pengaruh profitabilitas dan nilai perusahaan - e

advertisement
PENGARUH PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Dozi Pamadanu
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas dan nilai perusahan terhadap return saham.
Populasi penelitian ini sebanyak 20 perusahaan automotive and allied products yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan sampel penelitian sebanyak 17 perusahaan selama tahun 2006-2010.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa profitabilitas dan nilai
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham
Kata Kunci: Return saham, profitabilitas, nilai perusahaan
ABSTRAK
The purpose of this research is to examine the effect of profitability, and firm value to stock return. The
research populations are 20 automotive and allied products companies which listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX) with 17 research samples around 2006-2010. This research used purposive sampling
method. The statistical methods used in this research are multiple regressions. The result shows that,
positive significant effect of profitability,and firm value to stock return.
Keywords: Stock return, profitability, firm value.
Pendahuluan
Peran besar pasar modal di era globalisasi
saat ini sangat dirasakan oleh para pelaku
ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka
yang membutuhkan dana jangka panjang untuk
membiayai aktivitas operasional perusahaannya.
Pemenuhan dana tersebut dapat ditempuh
melalui pasar modal, karena pasar modal
merupakan penghubung antara para investor
dengan perusahaan yang membutuhkan dana
melalui perdagangan instrumen jangka panjang
seperti obligasi, saham dan lainnya, dimana
investor mengharapkan timbal balik dari
penanaman modal tersebut.
Menurut Suad (2001:4) “pasar modal
memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan, dalam
melaksanakan fungsi ekonomi pasar modal
menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana
dari lender ke borrower”. Dengan adanya pasar
modal
maka
lender
(investor)
dapat
menginvestasikan dananya kepada perusahaan
yang membutuhkan dana dengan harapan
memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak
borrower (dalam hal ini perusahaan) dapat
memanfaatkan dana yang diperoleh dari investor
untuk kelangsungan bisnisnya tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari operasi
perusahaan. Sedangkan pasar modal disebut
memiliki fungsi keuangan menurut Suad
(2001:4) karena “para lender menyediakan dana
tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan
aktiva riil yang diperlukan oleh investasi
tersebut”.
Jika dibandingkan dengan jenis investasi
sekuritas lain di pasar modal, saham merupakan
sekuritas yang memberikan return yang tinggi
hal ini berdasarkan pada pendapat suad
(2001:48) “pemodal yang bersedia menanggung
risiko lebih besar (dan karenanya mengharapkan
keuntungan lebih besar) akan mengalokasikan
dananya pada sebagian besar sekuritas yang
lebih berisiko. Dengan demikian portofolio
investasinya mungkin terdiri dari saham.”
Dalam investasi saham terdapat dua potensi
return, yaitu dari perubahan harga (capital
gain/loss) dan dividen saham. Capital gain/loss
diperoleh dari selisih harga investasi sekarang
relatif dengan harga periode yang lalu,
sedangkan dividen merupakan pembagian kas
secara teratur oleh perusahaan kepada pemegang
Saham. Dalam penelitian ini penulis menghitung
return berdasarkan return yang dilihat dari
perubahan harga, karena menurut Tax preference
theory investor lebih menyukai capital gain
dibanding dividen karena akan menunda
pembayaran pajak.
Ada berbagai macam bentuk bisnis yang
dapat dijadikan wadah investasi dalam bentuk
saham. Bisnis automotive and allied products
(otomotif dan produk berhubungan dengan
otomotif) merupakan salah satu bisnis yang
dapat dijadikan oleh investor sebagai wadah
untuk menanamkan sebagian modalnya. Allied
products yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha
distributor alat berat, dealer otomotif dan
perusahaan penyedia bahan baku komponen
otomotif. Pengelompokan ini berdasarkan pada
Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
ICMD telah menjadi acuan utama bagi seluruh
stakeholder pasar modal Indonesia di dalam
menjalankan aktivitasnya (www.ecfin.com).
Secara umum saat ini industri otomotif telah
memberikan sumbangan bagi perkembangan
ekonomi Nasional sebesar 28,14 persen dan
menyerap tenaga kerja sebanyak 646.500 orang.
Perkembangan
pasar
industri
kendaraan
bermotor roda empat di Indonesia berkembang
sangat pesat. Terbukti dari peningkatan
penjualan mobil sejak tahun 2005 sampai dengan
2010 sebesar 143 persen. Sementara penjualan
sampai dengan bulan Juli 2011 sebesar 506.743
unit atau sekitar 66 persen dari total penjualan
pada tahun 2010. Di sektor produksi,
peningkatan produksi industri kendaraan
bermotor roda empat berkembang dari tahun
2005 sampai dengan 2010 sebesar 140 persen.
Sementara untuk produksi sampai dengan Juli
2011 sebesar 467.418 unit atau sekitar 66% dari
total produksi tahun 2010 (www.republika.com)
Perkembangan yang baik juga ditunjukan
oleh industri alat berat. Penjualan alat berat pada
2007 sebesar 7.038 unit dan tumbuh pesat pada
2008 yang mencapai 9.684 unit. Pada 2009
pertumbuhannya turun menjadi 6.777 unit,
namun penjualan alat berat kembali meningkat
mencapai 12.460 unit pada 2010, dan 19.977 unit
pada 2011, sedangkan tahun 2012 penjualan alat
berat diperkirakan melampaui 23 ribu unit
(yahoo.com). Hal ini menunjukan potensi bisnis
automotive and allied products di Indonesia
sangat menguntungkan bagi investor untuk
berinvestasi.
Namun investor perlu mengingat bahwa
“ada hubungan positif antara risiko dengan
keuntungan investasi” (Suad 2001:48), seperti
pada tahun 2008 “krisis keuangan global yang
berdampak pada lesunya perekonomian sejumlah
negara di dunia, termasuk Indonesia hal ini
menyebabkan pertumbuhan negatif IHSG pada
tahun 2008”(neraca.co.id). hal yang sama juga
ditunjukan perusahaan automotive and allied
products
Agar dapat meminimalkan risiko tersebut
investor dapat melakukan analisis fundamental.
Menurut Suad (2001:315) analisis fundamental
mencoba memperkirakan harga saham di masa
yang akan datang dengan mengestimasi nilai
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang.
Faktor fundamental yang digunakan untuk
mengestimasi harga saham adalah profitabilitas
dan nilai perusahaan. Menurut Bodie (2006:217)
analisis fundamental merupakan analisis yang
menggunakan informasi seputar profitabilitas
sekarang dan masa depan dari sebuah perusahaan
untuk menentukan nilai pasar wajarnya.
Subramanyam menyatakan bahwa (2010:46)
profitabilitas dapat diukur dengan Return on
Equity (ROE). ROE merupakan tingkat
pengembalian yang diharapkan atas modal yang
ditanamkan yang dihitung dengan cara laba
bersih dibagi dengan rata–rata modal sendiri.
Menurut Brigham dan Houston (2010:150) ROE
yang tinggi umumnya memiliki kolerasi positif
dengan harga saham yang tinggi.
Dari hasil penelitian terdahulu tentang
pengaruh ROE terhadap return saham, di
temukan hubungan yang tidak konsisten antara
ROE dengan return saham. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Budi dan Basuki ( 2004 )
menunjukan bahwa ROE berpengaruh positif
secara signifikan terhadap return saham.
Sedangkan pada penelitian Agus dan Rangga
(2007) penelitianya menunjukan secara parsial
(uji t) menunjukkan bahwa, ROE (Return On
Equity) mempunyai pengaruh negatif terhadap
return saham. Untuk itu diperlukan penelitian
lebih lanjut pengaruh ROE terhadap return
saham dalam konteks perusahaan automotive
and allied produck.
Selain profitabilitas, nilai perusahaan
merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh
investor, karena kemakmuran pemegang saham
atau investor tercermin dari nilai perusahaan,
menurut Suad (2008:7) “nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh
calon pembeli apabila perusahaan tersebut
dijual”.
Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan
untuk mengukur nilai perusahaan adalah proksi
berdasarkan harga. Adapun rasio yang dipilih
adalah Price to Book Value (PBV), karena
menurut Suad (2001:287) “semakin besar nilai
PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para
pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang
telah ditanamkan di perusahaan”.
Sama halnya dengan ROE pada penelitian
terdahulu hubungan PBV terhadap return saham
juga tidak konsisten. Pada penelitian Pancawati,
dkk (2002) menunjukan hubungan positif antara
PBV dengan return saham. Sedangkan pada
penelitian Budi dan Basuki ( 2004 ) menunjukan
hubungan negatif antara PBV dengan return
saham. Untuk itu diperlukan penelitian lebih
lanjut pengaruh PBV terhadap return saham
dalam konteks perusahaan automotive and allied
produck.
Return Saham
Menurut Tandelilin (2001:47) return saham
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan
oleh investor dari keuntungan saham dalam
bentuk laba. Oleh karena itu return saham
merupakan salah satu faktor memotivasi investor
berinvestasi dan juga imbalan atas investasi yang
dilakukan.
Menurut Jogiyanto (2003:109) return saham
adalah hasil yang diperoleh dari hasil investasi
pada umumnya melakukan investasi adalah
untuk return (tingkat pengembalian) sebagai
imbalan atas dana yang telah ditanamkan atas
kesediaannya menaggung resiko yang ada dalam
investasi tersebut
Setiap investasi baik jangka pendek maupun
jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk
mendapatkan keuntungan yang disebut return
baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
melakukan investasi, investor yang rasional akan
mempertimbangkan 2 (dua) hal, yaitu expected
return (tingkat kembalian yang diharapkan) dan
risk (resiko) yang terkandung dalam altternatif
investasi yang dilakukan.
Menurut Ang (1997:20), komponen suatu
return terdiri dari dua jenis yaitu: 1) Current
Income (keuntungan lancar) adalah keuntungan
yang diperoleh melalui pembayaran yang
bersifat pembayaran yang bersifat periodik
seperti pembayaran bunga deposito, bunga
obligasi, dividen dan sebagainya. 2) Capital gain
yaitu keuntungan yang diterima karena adanya
selisih antara harga jual dan harga beli suatu
instrumen investasi, yang berarti bahwa
instrumen investasi harus diperdagangakan di
pasar. Besarnya capital gain dilakukan dengan
analisis return historis yang terjadi pada periode
sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya
tingkat kembalian yang diinginkan.
Faktor -faktor yang Mempengaruhi Return
Saham
Return saham diperoleh dalam bentuk
Capital gain (loss).Capital gain (loss),
merupakan selisih harga investasi sekarang
relatif dengan harga periode yang lalu. Secara
teori ekonomi, harga pasar suatu saham akan
terbentuk melalui proses penawaran dan
permintaan yang mencerminkan kekuatan pasar,
seperti yang dijelaskan oleh Panji dan Piji
(2003:108) menyatakan bahwa :
“Harga saham ditentukan oleh penawaran dan
permintaan pasar dan analisis memfokuskan
perhatian pada waktu, yaitu perkiraan trend naik
atau turun. Sedangkan apabila permintaan lebih
banyak dari pada penawaran saham, maka harga
saham akan mengalami kenaikan, sehingga akan
terjadi trend naik. ”
Sebagai surat berharga yang ditransaksikan
dilantai bursa, harga saham selalu mengalami
fluktuasi, naik turun dari satu waktu ke waktu
lainnya. Seperti komoditas pada umunya,
fluktuasi harga saham tergantung pada kekuatan
permintaan atau penawaran saham.
Sedangkan Menurut Ali (2002:116)
mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi
pergereakan harga saham yaitu:
“Pergerakan harga saham yang terjadi dilantai
bursa terjadi karena beberapa bentuk pengaruh
yang terdiri dari: kondisi fundamental emiten,
hukum permintaan dan penawaran yang terjadi,
tuingkat suku bunga (SBI), valuta asing, dana
asing dibursa, indek harga saham gabungan
(IHSG), dan news dan issue.”
Profitabilitas
Tujuan utama perusahaan beroperasi adalah
memperoleh laba yang maksimal dan
kesejahteraan stakeholder. Menurut Keown
(2004:32) “laba atau profit diperoleh dari
pendapatan bersih perusahaan dikurangi dengan
beban yang dikeluarkan pada periode yang
bersangkutan.” Jadi, laba merupakan hasil akhir
kinerja perusahaan. Sedangkan profitabilitas
adalah
“kemampuan
perusahaan
dalam
memperoleh laba bersih.” Perusahaan yang
mampu memperoleh laba disebut dengan
perusahaan yang profitable.
Menurut Suad (2001:286) “pada dasarnya
harga pasar saham dimasa yang akan datang
dipengaruhi oleh profitabilitas dimasa yang akan
datang dan risiko yang ditanggung pemodal.”
Sehingga para investor menanamkan saham pada
perusahaan adalah untuk mendapatkan return,
yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin
tinggi kemampuan memperoleh laba, maka
semakin besar return yang diharapkan investor,
sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi
lebih baik.
Profitabilitas dapat diukur dengan Return
On Equity (ROE). Return On Equity (ROE)
menggambarkan
sejauhmana
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih bila diukur
dari modal pemilik. Return On Equity (ROE)
dapat dihitung dengan membagi laba bersih
dengan jumlah ekuitas perusahaan. ROE diukur
dalam satuan persentase.
Rumus untuk menghitung ROE adalah:
Laba Setelah Pajak
ROE =
Modal Sendiri
Menurut Brigham (2010:150) ROE yang
tinggi umumnya memiliki korelasi positif
dengan harga saham yang tinggi. hubungan
positif antara ROE dan harga saham ini akan
membantu investor untuk menentukan waktu
yang tepat untuk membeli dan menjual saham.
Sehingga dapat memberikan harapan return yang
tinggi bagi investor. Berdasarkan uraian di atas
maka dapat dirumuskan hipotesa pertama.
H1 : Profitabilitas (ROE) berpengaruh
positif signifikan terhadap return
pada perusahaan automotive and
allied products
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan hal yang
sangat diperhatikan oleh investor. Kemakmuran
pemegang saham atau investor tersebut
tercermin dari nilai perusahaan. Dengan kata lain
nilai perusahaan merupakan ukuran kinerja
manajer keuangan. Menurut M.Fuad (2000:23)
“nilai perusahaan merupakan harga jual
perusahaan yang dianggap layak oleh calon
investor sehingga ia mau membayarnya jika
suatu saat perusahaan akan dijual.”
Hal yang hampir sama juga dinyatakan
oleh Suad (2008:7) bahwa “nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh
calon pembeli apabila perusahaan tersebut
dijual.” Keown (2004:470) juga menyatakan
bahwa “nilai perusahaan adalah nilai pasar atas
surat berharga hutang dan ekuiti perusahaan
yang beredar.”
Menurut Kallapur dan Trombley dalam
Paradilla (2010), nilai perusahaan adalah
variabel yang tidak dapat diobservasi. Maka
untuk mengukur nilai perusahaan diperlukan
proksi. Proksi nilai perusahaan ada tiga, antara
lain 1) Proksi berdasarkan harga (Price Based
Proxies) Adalah proksi yang menyatakan bahwa
prospek pertumbuhan perusahaan dinyatakan
dalam pangsa pasar peusahaan yang tumbuh
akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi
secara relatif untuk aktiva yang dimiliki (Assets
in Place) 2) Proksi berdasarkan investasi
(Investment Based Proxies) Menunjukkan bahwa
suatu keinginan investasi yang besar berkaitan
secara positif dengan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi seharusnya juga
memiliki suatu tingkatan investasi yang tinggi
pula dalam waktu yang lama pada suatu
perusahaan 3) Proksi berdasarkan pengukuran
varians (Variance Measurement) Proksi ini
mengungkapkan bahwa suatu opsi akan lebih
bernilai juga menggunakan variabilitas ukuran
untuk memperkirakan besarnya opsi yang
tumbuh. Dalam penelitian ini, proksi yang
digunakan untuk mengukur nilai perusahaan
adalah proksi berdasarkan harga. Adapun rasio
yang dipergunakan adalah Price to Book Value
(PBV)
PBV =
harga pasar saham
nilai buku saham
Menurut Suad (2008:7) “nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh
calon pembeli apabila perusahaan tersebut
dijual”. Berdasarkan uraian di atas maka dapat
dirumuskan hipotesa pertama
H2 : Nilai perusahaan (PBV) berpengaruh
positif signifikan terhadap return
pada perusahaan automotive and
allied products
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan automotive and allied
products yang terdaftar di BEI pada periode
analisis yakni tahun 2006-2010. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling.
Adapun kriteria dalam penelitian ini diantaranya
perusahaan automotive and allied products yang
terdaftar di BEI dari tanggal 1 Januari 2006
sampai 31 Desember 2010, perusahaan tercatat
memperdagangkan sahamnya di BEI secara terus
menerus selama periode penelitian, perusahaan
automotive and allied products menerbitkan dan
mempublikasikan laporan keuangan untuk tahuntahun tersebut, perusahaan menyajikan datanya
secara lengkap yang mencakup data dari variabel
yang sedang diteliti, yaitu komponen return
saham, profitabilitas, dan nilai perusahaan. Data
yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) serta www.idx.co.id.
Return saham diukur menggunakan
capital gain/loss. capital gain/loss merupakan
selisih harga investasi sekarang relatif dengan
harga periode lalu.
( P  Pit 1 )
Rit  it
x100%
Pit 1
Profitabilitas dapat diukur dengan return
on equity. Return on equity merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas
(shareholder’s equity). Formulasi dari return on
equity (ROE) adalah sebagai berikut:
Laba Setelah Pajak
ROE =
x100%
Modal Sendiri
Nilai perusahaan dapat diukur dengan
price to book value. Price to book value
menunjukkan harga pasar dari suatu saham jika
dibandingkan dengan nilai bukunya. Formulasi
dari Price to Book Value (PBV) adalah sebagai
berikut:
harga pasar saham
PBV =
x100%
nilai buku saham
Untuk mengetahui pengaruh varibel
bebas terhadap varibel terikat dilakukan
pengujian regresi, sebelum melakukan pengujian
regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui
apakah data yang digunakan telah memenuhi
model regresi. Pengujian ini meliputi uji
normalitas dengan metode Kolmogorof-Smirnov
test, uji multikolonieritas, uji autokorelasi
dengan perhitungan Durbin-Watson Test (DW
Stat), uji heteroskedastisitas yang dilakukan
dengan spearment collerasion.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi berganda untuk menguji
apakah variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat. Kemudian Uji Kelayakan Model
(Goodness of Fit Test) meliputi Uji Koefisien
Determinasi (R²) dan Uji F Statistik. Selanjutnya
melakukan uji masing-masing hipotesis (uji t).
HASIL PENELITIAN
Untuk melihat karakteristik variabel yang
diteliti, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini
Tabel 1 Statistika Deskriptif
RETURN
ROE
PBV
Valid N
N
77
77
77
77
Min
Max Mean
-66.67 356.52 41.76
-21.34 35.49 13.34
.21
7.38 1.56
Std.
Dev
83.24
11.62
1.52
Dari Tabel 1 terlihat bahwa perusahaan
automotive and allied products dari tahun 20062010 memiliki nilai rata-rata return saham
sebesar 41.76% artinya investor akan
mendapatkan rata-rata pengembalian (retrun)
dalam bentuk capital gain sebesar 41.76% dari
investasi yang dikeluarkan untuk membeli saham
perusahaan automotive and allied products
dalam jangka waktu 1 tahun. Dengan syarat
investor membeli saham pada harga penutupan
tahun tertentu kemudiaan menjualnya pada harga
penutupan tahun berikutnya dalam rentang
waktu 2006-2010. Return saham tertinggi atau
maksimum adalah sebesar 356.52% pada
perusahaan PT Hexindo Adiperkasa Tbk di tahun
2009, artinya investor akan mendapatkan return
dalam bentuk capital gain sebesar 356.52% dari
investasi yang dikeluarkan untuk membeli saham
PT Hexindo Adiperkasa, dengan syarat investor
membeli saham PT Hexindo Adiperkasa Tbk
pada penutupan harga saham tahun 2008
kemudian menjual saham PT Hexindo
Adiperkasa Tbk pada penutupan harga saham
tahun 2009. Selanjutnya return saham terendah
adalah sebesar -66.67% pada PT Tunas Ridean
Tbk di tahun 2010. Nilai return saham -66.67%
artinya investor akan mendapatkan kerugian
penjualan saham sebesar -66.67% jika investor
membeli saham PT Tunas Ridean Tbk pada
penutupan harga saham tahun 2009, kemudian
menjual saham PT Tunas Ridean Tbk pada
penutupan harga tahun 2010. Nilai standar
deviasi (simpangan baku) return saham
perusahaan automotive and allied products dari
tahun 2006-2010 sebesar 83.24 yang artinya
variasi sebaran data return saham atau
penyimpangan titik-titik data dari nilai rataratanya adalah sebesar 83.24.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa perusahaan
automotive and allied products dari tahun 20062009 memiliki nilai rata-rata ROE sebesar
13.34% artinya secara rata-rata, perusahaan
automotive and allied products dari tahun 20062009 mampu memperoleh keuntungan atau laba
bersih sebesar 13.34% atas modal sendiri. ROE
maksimum sebesar 35.49% pada PT Indospring
Tbk tahun 2009 artinya Perusahaan tersebut
mampu memperoleh laba bersih sebesar 35.49%
atas modal sendiri. Sedangkan ROE minimum
adalah sebesar -21.34% pada PT Polychem
Indonesia Tbk tahun 2006. Nilai ROE bernilai
minus artinya perusahaan tersebut memperoleh
kerugian sebesar -21.34% atas modal sendiri.
Kemudian nilai standar deviasi (simpangan
baku) ROE perusahaan automotive and allied
products dari tahun 2006-2010 adalah sebesar
11.62 artinya variasi sebaran data ROE atau
penyimpangan titik-titik data dari nilai rataratanya adalah sebesar 11.62.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa perusahaan
automotive and allied products dari tahun 20062010 memiliki nilai rata-rata PBV sebesar 1.56
yang artinya investor bersedia membayar saham
secara rata-rata sebesar 1.56kali dari nilai buku
per lembar saham perusahaan automotive and
allied products tersebut pada rentang waktu
2006-2010. PBV tertinggi atau maksimum
adalah sebesar 7,38 pada perusahaan PT
Hexindo Adiperkasa Tbk di tahun 2009, artinya
investor bersedia membayar saham PT Hexindo
sebesar 7,38 kali dari nilai buku per lembar
saham perusahaan tersebut pada tahun 2009.
Selanjutnya PBV terendah adalah sebesar 0.21
pada PT Multi Prima Sejahtera Tbk di tahun
2006. Nilai PBV 0,21 artinya investor bersedia
membayar saham PT Multi Prima Sejahtera
sebesar 0,21 kali dibandingkan nilai buku
perusahaan. Dengan kata lain, nilai PBV
perusahaan bersangkutan dibawah satu yang
artinya nilai buku saham lebih besar dari nilai
pasarnya. Dari nilai PBV tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai perusahaan PT Multi
Prima Sejahtera pada tahun 2006 tersebut dalam
kondisi tidak bagus. Kemudian nilai standar
deviasi (simpangan baku) PBV perusahaan
automotive and allied products dari tahun 20062010 sebesar 1.52 yang artinya variasi sebaran
data PBV atau penyimpangan titik-titik data dari
nilai rata-ratanya adalah sebesar 1.52.
Untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel bebas dan variabel terikat
digunakan uji regresi berganda berikut hasil uji
regresi berganda
Tabel 2 Hasil Uji Regresi Berganda
Model
Tabel 3 Uji F
Std.Co
Unstandardized
efficie
Coefficients
nts
bebasnya yaitu profitabilitas (ROE) dan nilai
perusahaan (PBV) sebesar 21,40%. Sisanya
78,60% ditentukan oleh variabel lain yang tidak
dianalisis dalam penelitian ini. Diantaranya
seperti risiko perusahaan, ukuran perusahaan,
jumlah saham yang tercatat dan lainnya.
untuk menguji secara keseluruhan pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
dilakukan uji F, untuk lebih jelasnya berikut ini
adalah hasil uji F
ANOVAb
Model
Std.
B
1
Error
Sum of
Squares
Beta
t
Sig.
1 Regression
123381.14
Mean
df
2
61690.57
5449.539
-10.398
13.935
-.746
.458
Residual
403265.88 74
ROE
1.825
.790
.255 2.310
.024
Total
526647.03 76
PBV
17.801
6.038
.325 2.948
.004
(Constant)
a. Dependent Variable: RETURN
Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel
2, maka dapat dirumuskan persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut:
RETURNit = -10,398 + 1.825ROEit + 17.801PBVit
Angka-angka yang dihasilkan dari regresi
dijelaskan sebagai berikut : Nilai konstanta
sebesar -10,398 artinya tanpa adanya variabel
profitabilitas (ROE) dan nilai perusahaan (PBV)
maka nilai return adalah -10,398. Nilai koefisien
profitabilitas (ROE) adalah 1.825 menunjukkan
hasil yang positif yang berarti setiap kenaikan
profitabilitas (ROE) suatu perusahaan sebesar 1
% maka akan meningkatkan nilai return sebesar
1.825. Sedangkan koefisien nilai perusahaan
(PBV) adalah sebesar 17.801 Ini menunjukan
setiap peningkatan nilai perusahaan (PBV)
sebesar 1% akan meningkatkan nilai return
sebesar 17.801.
Untuk
mengetahui
proporsi
yang
diterangkan oleh variabel independen dalam
model terhadap variabel terikatnya dilakukan uji
koefisien determinasi. Berdasarkan hasil uji
koefisien determinasi diperoleh Adjusted R2
sebesar 0,214. Ini berarti bahwa return saham
(capital gain/ capital loss) perusahaanperusahaan automotive and allied products yang
terdaftar di BEI dapat dijelaskan oleh variabel
Square
F
Sig.
11.32 .000a
a. Predictors: (Constant), PBV, ROE
b. Dependent Variable: RETURN
Dari hasil uji F diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara semua variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hal ini terlihat dari tingkat
signifikansinya 0,000 < 0,05. Selain itu, dapat
disimpulkan bahwa model layak untuk diuji.
Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji
t statistik dengan tingkat α sebesar 5%. Hipotesis
pertama adalah profitabilitas (ROE) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham
pada perusahaan automotive and allied product
yang terdaftar di BEI. Berdasarkan Tabel 2
diketahui bahwa nilai koefisien profitabilitas
(ROE) bernilai positif 1,825 dan nilai t hitung
adalah sebesar 2,310 dengan signifikansi 0,024 <
0,05. Hal ini berarti profitabilitas (ROE)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham pada perusahaan automotive and
allied products yang terdaftar di BEI. Sehingga
dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama
diterima.
Hipotesis kedua adalah nilai perusahaan
(PBV) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham pada perusahaan
automotive and allied products yang terdaftar di
BEI. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa nilai
koefisien nilai perusahaan (PBV) bernilai positif
17,801 dan nilai t hitung adalah sebesar 2,948
dengan signifikansi 0,004 < 0,05. Hal ini berarti
bahwa nilai perusahaan (PBV) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham
pada perusahaan automotive and allied products
yang terdaftar di BEI, sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis kedua diterima.
PEMBAHASAN
Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap
Return Saham
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial
dapat diketahui profitabilitas (ROE) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham
pada perusahaan automotive and allied products
yang terdaftar di BEI. Hasil ini dibuktikan
dengan hasil pengujian regresi ROE sebesar
1,825 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,024
< 0,05. Nilai koefisien ROE yang bernilai positif
menunjukkan bahwa semakin tinggi ROE akan
menyebabkan nilai return saham semakin
meningkat.
Dari persamaan regresi yang terbentuk
terlihat bahwa profitabilitas (ROE) mempunyai
hubungan yang positif dan signifikan terhadap
return saham. Ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh, Suad (2001:286) yang
menyatakan bahwa “pada dasarnya harga pasar
saham dimasa yang akan datang dipengaruhi
oleh profitabilitas dimasa yang akan datang”.
Dan teori yang di kemungkakan oleh Brigham
dan Houston (2010:150) yang menyatakan
bahwa “ROE yang tinggi umumnya memiliki
kolerasi positif dengan harga saham yang
tinggi”. ROE merupakan ukuran profitabilitas
dari sudut pandang pemegang saham. Semakin
tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien
perusahaan menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan. Perusahaan
yang semakin efisien dalam menggunakan modal
sendiri untuk menghasilkan laba akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk
membeli saham perusahaan tersebut. Jika
permintaan terhadap saham meningkat maka
akan meningkatakan harga saham, peningkatan
harga saham ini akan ikuti oleh peningkatan
return saham dalam bentuk capital gaint.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh
Budi dan Basuki ( 2004 ) hasil penelitiannya
menunjukan ROE berpengaruh positif secara
signifikan terhadap return saham. Selanjutnya
implikasi penelitian ini bagi bagi investor adalah
jika investor ingin berinvestasi dalam bentuk
saham pada perusahaan automotive and allied
products di BEI. Investor sebaiknya memilih
perusahaan yang memiliki nilai ROE yang
tinggi, karena nilai ROE yang tinggi
memberikan harapan return dalam bentuk
capital gain yang tinggi kepada investor.
Investor dapat
mengidentifikasi perusahaan
yang memiliki nilai ROE yang tinggi dengan
memperhatikan peningkatan laba bersih dan
efisiensi perusahaan dalam penggunaan modal
sendiri. Sedangkan implikasi penelitian ini bagi
perusahaan automotive and allied products yang
terdaftar di BEI adalah perusahaan harus
meningkatkan laba bersih dan efisien dalam
penggunaan modal sendiri. Tingginya rendahnya
laba bersih dan efisiensi penggunaan modal
sendiri akan mempengaruhi persepsi dan
keputusan investor terkait dengan membeli
saham perusahaan tersebut.
Pengaruh Nilai Perusahaan (PBV) terhadap
Return Saham
Berdasarkan hasil pengolahan sampel yang
diuji dengan program SPSS, nilai perusahaan
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham pada perusahaan
automotive and allied products yang terdaftar di
BEI. Hasil ini dibuktikan dengan hasil pengujian
regresi PBV bernilai positif 17,801 dengan
tingkat signifikansi 0,004 < 0,05.
Nilai koefisien positif menunjukan bahwa
semakin tinggi nilai peusahaan (PBV) maka akan
semakin tinggi nilai return saham perusahaan.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Suad (2001:287) yang
menyatakan bahwa “semakin besar nilai PBV
semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para
pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang
telah ditanamkan di perusahaan”. Hal ini terjadi
karena Price to Book Value (PBV) merupakan
perbandingan harga saham dengan nilai
bukunya,
semakin
tinggi
nilai
PBV
mengindikasikan harga saham yang semakin
meningkat, peningkatan harga saham ini akan di
ikuti oleh peningkatan return saham.
Selain itu peningkatan nilai perusahaan
(PBV) juga berarti bahwa besarnya nilai buku
perusahaan tidak sepenuhnya diperhitungkan
oleh investor dalam pembelian saham, karena
nilai perusahaan (PBV) yang lebih besar
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki laba
yang aman, arus kas yang aman dan sedang
mengalami pertumbuhan, sehingga investor
berpendapat bahwa kondisi perusahaan akan
menguntungkan untuk investasi. Hal ini sesuai
dengan teori yang di kemungkakan oleh Brigham
dan Houston (2010:151) “rasio harga pasar suatu
saham terhadap nilai bukunya memberikan
indikasi
pandangan
investor
terhadap
perusahaan. Perusahaan yang di pandang baik
oleh investor-yang artinya perusahaan dengan
laba dan arus kas yang aman serta terus
mengalami pertumbuhan-dijual dengan rasio
nilai buku lebih tinggi dibanding perusahaan
dengan pengembalian yang rendah”.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan yang Pancawati, dkk
(2002) hasil penelitiannya menunjukan nilai
perusahaan (PBV) berpengaruh positif secara
signifikan terhadap return saham. Implikasi
penelitian ini bagi investor adalah jika investor
ingin berinvestasi dalam bentuk saham pada
perusahaan automotive and allied products di
BEI. Investor sebaiknya memilih perusahaan
yang memiliki laba yang aman, arus kas yang
aman dan sedang mengalami pertumbuhan,
karena memiliki laba yang aman, arus kas yang
aman dan sedang mengalami pertumbuhan
memberikan harapan return yang tinggi bagi
investor dalam bentuk capital gain. Sedangkan
implikasi penelitian ini bagi perusahaan
automotive and allied products yang terdaftar di
BEI adalah perusahaan harus dapat meyakinkan
kepada investor bahwa perusahaan memiliki
laba yang aman, arus kas yang aman dan sedang
mengalami pertumbuhan, karena hal ini
mempengaruhi persepsi dan keputusan investor
terkait dengan membeli saham perusahaan
tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan pendahuluan, kajian teori
dan pengolahan data serta pembahasan terkait
hasil pengolahan data yang telah dikaji pada
kajian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa 1) Profitabilitas (ROE) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham
saham pada perusahaan automotive and allied
products
yang terdaftar di BEI. 2) Nilai
perusahaan (PBV) berpengaruh positif signifikan
terhadap return saham
pada perusahaan
automotive and allied products yang terdaftar di
BEI.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikemukakan maka dapat diberikan beberapa
saran sebagai berikut: 1) Bagi investor, hasil
penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel
bebas yang diteliti berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham pada perusahaan
automotive and allied products yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sehingga ke dua variabel
bebas tersebut merupakan indikasi preferensi
pelaku pasar modal dan perlu diperhatikan
investor sebelum memulai investasi. 2) Bagi
Peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini
diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.
Dengan menambah periode penelitian, menganti
objek penelitian pada sektor atau indeks tertentu
dan menambah variabel penelitian seperti risiko
perusahaan, struktur modal dan faktor
fundamental lain. Selain itu, peneliti selanjutnya
dapat menggunakan proksi lain untuk
menghitung nilai rate of return seperti model
market, abnormal return, dll. 3) Bagi
Perusahaan, lebih memperhatikan kesejahteraan
pemegang saham dan peningkatan pertumbuhan
perusahaan. Tingkat keuntungan yang menarik
dan pertumbuhan perusahaan akan menarik
investor untuk berinvestasi hal ini akan
meningkatkan prospek saham kedepan, sehingga
prospek perusahaan juga meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Agus dan Rangga (2007) Analisis Pengaruh
Kinerja Keuangan dan Return Saham di
Bursa Efek Indonesia
FENOMENA
Volume 7, Nomor 1 hal. 13‐21
Universitas Islam Indonesia
Ali Arifin, 2002. Membaca Saham,Jakarta : PT
Raja Gramedia.
Ang, R, 1997, Buku Pintar Pasar Modal
Indonesia, Mediasoft, Jakarta.
Anonymous.2012. industri alat berat nasional
tumbuh 25 persen. Diunduh dari
yahoo.com
Anonymous.2011. tinggi, minat investor di
industri otomotif indonesia. Diunduh dari
www.republika.com
Budi Rusman Jauhari dan Basuki Wibowo. (
2004 ) Analisis Fundamental terhadap
return saham pada periode Bullish dan
Bearish Indeks Harga Saham Gabungan.
jurnal akuntansi dan keuangan Vol 9. No
2. P 17-32
Bodie, Zvi, dkk. 2006. Investasi. Jakarta :
Salemba Empat.
Brigham, Eugene F.dan Joul F Houston.2010.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto. 2003. Analisis Sekuritas dan Analisis
Portofolio. Yogyakarta :PT. BPFE.
Keown, Arthur J. et al. 2004. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. (Terjemahan).
Jakarta: Salemba Empat. Buku asli
diterbitkan tahun 2002.
M. Fuad, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta:
Erlangga.
Pancawati Hardiningsih, 2001, Pengaruh
Fundamental dan Resiko Ekonomi
tehadap Return Saham pada perusahaan
di BEJ. Jurnal Bisnis Strategi, Vol 3,
September.
Panji Anoraga dan Piji Pakarti. 2003. Pengantar
Pasar Modal. PT. Rineke Cipta, Jakarta
Paradilla Safitrie. 2010. Pengaruh Struktur
Modal dan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan
pada
Industri
Pertambangan yang Terdaftar di BEI
Periode 2002-2008. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Padang.
Subramanyam, K.R. dan John J.Wild. 2010.
Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Suad
Husnan,. 2001. Dasar-Dasar Teori
Portofolio Dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta : AMP YPKN.
____________. 2008. Manajemen Keuangan:
Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi
dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
PT.BPFE. 78
www.ecfin.com
www.idx.co.id
Download