1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perusahaan kelompok atau lebih dikenal dengan sebutan konglomerasi
merupakan topik yang selalu menarik perhatian, karena pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan grup yang tidak terkendali dapat menimbulkan
monopoli terhadap suatu jaringan usaha. Disisi lain perusahaan grup itu
dianggap diperlukan untuk mempercepat proses pembangunan perekonomian
dalam suatu negara. Hubungan-hubungan yang ada diantara perusahaan
anggota grup dapat diartikan sebagai hubungan antara badan-badan hukum
yang ada didalam suatu grup tersebut; yaitu badan hukum dengan bentuk
Perseroan Terbatas. Hubungan itu dapat terjadi antara lain karena adanya
keterkaitan kepemilikan yang banyak atau sedikit. Mempunyai keterikatan
yang erat baik satu sama lain; dalam kebijakan menjalankan usaha maupun
dalam hal pengaturan keuangan dan hubungan organisasi.Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa perusahaan yang berada dibawah satu pimpinan
sentral atau pengurusan bersama dikelola dengan gaya dan pola yang sama.1
Akan tetapi bahwa perusahaan-perusahaan yang terkait didalam satu
peruahaan grup haruslah perusahaan-perusahaan yang berstatus badan hukum
seperti Perseroan Terbatas. Tidak tertutup kemungkinan bahwa anak
perusahaan yang tidak tergolong dalam badan hukum pun dapat bergabung
1
Emmy Simanjuntak, 1997, Seri Hukum Dagang; Perusahaan kelompok (group
company/concern) , Jogyakarta : Universitas Gajah Mada, hal. 5.
1
2
didalam suatu perusahaan grup, misalnya perusahaan berbentuk Firma, CV
(commanditeir
Vennootschaap
atau
perseroan),
menjadi
anak-anak
perusahaan dari satu induk perusahaan yang bersatus badan hukum”.2
Adakalanya bisnis dari suatu perusahaan sudah sedemikian besar dan
melebar sehingga perusahaan itu sendiri perlu dipecah-pecah menurut
penggolongan bisnisnya. Tetapi merupakan kebutuhan pula agar bisnis yang
telah dipecah-pecah tersebut, yang masing-masing akan menjadi Perseroan
Terbatas yang mandiri masih dalam kepemilikan yang sama dengan
pengontrolan yang masih tersentralisasi dalam batas-batas tertentu. Untuk itu,
pecahan-pecahan perusahaan tersebut bersama-sama dengan perusahaanperusahaan lain yang mungkin telah terlebih dahulu ada, dengan pemilik yang
sama atau minimal ada hubungan khusus, dimiliki dan dikomandoi oleh suatu
perusahaan yang mandiri pula. Perusahaan pemilik ini yang disebut sebagai
holding company atau perusahaan Induk.3
Apa yang dimaksud dengan holding company atau disebut juga
Perusahaan Induk dalam bahasa Indonesia, adalah suatu perusahaan yang
bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain
dan/atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain tersebut. Biasanya, suatu
perusahaan holding memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam
bidang-bidang bisnis yang sangat berbeda-beda. Setidak-tidaknya proses
pembentukan induk perusahaan dapat dilakukan dengan tiga prosedur, yaitu
2
3
Ibid, h. 7
Ibid
3
(1) prosedur residu, (2) prosedur penuh dan, (3) prosedur terprogram.4
Group Company / concern/ Perusahaan kelompok adalah gabungan
dari beberapa perusahaan yang secara yuridis berdiri sendiri tetapi dalam
bidang ekonomi merupakan satu kesatuan yang tunduk pada perusahaan
induk Concern dapat terjadi karena proses merger, consolidation, dan
acquisition (Pasal 102 s/d 109 UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT Atau dalam
UU PT yang baru UU No 40 tahun 2007 Pasal 122 s/d Pasal 134) dan joint
venture serta pendirian perusahaan baru.
Pengertian Merger di sebutkan dalam Pasal 1 ayat 9 UU No. 40 Tahun
2007:
Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan
lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari
Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada
Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status
badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena
hukum.
Pengertian konsolidasi disebutkan dalam Pasal 1 ayat 10 UU No. 40
Tahun 2007 :
Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum memperoleh
aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status
badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena
hukum.
Pengertian Akuisisi disebutkan Pasal 1 ayat 11 UU No. 40 Tahun 2007:
Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih
saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian
4
Ibid
4
atas Perseroan tersebut.
Perusahaan-perusahaan yang tergabung didalam kelompok yang akan
dibahas adalah yang berbentuk Perseroan Terbatas, sehingga masing-masing
perusahaan telah berstatus badan hukum. Gunawan Widjaja memberikan lima
kapasitas suatu Perseroan Terbatas, yaitu:
1.
Dapat di gugat dan menggugat, yang berarti memiliki suatu persona
standi in judicio tersendiri;
2. Memiliki harta kekayaan tersendiri; memiliki harta kekayaan disini
bukanlah memiliki harta kekayaan dari suatu kesatuan, suatu badan
hukum yang dapat dicatatkan atas namanya sendiri, yang menandakan
bahwa perseroan adalah suatu subjek hukum yang mandiri;
3.
Dapat memberikan kuasa;
4.
Dapat membuat perjanjian, tentunya dengan segala akibat hukumnya;
5.
Mampu membuat peraturan untuk mengatur kehidupan internalnya
sendiri.5
Namun apabila dilihat secara mendalam, maka perusahaan-perusahaan
yang berada didalam perusahaan grup itu dimiliki oleh pemilik modal yang
sama sehingga dapat dikatakan sebagai satu kesatuan kelompok kegiatan
ekonomi. Perusahaan-perusahaan yang tergabung didalamnya adalah badanbadan usaha yang masing-masing merupakan sebuah badan hukum tersendiri,
konsekuensinya perusahaan yang terkait dalam perusahaan grup mempunyai
hak dan kewaj iban hukum masing-masing.
5
Gunawan Widjaja, 2008, Resiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris & Pemilik PT,
Jakarta : Forum Sahabat, hal. 9
5
Pada prinsipnya perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam suatu
grup tidak ada kaitan satu dengan yang lain dalam hal hak dan kewajiban
yang dibuat oleh masingmasing perusahaan. Mereka tidak dapat ikut
bertanggung jawab kepada pihak ketiga dan juga tidak memperoleh hak yang
dihasilkan dari hubungan hukum yang dibuat oleh salah satu perusahaan di
dalam kelompok dengan pihak ketiga. “Bahkan mungkin pihak ketiga belum
tentu mengetahui bahwa perusahaan yang mengadakan perjanjian dengannya
adalah anggota pada suatu kelompok perusahaan”.6
Tidak dapat dipungkiri disini bahwa didalam kenyataan hal tersebut tidak
dapat dipisahkan secara murni karena perusahaan-perusahaan yang tergabung
dalam grup walaupun masing-masing berdiri sendiri ternyata dalam
melakukan setiap kegiatan ekonomi, tetap merupakan satu kesatuan sinergi
yang disusun untuk semua kelompok”7
Hubungan-hubungan
hukum
yang
tercipta
didalam
perusahaan
grup/kelompok dapat menghasilkan sebuah kondisi dimana pimpinan
kelompok yang duduk mewakili kepentingan kelompok sebagai satu
kesatuan, cenderung tidak memperhatikan kepentingan pihak ketiga yang
berhubungan dengan perusahaan masing-masing yang berada didalam grup,
sehingga tidak mudah bagi pihak ketiga membuktikan sikap atau perbuatan
pimpinan kelompok itu telah menimbulkan kerugian terhadap dirinya.
Dari sudut pandang hukum, pihak ketiga tentu tidak dapat dirugikan
begitu saja, hanya karena perusahaan-perusahaan dalam satu grup
6
R. Murj iyanto, 2002, Pengantar Hukum Dagang; Aspek-Aspek Hukum Perusahaan dan
Larangan Praktek Monopoli, yogyakarta : Liberty, hal. 69.
7
Emmy pangaribuan, op. cit. hal. 50.
6
diorganisasikan dalam sebuah kelompok. Pengertian induk perusahaan tidak
diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas no. 40 tahun 2007. R.
murjiyanto
memberikan
pengertian
induk
perusahaan
adalah
suatu
perusahaan yang sudah besar dan berkembang kemudian membentuk
beberapa perusahaan sebagai anak perusahaan, dalam hal ini perusahaan
besar itulah yang menjadi perusahaan pusat atau induk”.8
Pada perusahaan grup (kelompok) yang para anggotanya merupakan
perusahaanperusahaan yang telah berbentuk Perseroan Terbatas, masingmasing mempunyai direksi yang bertugas mengurus perseroan berdasarkan
anggaran dasarnya sendiri-sendiri. Dengan induk perusahaan melakukan
campur tangan atau intervensi pada anak perusahaan diberbagai hal termasuk
bidang finansial atau keuangan, sering menyebabkan anak perusahaan
mengalami kesulitan keuangan bahkan dapat menyebabkan pailit. Meskipun
dari sudut kegiatan ekonomi perusahaan grup tersebut merupakan satu
kesatuan, namun dari segi yuridis masing-masing perusahaan anggota grup
tersebut mempunyai karateristik tersendiri dalam pengertian bahwa masingmasing perusahaan yang bergabung dalam perusahaan grup adalah
merupakan badan-badan hukum yang berdiri sendiri. Apabila salah satu anak
perusahaan memperoleh kredit dari kreditur, maka keterikatan secara yuridis
dari induk perusahaan dapat muncul karena sebagai pemegang saham ia ikut
bertanggung jawab terhadap pelunasan pinjaman atau hutang dari kreditur
tersebut.
8
R. murjiyanto, op. cit. hal. 66.
7
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik
untuk menulis skripsi ini, yang diberi judul : “TANGGUNG JAWAB
INDUK PERUSAHAAN TERHADAP ANAK PERUSAHAAN DALAM
SUATU PERUSAHAAN KELOMPOK”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang demikian diatas maka akan dikaji dalam
tulisan ini, yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan hukum antara Induk Perusahaan dengan anak
perusahaan dalam Perusahaan Kelompok yang dibentuk melalui merger ?
2. Bagaimana tanggung jawab induk perusahaan terhadap perikatan yang
dilakukan anak perusahaan dalam perusahaan kelompok ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan hukum antara Induk
Perusahaan dengan anak perusahaan dalam Perusahaan Kelompok yang
dibentuk melalui merger
2.
Untuk mengetahui Bagaimana tanggung jawab induk perusahaan
terhadap perikatan yang dilakukan anak perusahaan dalam perusahaan
kelompok
8
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Secara teoritis, skripsi ini diharapkan dapat memberi masukan bagi ilmu
pengetahuan, khususnya mengenai tanggung jawab induk Perusahaan
terhadap anak perusahaan dalam suatu Perusahaan kelompok di Indonesia.
Secara praktis, Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan
bagi pembaca juga sebagai bahan untuk kajian bagi para akademisi dalam
menambah wawasan pengetahuan terutama di bidang tanggung jawab induk
Perusahaan terhadap anak perusahaan dalam suatu Perusahaan Kelompok.
E. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka Penulis menggunakan
metode penulisan antara lain:
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian hukum normatif
atau disebut juga dengan metode kepustakaan. Penelitian hukum normatif
adalah penelitian dengan hanya mengolah dan menggunakan data-data
sekunder yang berkaitan dengan masalah “Tanggung jawab induk
perusahaan terhadap anak perusahaan dalam suatu Perusahaan kelompok”
2. Sumber Data
Materi dari skripsi ini diambil dari data sekunder. Adapun datadata sekunder yang dimaksud adalah:
9
a. Bahan Hukum Primer
Yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak
yang berwenang.
b. Bahan Hukum Sekunder
Yaitu semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian
tentang “Tanggung jawab induk perusahaan terhadap anak perusahaan
dalam suatu Perusahaan kelompok”, seperti: jurnal hukum, korankoran, karya tulis ilmiah.
c.
Bahan Hukum Tertier
Yaitu semua dokumen yang berkaitan dengan konsep-konsep dan
keteranganketerangan yang mendukung bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder seperti kamus.
3. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelusuran dan dianalisis secara perspektif
dengan menggunakan metode deduktif. Analisis deduktif dilaksanakan
dengan mengemukakan hal yang umum kemudian disusun dengan uraian
yang khusus.
F. Sistematika Penulisan
Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasan harus
diuraikan secara sistematis. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka
diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab
per bab yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan
10
skripsi ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan pendahuluan yang merupakan pengantar yang di dalamnya
terurai mengenai latar belakang penelitian skripsi, perumusan
masalah kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, yang kemudian diakhiri oleh sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan bab yang membahas tentang peranan dan kedudukan
hukum induk perusahaan, yaitu antara lain akan mengulas secara
singkat tentang : proses hukum pembentukan perusahaan induk,
keuntungan dan kerugian dari perusahaan induk, dan klasifikasi
perusahaan induk
BAB III : PEMBAHASAN
Merupakan bab yang membahas mengenai bagaimana hubungan
hukum antara Induk Perusahaan dengan anak perusahaan dalam
Perusahaan Kelompok serta mengenai bagaimana tanggung jawab
Anak perusahaan terhadap perikatan yang dilakukannya serta
pengaruhnya
terhadap
perusahaan
induk
dalam
perusahaan
kelompok bagaimana tanggung jawab induk perusahaan terhadap
perikatan yang dilakukan anak perusahaan dalam perusahaan
kelompok.
11
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir, yaitu sebagai bab kesimpulan dan
saran yang berisikan kesimpulan dan saran dari penulis mengenai
permasalahan yang telah dibahas.
Download