MAKALAH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI “PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI” Dosen pembimbing: Yoyok Febrijanto, M.Pd Disusun Oleh : Yosi Eka Damayanti (01.2.17.00631) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 TAHUN AKADEMIK 2020/2021 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang korupsi adalah tindakan menguntungkan diri sendiri dan orang lain yang bersifat busuk, jahat, dan merusakkan karena merugikan negara dan masyarakat luas. Pelaku korupsi dianggap telah melakukan penyelewengan dalam hal keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat terkait pada tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya, serta pelanggaran hukum. Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio (Fockema Andrea, 1951) atau corruptus (Webster Student Dictionary, 1960). Selanjutnya, disebutkan pula bahwa corruptio berasal dari kata corrumpere—satu kata dari bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut, kemudian dikenal istilah corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis), dan “corruptic/korruptie” (Belanda). Indonesia kemudian memungut kata ini menjadi korupsi. Di Indonesia, korupsi telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa, begitu pula di belahan lain di dunia. Pada kebanyakan kasus korupsi yang dipublikasikan media, kerap kali perbuatan korupsi tidak terlepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun pemerintahan. Korupsi juga sering dikaitkan pemaknaannya dengan politik. Selain mengaitkan dengan politik, korupsi juga dikaitkan dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial dan pembangunan nasional. korupsi ini dapat dicegah dan diberantas secara sistematis. Upaya pemberantasannya korupsi terdiri dari dua bagian yaitu penindakan dan pencegahan yang tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat, oleh karena itu mahasiswa pun harus dilibatkan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia sebagai salah satu bagian terpenting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan. Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan dengan ikut membangun budaya antikorupsi di masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif sebagai agen perubahan gerakan anti korupsi di masyarakat. Untuk dapat berperan aktif mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah penting, untuk dapat berperan aktif mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain melalui kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan. 2 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang pendidikan? 1.2.2 Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang kesehatan? 1.2.3 Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang politik? 1.2.4 Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang ekonomi? 1.2.5 Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang sosial budaya? 1.2.6 Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang teknologi? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang pendidikan. 1.3.2 Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang kesehatan. 1.3.3 Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang politik. 1.3.4 Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang ekonomi. 1.3.5 Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang sosial budaya. 1.3.6 Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang teknologi 3 BAB II PEMBAHASAN Mahasiswa dalam gerakan anti korupsi tentu memiliki peranannya tersendiri dalam berbagai bidang. Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi adalah sebagai berikut: 2.1 Bidang Pendidikan Mahasiswa adalah aset paling menentukan kondisi zaman dimasa depan. Untuk konteks sekarang dan mungkin masa-masa yang akan datang yang menjadi musuh bersama masyarakat adalah praktek bernama Korupsi. Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki yaitu: 1. Kemampuan intelektual yang tinggi 2. Jiwa muda yang penuh semangat, dan 3. Idealisme yang murni Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu: intelegensia, ide-ide kreatif, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mereka mampu menyuarakan kepentingan rakyat dan mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif. Upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam gerakan anti korupsi adalah: 1. Menciptakan lingkungan kampus bebas dari korupsi. Hal ini dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat datang ke kampus, menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk atau memberikan uang suap kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya. Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di lingkungan kampus adalah mahasiswa dapat membuat koperasi atau kantin jujur, membentuk organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada upaya memberantas tindakan korupsi. 4 2. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi. Upaya ini misalnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya melakukan tindakan korupsi karena dampaknya dapat mengancam dan merugikan kehidupan masyarakat sendiri. Serta menghimbau agar masyarakat ikut serta dalam memberantas tindakan korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. 3. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen pengontrol dalam pemerintah. Kebijakan pemerintah sangat perlu dikontrol dan dikritisi jika kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo untuk menekan pemerintah dalam mengatasi masalah korupsi di negeri ini. Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan anti- korupsi maka pertama mahasiswa tersebut harus berperilaku anti-korupsi dan tidak melakukan tindakan korupsi. Dengan demikian mahasiswa harus mempunyai nilai-nilai anti-korupsi dan memahami korupsi dan prinsip-prinsip anti-korupsi. Kedua hal tersebut dapat diperoleh dari mengikuti kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar dan kuliah pendidikan anti korupsi. Nilai-nilai dan pengetahuan yang diperoleh tersebut harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain seorang mahasiswa harus mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Berbagai bentuk kegiatan dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi kepada komunitas mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan agar tumbuh budaya anti korupsi di lingkungan kampus. Kegiatan kampanye ujian bersih atau anti mencontek misalnya, dapat dilakukan untuk menumbuhkan antara nilai-nilai kerja keras, kejujuran, tanggung jawab, dan kemandirian. 2.2 Bidang Kesehatan Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional, potensi frauddalam layanan kesehatan semakin nampak di Indonesia. Potensi ini muncul dan dapat menjadi semakin meluas karena adanya tekanan dari sistem pembiayaan yang baru berlaku di Indonesia, adanya kesempatan karena minim pengawasan, serta ada pembenaran saat melakukan tindakan ini. The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), sebuah organisasi 5 profesional yang bergerak dibidang pemeriksaan atas kecurangan dan mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan yang berkedudukan di Amerika Serikat dan telah memiliki cabang di Indonesia, mengklasifikasikan Fraud (kecurangan) dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal dengan istilah “Fraud Tree” yaitu sistem klasifikasi mengenai halhal yang ditimbulkan oleh kecurangan sebagai berikut: a. Penyimpangan atas aset (Asset Misappropriation). Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/ pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk Fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/ dihitung (defined value). b. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement). Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya melakukan rekayasa dengan keuangan (financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing. c. Korupsi (Corruption). Jenis Fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di mana hal ini merupakan penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisma). Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion). Saat ini di Indonesia sudah terbit Permenkes No. 36 tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagai dasar hukum pengembangan sistem anti Fraud layanan kesehatan di Indonesia. Dalam peraturan menteri ini, sudah mencakup kegiatan-kegiatan seperti membangun kesadaran, pelaporan, deteksi, investigasi, dan pemberian sanksi. Kegiatan- kegiatan ini sesuai dengan rekomendasi European Comission tahun 2013. Komisi negara-negara eropa ini juga merekomendasikan bahwa kegiatan anti Fraud harus berjalan sesuai alur seperti skema pada Gambar 1 berikut: 6 Gambar 1. Siklus Anti Fraud (European Comission, 2013) Implementasi siklus anti Fraud tidak serta merta dapat berjalan mulus. Penelitian Sparrow (1998) menunjukkan 7 faktor yang membuat kontrol fraud di lingkungan manapun sulit dicegah: 1) fraud hanya terlihat ketika dilakukan deteksi dan seringkali hanya mewakili sebagian kecil dari kecurangan yang dilakukan. 2) indikator kinerja yang tersedia masih ambigu dan belum jelasnya apa yang disebut keberhasilan pelaksanaan fraud control plan. 3) upaya kontrol fraud terbentur data banyak yang harus diolah oleh SDM terbatas. 4) pencegahan fraud bersifat dinamis bukan satu statis. Sistem pencegahan fraud harus cepat dan mudah beradaptasi dengan model- model fraud baru. 5) penindakan fraud umumnya bersifat tradisional. Kekuatan ancaman sanksi fraud baru terlihat dari penangkapan pelaku dan beratnya sanksi dijatuhkan bagi pelaku. 6) pihak berwenang terlalu percaya diri dengan model kontrol fraud baru. Bila sebuah model terlihat dapat mengatasi bentuk fraud yang sering muncul, upaya pengembangan model fraud ini tidak akan optimal. 7) pencegahan fraud seringnya hanya dialamatkan untuk bentuk fraud yang sederhana. Kemudian, dalam gerakan anti korupsi, mahasiswa memiliki peranan sebagai berikut: 1. Ikut dalam mensosialisasikan pentingnya pembangunan kesadaran masyarakat. 7 Dalam Permenkes No. 36/ 2015, pembangunan kesadaran dapat dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan pembinaan dan pengawasan dengan melalui program-program edukasi dan sosialisasi. Namun, mahasiswa tentu dapat ikut andil di dalamnya untuk ikut serta di dalamnya tentunya setelah melalui proses pembinaan. 2. Melaporkan apabila menjumpai adanya fraud. Mahasiswa yang menjumpai adanya praktik fraud dapat melaporkannya pada pihak yang berwenang. Adapun mekanisme pelaporan terdapat dalam Permenkes No. 36/ 2015 yang mengamanatkan bahwa pelaporan dugaan Fraud minimalnya mencakup identitas pelapor, nama dan alamat instansi yang diduga melakukan tindakan kecurangan JKN, serta alasan pelaporan. 3. Ikut mendeteksi adanya praktik fraud. Mahasiswa dapat mendeteksi melalui pendekatan: mencari anomali data, predictive modeling, dan penemuan kasus. Analisis data klaim dapat dilakukan secara manual dan/atau dengan memanfaatkan aplikasi verifikasi klinis yang terintegrasi dengan aplikasi INA-CBGs. 4. Membantu tim investigasi untuk memastikan ada atau tidaknya kecurangan atau praktik fraud. 2.3 Bidang Politik Korupsi menjadi salah satu masalah terbesar yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Statistik terbaru menunjukkan bahwa kasus korupsi di Indonesia terus meningkat. Di tahun 2004 penuntutan terhadap kasus korupsi hanya berjumlah 2 dalam setahun, namun terus meningkat hingga menjadi 62 tuntutan kasus korupsi di tahun 2015 kemarin. Faktor politik merupakan salah satu faktor yang paling umum yang mendasari suatu tindakan penyebab korupsi. Tindakan korupsi berupa suap atau yang biasa kita kenal sebagai tindakan sogok menyogok sangat sering terjadi. Korupsi suap biasa terjadi untuk kepentingan khusus seperti suap untuk “naik jabatan”, suap untuk “menutupi” sesuatu. Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada bidang politik 1. Moralitas Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan interpersonal yang lebih tinggi sehingga memiliki moral, rasa peduli dan rasa bertanggung jawab untuk turut memajukan Negara Indonesia dengan memberantas 8 korupsi. Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikannya cenderung memiliki tenggang rasa yang lebih baik terhadap Negara dan masyarakat sekitarnya dan cenderung benci terhadap tindakan korupsi. 2. Identifikasi korupsi Mahasiswa fakultas tertentu (khususnya hukum dan ekonomi) memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa suatu tindakan korupsi lebih baik daripada masyarakat pada umumnya. Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai standar standar identifikasi dan analisis korupsi dari segi finansial maupun hukum. Dengan kemampuan ini mahasiswa diharapkan dapat memperbaiki kualitas penegakkan hukum di Indonesia. 3. Pelaporan Seorang mahasiswa yang telah mengidentifikasi adanya tindakan korupsi oleh suatu entitas, cenderung berhasil melaporkan tindakan korupsi tersebut kepada pemerintah karena mahasiswa dianggap memiliki suara yang lebih didengarkan oleh pemerintah dan mampu menekan pemerintah. Selain itu mahasiswa cenderung lebih berani untuk melaporkan tindakan korupsi tersebut karena mereka memiliki pengetahuan akan prosedur dan langkah hukum untuk melaporkan suatu tindakan korupsi. Ketika mahasiswa yang memiliki moralitas tinggi dan memiliki kemampuan interpersonal tinggi naik dan menggantikan generasi sekarang yang dianggap penuh dengan koruptor, Tindakan korupsi diharapkan dapat ditekan bahkan dihapuskan karena adanya kesadaran dalam diri mahasiswa untuk turut memajukan Negara dengan tidak melakukan korupsi. Kualitas kualitas professional maupun interpersonal yang ditanamkan pada mahasiswa saat ini diharapkan mampu untuk memberantas korupsi yang terus menggerogoti Negara Indonesia. Dengan artikel peran mahasiswa dalam pemberantasan korupsi ini, kami harapkan anda dapat lebih mengerti pentingnya pendidikan bukan hanya untuk memperoleh hard skill, namun juga untuk mendapatkan kemampuan interpersonal dan moralitas yang lebih baik. 2.4 Bidang Ekonomi Mahasiswa memiliki peran untuk mengatasi dan mengurangi tindak korupsi yang terjadi di Indonesia. Peran tersebut dengan memahami dan mempelajari mengenai perekonomian diIndonesia mengenai infrastruktur ataupun perekonomian. Maka, dengan hal tersebut jika ada pejabat negara yang melebihkan anggaran dalam hal infrastruktur maupun pembangunan atau yang lainnya mahasiswa memiliki peran penting yaitu dengan 9 menuntut keadilan baik itu melalui laporan ke pihak berwajib. Dengan hal ini, mahasiswa sangat cocok disebut sebagai agent of control the agent of analysis yaitu bagaimana mahasiswa memiliki peran dalam mengontrol bangsa karena memiliki sifat kritis dalam mengkritik pejabat negara dan memiliki legend of analysis sebagai cara untuk menganalisa suatu permasalahan yang ada karena jika mahasiswa terutama yang menggeluti bidang perekonomian bangsa akan memiliki pemahaman yang lebih luas daripada yang tidak dan akan sangat mudah bagi mahasiswa dalam menanggapi persoalan korupsi di Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi. Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di bidang ekonomi adalah: 1. Tidak menyalahgunakan kepercayaan dalam sebuah organisasi, dalam hal ini yang dimaksud adalah sebuah kewirausahaan di organisasi tersebut. 2. Tidak memberikan suap kepada pengurus beasiswa dikampus. 3. Menuntut jaminan atau fasilitas terhadap biaya yang telah dibayarkan pada saat menjadi mahasiswa baru. 4. Memiliki kesadaran untuk mengkritisi pejabat atau petinggi/pemimpin sehingga menghindarkan terciptanya peluang korupsi pada petinggi tersebut. 2.5 Bidang Sosial Budaya Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi selain pada bidang-bidang yang telah disebutkan sebelumnya juga terdapat pada bidang sosial dan budaya. Untuk peran dalam bidang sosial antara lain: 1. Melakukan pressure dan mengawal kasus-kasus korupsi bersama masyarakat dan lembaga pemerintahan 2. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang masalah korupsi serta penyebabnya 3. Mendorong masyarakat supaya berani melapor terhadap pelanggaran korupsi 4. Mengontrol serta mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan peluang adanya tindak korupsi 5. Melakukan gerakan serta kerja sama terhadap lembaga pemerintah dan swasta untuk memerangi korupsi secara bersama-sama Kemudian dalam bidang budaya atau kebudayaan adalah sebagai berikut: a. Budaya Sebagai Panglima Budaya adalah lapisan paling dasar dari sebuah sistem sosial, manusia berbudaya demi beradaptasi dengan tantangan alam yang dihadapinya, mulai dari 10 tantangan geografis hingga ekologis. Budaya terbentuk dari pengetahuan rekayasa yang membutuhkan perhitungan yang seksama, hingga kesenian yang memberikan filosofi hidup, renungan, dan keriaan bersama sebagai makhluk sosial. Dari lapis budaya tersebut tumbuhlah tata ekonomi, di mana manusia berupaya menata kehidupan rumah tangganya dengan membagi tugas di kalangan individu, membagi sumber daya, dan mengatur pertukarannya untuk menjaga sustainabilitas kehidupan mereka secara kolektif. Di atas lapis ekonomi, manusia kemudian berusaha melakukan penataan kekuasaan dalam struktur masyarakat yang bernama sistem politik. Jadi, di atas lapisan budayalah dibangun tata ekonomi dan politik. Budaya merupakan kolektivitas sosial perilaku yang menjadi tata kebiasaan masyarakat dalam menyikapi tantangan pada lapis di bawahnya. Karena begitu strategisnya peran budaya dalam tatanan kehidupan masyarakat inilah, maka sebuah perubahan sosial yang besar harus dimulai dengan merubah kebudayaannya. b. Merumuskan Budaya Anti Korupsi Untuk membentuk budaya anti korupsi “asli” indonesia dibutuhkan kesepakatan dari para cendekiawan agama, tokoh politik, budayawan, dan sejarahwan untuk duduk bersama merumuskan sebuah formula kebudayaan baru yang diambil dari nilai-nilai agama dan kearifan lokal yang tersebar di seluruh nusantara. Formula kebudayaan baru anti korupsi ini akan berisi ajaran-ajaran positif sebagai antitesis dari perilaku korupsi. Penyebaran dan penerapan budaya baru ini bisa dilakukan melalui media kebudayaan seperti film, musik, novel dan berbagai ekspresi seni lainnya. Tokoh agama juga akan sangat berperan untuk mensosialisasikannya melalui ceramah baik secara lansung maupun tulisan. Di ranah pendidikan, kebudayaan baru ini bisa dimasukkan ke dalam materi pelajaran dan perkuliahan untuk membentuk karakter generasi muda. Memang membutuhkan waktu yangpanjang untuk merubah sebuah kebudayaan, mungkin sampai beberapa generasi, tetapi adanya komitmen politik yang kuatdari pemerintah akan semakin mempercepat prosesnya, apalagi dengan didukung oleh seluruh komponen bangsa dalam penyebaran dan penerapannya.Dengan begitu, harapan kita akan terciptanya Indonesia yang bersih, berwibawa dan berjaya suatu hari nanti akan menjadi nyata. 11 Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu gerakan anti korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalahupaya bersama yang bersetujuan untuk menumbuhkan budaya anti korupsi di masayarakat. Dengan budaya tumbuhnya anti korupsi di masyarakat diharapakan dapat mencegah munculnya perilaku koruptif. Gerakan anti korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam pemangku inilah peran mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat sangat diharapkan. c. Peran Mahasiswa Dalam sejarah perjalanan bangsa indonesia tercatat bahwa mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam peristiwa-peristiwa besar yang dimulai dari Kebangkitan Nasional tahun 1908, sumpah pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan NKRI tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1996, dan reformasi tahun 1998. Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil didepan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki. Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas,jiwa muda, dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa pemuda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiwa berperan sangat penting sebagai agen perubahan. Dalam konteks gerakan anti korupsi mahasiswa juga diharapakan dapat tampil di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu: intelegensi, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu menyeruakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi lembaga-lembaga negara dan penegak hukum. d. Gerakan Kultural Gerakan kultural bertujuan untuk: 1) memberikan pemahaman tentang korupsi dan bentuk nyata anti-korupsi di dalam kemahasiswaan. 12 2) menciptakan budaya anti-korupsi sejak dini. 3) membentuk karakter generasi anti-korupsi. Berbeda dengan sebelumnya, gerakan kultural ini cenderung bersifat aktif, sehingga gerakan yang dilakukan tidak bergantung terhadap isu yang ada. Beberapa model gerakan yang dapat dilakukan pada klasifikasi kultural diantaranya: 1. Propaganda Integritas Akademik Salah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik. Untuk itu, sebagai pemupukan budaya anti-korupsi, perlu ditingkatkan propaganda integritas akademik bagi mahasiswa. Upaya ini adalah untuk mencegah bibit-bibit korupsi yang mungkin tumbuh dari kecurangan-kecurangan kecil yang terjadi dalam pelaksanaan aktivitas akademik di kemahasiswaan. 2. Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student governance) Dalam hal ini, mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi korupsi secara luas dan bagaimana cara pencegahannya. Selain itu, ditampilkan contoh-contoh bentuk korupsi di dalam organisasi kemahasiswaan sebagai satu upaya pemupukan kesadaran untuk tidak melakukan tindakan korupsi dalam unit kelembagaan yang kecil. Dengan pemahaman yang ada tentang jenis korupsi yang mungkin terjadi pada organisasi kemahasiswaan, diharapkan penyelenggaraan kelembagaan yang bersih dari korupsi mulai dipraktikkan oleh mahasiswa sejak dini. 3. Propaganda Anti-Korupsi Mahasiswa Propaganda anti-korupsi mahasiswa diterapkan dengan memberikan aksentuasi pada peran mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan. Bahwa sebagai generasi penerus yang mengharapkan kondisi negara yang bersih, maka mahasiswa harus mampu menjaga kebersihan perilakunya dari tindakan korupsi. Tujuan dari hal ini menyadarkan peran sebagai generasi penerus serta menumbuhkan mental anti-korupsi secara permanen. Mekanisme pembudayaan yaitu dengan cara pemanfaatan media, propaganda, serta ajang-ajang yang melibatkan mahasiswa dalam skala mikro hingga makro. Luaran utama dari gerakan ini adalah timbulnya kesadaran untuk mempertahankan integritas anti-korupsi sejak di bangku kuliah hingga bangku pemerintahan. 13 2.6 Bidang Teknologi Mahasiswa sebagai kaum intelektual tentu memiliki peranan penting kaitannya dalam memberantas korupsi, dalam era sekarang dimana teknologi kian modern malah mendukung adanya gerakan anti korupsi seperti ini. Adapun contoh upaya mahasiswa dalam pemberantasan korupsi dalam bidang teknologi pada kelompok kami ditekankan pada teknologi informasi sebagai berikut: 1. Turut mengkritisi dan memberi masukan terhadap lembaga pemerintahan dengan menggunakan sosial media dengan bijak. Sosial media yang makin banyak macamnya mempermudah masyarakat terutama mahasiswa dalam menyalurkan kritik dan saran yang membangun. Contohnya saja adalah mengkritiki lembaga eksekutif maupun legislatif dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan perihal negara seperti meninggalkan komentar pada setiap postingan namun diiringi dengan bahasa yang santun tanpa adanya provokasi atau ujaran kebencian. 2. Menyalurkan bakat atau kemampuan yang berguna secara online untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam gerakan anti korupsi. Kemampuan mahasiswa di bidang teknologi terutama dalam editing dapat disalurkan untuk hal yang bermanfaat bagi negara seperti membuat meme, poster atau film pendek berisi motivasi atau ajakan dalam upaya pemberantasan korupsi. Dengan bantuan adanya media sosial dapat turut menyebarkan ajakan anti korupsi ke penjuru Indonesia. 3. Membuat forum diskusi online dalam kaitannya dengan pemberantasan korupsi. Dalam merespon perkembangan teknologi, sosial media dapat dimanfaatkan dengan bijak dengan membuat forum diskusi online anti korupsi. Dengan adanya forum ini memudahkan antara para aktivis antikorupsi serta mahasiswa dari kalangan akademisi ataupun berbagai elemen masyarakat lainnya dapat belajar melawan korupsi dengan diskusi online. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Adapun simpulan yang diperoleh dari pembahasan diatas adalah : 1. Pendidikan anti korupsi dini sebagai langkah awal taerhadap penanganan kasus korupsi yang bermula dari diri sendiri dan diharapkan berimlikasi terhadap kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Dalam jangka panjang, pendidikan anti korupsi dini di harapkan mampu mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN serta mampu melaksanakan UUD 1945 demi terwujudnya good goverment. 3. Pendidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi yang madani, sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa menjadi gagasan baik dalam kasusu korupsi ini adalah penerapan anti korupsi adalah penerapan anti korupsi pada pendidikan karakter bangsa di indonesisa, khususnya ditunjukan bagi mahsiswa. Karena pada dasarnya merek adalah agen perubahan bangsa dalam perjalanan bangsa indonesia. 4. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiswa berperan penting sebagai agen perubahan (agent of change) 5. Mahasiswa dapat banyak berperan aktif dalam aksi pemberantasan korupsi pada berbagai aspek mulai daari sosial budaya, ekonomi, politik, pendidikan dan lain-lain. 3.2 Saran Dengan adanya pendidikan anti korupsi terkait gerakan-gerakan anti korupsi yang telah dirancang oleh Pemerintahan dan yang telah dipelajari oleh setiap mahasiswa diharapkan mahasiswa ikut berperan aktif dalam menanamkan gerakan anti korupsi baik dilingkungan pendidikan, social, budaya , pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Sutarjo, dkk. 2014. Buku Ajar Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK). Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. https://aclc.kpk.go.id/wp- content/uploads/2018/07/Buku-Ajar-Mata-Kuliah-PBAK-Poltekkes-Kemenkes.pdf (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 12.40 WIB) Drajat, M Zakaria. 2018. Peran Mahasiswa Mengatasi Korupsi. https://www.kompasiana.com/zakariadrajat/5c0aa900aeebe1349c4fe392/ peranmahasiswa-mengatasi-korupsi (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 13.15 WIB) Handinidevi, Medhira. 2013. BPKP Jawa Barat Jelaskan Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia. https://www.itb.ac.id/news/read/4017/home/bpkp-jawa-barat-jelaskan- peran- mahasiswa-dalam-pemberantasan-korupsi-di-indonesia(diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 13.30 WIB) Huzaifah, Gibran. 2009. Gerakan Anti-Korupsi Mahasiswa. https://gibranhuzaifah.wordpress.com/2009/12/17/gerakan-anti-korupsi- mahasiswa/ (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 14.15 WIB) Nashuha, Imam. 2018. Peran dan Potensi Mahasiswa dalam Memberantas Korupsi.https://www.kompasiana.com/imam75980/5c0a7365bde575513 e4c3ab2/peran-dan-potensi-mahasiswa-dalam-memberantas-korupsi (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 14.15 WIB) Pujianto, Randra. 2015. Melawan Korupsi dengan Budaya. https://www.kompasiana.com/rendra_pujianto/54f341427455137b2b6c6d f7/melawankorupsi-dengan-budaya (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 13.30 WIB) Ri s e t Pu bli k . 20 16 . Korupsi Dalam Pelayanan Kesehatan Di Era Jaminan Kesehatan Nasional: Kajian Besarnya Potensi Dan Sistem Pengendalian Fraud.h t t ps : / / a c ch . kp k . go.i d/i d/ a r t i k e l / r i se t - p ubl i k/ ko r up s i - da l am -pel a ya n a n -k e s eh a t a n -di - e r a - j am i n an - k es e h a t a n - n a s i on a l - ka j i an - b esa r n ya p o t en s i -d an - s i s t e m - p en ge n d a l i an - f r au d (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 13.45 WIB) Sari, Maya. 2016. 4 Peranan Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi.https://guruppkn.com/peranan-mahasiswa-dalam-pemberantasan- korupsi (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 14.45 WIB) Surono, Agus. 2016. Sikap Anti Korupsi di Kalangan Siswa dan Mahasiswa dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Negara Anti Korupsi dan Berbasis Keadilan.https://www.researchgate.net/publication/315998390_Sikap_An ti_Korupsi_di_Kalangan_Siswa_dan_Mahasiswa_dalam_Mewujudkan_P enyelenggaraan_Negara_Anti_Korupsi_dan_Berbasis_Keadilan (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 15.25 WIB) Zakiya, Wilda. 2018. Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi. https://indonesiana.tempo.co/read/128571/2018/10/21/wildazakiya.id/ma hasiswa- dalam-gerakan-anti-korupsi (diakses pada hari Minggu, 28 Maret 2021 pukul 12.45 WIB)