Biologi Praktis untuk Petualang

advertisement
Biologi Praktis untuk Petualang
Di antara jenis-jenis tumbuhan dan binatang yang akan ditemui di lapangan nanti, sebenarnya
banyak yang bisa kita manfaatkan, baik untuk makanan dan obat-obatan, maupun dijadikan
sebagai indikator/petunjuk untuk melihat gejala-gejala alam atau keadaan suatu daerah tertentu.
Namun kita juga dituntut untuk selalu berhati-hati karena ada sebagian dari tumbuhan dan
binatang tersebut yang justru dapat membahayakan kita.
I. BOTANI PRAKTIS
Di antara ribuan jenis tumbuhan yang terdapat di hutan, pada umumnya banyak yang bisa kita
makan.
Saat kita berada di hutan dataran rendah, hutan pantai misalnya, kita bisa memakan daun muda
dan buah dari kedondong kecil (Spondias mombin) yang banyak tumbuh di sana. Atau umbut
rotan (Calamus sp.), buah buni (Antidesma bunius), daun butun (Barringtonia asiatica), daun
putat (Planchonia valida), buah mengkudu (Morinda citrifolia), buah pisang hutan (Musa sp.),
umbut nibung (Oncosperma filamentosum), buah kepel (Stelechocarpus burahol), dll. Bisa juga
kita mencari buah pohon api-api (Avicennia sp.), atau daun bakau dari jenis Bruguiera acida,
Sonneratia alba atau mungkin rumput laut. Sedang pada saat di hutan pegunungan kita bisa
mencari kapulasan (Nephelium mutabile), kesambi (Schleichera oleosa), maja (Aegle
marmelos), buah menteng (Baccaurea sp.), kelampai (Elateriosperum tapos), benda (Artocarpus
elasticus), gondang (Ficus glomerata), canar (Smilax macrocarpa), manggis (Garcinia
mangistana), rukam (Flacourtia rukam), dsb. Selain itu, harendong (Melastoma affine) dan pakupakuan yang masih menggelung daunnya enak disayur. Atau honje yang tangkai daunnya
panjang-panjang, umbinya bisa dimakan untuk pengganti karbohidrat
Untuk mengetahui tumbuhan yang bisa dimakan tersebut, kita bisa mengikuti jenis-jenis yang
biasa dimakan oleh penduduk setempat. Cara lain untuk mencari tumbuhan yang bisa dimakan
adalah dengan memperhatikan jejak-jejak binatang (khususnya primata dan mammalia). Dari
sisa-sisa makanan mereka yang banyak berceceran di lantai hutan, bisa kita ketahui tumbuhan
mana yang mereka makan. Daun, buah, biji, bunga ataupun bagian lain dari tumbuhan tersebut
yang biasa mereka makan, berarti aman pula untuk kita makan. Biasanya bila diketahui suatu
bagian tumbuhan dapat dimakan, maka bagian lainnya pun dapat dimakan; kecuali pohon
bengkuang, dimana bagian tumbuhannya yang ada di permukaan tanah tidak bisa dimakan. Ada
pula tanaman yang buahnya dapat dimakan tapi daunnya tidak dapat dimakan karena sukar
dicerna dan diolah, misalnya nanas. Umumnya bagian dari tumbuhan yang masih muda dapat
langsung dimakan, serta bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi yang
cukup adalah umbi, baik batang ataupun akar, setelah itu baru buah, biji dan daun.
Beberapa jenis tumbuhan lain bisa juga dimanfaatkan untuk sumber air minum. Rotan muda dan
jenis-jenis tumbuhan merambat (liana) lainnya, bila dipotong akan mengucurkan air bersih.
Demikian pula tumbuhan berbatang lunak, bila dipotong bagian atasnya akan mengeluarkan air
yang bisa diminum. Air perasan dari lumut, air yang tertampung pada pelepah daun nipah atau
enau, embun yang menempel pada daun, dsb, juga cukup sehat untuk diminum.
Selain untuk dimakan ataupun sumber air, beberapa jenis tumbuhan bisa digunakan untuk
mengobati luka atau sakit. Misalnya daun pacing (Costus speciosus) yang berbulu halus, bisa
untuk menghilangkan bulu penggatal yang melekat pada kulit. Getah lowa (Ficus variegata)
dapat dimanfaatkan sebagai disinfektan pada luka yang tidak terlalu besar pada kulit kita. Getah
tumbuhan awar-awar (Ficus septica), dapat digunakan untuk mengobati kulit luka yang kena
duri; duri yang melekat akan menjadi lunak dan keluar sendiri. Darah yang keluar dari luka, bisa
dihentikan dengan menempelkan remasan daun babadotan (Ageratum conyzoides). Api-api
putih (Avicennia marina), remasan daunnya dapat dipakai untuk mengatasi kulit yang terbakar
sinar matahari. Dan masih banyak jenis tumbuhan lain yang bisa dimanfaatkan untuk
pertolongan pertama pada kecelakaan saat berada di hutan. Akan tetapi, pada saat di hutan kita
juga harus berhati-hati karena ada beberapa tumbuhan yang justru sangat berbahaya bagi kita;
misalnya rengas atau pohon upas (Gluta renghas) yang batang dan daunnya mirip pohon
mangga, getahnya bisa mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh dan iritasi kulit, bahkan sampai
pada kelumpuhan. Daun pulus atau kemaduh (Laportea stimulans) juga cukup berbahaya,
karena bulu-bulunya bisa mengakibatkan gatal dan panas yang tak terkira. Selain itu ada pula
tumbuhan yang mengandung racun, sehingga bisa membahayakan si pemakan, biasanya buah
atau daunnya berwarna sangat mencolok.
Daun yang berwarna ungu kebiru-biruan ada kemungkinan mengandung racun cyanida.
Demikian pula jamur yang berwarna-warni, besar kemungkinan sangat beracun. Tumbuhan dari
jenis Erythroxilon harus dihindari juga, bukan karena racun yang mematikan, tetapi mengandung
narkotik yang membuat kecanduan. Sebagai tambahan, ada beberapa contoh tumbuhan lainnya
yang perlu dihindari pada saat di lapangan nanti, di antaranya :
1. Rarawean, raweh atau kara benguk (Mucuna pruriens), kelopak polongnya memiliki
rambut yang dapat membuat kulit gatal;
2. Aren (Arenga pinnata), buah mentahnya dapat membuat gatal;
3. Jarak (Jantropa sp.), racun pada bijinya dapat menyebabkan muntah, buang air besar dan
kepala pusing;
4. Pangi, picung atau kapayang (Pangium edule), seluruh bagian pohonnya mengandung
asam cyanida yang sangat beracun;
5. Kecubung (Datura metel), daun dan bunganya mengandung atropin yang dapat
menyebabkan halusinasi;
6. Buta-buta (Excoecaria agallocha), getah putihnya beracun dan dapat menyebabkan
kebutaan sementara;
7. Beberapa jenis jamur beracun diantaranya Amanita verna, Psilocybe sp., Corprinus sp.,
Hygrophorus miniatus dan Gomphus bonarii.
Untuk mengenali satu persatu jenis-jenis tumbuhan tersebut memang diperlukan latihan yang
cukup lama. Namun jika terpaksa harus memilih tumbuhan untuk dimakan, langkah-langkah
berikut harus diperhatikan
1. Makan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal (minimal oleh penduduk setempat);
2. Jangan makan satu jenis tumbuhan saja;
3. Bila memakan bagian tumbuhan yang belum kita kenal, sebaiknya oleskan sedikit bagian
tumbuhan tersebut pada pangkal lengan dan mencobanya terlebih dahulu dengan ujung
lidah atau mengunyahnya beberapa saat (± 1 menit) dan tunggu reaksinya, jika tidak ada
rasa aneh (panas/pahit) berarti cukup aman untuk dimakan;
4. Usahakan selalu memasak bagian tumbuhan yang hendak kita makan tersebut, sebab
ada daun atau buah yang beracun apabila dimakan mentah-mentah.
Selain itu, sebagai patokan, mungkin lebih baik bila kita mengetahui ciri-ciri tumbuhan beracun
atau yang sebaiknya dihindari untuk dimakan, di antaranya :
1. Tumbuhan yang getahnya berwarna putih kapur, kemerahan, kehitaman atau getahnya
cepat berubah warnanya bila bereaksi dengan udara, biasanya dapat menyebabkan rasa
gatal;
2. Tumbuhan itu bila dimakan menimbulkan rasa panas, gatal, pahit dan masam di lambung;
3. Pada permukaan batang dan daun biasanya terdapat bulu halus, kecuali bambu muda
atau rebung;
4. Berbau langu atau memuakan dan menyebabkan pusing;
5. Tumbuhan tersebut tidak dapat dimakan atau selalu dihindari oleh binatang;
6. Warna dari tumbuhan itu biasanya mencolok;
7. Jamur yang kita tidak tahu betul bahwa jamur tersebut dapat dimakan.
Di samping manfaat-manfaat di atas, ada beberapa jenis tumbuhan yang bisa dijadikan
indikator/petunjuk untuk melihat gejala-gejala alam atau keadaan suatu daerah, diantaranya :
1. Lumut bisa dijadikan petunjuk arah, lumut yang tebal menunjukkan arah timur;
2. Selada air merupakan indikator air bersih;
3. Daerah yang banyak tumbuhan epifitnya menunjukkan daerah yang lembab dan sering
Daerah yang pohon-pohonnya kerdil menunjukkan daerah yang sering dihembusi angin
kencang;
4. Bila congkok (Curculigo orchioides) hijau daunnya atau ada pohon kingkilaban, areuy
siwurungan atau walik adep (Mussaenda frondosa), menandakan macan (Panthera
pardus) tidak ada di daerah tersebut;
5. Bila pucuk paku perak (Pityrogramma calomelanos), paku emas (Pityrogramma tartarea)
dan paku andam atau pakis kinca (Nephrolepis hirsutula) tumbuh dengan baik, tidak ada
satupun yang patah, menandakan di daerah tersebut tidak terdapat ular;
6. Rotan berpucuk menandakan tidak ada serigala/anjing hutan (Cuon alpinus);
7. Pangkal batang ki lemo (Litsea cubeba) banyak memiliki luka dan tidak berkulit
menandakan ada rusa di daerah tersebut;
8. Daerah yang banyak talas hitamnya (Colocasia spp.), biasanya terdapat babi hutan di
sana.
II. ZOOLOGI PRAKTIS
Seperti halnya tumbuhan, sebagian besar binatang pada prinsipnya bisa kita manfaatkan baik
untuk makanan maupun dijadikan petunjuk untuk melihat gejala-gejala alam atau keadaan suatu
daerah. Namun berbeda dari tumbuhan, binatang-binatang ini seringkali relatif ‘lebih berbahaya’.
Untuk itu kita dituntut ekstra hati-hati. Ada beberapa hal yang harus selalu kita perhatikan
selama di lapangan kaitannya dengan keberadaan binatang-binatang tersebut, yaitu :
1. Habitat
Daerah pantai dan daerah dataran rendah merupakan habitat yang memiliki paling banyak jenis
binatang, jika dibanding daerah dataran tinggi. Oleh karena itu, di daerah-daerah tersebut
kemungkinan kita bertemu binatang lebih besar dibanding di daerah pegunungan.
2. Perilaku binatang
Perilaku setiap jenis binatang sangat khas. Dengan mengetahui perilaku mereka, kita dapat
mengetahui kapan mereka dapat kita temui dan kapan untuk dihindari. Walaupun secara umum,
pada musim kawin binatang kurang peka terhadap sekelilingnya, namun ada beberapa jenis
justru lebih sensitif dan menjadi lebih buas pada musim kawin tersebut. Selain itu, pada musim
beranak dan memelihara anak, hampir semua binatang akan menunjukkan sikap bermusuhan
dan cenderung agresif pada setiap sesuatu yang dianggap asing oleh mereka.
Pengenalan jejak
Jejak dapat digunakan untuk mengetahui arah pergerakan dan keberadaan binatang.
Pengenalan jejak juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis-jenis berbahaya ataupun yang
dapat dimakan, sumber air dan tumbuhan tertentu yang dapat dimakan. Selain jejak, kita juga
dapat mengetahui keberadaan binatang dari feses, bekas aktivitas, sisa tubuh, suara dan
sarang.
Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal lainnya yang juga perlu diperhatikan untuk menghindari
gangguan/bahaya dari binatang pada saat kita di lapangan nanti, diantaranya :
1. Carilah informasi daerah yang akan kita tuju sebelumnya. Khusus untuk daerah pantai
dan mangrove, pastikan apakah daerah yang akan kita tuju tersebut merupakan daerah
endemik malaria (termasuk juga demam berdarah) atau bukan. Bila ya, minumlah obat
anti malaria sebelum, selama dan sesudahnya. Alangkah baiknya juga bila kita membawa
kelambu untuk mengurangi gigitan nyamuk dan serangga lainnya;
2. Untuk menghindari gigitan ular, pakailah pakaian tertutup terutama bagian kaki, dan
berhati-hatilah dalam mencari pegangan terutama pada pohon-pohon di daerah pantai
dan mangrove. Usahakan menghindari dan tidak mengusik ular bila bertemu. Juga, untuk
berjaga-jaga, alangkah baiknya bila membawa obat penawar bisa ular;
3. Berhati-hatilah bila melalui sungai-sungai terutama yang dekat pantai, yang mungkin
masih ada buayanya. Bila harus ke air/sungai pada malam hari, selalulah berbekal senter
dan menyalakan senter tersebut, serta mintalah teman untuk menemani;
4. Hindari sungai atau pohon-pohon yang sering dijadikan tempat beraktivitas monyet
(primata) guna menghindari kutu-kutu dari monyet tersebut;
5. Untuk menghindari kutu babi, selain dengan berpakaian rapat, juga hindari sarang dan
tempat kubangan babi;
6. Untuk menghindari gigitan pacet dan serangga-serangga lainnya, pakailah sarung anti
pacet atau kaos kaki panjang dan rangkap;
7. Selama tidur, apalagi di daerah pegunungan, pastikan bahwa tempat tidur kita bersih dari
serangga, serta pakailah pakaian rapat dan balacava untuk menghindari serangga masuk
ke tubuh kita;
8. Bila sedang di lapangan, pakailah celana dan pakaian tangan panjang yang tidak
mencolok, selain agar tidak mengganggu
9. Binatang yang ada di sana, juga untuk menghindari serangan dari binatang-binatang
tertentu;
10. Dan yang tidak kalah pentingnya, beritahukanlah pada teman-teman kita bila hendak
pergi ke suatu tempat, dan taatilah segala larangan atau petunjuk dari penduduk
setempat
Keberadaan binatang-binatang tertentu pada suatu daerah dapat dijadikan sebagai petunjuk
untuk melihat gejala-gejala alam. Ada binatang-binatang yang lebih pandai meramalkan cuaca
daripada manusia. Hal ini sudah dibuktikan secara ilmiah. Berikut ini beberapa pengamatan
mengenai perilaku binatang yang dapat dijadikan tanda kalau hujan akan turun :
1. Unggas merentangkan sayapnya;
2. Gerombolan capung terbang rendah dan berputar-putar dekat permukaan tanah;
3. Itik mengibas-ngibas dulu sebelum terbang;
4. Ayam betina berdiri dengan sebelah kaki sambil kepalanya disembunyikan di bawah
sayap;
5. Seekor gagak mandi, hujan akan turun sebelum matahari terbenam;
6. Burung layang-layang terbang tinggi, cuaca akan baik, tapi kalau terbang rendah, hujan
akan segera turun;
7. Angsa di halaman berjalan-jalan dari arah selatan ke utara;
8. Semut-semut mengumpulkan telur mereka dan mulai memanjat tumpukan tanah tempat
mereka tinggal;
9. Laba-laba turun ke bagian bawah sarangnya;
10. Gerombolan-gerombolan nyamuk terbang seperti awan;
11. Ular-ular derik bersiul.
Kalau binatang-binatang tertentu sekoyong-koyong berlaku aneh, artinya akan segera terjadi
gejala alam tertentu. Contoh:
 Tikus-tikus tanah memperdalam lubang-lubang mereka di tepi sungai, artinya akan datang
banjir
 Ikan-ikan berkumpul secara tiba-tiba di tengah kolam, artinya akan ada gempa bumi.
Selain itu, keberadaan binatang pun dapat diketahui dari keberadaan jenis-jenis
tumbuhan tertentu (lihat botani praktis) atau dari binatang lainnya.
Download