TUGAS ETIKA BISNIS Oleh: DEDE ARDIAN MAHENDRA 01211040 Dosen : Hj. IGA Aju Nitya Dharmani, SST,SE.MM PROGRAM EKONOMI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Jl. Arief Rachman Hakim No.51 Surabaya Phone : 031-5946404- 5995578, fax. 031- 5931213 www.narotama.ac.id 2014 Etika Bisnis Etika bisnis adalah refleksi dari moralitas dalam berbisnis. Hal ini meliputi baik dan buruk, terpuji dan tercela, boleh dan tidak dilakukan dari perilaku manusia dalam berbisnis. Selama perusahan memiliki produk yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat serta dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumber daya manusia dan lain sebagainya, tapi tidak mempunyai etika dalam berbisnis maka kekurangan ini akan menjadi bom waktu yang sangat merugikan bagi perusahaan tersebut. Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Disisi lain bisnis merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral. Teori Etika Bisnis a. Etika Teologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. b. Teori Deontologi yaitu : berasal dari bahasa Yunani , “Deon“ berarti tugas dan “logos” berarti pengetahhuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindkan itu. c. Teori Hak. Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. d. Teori Keutamaan (Virtue). Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Fraud (kecurangan) Menurut Joel G. Siegel dan J.K. Shim fraud (kecurangan) adalah untuk merupakan tindakan yang disengaja oleh perorangan atau kesatuan untuk menipu orang lain dan menyebabkan kerugian. Khususnya terjadi (misrepresentation) penyajian yang keliru untuk merusak, dengan maksud menahan data bahan yang diperlukan untuk pelaksaanaan keputusan terdahulu Jadi dapat disimpulkan fraud (kecurangan) merupakan sesuatu yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang teraplikasi dalam bentuk perilakunya untuk melakukan suatu tindakan yang menyalahi aturan. Tanggapan saya adalah : Konsumen adalah segalanya, tanpa konsumen produk tidak ada yang beli, tanpa konsumen, tidak akan ada kelangsungan hidup perusahaan. Namun dibalik itu semua bukan berarti dalam rangka memuaskan konsumen atau dalam bahasa pemasaran adalah kepuasaan konsumen tidak bisa melakukan segala hal termasuk tindakan – tindakan kecurangan. Karena tindakan – tindakan kecurangan itu akan berakibat merugikan konsumen. Pemerintah telah mengantisipasi tindakan kecurangan – kecurangan dilakukan oleh perusahaan. Dalam hal ini pemerintah mengeluarkan undang - undang mengenai perlindungan konsumen. Undang – undang itu terdapat dalam undang – undang no 8 tahun 1999. Dimana dalaam pasal 1 tertulis bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Kasus ini merupakan contoh kasus dimana perusahaan telah melanggar kode etis dengan tidak memperhatikan keselamatan dari konsumen dan tidak memberikan peringatan kepada konsumen mengenai kandungan yang ada didalam produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan. . Karena produk ini mengandung zat kimia berbahaya, bila kosmetik tersebut dipakai di wajah, dalam hitungan bulan, wajah justru terlihat rusak. Jika diminum, dalam hitungan tahun, kosmetik ini akan mengakibatkan berbagai macam penyakit kronis. tapi ironisnya, seperti yang terlampir dalam artikel tersebut permintaan obat dan kosmetik ini sangat tinggi di pasaran dan banyak konsumennya. Solusi saya adalah : Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral. Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya dapat dilakukan asalkan tidak merugikan pihak manapun. Karena itu menurut saya, harusnya para produsen kosmetik lebih mementingkan keselamatan komnsumen diatas kepentingan perusahaan maka tentunya perusahaan itu sendiri akan mendapatkan laba yang lebih besar atas kepercayaan masyarakat terhadap produk tersebut. Selain itu kita sebagai konsumen atau pembeli juga harus berhati-hati jika membeli suatu barang, jangan di karenakan harga yang murah membuat kita begitu saja langsung tertarik dengan barang yang ditawarkan. Kita juga harus melihat dari segi kemasan produk tersebut, melihat exp date nya, dan yang paling utama diperhatikan adalah dari segi kualitas yang ada, dan mencari info terebih dahulu sebelum kita membeli produk tersebut.