Perkembangan Masa Remaja Perkembangan Fisik Perubahan

advertisement
Perkembangan Masa Remaja
Perkembangan Fisik
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan
masa remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis.
Pada mulanya,
tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam
konteks pubertas. Dalam konteks ini, kematangan organ-organ seks dan
kemampuan
reproduktif
bertumbuh
dengan
cepat.
Baik
anak
laki-laki
maupun anak perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang
disebut
perubahan
“growth
sputh”
dan
percepatan
(percepatan
pertumbuhan
pertumbuhan),
diseluruh
dimana
bagian
dan
terjadi
diminsi
badan.
Secara garis besar perubahan tersebut dapat dikelompokan dalam
dua kategori, yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan karakteristik seksual. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja tersebut.
Perubahan Tinggi dan Berat
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah 59
atau 60 inci. Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah 69 inci,
sedangkan remaja perempuan 64 inci. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi
pada usia sekitar 11 atau 12 tahun untuk anak perempuan dan 2 tahun
kemudian untuk anak laki-laki.
Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan
berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak
perempuan. Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama
masa remaja, namun ia lebih mudah dipengaruhi, seperti melalui diet,
latihan, dan gaya hidup umumnya. Oleh sebab itu, perubahan berat lebih
sedikit dapat diramalkan dibandingkan dengan tinggi.
Perubahan dalam Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan
pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-
bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja
berubah menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan
tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proposional. Perubahan proporsi
tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku dan
canggung, seerta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi
dengan tangan dan kakinya.
Perubahan Pubertas
Pubertas (puberty) adalah suatu periode dimana kematangan kerangka dan
seksual terjadi dengan pesat terutama pada masa awal remaja. Kematangan
seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer dan
seks sekunder.
Perubahan Ciri-ciri Seks Primer
Bagi anak laki-laki perubahan seks primer yang sangat penting ditunjukkan
dengan pertumbuhan yang cepat pada batang kemaluan (penis) dan
kantong kemaluan (skotrum), yang mulai terjadi pada usia 12 tahun dan
berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skotrum.
Sementara itu pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer
ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yaitu menstruasi yang
dialami pertama kali oleh seorang gadis. Terjadinya mentruasi yang pertama
kali memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah
matang, sehingga memungkinkan
mereka untuk mengandung dan
melahirkan anak.
Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda
yang membedakan antara laki-laki dan perempuan, Diantara tanda-tanda
jasdmaniah bagi anak laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun,
bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, di kaki dan di
lengan, dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan
bagi perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara
menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan di sekitar kemaluan.
Perkembangan Kognitif
Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk
memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai
puncaknya.
Perkembangan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berfikir
dan hasil perbuatan itu disebut keputusan. Ini berarti bahwa dengan melihat
bagaimana seorang remaja mengambil keputusan, Maka dapat diketahui
perkembangan pemikirannya.
Perkembangan Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan
kognitif yang terjadi pada masa remaja. Sebagai individu yang sedang
mengalami proses peralihan dari masa anak-anak mencapai kedewasaan,
remaja
memiliki
tugas-tugas
perkembangan
yang
mengarah
pada
persiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang
dewasa.
Perkembangan Kognisi Sosial
Kognisi sosial adalah kemampuan untuk berfikir secara kritis mengenai isuisu dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia
dan pengalaman, serta berguna untuk memahami orang lain dan
menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka.
Perkembangan Penalaran Moral
.Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai
pedoman
menentukan
identitas
dirinya,
mengembangkan
hubungan
personal yang harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu
terjadi pada masa transisi.
Perkembangan Pemahaman Agama
Seperti halnya moral, agama juga merupakan fenomena kognitif. Oleh sebab
itu, beberapa ahli psikologi perkembangan menempatkan pembahasan
tentang agama dalam kelompok bidang perkembangan kognitif.
Bagi remaja agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan
moral. Bahkan, agama memberi sebuah kerangka moral, sehingga Agama
dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberi penjelasan mengapa dan
untuk apa seseorang hidup di dunia ini. Agama memberikan perlindungan
rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya.
Dibandingkan dengan masa anak-anak awal misalnya,
remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti.
keyakinan
agama
Perkembangan Psikososial
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa selama masa remaja terjadi
perubahan-perubahan yang dramatis, baik secara fisik maupun secara
kognitif. Perubahan-peerubahan secara fisik dan kognitif tersebut ternyata
berpengaruh terhadap perubahan perkembangan psikososial mereka.
Dalam uraian berikut akan membahas beberapa aspek perkembangan
psikososial yang penting selama masa remaja.
Perkembangan Individuasi dan Identitas
Salah satu tugas perkembangan selama masa remaja adalah menyelaisaikan
krisis identitas, sehingga diharapkan terbentuk suatu identitas diri yang
stabil pada akhir masa remaja. Remaja yang berhasil mencapai identitas diri
yang stabil, akan memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya,
memahami perbedaan dan persamaannya dengan orang lain, menyadari
kekurangan dan kelebihan dirinya, penuh percaya diri, tanggap dalam
berbagai
situasi,
mampu
mengambil
keputusan
penting,
mampu
mengantisipasi tantangan masa depan, serta mengenal perannya dalam
masyarakat.
Pandangan Kontemporer
Pandangan-pandangan kontemporer tentang pembentukan identitas pada
prinsipnya merupakan erabolasi dari teiri psikososial Erikson. Diantaranya
yang paling terkenal adalah Marcia.
Menurut Marcia, pembentukan identitas ini memerlukan adanya 2
elemen penting, yaitu eksplorasi (krisis) dan komitmen. Istilah “eksplorasi”
menunjukan pada suatu masa dimina seseorang berusaha menjelajahi
berbagai alternatif pilihan, yang pada akhirnya dapat menetapkan satu
alternatif tertentu dan memberikan perhatian yang besar terhadap
keyakinan dan nilai-nalai yang diperlukan dalam pemilihan alternatif
tersebut. Sedangkan istilah “komitmen” menunjuk pada usaha membuat
keputusan mengenai pekerjaan atau ideologi, serta menentukan berbagai
strategi untuk merealisasikan keputusan tersebut.
Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan sosial yang terjadi dalam
perkembangan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi
orang tua remaja. Salah satu ciri yang menonjol dari remaja yang
mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan untuk
memperoleh otonomi, baik secara fisik maupun psikologis.
Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala
meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagaian
besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman
sebaya mereka. Dalam suatu investigasi, ditemukan bahwa anak
berhubungan dengan teman sebaya 10% dari waktunya setiap hari pada
usia 2 tahun, 20% pada usia 4 tahun, dan lebih dari 40% pada usia antara 7 –
11 tahun.
Perkembangan Seksualitas
Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini
sangat dipengaruhi faktor perubahan-perubahan fisik selama pubertas.
Terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan hormonal,
mengakibatkan munculnya dorongan seksual pada masa remaja.
Perkembangan Proaktif
Proaktifitas adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Stephan R.
Covey mengenai manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab atas
dirinya sendiri. Perilakunya adalah fungsi dari keputusannya itu sendiri, dan
ia mempunyai inisiatif dan tanggung jawab untuk membuat salah satunya
terjadi.
Perkembangan Resiliensi
Resiliensi (daya lentur) merupakan sebuah istilah yang baru dalam khasanah
psikologi, terutama psikologi perkembangan. Paradigma resiliensi didasari
oleh pendangan kontemporer yang muncul dari lapangan psikitriatri,
psikologi, dan sosiologi tentang bagaimana anak, remaja dan orang dewasa
sembuh dari kondisi stres, trauma dan resiko dalam kehidupan mereka.
Pengertian Resiliensi
Resiliensi (daya lentur) adalah kemampuan atau kasitas insani yang dimiliki
seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya untuk
menghadapi,
mencegah,
meminimalkan,
dan
bahkan
menghilangkan
dampak-dampak
yang
merugikan
dari
kondisi-kondisi
yang
tidak
menyenagkan,
atau
bahkan
mengubah
kondisi
menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi.
kehidupan
yang
Sumber Pembentukan Resiliensi
Ada 3 sumber resiliensi yaitu I have, (Aku punya), I am (Aku ini), I can (Aku
dapat).
I have (Aku punya) merupakan sumber resiliensi yang berhubungan
dengan pemaknaan remaja terhadap besarnya dukungan yang diberikan
oleh lingkungan terhadap dirinya.
I am (Aku ini) merupakan sumber resiliensi yang berkaitan dengan
kekuatan pribadi yang dimiliki oleh remaja, yang terdiri dari perasaan, sikap
dan keyakinan pribadi.
I can (Aku dapat)adalah sumber resiliensi yang berkaitan dengan apa
saja yang dapat dilakukan oleh remaja sehubyngan dengan keterampilanketerampilan sosial dan inter personal.
Elizabeth B. Hurlock,1980,Psikologi Perkembangan,Jakarta:Erlangga
PERKEMBANGAN MASA
REMAJA
REVIEW
Disusun untuk memenuhi sebagian tugas perkuliahan
Mata Kuliah
: Psikologi Anak dan Remaja
Dosen Pengampu : Khulaimata Zalfa, S.Psi.,M.Pd
Oleh
Nama
: Idwamul Ngula
Fakultas
: KIP
Prodi
: Bimbingan dan Konseling
Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghozali (UNUGHA)
Cilacap
Download