rp. 29.857.819,92 5 - Rp. 9.215.376,52 - Rp. 9.215.376,52 - Rp. 5.989.994,74 Total Rp. 42.298.578,21 Skedul pembayaran cicilan bank Tahun Angsuran 1 Rp. 22.385.673,17 Bunga (18%) Rp. 12.600.000 Angsuran pokok Rp. 9.785.673,17 Saldo Rp. 70.000.000,00 2 Rp. 22.385.673,17 Rp. 10.838.578,83 Rp. 11.547.094,34 Rp. 60.214.326,83 3 Rp. 22.385.673,17 Rp. 8.760.101,85 Rp. 13.625.571,32 Rp. 48.667.232,49 4 Rp. 22.385.673,17 Rp. 6.307.499,01 Rp. 16.078.174,16 Rp. 35.041.661.17 5 Rp. 22.385.673,17 Rp. 3.413.427,66 Rp. 18.972.245,51* Rp. 18.963.487,01* Kas Keluar Skedul PV kas keluar cicilan bank Th Pembayaran Bunga Penyusutan Perlindungan Pajak (50% PV Kas Keluar (9%) 1 Rp. 22.385.673,17 Rp. 12.600.000,00 Rp. 14.000.000,00 Rp. 13.300.000,00 Rp. 9.085.673,17 Rp. 8.331.562,3 2 Rp. 22.385.673,17 Rp. 10.838.578,83 Rp. 14.000.000,00 Rp. 12.419.249.82 Rp. 9.966.423,35 Rp. 8.391.728,46 3 Rp. 22.385.673,17 Rp. 8.760.101,85 Rp. 14.000.000,00 Rp. 11.380.050,9 Rp. 11.005.622,27 Rp. 8.496.340,39 4 Rp. 22.385.673,17 Rp. 6.307.499,01 Rp. 14.000.000,00 Rp. 10.153.749,51 Rp. 12.231.923,66 Rp. 8.660.201,95 5 Rp. 22.385.673,17 Rp. 3.413.427,66 Rp. 14.000.000,00 Rp. 8.706.713,83 Rp. 13.678.959,34 Rp. 8.891.323,57 Total Rp. 42.771.156,67 Total PV Kas Keluar Sewa adalah Rp. 42.298.578,21 dan Total PV kas keluar cicilan bank adalah Rp. 42.771.156,67 berarti PV kas keluar sewa lebih kecil dari PV kas keluar cicilan bank maka alternatif sewa diterima. 5. PT. Arthalita membutuhkan satu unit mesin produksi seharga Rp. 200.000.000 yang diperkirakan memiliki umur ekonomis 2 tahun dan tanpa nilai residu (penyusutan menggunakan metode garis lurus). Ada dua alternatif yang dipertimbangkan dalam pengadaan mesin tersebut yaitu : 1. Meminjam dana kepada Bank sebesar Rp. 200.000.000 dengan bunga per tahun 10%. Pembayaran pokok pinjaman dilakukan pada akhir tahun ke 2. 2. Menyewa mesin tersebut selama 2 tahun dari perusahaan leasing dengan membayar uang sewa sebesar Rp. 105.000.000 tahun. Pembayaran sewa dilakukan setiap akhir tahun. Pertanyaan : Jika tarif pajak perusahaan sebesar 40%, altenatif apakah yang sebaiknya dipilih ? Jawaban : Arus kas jika mesin yang dibeli dengan dana pinjaman dari Bank AGM (dalam Jutaan) : Tahun 1 Tahun 2 Cost of Owning Harga beli mesin (Rp. 200.000.000 ) Pinjaman Rp. 200.000.000 Biaya bunga (Rp. 20.000.000) Rp. 20.000.000 Tax saving dari bunga Pembayaran pokok pinjaman Tax saving dari penyusutan Arus kas Keluar bersih Rp. 8.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 28.000.000 0 Rp. 8.000.000 (Rp. 200.000.000 ) Rp. 40.000.000 (Rp. 172.000.000) Tax Saving dari bunga = 40% x ( 10% x Rp. 200.000.000) Tax Saving dari penyusutan = 40% x ( Rp. 200.000.000/2 tahun ) π π. 28.000.000 − π π. 172.000.000 + (1 + 0.06)1 (1 + 0.06)2 ππ πΆππ π‘ ππ ππ€ππππ = ππ πΆππ π‘ ππ ππ€ππππ = −π π. 163.580.000 Arus Kas jika mesin disewa ( leasing ) : Cost of Leasing Pembayaran Sewa Tax Saving dari pembayaran Sewa Arus kas Keluar bersih Tahun 1 Tahun 2 (Rp. 105.000.000) Rp. 42.000.000 (Rp. 63.000.000) (Rp. 105.000.000) Rp. 42.000.000 (Rp. 63.000.000) Tax saving dari pembayaran sewa = 40% x Rp. 105.000.000 ππ πΆππ π‘ ππ πΏπππ πππ = − π π. 63.000.000 − π π. 63.000.000 + (1 − 0.06)1 (1 − 0.06)2 ππ πΆππ π‘ ππ πΏπππ πππ = −π π. 137.567.000 PV Cost of Owning lebih besar dari PV Cost of Leasing, jadi dari perhitungan diatas sebaiknya perusahaan menyewa mesin karena terdapat efisiensi arus kas keluar. EKSPANSI : Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi 1. Perusahaan A mempunyai nilai Rp 3.000.000 dan perusahaan B mempunyai nilai Rp 300.000. Jika kedua perusahaan merger, maka terjadi penghematan biaya dengan nilai sekarang (PV) Rp 180.000. a. Hitunglah biaya merger bagi perusahaan A jika perusahaan B dibayar dengan kas sebesar Rp. 450.000 ! b. Hitunglah NPV dari merger tersebut, apakah merger layak untuk dilaksanakan ? Jawaban : PVAB = Gains + PVA + PVB PVAB = Rp. 180.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 300.000 PVAB = Rp. 3.480.000 Anggap perusahaan B dibayar dengan kas sebesar Rp. 450.000, maka biaya merger bagi perusahaan A adalah : Costs = Cash exp. – PVB Costs = Rp. 450.000 – Rp. 300.000 Costs = Rp. 150.000 Biaya bagi perusahaan A, merupakan pendapatan bagi perusahaan B. Besarnya NPV dari merger tersebut adalah: NPV = Gains – Costs NPV = PVAB - (PVA + PVB) – ( Cash exp. – PVB) Net gains to A’s stock holders = Overall gain to merger – Part of gain captured by B’s stock holders NPV = Rp. 180.000 – Rp. 150.000 NPV = Rp. 30.000 Karena NPV-nya positif, maka merger layak dilaksanakan. 2. Perusahaan A dan B merencanakan merger dengan data keuangan sebelum merger sebagai berikut : Keterangan Harga pasar saham per lembar Jumlah saham yang beredar Nilai pasar saham Perusahaan X Rp. 70 100.000 lembar Rp. 7.000.000 Perusahaan Y Rp. 30 70.000 lembar Rp. 2.100.000 Perusahaan A berkeinginan untuk membayar secara tunai saham perusahaan B dengan harga Rp. 2.400.000. a. Hitunglah biaya merger jika harga pasar saham perusahaan B hanya mencerminkan nilai suatu entitas terpisah (separate entry) ! b. Hitunglah biaya merger jika harga pasar saham B meningkat sebesar Rp. 4 per lembar! Jawaban : Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrisik, maka biaya merger adalah : Costs = (Cash exp. – PVB) + (MVB – PVB) Costs = (Rp. 2.400.000 - Rp. 2.100.000) + 0 Costs = Rp. 300.000 Jika harga pasar saham B meningkat sebesar Rp. 4 per lembar karena ada informasi merger yang menguntungkan, maka biaya merger adalah : Costs = (Cash exp. – PVB) + (MVB – PVB) Costs = (Rp. 2.400.000 - Rp. 2.100.000) + (Rp. 2.380.000 - Rp. 2.100.000) Costs = Rp. 580.000 3. Jika perusahaan A menawarkan sebanyak 35.000 lembar saham sebagai ganti dari kas Rp. 2.400.000, untuk membeli perusahaan B. Karena harga saham perusahaan A Rp. 70 sebelum merger dan saham perusahaan B mempunyai nilai pasar Rp. 2.100.000. Hitunglah biaya merger-nya ! Jawaban : Costs = (35.000 x Rp. 70) – Rp. 2.100.000 Costs = Rp. 350.000 Namun biaya tersebut belum tentu sama dengan biaya sesungguhnya, karena nilai saham perusahaan A dan B kemungkinan mengalami perubahan. 4. Perusahaan A merencanakan merger dengan perusahaan B yang masing-masing memiliki data keuangan sebelum merger sebagai berikut: Keterangan Pendapatan sekarang Saham yang beredar EPS Harga saham P/E ratio Perusahaan A Rp. 40.000.000 8.000.000 lembar Rp. 5 Rp. 50 10 Perusahaan B Rp. 12.000.000 3.000.000 lembar Rp. 4 Rp. 32 8 Perusahaan B setuju menawarkan sahamnya dengan harga Rp. 42 per lembar, dibayar dengan saham perusahan A. Hitunglah EPS perusahaan A setelah merger, apakah merger layak dilaksanakan ? Jawaban : Rasio pertukaran Rp. 42/Rp. 50 = 0,84. Jumlah saham yang beredar = {12.000.000 + 0,84 (3.000.000)} = 14.520.000 lembar saham. EPS = jumlah pendapatan sekarang / jumlah saham yang beredar Setelah merger EPS perusahaan A menjadi : Keterangan Pendapatan sekarang Jumlah saham yang berdar EPS setelah merger Perusahaan A Rp. 52.000.000 14.520.000 lembar Rp. 3,58 Karena setelah merger EPS perusahaan A lebih besar dibandingkan sebelum merger, berarti merger layak dilaksanakan. 5. PT. SMART sedang mempertimbangkan untuk melakukan merger dengan PT. FRIEND. Dalam merger tersebut setiap lembar saham PT. FRIEND akan ditukar dengan 0,60 lembar saham PT. SMART. Data keuangan perusahaan sebelum merger adalah sebagai berikut : Data Penjualan Total earnings Jumlah Lembar saham Laba per lembar saham PER Harga pasar saham PT. SMART (Rp) 120.000.000 14.000.000 2.500.000 5,60 12 kali 614,20 PT. FRIEND (Rp) 30.000.000 3.000.000 800.000 3,145 8 kali 30 a. Berapa earnings per share setelah merger ? b. Jika setelah merger, price earnings ratio (PER) turun menjadi 11 kali berapa besar manfaat yang diterima oleh pemegang saham PT. FRIEND? c. Dilihat dari pemegang saham PT. SMART apakah merger tersebut lebih baik? Bagaimana dari segi pemegang saham PT. FRIEND? Jawaban : a. Earning per share Net Income = Rp. 14.000.000 + Rp. 3.000.000 = Rp. 17.000.000 Saham yang beredar = 2.500.000 + 0,60(800.000) = 2.980.000 πΈππππππ πππ πβπππ = Rp. 17.000.000 2.980.000 πΈππππππ πππ πβπππ = π π. 5,1405 b. Harga baru jika PER turun menjadi 11 kali PER = Multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earnings perusahaan. Jika misalnya suatu PER saham sebanyak 11 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 11 kali nilai earnings-nya. PER juga memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus di bayar investor untuk memperoleh setiap Rp.1 earnings perusahaan. ππΈπ = Harga per lembar saham Earnings per lembar saham Harga per lembar saham = πΈππ π₯ ππΈπ Harga per lembar saham = π π. 5,1405 π₯ 11 Harga per lembar saham = π π. 56,5455 Jadi premium bagi mitra Merger : ππππππ’π = [πΎπππ£πππ π π πβππ (ππ ) − π] π ππππππ’π = [0,60 (π π. 56,5455) − π π. 30] π π. 30 ππππππ’π = 0,13 ππ‘ππ’ 13% c. Dari sudut pandang pemegang saham PT. SMART, merger tersebut mengakibatkan harga saham turun dari Rp. 614,20 menjadi Rp. 56,5455, sementara di lihat dari sudut pandang PT. FRIEND. Harga pasar saham Rp. 30 (sebelum merger) dengan PER turun menjadi 11 kali maka saat ini adalah Rp.56,5455 sehingga ada peningkatan sebesar Rp. 26,54 (benefit bagi PT. FRIEND). 6. Jelaskan yang dimaksud dengan merger, akuisisi, dan konsolidasi berikut dengan contohnya ! Jawaban : Merger Merger adalah penggabungan dua perusahaan yang ukurannya tidak sama dan hanya satu perusahaan yang lebih besar tetap survival, sedang perusahaan yang lebih kecil bergabung kedalam perusahaan yang besar. Berikut beberapa perusahaan yang melakukan merger adalah: a. PT. Bank CIMB Niaga (Bank Niaga dan Lippo Bank) b. Merger Bank Danamon Danamon yang merupakan contoh kasus merger kedua, didirikan pada tahun 1956 dengan nama Bank Kopra Indonesia. Nama ini kemudian berubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia pada tahun 1976 sampai sekarang. Pada tahun 1988, Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian adalah publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, pengelolaan Danamon dialihkan di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai BTO (Bank Taken Over). Di tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN, melakukan rekapitalisasi sebesar Rp32,2 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah. Sebagai bagian dari program estrukturisasi, di tahun yang sama PT Bank PDFCI, sebuah BTO yang lain, melakukan merger yang kemudian mengubah nama menjadi bagian dari Danamon. Kemudian di tahun 2000, delapan BTO lainnya (Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional) dilebur ke dalam Danamon. Sebagai bagian dari paket merger tersebut, Danamon menerima program rekapitalisasinya yang ke dua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 triliun. Sebagai surviving entity, Danamon bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Akuisisi Akuisisi adalah penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan akuisitor membeli sebagian saham perusahaan yang diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi berpindah kepada perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masingmasing tetap beroperasi sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri. Berikut beberapa perusahaan yang melakukan akuisisi: a. Akuisisi BenQ terhadap Siemens. Siemens merupakan sebuah produsen ponsel dari jerman yang didirikan pada 12 Oktober 1847 oleh Werner Von Siemens. Setelah sempat menjadi penguasa pasar Eropa, kemudian pada tahun 2005 Siemens mengalami kerugian operasional sebesar US$ 170 juta, setelah pangsa pasarnya terus mengalami penurunan. Saat ini, Siemens hanya menguasai sekitar 5% pasar ponsel dunia, sangat jauh tertinggal dari Nokia yang menguasai 30% pasar. Kerugian yang didapat tersebut kemudian memaksa Siemens menjual saham pada BenQ yang kemudian BenQ akan menggunakan merek Siemens dalam produknya selama lima tahun sebagai akibat dari perjanjian akuisisi tersebut. Perusahaan Taiwan tersebut juga akan melakukan take over terhadap 6.000 pekerja namun hanya sebagai karyawan kontrak. Kalangan analis pasar modal menilai, langkah Siemens untuk mengalihkan unit ponselnya ke BenQ melalui akuisisi yang dilakukan BenQ adalah yang terbaik daripada meningkatkan dana tunai untuk mempertahankan kestabilan bisnis. Dalam penutupan perdagangan di Bursa Efek Frankfurt kemarin, saham Siemens naik EUR 1.19 atau 1,94 persen menjadi EUR 62,40 b. Akuisis PT. Semen Gresik dan Thang Long Cement PT Semen Gresik Tbk (SMGR) melakukan akuisisi dengan perusahaan semen asal Vietnam, Thang Long Cement. c. Aqua yang diakuisisi Danone. Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi oleh Aqua Golden Mississipi di Indonesia sejak tahun 1973. Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal ayahnya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. Pasca Akuisisi DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group. d. PT. HM Sampoerna yang diakusisi oleh Philip Morris (PM) Sampoerna tetap melakukan kegiatan operasionalnya sendiri di pabriknya yang ada di Surabaya dan PM pun juga seperti itu. Tetapi Manajemen perusahaan Sampoerna dikendalikan oleh PM sebagai konsekuensi dari akuisisi yang dilakukan. PM mengganti Saham yang beredar Sampoerna dengan suatu harga dan menggantinya dengan saham PM. Konsolidasi Konsolidasi adalah perusahaan yang bergabung dengan cara mendirikan perusahaan baru. Berikut beberapa perusahaan yang melakukan konsolidasi adalah: a. Konsolidasi Perusahaan Smartfren Pada kuartal I/2010 PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) dan PT Smart Telecom (Smart) berkonsolidasi dengan mengusung Smartfren. Mobile-8 Telecom Finance BV (M-8 BV). M-8 BV didirikan pada tanggal 18 Juli 2007 awalnya beralamat di Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam, Belanda. Namun pada tanggal 1 September 2010, M-8 BV memindahkan pusat aktifitasnya ke Jalan 54 Clarendon Road, Watford WD17, 1DU, London, Britania Raya. M-8 BV sepenuhnya dimiliki oleh PT Smartfren Telecom Tbk. M-8 BV bergerak di bidang keuangan seperti mencari pendanaan, pinjam dan meminjamkan modal, memberikan jasa konsultasi, dan hal-hal bersifat industri finansial dan komersial lainnya. b. BBD (Bank Bumi Daya), Bank Bapindo, Bank Dagang Negara, Bank Exim melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan rumah tangga perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang sayang untuk dilakukan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatupadu dengan bank yang lain dengan melakukan kerjasama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang. Konsolidasi keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan bank yang menjadi salah satu bank besar di Indonesia yaitu Bank Mandiri. 7. Sebutkan dampak positif dan negatif dari merger ! Jawaban : Dampak positifnya antara lain: 1. Dimungkinkannya pertukaran cadangan cash flow secara internal antar perusahaan yang melakukan merger, sehingga bank hasil merger dapat me-manage risiko likuiditas dengan lebih fleksibel. 2. Diperolehnya peningkatan modal perusahaan (biasanya CAR akan meningkat tetapi tidak terlalu cukup tinggi) dan adanya keunggulan dalam me-manage biaya akibat bertambahnya skala usaha. 3. Dicapainya keunggulan market power dalam persaingan, yang kemudian dapat memperbesar margin bunga pinjaman. Sedangkan pengaruh negatifnya antara lain: 1. Karena proses merger biasanya dilakukan atas dorongan untuk cepat terselesaikannya kemelut keuangan di salah satu bank peserta, maka harga penjualan sahamnya cenderung akan dinilai dibawah harga pasar yang wajar. 2. Proses merger biasanya diikuti dengan peningkatan ketidakpastian pada pihak direksi, manajer dan karyawan. 3. Proses merger perbankan nasional di Indonesia biasanya diikuti dengan pengurangan jumlah pegawai dan staf kurang profesional di perusahaan perbankan hasil merger. 4. Terjadinya benturan kepentingan, kondisi saling curiga dan bahkan konflik diantara para anggota komisaris dan direksi. Hal ini terjadi jika bank hasil merger tersebut dikuasai oleh lebih satu pemegang saham pengendali. 5. Kegiatan merger dalam dua tahun pertama cenderung diikuti dengan strategi efisiensi sehingga hal ini akan mengurangi semangat dan kreativitas dari sebagian pihak direksi dan staf profesional. 6. Benturan budaya perusahaan tidak dapat dielakkan sehingga perusahaan hasil merger akan mengalami penurunan dalam jangka pendek.