Tips mengurangi risiko ‘fraud’ Oleh: Antonius Alijoyo CFE (Certified Fraud Examiner) Dari beberapa sumber, di bawah ini ada beberapa tip praktis yang dapat dipakai oleh organisasi terutama yang berbentuk perusahaan untuk mengurangi risiko ‘fraud’. Empat belas tip praktis ini hanya sebagian dari sekian banyak hal-hal praktis lain yang harus diwaspadai sebagai indikator terjadi ‘fraud’ di organisasi perusahaan. Teliti angka penjualan di akhir tahun buku Beri perhatian yang cukup terhadap hubungan antara tim penjualan organisasi perusahaan dengan pelanggan, terutama bila adanya lonjakan penjualan pada akhir tahun buku dan timbulnya banyak ‘credit note’ di awal tahun berikutnya. Umumnya ‘fraud’ terjadi karena pihak penjualan bekerja sama dengan (atau kadang-kadang memaksa) pelanggan untuk membuat seakan-akan permintaan pasar terhadap produk perusahaan sangat tinggi di akhir tahun. Hal ini akan melambungkan tingkat penjualan ke angka tertentu sehinggga tim penjualan akan mencapai/melebihi target, dan mereka memperoleh bonus yang besar. Karena penjualan tersebut tidak didasarkan dari adanya ‘demand’ yang riil dari pasar, maka di awal tahun berikutnya akan terjadi banyak ‘retur’ produk yang tidak laku terjual dan terjadi ‘credit note’ yang cukup banyak. Untuk hal ini, pastikan adanya analisis komprehensif dan kritis terhadap angka-angka penjualan akhir tahun terutama yang melonjak tanpa adanya faktor fundamental yang mendukung. Review struktur bonus Biasanya para pelanggar (fraudsters) percaya atau yakin bahwa pekerjaaan mereka pantas dihargai lebih besar dari yang diterimanya, sehingga mereka akan mudah tergoda untuk melakukan ‘fraud’ bila hal tersebut tidak diperolehnya dari struktur bonus yang ada saat ini di organisasi perusahaan. Untuk hal ini, pastikan bahwa struktur bonus dibuat sedemikian rupa sehingga ‘fair’ dan transparan serta sejalan dengan apa perilaku yang kita harapkan dari staf perusahaan. Dengan adanya hal tersebut, semua staf perusahaan dapat melihat bahwa bonus yang mereka terima sudah kompetitif baik terhadap struktur & sistem internal bonus, maupun terhadap sistem & struktur eksternal bonus. Pertimbangkan Lokasi kegiatan yang jauh Seringkali ada kaitan antara terjadinya ‘fraud’ dengan jarak keberadaan lokasi unit kegiatan. Semakin jauh dari kantor pusat, semakin besar kesempatan atau potensi untuk terjadinya ‘fraud’. Untuk hal ini, pengendalian internal dan limit otorisasi untuk unit kegiatan yang jauh harus dilakukan lebih intens termasuk pelaksanaan audit internal organisasi. Laksanakan ‘zero-based budgeting’. Pembuatan anggaran yang hanya mengandalkan angka tahun lalu yang disesuaikan dengan asumsi klasik misalnya kenaikan angka inflasi (dan indikator ekonomi makro lainnya) serta kenaikan jumlah pegawai, biasanya rawan untuk potensi terjadinya ‘fraud’. Potensi kerawanan tersebut timbul karena tidak dapat terdeteksinya gejala praktik ‘fraud’ yang mungkin sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Untuk hal ini, disarankan agar perusahaan menerapkan ‘zero-based budgeting’, yaitu teknik membuat anggaran berdasarkan program dan rencana aktivitas riil yang akan dijalankan perusahaan di tahun fiskal yang terkait. Perhatikan area dimana tidak adanya produk fisik Di setiap area bisnis yang tidak memiliki produk fisik misal jasa konsultansi, jasa perawatan pabrik, atau periklanan dan promosi seringkali lebih rentan untuk terjadinya ‘fraud’. Untuk hal ini, pengendalian internal produk non-fisik perlu dilaksanakan di tingkat proses dan jangan hanya mengandalkan pengendalian di tingkat produk akhir. Pahami kelemahan IT ‘Fraudsters’ seringkali menggunakan teknik yang biasanya tersedia secara umum yaitu ‘keystroke loggers’ dalam rangka memperoleh data sensitif dari rekan kerja mereka misal angka atau huruf pin dan ‘password’. Untuk hal ini, pengendalian administratif yang ketat terhadap pin dan ‘passwords’ harus dilakukan secara konsisten dan disiplin penuh, misal: tidak boleh ada sama sekali instalasi piranti lunak di luar yang resmi dimiliki organisasi atau perusahaan, larangan penggunaan port USB (atau bila perlu semua komputer dihilangkan USB portnya), penggantian ‘passwords’ secara berkala. Lebih jauh lagi pastikan bahwa kita melakukan ‘IT vulnerability assessment’ secara berkala, dan pastikan kecukupan pengendalian internal untuk area-area yang rapuh. Jangan terkesima dengan ‘over-performance’ Bila sesuatu terjadi terlalu baik/bagus dari biasanya, biasanya ada potensi ‘fraud’. Untuk hal ini, pastikan kita memahami faktor fundamental dan kewajaran dari kinerja yang dicapai. Bila penjelasan tidak terlalu memuaskan, lakukan penelusuran mekanisme ‘overperformance’ tersebut langkah demi langkah. Teliti perubahan ‘supplier master file’ Seringkali ‘fraud’ terjadi karena penyalahgunaan data ‘bank account’ dari pemasok yang sebenarnya sudah tidak valid lagi tetapi tetap digunakan untuk mentransfer dana dari perusahaan ke rekening tersebut, dan kemudian dananya dikeluarkan oleh rekan si ‘fraudster’ di perusahaan rekanan tersebut, untuk kemudian dibagi bersama antar mereka. Untuk hal ini, perlu adanya semacam ‘exception report’ bilamana ada perubahaan apapun di ‘supplier master file’, sehingga semua informasi terbaru tentang data pemasok akan tersebar secara menyeluruh di semua departemen yang berkepentingan. Monitor mobil pribadi karyawan Walaupun dapat dibilang suatu hal yang bodoh bahwa seorang ‘fraudster’ memamerkan kekayaan mereka, tetapi seringkali mereka tergerak untuk pamer kekayaannya tersebut (ingin dibilang sukses atau berhasil) umumnya jenis mobil yang digunakan, perhiasan, dan gaya hidup. Untuk hal ini, secara random kita melihat jenis mobil yang dipakai karyawan apakah wajar dengan tingkat remunerasi yang mereka miliki, atau melihat seberapa jauh kira-kira kewajaran ‘gaya-hidup’ dengan pola penghasilan mereka. Bilamana perlu, adakan kunjungan mendadak ke rumah karyawan yang memiliki gaya hidup berlebihan sehingga bisa lebih dipastikan apakah ada kejanggalan atau tidak antara tingkat penghasilan mereka dengan gaya hidupnya. Investigasi latar belakang pelamar kerja Seseorang yang terlalu membesar-besarkan cerita tentang keberhasilan masa lalu mereka di organisasi di mana mereka sebelumnya (saat ini) berada, akan berpotensi untuk melakukan ‘fraud’ di tempat dimana dia melamar kerja. Untuk hal ini, lakukan investigasi yang cukup terhadap latar-belakang tenaga yang akan direkrut untuk melihat kewajaran cerita atau ‘curriculum vitae’ (CV) mereka dengan fakta yang diperoleh. Harap diingat, dari berbagai hasil survey, lebih dari 50% orang berbohong dalam CV mereka dengan tingkat yang berbeda-beda. Perhatikan morale karyawan ‘Fraudster’ seringkali adalah karyawan yang tidak bahagia dan menggunakannya sebagai alasan atau pembenaran untuk melakukan fraud. Untuk hal ini, pastikan kita memiliki data observasi yang cukup akan tingkat morale keseluruhan karyawan terutama di proses bisnis yang rawan ‘fraud’. Investigasi ‘turn-over’ karyawan yang tinggi Untuk menjadi seorang ‘whistleblower’ di perusahaan tidak mudah. Bagi karyawan yang frustasi melihat terjadinya ‘fraud’ tetapi tidak berani melaporkan hal tersebut akan segera pergi melamar kerja ke tempat lain. Untuk hal ini, sebaiknya perusahaan memiliki kebijakan melakukan ‘exit interviews’ bagi staf, dan memberikan kesempatan akhir bagi mereka untuk mengangkat isu atau keprihatinan akan adanya praktif kecurangan yang dilakukan karyawan tertentu. Waspada terhadap karyawan yang super loyal Seringkali ‘fraudster’ tidak pernah atau jarang mengambil cuti dengan alasan banyak pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. Untuk hal ini, pastikan bahwa selalu terjadi adanya cuti untuk setiap posisi manapun dan apapun. Apabila perlu, adakan semacam cuti mendadak untuk memastikan bahwa semua data dan pelaksanaan pekerjaan di bagian tersebut dilaksanakan secara wajar dan bertanggung jawab. Waspada terhadap jawaban ambigu Seringkali ‘fraudster’ tidak dapat menjawab pertanyaan kritis secara langsung, dan berdalih harus melihat catatan dahulu. Apabila terdesak, seringkali mereka memberikan jawaban ambigu. Untuk hal ini, pastikan setiap jawaban ambigu terselesaikan secara tuntas dalam waktu yang cepat sebagai indikator awal adanya kemungkinan ‘fraud’. Jangan berikan terlalu banyak waktu untuk menyiapkan penjelasan yang agak artifisial. oOo