KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL GedungManggalaWanabakti, Blok 1 Lantai 1 JalanGatotSubroto, Jakarta 10270 Telepon : 021-5705099, 5730118-9 Faximile 5710484 SIARAN PERS Nomor : S. 333 /HUMAS/PP/HMS.3/5/2016 GELAR IPTEK HASIL LITBANG DAN INOVASI Jakarta- Biro Humas, Rabu, 11 Mei 2016. Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi (BLI) Kementerian LHK menggelar acara “Gelar IPTEK Hasil Litbang dan Inovasi”. Acara di gelar di Auditorium Soejarwo Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (11/5). “Gelar IPTEK Hasil Litbang dan Inovasi” atau disingkat “Galtek” digelar dalam rangka memasyarakatkan berbagai inovasi yang dihasilkan untuk mendukung penyelesaian masalah terkini yang terkait dengan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Geltek ini dikemas dalam serangkaian kegiatan diseminasi yaitu penyelenggaraan Bedah Buku, Gelar Teknologi dan Pameran. Menteri LHK, Siti Nurbaya membuka gelaran ini, dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa, “Litbang dapat diumpamakan sebagai harta yang terpendam. Terlalu sayang bila tidak didayagunakan, tetapi kadang-kadang tidak selalu relevan bila akan digunakan. Namun kita semua sepakat bahwa Litbang masih sangat dibutuhkan dalam keadaan apapun. Hasil riset akan selalu menjadi pemandu bagi pelaksanaan tugas kita. Dalam konteks inilah maka gelaran IPTEK hasil litbang saat ini merupakan kegiatan yang strategis, karena publik akan mengetahui sejauh mana Litbang sudah bisa berperan sebagai pemandu pembangunan”. Pada kesempatan ini dibedah 6 (enam) buku karya peneliti BLI selama dua hari berturut-turut dalam acara Bedah Buku dengan narasumber dan pembahas yang kompeten di bidang masing-masing. Buku yang dibedah antara lain ; 1). Restorasi DAS Ciliwung, 2). Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), 3). Peran Pohon dalam Menjaga Kualitas Udara di Perkotaan, 4). Tumbuhan Obat Berkhasiat Etnis Asli Kalimantan, 5) Membangun Kesuburan dengan Arang dan 6). Sistem Monitoring dan Evaluasi Keanekaragaman Hayati di Taman Kehati. Buku tentang Restorasi DAS Ciliwung, titik berat dari buku ini adalah menetapkan tujuan akhir restorasi DAS Ciliwung dan bagaimana membuat perencanaan untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Diharapkan buku ini dapat membantu para pemangku kepentingan dari Provinsi DKI, Jawa Barat dan Banten dalam mengurangi dampak banjir Kota Jakarta. Sementara itu, dalam Buku PLTMH disampaikan secara lugas mengenai model insentif untuk masyarakat sekitar hutan melalui pembangunan PLTMH dengan pendekatan partisipatif, dimana masyarakat berkontribusi dalam perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengelolaan operasional PLTMH, baik dalam bentuk pemikiran, waktu, tenaga dan juga bahan-bahan lokal. Untuk Buku Peran Pohon dalam Menjaga Kualitas Udara di Perkotaan, menguraikan mengenai jenis-jenis pohon potensial yang berfungsi sebagai penyerap dan penjerap timbal (Pb) dan debu. Diharapkan dengan adanya buku ini bisa membantu para pihak yang bergerak dan mengembangkan kawasan perkotaan yang sehat, terutama pemeritah daerah dalam penataan ruang terbuka hijau dan kawasan industri yang ada. Hasil riset etnobotani dari Buku Tumbuhan Obat Berkhasiat Etnis Kalimantan menguraikan beberapa jenis dan pemanfaatan tumbuhan hutan berkhasiat obat dari etnis di Kalimantan dengan cara pengetahuan pengobatan tradisional. Sedangkan dalam Buku Membangun Kesuburan dengan Arang mengulas mengenai kegunaan arang bagi kehidupan manusia. Buku ini menyajikan hasil litbang berupa informasi teknologi pembuatan dan pemanfaatan arang untuk kesuburan tanah. Bedah buku yang terakhir yaitu Sistem Monitoring dan Evaluasi Keanekaragaman Hayati di Taman Kehati yang memberikan panduan standar bagi para pengelola Taman Kehati dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi sehingga diperoleh keseragaman parameter, metode, dan format pelaporan yang diharapkan kedepan akan memudahkan pembinaan secara nasional dalam rangka meningkatkan kualitas Taman Kehati. Menariknya format interaktif dan peragaan disampaikan materi hasil litbang dan inovasi unggulan yaitu Pengelolaan Lahan Gambut; Restorasi Ekosistem; Perubahan Iklim; Sumber Energi Terbaharukan; Ketahanan Pangan; dan Hasil Hutan Bukan Kayu; serta Benih Unggul. Untuk topik pengelolaan hutan rawa gambut akan dijabarkan mengenai pengelolaan lahan rawa gambut baik mengenai strategi rehabilitasi hutan rawa gambut, teknologi bio-reklamasi dan bio-rehabilitasi hutan rawa gambut, teknologi bio-indikator kebakaran hutan rawa gambut, teknologi agrosilvofishery di rawa gambut, jenis-jenis unggulan di hutan rawa gambut dan teknik agroforestry di hutan rawa gambut serta alat portable pemadam kebakaran hutan. Terkait dengan restorasi ekosistem akan ditampilkan restorasi ekosistem yang efektif dan efesien sehingga fungsi-fungsinya dapat dapat pulih kembali dengan desain ruang restorasi berbasis system informasi geografis (SIG) dalam skala lanskap baik berupa input kebijakan, naskah akademik, draft peraturan, silvikultur restorasi ekosistem, strategi dan kriteria penentuan lokasi restorasi ekosistem. Sementara itu, terkait dengan paket iptek perubahan iklim ditampilkan mengenai INCAS, yaitu Sistem Penghitung Emisi Karbon untuk mendukung MRV, Sidik Cepat Pohon Penyerap Karbon (Pita Karbon), sintesa RPI Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi, sintesa RPI Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) dan sintesa RPI Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim. Untuk paket IPTEK unggulan selanjutanya yaitu peran sektor kehutanan dalam pengembangan bio-energi (sumber energi terbaharukan) baik yang berasal dari kayu, buah/biji maupun limbah (kayu, serbuk gergaji) untuk bahan baku kayu bakar, bio-methanol, bio-oil, bio-disel, bio-ethanol, arang, wood pellet dll. Sedangkan terkait dengan ketahanan pangan dan HHBK akan ditampilkan beragam sumber pangan/manfaat langsung sebagai sumber pangan dari hutan dan mendukung program kedaulatan pangan yang berasal dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Paling akhir yaitu Paket IPTEK Benih Unggul untuk mendukung kebijakan pengembangan hutan tanaman baik untuk Hutan Tanaman Industri (HTI), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), dan Hutan Rakyat. Diharapkan dengan input benih unggul yang telah dihasilkan oleh BLI akan bisa meningkatkan produktivitas HTI, HTR dan HR yang ada di Indonesia. Sampai saat ini ada beberapa hasil unggulan benih unggul antara lain Acacia mangiumgenerasi ketiga (F-3).Keunggulan A.mangium F-3 ini yaitu riap tegakan F-3 mencapai 44 m3/ha/tahun atau diperoleh peningkatan produksi 10% dibandingkan dengan benih unggul hasil pemuliaan enerasi kedua (F-2). Dengan penggunaan benih unggul ini, masa panen tegakan A.mangium bisa dilakukan 1,5-2 tahun lebih cepat. Ada lagi benih unggul pellita (Eucalytus pellita) generasi kedua (F-2) dengan potensi riap volume 25-30 m3/ha/tahun, peningkatan produktivitas 25% lebih besar dibandingkan benih unggul hasil pemuliaan generasi pertama (F- 1) dan relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Kemudian ada varietas baru Akasia Hibrida, dengan prediksi produktivitas mampu mencapai riap sebesar 45 m3/ha/tahun, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan tanaman Akasia biasa yang hanya mencapai 25 – 30 m3/ha/tahun. Selain itu ada kayu putih unggul (Melaleuca cajuputi sub sp.Cajuputi) dengan rendemen minyak kayu putih dan kadar cineole-1,8 dan dapat meningkatkan produksi minyak kayu putih antara 2 s/d 3,8 0%, atau 2 s/d 4 kali rendemen minyak kayu putih pada tanaman kayu putih tanpa pemuliaan. Produk benih unggul lainnya yaitu Jati Purwobingan, dengan potensi riap yang diperoleh sekitar 24,38 m3/ha/tahun atau hampir dua kali lipat riap jati konvensional atau tanpa pemuliaan. Ada juga sengon toleran karat tumor untuk mendukung pengembangan hutan rakyat yang terkendala dengan pandemic hama dan penyakit karat tumor. Pengunjung yang ingin mendalami topik tertentu dapat berdiskusi lebih lanjut secara langsung dengan narasumber di 10 booth yang disediakan. Istimewanya ada 3 (tiga) booth dengan topik non-penelitian yaitu booth Hutan Kota; booth Laboratorium Pengujian dan Rujukan; serta boothCapaian dan Kinerja BLI - Pilot IPTEK di KHDTK, Stasiun Riset Kehati, dan Pengelolaan sumber benih. Geltek ini dihadiri sekitar seribu orang pengguna dari berbagai kalangan yaitu para pengambil kebijakan, pejabat instansi terkait seperti Dinas Kehutanan seluruh Indonesia, peneliti, BAKORLUH, KPHP/KPHL, BUMN, BUMS, Assosiasi Kehutanan, NGO, LSM, tokoh masyarakat, sektor swasta dan praktisi bidang kehutanan dan lingkungan hidup, serta akademisi, mahasiswa dan pelajar. Penanggung Jawab Berita: 1. Kepala Badan Litbang dan Inovasi, KLHK, Henri Bastaman, (0251)5720068 2. Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Novrizal HP: 0818432387 Siaran pers ini dapat dilihat di : www.ppid.dephut.go.id