Web Science and Big Data Analytics Conference on Information Transparency and Digital Democracy Selasa, 25 Agustus 2015 Hotel Pullman, Jakarta Pendahuluan Teknologi Internet atau yang dikenal dengan istilah World Wide Web, atau Web telah berubah. Pada awalnya Web adalah aplikasi komputer untuk para peneliti elit di CERN (sebuah lembaga penelitian nuklir di Eropa). Saat ini Web telah menjadi aplikasi pada telepon genggam, yang sangat mudah digunakan oleh masyarakat dari berbagai tingkatan usia dan pendidikan. Web telah memberi perubahan sangat besar kepada gaya hidup manusia selama 25 tahun terakhir. Web telah merevolusi cara orang berkomunikasi, melakukan pencarian dan berbagi informasi ke seluruh pelosok dunia. Dan saat ini, kita menyaksikan jenis sistem yang baru yang diatur tidak hanya dengan proses komputasi, namun juga oleh pemanfaatan interaksi sosial secara kolektif dan komputasi lingkungan. Dampak aktifitas tersebut secara luas, menghasilkan data yang jumlahnya sangat besar (big data), baik data yang tersimpan di Web, maupun data tentang Web itu sendiri. Adalah sangat penting bagi kita untuk menganalisa big data tersebut, agar kita dapat memahami dan mengantisipasi evolusi teknologi Web, serta dampaknya pada masyarakat. Kajian tersebut dilakukan oleh para Web Scientists menggunakan sebuah jaringan dari observatorium Web (Web Observatory), yang mengumpulkan dan menghubungkan data pada Web. Tujuannya untuk memahami evolusi dari Web itu sendiri, bagaimana orangorang menggunakannya, bagaimana interaksinya, serta evolusi dari teknologi Web tersebut. Para astronom menggunakan observatorium untuk mendapatkan pengetahuan mengenai angkasa raya. Para astronom di seluruh dunia saling berbagi ilmu, untuk membangun kumpulan citra galaksi yang akurat, kemudian mereka menganalisa kumpulan citra tersebut. Hal ini serupa dengan yang dilakukan para Web Scientist, yang membangun sebuah jaringan global dari Web Observatories untuk memetakan semesta digital dan memahaminya. Analisis big data digunakan dengan pendekatan antar-disiplin ilmu yang kuat untuk mengkaji ekosistem Web dari segi teknis, kebijakan, maupun batas-batas budaya. Profesor Dame Wendy Hall dari University of Southampton memulai proyek Web Observatory global sebagai sebuah kelompok komunitas yang membantu menyediakan himpunan data dari berbagai institusi dan badan komersil kepada para peneliti, untuk mendukung kajian yang kita butuhkan di level internasional untuk menjelaskan fenomena sosial yang baru ini. Contoh dari Web Observatory adalah yang dibangun oleh University of Southampton, untuk mendukung proyek teori dan praktek “Mesin Sosial” (social machine) (Theory and Practice of Social Machines/ SOCIAM), yang merupkan kolaborasi antara University of Oxford dan University of Edinburgh. Ide utama dari “mesin sosial” adalah kolaborasi antar manusia dan teknologi untuk memecahkan sebuah masalah. Waze (aplikasi lalu lintas dan navigasi berbasis komunitas) merupakan sebuah “mesin sosial”. Waze merupakan aplikasi gratis berbasis mobile, yang menampilkan kondisi lalu lintas dari para pengemudi yang menggunakannya. Informasi tersebut dikirim melalui jaringan komunikasi, dan dianalisa oleh perangkat komputer untuk mencari rute terbaik mencapai sebuah tujuan. Proyek SOCIAM menyediakan infrastruktur teknis, ketersediaan himpunan data, kerangka kerja analisis, serta alat bantu visualisasi untuk melakukan observasi dan memahami “mesin sosial” seperti Waze. Pada tahun 2012, para peneliti dari Universitas Indonesia dan University of Southampton telah mengkaji bagaimana penggunaan akses Internet pada telepon genggam di Indonesia dapat memberdayakan penduduk kota maupun pedesaan, untuk mengakses informasi secara transparan, serta berpartisipasi dalam berbagai petisi politik di media sosial. Pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan dan memanfaatkan kumpulan Web Observatory, seperti yang sedang dikembangkan dalam proyek SOCIAM, diperlukan di Indonesia untuk memahami lebih baik, serta mengantisipasi dampak dari adopsi Web pada transparansi informasi dan demokrasi digital di negara ini. Pada bulan Maret 2015, ”We Are Social” melaporkan bahwa terdapat 72,7 juta pengguna aktif Internet, serta 74 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia. Rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu hampir 5 jam per-hari, untuk mengakses Internet melalui komputer atau tablet, dan 3 jam digunakan untuk mengakses Internet melalui telepon genggam. Informasi tersebut menyoroti potensi dari penggunaan media sosial dan Web dalam meningkatkan transparansi informasi antar warga negara Indonesia, serta keaktifan mereka untuk berpartisipasi dalam demokrasi digital. Contoh yang sudah ada adalah aplikasi “Lapor!” dan “Qlue” yang digunakan untuk melaporkan layanan pemerintah, “Publish What You Pay” untuk transparansi dan akuntabilitas , serta “Kawal Pemilu” untuk memonitor pemilihan presiden. Kita perlu mengembangkan sebuah Web Observatory di Indonesia dengan kemampuan analisis big data untuk meneliti, memahami dan mengantisipasi dampak dari big data yang dihasilkan pada Web oleh warga negara Indonesia. Oleh karena itu, sebuah konferensi satu hari mengenai Web Science dan analisis big data diselenggarakan untuk memahami tantangan, memberdayakan potensi, serta memperluas kolaborasi penelitian nasional dan internasional antara para peneliti Web. Hal ini akan menjadi konferensi pertama tentang Web observatory untuk memampukan transparansi informasi dan demokrasi digital. Oleh karena itu, konferensi ini dapat menggerakkan para peneliti Indonesia, kalangan LSM, juga pemerintah untuk mengkaji masukan dari masyarakat mengenai kinerja pemerintah, atau memprediksi perolehan suara pada pemilihan kepala daerah maupun pemilihan kepala negara. Tujuan Konferensi ini bertujuan untuk meningkatakan pemahaman tentang Web Observatory dan analisis big data, agar dapat lebih memahami kontribusi rakyat Indonesia dalam transparansi informasi dan demokrasi digital. Peserta Mahasiswa, kalangan LSM, peneliti, praktisi, maupun pejabat pemerintah, yang mengkaji dampak penggunaan Web terhadap transparansi informasi dan demokrasi digital, diharapkan hadir dalam konferensi ini. Keuntungan Peserta konferensi akan memperoleh kesempatan untuk mendengarkan dan berdiskusi tentang tantangan dalam transparansi informasi dan demokrasi digital, serta penelitian terkini di bidang Web Science dan analisis big data, yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Selain itu para peserta dan pembicara memiliki kesempatan untuk membangun jaringan kerjasama di masa yang akan datang. Pembicara Bapak Basuki Tjahaja Purnama (Gubernur DKI Jakarta) - TBC Dr Yanuar Nugroho (Staff Kepresidenan) - TBC Prof Dame Wendy Hall (University of Southampton) Prof David de Roure (University of Oxford) Prof Chua Tat-Seng (National University of Singapore) Dr Wolfgang Mayer (University of South Australia) Dr Ramine Tinati (University of Southampton) Yose Rizal (PoliticaWave) Informasi Kontak Linda Bong Senior Programme Manager British Council Indonesia [email protected] Dr Betty Purwandari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia [email protected] Prof Dame Wendy Hall, DBE, FRS, FREng Web Science Institute University of Southampton [email protected]