META-ANALISIS SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MAHASISWA S1 PENDIDIKAN BIOLOGI, FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN 2010 Erna Wijayanti, Herawati Susilo, Hadi Suwono Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: [email protected] [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil PTK mahasiswa Pendidikan Biologi FMIPA UM tahun 2010 yang meliputi: (1) gambaran permasalahan penelitian, (2) upaya penanganan masalah, (3) prosedur penelitian, dan (4) hasil penelitian. Penelitian merupakan penelitian meta-analisis kualitatif dengan menggunakan metode sintesis kualitatif Ogawa dan Malen dalam Gall (2003). Penelitian dilakukan melalui studi dokumen berupa skripsi PTK di Perpustakaan Pusat UM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) gambaran permasalahan penelitian: (a) permasalahan yang diangkat dalam skripsi PTK yaitu masalah penyampaian materi (37,5%) dan masalah pengelolaan kelas (62,5%), (b) masalah penelitian yang faktual dan strategis terdapat dalam 16 skripsi (100%), dan (c) masalah penelitian yang dialami sendiri oleh guru sebagai peneliti hanya terdapat dalam 1 skripsi (6,25%). (2) Upaya penanganan masalah: (a) tindakan penanganan masalah yang dilakukan yaitu menggunakan strategi kooperatif (75%), (b) jenis masalah yang sering ditanggulangi adalah masalah motivasi dan hasil belajar siswa (56,25%), dan (c) terdapat 10 skripsi PTK (62,5%) di mana tindakan penanganan masalah sesuai dengan jenis masalah yang ditanggulangi. (3) Prosedur penelitian: (a) 16 skripsi PTK (100%) sudah mengikuti fase-fase yang ada dalam PTK, (b) 16 skripsi PTK (100%) sudah menuliskan refleksi dari tindakan dan observasi yang dilakukan, dan (c) 16 skripsi PTK (100%) kurang sesuai antar kerangka penelitiannya. (4) Hasil penelitian: (a) hasil penelitian yang sering dibahas yaitu peningkatan/perbaikan oleh siswa saja (50%) dan peningkatan/perbaikan oleh siswa dan guru (50%), dan (b) terdapat 15 skripsi PTK (93,75%) menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh peneliti dapat menanggulangi masalah penelitian. Kata Kunci: Meta-analisis, skripsi PTK, mahasiswa Biologi, FMIPA UM Pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang profesional. Mengajar tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Menjadi guru tidak hanya cukup memahami materi yang harus disampaikan, tetapi juga diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan yang lain (Sanjaya, 2009: 16). Namun masih banyak yang meragukan keprofesionalan guru. Dharmaputra (2006) menyatakan bahwa kritik yang sering diungkapkan oleh masyarakat adalah lemahnya profesionalitas guru dalam bidangnya. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan keprofesionalan guru, salah satunya dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru dengan tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap suatu sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran (Susilo, dkk, 2011: 1). Definisi PTK menurut Marhaeni (2006: 10) adalah suatu kajian yang bersifat reflektif dari pelaku penelitian itu sendiri. PTK memiliki banyak manfaat khususnya bagi para guru/calon guru. Manfaat PTK menurut Susilo, dkk (2011: 9) diantaranya adalah 1 2 guru/calon guru dapat langsung memperbaiki praktik-praktik pembelajaran agar menjadi lebih baik dan lebih efektif. Menurut Koshy (2005) dengan PTK guru/calon guru memiliki peluang untuk menemukan teori baru yang muncul saat penelitian, sehingga mereka tidak selalu mengikuti suatu teori yang telah dirumuskan oleh para ahli. Mengetahui definisi dan manfaat PTK, mahasiswa S1 khususnya program studi pendidikan sebagai calon guru sebaiknya juga memiliki pemahaman dan kecakapan dalam melakukan PTK, sehingga ketika sudah mengajar dapat menerapkan PTK dengan baik dan benar. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 025/O/1995 bahwa salah satu unsur utama penilaian guru adalah pengembangan profesi yang meliputi melaksanakan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan yaitu PTK (Merriyana, 2006). Menurut Fathudin (2007: 2) tugas akhir (skripsi) merupakan langkah awal bagi mahasiswa sebagai calon guru untuk melakukan penelitian-penelitian maupun melakukan publikasi ilmiah, sehingga tugas akhir (skripsi) memiliki peran strategis dalam upaya meningkatkan profesionalitas calon guru dan akhirnya diharapkan calon guru memiliki kompetensi yang tinggi. Berdasarkan database skripsi jurusan Biologi FMIPA UM tahun 2012 diketahui bahwa banyak skripsi mahasiswa berupa PTK, namun masih belum ada penelitian yang menganalisis terhadap hasil-hasilnya. Selain itu banyak masyarakat yang meragukan hasil-hasil PTK seperti yang ditulis Hidayat (2013) dalam Kompasiana berjudul “Mendewakan PTK sama saja Mendewakan Kebohongan” dan Putra (2013) dalam Kompasiana yang berjudul “PTK Bukan untuk Mahasiswa”. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui gambaran hasil-hasil PTK tahun 2010 karya mahasiswa Biologi yang meliputi aspek: (1) gambaran permasalahan penelitian, (2) upaya penanganan masalah, (3) prosedur penelitian, dan (4) hasil penelitian, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang harus dipertahankan/ditingkatkan. Penelitian yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil penelitian adalah meta-analisis. Penelitian meta-analisis menurut Marhaeni (2006: 9) merupakan suatu penelitian tentang hasil-hasil penelitian sejenis. Meta-analisis terhadap PTK penting dilakukan karena hasil-hasil PTK telah berdampak terhadap peningkatan kualitas belajar dan pembelajaran (Marhaeni, 2006). Fathudin (2007) mengemukakan bahwa meta-analisis penting dan mendesak dilakukan karena hasil penelitian meta-analisis dapat digunakan sebagai upaya pengembangan penelitian selanjutnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul “Meta-analisis Skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang Tahun 2010”. METODE Jenis penelitian merupakan meta-analisis kualitatif dengan subjek penelitian berupa skripsi PTK mahasiswa S1 program studi pendidikan Biologi tahun 2010. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2013 di Perpustakaan Pusat UM. Sampel diambil menggunakan strategi sampel homogen yaitu memilih sampel dengan karakteristik yang sama sehingga dapat diteliti secara mendalam (Gall, dkk, 2003). Sampel penelitian adalah 27 skripsi PTK yang menerapkan satu metode pembelajaran. Berdasarkan observasi peneliti di perpustakaan pusat UM 3 hanya terdapat 16 skripsi PTK yang tersedia, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 16 skripsi PTK. Prosedur penelitian mengadaptasi metode meta-analisis kualitatif dari Ogawa dan Mallen dalam (Gall, dkk, 2003) yang meliputi langkah-langkah pokok sebagai berikut: (1) audit trail, yaitu pencatatan prosedur penelitian yang digunakan, (2) Menentukan fokus sintesis kualitatif, (3) menggali literatur yang relevan, (4) mengklasifikasikan dokumen menggunakan instrumen tabulasi data (5) membuat database ringkasan (6) melakukan interpretasi/analisis data berdasarkan instrumen panduan analisis hasil temuan, (7) mengecek keabsahan data melalui seminar hasil yang dihadiri pakar PTK, dosen pembimbing skripsi dan mahasiswa, dan (8) melakukan pembahasan, membuat kesimpulan dan saran penelitian. HASIL 1. Gambaran Permasalahan Penelitian Gambaran permasalahan penelitian dilihat dari tiga aspek yaitu: (1) permasalahan yang sering diangkat dalam PTK, (2) Masalah penelitian faktual dan strategis, dan (3) Masalah PTK dialami sendiri oleh guru sebagai peneliti. Hasil analisis mengenai gambaran permasalahan penelitian disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Gambaran Permasalahan Penelitian Permasalahan yang sering diangkat Penyampaian Pengelolaan materi kelas 9 skripsi 7 skripsi PTK PTK (56,25%) (43,75%) Masalah penelitian faktual dan strategis 16 skripsi PTK (100%) masalah yang diangkat faktual dan strategis. Faktual karena masalah bersumber dari hasil wawancara, observasi dan satu skripsi berdasarkan pengalaman mengajar sewaktu PPL. Strategis karena masalah yang diangkat bila tidak segera ditanggulangi berdampak pada hasil belajar siswa. Masalah dialami sendiri oleh guru sebagai peneliti Masalah dialami Masalah tidak sendiri dialami sendiri 1 skripsi PTK 15 skripsi PTK (6,25%) masalah (93,75%) yang diangkat masalah bersumber dari bersumber dari pengalaman hasil wawancara pribadi sewaktu dan observasi PPL yang guru di sekolah kemudian ditindaklanjuti dengan PTK 2. Upaya Penanganan Masalah Upaya penanganan masalah dilihat dari tiga aspek yaitu: (1) tindakan penanganan masalah, (2) jenis masalah yang ditanggulangi, dan (3) kesesuaian tindakan penanganan masalah dengan jenis masalah yang ditanggulangi. Hasil analisis mengenai gambaran upaya penanganan masalah disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Gambaran Upaya Penanganan Masalah Tindakan penanganan masalah Menggunakan strategi kooperatif Menggunakan strategi nonkooperatif Jenis masalah yang ditanggulangi Hasil dan motivasi belajar Selain hasil dan motivasi belajar Kesesuaian tindakan penanganan masalah dengan jenis masalah Sesuai Tidak sesuai 4 12 skripsi PTK (75%): GI, TAI, TSTS, CS, TPS, TGT, NHT 4 skripsi PTK (25%): inkuiri, simulasi, PBMP 9 skripsi PTK (56,25%) 7 skripsi PTK (43,75%): kemampuan berpikir, keterampilan proses, keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, kerja ilmiah, aktivitas kooperatif dan aktivitas belajar 11 skripsi PTK (68,75%) 5 skripsi PTK (31,25%) 3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dilihat dari tiga aspek yaitu: (1) mengikuti fase-fase PTK, (2) refleksi, dan (3) ketepatan prosedur. Ketepatan prosedur PTK dilihat dari kesesuaian antara judul, latar belakang, permasalahan dan tujuan, cara pemecahan masalah, sumber data, data, hasil penelitian, simpulan dan saran. Hasil analisis mengenai gambaran hasil penelitian disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Gambaran Prosedur Penelitian Mengikuti fase-fase PTK 16 skripsi PTK (100%) sudah mengikuti fase-fase PTK: Planning, acting, observing and reflecting Refleksi PTK 16 skripsi PTK (100%) sudah terdapat refleksi untuk setiap siklus Ketepatan Prosedur Kurang tepat 16 skripsi PTK (100%) kurang tepat prosedur penelitiannya. 4. Hasil Penelitian Hasil penelitian dilihat dari dua aspek yaitu: (1) hasil penelitian yang sering dibahas, dan (2) kesimpulan penelitian. Hasil analisis mengenai gambaran hasil penelitian disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Gambaran Hasil Penelitian Hasil penelitian yang sering dibahas Perbaikan atau Perbaikan atau peningkatan oleh guru peningkatan oleh dan siswa siswa saja 8 skripsi PTK (50%) 8 skripsi PTK (50%) Kesimpulan penelitian Upaya yang dilakukan Upaya yang dilakukan dapat meningkatkan tidak dapat atau menanggulangi meningkatkan atau permasalahan menanggulangi permasalahan 15 skripsi PTK 1 skripsi PTK (6,25%) (93,75%) PEMBAHASAN A. Gambaran Permasalahan Penelitian 1. Permasalahan yang Diangkat dalam PTK Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 6 skripsi PTK (37,5%) masalah yang diangkat yaitu masalah penyampaian materi. Masalah tersebut mengenai penggunaan metode pembelajaran yaitu metode ceramah. Menurut Sanjaya (2009, 131) metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur yang disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu dan juga karena adanya faktor kebiasaan. Menurut Susilo (2011) masalah penyampaian materi selain berhubungan dengan metode pembelajaran juga berhubungan dengan media pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa masalah media pembelajaran masih belum diangkat oleh mahasiswa yang melakukan PTK. Padahal menurut Edgar Dale dalam Sanjaya (2009) kedudukan media pengajaran dalam sistem proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang 5 sangat penting karena tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 10 skripsi PTK (62,5%) yang mengangkat masalah PTK mengenai pengelolaan kelas. Masalah tersebut mengenai siswa yang kurang aktif dan kurang antusias dalam kegiatan belajar. Pengelompokan masalah tersebut sesuai dengan pernyataan menurut Sanjaya (2009: 44) bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang mengganggu suasana pembelajaran. 2. Masalah Penelitian Faktual dan Strategis Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 16 skripsi PTK (100%) di mana masalah penelitian yang diangkat merupakan masalah yang faktual dan strategis. Dikategorikan masalah faktual karena masalah PTK bersumber dari hasil wawancara, observasi di kelas dan atau pengalaman pribadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Borg (1965: 313) dalam Ferrance (2000: 8) bahwa PTK lebih menekankan keterlibatan guru di dalam permasalahan kelas mereka sendiri dan memiliki tujuan utama untuk mengembangkan guru daripada pengadaan pengetahuan dalam bidang pendidikan. Dikategorikan masalah yang strategis karena bila tidak segera dilakukan tindakan penanganan akan menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini sesuai dengan Susilo, dkk (2011) bahwa masalah PTK haruslah strategis yaitu permasalahan yang berdampak besar pada proses belajar siswa dan pemecahan masalah yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang besar, sehingga perlu dilakukan tindakan segera. 3. Masalah Penelitian Dialami Sendiri oleh Guru sebagai Peneliti Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat 1 skripsi PTK (6,25%) masalah penelitian yang diangkat, dialami sendiri oleh guru sekaligus sebagai peneliti. Peneliti dalam skripsi PTK nomor 10 menuliskan bahwa peneliti mengalami kendala saat pengajaran yaitu saat praktik pengalaman lapangan (PPL) berlangsung yang kemudian ditindaklanjuti dalam PTK. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Susilo, dkk (2011) bahwa masalah PTK diangkat dari masalah praktik pembelajaran keseharian yang benar-benar dialami sendiri oleh guru dan/atau siswanya. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 15 skripsi PTK (93,75%) di mana masalah penelitian tidak dialami sendiri oleh guru sebagai peneliti. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang melakukan penelitian mengangkat permasalahan berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru Biologi di sekolah yang dituju sebagai tempat penelitian. Hal tersebut kurang sesuai dengan karakteristik PTK yang dikemukakan oleh Susilo, dkk (2011) bahwa masalah PTK bersumber dari permasalahan guru itu sendiri sebagai peneliti. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Creswell (2012: 587) menyatakan bahwa ketika peneliti melakukan PTK, peneliti tertarik untuk meneliti praktik pembelajarannya sendiri daripada meneliti praktik pembelajaran orang lain. Berdasarkan pernyataan Susilo (2011) dan Creswell (2012), sebaiknya masalah PTK yang diangkat oleh mahasiswa adalah masalah yang dialami oleh dirinya sendiri sewaktu PPL misalnya, sehingga tujuan PTK untuk meningkatkan keprofesionalan calon guru dapat tercapai. 6 B. Upaya Penanganan Masalah 1. Tindakan Penanganan Masalah Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat 12 skripsi PTK (75%) tindakan yang dilakukan untuk menanggulangi masalah adalah strategi pembelajaran kooperatif yaitu Cooperative Script (CS), Group Investigation (GI), Team Assisted Iindividualization (TAI), Think Pair Share (TPS), Two Stay Two Stray (TSTS), Team Games Tournament (TGT), dan Number Head Together (NHT). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat 4 skripsi PTK (25%) menggunakan strategi non-kooperatif yaitu strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa; strategi pembelajaran berbasis masalah; dan strategi pembelajaran inkuiri. Padahal strategi-strategi tersebut juga memiliki dampak penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya mahasiswa tidak hanya menggunakan strategi pembelajaran kooperatif namun juga menerapkan strategi pembelajaran lainnya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Seperti yang diungkapkan Koshy (2005) dengan PTK guru/calon guru memiliki peluang untuk menemukan teori baru yang muncul saat penelitian, sehingga mereka tidak selalu mengikuti suatu teori yang telah dirumuskan oleh para ahli. 2. Jenis Masalah yang ditanggulangi Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat 9 skripsi PTK (56,25%) yang menanggulangi masalah motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 7 skripsi PTK (43,75%) yang menanggulangi masalah selain motivasi dan hasil belajar yaitu 2 skripsi PTK menanggulangi masalah kemampuan berpikir; masing-masing 1 skripsi PTK menanggulangi masalah aktivitas kooperatif; keterampilan proses; kerja ilmiah; aktivitas belajar; kemampuan bertanya dan kemampuan menjawab pertanyaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah PTK yang sering ditanggulangi adalah motivasi dan hasil belajar. Mursell dalam bukunya Successfull Teaching, mengemukakan bahwa 22 macam minat yang dimiliki seorang anak di antaranya adalah minat belajar (Usman, 2005: 27). Berdasarkan pernyataan Mursell dapat diartikan bahwa pada dasarnya setiap siswa berminat belajar, sehingga guru hendaknya berusaha membangkitkan minat siswa untuk belajar. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan motivasi mereka melalui PTK. Berdasarkan hasil analisis juga diketahui bahwa masalah yang ditanggulangi dalam skripsi PTK masih sedikit yang menanggulangi masalah kemampuan berpikir, aktivitas kooperatif, aktivitas belajar, keterampilan proses, kerja ilmiah, kemampuan bertanya dan kemampuan menjawab pertanyaan, padahal masalah tersebut juga penting ditanggulangi sebagai fokus masalah dalam PTK karena masalah tersebut juga berdampak terhadap hasil belajar siswa. Selain masalah-masalah yang sudah disebutkan tersebut, fokus masalah lainnya seperti peningkatan daya ingat jangka panjang dan metakognisi siswa juga bisa dijadikan sebagai fokus masalah. 3. Kesesuaian Tindakan Penanganan Masalah dengan Jenis Masalah Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 10 skripsi PTK (62,5%) yaitu nomor 1, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13 dan 14 di mana upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan sesuai dengan masalah yang terjadi di kelas. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 6 skripsi PTK (37,5%) yaitu nomor 2, 4, 7, 10, 15 dan 16 yang tidak sesuai. 7 Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ketidaksesuaian upaya atau tindakan yang dilakukan mahasiswa dalam PTK karena kurang sesuainya antara tujuan yang ingin dicapai dan masalah yang ingin diselesaikan dengan karakteristik masing-masing metode yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Killen (1998) dalam Sanjaya (2009: 131) bahwa tidak semua strategi pembelajaran sesuai untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan, sehingga diperlukan suatu kemampuan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dan membuat keputusan yang rasional ketika menerapkan suatu strategi pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Jadi, guru harus mampu memilih strategi yang cocok dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Guru/calon guru perlu memahami prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yaitu: (1) Berorientasi pada tujuan, (2) Aktivitas, (3) Individualitas dan (4) Integritas. Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran perlu diketahui dan dipahami oleh mahasiswa sebagai calon guru. Harapannya dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut, mahasiswa sebagai calon guru lebih terlatih dan terampil dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran atau menciptakan sendiri strategi baru yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa di kelas. Sebagaimana pernyataan Koshy (2005) dengan PTK guru/calon guru memiliki peluang untuk menemukan teori baru yang muncul saat penelitian, sehingga mereka tidak selalu mengikuti suatu teori yang telah dirumuskan oleh para ahli. C. Prosedur Penelitian 1. Mengikuti Fase-fase PTK Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa semua skripsi PTK yang dianalisis sudah mengikuti fase-fase yang ada dalam PTK yaitu meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lewin dalam McNiff (1988) bahwa penelitian tindakan merupakan kegiatan yang berdaur ulang. Kegiatan tersebut meliputi: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hal serupa juga diungkapkan Kemmis & McTaggart dalam Susilo, dkk (2011) bahwa satu siklus PTK terdapat empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa semua skripsi PTK menerapkan 2 siklus PTK dengan beberapa kali pertemuan. Minimal 3 kali pertemuan untuk satu siklus PTK, dengan rincian dua kali pertemuan untuk tindakan dan 1 pertemuan untuk tes akhir siklus. Hanya PTK nomor 9 dan 12 yang menerapkan pertemuan pembelajaran 2 kali pertemuan, satu kali pertemuan untuk tindakan dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus. Temuan tersebut merupakan fenomena yang menarik karena hanya dengan satu kali pertemuan yang kemudian dilakukan tes akhir siklus sudah dapat meningkatkan/memperbaiki motivasi dan hasil belajar siswa. Padahal hasil belajar siswa merupakan akumulasi dari berbagai proses belajar yang kompleks. Hasil belajar bisa meningkat karena berbagai faktor, seperti yang diungkapkan Sanjaya (2009) bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelajaran adalah guru, siswa, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Oleh karena itu meskipun tidak terdapat aturan yang jelas berapa kali pertemuan untuk setiap satu siklus PTK, namun perlu diperhatikan kinerja peneliti sekaligus calon guru saat 8 melaksanakan PTK agar tujuan PTK untuk meningkatkan keprofesionalan calon guru benar-benar tercapai. Penelitian ini hanya menganalisis mengenai fase-fase PTK saja, peneliti menyarankan agar penelitian yang akan datang juga menganalisis mengenai instrumen penelitian dan cara menganalisis data hasil temuan untuk setiap skripsi. Hal tersebut penting dilakukan agar gambaran mengenai PTK dapat diketahui secara lebih mendalam. Peneliti belum menganalisis dua komponen tersebut karena keterbatasan waktu penelitian, sehingga diharapkan penelitian metaanalisis selanjutnya dapat menganalisis kedua komponen tersebut. 2. Refleksi Refleksi merupakan tahapan yang penting dalam PTK. Refleksi yaitu tahapan untuk memproses data/masukan yang diperoleh pada saat melakukan pengamatan/observasi (Susilo dkk, 2011: 15). Kegiatan refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dari hasil observasi, sehingga bisa dilakukan upaya perbaikan tindakan selanjutnya (Kusuma, 2010). Menurut USAID (2010) refleksi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu (1) pendeskripsian peristiwa yang terjadi, (2) apa yang dipikirkan dan dirasakan peneliti, (3) evaluasi peristiwa apa yang bermanfaat/tidak, (4) analisis mengapa suatu peristiwa terjadi, (5) kesimpulan apa yang akan dilakukan, dan (6) rencana ke depan. Temuan di atas menunjukkan bahwa pencantuman refleksi dalam skripsi PTK sesuai dengan pernyataan oleh Marhaeni (2006) bahwa karakteristik PTK salah satunya adalah adanya kegiatan refleksi. Susilo (2011) juga menyatakan bahwa PTK bersifat self-evaluatif, yaitu kegiatan modifikasi praktis yang dilakukan secara berkesinambungan, dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan perbaikan dalam praktiknya secara nyata. Mills (2003) dalam Hong (2011: 3) menyatakan bahwa refleksi merupakan komponen yang penting dalam evaluasi diri dan penelitian tindakan merupakan jalan terbaik untuk mengetahui diri sendiri saat penelitian dan praktik mengajar di kelas. Jadi dapat disimpulkan bahwa refleksi merupakan tahapan yang penting dalam PTK karena berdasarkan hasil refleksi dapat ditentukan langkah yang sebaiknya diambil. Selain itu, refleksi dapat digunakan sebagai lesson learnt bagi guru/calon guru dalam kegiatan mengajarnya, sehingga kesalahan/kekurangan dalam pembelajaran dapat dikurangi. Mengetahui pentingnya refleksi bagi guru/calon guru dalam PTK sebaiknya penelitian meta-analisis yang akan datang tidak hanya menganalisis mengenai ada atau tidak adanya refleksi saja. Namun juga dianalisis mengenai: (1) apa yang direfleksi, (2) bagaimana cara merefleksi, (3) bagaimana isi refleksi pada setiap siklus, dan (4) apakah terdapat kesesuaian antara refleksi pada siklus I dengan kegiatan pada siklus selanjutnya (berkesinambungan/bahkan lepas berdiri sendiri-sendiri) karena dalam penelitian ini hal tersebut belum dianalisis secara mendalam, sehingga gambaran refleksi belum diketahui. 3. Kesesuaian Antar Kerangka Penelitian Kesesuaian antar kerangka penelitian dilihat dari kesesuaian antara judul, latar belakang, permasalahan dan tujuan, cara pemecahan masalah, sumber data, data, hasil penelitian, simpulan dan saran. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua skripsi PTK mahasiswa yang diterbitkan tahun 2010 belum sesuai antar 9 kerangka penelitiannya. Hal ini dikarenakan tidak sesuainya rumusan masalah, tujuan, data, pembahasan dan kesimpulan dari hasil PTK. Temuan penelitian menunjukkan bahwa data keterlaksanaan tindakan oleh guru dalam penerapan metode pembelajaran tercantum dalam data, sumber data, pembahasan dan kesimpulan, namun tidak tercantum dalam rumusan masalah dan tujuan. Temuan penelitian di atas menunjukkan bahwa mahasiswa kurang konsisten dalam mengkaji aspek-aspek yang seharusnya dituliskan dan dibahas dalam PTK. Jika data keterlaksanaan tindakan oleh guru penting dibahas sebagai bahan refleksi guru atau sebagai lesson learnt, maka sebaiknya keterlaksanaan tindakan guru tersebut juga dirumuskan dalam rumusan masalah, tujuan penelitian dan pembahasan. Menurut Susilo, dkk (2011: 7) karakteristik PTK salah satunya adalah ketentuan ilmiah PTK yang agak longgar karena PTK merupakan antitesis dari desain penelitian eksperimental yang sebenarnya. Marhaeni (2006: 11) juga mengemukakan bahwa PTK merupakan metode penelitian yang “longgar”. Longgarnya PTK tidak berarti tidak mengikuti kaidah-kaidah prosedur penelitian yang baik, namun PTK tetap dilakukan sebagai suatu “inquiry” yaitu tindakan ilmiah yang sistematis. Berdasarkan pernyataan Susilo, dkk (2011) dan Marhaeni (2006) dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang longgar namun tetap berdasarkan tindakan yang sistematis, sehingga antar kerangka penelitian seharusnya juga sistematis. Oleh karena itu, perlu adanya kehati-hatian dalam merumuskan masalah penelitian agar terdapat kesinambungan/kesesuaian antara rumusan masalah, tujuan, data yang diperoleh, pembahasan, dan kesimpulannya. D. Hasil Penelitian yang Dibahas 1. Hasil penelitian yang sering dibahas Hasil penelitian dianalisis melalui database ringkasan dan hasil panduan analisis hasil temuan untuk setiap skripsi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 8 skripsi PTK (50%) yang membahas mengenai peningkatan/perbaikan oleh guru dan siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Susilo, dkk (2011: 27) bahwa hasil PTK tidak hanya untuk siswa yang merasa perlu dan wajib belajar, namun guru juga dapat menyebabkan atau menimbulkan keinginan siswa untuk merasakan kebutuhan untuk belajar. Hong (2011: 1) menyatakan bahwa kualitas guru dan pembelajaran evaluasi yang efektif tergantung pada output siswa, namun akhir-akhir ini terjadi pergeseran paradigma dalam penelitian pendidikan yaitu mengukur pelaksanaan pembelajaran guru (teacher performance). Sukardi (2008: 213) menyatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang mengandung tiga unsur penting, yaitu: 1) peningkatan praktik pembelajaran, 2) peningkatan pemahaman terhadap individu dan kolaboratif, dan 3) peningkatan situasi di mana PTK dilaksanakan. Ketiga unsur penting hanya diketahui oleh guru, sehingga dalam bab pembahasan skripsi PTK, tidak hanya perbaikan/peningkatan oleh siswa saja, namun peningkatan/perbaikan pembelajaran oleh guru juga dibahas dalam bab pembahasan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 8 skripsi PTK (50%) yang membahas mengenai peningkatan/perbaikan oleh siswa saja. Hal ini kurang sesuai dengan pernyataan Susilo, dkk (2011), Hong (2011) dan Sukardi (2008) 10 yang dapat disimpulkan bahwa dalam PTK tidak hanya guru saja atau siswa saja yang perlu diteliti dan dibahas, namun keduanya sama-sama dibahas dalam bab pembahasan. Selain itu, data keterlaksanaan guru yang telah diperoleh dari hasil observasi dan refleksi tidak sia-sia saja dilakukan, namun memiliki makna sebagai bahan pelajaran apa yang sebaiknya dilakukan. 2. Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat 1 skripsi PTK (6,25%) yang menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak dapat meningkatkan atau menanggulangi masalah penelitian. Sedangkan 15 skripsi PTK (93,75%) lainnya menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan atau menanggulangi masalah penelitian. Temuan tersebut berarti bahwa tindakan yang dilakukan mahasiswa dengan menerapkan metode-metode pembelajaran berhasil dalam menyelesaikan permasalahan. Reason (2006: 187) menyatakan bahwa terdapat perdebatan mengenai validitas dan kualitas penelitian tindakan. Kualitas penelitian tindakan dilihat dari faktor internal tergantung pada kemampuan peneliti dalam memilih tindakan yang sesuai dan memahami konsekuensi atas tindakan yang diambil. Bila dilihat dari faktor eksternal, kualitas penelitian tindakan tergantung pada kemampuan peneliti menyampaikan hasil-hasil penelitian secara transparan kepada publik. Oleh karena itu, peneliti harus mengetahui dan sadar atas tindakan yang diambil, bersikap objektif dan bersikap transparan baik saat penelitian, saat penulisan dan menyajikan dalam bentuk laporan. Berdasarkan pendapat Reason tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penelitian tindakan, peneliti harus bersikap objektif dan transparan dalam setiap tahapan. Tujuannya agar para pembaca/masyarakat tidak meragukan kualitas PTK. Oleh karena itu, hasil PTK apapun hasilnya sebaiknya dilaporkan dan dituliskan sesuai kenyataan baik hasil PTK yang mengalami peningkatan atau tidak, karena yang terpenting adalah proses dan pelajaran yang diambil dari PTK. Hal ini sesuai dengan Meyer (2000: 9) yang menyatakan bahwa kesuksesan PTK tidak menekankan pada perubahan pada sebuah peningkatan, tetapi lebih menekankan pada pelajaran yang diperoleh dari pengalaman guna memperbaiki praktik mengajar. Kesimpulan PTK di mana tindakan yang dilakukan mampu meningkatkan atau memperbaiki masalah penelitian dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah tingkat kesulitan materi atau tingkat kesulitan soal antara siklus I dan siklus II yang berbeda. Bila tingkat kesulitan materi/soal pada siklus I lebih tinggi daripada materi pada siklus II, maka hal ini memungkinkan tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan atau memperbaiki masalah penelitian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menganalisis mengenai tingkat kesulitan materi, tingkat kesulitan soal dan validasi soal pada setiap siklus yang belum dilakukan pada penelitian ini. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut. 1. Gambaran permasalahan penelitian: (a) permasalahan yang diangkat dalam skripsi yaitu masalah penyampaian materi (37,5%) dan masalah pengelolaan kelas (62,5%), (b) semua skripsi PTK (100%) masalah yang diangkat 11 merupakan masalah penelitian yang faktual dan strategis, dan (c) hanya terdapat satu skripsi PTK (6,25%) di mana masalah penelitian dialami sendiri oleh guru sebagai peneliti dan skripsi PTK lainnya (93,75%) masalah penelitian tidak dialami oleh guru sebagai peneliti. 2. Penanganan masalah: (a) tindakan penanganan masalah yang dilakukan yaitu menggunakan strategi kooperatif (75%) dan strategi pembelajaran nonkooperatif (25%), (b) jenis masalah yang ditanggulangi adalah masalah motivasi dan hasil belajar siswa (56,25%) dan lainnya menanggulangi masakah selain motivasi dan hasil belajar (43,75%), dan (c) terdapat 10 skripsi PTK (62,5%) di mana tindakan penanganan masalah sesuai dengan jenis masalah yang diangkat dan terdapat 6 skripsi PTK (37,5%) yang tidak sesuai. 3. Prosedur penelitian: (a) semua skripsi PTK (100%) sudah mengikuti fase-fase yang ada dalam PTK, (b) semua skripsi PTK (100%) sudah menuliskan refleksi dari tindakan dan observasi yang dilakukan, dan (c) semua skripsi PTK (100%) kurang sesuai antar kerangka penelitiannya. 4. Hasil penelitian yang dibahas: (a) hasil penelitian yang sering dibahas yaitu peningkatan atau perbaikan oleh siswa saja (50%) dan peningkatan atau perbaikan oleh siswa dan guru (50%), dan (b) terdapat 15 skripsi PTK (93,75%) menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat meningkatkan atau menanggulangi masalah penelitian dan 1 skripsi PTK (6,25%) yang menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum dapat meningkatkan atau menanggulangi masalah penelitian. SARAN 1. Perlu mempertahankan aspek-aspek PTK seperti: pelaksanaan PTK disesuaikan dengan fase-fase PTK dan melaporkan hasil refleksi dalam setiap siklus PTK. 2. Perlu meningkatkan/memperbaiki aspek-aspek PTK seperti: a) masalah PTK sebaiknya dialami sendiri oleh peneliti sebagai calon guru. Peneliti PTK dapat menemukan dan merasakan adanya masalah dalam praktik mengajarnya manakala peneliti berperan sebagai guru itu sendiri. Oleh karena itu, sewaktu PPL sebaiknya mahasiswa yang ingin melaksanakan PTK bersungguh-sungguh dalam melaksanakan PPL dan sering mengevaluasi diri agar masalah PTK dapat ditemukan dan dapat menerapkan tindakan penanggulangan yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keprofesionalan diri sebagai calon guru. b) Penanggulangan masalah PTK tidak hanya menggunakan strategi pembelajaran kooperatif saja, namun juga menerapkan strategi pembelajaran lainnya misalnya strategi pembelajaran Inkuiri (Metode Inkuiri), strategi pembelajaran berbasis masalah (Metode Problem Based Learning, Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan), dan strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Metode Simulasi, Metode Diskusi, Metode Demonstrasi) yang disesuaikan dengan permasalahan yang muncul di lapangan. c) tidak hanya menanggulangi masalah yang berkutat pada siswa yaitu motivasi dan hasil belajar. Namun, juga menanggulangi masalah lainnya misalnya seperti kemampuan berpikir ktitis, metakognisi dan daya ingat jangka panjang 12 d) pembahasan hasil PTK juga membahas perbaikan/peningkatan pembelajaran oleh guru, sehingga dapat digunakan sebagai lesson learnt bagi calon guru itu sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya. e) kesimpulan PTK perlu dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: Menyimpulkan tentang bagaimana proses tindakan yang dilakukan guru sebagai peneliti dalam PTK yang dapat memecahkan masalah penelitian Kesulitan apa yang dialami ketika menerapkan metode pembelajaran yang digunakan Masalah baru yang muncul setelah dilakukan tindakan Kesimpulan PTK disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan 3. Laporan PTK harus ditulis secara jujur dan transparan. DAFTAR RUJUKAN Creswell, John W. 2012. Educational research: planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research 4th ed. Boston: Pearson Educational Inc. Dari ebooks.org, (Online), (www.ebooks.org_Educational_Research_Planning_Conducting_and_Evaluating_Quantitative_and_Qualitative_ Research_4th_Edition.pdf), diakses 27 Januari 2013. Database Skripsi Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang. 2012. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UM. Dharmaputra, Bambang. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Kolaborasi Guru SMK dengan Mahasiswa UNJ dalam Penyelesaian Skripsi. Provote, 1 (1). (Online), (http://penelitiantindakankelasptkdankolaborasigurusmkdenganmahasis waunjdalampenyelesaianskripsi-6455048.htm), diakses 24 Juni 2013. Fathudin, AW. Syukri., Wagiran. 2007. Analisis Hasil Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY Tahun 2005. Makalah disajikan pada Seminar Hasil Penelitian Fakultas, Diknik Mesin FT- UNY, Yogyakarta, 25 Januari 2007. (Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/analisis%20tugas%20akhir%20 penelitian.pdf), diakses 4 Agustus 2012. Ferrance, Eileen. 2000. Themes in Education: Action Research. USA: Brown University. Dari LAB, (Online), (http://www.lab.brown.edu/pubs/themes_ed/act_research.pdf), diakses 30 Maret 2012. Gall, Meredith. D, Joyce P. Gall & Walter R. Borg. 2003. Educational Research an Introduction Seventh Edition. USA: Pearson Education, Inc. Dari GenLibrary, (Online), (http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5=ebd06036ad1b9f55fedf09ca 5cd0691d), diakses 15 Januari 2013. Hidayat, Rahman. 2013. Mendewakan PTK sama saja Mendewakan Kebohongan. (Online), (http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/08/mendewakanptk-sama-saja-mendewakan-kebohongan-535167.html), diakses 23 Mei 2013. Hong, Carrie E., Lawrence, Salika.A. 2011. Action Research in Teacher Education: Classroom Inquiry, Reflection, and Data-Driven Decision Making. Journal of Inquiry & Action in Education. (Online), 4 (2): 1- 13 17. (http://digitalcommons.buffalostate.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=10 38&context=jiae), diakses 18 April 2013. Koshy, Valsa. 2005. Action Research for Improving Practice A Practical Guide. London: Paul Chapman Publishing, A SAGE Publications Company. Marhaeni, A.A Istri Ngurah. 2006. Upaya Meningkatkan Kualitas pembelajaran Bahasa Inggris. Penelitian Meta-analisis terhadap PTK dan PPKP Bidang Studi Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Tahun 1999-2005. (Online), (http://www.undiksha.ac.id/elearning/staff/images/img_info/4/13-282.pdf), diakses 14 Agustus 2012. McNiff, Jean. 1988. Action Research Principles and Practice. London: Routledge. Merriyana. A, Rosa. 2006. Meta Analisis Penelitian Alternatif bagi Guru. Jurnal Pendidikan Penabur, 5 (6). (Online), (http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.102106%20Meta%20Analisis.pdf), diakses 18 Maret 2012. Meyer, Julienne. 2000. Evaluating Action Research. Age and Ageing 2000. (Online), (29-S2): 8-10, (http://ageing.oxfordjournals.org/content/29/suppl_2/8.full.pdf), diakses 8 April 2013. Millis, Barbara J. Enhancing Learning and More!, Through Cooperative Learning. (Online), (www. theideacenter.org), diakses 15 Mei 2013. Putra, Kusnandar. 2013. PTK Bukan untuk Mahasiswa. (Online), (http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/01/ptk-bukan-untukmahasiswa-530409.html), diakses 22 Mei 2013. Reason, Peter. 2006. Choice and Quality in Action Research Practice. Journal of Management Inquiry. (Online), 15 (2): 187-199, (http://peterreason.eu/Papers/choice%20and%20quality.pdf), diakses 10 April 2013. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slavin, Robert. E. 2008. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi 8. Jakarta: PT Indeks. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Susilo, Herawati, Husnul Chotimah & Yuyun Dwita Sari. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Bayumedia Publishing. Uno, Hamzah B., Nina Lamatenggo., & Satria M.A. Koni. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara. USAID Decentralized Basic Education Program. 2010. Better Teaching and Learning Module 3. (Online), (http://inovasipendidikan.net/btl/BTL%203%20ENG%20(Main%20File s).pdf), diakses 6 Juni 2013. Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Rosdakarya.