PERAN PEKERJAAN SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN RESILIENSI ANAK TERLANTAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian DOSEN : Drs. Edi Suhanda, M.Si DISUSUN OLEH : Farid Budimansyah 18.04.289 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN PEKERJAAN SOSIAL POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG 2020 I KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Proposal Penelitian ini membahas tentang Peran Pekerjaan Sosial dalam Pembentukan Resiliensi Anak Terlantar Penyusunan proposal penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang peran pekerja sosial dalam mengembangkan resliensi pada anak terlantar. Saya menyadari proposal penelitian ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu kami menerima kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat. Tasikmalaya, Mei 2020 II DAFTAR ISI BAB I 1 A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 1 B. Rumusan masalah ....................................................................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................................... 2 1. Manfaat Teoritik ........................................................................................................................ 2 2. Manfaat Praktis ......................................................................................................................... 2 a. Bagi Anak Terlantar ............................................................................................................. 2 b. Bagi Penelti ............................................................................................................................ 2 c. Bagi Pemerintah dan Lmebaga Swasta yang menangani masalah anak terlantar 3 BAB II .......................................................................................................................................................... 4 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................... 4 1. Resiliensi .................................................................................................................................... 4 2. Anak Terlantar........................................................................................................................... 5 3. Peran Pekerja Sosial ............................................................................................................... 6 BAB III ......................................................................................................................................................... 9 A. Desain Penelitian ......................................................................................................................... 9 B. SUMBER DATA, POPULASI DAN SAMPEL ........................................................................... 9 C. DEFINISI OPERASIONAL ......................................................................................................... 10 D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ............................................................................................. 11 E. VALIDITAS DAN REABILITAS ALAT UKUR ........................................................................ 11 F. TEKNIK ANALISIS DATA ......................................................................................................... 12 G. JADWAL DAN LANGKAH ....................................................................................................... 13 Daftar Pustaka...........................................................................................................................14 III II BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak terlantar adalah seorang anak berusia 6 (enam) tahun sampai 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak yang mengalami perlakuan salah dan diterntarkan oleh orang tua dan keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua atau keluarga. Dalam perkembanganya anak terlantar berada dalam fase anak- anak dan remaja. Dalam perkembanganya fase remaja merupakan suatu periode kehidupan yang ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, social, dan emosial yang terjadi secara cepat. Maka perlu adanya optimalisasi dalam perkembangan anak terlantar karena permasalahanya merupakan hal yang krusial dan perlu penanganan secara tepat agar seyogyanya anak terlantar pun dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas terutama dari segi regulasi emosi Fenomena yang perlu mendapatkan perhatian saat ini adalah maraknya anak-anak terlantar. Perkembangan anak terlantar ini tidak terlepas dari kurangnya peran keluarga dalam membentuk karakter diri anak sehingga mendorong meningkatnya angka anak putus sekolah dan anak terlantar. Pada umumnya anak terlantar mengalami masalah yang komplesk seperti kesulitan ekonomi, kurangnya peran keluarga (kehilangan hak asuh), menderita gizi buruk, dan tidak bisa mendapat layanan pendidikan secara maksimal Dinas sosial kota Tasikmalaya mencatat jumlah anak terlantar pada tahun 2020 bulan februri mencatat ada 26 orang anak terlantar. Berdasarkan data ini kuantitas anak terlantar cukup meningkat dibandingkan pada tahun 2019 yang hanya berjumlah 12 orang. Menurut departemen sosial RI (2006:1), keterlantaran pada anak secara garis besar disebabkan oleh dua factor yakni (1) faktor ketidaksengajaan atau dengan kata lain karena kondisi yang tidak memungkinkan dari orang tua atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan anaknya, (2) faktor kesengajaan untuk menelangtarkan anaknya karena rendahnya tanggung jawab sebagai orang tua atau keluarga terhadap anaknya. Permasalahan anak terlantar menjadi salah satu permasalahan krusial baik dilihat dari komplesksitas masalah maupun kuantitas dari anak terlantar yang semakin meningkat. Beberapa dampak dari permasalahan keterlataran pada anak salah satunya berkaitan dengan rendahnya pengelolaan emosi anak sehingga seringkali anak tidak mampu bertahan dalam 1 situasi sulit. Maka kompleksitas permasalahan yang terjadi terhadap anak terlantar mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana tingkatan resiliensi atau kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. Hal ini merupakan permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian seriu dalam maslaah kesejahteraan sosial khususnya peran pekerj sosial. B. Rumusan masalah Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana peran pekerja sosial dalam membentuk resiliensi anak terlantar ? 2. Bagaimana tingkatan resiliensi anak terlantar ? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran pekerja sosial dalam perkembangan resiliensi atau ketahanan dalam situasi sulit pada anak terlantar. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu dalam pekerja sosial terutama dalam hal perkembangan anak terlantar khususnya perkembangan resiliensi dalam aspek emosi sehingga peran pekerja sosial mampu berkembang secara optimal. Dengan bertambahnya kajian ilmu ini seyogyanya akan dapat dikembangkan untuk penelitian-penelitian lanjutan dalam topik yang sama mamupun berbeda. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak Terlantar Dapat mengetahui tingkatan perkembangan pada aspek emosi khususnya resiliensi (ketahanan diri pada situasi tersulit), dan digunakan sebagai acuan dalam menghadaoi problema kehidupan anak terlantar. b. Bagi Penelti 1) Peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang penelitian. 2) Lebih memahami dan mampu menerapkan peran pekerja sosial terhadap optimalisasi anak terlantar khususnya pada perkembangan aspek emosi. 2 c. Bagi Pemerintah dan Lmebaga Swasta yang menangani masalah anak terlantar 1) Dapat menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan terhadap anak terlantar. 2) Dapat menjadi masukan dalam mengembangkan usaha pemberdayaan anak terlantar khususnya pada aspek terhadap emosi secara efektif dan efisien. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Resiliensi Menurut Rutter (1987) (dalam Grotberg, 2004) berpendapat bahwa resiliensi merupakan hasil dari kesuksesan dalam mengahadapi masalah daripada menghindar terhadap masalah. Sehingga individu yang memiliki resiliensi dipastikan akan selalu berani menghadapi dan menyelesaikan masalah yang sedang ada di hadapannya tanpa harus menghindar. Menurut Reivich. K dan Shatte. A yang dijelaskan dalam bukunya “The Resiliency Factor” menjelaskan resiliensi ialah kemampuan untuk beradapatasi dan mengatasi terhadap suatu kejadian dan situasi yang berat atau masalah yang terjadi dalam sebuah kehidupan. Menurut Grotberg (1999) (dalam Nisa, 2016) resiliensi adalah kemampuan manusia untuk menghadapi, mengatasi, dan menjadi kuat atas kesulitan dan permasalahan yang dihadapinya. Grotberg mengatakan bahwa resiliensi bukanlah hal magic dan bisa dimiliki oleh semua manusia tanpa terkecuali dan bukan pemberian dari sumber yang tidak diketahui. Dapat diambil kesimpulan bahwa resliensi adalah kemampuan individu dalam menghadapi dan mengatasi masalah dengan tidak mudah putus asa, sehingga dapat bertahan dalam situasi yang membuat tertekan, dan mencoba bangkit untuk menjadi lebih baik. Fungsi resiliensi menurut Reivich & Shatte (2002) yaitu sebagai berikut : a. Overcoming : kemampuan menyikapi permasalahan dengan cara menganalisa situasi yang ada dan mengubah sudut pandang yang lebih positif dan belajar untuk meningkatkan kemampuan mengontrol kehidupan diri kita sendiri b. Steering through : Esensi dari steering through dalam stres kronis adalah self – efficacy yang berarti keyakinan terhadap diri sendiri bahwa kita dapat menguasai lingkungan kita dengan baik dan memecahkan berbaga permasalahan yang muncul. c. Bouncing back : Terdapat tiga karakteristik orang resiliensi dalam menyembuhkan diri dari traumatik atau yang lain, yaitu individu menunjukkan task oriented coping style dimana individu melakukan segala hal yang dapat mengatasi permasalahan 4 dan derita mereka, individu yakin bahwa ia dapat mengendalikan hidup mereka, dan mampu kembali ke kehidupan normal mereka semula. d. Reaching out : Resiliensi tidak hanya berguna dalam mengatasi permasalahan, stres, atau traumatik yang mereka rasakan. Akan tetapi hal positif lainnya yaitu, orang yang resliensi akan mendapatkan pengalaman hidup yang lebih banyak dan lebih bermakna dalam hidup. Reivich dan Shatte dalam (Reivich & Shatte, 2003) menjelaskan terdapat tujuh aspek yang membangun resiliensi dalam individu. Aspek – aspek tersebut yaitu : a. Emotion Regulation : Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah kondisi yang menekan. b. Impulse control : kemampuan individu dalam mengendalaikan keinginan, kesukaan, ataupun tekanan yang timbul dari dalam diri individu c. Optimisme : sikap ketika individu melihat masa depannya cemerlang. d. Causal analysis : megarah pada kemampuan individu dalam mengidentifikasi apa saja penyebab atau faktor dari permaslaah yang sedang kita hadapi secara akurat dan benar. e. Empati : sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu untuk membaca tanda – tanda kondisi emosional dan psikologis orang lain. f. Self – efficacy adalah hasil dari pengentasan masalah yang berhasil. g. Reaching Out : kemampuan individu dalam memetik hal positif dari kehidupan dimana ia telah mengalami keterpurukan dalam hidupnya. 2. Anak Terlantar Anak terlantar adalah seorang anak berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang tua / keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga, dengan kriteria : a. berasal dari keluarga fakir miskin; b. anak yang dilalaikan oleh orang tuanya; dan c. anak yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya (Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dan Potensi Dan Sumber Kesejahteraan Sosial). Kementerian Sosial RI mendefinisikan anak terlantar adalah anak yang berusia 5 – 18 tahun yang karena sebab tertentu (karena beberapa kemungkinan : miskin/tidak mampu, 5 salah seorang dari orang tuanya/wali pengampu sakit, salah seorang/kedua orang tuanya/wali 30 pengampu atau pengasuh meninggal, keluarga tidak harmonis, tidak ada pengampu atau pengasuh), sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Anak Terlantar adalah anak karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani, jasmani dan sosial serta anak yang tinggal dalam keluarga miskin usia sampai dengan 18 tahun. Seorang anak dikatakan terlantar, bukan sekedar karena ia sudah tidak lagi memiliki salah satu orang tua atau kedua orang tuanya. Terlantar dalam pengertian ketika hak-hak anak untuk tumbuh kembang secara wajar, untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian orang tua, ketidakmampuan atau kesengajaan (Suyanto, 2013) Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya anak terlantar yaitu : 1. Anak terlantar disebabkan sebagian besar karena orang tuanya berasal dari kelas ekonomi rendah. 2. Anak terlantar disebabkan karena hanya memiliki salah satu orang tua terutama apabila dikepalai seorang ibu yang tidak memiliki pekerjaan. 3. Orang tua yang menelantarkan anak disebabkan mempunyai intelektual di bawah normal, akan mengurangi kemampuan dalam memenuhi kebutuhan anak sehingga tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai pengasuh. 4. Ibu yang mempunyai intelektual dibawah normal, akan mengurangi kemampuan dalam memenuhi kebutuhan anak, sehingga anak menjadi tidak terurus. 5. Kelalaian dari orang tua dalam memperhatikan anaknya, orang tua mengalami gangguan secara fisik, kestabilan emosi yang menurun karena lelah, memiliki masalah kesehatan secara medis, secara sosial terisolasi, frustasi, bert apatis dan putus asa, sehingga mengalami kesulitan mengurus anak. 6. Orang tua yang menelantarkan anak mempunyai pengalaman emosional yang tidak menyenangkan pada anak-anaknya. 3. Peran Pekerja Sosial Definisi peran menurut kamus bahasa Indonesia yang diberikan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan (1997) adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan di masyarakat sedangkan menurut Soerdjono Soekanto (1990) 6 dalam (Setiawan & Sunusi, 2015) mendefinisikan peran sebagai: suatu konsep perihal apa-apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat Fungsi Pekerja Sosial menurut Heru Sukoco (1995:22-27) menjelaskan fungsi dan peran pekerjaan sosial sebagai berikut : a. Membantu orang meningkatkan dan menggunakan kemampuanya secara efektif untuk melakukan tugas-tugas kehidupan dan memecahkan masalah-masalah sosial yang mereka alami b. Mengkaitkan orang dengan sistem-sistem sumber c. Memberikan fasilitas interaksi dengan sistem-sistem sumber d. Mempengaruhi kebijakan sosial e. Memeratakan atau menyalurkan sumber-sumber material Peran Pekerjaan Sosial yaitu a. Sebagai pemercepat perubahan atau enabler Sebagai enabler, seorang pekerja sosial membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat dalam mengakses sistem sumber yang ada, mengidentifikasi masalah dan mengembangkan kapasitasnya agar dapat mengatasi masalah untuk pemenuhan kebutuhanya b. Sebagai perantara (broker) Peran sebagai perantara yaitu menghubungkan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat dengan Lembaga pemberi pelayanan masyarakat dalam hal ini ; Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, serta Pemerintah, agar dapat memberikan pelayanan kepada individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat yang membutuhkan bantuan atau layanan masyarakat. c. Pendidik (educator) Dalam menjalankan peran seabgai pendidik, community worker diharapkan mempunyai kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan benar serta mudah diterima oleh individu-individu, kelompok-kelompok yang menjadi sasaran perubahan. d. Tenaga Ahli (expert) 7 Dalam kaitannya sebagai tenaga ahli, pekerja sosial dapat memberikan masukan, saran, dan dukungan infirmasi dalam berbagai area (individu-individu, kelompok-kelompok, dan masyarakat). e. Perencana Sosial (social planner) Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang dihadapi individu-individu, kelompok-kelompok, dan masyarakat, menganalisa dan menyajikan alternative tindakan yang rasional dalam mengakses sistem sumber yang ada unuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan individu-individu, kelompok-kelompok, dan masyarakat. f. Fasilitator Pekerja sosial sebagai fasilitaor berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung pengembangan masayarakat. Peran ini dilakukan untuk mempermudah proses perubahan individu-individu, kelompok-kelompok, dan masyarakat, Menjadi katalis untuk bertindak dan menolong sepanjang proses pengembangan dengan menyediakan waktu, pemikiran dan sarana-sarana yang dibutuhkan dalam proses tersebut. 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pemilihan pendekatan kuantitatif dilakukan karena dalam penelitian in terdiri dari dua varibael yang saling berhubungan untuk mengemukakan bagaimana peran pekerja sosial dalam membentuk resiliensi terhadap anak terlantar, hal ini sejalan dengan pendapat Creswell (2014) yang menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penedekatan untuk menguji teori objektif dengan memeriksa hubungan antar variabel yang dapat diukur dan berbentuk angka yang diolah dengan prosedur statistik. (alasan) Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian, yaitu untuk mengetahui hubungan 2 variabel yakni peran pekerja sosial dalam membentuk resiliensi terhadap anak terlantar . Sedangkan desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah desain logitudinal, karena pengumpulan data dari setiap variabel dilakukan secara bertahap sehingga memenuhi kebutuhan peneliti. B. SUMBER DATA, POPULASI DAN SAMPEL 1. Sumber Data Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini adalah a. Data Primer Data primer merupakan datayang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisia kuesioner yang bisa dilakukan oleh peneliti (Husain Umar, 2000). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini didapat melalui hasil wawancara dengan subjek penelitian serta menggunakan angket untuk mengetahui seberapa efektif kah peran pekerja sosial. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Husain Umar, 2000). Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku ilmiah dan referensi lain berkaitan dengan judul penelitian seperti jurnal dan artikel ilmiah. 9 2. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak terlantar yang berada di Kota Tasikmalaya, data diambil berdasarkan pendataan oleh dinas sosial. Dengan jumlah populasi berdasarkan pendataan pada bulan februari sejumlah 26 orang 3. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni berdasarkan cakupan wilayah kecamatan di kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan probability dengan teknik cluster random sampling, Cara pengambilan sampel dilakukan seperti simple random sampling, namun dilakukan pada sebuah kelompok-kelompok individu dalam tiap-tiap daerah yang berbeda. C. DEFINISI OPERASIONAL a. Peran Pekerja Sosial Definisi peran menurut kamus bahasa Indonesia yang diberikan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan (1997) adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan di masyarakat sedangkan menurut Soerdjono Soekanto (1990) mendefinisikan peran sebagai: suatu konsep perihal apaapa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat b. Resiliensi Menurut Rutter (1987) (dalam Clarissa, 2012 ; 34) berpendapat bahwa resiliensi merupakan hasil dari kesuksesan dalam mengahadapi masalah daripada menghindar terhadap masalah. Sehingga individu yang memiliki resiliensi dipastikan akan selalu berani menghadapi dan menyelesaikan masalah yang sedang ada di hadapannya tanpa harus menghindar. c. Anak Terlantar Anak Terlantar adalah anak karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani, jasmani dan sosial serta anak yang tinggal dalam keluarga miskin usia sampai dengan 18 tahun. Seorang anak dikatakan terlantar, bukan sekedar karena ia sudah tidak lagi memiliki salah satu orang tua atau kedua orang tuanya. Terlantar dalam pengertian ketika hak-hak anak untuk tumbuh kembang secara wajar, untuk 10 memperoleh pendidikan yang layak, dan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian orang tua, ketidakmampuan atau kesengajaan (Suyanto, 2013 : 227). D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, angket dan observasi. Kemudian angket yang digunakan adalah untuk mengukur sejauh mana subjek penelitian mengetahui aspek mengenai peran pekerja sosial. Sedangkan dalam jenis observasi yang dilakukan adalah proses mengamati kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian E. VALIDITAS DAN REABILITAS ALAT UKUR a. Validitas Validitas menurut Sugiyono (2016:177) menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Validitas digunakan untu mengukur item dalam angket yang digunakan dalam penelitian mengenai peran pekerja sosial dalam pembentukkan resiliensi anak terantar Jika koefisien antara item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item terebut dinyatakan tidak valid. Untuk mencari nilai koefisien, maka peneliti menggunakan rumus pearson product moment sebagai berikut : 3.5.2 Keterangan : r = Korelasi product moment ∑Xi = Jumlah skor suatu item ∑Xtot = Jumlah total skor jawaban ∑xi² = Jumlah kuadrat skor jawaban suatu item ∑xtot² = Jumlah kuadrat total skor jawaban ∑XiXtot= Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total skor Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah nilai indeks valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono, 2016 : 179). Oleh karena itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama ( Sugiyono, 2012 : 177). 11 b. Realibitas Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan me nghasilkan data yang sama ( Sugiyono, 2012 : 177). Uji realianilitas kuesioner dalam penelitian digunakan metode split half item tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelimpok item ganjil dan kelompok item genap. Kemudian masing-masing kelompok skor tiap itemnya dijumlahkan sehinga menghasilkan skor total. Apabila korelasi 0,7 maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat reliabel yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang reliabel. F. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa korelasi untuk mengetahui derajat (tingkat keeratan) hubungan linear antara variabel peran pekerja sosial dengan pembentukkan resileinsi pada anak terlantar. Perhitngan penelitian menggunakan bantuan proshram statistik komputer, analisis data menggunakan SPSS dengan menggunakan Pearson’s Product Moment. Sedangkan untuk menguji realibitas pada 12 penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach. Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smrinov, untuk uji linearitas digunakan ANOVA table of linearity G. JADWAL DAN LANGKAH No Nama Kegiatan 1 Penyusunan Proposal 2 Seminar Proposal 3 Revisi Proposal 4 5 Feb April Mei Acc dewan skripsi dan penetapan dosen pembimbing skripsi Pengajuan permohonan pembimbing skripsi tingkat fakultas 6 Penyusunan BAB I 7 Penyusunan BAB II 8 Penyusunan BAB III 9 Pengambilan data di Tasikmalaya 10 Penyusunan BAB IV 11 Penyusunan BAB V 12 Acc dosen pembimbing 13 Ujian sidang 14 Revisi 15 Wisuda 13 Juli Aguutus Oktober DAFTAR PUSTAKA Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4 Edition. London: SAGE. Grotberg, H. (2004). Children and Cregivers; the role of resilience. Journal of International Council of Psyuchological (ICP), Convention China. Nisa, M. K. (2016). STUDI TENTANG DAYA TANGGUH ( RESILIENSI ) ANAK DI PANTI ASUHAN SIDOARJO A STUDY OF CHILDREN RESILIENCE IN SIDOARJO ORPHANAGES Maulida Khoirun Nisa. Skripsi, resiliensi. Reivich, K., & Shatte, A. (2003). The Resilience Factors : 7 keys to finding your inner, strength, and overcoming life's hurdles . Amerika: Broadway Books. Sukoco, D. H. (1992). Profesi Pekerjaan sosial. Bandung: Koperasi mahasiswa STKS Bandung. Suyanto, B. (2013). Masalah Sosial Anak. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri. Setiawan, H. H., & Sunusi, M. (2015). Analisis Yuridis Peran Profesi Pekerja Sosial Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 27(2), 256. https://doi.org/10.22146/jmh.15887 Umar, H. (2000). Metodologi Penelitian Untuk Skripsi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 14