Penyebaran Agama Kristen Protestan Di Indonesia Proses Masuk Kristen Protestan Latar Belakang Kesimpulan Daerah-daerah yang Terpengaruh Tokoh-Tokoh Penyebar Bangsa Barat datang ke Indonesia pada abad ke 16. Kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol semakin mempercepat penyebaran agama Kristen ke Indonesia. Telah diterangakan bahwa pada abad ke-16 telah terjadi penjelajahan samudera untuk menemukan dunia baru, oleh karena itu zaman ini sering disebut dengan “The Age of Discovery” dengan semboyan 3G yakni, Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan),dan Gospel (menyebarkan agama) telah memotivasi penyebaran agama Kristen oleh orang Portugis dan Spanyol tidak terlepas dari kepentingan ekonomi dan politik. Kehadiran Belanda dan VOC di Indonesia merubah peta pengkristenan di beberapa daerah di Indonesia. Belanda adalah penganut Protestan yang beraliran Calvinis. Di Maluku sebagian besar penduduk yang telah beragama Katholik berganti menjadi Calvinis dan VOC melarang misi Katholik melakukan kegiatan keagamaan di Indonesia. Maka penyebaran agama kristen katolik terhenti dan digantikan kegiatan zending belanda yang menyebarkan agama kristen protestan. Perubahan ini sesuai dengan kondisi di Negeri Belanda. Menjelang abad ke-17 Negeri Belanda yang semula mengakui agama kristen katolik sebagai agama resmi negara diganti dengan agama kristen protestan. Kebijakan ini tentu saja berlaku juga di indonesia sebagai wilayah jajahanya. Jean Calvin (1509-1564) Adalah pencetus ajaran Calvinisme. Ia mengajarkan paham baru yang bertentangan dengan ajaran Kristen Katholik, yaitu mengajarkan bahwa kekuasaan Tuhan tidak terbatas, gereja dipisahkan dari kekuasaan pemerintahan duniawi, menentang keras perzinahan, judi, mabuk Pendeta Adriaan Hulsebos Pada tahun 1916, Pendeta Hulsebos mendirikan jemaat pertamanya di Batavia (Jakarta). Sebuah laporan menyebutkan bahwa pada akhir abad ke – 17 terdapat 7 orang rohaniawan Kristiani di Batavia , 4 diantaranya melayani jemaat yang berbahasa Portugis dan 3 orang melayani jemaat yang berbahasa melayu. Tokoh zending di Indonesia antara lain Ludwig Ingwer Nommensen, Sebastian Dan chaerts, dan Hernius. a. Sulawesi Utara : Manado, Pulau Siau, Pulau Sangir Talaud, Tondana, Minahasa, Tomohon, Luwu, Mamesa, dan Poso; : b. Nusa Tenggara Timur Timor, Pulau Ende, Larantuka, dan Lewanama; c. Pulau Jawa : Blambangan, Panarukan, Batavia, Semarang, dan Yogyakarta (Katolik) serta di Mojowarno dan Ngoro, Kebumen, Purworejo, Purbalingga, dan Banyumas (Protestan), sedangkan di Jawa Barat berkembang di Bogor, Sukabumi, dan Bandung; : d. Sumatera Utara : Angkola, Sipirok, Tapanuli Selatan, Samosir, Sibolga, Karo, Kabanjahe, Sirombu, dan Kepulauan Nias; : e. Kalimantan Selatan :Barito dan Kuala Kapuas; : f. Kalimantan Barat :Pontianak; : g. Kalimantan Tengah: menyentuh masyarakat Dayak; h. Papua dan Maluku Agama kristen di Indonesia tidak begitu berkembang sebagaimana agama-agama yang datang sebelumnya. Hal itu disebabkan bagi rakyat Indonesia pada masa itu, agama kristen protestan dianggap identik dengan agama penjajah, pemerintah kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat manusia dan sebagian besar rakyat Indonesia telah menganut agama lain. Kekuasaan barat di Indonesia juga berdampak pada perkembangan agama kristen. Pemerintah kolonial sering menggunakan agama sebagai alat untuk menaklukan penguasa Indoesia baik melalui rekayasa agama maupun politik agama untuk menguasai suatu wilayah.