Uploaded by User112451

REFKAS TTH SHELLA

advertisement
Refleksi Kasus
Tension Type Headache
Disusun oleh:
Shella Ayu Clarissa (30101607736)
Pembimbing Klinik:
dr. Naili Sofi Riasari, Sp.N
Identitas Pasien
•
Nama
: Ny. W
•
Umur
: 63 Tahun
•
Agama
: Islam
•
Suku
: Jawa
•
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
•
Alamat
: Semarang
•
Status
: Menikah
•
Tanggal Pemeriksaan : 16 Juni 2021
Anamnesis
Dilakukan secara Alloanamnesis
Keluhan Utama
: Nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
:
•Lokasi : berpindah-pindah kepala sebelah kanan dan kiri
•Onset : 1 bulan yang lalu
•Kualitas
: nyeri kepala terasa kencang seperti terikat dan menjalar sampai ke tengkuk
•Kuantitas
: nyeri kepala dirasakan hampir setiap hari, hilang timbul dengan durasi ± 30
menit
Kronologi
Pasien datang ke Poli Saraf RS Bhayangkara Semarang dengan keluhan
nyeri kepala yang sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri kepala
berpindah-pindah dari kepala sebelah kanan dan kiri. Keluhan dirasakan
hampir setiap hari, hilang timbul dengan durasi ± 30 menit. Nyeri kepala
terasa kencang seperti terikat dan menjalar sampai ke tengkuk. Keluhan
sering muncul terutama saat pikiran berat dan lebih enakan setelah
minum obat paracetamol namun setelah itu keluhan muncul lagi. Keluhan
mual dan muntah disangkal pasien.
Kronologi
 Keluhan lain
Mual (-)
Muntah (-)
Kilatan cahaya (-)
Mata nyerocos (-)
Hidung berair (-)
Demam (-)
Bicara pelo (-)
Mulut perot (-)
Lemah pada tangan dan kaki (-)
Penglihatan kabur (-)
:
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya : disangkal
Riwayat stroke
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat diabetes mellitus
: disangkal
Riwayat trauma kepala
: disangkal
Riwayat kolesterol tinggi
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
dan Sosial Ekonomi
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa
Riwayat hipertensi
Riwayat diabetes melitus
Riwayat stroke
Riwayat sosial ekonomi
Kesan sosial ekonomi cukup
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Pemeriksaan fisik
16 Juni 2021
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran :compos mentis, GCS
E4M6V5
●
●
●
●
●
Tanda vital
Tekanan darah : 131/87 mmHg
Nadi
: 85 x/ menit
Suhu
: 36,2°C
RR
: 20x/ menit
SpO2
: 98%
Status Generalisata
Kepala
: mesosefal, nyeri tekan (-), alopesia (-)
Mata
: nistagmus (-/-), ptosis (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), reflek cahaya direk (+/+), indirek (+/+), pupil
isokor 2mm/2mm.
Telinga
: lesi (-/-)
Hidung
: lesi (-/-), warna seperti kulit sekitar, nafas cuping hidung (-)
Mulut
: simetris, lesi (-), tonsil T1-T1, hiperemis (-)
Leher
: lesi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
STATUS INTERNUS
PARU-PARU
Inspeksi: hemithorax dextra dan sinistra
simetris, retraksi (-)
Palpasi: krepitasi (-)
Perkusi: sonor kedua lapang paru.
Auskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+),
suara tambahan ronkhi (-/-), wheezing
(-/-), stridor (-/-)
JANTUNG
Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak
Palpasi: Iktus cordis teraba, tak kuat
angkat
Perkusi : batas pinggang jantung dan
bawah jantung > 2 cm kearah lateral
Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II
normal reguler, bising (-)
STATUS INTERNUS
KESAN : DBN
Inspeksi
ABDOMEN
: warna seperti kulit sekitar
Palpasi
Nyeri tekan
Hepar
Lien
Ballotement
: (-) regio epigastrium
: Tidak teraba pembesaran
: Tidak teraba
: -/-
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: Bising usus (+)
STATUS INTERNUS
Ekstremitas
Superior
Inferior
Akral dingin
-/-
-/-
Capilary
refill
<2/<2
<2/<2
FUNGSI VEGETATIF
•Miksi
: dalam batas normal
•Defekasi
: dalam batas normal
•Sekresi Keringat
: dalam batas normal
FUNGSI LUHUR
•Orientasi
: dalam batas normal
•Bahasa
: dalam batas normal
•Memori
: dalam batas normal
STATUS
NEUROLOGIS
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran: Compos Mentis
GCS
: E4M6V5
Mata
: Pupil bulat isokor,diameter 2mm/2mm, reflek cahaya (+/+)
STATUS NEUROLOGIS
Nervus Kranialis
N. I (Olfactorius)
Daya Penghidu
N.II (Opticus)
Daya penglihatan
Lapang pandang
Melihat warna
Fundus okuli
Kanan
Kiri
DBN
6/6
Tidak ada penyempitan
Normal
Normal
N.III (Oculomotorius)
1. Ptosis
2. Lagophtalmus
3. Gerak mata keatas
4. Gerak mata kebawah
5. Gerak mata media
6. Ukuran pupil
7. Bentuk pupil
8. Reflek cahaya langsung
9. Reflek cahaya tidak langsung
10. Diplopia
Tidak ada
Tidak ada
Gerak bebas
Gerak bebas
Gerak bebas
2mm
Isokor
Positif
Positif
Tidak ada
STATUS NEUROLOGIS
N.IV (Trochlearis) :
Gerak mata lateral bawah
Diplopia
Strabismus
N.V (Trigeminus)
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas
Reflek kornea
Gerak bebas
Tidak ada
Tidak ada
normal
normal
normal
positif
normal
normal
normal
positif
N.VI (Abducens)
Pergerakan mata (ke lateral)
Diplopia
Strabismus
N.VII (Facialis)
Mengerutkan dahi
Mengangkat alis
Menutup mata
Sudut mulut
Meringis
Daya kecap 2/3 depan
Gerak bebas
Tidak ada penglihatan dobel
Tidak ada
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
STATUS NEUROLOGIS
N.VIII (Vestibulocochlearis)
Suara berbisik
Mendengarkan detik arloji
Tes rinne
Tes weber
Tes schwabach
N.IX (Glossopharyngeus)
Arkus faring
Uvula
Daya kecap 1/3 belakang
Reflek muntah
Sengau
Tersedak
DBN
DBN
TIDAK
DILAKUKAN
TIDAK
DILAKUKAN
DBN
N.X (Vagus)
Arkus faring
Bersuara
Menelan
N.XI (Accesorius)
Memalingkan muka
Sikap bahu
Mengangkat bahu
N.XII (Hypoglossus)
Sikap lidah
Menjulurkan lidah
Artikulasi
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
DBN
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
Darah rutin, elektrolit, kadar gula darah
• CT scan
ASSESMENT NEUROLOGIS
DIAGNOSIS AWAL
Diagnosis Klinik
: Cephalgia Bilateral
Diagnosis Topik
: m.pericranialis (m.sternocleidomastoideus, m.trapezius)
Diagnosis Etiologik
: Tension Type Headache
INITIAL PLAN TERAPI
Konservatif:
Ibuprofen PO 400mg tab 3x1
Amitriptillin PO 25mg tab 1x1
Eperison PO 40mg tab 2x1
Behaviour
treatment
(hindari
faktor
pencetus berupa stress atau pikiran berat)
PROGNOSIS
QUO AD VITAM
DUBIA AD BONAM
QUO AD FUNCTIONAM
DUBIA AD BONAM
QUO AD SANATIONAM
DUBIA AD BONAM
EDUKASI
Mercury
Mercury is the
1. Menjelaskan smallest
kepadaplanet
pasien
dan
keluarga mengenai penyakit yang
diderita pasienJupiter
Jupiter is the
2. Minum obat dan
kontrol
teratur
biggest
planet
3. Beri dukungan kepada pasien agar
pasien menghindari
stress
Neptune
Neptune is the
farthest planet
TERIMA KASIH
Tinjauan
Pustaka
DEFINISI
Nyeri kepala tipe tegang atau tension type headache (TTH) adalah nyeri kepala yang berlangsung
beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri kepala bilateral menekan atau mengikat dengan intensitas
ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada
fotofobia atau fonofobia (Perdossi, 2015).
TTH ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari otot-otot kepala, wajah, kuduk dan
bahu. Kontraksi yang terus menerus ini akan menimbulkan nyeri otot yang di “referred” ke kepala
(“muscle contraction headache”). “Muscle contraction” ini timbul oleh karena adanya ketegangan jiwa
anxietas, tension, atau depresi).
ETIOLOGI
Penyebab dari TTH masih belum diketahui secara pasti. Diduga dapat disebabkan oleh faktor psikis
dan fisik. Secara psikis, TTH dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap stres, kecemasan, depresi dan
konflik emosional. Sedangkan faktor fisik, seperti posisi kepala yang menetap dalam jangka waktu lama
mengakibatkan kontraksi otot-otot kepala dan leher, tidur yang kurang, kesalahan dalam posisi tidur dan
kelelahan juga dapat menyebabkan TTH. (Duran ddkk., 2006; Midle-Busch dkk., 2011).
Patofisiologi
Salah satu teori yang dominan pada
patofisiologi TTH adalah adanya inputnosiseptik
dari jaringan miofasial perikranial yang akan
meningkatkan eksitabilitas jalur nyeri ke
susunan saraf pusat. Ada dua faktor yang
berperan pada proses terjadinya TTH, yaitu: (1)
Faktor perifer, dimana rangsang nyeri
diantarkan oleh serabut saraf dengan selubung
myelin tipis (serabut saraf A delta) dan serat
tidak bermielin (serabut saraf C). (2) Faktor
sentral, peningkatan sensitisasi miofasial pada
TTH disebabkan oleh faktor sentral yaitu
sensitisasi dari neuron orde kedua di kornu
dorsalis medula spinalis atau nukleus trigemini
kaudalis (TNC)
Anamnesis
o
Durasi 30 menit sampai 7 hari
o
Tidak ada mual muntah (kadang terjadi anorexia)
o
Photophobia dan phonophobia
o
Bilateral atau nyeri bifrontal
o
Insomnia
o
Otot tegang dan seperti terikat pada region leher, occipital serta frontal
o
Sulit berkonsentrasi
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab dari nyeri kepala dari TTH.

Vital sign normal

Pemeriksaan neurologis normal

Otot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau leher (tidak selalu)

Nyeri pada penekanan arteri temporalis dan daerah trigger zone (tidak selalu)
Nyeri bertambah dengan fleksi leher dan pergangan dari otot leher
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium

Diagnosis tension headache adalah dari klinis. Seperti nyeri kepala primer lainnya, tidak ada test
diagnostik spesifik untuk tension headache.
Studi Imaging

Studi neuroimaging penting untuk mengesampingkan penyebab sekunder nyeri kepala, termasuk
neoplasma dan cerebral hemorrhage.

MRI imaging menunjukkan struktur cerebral yang detail dan khususnya dalam mengevaluasi fossa
posterior

CT scan dengan kontras merupakan alternatif lain tetapi lebih rendah daripada MRI dalam
memperlihatkan struktur fosa posterior.

Indikasi neuroimaging jika nyeri kepala atipikal atau berhubungan dengan abnormalitas pada
pemeriksaan neurologis.
Tatalaksana
Download