Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN PADA USAHA KERIPIK TEMPE SUMBER REJEKI DESA GAMBIRAN KECAMATAN PAMOTAN Anik Nurhidayati1), Maslichan2) sekolah tinggi ilmu ekonomi yppi rembang1), 2) [email protected]) Abstrak Pada program Ibm yang mengangkat tema tentang pengentasan kemiskinan di Desa Gambiran Pamotan dengan pendampingan di usaha kecil pengolahan kripik tempe. Usaha ini dikelola kelompok UMKM pengolah kripik tempe di Desa Gambiran Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang belum berkembang pesat yang dikarenakan salah satu faktornya adalah rendahnya tingkat pengetahuan sumberdaya manusia tentang manajemen usaha dan pembukuan sehingga pada program ini akan dilakukan pelatihan pada UMKM pengolah kripik tempe baik tentang strategi pemasaran dan legalitas usaha, sehingga diharapkan nantinya usaha keriik tempe ini dapat dikenal masyarakat. Kata Kunci: tehnik pemasaran dan legalitas usaha Abstract In the Ibm program with the theme of poverty alleviation in Gambiran Pamotan Village with assistance in the tempe chips processing business. This business is managed by the UMME group of tempe chip processing in Gambiran Village, Pamotan Subdistrict, Rembang Regency, which has not developed rapidly because one of the factors is the low level of human resource knowledge about business management and bookkeeping so that this program will conduct training on MSME tempe chip processing good about marketing strategies and the legality of the business, so hopefully the tempe chips business will be known by the public. Keywords: marketing techniques and business legality A. PENDAHULUAN Kabupaten Rembang adalah salah satu dari Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 101.408 Ha, sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban (Propinsi Jawa Timur), dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pati. Kabupaten Rembang terdiri dari 14 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Pamotan yang terletak dipusat pemerintahan daerah Kabupaten Rembang terdiri dari 34 desa.Pengembangan ekonomi lokal adalah proses dimana pemerintah lokal dan masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Masyarakat di wilayah Kecamatan Pamotan terutama di Desa Gambiran pada umumnya bergerak dibidang pertanian untuk menjadi tumpuan hidup. Konsep pengembangan ekonomi lokal di wilayah erat dengan sumberdaya alam, manusia, lembaga dan lingkungan sekitarnya. Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten yang wilayahnya adalah yang mana banyak sekali masyarakatnya bertumpu hidup dari laut di pesisir sedangkan didaerah perbukitan lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Di Kabupaten Rembang dalam pengelolaan pertanian 35 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354 Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 masih belum optimal dalam koordinasi antar lembaga, hal ini tentunya tidak terlepas dari campur tangan pemerintah dibidang lokal. Pengelolaan home industry baik dibidang pengolahan makanan maupun dibidang yang lain 80% dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga, dimana usaha ini mampu meningkatkan perekonomian keluarga. Program lokal merupakan salah satu upaya pengembangan UMKM dengan melibatkan usaha menengah atau usaha besar sebagai mitra untuk saling bekerjasama. Kemitraan didefinisikan sebagai kerjasama yang saling menguntungkan yang didasarkan suatu kontrak atau perjanjian tertulis maupun tidak, disertai dengan upaya pembinaan dan pengembangan oleh mitra dengan memperhatikan prinsip saling membutuhkan, memperkuat dan saling menguntungkan. Dalam perkembangannya terdapat beberapa hambatan yang dihadapi para pengusaha kecilyaitu keahlian yang kurang dan kemampuan manajerial yang rendah sehingga tidak mampu melakukan pengelolaan usaha dengan baik, terutama dalam bidang pengelolaan manajeman keuangan dan manajemen kewirausahaan. Permasalahan yang ada pada Kelompok belajar usaha pengolahan tempe yaitu terkendala dengan ketrampilan dalam menyusun administrasi keuangan dan manajemen usaha. Keterbatasan sumberdaya manusia menjadi kendala utama selain cuaca. Adapun kelemahan UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” dari kelompok Ibu rumah tangga di Desa Gambiran ini yaitu dalam proses produksi masih manual yaitu tempe dipotong dengan menggunakan pisau tanpa alat khusus sehingga potongan tempe tersebut masih kurang rapi, minimnya sarana promosi, kemasan yang belum menarik, belum memiliki izin usaha atau IUM & P-IRT dan juga pemasarannya yang belum cukup luas. Peluang dari UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah pangsa pasar untuk produk keripik tempe khususnya di daerah Rembang masih sangat luas sehingga tidak begitu sulit untuk memasarkan produk ini. Dan juga produk ini tidak bersifat musiman sehingga produk ini mudah dibuat dan diproduksi sesuai dengan keinginan pasar.Ancaman yang dihadapi dari UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah banyaknya pengusaha keripik tempe sejenis dan adanya perubahan selera konsumen dari waktu ke waktu sehingga produksi menyesuaikan permintaan konsumen yang tidak menetap jumlahnya. Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka sangat potensial untuk diadakan pendampingan dan pelatihan sehingga segala permasalahan yang muncul bisa diselesaikan secara baik guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan dalam rangka ikut serta memberdayakan ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat STIEYPPI Rembang berkeinginan untuk melakukan pendampingan dan fasilitasi dalam hal pelatihan dan pembinaan kepada para wirausaha pengolah ikan kering yang berada dipedesaan Rembang tepatnya di Desa Gambiran. Dengan bersinergi bersama kami mengharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. 36 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354 Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 Adapun permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Keripik Tempe ”Sumber Rezeki” diantaranya sebagai berikut: a. Pemasaran masih belum cukup luas, dalam hal ini pemilik hanya memasarkan produknya dilingkup Desa Gambiran. b. Belum memiliki Izin Usaha (IUM) dan P-IRT sehingga UMKM belum bisa memasarkan produknya secara maksimal. c. Bentuk kemasan yang belum menarik dan ukuran kemasan masih belum bervariasi. B. METODE PELAKSANAAN Target yang dilaksanakan dalam program ini meliputi dua tahapan, yaitu jangka pendek (tahun pertama), yaitu memberikan pengetahuan kepada pemilik dan para karyawan tentang pengelolaan usaha, diantaranya pengetahuan mengenai manajerial yang terkait manajemen usaha dan pembukuan keuangan.Sedangkan target untuk jangka panjang (tahun kedua) yaitu memberikan pendampingan pengetahuan tentang manajemen produksi tentang kualitas produk. Luaran pada program pengabdian masyarakat iniantara lain:Kelompok usahapengolah keripik tempe yang telah mendapatkan pelatihan yaitu tentang manajemen skill baik pengetahuan tentang manajemen usaha, manajemen motivasi maupun pengetahuan tentang manajemen keuanganyang baik sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan profit UMKM. Pada tahap ini yaitu pengembangan pemasaran dan tehnik-tehnik pemasaran yang lebih luas. Pemasaran ke daerah lebih luas baik pasar tradisional maupun pemasaran berbasis tehnologi. Dan Setelah kelompok usahapengolah keripik tempe mendapatkan pendampingan mengelola keuangan kemudian dikembangkan ke pembuatan legalitas usaha. 1. Kegiatan dan Pelakasanaan Metode yang digunakan adalah: pendampingan, pelatihan dan fasilitasi. Strategi yang diterapkan prinsip partisipatif, yang mana prinsip ini dilaksanakan dengan memanfaatkan komunikasi yang positif dan intensif dengan pihak-pihak yang terkait terkaitpelaksanaan program. Solusi yang ditawarkan dalam program pengabdian masyarakat ini sebagaiberikut: Tabel 1. Indikator keberhasilan program. No. 1. 2. Program Pelatihan tehnik-tehnik pemasaran dan legalitas usaha Pendampingan Solusi yang ditawarkan Kelompok usaha ini diberikan pelatihan satu hari dengan materi tentang tehnik pemasaran dan dibuka kan link untuk akses ke media sosial. Dan langsung mencari pemasaran di pasar tradisonal. Serta dilakukan proses legalitas usaha mikro dan kecil. Setelah mendapatkan pelatihan usaha pengolah keripik tempe mendapat pendampingan dalam mengaplikasikan pengetahuan dari pelatihan sebelumnya. Berdasarkan permasalahan yang ada dalam Kelompok belajar usaha pengolahan tempemaka tahapan dalam rencana program ini sebagaiberikut: 37 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354 Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 Gambar 1. Rencana Kerja Pelatihan dan pendampingan dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya dan mahasiswa yang sedang Kuliah Kerja Usaha (KKU) yang mempunyai kompetensi keilmuan manajemen, sumberdaya manusia, keuangan dan pemasaran. Pelatihan dan pendampingan dilakukan dengan memberikan masukan dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi dalampengembangan Kelompok belajar usaha pengolahan tempe di Desa Gambiran yang meningkatkan produktivitas.Indikator hasil secara umum yang dijadikan tolok ukur keberhasilan program adalah sebagai berikut: a. Kelompok usaha keripiktempe diharapkan bisa 80% mampu menguasai teori dan praktik yang dibuktikan melalui test uji kemampuan teori dan praktik. b. Kelompok usaha keripik tempe diharapkan dapat meningkat ketrampilan manajerial, peningkatan kinerja karyawan, menyusun laporan keuangan dengan baik dan benar dan bertambah pangsa pasar. 2. Hasil Pelaksanaan Kegiataan Terbentuknya UMKM ini yaitu bermula dari pihak Pemerintahan Desa Gambiran yang melakukan pelatihan pembuatan makanan ringan bagi Ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki aktivitas dalam kesehariaan selain sebagai ibu rumah tangga. Adanya pelatihan ini disambut antusias oleh para Ibu rumah tangga di Desa Gambiran. Oleh karena itu, dibuatlah lima kelompok usaha pembuatan keripik tempe. Akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu dari ke lima kelompok tersebut vakum dan tidak beroperasi lagi. Dan pada akhirnya munculah penggerak yaitu Ibu Siti Buroikah yang mengajak para ibu-ibu lainnya untuk berproduksi lagi. Pada pertengahan tahun 2016 terbentuklah UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” yang diketuai oleh Ibu Siti Buroikah dengan 10 orang anggotanya tetapi pada awal tahun 2017 UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” hanya tersisa lima orang anggota saja. UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” ini berproduksi di rumah Ibu Siti Buroikah tepatnya di Desa Gambira Rt.03 Rw.01 Kecamatan Pamotan. Sejak tahun 2016 sampai dengan 2019 UMKM Keripik 38 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354 Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 Tempe “Sumber Rezeki” ini belum memiliki legalitas atas usaha.UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” merupakan usaha mikro yang berfokus pada produksi keripik tempe yang dikemas dengan harga Rp 1.000,00 dan Rp. 5.000,00 dengan berbagai varian rasa yaitu original, bbq, sapi panggang, balado, daun jeruk dan jagung manis. Awal mula berdirinya UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” beranggotakan 10 orang, tetapi sejak awal tahun 2017 hingga saat ini, UMKM ini hanya beranggotakan lima orang dengan diketuai oleh Ibu Siti Buroikah. Adapun jumlah dan keahlian tenaga kerja UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sebagai berikut: Tabel 2 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” Pendidikan No. Nama Jenis Kelamin Keahlian Terakhir Membungkus keripik Ibu Siti Buroikah Perempuan SMA 1. tempe dan pembukuan 2. Ibu Sulis Belanja bahan adonan SMP Perempuan 3. Ibu Niswa Memilah keripik tempe SMA Perempuan Menggoreng keripik 4. Ibu Purwanti SMP Perempuan tempe Ibu Ni’amatur Memotong tempe dan 5. SMP Perempuan Nur perlengkapan Jumlah 5 Orang Sumber : UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”, 2019 Dalam menjalankan usahanya aset yang dimiliki UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sebagai berikut: Tabel 3 Aset UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Peralatan/As et Wajan Kompor Gas Spiner Sealer Spatula Keranjang Erok Plastik Lebel Kertas Unit 1 1 1 1 2 2 2 2 5 3.00 Harga (Rp) 95.000,230.000,155.000,1.400.000 194.000,53.000,45.000,26.000,127.000,5.000,- 0 Total 2.330.000 Sumber : UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”, 2019 Omset penjualan yang diperoleh UMKMKeripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah sebesar Rp 600.000,- (Enam Ratus Ribu Rupiah) per minggu. Yakni penjualan produk sebanyak 39 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354 Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 60 bungkus per minggu dengan harga Rp 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah) perpack yang berisi 12 bungkus kecil.Dengan rincian sekali produksi bermodalkan Rp 120.000,- dan mendapat keuntungan bersih sebesar Rp 80.000,- per sekali produksi. Keuntungan satu bulan = Keuntungan satu minggu x 4 minggu = (Rp 80.000,- x 3) x 4 minggu = Rp 240.000,- x 4 minggu = Rp 960.000,Omset penjualan satu bulan = Rp 600.000,- x 4 minggu= Rp 2.400.000,Persentase keuntungan satu bulan dari omset penjualan = Keuntungan satu bulan x 100 % = Omset penjualan satu bulan Rp 960.000,- x 100% Rp 2.400.000,= 40% Target pasar yang ditunjukan untuk produknya, terbagi beberapa target pasar yang dituju dari segi demografi yaitu, laki-laki dan perempuan, dari segi geografi meliputi Desa Gambiran, Pamotan dan sekitarnya. Dan yang terakhir dari segi psikografi, ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah dan produk bisa dikonsumsi untuk usia anak-anak sampai orang tua.Wilayah pemasaran UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” ini hanya berada di Desa Gambiran. Ibu Siti Buroikah hanya menitipkan di warung-warung kecil sekitar tempat usahanya. Sedangkan untuk wilayah yang lebih luas seperti di Pamotan dan sekitarnya,masyarakat belum mengenal produk Keripik Tempe “Sumber Rezeki” karena kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemilik UMKM, sehingga produk UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” hanya dikenal oleh masyarakat Desa Gambiran saja. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dilakukan pelatihan bagi semua peserta dengan dua materi utama. Pendampingan dilakukan oleh pengajar di STIE YPPI Rembang yang mempunyai kompetensi keilmuan pemasaran. Sedangkan pelatihan akan dilaksanakan di kelompok pembuatan kripik tempe yang telah berkembang sangat pesat di Rembang. Dan juga pembinaan dan pendampingan dilakukan dengan memberikan masukan dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan produk dengan berbagai rasa kripik tempe yang meningkatkan produktivitas. Indikator hasil secara umum yang dijadikan tolok ukur keberhasilan program adalah sebagai berikut: 1. Para karyawan dan pemilik diharapkan bisa 100 % mampu menguasai teori dan praktik yang dibuktikan melalui test uji kemampuan teori dan praktik. 40 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354 Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 2. Para karyawan dan pemilik diharapkan dapat meningkat ketrampilan dalam pembuatan kripik tempe berbagai rasa dan pemasaran, pengetahuan tentang manajemen keuangan dan pemasaran. Berikut ini pencapaian kegiatan dalam pelaksanakan pengabdian masyarakat sebagai berikut: 1. Pelatihan diberikan dengan dua materi utama yaitu strategi pemasaran dan legalitas usaha yang dilakasanakan pada tanggal 4 September 2019. Pemateri strategi pemasaran disampaikan bapak Maslichan, SE., MM. dan pemateri legalitas usaha disampaikan ibu Anik Nurhidayati, SE., MM. Gambar 2. Pelatihan strategi pemasaran dan legalitas usaha 2. Pemasangan banner sebagai identitas Keripik Tempe “Sumber Rezeki” dan sarana promosi agar UMKM ini lebih dikenal oleh masyarakat luas. Gambar 3. Pemasangan banner sebagai identitas Keripik Tempe 3. Pemasangan papan petunjuk arah UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sebagai sarana promosi produk UMKM agar dikenal oleh masyarakat luas dan memudahkan konsumen untuk menuju lokasi UMKM. Gambar 4. Pemasangan papan petunjuk arah UMKM 41 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354 Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 4. Memasang stiker/label kemasan pada produk baik kemasan kecil maupun sedang agar kemasan produk lebih menarik. \ Gambar 5. Pemasangan stiker/label kemasan pada produk 5. Publikasi akun media social (Facebook) dengan tujuan agar produk UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” dapat dikenal oleh masyarakat luas sehingga akan menambah pangsa pasar dan relasi di media sosial. Gambar 7. Publikasi akun media social (Facebook) 6. Pembuatan Izin Usaha Mikro (IUM), dengan adanya IUM diharapkan UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” memiliki legalitas usaha dan brand nya lebih kuat, kedepannya diharapkan PIRT nya juga akan segera diselesaikan dan mendapatkan nomor registrasi PIRT. Gambar 8. Izin Usaha Mikro (IUM) 42 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354 Buletin Abdi Masyarakat (BAM), Volume 01 (01), Bulan Agustus - 2020 D. SIMPULAN Kelompok usaha keripik tempe di Desa Gambiran Kecamatan Pamotan, masih belum berkembang dari pendampingan di tahap pertama. Kelompok usaha keripik tempe ini masih banyak masyarakat yang belum berpendidikan tinggi namun hal ini tidak menjamin bahwa kualitas sumber daya tinggi, ini tampak pada rendahnya pendidikan warga masyarakat. Meski pendidikan di Desa Gambiran dikategorikan rendah, tetapi hal itu tidak menghalangi untuk berperan secara aktif dalam wilayah publik.Dengan terpasangnya banner di depan rumah bertujuan agar produk UMKM dapat dilihat oleh masyarakat setempat dan juga masyarakat luas. Tujuan dipasangnya papan petunjuk arah untuk mempermudah konsumen dalam menemukan lokasi UMKM sekaligus sebagai sarana promosi. Dengan adanya stiker/lebel pada kemasan maka akan menambah daya tarik konsumen. UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sudah memiliki akun media sosial berupa Facebook, sehingga dapat merambahpasar tidak hanya di wilayah Rembang saja, melainkan di luar kota Rembang.UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sudah memiliki Izin Usaha Mikro sehingga UMKM ini sudah legal. Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran untuk UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” yaitu: 1. Tetap giat dalam melakukan kegiatan promosi dalam memperluas area pemasaran. 2. Menambah aset yang kurang dan menambah jenis produk agar produk yang dihasilkan lebih beragam. Berdasarkan saran diatas maka rekomendasi untuk UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” yaitu tetap aktif dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pihak pemerintahan desa maupun Dinas yang ada di Rembang. E. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS), 2018, Jumlah Perusahaan Industri Menurut Jenis Industri di Kabupaten Rembang 2010-2018, https://rembangkab.bps.go.id. didownload tanggal 7 Desember 2019. 07.19. LPPM, 2019, Pedoman Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal, Edisi Revisi 2019, tidak dipublikasikan, STIE YPPI Rembang, Rembang. Monografi Desa Gambiran Tahun 2018, Tidak dipublikasikan 43 Copyright © 2020, BAM, Print ISSN: 2746-3354