PENERAPAN UNSUR-UNSUR MANAJEMEN KESEHATAN DAN

advertisement
JURNAL EKONIS, Vol. 5, No. 1, Pebruari 2008
ISSN 1693-8852
PENERAPAN UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI KANTOR PEMADAM KEBAKARAN KOTA BANDA ACEH
T. Zulkarnain dan Rusydi*
ABSTRACT
The factors of health nd safety work management of Kantor Pemadam Kebakaran in Kota Banda
Acch, those factors are; Man, equipment, and method.
The research indicates that the factors of man is relatively unsatisfied in fact only 26,9 percent
(14 respondences) believe there performance is good. Most of the respondences or 73,1 percent
(38 respondences) agree the performance of Kantor Pemadam Kebakaran is unsatisfied.
Moreover, the equipment factor might be satisfaying according to 90,4 percent of respondences
or 47 people. Only 9,6 percent didn't satisfy to the equipment. The method has been assumed
good in service it indicates that 84,6 percent or 44 respondeoces believe that their method should
be run by Kantor Pemadam Kebakaran only 15,4 percent (8 respondences) didn't satisfy with the
method of service.
Keywords : Management, Man, Equipment, Method.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad 21 telah membawa perubahan
dunia secara mendasar dan menyeluruh. Perubahan struktur ekonomi, politik, serta sosial budaya
akan berlangsung secara terus-menerus dengan pola berubah ubah. Adanya perubahan tersebut
tidak hanya terlepas dari proses globalisasi dunia yang tidak terbatas pada terbentuknya pasaran
produk dan jasa yang berskala global, tetapi juga terjadi karena sistem produksi yang
berwawasan global.
Sejak mulai diberlakukan UU. No.l Tahun 1970 maupun peraturan pendukung dalam
keselamatan kerja sampai saat ini belum dilaksanakan sepenuhnya. Hal ini terbukti pada
banyaknya kecelakaan kerja yang cenderung meningkat. Kecelakaan tersebut selain disebabkan
oleh kegagalan mesin/alat produksi dan juga ternyata disebabkan oleh kelalaian nianusia dan
kelelahan kerja dikarenakan kesalahan faktor manusia (human error) terutama dalam penyediaan
sistem preventif atas kemungkinan terjadinya kecelakaan (Depnaker.RI, 1994). Kantor pemadam
kebakaran mempunyai tingkat risiko yang tinggi terhadap keselamatan dalam pekerjaannya
Peraturan menteri Tenaga Kerja No.5 Tahun 1996 mewajibkan penerapan sistem
manajemen keselamatan kerja bagi tempat kerja yang memiliki pekerja 100 orang lebih dan atau
memiliki risiko tinggi serta potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses, bahan,
dan alat produksi.Pengaturan ini merupakan tugas dan tanggung jawab dalam menegaskan
perlindungan terhadap hak pekerja atas keamanan kondisi kerja dimana secara substansi
merupakan suatu wujud jaminan masa depan kehidupan pekerja atau kontinuitas kemampuan
untuk beproduksi (Depnaker,1996).
Mengingat pembudayaan sistem manajemen keselanialan kerja bukan lial yang mudah
maka penulis tertarik untuk meneliti sejauli mana pemahanian dan kesadaran dari seluruh lenaga
kerja di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh. (Kantor Pemadam Kebakaran Kota
Banda Aceh bergerak dibidang pertolongan tehadap kecelakaan kebakaran dan mereka memakai
sistem kerja 24 jam siap siaga. Masyarakat akan menghubungi Kantor Pemadam Kebakaran
dengan layanan telepon dengan nomor 113 dan 41830, kemudian pihak petugas akan
menghubungi kembali penelpon untuk tindak ianjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-unsur Manajemen
Unsur adalah kumpulan elemen-elemen sebagai masukan untuk melakukan kegiatan. Jadi
dapat diambii suatu pengertian bahwa unsur merupakan bagian. Menurut Stoner dalam
Kadarman (1990) manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan
mengawasi usaha-usaha dari anggota dan dari sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah diterapkan. Sedangkan menurut Kamaruddin (1990) manajemen
adalah suatu rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu
sistem yang bersifat sosio ekonomi teknis. Selanjutnya sistem manajemen adalah rangkaian
proses kegiatan manajemen yang teratur dan terintegrasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut Jarwanto (1990) manajemen dalah ilmu dan seni yang mengatur proses
pemanfaatan sumber dengan manusta dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Trisnawati (2005) mendefinisikan manejemen
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk untuk mewujudkn tujuan organisasi melalui
rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pe ngorganisasian, pengaralian dan pengendalian orangorang sertaserta sumber daya organisasi lainnya.
Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja dan resiko
kecelakaan yang berkembang secara pesat sejak revolusi iadustri.Daiam sejarahnya tingkat
keselamatan kerja mengalami perubahan kearah yang lebih baik seiring dengan adanya perhatian
dari pihak pemerintah maupun sector swasta. Kewajiban perusahaan dalam menyediakan alatalat perlengkapan kerja dan dan alat pelndung diri serta kewajiban karyawan dalam prisip kehatihatian serta memelihara alat perlengkapan keselamatan kerja merupakan suatu keharusan.
Secara etimologis keselamatan kerja merupakan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan pihak terkait didalamnya selalu dalam keadaan selamat.
Unsur-unsur manajemen keselamatan kerja
Unsur manajemen adalah bagian manajemen yang terdiri dari manusia dan sumbersumber tenaga manusia serta material lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Rumondang,1996).
Unsur manajemen yang merupakan bagian dari ilmu manajemen yang terdiri dari
berbagai sumbr didalam melangsungkan berbagai kegiatan dengan tujuan hendak dicapai. Untuk
mendapatkan hasil yang dilnginkan maka unsure-unsur manajemen haruslah memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan agar sesuai dengan fungsi manajemen yang ada.
Secara garis besar ada tiga unsur-unsur keselamatan kerja yang ditetapkan atau menurut
Depnaker(1996)yaitu :
1. Unsur manusia ,
2. Unsur peralatan
3. Unsur metoda.
Unsur manusia
Manusia merupakan unsure produksi yang digunakan secara aman dan efisien, kelelahan
kerja merupakan hal lazim dialami oleh manusia selaku makhluk hidup.Dalam hal ini diperlukan
penanganan dari tingkat kesehatan dalam mencegah timbulnya masalah dalam produktivitas
dalam pekerjaan.Manusia atau tenaga kerja haras mempunyai pengetahuan dan keteratnpilan
yang cukup didalam melaksanakan pekerjaan serta jumlah tenaga kerja yang menangani
pekerjaan harus tepat (Rumondang,1995).
Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusia harus bermula pada hari pertama
ketika semua karyawan mulai bekerja. Setiap karyawan harus diberitahu secara tertulis uraian
mengenai jabatannya yang mencakup fungsi, hubungan kerja,wewenang, tugas dan tanggung
jawab serta syarat-syarat kerjanya (Rumondang,1995).
Segi aspek manusia, gejala penyebab kecelakaan biasanya disebabkan kurang trampil,
kurang bergairah, terganggu emosinya. Hal-hal yang bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja:
1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang diberikan.
2. Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja haras dilaksanakan
semaksimal mungkin.
3. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan kepada
atasan.
4. Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan atas perbutan yang
dapat menimbulkan bahaya.
5. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja harus dipakai atau
digunakan.
Manusia adalah tenaga kerja merupakan "alat produksi" yang sangat tidak efisien ditinjau
dari aspek tenaga, keluaran, ketahanan fisik dan mental. Seorang tenaga kerja tidak mampu
dibebani lebih dari 30% dari tenaga maksimumnya selama S(delapan) jam sehari. Beban yang
berlebihan atau lingkungan kerja yang kurang nyaman bagi manusia normal harus diimbangi
dengan pengurangan jam kerja dan istirahat lebih lama untuk mengembalikan tenaganya,
Petugas pemadam kebakaran harus memiliki sumber daya manusia yang memadai dan
mengetahui tugas dan fungsi nya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia
petugas pemadam kebakaran, antara lain:
a. Fisik dan kesehatan.
Dari semua profesi yang ada, pemadam kebakaran merupakan pekerja yang menuntut
keterlibatan fisik dan bahaya. Petugas pemadam kebakaran harus seltu dalam kondisi fisik
yang baik untuk mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Petugas pemedam kebakaran
memerlukan fisik yang kuat dalam melakukan tugas-tugasnya seperti menolong
korban.membawa tangga, memanggul selang, membawa alat-alat berat untuk memasuki
bangunan dengan cara mendobrak. Petugas pemadam kebakaran yang memiliki fisik yang
prima akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan tingkat konsentrasi yang tinggi
pula. Kesehatan dan kebugaran fisik petugas harus diprogramkan dan kantor pemadam
kebakaran harus mengalokasikan dana untuk membiayai kebugaran fisik petugas.
b. Pelatihan
Petugas pemadam kebakaran harus meiatih aktivitasnya dengan memakai perlengkapannya
dengan memakai perlengkapan pelindung seberat 18 Kg atau lebih. Aktivitas ini
menimbulakan khususnya jantung karena sering dilkukan dalam ruangan dengan atmosfer
yang berlawanan, panas, dingin, atau lembab yang mengandung asap mematikan.
c. Pengetahuan
Petugas
kebakaran
harus
mempunyai
pengetahuan
tentang
cara-cara
penceghan
penanggulangan bahaya kebakaran khususnya tentang ; pengetahuan tentang api, bahan yang
mudah
terbakar,
sumber
panas
yang
dapat
menimbulkan
kebakaran,oksigen,
klasifikasikebakaran,penyebab kebakaran, cuaca dan mental. Petugas kebakaran dapat saja
mengalami cidera bahkan tewas apabila mereka tidak benar-benar memahami potensi bahaya
yangtimbul.
d. kedisiplinan
Petugas pemadam kebakaran dituntut kedisiplinan yang tinggi baik dalam penggunaan alat
pelindung diri juga dalam latilian dan kesiapan dalam beroperasi.
e. Ketrampilan
Seorang petugas pemadam kebakaran harus memiliki ketrampilan, khususnya dalam bidang
pekerjaannya. Hal ini dinilai penting untuk tindakan baik pada saat inemadamkan api atau
dalam memberikan peitolongan pada sualti kecelakaan dengan memperhatikan tahapan dan
prosedur yang benar, cepat dan tepat.
Unsur Peralatan
Keselamatan berawal pada perencanaan terutama dalam mendesain peralatan atau lokasi
yang dapat menimbulkan atau mencegah kecelakaan kerja. Unsur peralatan merupakan salali
satu factor pnting dalam perencanaan agar dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
Peralatan berdasarkan kondisi harus dijadikan azas pemeliharaan semua peralatan guna
mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian tersebut dan bukan menurut waktu pemakaian.
Peralatan berdasarkan kondisi harus dijadikan azas pemeliharaan semua peralatan guna
mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat menimbulkan bahaya. Tanpa
peralatan yang teratur, keadaan mesin berubah menjadi salah satu factor bahaya yang tersebut
diatas, maka peralatan yang tidak teratur
adalah perbuatan yang berbahaya karena dapat
menimbulkan keadaan berbahaya (Sumakmiir,1994),
Peralatan yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran secara garis besar ada, yaitu:
1. Alat Pelindung Din (APD)
Alat Pelindung Diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
dalam bekerja dan fungsinya untuk mengisoiasi tubuh pekerja dari bahaya tempat bekerja.
Jenis-jenis alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja antaralain:
a.Alat pelindung kepala
b. Alat pelindung mata
c.Alat pelindung telinga
d. Alat pelindung pernapasan (masker)
e.Alat pelindung tangan
f. Alat pelindung kaki
2. Perlengkapan Pemadam kebakaran
Kantor pemadam kebakaran menyediakan berbagai perlengkapan pemadam kebakaran,yaitu:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR), jenis-jenisnya adalah:
1.GasCO2
2.MediaBusa
3. Gas Dry Power
b. Mobil Pemadam Kebakaran
c. Tangga
d . Menyiapkan lampu-lampu sorot
e. Menyiapkan tali-tali, untuk membuat tandu-taadu darurat dan berbagai pengikat pada
pelaksanaan pemadam pada suatu ketinggian.
f. Air,sebagai bahan pokok dalam penyemprotan.
Unsur Metoda
Setiap usaha pemadam kebakaran bertujuan agar nyala api dapat dicegah dengan cepat,
sehingga korban maupun kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan.Untuk mencapai tujuan
tersebut usaha pemadam kebakaran memerlukan teknik dan taktik yang tepat.
Usaha untuk menguasai tekhnik pemadam secara baik diperlukan syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Menguasai dengan baik pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran.
2. Dapat mempergunakan peralatan dan perlengkapan pemadam dengan cepat dan benar serta
terlatih.
3. Sudah terlatih
dengan
sangat baik untuk menghadapi
situasi
banyak terjadinya
kebakaran disuatu daerah.
Petugas pemadam kebakaran juga memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi
berhasil tidaknya usaha pemadaman, yaitu:
1. Pengaruh angin, Untuk menentukan arah api menjalar dan pemadaman tidak dibenarkan
berlawanan dengan arah angin karena terliatang oleh asap dan dapat menjadi korban jilatan
api.
2. Wania asap kebakaran, deuga melihat vvania asap dapat diperkirakan jenis benda yang
terbakar. Bau asap dapat juga mengenal benda yang terbakar.
3. Lokasi kebakaran, apakali dikampung yang ruinah berdekatan atau dipusat perkotaan kola.
4. Bahaya-bahaya lain mungkin terjadi, seperti korban yang terkurung bahaya api maka harus
segera ditolong, atau adanya bahan yang dapat menimbulkan gas-gas beracun.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Bentuk penelitian dilakukan adalah bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran umum
tetlang penerapan unsur-unsur manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap tenaga
kerja pada kantor pemadam kebakaran Banda Aceh.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah selumh tenaga kerja yang ada di Kantor Pemadam
Kebakaran yaitu dengan jumlah 52 orang. Dalam penelitian ini sample yang diambi! adalah
seluruh tenaga kerja pada Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh.
Pengumpulan Data
Data Primer diperoleh dalam penelitian ini langsung dari responded dengan melakukan
wawancani dan menggunakan kuesioner serta pengamatan secara langsung. Data sekunder
diperoleh dari Kantor Pemadam Kebakaran Banda Aceh dan reverensi buku yang berhubungan
langsung dengan penelitian ini.
Analisa Data
Data dianalisa secara deskriptif, yaitu dihitung dari hasil pengolahan sample persentase
dari hasil tabulasi data dalam distribusi frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kantor Pemadam Kebakaran Kota banda Aceh adalah unsur pelaksana pemerintah Kota
Banda Aceh daiam bidang penanggulangan kebakaran yang bemaung dibawah kepada daerah
melalui sekretaris daerah. Dalam melaksanakan tugasnya kantor ini mempunyai 60 orang
pegawai. Secara umum struktur organisasi terdiri atas 5 (lima) bagian kerja formal yaitu sub
bagian tata usaha, seksi pencegahan kebakaran, seksi pemadam kebakaran. seksi sarana dan
laboratorium serta kelompok jabatan fungsional.
Kepala sebagai pihak yang memiliki kedudukan tertinggi pada kantor pemadam
kebakaran merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang mempunyai tugas membantu
kepala daerahdalam penyelenggaraan pemerintah daerali dalam penanggulangan kebakaran.
Sementara sub bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan, mengatur dan mengendalikan
kegiatan dibidang tata usaha meliputi kepegawaian,administrasi dan keuangan serta
perlengkapan.
Seksi pencegahan kebakaran mempunyai tugas merencanakan. mengatur dan mengendalikan
kegiatan penanggulangan kebakaran. Sementara sarana dan laboratorium mengadakan
akomodasi peralatan pemadam kebakaran dan teknis pemeriksaan seluruh tasilitas pemadam
kebakaran.
Saat ini petugas pemadam kebakaran di Kantor Pemadam Kebakaran berjumlah 52 orang
dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 14 orang dan sisanya 38 orang merupakan
pegawai honorer. Hal ini menjadi persoalan karena masih banyak petugas pemadam kebakaran
yang belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil yang hal ini dapat berakibat tidak
terjaminnya masa depan mereka dan dengan tingkat penghasilan yang lebih rendah dari petugas
yang berstatus pegawai.
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan Unsur Manajemen K3
di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Banda Aceh Tahun 2006
No
Pertanyaan
Ada
Frek %
1
Apakah ada diterapkan Unsur Manajemen K3
43
82.6
2
Apakah
Penerapan
Unsur Manajemen
K3 43
82.6
ada dimonitoring oleh atasan
3
Apakah Manajemen yang diterapkan sesuai dengan 43
82.6
pelaksanaan dilapangan
4
Apakah ada petunjuk Operasional K3
52
100
5
Apakah
ada
petunjuk
teknis
untk 52
100
melaksanakan pekerjaan yang berbahaya
6
Apakah di kantor pemadam kebakaran mempunyai 0
0
panit/a Pembina K3
7
Apakah ada sistem pencatatan untuk kejadian kritis
52
100
8
Apakah nomor telephon untuk darurat dipasang 52
100
dengan jelas
9
Apakah ada dilakukan analysis resiko terhadap 0
0
operasional pekerja
Sumber : Data Primer 2006 (diolah)
Tidak
Frek %
9
17.3
9
17.3
9
17.3
0
0
0
0
52
100
0
0
0
0
52
100
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab ada diterapkan Unsur
Manajemen K3 sebanyak 82,6% ( 43 orang) dan yang tidak sebanyak 17,3% (9 orang), yang
menjawab ada Penerapan Unsur Manajemen K3 ada dimonitoring oleh atasan sebanyak 82,6% (
43 orang) dan yang tidak sebanyak 17,3% (9 orang), yang menjawab ada manajemen yang
diterapkan sesuai dengan pelaksanaan dilapangan sebanyak 82,6% ( 43 orang) dan yang tidak
sebanyak 17,3% (9 orang), yang menjawab ada petunjuk operasional K3 sebanyak 100% (52
orang) yang menjawab tidak 0%, yang menjawab ada petunjuk operasional K3 sebanyak 100%
(52 orang) dan yang menjawab tidak sebanyak 0%, yang menjawab mempunyai panitia pembina
K3 sebanyak 0% dan yang menjawab tidak sebanyak 100% (52 orang), yang menjawab ada
sistem pencatatan untuk kejadian kritis sebanyak 100% ( 52 orang) dan yang menjawab tidak
sebanyak 0%, yang menjawab ada pemasangan nomor telephon untuk keadaan darurat sebanyak
100% (52 orang) dan yang tidak 0%, sedangkan yang menjawab ada dilakukan analisis resiko
terhadap operasional pekerja sebanyak 0% dan yang menjawab tidak 100% (52 orang).
Tabel. 2
Distribusi Unsur-Unsur Manajemen Pada Kantor Pcmadam Kebakaran Kota Banda Aceh
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
MANUSIA
PERALATAN
METODA
No
Respond
Respon
Respond
%
%
%
en
den
en
1
Baik
14
26.9
47
90.4
44
84.6
2
Kurang
38
73.1
5
9.6
8
15.4
TOTAL
52
100
52
100
52
100
Sutnber : Data Primer 2006 (diolah)
KETERAN
GAN
Dari label diatas,dapat dijelaskan bahwa unsure-unsur manajemen yang diteliti memiliki
beragam tanggapan afau tingkat penilaian dari responden. Untuk unsure manusia dapat
dijelaskan bahwa dari beberapa pertanyaan seputar ketrampilan, pelatihan yang pernah diikuti
maupun tingkat kesesuaian antara penghasilan dengan beban kerja, maka yang menjawab baik
atau puas sebesar 26,9 persen (14 orang) sedangkan yang menjawab kurang atau kurang
memuaskan atas kondisi sekarang sebesar 73,1 persen (38 orang).
Untuk unsur peralatan, pada kantor pemedam kebakaran sudah memiliki peralatan yang
cukup baik. Setelah bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember
2004, banyak peralatan pemadam kebakaran dibanlii oleh NOO(Non Government Organitation)
khususnya dari Perancis. selain memberikan peralatan mereka juga memberikan training dan
bantuan lainnya. Jadi banyak responden merasa untuk peralatan mereka sudah cukup baik atau
lengkap dalam menilai jumlah kelengkapan peralatan sebesar 90,4 person (47 orang)
dibandingkan dengan yang menjawab kurang baik sebesar 9,6 persen (5 orang).
Unsur metoda yang merupakan teknik atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Teknik pemadam kebakaran adalah kemapuan untuk mempergunakan alat-alat
dan perlengkapan pemadam kebakaran dengan sebaik-baiknya. Bersadarkan hasil penelitian
banyak responden menilai metoda yang dijalankan kantor pemadam kebakaran sudah baik
karena selama ini mendapatkan bantuan dari NGO yang khususnya berasal dari Peraneis. NGO
Perancis ini banyak memberikan pelatihan maupun mengajarkan metoda bagaimana menghadapi
situasi sulit dalam mengatasi kebakaran dan menyelamatkan korban.Mereka juga mengajari
bagaimana merawat peralatan kebakaran agar jangan sampai rusak. Oleh karena itu, banyak
responden yang menjawab baik atau puas dalam metoda yang dijalankan sekarang dengan
persentase 84,6 persen (44 orang) sedangkan yang menjawab kurang sebesar 15,4 (8 orang).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimputan
1. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada kantor pemadam kebakaran
merupakan program pemerintah untuk menjamin hak pekerja atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan. Kecelakaan bukan haiiya timbul karena kegagalan mesin tetapi juga
akibat dari kelalaian manusia.
2. Kantor Pemadam Kebakaran menjalankan sistem kerja siap siaga 24 jam dan menjalankan
tugas untuk menolong korban kecelakaan dengan membuka layanan telepon 113 dan 41830.
3. Unsur-unsur manajemen kesehatan dan keselamatan kerja ada 3 yaitu : unsure manusia,
peralatan dan metoda. Dari hasil penelitian unsure manusia yang diterapkan masth kurang.
Sedangkan unsure peralatan responden menyatakan puas atau baik. Untuk unsure metoda
sebagian besar responden menyatakan baik atas yang diterapkan selama ini.
Saran-saran
1.
Kepada pimpinan kantor diharapkan agar lebih memerhatikan tenaga kerja agar dapat
menghindari kecelakaan kerja.
2.
kegiatan peiatihan terhadap petugas lapangan agar diperbanyak lagi agar teknik dalam
pertolongan kecelakaan kebakaran dapat ditanggulangi dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Depnaker RI, \996.Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta.
Jarwanto, 1990. Kebijaksanaan Penisahaan dan Manajemen Slrategi. Yogyakarta: BPFE.
Kamaruddin, \990.Manajernen Berdasarkan Sasaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kadarman, yusuf Udaya,1993. Pengantar limit Manajemen. Jakarta' PT. Gramedia Pusaka
Utama.
Silalahi Rumondang. Silalahi Bemiet, 1995.A-fanajcmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta:PT. Pusaka Binaman Presindo.
Sumakmur, PK, 1994. Hygineperusahaan dan kesehatan Kerja. CV. Haji Mesagung.
Download