PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN KELAS B KELOMPOK I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Em winarto Dea Andini Merry Gustia Reni Andika Pranata Holdiana Yuni Triwahyuningsih Yunizar Rizqi Utama Bayu Andika bramasta 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Nurwahid Feni Andriyani Lia Fransisca Heni Nurhayati Emilia Dewi Syaiful Akbar Noffy Merisa Sutteri yani P Planning C Controling Fungsi Manajemen George F.terry A Actuating O Organizing PROSES MANAJEMEN KEP. Planning Organizing Staffing Directing Controlling PENGERTIAN ORGANISASI dan PENGORGANISASIAN Steve Jobs (Pendiri dan PenciptaApple Computers “Organization is the form of very human association for the attainment of common purpose” (organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujaun bersama) James D. Mooney Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan kerja sama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan organisasi atau para pejabatnya. ORGANISASI Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama. 3 (Tiga) Eleman Sekelompok Orang • 1(satu) ikatan norma, peraturan, ketentuan, kebijakan Interaksi & kerjasama • Hub timbal balik • Memberi & menerima • Merealisasikan maksud, sasaran tujuan Tujuan bersama • 1 Tujuan bersama untuk direalisasikan DASAR PERTIMBANGAN ORGANISASI Pekerjaan Tempat bekerja Hubungan-hubungan yang terjalin dalam menjalankan pekerjaan ditempat bekerja Orang-orangnya sendiri JENIS ORGANISASI “BERDASARKAN SIFAT HUBUNGAN PERSONAL” Organisasi formal adalah organiasasi yang diatur secara resmi, seperti organisasi pemerintahan, organiasai yang berbadan hukum dan lain – lain. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya (Buku ajar Organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan serta kebidanan. M. Fais Satrianegara – Sitti Saleha. Salemba Mediaka 2009) organisasi informal adalah organisasi terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hoby dan lain – lain Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama kawan kuliah, kemping ke gunung Bintan rame-rame dengan teman, dan lain-lain. (Buku ajar Organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan serta kebidanan. M. Fais Satrianegara – Sitti Saleha. Salemba Mediaka 2009) Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani. Organiasasi produksi, misalnya organisasi produk makanan. Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik. Organisasi yang bersifat intergratif, misalnya serikat pekerja. Organisasi pemelihara, misalnya organisasi lingkungan dan lain – lain. (Buku ajar Organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan serta kebidanan. M. Fais Satrianegara – Sitti Saleha. Salemba Mediaka 2009) PENGERTIAN PENGORGANISASIAN Pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal/atasan dan horizontal/ bawahan ( Depkes RI, 2001). Kegiatan mendesain tujuan dan wewenang tiap pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk dalam kelompok manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan baik. (Hersey & Blanchard ,1997) PENGORGANISASIAN Dilakukan setelah perencanaan Menetapkan, menggolongkan, berbagai kegiatan, menetapkan tupoksi,wewenang dan pendelegasian dalam mencapai tujuan. Memobilisasi SDM dan material, mengusahakan hub prilaku yg efektif masing2 org, bekerjasama secara efesian,memperoleh kepuasan diri dlm bertugas dalam mencapai tujuan dan sasaran Manfaat Pengorganisasian : Penjabaran secara terinci semua pekerjaan yg hrs dilakukan untuk mencapai tujuan Pembagian beban kerja sesuai kemampuan perorangan/ kelompok Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi 4 PILAR DALAM PENGORGANISASIAN Pembagian Kerja Pengelompokan kerja Penentuan relasi Koordinasi Sebagaimana dikemukakan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) ada empat pilar (building block) yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian, keempat pilar tersebut adalah : Pilar Pertama : Pembagian Kerja (Division Of Work) Merupakan upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut. Presented by Em winarto Pilar Kedua : Pengelompokkan Pekerjaan (Departementalization) Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis. Presented Em winarto Pilar Ketiga : Penentuan Relasi Antarbagian dalam Organisasi (Hierarchy) Setelah pekerjaan dikelompokkan atau di Departemenkan, kita mungkin bertanya-tanya berapa banyak pekerjaan yang perlu dikelompokkan untuk setiap bagian atau departemen dan berapa banyak orang yang dibutuh menyangkut span of management control. Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu. Pilar Keempat : Koordinasi (Coordination) Pilar terakhir dari proses pengorganisasian adalah koordinasi. Setelah pekerjaan dibagi, ditentukan bagianbagiannya, hingga ditentukan hierarki organisasinya, maka langkah berikutnya adalah bagaimana agar pembagian kerja yang telah dilakukan beserta penentuan desain organisasinya berjalan secara efektif dan efisien. Disinilah peran dari koordinasi diperlukan sebagai pilar terakhir dari pengorganisasian. Sebagaimana menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif. Apa jadinya jika dua orang Manajer tidak saling berkoordinasi ? Bagaimana dengan kerjasama yang dibangun ? Ada enam langkah penting dalam menyusun fungsi pengorganisasian Tujuan organisasi harus di pahami oleh staf. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan – kegiatan pokok untuk mencapai tujuan Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang praktis (elemen kegaiatn) Penugasan personel yang cukup yaitu memilih dan menempatkan staf yang dipandang mampu melaksanakan tugas. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Mendelegasikan wewenang. (Manajemen Kesehatan edisi 2. A.A. Gde Nuninjaya. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004) SHINZO ABE (PM JEPANG) STRUKTUR ORGANISASI Stoner dan Wankell, membatasi bahwa struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan, Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki dan struktur otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. TIPE ORGANISASI DILIHAT DARI STRUKTUR 1.Organisasi Lini (Line Organization) Diciptakan oleh Henry Fayol (btk organisasi tertua) Bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer, peran pimpinan sangat dominan Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Pengambil keputusan dilakukan dg cepat Keputusan bisa kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin memegang kendali, berwibawa, unsur manusiawi terabaikan TIPE ORGANISASI DILIHAT DARI STRUKTUR 2. Organisasi Staff Pengembangan organisasi lini Organisasi dikembangkan satuan organisasi staf sbg pembantu pimpinan Org yang duduk di organisasi staf individu ahli sesuai bidang organisasi Pengambilan keputusan ditangan pimpinan. Keuntungan pengambilan keuntungan akan lebih baik Kerugian pengambilan keputusan akan lebih lama TIPE ORGANISASI DILIHAT DARI STRUKTUR 3.Organisasi Lini Dan Staff Merupakan kombinasi dari organisasi lini asas komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff,sebagai penasehat, berperan memberi masukan, bantuan pikiran saran-saran, data informasi yang dibutuhkan Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan organisasi sangat kompleks pengambilan keputusan telah dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang pengambilan keputusan memakan waktu lebih lama, dapat menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas batas wewenangnya TIPE ORGANISASI DILIHAT DARI STRUKTUR 4.Organisasi Fungsional Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis Target-target jelas dan pasti Pengawasan ketat Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi TIPE ORGANISASI DILIHAT DARI STRUKTUR 5.Organisasi Lini Dan Fungsional Wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan. KEGIATAN PENGORGANISASIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN Mengelompok kan dan membagi Kegiatan dibagi habis Sesuai Tujuan Organisasi harus dipahami oleh Kompetensi staf Yg disusun pada Dan fungsi perencanaan Tanggung jawab Menjalin hub kerja antar nakes secara integrasi, agar komunikasi tetap baik Menentukan Penugasan Yg Kondusif, tugas dilakukan sukarela dan optimal tanpa curiga antar perawat TUJUAN PENGORGANISASIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pencapaian tujuan organisasi Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan dan kelompok. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui penyusunan struktur organisasi yang baik Melakukan pengambilan keputusan secara tepat Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg & Swansburg, 1999). Rantai Komando • Memuaskan anggota, efektif secara ekonomis dalam alur autoritas tujuan • Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah • Pada Organisasi keperawatan, rantai komando datar dengan garis manajer dan staf teknis serta administrasi yg mendukung perawat pelaksana Kesatuan Komando • Seorang Perawat pelaksana mempunyai 1 pemimpin dan 1 rencana • Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip-prinsip kesatuan komando Rentang Kontrol Prinsip Spesialis • Setiap perawat harus dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi dan geografi • Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya kesalahan • Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan • Setiap orang harus menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal...... Ada devisi kerja atau pembagian tugas yang membentuk depertemen Pembagian kerja • Semua pekerjaan dibagi habis • Setiap staf mempunyai Tupoksi, Tj, wewenag, job description,deskripsi hasil kerja, SOP • Penambahan dan pengurangan tenaga berdasarkan beban kerja Pendelegasian • Pelimpahan wewenang dan TJ,kp staf • Adanya unsur mentoring,dan regenerasi yg baik dan alami • Ada nilai mengelola SDM yg efektif dan efisien Koordinasi • Kom. Hub baik terhadap yg terlibat, kom 2 arah dg atasan / bwhn • Rapat formal • RR teratur dan berkelanjutan, • pembakuan formulir yg dipakai Manajemen Waktu • Analisa wkt dlm membuat jadwal dan kategori tertentu • Memeriksa kembalitiap porsi kategorisesuai wkt yg ada • Menentuka prioritas • Mendelegasikan kp bawahan sesuai sifat pekerjaan 1. Model Askep Fungsional Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut 2. Askep Tim Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum tugas 3. Askep Alokasi Klien pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima laporan tentang pelayanan keperawatan klien 4. Askep Primer Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana perawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari Model Askep Primer membutuhkan kualifikasi tertentu karena perawat primer harus tenaga perawat profesional (Register Nurse) yang mengasuh pasien mulai pengkajian, hingga evaluasi. Dalam implementasi perawat primer dibantu oleh perawat assosiete. peran perawat assosiate membantu saat pelaksanaan tindakan 5. Askep Moduler (Gabungan Primer Dgn Tim pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan memiliki kemampuan memimpin. Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien. PENUGASAN Pembagian tugas untuk perawat yg dilakukan oleh kepala ruangan masingmasing mempunyai tugas khusus STRUKTUR ORGANISASI ALOKASI PASIEN Struktur organisasi RS dan lembaga terkait dg pemberian pelay. Mengetahui arah kewenangan dan T.Jawab Pengorganisasian Pelayanan keperawatan Pengorganisasian pelay.keperawatan untuk beberapa pasien / satu pasien oleh satu perawat saat berjaga NURSING TEAM PRIMARY NURSING SERVICE Pengorganisasian dlm Yankep shg 1 org primary nurse dalam 24 jam bert.jawab pd pt yg dibawah t.jawabnya dari masuk RS sam[pai Pulang Pelayanan lapangan dimana sekelompok perawat memberikan pelayanankeperawatan kepada sekelompok pasien Klp ini dipimpin oleh perawat ners / RN dan berpengalaman PENGERTIAN PERENCANAAN SDM • Perencanaan SDM adalah kegiatan merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan organisasi serta efektif efisien dalam membantu terwujudnya tujuan (Hasibuan, 2005). • Perencanaan SDM kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM berdasarkan tempat, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan (Ilyas, 2004). DASAR PERENCANAAN SDM • Perencanaan Timbul Didasari Oleh Hasil Pemikiran Yang Bersumber Dari Hasil-hasil Penelitian • Perencanaan Mutlak Harus Memiliki Keberanian Mengambil Keputusan Dengan Segala Resikonya • Orientasi Suatu Rencana Adalah Masa Depan. Artinya, Rencana Diibaratkan Suatu Titik Yang Akan Kita Tuju Dan Kita Capai. • Rencana Harus Mempunyai Makna. Artinya, Janganlah Membuat Suatu Rencana Yang Tidak Jelas Arah Dan Tujuannya. Tujuan Perencanan SDM Menentukan kualitas dan kuantitas Tenaga The Right Man On The Right Place And The Right Man On The Right Job Menjamin Tersedianya Tenaga Masa Sekarang Maupun Masa Mendatang Menghindari Tumpang Tindih Pelaksanaan Tugas Mempermudah Koordinasi, Integrasi, Dan Sinkronisasi (KIS). Pedoman Menetapkan Prog. Penarikan, Seleksi, Pengembangan, Kompensasi, Pengintegrasian, Pemeliharaan, Kedisiplinan, & Pemberhentian Karyawan Menjadi Pedoman Dalam Melaksanakan Mutasi Dan Pensiun Tenaga Keperawatan Langkah Perencanaan Nakep (Drucicter dan Gilles 1994) Identifikasi bentuk dan beban yankep yg diberikan Menentukan kategori perawat yg akan ditugaskan Menentukan jumlah masing – masing kategori perawat yg dibutuhkan Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada Menentukan nakep sesuai dengan unit / shiff Seleksi calon yang ada Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas KEBUTUHAN NAKEP • Menurut Depkes (2002), Kebutuhan Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit Berada Di Ruangan Antara Lain: Rawat Inap, Gawat Darurat, Critical Care, Kamar Operasi, Dan Rawat Jalan. Penghitungan Kebutuhan SDM Keperawatan Di Masing-masing Ruangan Ini Mempunyai Rumus Yang Berbeda. RANAP Klasifikasi Pasien Tingkat ketergantungan pasien (jenis ks, rata2 pt / hr, jam pwtn /hr/pt,jam pwtn/ruangan/hr,_ jam efektif perawat 7 jam /hr) Rata – rata jumlah pasien perhari Jumlah jam perawat perhari Jumlah jam perawat perhari O.K UGD Jumlah dan jenis operasi Jumlah kamar operasi Pemakaian OK(di perkirakan 6 jam perhari) pada hari kerja Tugas perawat di OK, instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/ tim) Ketergantungan pasien Rata rata jumlah pasien per hari adalah 100 Jumlah jam perawat per pasien/hari adalah 15 menit RAJAL METODE MENGHITUNG TENAGA PERAWAT YANG DIBUTUHKAN 1. Cara Rasio, menurut SK Menkes RI No. 262 Tahun (1979) 2. Cara Need menurut Hundgins, (1992) 3. Tingkat ketergantungan menurut Douglas (1984) 4. Menurut Depkes, (2001) 5. Cara Gillies,(1989) 6. Cara Swansburg, (1999) 7. Formulasi Nina, 1990 CARA RASIO, MENURUT SK MENKES RI NO. 262 TAHUN (1979) • Denominator tempat tidur • Sederhana dan mudah • Kemampuan dan SDM perencanaan terbatas, jenis, tipe dan volume kerja relatif stabil • Berdasarkan SK Menkes RI No. 262 Tahun 1979, tentang ketenagaan RS CARA NEED • Menurut Hundgins, (1992) Sesuai Beban Kerja Yg Diperhitungkan Sendiri Dan Memenuhi Standar Profesi. • Perlu Gambaran Jenis Pelayanan Yang Diberikan • Misal : Rawat Jalan : Beli Karcis 2. Periksa Perawat/Dokter 3. Penyuluhan 4. Periksa Laboratorium 1. PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA (GILLIES) Menentukan kebutuhan kuantitatif tenaga keperawatan (Gillies, 1989) : Jumlah jam perawatan efektif klien yang dirawat setiap 24 jam Jumlah hari kerja efektif perawat dalam satu tahun Penggunaan tempat tidur rata-rata pertahun Analisa kegiatan untuk memenuhi kegiatan klien a. b. c. d. Penghitungan Jumlah Tenaga berdasarkan Tingkat ketergantungan (Douglas) Penghitungan SDM berdasarkan Tk ketergantungan pasien ( Dauglas , 1975) dibedakan menjadi kategori : Askep minmal Askep sedang Askep agak berat Askep maksimal DAFTAR PUSTAKA https://rurymaulidasari.wordpress.com/2012/12/10/konsep-perencanaandalam-manajemen-keperawatan/ Buku materi pembelajaran manajemen keperawata , Ns.Erita,s.kep.M.Kep, 2019. Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Medi Satrianegara Fais, M & Saleha Sitti. 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen pelayanan kesehatan serta kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Modul Manajemen dan kepemimpinan dalam praktek keperawatan, Sri Mugianti, Pusdik SDM kesehatan kemenkes, desember 2016