HAK PEMEGANG SAHAM (Transaksi Setelah Pendirian Perusahaan) Transaksi yang dapat mengakibatkan perubahan di dalam modal saham: 1. Emisi/Pengeluaran saham baru 2. Penarikan kembali saham yang beredar 3. Pertukaran saham yg beredar dg jenis saham yg berbeda HAK BELI SAHAM Yaitu hak yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham utk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hak Beli Saham ini biasanya dikeluarkan pada saat perusahaan mengadakan emisi saham Budi Prijanto – FE, Univ. Gunadarma, Jakarta http://www.staffsite.gunadarma.ac.id/karami Hak Beli Saham dikeluarkan oleh perusahaan dalam bentuk Sertifikat Hak Beli Saham/HBS (STOCK RIGHT). Untuk mendapatkan satu lembar stock right, seorang pemegang saham harus sudah mempunyai beberapa lembar saham sesuai ketentuan perusahaan. Stock Right berisi ketentuan-ketentuan mengenai: 1. Jumlah Stock right yg diperlukan utk dapat membeli saham baru 2. Harga penawaran saham baru 3. Jangka waktu berlakunya stock right 4. Ketentuan yg berhubungan dgn cara penggunaan/pertukaran HBS Contoh kasus: Akhir tahun 1999 posisi modal saham yg dimiliki perusahaan terdiri atas 8000 lembar saham biasa, dgn nilai nominal Rp. 1.000 per lembar. Pada awal tahun 2000 perusahaan mengeluarkan saham biasa dgn nilai nominal Rp. 1.100 per lembar. Bagi pemegang saham yg lama diberikan satu lembar stock right utk tiap satu lembar saham yg dimiliki. Para pemegang saham yg lama dapat membeli saham biasa baru dgn harga Rp. 1.250 dgn menunjukkan 5 lembar stock right. Harga pasar saham biasa tanpa stock right Rp. 1.500 per lembar. Diberikan waktu 1 minggu utk membeli saham dgn stock right Penyelesain kasus di atas: 1. Tentukan nilai stock right, rumusnya: (harga saham tanpa stock right – Harga saham dgn stock right) Jumlah lembar stock right utk membeli 1 lembar saham baru Rp. 1.500 – Rp. 1.250 5 lembar = Rp. 50 per lembar Jadi nilai stock right yang beredar = 8.000 lembar X Rp. 50 = Rp. 400.000 2. Membuat jurnal utk mencatat penerbitan Stock Right: Laba ditahan Rp. 400.000 - Hak Beli Saham Biasa Beredar Rp. 400.000 3. Apabila seluruh Stock Right digunakan utk membeli saham, maka jurnal yg dibuat perusahaan adl: Kas Rp. 2.000.000 Hak Beli saham biasa beredar 400.000 Modal saham biasa Rp. 1.760.000 Agio saham biasa 640.000 Perhitungan: -Saham biasa baru yg beredar dgn Stock Right 8.000:5 = 1.600 Lb -Kas diterima 1.600 Lb X Rp. 1.250 = Rp. 2.000.000 -Modal saham biasa 1.600 Lb X Rp. 1.100 = Rp. 1.760.000 -Agio shm biasa 1.600 Lb X (Rp. 1.500 – Rp. 1.100) = Rp. 640.000 4. A. Apabila hanya 5.000 Lb Stock Right yg digunakan, jurnalnya: Kas Rp. 1.250.000 Hak beli saham biasa beredar 250.000 Modal saham biasa Rp. 1.100.000 Agio saham biasa 400.000 Perhitungan: - Saham biasa baru yg beredar dg stock right 5.000:5 = 1000 Lb - Kas 1.000 Lb X Rp. 1.250 = Rp. 1.250.000 - HBS digunakan 5.000 Lb X Rp. 50.000 = Rp. 250.000 -Agio saham Biasa 1.000 Lb X Rp. 400 = Rp. 400.000 4B. Jurnal menghapus HBS yg tdk digunakan Hak beli saham biasa beredar Rp. 150.000 Modal – HBS tdk digunakan Rp. 150.000 HBS tdk digunakan Rp. 400.000 – Rp. 250.000 = Rp. 150.000 TREASURY STOCK Yaitu saham perusahaan yang telah dikeluarkan dan kemudian ditarik kembali dari peredaran. Tujuan menarik kembali saham yang sudah beredar: 1. Mengurangi pemilikan dari salah satu atau beberapa pemegang saham 2. Digunakan sebagai alat pelunasan utang/kewajiban finansial lainnya 3. Dibagikan sebagai deviden 4. Untuk menaikkan pendapatan per lembar saham 5. Untuk menaikkan harga per lembar saham 6. Untuk ditukarkan dgn surat berharga atau aktiva lain 7. Untuk dibagikan sebagai bonus atau dijual kembali kepada karyawan Akuntansi terhadap Treasury Stock Metode pencatatan terhadap treasury stock: 1. Berdasar nilai nominal (Par Value Method) 2. Berdasar harga perolehan (Cost Method) Contoh kasus: Berikut ini adalah ikhtisar hak-hak para pemegang saham PT ‘MLM’: Saham biasa 10.000 Lb, Nom Rp. 5.000/Lb Agio saham Laba yang ditahan Jml Hak-hak pemegang saham Rp. 50.000.000 5.000.000 20.000.000 Rp. 75.000.000 Pembelian kembali saham dengan harga di atas nilai nominal Misal: Perusahaan menarik kembali 1.000 lembar saham yg sudah beredar dengan harga Rp. 5.750 per lembar. Metode nilai nominal Treasury Stock Rp. 5.000.000 Agio Saham 500.000 Laba ditahan 250.000 Kas - Rp. 5.750.000 Metode harga perolehan Treasury Stock Rp. 5.750.000 Kas Rp. 5.750.000 Perhitungan: Perhitungan: Treasury Stock 1.000 Lb X Rp. 5.000 = Rp. 5.000.000 Agio saham 1.000 Lb X Rp. 5.000 = Rp. 500.000 Laba ditahan 1. 000 Lb X Rp. 250 = Rp. 250.000 Treasury stock dicatat sebesar harga penarikan kembali saham yaitu: 1.000 Lb X Rp. 5.750 = Rp. 5.750.000 - Pembelian kembali saham dgn harga di bawah nilai nominal Misal: Perusahaan menarik kembali 1.000 Lb saham yang sudah beredar dengan harga Rp. 4.750 per lembar Metode nilai nominal Metode harga perolehan Treasury Stock Rp. 5.000.000 Agio Saham 500.000 Kas - Rp. 4.750.000 Modal disetor dar TS 750.000 Treasury Stock Rp. 4.750.000 Kas Rp. 4.750.000 Perhitungan: Treasury Stock 1.000 Lb X Rp. 5.000 = Rp. 5.000.000 Agio saham 1.000 Lb X Rp. 5.000 = Rp. 500.000 Kas 1.000 Lb X Rp. 4.750 = Rp. 4.750.000 Perhitungan: Treasury stock dicatat sebesar harga penarikan kembali saham yaitu: 1.000 Lb X Rp. 4.750 = Rp. 4.750.000 Penjualan Kembali Treasury Stock Penjualan kembali treasury stock dengan harga di atas nilai nominalnya/harga belinya. Misal: 1.000 Lb Treasury Stock yg dibeli dgn harga Rp. 5.750 per Lb, dijual kembali dgn harga Rp. 5.800 per Lb. Metode nilai nominal Metode harga perolehan Kas Rp. 5.800.000 Treasury Stock - Rp. 5.000.000 Agio saham 800.000 (Penj. Kembali TS) Kas Rp. 5.800.000 Treasury stock Rp. 5.750.000 Agio saham 50.000 (Penj. Kembali TS) Perhitungan: Kas 1.000 Lb X Rp. 5.800 = Rp. 5.800.000 Treasury Stock 1.000 X Rp 5.000 = Rp. 5.000.000 Agio Saham (5.800 – 5.000) X 1.000 = Rp. 800.000 Perhitungan: Kas 1.000 X 5.800 = Rp. 5.800.000 Treasury Stock 1.000 X 5.750 = Rp. 5.750.000 Agio saham (5.800 – 5.750) X 1.000 LB = Rp. 50.000 Penjualan Kembali Treasury Stock Penjualan kembali treasury stock dengan harga di bawah nilai nominalnya/harga belinya. Misal: 1.000 Lb Treasury Stock yg dibeli dgn harga Rp. 5.750 per Lb, dijual kembali dgn harga Rp. 4.800 per Lb. Metode nilai nominal Kas Rp. 4.800.000 Disagio Shm 200.000 Treasury Stock - Rp. 5.000.000 Perhitungan: Kas 1.000 Lb X Rp. 4.800 = Rp.4.800.000 Treasury Stock 1.000 X Rp 5.000 = Rp. 5.000.000 Disagio shm (5.000 – 4.800) X 1.000 = Rp. 200.000 Metode harga perolehan Kas Rp. 4.800.000 Agio shm 50.000 Laba ditahan 900.000 Treasury stock Rp. 5.750.000 Perhitungan: Kas 1.000 X 4.800 = Rp. 4.800.000 Treasury Stock 1.000 X 5.750 = Rp. 5.750.000 Agio saham (5.800 – 5.750) X 1000 LB Laba ditahan adalah selisihnya CALLABLE STOCK Yaitu saham yg sewaktu-waktu dapat dibatalkan/dilunasi/ditarik kembali dari peredaran secara formal atas kehendak perusahaan sendiri, yg sudah ditentukan sebelumnya, setelah tanggal tertentu yg ditetapkan. Apabila hal ini terjadi, biasanya kurs pelunasan saham itu telah ditetapkan sebelumnya. Besarnya kurs pelunasan mungkin sama atau lebih besar dari nilai nominalnya, tetapi umumnya ditetapkan di atas harga jual semula. Saham yg seperti ini tidak boleh diklasifikasikan sebagai Treasury stock. Pelunasan Callable stock disertai dgn penghapusan/penutupan saldo akun pembukuan yg bersangkutan. Selisih lebih harga pelunasan di atas harga jual semula, harus dibebankan kepada saldo laba ditahan (sebagai dividen likuidasi). Sedangkan selisih kurang harga pelunasan dari harga jual semula diperlakukan sebagai modal disetor (Agio Saham) yg berasal dari pelunasan saham. Apabila saham tsb adl saham prioritas dgn hak dividen yg kumulatif dan terdapat dividen menunggak, mk dividen menunggak tsb hrs dibayarkan bersama pd waktu pelunasan Contoh soal: PT ‘MISS U’ mengeluarkan 1.000 lb saham prioritas dgn nilai nominal Rp. 10.000 per lb. Saham yg dijual dgn harga Rp. 10.200 per lb nya tsb merupakan callable preffered stock setelah beredar dlm jk waktu 5 tahun. Berikut ini adalah posisi permodalan perusahaan tersebut pada akhir tahun ke 5 sejak saham prioritas itu dikeluarkan. Shm Prioritas 10%, 1.000 Lb @ Rp. 10.000 Shm Biasa, 5.000 Lb @ Rp. 5.000 Agio shm prioritas Agio shm biasa Laba ditahan JUMLAH Rp. 10.000.000 25.000.000 200.000 1.250.000 13.550.000 Rp. 50.000.000 Pada akhir tahun ke 5 perusahaan menarik kembali (pembatalan secara formal) 500 lb saham prioritasnya. Jurnal yg dibuat: Apabila kurs pelunasan yg ditetapkan adalah 102 Modal saham prioritas Agio saham prioritas Kas Rp. 5.000.000 100.000 Rp. 5.100.000 Perhitungan: Kurs 102% dari nil. Nominal Rp. 10.000 Rp. 10.200 Kas 10.200 X 500 Lb = Rp. 5.100.000 Modal shm prioritas 500 Lb X Rp. 10.000 = Rp. 5.000.000 Agio shm prioritas 500 Lb X (Rp. 200.000:1.000 Lb) = Rp. 100.000 Apabila kurs pelunasan yg ditetapkan 105, jurnalnya: Modal saham prioritas Agio saham prioritas Laba ditahan Kas Rp. 5.000.000 100.000 150.000 Rp. 5.250.000 Perhitungan: Kurs 105, Nil. Nominal Rp. 10.000 Rp. 10.500 Kas Rp. 10.500 X 500 Lb = Rp. 5.250.000 Modal shm prioritas 500 Lb X Rp. 10.000 = 5.000.000 Agio shm prioritas 500 Lb X (Rp. 200.000:1.000Lb) = Rp. 100.000 Laba ditahan sejumlah kekurangannya Apabila saham prioritas komulatif, dan pd saat itu terdpt dividen yang belum dibayarkan selama 2 tahun, kurs pelunasan 101% Jurnalnya: Modal saham prioritas Rp. 5.000.000 Agio saham prioritas 100.000 Laba ditahan 1.000.000 Kas Rp. 6.050.000 Agio shm – Pelunasan SP 50.000 Perhitungan: Kurs 101, Nil. Nominal Rp. 10.000 Rp. 10.100 Kas: Jml uang utk melunasi shm + m’bayar dividen menunggak (Rp. 10.100 X 500 Lb) + 2 (10% X Rp. 5.000.000) = Rp. 6.050.000 Agio saham: 500 Lb X (Rp. 200.000:1.000 Lb) = Rp. 100.000 Laba yg ditahan sejml uang yg dikeluarkan utk membayar dividen menunggak: 2 (10% X Rp. 5.000.000) = Rp. 1.000.000 Agio saham – Pelunasan Shm Prioritas: 500 Lb X (Rp. 10.100 – Rp. 10.000) = Rp. 50.000 CONVERTIBLE STOCK Yaitu saham yg dapat ditukar dg saham yg lain atau obligasi dalam batas waktu dan rasio pertukaran yg telah ditentukan Contoh kasus: PT. ‘NOEL’ mengeluarkan 1.000 lb saham prioritas yg dapat ditukar dengan saham biasa. Pertukaan saham tsb ditentukan mulai awal tahun 2006. Berikut adalah posisi hak-hak para pemegang saham menurut neraca pada akhir tahun 2005: Shm Prioritas 10%, 1.000 Lb, @ Rp. 10.000 Shm biasa, 2.500 Lb, @ Rp. 5.000 Agio shm prioritas Agio shm biasa Laba ditahan JUMLAH Rp. 10.000.000 12.500.000 500.000 1.250.000 13.250.000 Rp. 37.500.000 Pada bulan Januari 2006 pemegang saham prioritas sebanyak 250 lb menggunakan hak pertukarannya. Pencatatan transaksi tsb sesuai dgn ketentuan yg berlaku adl sbb: Apabila 1 Lb shm prioritas bisa ditukar dgn 1 Lb shm biasa Modal Shm Prioritas Agio saham prioritas Modal saham biasa Agio saham biasa Rp. 2.500.000 125.000 Rp. 1.250.000 1.375.000 Perhitungan: Modal shm prioritas: 250 lb X Rp.10.000 = Rp. 2.500.000 Agio shm prioritas: 250 lb X (500.000:1.000) = Rp. 125.000 Modal shm biasa: 250 lb X Rp. 5.000 = Rp. 1.250.000 Agio saham biasa: selisihnya Apabila 1 lb shm prioritas bisa ditukar dgn 2 lb shm biasa Modal Shm Prioritas Agio saham prioritas Modal saham biasa Agio saham biasa Rp. 2.500.000 125.000 - Rp. 2.500.000 125.000 Perhitungan: Modal shm prioritas: 250 lb X Rp.10.000 = Rp. 2.500.000 Agio shm prioritas: 250 lb X (500.000:1.000) = Rp. 125.000 Modal shm biasa: 500 lb X Rp. 5.000 = Rp. 2.500.000 Agio saham biasa: selisihnya Apabila 1 lb shm prioritas ditukar dgn 3 lb shm biasa Modal Shm Prioritas Agio saham prioritas Laba ditahan Modal shm biasa Rp. 2.500.000 125.000 1.125.000 Rp. 3.750.000 Perhitungan: Modal shm prioritas: 250 lb X Rp.10.000 = Rp. 2.500.000 Agio shm prioritas: 250 lb X (500.000:1.000) = Rp. 125.000 Modal shm biasa: 7500 lb X Rp. 5.000 = Rp. 3.750.000 Laba ditahan: selisihnya STOCK SPLIT 1. Stock Split Ups Yaitu perkecilan nilai unit saham dgn menerbitkan saham baru kpd para pemegang saham dlm jumlah lembar saham sebanyak kelipatan jumlah lembar saham yang lama, dengan nilai nominal yang sama. Kebijakan ini biasanya ditempuh dengan tujuan: - memperkecil nilai unit saham - tidak mengubah perbandingan pemilikan saham - menaikkan jumlah saham yg beredar - mencapai distribusi saham kearah pasaran yg lebih luas 2. Stock Split Down Yaitu perbesaran nilai unit saham dgn menerbitkan saham baru kpd para pemegang saham yg nilai nominalnya lebih besar dari nilai nominal yang lama (kelipatan nilai nominal saham yg lama). Baik stock split ups/down keduanya tdk mengubah ‘modal statutair’ dan jg tdk mengakibatkan perubahan di dalam elemen2 dan komposisi hak para pemegang saham. Oleh sebab itu pencatatannya cukup dlm bentuk catatan memo ttg perubahan jml lb shm yg beredar dan nilai nominal setiap lb nya. Ttp apabila dikehendaki, diperkenankan utk menutup akun pembukuan ybs dg shm lama dan membuka akun pembukuan utk shm yg baru