PSEUDOMONAS A. Tanggal : 15 April 2020 B. Tujuan : Identifikasi dan isolasi bakteri Pseudomonas dalam sampel swab C. Prinsip : Sampel yang di dapatkan dilakukan pewarnaan gram dan dilanjutkan kuman diisolasi pada media selektif dan diferensial yaitu MCA dimana dapat dibedakan Enterobacteriaceae yang dapat memfermentasikan laktosa dan yang tidak dapat memfermentasikan laktosa. Kuman ditanam pada media TSA yang merupakan media universal, diamati koloni dan pigmen yang terbentuk lalu dipilih koloni terpisah untuk uji biokimia dengan tujuan menentukan jenis bakteri. D. Dasar teori : Bakteri Pseudomonas sendiri memiliki karakteristik seperti, gram negatif, berbentuk batang (rods) atau kokus (coccus), aerob obligat, motil mempunyai flagel polar. Bakteri ini, oksidase positif, katalase positif, nonfermenter dan tumbuh dengan baik pada suhu 4oC atau dibawah 43oC. Pseudomonas banyak ditemukan pada tanah, tanaman dan air. Beberapa spesies Pseudomonas seperti Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas sp, Pseudomonas putida, Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas syringae, Pseudomonas stutzeri dan lain-lain (Suyono, 2011) P. aeruginosa merupakan kuman patogen oportunistik yang dapat menyebabkan keadaan yang invasif pada pasien dengan penyakit kritis maupun pasien yang memiliki tingkat imunitas yang sangat rendah. Umumnya kuman ini sering ditemukan sebagai penyebab infeksi nosokomial di rumah sakit khususnya di Intensive Care Unit (ICU) ). P. aeruginosa bersifat motil dan berbentuk batang, dengan ukuran sekitar 0.6 × 2 μm . Bakteri ini tergolong kelompok bakteri gram negatif dan dapat muncul dalam bentuk tunggal, berpasangan atau kadang-kadang dalam bentuk rantai pendek. (Putri et al., 2014) P. aeruginosa adalah bakteri obligat yang dapat tumbuh dengan mudah pada berbagai jenis media pembiakan, terkadang mengeluarkan bau manis atau menyerupai bau buah-buahan seperti anggur atau seperti jagung. Beberapa strain menyebabkan hemolisis darah. P. aeruginosa membentuk koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi (fried egg apperance) dan koloni halus dan mukoid yang biasanya didapat dari sekresi saluran pernafasan dan saluran kemih. Bakteri ini juga sering menghasilkan pigmen piosianin, pigmen kebiru-biruan yang tidak berfluoresensi, yang berdifusi kedalam agar. Spesies Pseudomonas yang lain tidak menghasilkan piosianin . Banyak strain P.aeruginosa juga memproduksi pigmen pioverdin yang befluoresensi, yang memberikan warna kehijauan pada agar. Beberapa strain menghasilkan pigmen piorubin yang berwarna merah gelap atau pigmen piomelanin yang berwarna hitam (Putri et al., 2014). Sifat Pertumbuhan P. aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37-42°C (Pratiwi,2013). Pertumbuhannya pada suhu 42°C membantu membedakannya dari spesies pseudomonas lain dalam kelompok fluoresen. Bakteri ini bersifat oksidase positif, tidak memfermentasi laktosa dan dengan mudah dibedakan dengan bakteri lactose-fermenter, tetapi banyak strain mengoksidasi glukosa. Identifikasi biasanya berdasarkan morfologi koloni, sifat oksidase-positif, adanya pigmen yang khas (Putri et al., 2014) E. Alat dan bahan : F. Cara kerja : Modul halaman 18. G. Hasil pengamatan : H. Pembahasan : Secara umum untuk mengetahui suatu jenis bakteri dapat dilakukan dengan isolasi dan identifikasi. Isolasi merupakan memisahkan bakteri satu dengan bakteri lain yang berasal dari campuran berbagai bakteri. Isolasi dilakukan karena secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Sedangkan identifikasi bakteri merupakan langkah lanjutan dari hasil isolasi. Identifikasi dapat ditentukan berdasarkan uji morfologi, pertumbuhan dan biokimia (Hadioetomo et al., 2016) . Pada praktikum kali ini, dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri kelompok Pseudomonas. Jenis spesimen yang digunakan yaitu hasil swab dengan nomor sampel 06. Pada hari pertama dilakukan pewarnaan Gram dari spesimen didapatkan bakteri berbentuk basil, dengan susunan monobasil, berwarna merah, bersifat Gram negative (-) pada tahap ini belum diketahui bakteri apa yang terdapat dalam spesimen, lalu dilakukan penanaman pada media TSA untuk melihat bentuk koloni dan pigmen yang terbentuk, ditanam pada media MCA untuk mengetahui apakah bakteri dari spesimen yang didapatkan dapat memfermentasi laktosa atau tidak, pada hari kedua dilakukan pembacaan hasil dari penanaman yang dilakukan pada hari sebelumnya. Media TSA didapatkan bakteri berbentuk circular berukuran 0,2mm, berwarna putih kekuningan dengan pigmen kehijauan, elevasi konvex, pinggirn raised sedangkan pada media MCA didapatkan bakteri dengan ciri koloni berbentuk circular, ukuran 0,3mm, berwarna bening dengan pigmen kehijauan, elevasi konvex, pinggiran raised dengan ciri khas lainnya yaitu non laktosa fermenter sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Suyono, 2011) bahwa bakteri pseudomonas tidak dapat memfermentasikan laktosa . Setelah dilakukan isolasi pada media universal dan media selektif, lalu dilakukan uji oksidase didapatkan hasil yang positif dan katalase didapatkan hasil yang positif. Dilanjutkan dengan uji biokimia untuk identifikasi dan menentukan jenis bakteri pada spesimen yang didapatkan (Suyono, 2011). Pada hari ketiga dilakukan pengamatan pada uji biokimia, pada uji gula-gula cair dapat diketahui abhwa bakteri yang diuji tidak dapat memfermentasikan glukosa, laktosa, sukrosa, dan manitol dengan hasil media berwarna ungu dan tidak didapatkan adanya gas yang terbentuk artinya tidak dihasilkan adanya asam sehingga indicator warna pada media tidak berubah dan tidak didapatkan adanya gas, hasil tersebut diketahui karena uji dilakukan pada incubator aerob, hasil tersebut didapatkan dimana kita ketahui bahwa bakteri kelompok pseudomonas tidak bisa memfermentasi karbohidrat tetapi dapat mengoksidasi karbohidrat. Pada uji MR dan VP hasilnya negative, artinya bakteri yang di uji tidak bisa memfermentasikan glukosa baik pada jalur asam maupun jalur netral. Uji SIM menunjukn bahwa bakteri yang diuji tidak menghasilkan indol dan H2S tetapi bakteri yang diuji dapat bergerak. Pada uji TSIA didapatkan hasil lereng merah dan dasar yang merah tanpa gas dan H2S artinya bakteri yang diuji tidak dapat memfermentasikan karbohidrat yang ada pada media, bakteri yang di uji juga dapat mengubah media SC yang semula berwarna hijau menjadi biru artinya bakteri tersebut dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya, tetapi bakteri yang diuji tidak dapat mengurai urea oleh enzim urease sehingga pada media urease hasilnya negative (Herawati, 2020).(Herawati, 2021) Setelah dilakukan identifikasi, lalu hasil dibandingkan dengan tabel literature pada buku Didapatkan bahwa sampel nomor 6 dari spesimen swab merupakan tersangka P.aeruginosa dengan kemungkinan atau kedekaatan hasil identifikasi yaitu 100%. I. J. Kesimpulan : setelah dilakukan isolasi dan identifikasi, dapat diketahui bahwa kuman yang terdapat dalam spesimen yaitu bakteri kelompok pseudomonas spesies Pseudomonas aeruginosa. Daftar pustaka : Hadioetomo, R. S., Pelczar, M. J., & Chan, E. C. S. (2016). Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Herawati, I. (2020). Bakteriologi II Modul Penuntun Praktikum (2nd ed.). Stikes UNJANI. Herawati, I. (2021). Bakteriologi III MOdul Penuntun Praktikum. Stikes UNJANI. Putri, A. A., Rasyid, R., & Rahmatini, R. (2014). Perbedaan Sensitivitas Kuman Pseudomonas Aeruginosa Penyebab Infeksi Nosokomial Terhadap Beberapa Antibiotika Generik dan Paten. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(3). Suyono, Y. (2011). Pseudomonas Pada Tanah Yang Terindikasi Kontaminasi Logam. Jurnal Biopopral Industri Bal, 02(01), 8–13.