presentasi

advertisement
PERSPEKTIF INSPEKTORAT JENDERAL
TERHADAP IMPLEMENTASI UU N0. 18 TAHUN 2002
DAN PP N0.20 TAHUN 2005
RAPAT KERJA BADAN LITBANG DEPTAN
Solo, Selasa 7 Nopember 2006-11-06
INSPEKTORAT JENDERAL
DEPARTEMEN PERTANIAN
2006
Pendahuluan
IPTEK merupakan unsur kemajuan peradapaban
manusia yang sangat penting
Kemajuan IPTEK mendorong terjadinya globalisasi
kehidupan manusia karena manusia semakin
mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam
kehidupannya.
negara yang mampu menguasai, memanfaatkan
dan memajukan IPTEK untuk memperkuat
posisinya dalam pergaulan dan persaingan antar
bangsa di dunia.
Negara tersebut juga memiliki keunggulan dibidang
IPTEK yang memungkinkan penetrasi pasar
negara-negara lain.
lanjutan
negara yang mampu menyinergikan potensi
kelembagaan dan sumber daya IPTEK yang
dimiliki dengan beberapa faktor secara bersistem,
yakni faktor-faktor :
1. kemampuan menumbuhkan jejaring antara
unsur-unsur kelembagaan IPTEK
2. kemampuan menumbuhkan iklim usaha yang
kompetitif,
3. kemampuan menumbuhkan daya dukung
dalam pengembangan profesionalisme,
pengalokasian sumber daya, pembentukan
kepastian usaha, dll.
lanjutan
untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia
dalam kehidupan global diperlukan penguasaan,
pemanfaatan, dan pemajuan IPTEK.
Momentum ini sangat tepat, dimana saat ini
pemerintah sedang melakukan revitalisasi
pertanian.
Revitalisasi pertanian memerlukan IPTEK
berdayaguna, sehingga pembangunan pertanian
dapat dilaksanakan dengan efisien dan efektif.
Implemntasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2002
dan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2005.
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi seperti yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002
bertujuan memperkuat daya dukung IPTEK dalam rangka
mempercepat pencapaian tujuan negara, serta
meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam
memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan
internasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK perlu
membentuk pola hubungan yang saling memperkuat antar
unsur penguasaan, pemanfaatan,dan pemajuan IPTEK
dalam satu kesatuan yang utuh.
lanjutan
Kelembagaan yang menunjang kemajuan
IPTEK yang terdiri dari unsur perguruan tinggi,
lembaga litbang, badan usaha dan lembaga
penunjang, diharapkan berfungsi :
1. mengorganisasikan pembentukan sumber
daya manusia, penelitian, pengembangan,
perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi
2. membentuk iklim dan memberikan dukungan
yang diperlukan bagi penyelenggaraan
penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan
IPTEK
lanjutan
Kedua fungsi tersebut umumnya telah dilaksanakan oleh
unsur kelembagaan IPTEK, akan tetapi masing-masing
unsur kelembagaan tersebut belum dapat
mengorganisasikan dan bersinergi dengan baik dalam
meleksanakan fungsinya
Perguruan tinggi berfungsi membentuk sumber daya
manusia IPTEK, kualifikasi produk yang dihasilkan belum
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan badan usaha.
Hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi
dan difusi teknologi dari lembaga litbang belum seluruhnya
dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan badan usaha
Jaringan Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan IPTEK berfungsi membentuk jalinan hubungan
interaktif yang memadukan peran unsur-unsur kelembagaan
IPTEK untuk menghasilkan kinerja dan manfaat yang lebih
besar dari keseluruan yang dapat dihasilkan oleh masingmasing unsur kelembagaan secara sendiri- sendiri.
lanjutan
Untuk mengembangkan jaringan tersebut, perguruan tinggi,
lembaga litbang, badan usaha dan lembaga penunjang,
wajib mengusahakan kemitraan dalam hubungan yang
saling mengisi, melengkapi, memperkuat dan
menghindari terjadinya tumpang tindih yang merupakan
pemborosan.
Jalinan hubungan antar lembaga litbang di dalam negeri
telah berjalan sebatas pertukaran informasi penelitian dan
kerja sama penelitian, tetapi belum secara menyeluruh.
Demikian juga jalinan lembaga litbang daerah dengan
lembaga litbang lainnya belum berjalan dengan baik.
Dewan Riset Nasional dan Dewan Riset daerah yang
diharapkan dapat mengorganisir lembaga litbang juga
belum berperan sebagaimana yang diharapkan, sehingga
terkesan masing-masing lembaga litbang membuat program
penelitian sendiri.
lanjutan
Badan Litbang Pertanian telah melakukan kerja sama
dengan lembaga litbang luar negeri. Pelaksanaan kerja
sama juga belum terorganisir dengan baik, bahkan
terkesan bahwa kerja sama penelitian/pengujian
dilakukan oleh kelompok/individu peneliti, belum
secara utuh membawa inspirasi dari lembaganya.
Lembaga litbang sebagai salah satu unsur
kelembagaan dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan, dan penerapan IPTEK berfungsi
menumbuhkan kemampuan pemajuan IPTEK.
Badan Litbang Pertanian telah menjalankan tugas pokok
dan fungsinya dengan dibuktikannya beberapa hasil
antara lain : penemuan varietas unggul, teknologi
budidaya dan pasca panen, dll
lanjutan
Penemuan berupa hasil penelitian tersebut merupakan
kekayaan intelektual yang dimiliki oleh Badan Litbang
Pertanian dan merupakan modal awal untuk memberikan
kontribusi dalam rangka pembangunan pertanian.
1. Kekayaan intelektual dan hasil penelitian dan
pengembangan kurang ada artinya bilamana tidak dikuti
dengan alih teknologi yang juga merupakan kewajiban
Badan litbang untuk melaksanakannya,
2. hasil penelitian dan pengembangan merupakan teknologi
tinggi yang memerlukan biaya tidak sedikit, dilain pihak
kemampuan stakeholder kurang mendukung,
3. hasil penelitian kurang atau belum searah dengan
kebutuhan stakeholder,
4. paket teknologi yang dihasilkan kurang kompetetif dengan
hasil penelitian dari pihak swasta,
5. koordinasi dengan dinas teknis terkait dalam rangka
pengembangan komoditas belum terjalin secara baik,
6. (5) peranan penyampai (penyuluh) hasil teknologi sebagai
ujung tombak sudah tidak terlembaga lagi.
lanjutan
7. Badan litbang sebagai lembaga penelitian dan
pengembangan, berkewajiban untuk mengembangkan
struktur dan strata keahlian, jenjang karier serta
menerapkan system penghargaan dan sanksi yang adil
sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan IPTEK.
8. Badan Litbang belum sepenuhnya menerapkan system
penghargaan terhadap para peneliti yang telah
menghasilkan paket teknologi, dilain pihak royalty atas
hasil paket teknologi yang telah ditemukan kurang dapat
menjajikan; hal tersebut mengakibatkan berkurangnya
semangat untuk menciptakan paket teknologi yang
bermanfaat bagi stake holder dan cenderung sebatas
melakukan kewajiban sebagai peneliti, serta
berpotensi untuk mengkomersilkan paket teknologi
secara pribadi dengan pihak luar (swasta) yang
lebih menguntungkan secara pribadi.
lanjutan
Salah satu upaya pemberdayaan potensi IPTEK adalah
melalui system kerjasama baik dalam negeri maupun
luar negeri. Dengan berbagai partner kerjasama dari
dalam dan luar negeri.
Badan litbang telah membuat peraturan mengenai
berbagai system/ bentuk kerjasama sebagai pedoman
dan acuan bagi unit kerja lingkup Badan Litbang yang
akan menyelenggarakan kerjasama alih teknologi.
Kerjasama penelitian dan pengembangan khususnya
dengan mitra kerja dalam negeri telah banyak
dilaksanakan oleh Balai Penelitian/Pengkajian
(Balit/BPTP).
lanjutan
Pelaksanaan kerjasama untuk masing-masing unit kerja
pada umumnya dilaksanakan secara otonomi oleh
masing-masing unit kerja, tanpa adanya keterlibatan dari
Badan Litbang Pertanian; kelemahan yang ada dalam
kerjasama tersebut antara lain menyangkut realisasi
penyetoran dalam rangka penerimaan bukan pajak
yang sudah jelas-jelas diatur dalam pedoman
pelaksanaan kerjasama.
Beberapa kerjasama yang belum diatur oleh Badan
Litbang adalah menyangkut jasa pelayanan dan PNBP
menyangkut kerjasama dengan pembiayaan sharing
(inkind system) maupun kerjasama secara perorangan
oleh para peneliti/pemulia.
Penutup
Berdasarkan kondisi diatas, dapat kami simpulkan bebera hal
yang dapat dijadikan bahan pemikiran kedepan guna
meningkatkan kinerja lembaga lIPTEK, yaitu :
1. Peran masing-masing lembaga IPTEK belum terorganisir
dan bersinergi dengan baik, terutama dalam penyusunan
perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil IPTEK.
Jaringan lembaga litbang perlu membentuk dan
mengoptimalkan peran jalinan hubungan interaktif yang
memadukan unsur-unsur kelembagaan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Dalam rangka perlindungan hukum atas kekayaan
intelektual serta hasil litbang, maka kedepan perlu
pemikiran untuk dilakukan pengakuan sementara secara
intern oleh Badan Litbang Pertanian, sehingga walaupun
belum ada pengakuan dari HAKI, paling tidak secara teknis
kekayaan intelektual serta hasil penelitian dan
pengembangan dapat dipertanggung jawabkan. Sehinga
perlu tim persiapan HAKI intern Badan Litbang Pertanian
lanjutan
3. Untuk meningkatkan kinerja dan perlindungan serta
menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas
profesionalisme bagi peneliti dalam rangka
penerapan system penghargaan dan sanksi, perlu
dibuat standar, syarat, dan sertifikasi keahlian serta
kode etik profesi sebagaimana diuraikan dalam
pasal 12 UU No.18 tahun 2002 tentang system
nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kerjasama penelitian yang dilaksanakan Balai
Penelitian/Pengkajian lingkup Badan Litbang perlu
adanya prosedur/pedoman menyangkut mekanisme
pertanggung jawaban teknis dan keahlian yang
terpusat di Badan Litbang Pertanian.
Download