JURNAL EKONIS, Vol. 5, No. 1, Pebruari 2008 ISSN 1693-8852 PENERAPAN UNSUR-UNSUR MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI KANTOR PEMADAM KEBAKARAN KOTA BANDA ACEH T. Zulkarnain dan Rusydi* ABSTRACT The factors of health nd safety work management of Kantor Pemadam Kebakaran in Kota Banda Acch, those factors are; Man, equipment, and method. The research indicates that the factors of man is relatively unsatisfied in fact only 26,9 percent (14 respondences) believe there performance is good. Most of the respondences or 73,1 percent (38 respondences) agree the performance of Kantor Pemadam Kebakaran is unsatisfied. Moreover, the equipment factor might be satisfaying according to 90,4 percent of respondences or 47 people. Only 9,6 percent didn't satisfy to the equipment. The method has been assumed good in service it indicates that 84,6 percent or 44 respondeoces believe that their method should be run by Kantor Pemadam Kebakaran only 15,4 percent (8 respondences) didn't satisfy with the method of service. Keywords : Management, Man, Equipment, Method. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad 21 telah membawa perubahan dunia secara mendasar dan menyeluruh. Perubahan struktur ekonomi, politik, serta sosial budaya akan berlangsung secara terus-menerus dengan pola berubah ubah. Adanya perubahan tersebut tidak hanya terlepas dari proses globalisasi dunia yang tidak terbatas pada terbentuknya pasaran produk dan jasa yang berskala global, tetapi juga terjadi karena sistem produksi yang berwawasan global. Sejak mulai diberlakukan UU. No.l Tahun 1970 maupun peraturan pendukung dalam keselamatan kerja sampai saat ini belum dilaksanakan sepenuhnya. Hal ini terbukti pada banyaknya kecelakaan kerja yang cenderung meningkat. Kecelakaan tersebut selain disebabkan oleh kegagalan mesin/alat produksi dan juga ternyata disebabkan oleh kelalaian nianusia dan kelelahan kerja dikarenakan kesalahan faktor manusia (human error) terutama dalam penyediaan sistem preventif atas kemungkinan terjadinya kecelakaan (Depnaker.RI, 1994). Kantor pemadam kebakaran mempunyai tingkat risiko yang tinggi terhadap keselamatan dalam pekerjaannya Peraturan menteri Tenaga Kerja No.5 Tahun 1996 mewajibkan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja bagi tempat kerja yang memiliki pekerja 100 orang lebih dan atau memiliki risiko tinggi serta potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses, bahan, dan alat produksi.Pengaturan ini merupakan tugas dan tanggung jawab dalam menegaskan perlindungan terhadap hak pekerja atas keamanan kondisi kerja dimana secara substansi merupakan suatu wujud jaminan masa depan kehidupan pekerja atau kontinuitas kemampuan untuk beproduksi (Depnaker,1996). Mengingat pembudayaan sistem manajemen keselanialan kerja bukan lial yang mudah maka penulis tertarik untuk meneliti sejauli mana pemahanian dan kesadaran dari seluruh lenaga kerja di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh. (Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh bergerak dibidang pertolongan tehadap kecelakaan kebakaran dan mereka memakai sistem kerja 24 jam siap siaga. Masyarakat akan menghubungi Kantor Pemadam Kebakaran dengan layanan telepon dengan nomor 113 dan 41830, kemudian pihak petugas akan menghubungi kembali penelpon untuk tindak ianjutnya. TINJAUAN PUSTAKA Unsur-unsur Manajemen Unsur adalah kumpulan elemen-elemen sebagai masukan untuk melakukan kegiatan. Jadi dapat diambii suatu pengertian bahwa unsur merupakan bagian. Menurut Stoner dalam Kadarman (1990) manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota dan dari sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan. Sedangkan menurut Kamaruddin (1990) manajemen adalah suatu rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosio ekonomi teknis. Selanjutnya sistem manajemen adalah rangkaian proses kegiatan manajemen yang teratur dan terintegrasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Jarwanto (1990) manajemen dalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber dengan manusta dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Trisnawati (2005) mendefinisikan manejemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk untuk mewujudkn tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pe ngorganisasian, pengaralian dan pengendalian orangorang sertaserta sumber daya organisasi lainnya. Keselamatan Kerja Keselamatan kerja merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja dan resiko kecelakaan yang berkembang secara pesat sejak revolusi iadustri.Daiam sejarahnya tingkat keselamatan kerja mengalami perubahan kearah yang lebih baik seiring dengan adanya perhatian dari pihak pemerintah maupun sector swasta. Kewajiban perusahaan dalam menyediakan alatalat perlengkapan kerja dan dan alat pelndung diri serta kewajiban karyawan dalam prisip kehatihatian serta memelihara alat perlengkapan keselamatan kerja merupakan suatu keharusan. Secara etimologis keselamatan kerja merupakan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan pihak terkait didalamnya selalu dalam keadaan selamat. Unsur-unsur manajemen keselamatan kerja Unsur manajemen adalah bagian manajemen yang terdiri dari manusia dan sumbersumber tenaga manusia serta material lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Rumondang,1996). Unsur manajemen yang merupakan bagian dari ilmu manajemen yang terdiri dari berbagai sumbr didalam melangsungkan berbagai kegiatan dengan tujuan hendak dicapai. Untuk mendapatkan hasil yang dilnginkan maka unsure-unsur manajemen haruslah memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan agar sesuai dengan fungsi manajemen yang ada. Secara garis besar ada tiga unsur-unsur keselamatan kerja yang ditetapkan atau menurut Depnaker(1996)yaitu : 1. Unsur manusia , 2. Unsur peralatan 3. Unsur metoda. Unsur manusia Manusia merupakan unsure produksi yang digunakan secara aman dan efisien, kelelahan kerja merupakan hal lazim dialami oleh manusia selaku makhluk hidup.Dalam hal ini diperlukan penanganan dari tingkat kesehatan dalam mencegah timbulnya masalah dalam produktivitas dalam pekerjaan.Manusia atau tenaga kerja haras mempunyai pengetahuan dan keteratnpilan yang cukup didalam melaksanakan pekerjaan serta jumlah tenaga kerja yang menangani pekerjaan harus tepat (Rumondang,1995). Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusia harus bermula pada hari pertama ketika semua karyawan mulai bekerja. Setiap karyawan harus diberitahu secara tertulis uraian mengenai jabatannya yang mencakup fungsi, hubungan kerja,wewenang, tugas dan tanggung jawab serta syarat-syarat kerjanya (Rumondang,1995). Segi aspek manusia, gejala penyebab kecelakaan biasanya disebabkan kurang trampil, kurang bergairah, terganggu emosinya. Hal-hal yang bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja: 1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang diberikan. 2. Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja haras dilaksanakan semaksimal mungkin. 3. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan kepada atasan. 4. Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan atas perbutan yang dapat menimbulkan bahaya. 5. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja harus dipakai atau digunakan. Manusia adalah tenaga kerja merupakan "alat produksi" yang sangat tidak efisien ditinjau dari aspek tenaga, keluaran, ketahanan fisik dan mental. Seorang tenaga kerja tidak mampu dibebani lebih dari 30% dari tenaga maksimumnya selama S(delapan) jam sehari. Beban yang berlebihan atau lingkungan kerja yang kurang nyaman bagi manusia normal harus diimbangi dengan pengurangan jam kerja dan istirahat lebih lama untuk mengembalikan tenaganya, Petugas pemadam kebakaran harus memiliki sumber daya manusia yang memadai dan mengetahui tugas dan fungsi nya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia petugas pemadam kebakaran, antara lain: a. Fisik dan kesehatan. Dari semua profesi yang ada, pemadam kebakaran merupakan pekerja yang menuntut keterlibatan fisik dan bahaya. Petugas pemadam kebakaran harus seltu dalam kondisi fisik yang baik untuk mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Petugas pemedam kebakaran memerlukan fisik yang kuat dalam melakukan tugas-tugasnya seperti menolong korban.membawa tangga, memanggul selang, membawa alat-alat berat untuk memasuki bangunan dengan cara mendobrak. Petugas pemadam kebakaran yang memiliki fisik yang prima akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan tingkat konsentrasi yang tinggi pula. Kesehatan dan kebugaran fisik petugas harus diprogramkan dan kantor pemadam kebakaran harus mengalokasikan dana untuk membiayai kebugaran fisik petugas. b. Pelatihan Petugas pemadam kebakaran harus meiatih aktivitasnya dengan memakai perlengkapannya dengan memakai perlengkapan pelindung seberat 18 Kg atau lebih. Aktivitas ini menimbulakan khususnya jantung karena sering dilkukan dalam ruangan dengan atmosfer yang berlawanan, panas, dingin, atau lembab yang mengandung asap mematikan. c. Pengetahuan Petugas kebakaran harus mempunyai pengetahuan tentang cara-cara penceghan penanggulangan bahaya kebakaran khususnya tentang ; pengetahuan tentang api, bahan yang mudah terbakar, sumber panas yang dapat menimbulkan kebakaran,oksigen, klasifikasikebakaran,penyebab kebakaran, cuaca dan mental. Petugas kebakaran dapat saja mengalami cidera bahkan tewas apabila mereka tidak benar-benar memahami potensi bahaya yangtimbul. d. kedisiplinan Petugas pemadam kebakaran dituntut kedisiplinan yang tinggi baik dalam penggunaan alat pelindung diri juga dalam latilian dan kesiapan dalam beroperasi. e. Ketrampilan Seorang petugas pemadam kebakaran harus memiliki ketrampilan, khususnya dalam bidang pekerjaannya. Hal ini dinilai penting untuk tindakan baik pada saat inemadamkan api atau dalam memberikan peitolongan pada sualti kecelakaan dengan memperhatikan tahapan dan prosedur yang benar, cepat dan tepat. Unsur Peralatan Keselamatan berawal pada perencanaan terutama dalam mendesain peralatan atau lokasi yang dapat menimbulkan atau mencegah kecelakaan kerja. Unsur peralatan merupakan salali satu factor pnting dalam perencanaan agar dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Peralatan berdasarkan kondisi harus dijadikan azas pemeliharaan semua peralatan guna mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian tersebut dan bukan menurut waktu pemakaian. Peralatan berdasarkan kondisi harus dijadikan azas pemeliharaan semua peralatan guna mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat menimbulkan bahaya. Tanpa peralatan yang teratur, keadaan mesin berubah menjadi salah satu factor bahaya yang tersebut diatas, maka peralatan yang tidak teratur adalah perbuatan yang berbahaya karena dapat menimbulkan keadaan berbahaya (Sumakmiir,1994), Peralatan yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran secara garis besar ada, yaitu: 1. Alat Pelindung Din (APD) Alat Pelindung Diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam bekerja dan fungsinya untuk mengisoiasi tubuh pekerja dari bahaya tempat bekerja. Jenis-jenis alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja antaralain: a.Alat pelindung kepala b. Alat pelindung mata c.Alat pelindung telinga d. Alat pelindung pernapasan (masker) e.Alat pelindung tangan f. Alat pelindung kaki 2. Perlengkapan Pemadam kebakaran Kantor pemadam kebakaran menyediakan berbagai perlengkapan pemadam kebakaran,yaitu: a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR), jenis-jenisnya adalah: 1.GasCO2 2.MediaBusa 3. Gas Dry Power b. Mobil Pemadam Kebakaran c. Tangga d . Menyiapkan lampu-lampu sorot e. Menyiapkan tali-tali, untuk membuat tandu-taadu darurat dan berbagai pengikat pada pelaksanaan pemadam pada suatu ketinggian. f. Air,sebagai bahan pokok dalam penyemprotan. Unsur Metoda Setiap usaha pemadam kebakaran bertujuan agar nyala api dapat dicegah dengan cepat, sehingga korban maupun kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan.Untuk mencapai tujuan tersebut usaha pemadam kebakaran memerlukan teknik dan taktik yang tepat. Usaha untuk menguasai tekhnik pemadam secara baik diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Menguasai dengan baik pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. 2. Dapat mempergunakan peralatan dan perlengkapan pemadam dengan cepat dan benar serta terlatih. 3. Sudah terlatih dengan sangat baik untuk menghadapi situasi banyak terjadinya kebakaran disuatu daerah. Petugas pemadam kebakaran juga memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya usaha pemadaman, yaitu: 1. Pengaruh angin, Untuk menentukan arah api menjalar dan pemadaman tidak dibenarkan berlawanan dengan arah angin karena terliatang oleh asap dan dapat menjadi korban jilatan api. 2. Wania asap kebakaran, deuga melihat vvania asap dapat diperkirakan jenis benda yang terbakar. Bau asap dapat juga mengenal benda yang terbakar. 3. Lokasi kebakaran, apakali dikampung yang ruinah berdekatan atau dipusat perkotaan kola. 4. Bahaya-bahaya lain mungkin terjadi, seperti korban yang terkurung bahaya api maka harus segera ditolong, atau adanya bahan yang dapat menimbulkan gas-gas beracun. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Bentuk penelitian dilakukan adalah bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran umum tetlang penerapan unsur-unsur manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap tenaga kerja pada kantor pemadam kebakaran Banda Aceh. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah selumh tenaga kerja yang ada di Kantor Pemadam Kebakaran yaitu dengan jumlah 52 orang. Dalam penelitian ini sample yang diambi! adalah seluruh tenaga kerja pada Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh. Pengumpulan Data Data Primer diperoleh dalam penelitian ini langsung dari responded dengan melakukan wawancani dan menggunakan kuesioner serta pengamatan secara langsung. Data sekunder diperoleh dari Kantor Pemadam Kebakaran Banda Aceh dan reverensi buku yang berhubungan langsung dengan penelitian ini. Analisa Data Data dianalisa secara deskriptif, yaitu dihitung dari hasil pengolahan sample persentase dari hasil tabulasi data dalam distribusi frekuensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kantor Pemadam Kebakaran Kota banda Aceh adalah unsur pelaksana pemerintah Kota Banda Aceh daiam bidang penanggulangan kebakaran yang bemaung dibawah kepada daerah melalui sekretaris daerah. Dalam melaksanakan tugasnya kantor ini mempunyai 60 orang pegawai. Secara umum struktur organisasi terdiri atas 5 (lima) bagian kerja formal yaitu sub bagian tata usaha, seksi pencegahan kebakaran, seksi pemadam kebakaran. seksi sarana dan laboratorium serta kelompok jabatan fungsional. Kepala sebagai pihak yang memiliki kedudukan tertinggi pada kantor pemadam kebakaran merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang mempunyai tugas membantu kepala daerahdalam penyelenggaraan pemerintah daerali dalam penanggulangan kebakaran. Sementara sub bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan dibidang tata usaha meliputi kepegawaian,administrasi dan keuangan serta perlengkapan. Seksi pencegahan kebakaran mempunyai tugas merencanakan. mengatur dan mengendalikan kegiatan penanggulangan kebakaran. Sementara sarana dan laboratorium mengadakan akomodasi peralatan pemadam kebakaran dan teknis pemeriksaan seluruh tasilitas pemadam kebakaran. Saat ini petugas pemadam kebakaran di Kantor Pemadam Kebakaran berjumlah 52 orang dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 14 orang dan sisanya 38 orang merupakan pegawai honorer. Hal ini menjadi persoalan karena masih banyak petugas pemadam kebakaran yang belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil yang hal ini dapat berakibat tidak terjaminnya masa depan mereka dan dengan tingkat penghasilan yang lebih rendah dari petugas yang berstatus pegawai. Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan Unsur Manajemen K3 di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh Tahun 2006 No Pertanyaan Ada Frek % 1 Apakah ada diterapkan Unsur Manajemen K3 43 82.6 2 Apakah Penerapan Unsur Manajemen K3 43 82.6 ada dimonitoring oleh atasan 3 Apakah Manajemen yang diterapkan sesuai dengan 43 82.6 pelaksanaan dilapangan 4 Apakah ada petunjuk Operasional K3 52 100 5 Apakah ada petunjuk teknis untk 52 100 melaksanakan pekerjaan yang berbahaya 6 Apakah di kantor pemadam kebakaran mempunyai 0 0 panit/a Pembina K3 7 Apakah ada sistem pencatatan untuk kejadian kritis 52 100 8 Apakah nomor telephon untuk darurat dipasang 52 100 dengan jelas 9 Apakah ada dilakukan analysis resiko terhadap 0 0 operasional pekerja Sumber : Data Primer 2006 (diolah) Tidak Frek % 9 17.3 9 17.3 9 17.3 0 0 0 0 52 100 0 0 0 0 52 100 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab ada diterapkan Unsur Manajemen K3 sebanyak 82,6% ( 43 orang) dan yang tidak sebanyak 17,3% (9 orang), yang menjawab ada Penerapan Unsur Manajemen K3 ada dimonitoring oleh atasan sebanyak 82,6% ( 43 orang) dan yang tidak sebanyak 17,3% (9 orang), yang menjawab ada manajemen yang diterapkan sesuai dengan pelaksanaan dilapangan sebanyak 82,6% ( 43 orang) dan yang tidak sebanyak 17,3% (9 orang), yang menjawab ada petunjuk operasional K3 sebanyak 100% (52 orang) yang menjawab tidak 0%, yang menjawab ada petunjuk operasional K3 sebanyak 100% (52 orang) dan yang menjawab tidak sebanyak 0%, yang menjawab mempunyai panitia pembina K3 sebanyak 0% dan yang menjawab tidak sebanyak 100% (52 orang), yang menjawab ada sistem pencatatan untuk kejadian kritis sebanyak 100% ( 52 orang) dan yang menjawab tidak sebanyak 0%, yang menjawab ada pemasangan nomor telephon untuk keadaan darurat sebanyak 100% (52 orang) dan yang tidak 0%, sedangkan yang menjawab ada dilakukan analisis resiko terhadap operasional pekerja sebanyak 0% dan yang menjawab tidak 100% (52 orang). Tabel. 2 Distribusi Unsur-Unsur Manajemen Pada Kantor Pcmadam Kebakaran Kota Banda Aceh UNSUR-UNSUR MANAJEMEN MANUSIA PERALATAN METODA No Respond Respon Respond % % % en den en 1 Baik 14 26.9 47 90.4 44 84.6 2 Kurang 38 73.1 5 9.6 8 15.4 TOTAL 52 100 52 100 52 100 Sutnber : Data Primer 2006 (diolah) KETERAN GAN Dari label diatas,dapat dijelaskan bahwa unsure-unsur manajemen yang diteliti memiliki beragam tanggapan afau tingkat penilaian dari responden. Untuk unsure manusia dapat dijelaskan bahwa dari beberapa pertanyaan seputar ketrampilan, pelatihan yang pernah diikuti maupun tingkat kesesuaian antara penghasilan dengan beban kerja, maka yang menjawab baik atau puas sebesar 26,9 persen (14 orang) sedangkan yang menjawab kurang atau kurang memuaskan atas kondisi sekarang sebesar 73,1 persen (38 orang). Untuk unsur peralatan, pada kantor pemedam kebakaran sudah memiliki peralatan yang cukup baik. Setelah bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004, banyak peralatan pemadam kebakaran dibanlii oleh NOO(Non Government Organitation) khususnya dari Perancis. selain memberikan peralatan mereka juga memberikan training dan bantuan lainnya. Jadi banyak responden merasa untuk peralatan mereka sudah cukup baik atau lengkap dalam menilai jumlah kelengkapan peralatan sebesar 90,4 person (47 orang) dibandingkan dengan yang menjawab kurang baik sebesar 9,6 persen (5 orang). Unsur metoda yang merupakan teknik atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Teknik pemadam kebakaran adalah kemapuan untuk mempergunakan alat-alat dan perlengkapan pemadam kebakaran dengan sebaik-baiknya. Bersadarkan hasil penelitian banyak responden menilai metoda yang dijalankan kantor pemadam kebakaran sudah baik karena selama ini mendapatkan bantuan dari NGO yang khususnya berasal dari Peraneis. NGO Perancis ini banyak memberikan pelatihan maupun mengajarkan metoda bagaimana menghadapi situasi sulit dalam mengatasi kebakaran dan menyelamatkan korban.Mereka juga mengajari bagaimana merawat peralatan kebakaran agar jangan sampai rusak. Oleh karena itu, banyak responden yang menjawab baik atau puas dalam metoda yang dijalankan sekarang dengan persentase 84,6 persen (44 orang) sedangkan yang menjawab kurang sebesar 15,4 (8 orang). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimputan 1. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada kantor pemadam kebakaran merupakan program pemerintah untuk menjamin hak pekerja atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Kecelakaan bukan haiiya timbul karena kegagalan mesin tetapi juga akibat dari kelalaian manusia. 2. Kantor Pemadam Kebakaran menjalankan sistem kerja siap siaga 24 jam dan menjalankan tugas untuk menolong korban kecelakaan dengan membuka layanan telepon 113 dan 41830. 3. Unsur-unsur manajemen kesehatan dan keselamatan kerja ada 3 yaitu : unsure manusia, peralatan dan metoda. Dari hasil penelitian unsure manusia yang diterapkan masth kurang. Sedangkan unsure peralatan responden menyatakan puas atau baik. Untuk unsure metoda sebagian besar responden menyatakan baik atas yang diterapkan selama ini. Saran-saran 1. Kepada pimpinan kantor diharapkan agar lebih memerhatikan tenaga kerja agar dapat menghindari kecelakaan kerja. 2. kegiatan peiatihan terhadap petugas lapangan agar diperbanyak lagi agar teknik dalam pertolongan kecelakaan kebakaran dapat ditanggulangi dengan cepat. DAFTAR PUSTAKA Depnaker RI, \996.Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta. Jarwanto, 1990. Kebijaksanaan Penisahaan dan Manajemen Slrategi. Yogyakarta: BPFE. Kamaruddin, \990.Manajernen Berdasarkan Sasaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kadarman, yusuf Udaya,1993. Pengantar limit Manajemen. Jakarta' PT. Gramedia Pusaka Utama. Silalahi Rumondang. Silalahi Bemiet, 1995.A-fanajcmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:PT. Pusaka Binaman Presindo. Sumakmur, PK, 1994. Hygineperusahaan dan kesehatan Kerja. CV. Haji Mesagung.