Uploaded by User97695

Hajju Putrie A - I0205074-unlocked

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
YOGA CENTRE
Sebagai Sarana Kesehatan
Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Oleh:
Hajju Putrie Annurina
NIM. I 0205074
Dosen Pembimbing:
Ir. Hardiyati, MT
Purwanto Setyo N, ST, MT
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
YOGA CENTRE
Sebagai Sarana Kesehatan
Dengan Pendekatan Konsep Arsitektur Vaastu Vidya
PENYUSUN
: HAJJU PUTRIE ANNURINA
NIM
: I 0205074
JURUSAN
: ARSITEKTUR
TAHUN
: 2012
Surakarta,
Oktober 2012
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Tugas Akhir
Tugas Akhir
Ir. Hardiyati, M.T.
Purwanto Setyo N, ST, MT
NIP. 19561209198601 2 001
NIP. 19720324200003 1 001
Mengesahkan,
KetuaJurusanArsitektur
Ketua Program StudiArsitektur
FakultasTeknik UNS
FakultasTeknik UNS
Dr. Ir. MohamadMuqoffa, MT.
KaharSunoko, ST, MT.
NIP. 19620610 199103 1 001
NIP. 19690320 199503 1 002
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir
disusun Penulis setelah melaksanakan Studio Tugas Akhir selama kurang lebih 3 bulan
dan di sidangkan pada 17 September 2012.
Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir Arsitektur ini tidak lepas dari
pihak-pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Allah SWT, atas rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya.
2.
Rasulullah Muhammad SAW, yang mengajarkan suri tauladan serta akhlak yang
baik.
3.
Dr. Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
UNS.
4.
Ir. Hardiyati, MT, selaku pembimbing I selama menjalani mata kuliah Seminar
hingga Tugas Akhir dan sekaligus sebagai selaku Pembimbing Akademik.
5.
Purwanto Setyo N, ST, MT, selaku pembimbing II selama menjalani mata kuliah
Seminar hingga Tugas Akhir.
6.
Ir. Ana Hardiana, MT dan Ir. Avi Marlina, MT selaku penguji Tugas Akhir
7.
Seluruh Dosen Jurusan Arsitektur, yang telah membimbing hingga Tugas Akhir
8.
Seluruh staff dan karyawan Jurusan Arsitektur
9.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan
serta dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang Tugas Akhir ini akan
Penulis terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga Tugas Akhir Yoga Centre ini dapat
memberikan manfaat bagi Penulis pribadi dan kita semua, Amin.
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat
dan kemudahan dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua
tugas. Sholawat serta salam kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW,
beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih ya Allah... atas segala jalan yang diberikan
meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya.
[Papah&Mamah] yang selalu menanyakan keadaan saya... yang selalu mendukung dan
memfasilitasi segalanya.. Thanks mom... Thanks dad... Luv u.. 
[Kakak&Adik] yang juga selalu mendukung dan menyemangati agar cepat
menyelesaikan Tugas Akhir dan cepat kerja... 
[Ir. Hardiyati, MT & Purwanto SN, ST, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk
memberi bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas
bimbingannya hingga selesainya tugas akhir ini…
[Ir. Ana Hardiana, ST, MT & Avi Marlina, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan
memberikan masukan yang berarti demi sempurnanya tugas akhir ini…
Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST,
MT selaku ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan
seluruh dosen, staff, dan karyawan Arsitektur UNS.
Teman-Teman
[Edy Susanto] MCSE.CSSA.CISSP.CIEH.APP.RHCE.VCP.RHCSA.CISA.CISM...
Maaf.. banyak banget sampe ga bisa saya sebut semua gelar sertifikat IT nya.. Hehe..
Terimakasih telah menyarankan untuk berpindah ke konsep Vaastu... dan terimakasih atas
sharing wawasan dan pengetahuan tentang Vaastu demi kelancaran Tugas Akhir..
Terimakasih.. 
[Gerald Ginting] yang selalu mendengarkan keluh kesah selama studio Tugas Akhir...
yang selalu memberikan masukan Tugas Akhir.. yang mau berdikusi tentang 5 Elemen
Alam dan lain2.. Semoga Tugas Akhir saya bisa dijadikan project nya Harmonisasi
Universal.. (uhuy! hihihi )
[Nadya&Nurul] Teman seperjuangan Tugas Akhir dan Studio... Dan juga Sahabat...
Yang selalu bersama-sama... Sukses buat kalian berdua...
[Studio 127] akhirnya kita lulus teman…sukses selalu buat kalian…
[ALL Sahabat] Setapak demi setapak.. Kita lalui bersama-sama.. Ada sedih.. Ada suka..
Ada senang... Kita rasakan bersama... Dan pada akhirnya, kita semua berjalan sendiricommit
tokalian
user semua...
sendiri demi masa depan... Sukses selalu
untuk
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
[Teman-teman Harmonisasi Universal Group] Terimakasih atas sharing Vaastu dan
Energi 5 Elemen Alam.. Akhirnya Arc Reactor nya selesai jugaaa... hahaha
[ALL Arsitek UNS] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya,
semoga kita menjadi orang-orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin…..
dan Semua Pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu...Terimakasiiiih.. 
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR SKEMA
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Judul
I-1
A.1. Judul
I-1
A.2. Pengertian Judul
I-1
B. Latar Belakang
I-1
B.1. Yoga dalam Kesehatan
I-2
B.2. Yoga dalam 5 Element Vaastu
I-4
B.3. Yoga dalam Lifestyle
I-4
C. Permasalahan dan Persoalan
I-5
C.1. Permasalahan
I-5
C.2. Persoalan
I-5
D. Tujuan dan Sasaran
I-6
D.1. Tujuan
I-6
D.2. Sasaran
I-6
E. Lingkup dan Batasan Pembahasan
I-6
E.1. Lingkup
I-6
E.2. Batasan Pemahaman
I-6
F. Metodologi dan Strategi desain
I-7
F.1. Tahap I (Pengungkapan Main Idea)
I-7
F.2. Tahap II (Perumusan Judul Dan Penyusunan Konsep)
I-8
commit
to user
F.3. Tahap III (Strategi
Desain)
I-9
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F.4. Tahap IV (Preliminary And Final Product)
I-10
G. Sistematika Penulisan Konsep
I-10
H. Pola Pikir
I-11
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Yoga
II-1
A.1. Sistem Yoga
II-1
A.2. Hatha Yoga
II-3
A.3. Sudut Pandang Yoga Terhadap Kesehatan
II-5
A.3.1. Kesehatan dan Kebahagiaan
II-5
A.3.2. Peningkatan Kesadaran Tubuh
II-6
A.3.3. Pelepasan dan Pencegahan Stress
II-6
A.4. Manfaat dari Yoga
II-7
A.5. Unsur Dasar Yoga
II-8
A.5.1. Sikap tubuh (Fisik)
II-8
A.5.2. Pernapasan
II-10
A.5.3. Sikap Relaksasi
II-11
A.5.4. Menenangkan Pikiran
II-12
B. Tinjauan Vaastu
II-13
B.1. Pengertian Vaastu-shastra
II-13
B.2. Dasar-dasar Vaastu
II-14
B.2.1. Lima Elemen Vaastu
II-15
B.2.2. Arah Vaastu (Orientasi)
II-17
B.2.3. Bentuk Dasar
II-18
B.2.4. Vaastu Purusha Mandala
II-19
B.2.5. Warna
II-23
B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu
C. Preseden Design
II-25
II-27
C.1. Iyengar Yoga Center Indonesia
II-27
C.2. Pusat Meditasi Vipassana "Dhamma Java"
II-31
BAB III ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
A. Analisa Mikro
commit to user
III-1
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. 1. Skala Pelayanan Kota Surakarta dan Sekitarnya
III-1
A. 2. Dasar Pemilihan Lokasi dan Potensi Site
III-1
A.2.1. Dasar Pemilihan Lokasi
III-1
A.2.2. Dasar potensi Site
III-2
A. 3. Lokasi Site, Existing Site, Potensi Site
III-2
A.3.1. Lokasi Site Yang Dipilih
III-3
A.3.2. Existing Site
III-3
A.3.3. Tinjauan Potensi
III-3
A. 4. Penataan Site
III-3
A.4.1. Analisis Klimatologis
III-4
A.4.2. Analisis Noise
III-5
A.4.3. Analisis View Site
III-5
A.4.4. Analisis Zoning
III-6
A.4.5. Analisis Gubahan Massa
III-7
A. 5. Program Ruang
III-8
A. 6. Penerapan Vaastu Pada Tampilan Bangunan
III-8
A. 7. Sistem Bangunan
III-9
B. Analisis Mikro
B.1. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
III-9
III-9
B.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan
III-9
B.1.2 Analisis Frekuensi dan Pelaksanaan Kegiaan
III-11
B.1.3 Analisis Aktifitas Kegiatan Yoga Centre
III-11
B.1.4 Analisis Kebutuhan Ruang
III-13
B.2. Analisis Besaran Peruangan
III-15
B.3. Analisis Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang
III-20
B.4. Pendekatan Desain Bangunan
III-21
B.4.1. Ungkapan Fisik Bangunan
III-21
B.5. Pendekatan Struktur
III-24
B.6. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan
III-25
B.6.1 Analisa Pencahayaan
III-25
B.6.2 Analisa Penghawaan
III-27
B.6.3 Analisa Mekanikal
Elektrikal
commit to
user
III-27
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.6.4 Analisa Sistem Komunikasi
III-32
B.6.5 Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
III-33
B.6.6 Analisa Pengamanan Kebakaran dan Petir
III-35
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTRE
A. Konsep Makro
IV-1
A. 1. Pemilihan Lokasi
IV-1
A. 2. Existing Site
IV-1
A. 3. Pengolahan Site
IV-2
A.3.1. Klimatologi
IV-2
A.3.2. View dan Orientasi
IV-2
A.3.3. Pencapaian
IV-2
A.3.4. Sirkulasi dalam Site
IV-2
A.3.5. Kebisingan
IV-3
A.3.6. Penzoningan
IV-3
B. Konsep Mikro
IV-3
B.1. Kegiatan Yang Diwadahi
IV-3
B.2. Besaran Ruang
IV-4
B.3. Konsep Bangunan
IV-8
B.3.1. Konsep Masa Bangunan
IV-8
B.3.2. Konsep Struktur Bangunan
IV-8
B.3.3. Konsep Sistem Utilitas Bangunan
IV-8
B.3.4. Konsep Mekanikal Elektrikal
IV-9
B.3.5. Konsep Sitem Komunikasi
IV-10
B.3.6. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
IV-10
B.3.7. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir
IV-10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR

Gambar. II. 1 Paanchbhootas
II-14

Gambar. II. 2 Lima Elemen Vaastu Menurut 8 Arah
II-15

Gambar. II. 3 Delapan Arah Vaastu
II-17

Gambar. II. 4 Bentuk Sejati Vaastu
II-19

Gambar. II. 5. Vaastu Purusha
II-19

Gambar. II. 6. Layout Vaastu Purusha Mandala
II-20

Gambar. II. 7. Layout Vaastu Grade A
II-20

Gambar. II. 8. Layout Vaastu Grade B
II-21

Gambar. II. 9. Layout Vaastu Grade C
II-21

Gambar. II. 10. Layout Vaastu Grade D
II-22

Gambar. II. 11. Taman & Lansekap
II-22

Gambar. II. 12. Diagram Warna
II-23

Gambar. II. 13 Ruang Studio Yoga, Iyengar Yoga
II-27

Gambar. II. 14. Ruang Studio Yoga yang dilengkapi fasilitas Yoga II-28

Gambar. II. 15. Pusat Meditasi Vipassana “Dhamma Java”
II-31

Gambar. II. 16. Ruang Tidur Asrama
II-31

Gambar. II. 17. Ruang Meditasi Bersama
II-32

Gambar. II. 18. Tempat Tinggal Guru
II-32

Gambar. II. 19. Asrama Siswa/Siswi
II-32

Gambar. II. 20. Ruang Makan
II-32

Gambar. II. 21. Kanopi
II-33

Gambar. III. 1. Peta Karanganyar
III-1

Gambar. III. 2. Peta Surakarta
III-1

Gambar. III. 3. Peta Sukoharjo
II-1

Gambar. III. 4. Lahan Site Terpilih
III-2

Gambar. III. 5. Existing Site
III-3

Gambar. III. 6. Analisis Klimatologis
III-4

Gambar. III. 7. Solusi Analisis Klimatologis
III-4

Gambar. III. 8. Analisis Noise
commit
user
Gambar. III. 9. Analisis View
dan to
Orientasi
III-5

III-5
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

Gambar. III. 10. Analisis Zonning
II-6

Gambar. III. 11. Analisis Gubahan Massa
III-7

Gambar. III. 12. Struktur Rangka dan Struktur Atap Baja
III-24

Gambar. III. 13. Struktur space frame, struktur kabel
III-25

Gambar. III. 14. Panel Photovoltaic
III-30
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
 Tabel III. 1 . Analisis Kegiatan dan Peruangan
III-15
 Tabel III. 2 . Analisis Besaran Ruang Kelompok Penerimaan
III-16
 Tabel III. 3 . Analisis Besaran Ruang Penunjang Kel. Penerimaan
III-16
 Tabel III. 4 . Analisis Besaran Ruang Kegiatan Yoga
III-17
 Tabel III. 5 . Analisis Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga
III-17
 Tabel III. 6. Analisis Besaran Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga
III-18
 Tabel III. 7. Analisis Besaran Ruang Bangunan Wisma
III-18
 Tabel III. 8. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang
III-18
 Tabel III. 9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola
III-19
 Tabel III. 10. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Service
III-19
 Tabel III. 11. Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunanIII-29
 Tabel III. 12. Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir III-38
 Tabel IV. 1. Besaran Ruang Kelompok Penerimaan
IV-4
 Tabel IV. 2. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Penerimaan
IV-4
 Tabel IV. 3. Besaran Ruang Kegiatan Yoga
IV-5
 Tabel IV. 4. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga
IV-5
 Tabel IV. 5. Besaran Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga
IV-5
 Tabel IV. 6. Besaran Ruang Kegiatan Wisma
IV-5
 Tabel IV. 7. Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang
IV-5
 Tabel IV. 8. Besaran Ruang Kelompok Pengelola
IV-7
 Tabel IV. 9. Besaran Ruang Kelompok Service
IV-7
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SKEMA
 Skema III. 1 . Program Ruang
III-8
 Skema III. 2. Analisis Kegiatan Penerima
III-11
 Skema III. 3. Analisis Kegiatan Utama
III-12
 Skema III. 4. Analisis Kegiatan Instruktur Yoga
III-12
 Skema III. 5. Analisis Kegiatan Pengelola
III-12
 Skema III. 6. Analisis Kegiatan Penunjang
III-12
 Skema III. 7. Alur Pergerakan Hub. Antar Kel. Kegiatan Peruangan III-20
 Skema III. 8. Macam Pencahayaan
III-25
 Skema III. 9. Macam Sistem Penghawaan
III-27
 Skema III. 10. Pengkondisian udara dengan AC
III-29
 Skema III. 11. Proses Kerja Photovoltaic
III-30
 Skema III. 12. Analisa Penyediaan Listrik PLN
III-31
 Skema III. 13. Analisa Aplikasi Aliran Listrik Bangunan
III-32
 Skema III. 14. Analisa Jaringan Komunikasi
III-32
 Skema III. 15. Sistem down feed distribution
III-33
 Skema III. 16. Sistem Sanitasi Bangunan
III-34
 Skema III. 17. Sistem Sanitasi Air Hujan
II-34
 Skema III. 18. Analisa Pengelolaan Sampah
III-35
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Judul
A.1. Judul : “Yoga Centre Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan
Arsitektur Konsep Vaastu Vidya”
A.2. Pengertian Judul :
Suatu pusat pelatihan kesehatan dan kebugaran melalui program
senam Yoga, yaitu olah tubuh (penguasaan diri melalui gerakan badan)
yang disertai olah nafas yang bermanfaat untuk menyeimbangkan fungsi
tubuh, pikiran dan jiwa agar terjadi keselaran hidup secara lahir maupun
batin. Penekanan Arsitektur pada Konsep Vaastu, yang merupakan suatu
ilmu konsep dari Ajaran Hindu yang merupakan suatu ilmu bangunan
yang disebut Vaastusastra, dalam desain bangunan tersebut.
B. Latar Belakang
Kesehatan yang dapat diartikan pula sebagai keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (UU no.23/1992 tentang Kesehatan ). Kesehatan
adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, sehingga kesehatan
merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak untuk hidup dan memiliki
kesehatan.
Kesehatan tubuh merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan juga bagi semua makhluk hidup. Bila manusia hidup tanpa
kesehatan yang baik adalah sangat menjemukan dan menggelisahkan diri kita.
Penyakit yang datang terlalu sering akan membuat kita kehilangan gairah
hidup dan juga mental akan terganggu karena kepercayaan diri akan
berkurang. Demikian juga akan berpengaruh terhadap emosional dan
perkembangan spiritual.
commit to user
I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.1. Yoga dalam Kesehatan
Masalah kesehatan dan kematian akibat satu penyakit tetap berada
dalam tingkatan yang tinggi walaupun kini sudah menggunakan obatobatan yang efektif disertai terapi untuk mengatasi kondisi tersebut.
Dengan fakta yang ada, lebih dari lima juta warga Negara Amerika
mengidap penyakit jantung kronis satu kondisi dimana dalam jangka
panjang akan sampai kepada jantung tak mampu memompa darah secara
efisien ke bagian tubuh lainnya. Para peneliti di Sekolah Tinggi
Kedokteran di Universitas Emory di Atlanta yang menilai efektifitas dari
latihan yoga selama enam pekan yang dilakukan oleh 19 penderita
jantung yang pernah mengalami serangan, mendapatkan latihan fisik
yoga mengurangi tanda-tanda inflamasi yang berkaitan dengan gagal
jantung sementara itu juga telah meningkatkan toleransi terhadap latihan
fisik dan kualitas hidup.
Melakukan
latihan
yoga
selama
delapan
pekan
terbukti
memberikan manfaat bagi pasien pengidap penyakit jantung yang pernah
terkena serangan jantung dan mengurangi tanda-tanda resiko terjadi
inflamasi yang seringkali dikaitkan dengan kematian, demikian hasil satu
penelitian terkini yang dipublikasikan belum lama ini.1
Dikatakan oleh Jung (dalam Krisna,1999) bahwa latihan yoga juga
menyentuh fisik sehingga menimbulkan keselarasan antara fisik dan
mental manusia. Dinyatakan bahwa yoga dapat mengolah rasa, dapat
dibuktikan dari beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika yang
menyebutkan bahwa yoga tidak hanya menenangkan pikiran saja, tetapi
manfaat yoga sangat banyak sekali seperti menyembuhkan penyakit
hipertensi, kanker, jantung. Bahkan yoga dapat juga mengurangi stres
dan menambah percaya diri, yang dapat dilihat dari banyak orang yang
telah mengikuti yoga, tampak tenang dalam menyelesaikan masalahnya,
Shindu (2006). Hal tersebut dikarenakan gerakan yang terdapat di dalam
1
Http://www.resep.web.id/kesehatan/yoga-tingkatkan-kesehatan-jantung.htm/
commit to user
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Senam Yoga cukup banyak memberikan manfaat bagi tubuh dan pikiran.
Dan kondisi fisik yang sehat pun juga akan membawa lebih banyak
kesehatan dalam aspek mental dan emosional manusia. Kondisi mental
dan emosi yang sehat turut ambil bagian dalam menciptakan kesehatan
tubuh fisik seseorang. Sehingga Yoga merupakan suatu pendekatan
terhadap kesehatan yang bertujuan untuk membantu semua komponen
tubuh agar bekerja sama dalam harmoni.
Menurut Weller (2001), yoga berasal dari kata sanskerta ”yuj” yang
berarti “menghubungkan”, yaitu menghubungkan manusia dengan Sang
Pencipta. Dalam yoga yang paling berperan adalah olah nafas
(pranayama), dimana nafas menjadi bagian terpenting dalam yoga
meskipun tidak mengesampingkan gerakan (asana), meditasi, dan
relaksasi. Hubungan antara pikiran dan nafas dapat dibuktikan, apabila
dalam keadaan tenang nafas kita menjadi lebih pelan dan panjang.
Sedangkan dalam keadaan marah dan takut maka nafas kita menjadi
pendek dan cepat. Selain olah nafas (pranayama), gerakan dalam yoga
(asana) juga sangat diperlukan sebagai koordinasi antara otot dan nafas,
sehingga bahwa yoga dapat juga menguatkan tulang. Gerakan – gerakan
dalam yoga banyak sekali diambil dari nama binatang, karena
beranggapan bahwa binatang itu selalu sehat. Dalam yoga juga terdapat
sesi relaksasi. Relaksasi dilakukan dalam yoga setelah melakukan
gerakan tubuh (asana). Relaksasi sangat diperlukan dalam yoga karena
dengan relaksasi akan mengembalikan keadaan tubuh secara stabil,
apabila ada yang kelebihan oksigen di tempat-tempat tertentu. Dengan
melakukan relaksasi maka tubuh akan menjadi rileks dan pikiran menjadi
tenang karena oksigen yang berada dalam tubuh seimbang sehingga
dapat memperlancar peredaran darah. Dr. Borysenko (dalam Benson,
2000) menyatakan bahwa terapi perilaku berdasarkan pembangkitan
respon relaksasi merupakan upaya mempermudah mengatasi masalah.
Dalam yoga dikenal juga bagian meditasi. Menurut Widagdo
(dalam Ety, 2002) mengatakan bahwa meditasi adalah suatu perjalanan
commit to user
I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang bertitik pada keyakinan akan hidup ilahi dalam diri kita. Dalam
meditasi kita mengadakan kontak dengan sang sumber kehidupan, dan
secara sederhana meditasi berarti hening.
B.2. Yoga dalam 5 Elemen Vaastu
Dalam filsafat Yoga, Energi 5 Elemen dikenal dengan nama Prana.
Istilah pran atau prana berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya daya
hidup, tenaga vital, atau esensi. Prana ada pada sinar matahari, terdapat
pada tumbuh-tumbuhan yang menyerap sinar matahari, dan ada di dalam
udara. Praktisi Yoga memanfaatkan prana untuk kesehatan dengan
mengonsumsi makanan sehat yang mengandung makanan yang sehat
yang mengandung energi prana, melakukan
pernapasan sehat yang
disebut Pranayama, dan melakukan gerakan atau olahraga sehat Yoga
Asana untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kosentrasi dalam
latihan meditasi.2
B.3. Yoga dalam Lifestyle
Dewasa ini Yoga menjadi salah satu alternative latihan kesehatan
harian dan bahkan gaya hidup yang semakin popular. Orang-orang
semakin melirik senam Yoga (yang disebut asanas) disamping latihan
kebugaran yang lain seperti Aerobik, BL, Pilates dan lain sebagainya. Ini
disebabkan Yoga adalah senam latihan yang bermanfaat untuk kesehatan
tubuh dan keseimbangan mental ini memiliki beberapa kelebihan karena
Yoga dapat menjaga keseimbangan alarm tubuh dengan mempraktikkan
prinsip-prinsip yoga, antara lain berlatih dengan teratur, bernafas dalam,
pola makan yang seimbang, beristirahat cukup, berpikir positif, dan
meditasi. Intinya, dengan berlatih yoga seseorang dapat mengenal lebih
baik tubuhnya, sekaligus Tuhannya, seperti berlatih meditasi dan
melaksanakan apa yang disebut dalam filosofi dalam kehidupan seharihari. Suatu latihan untuk meningkatkan kesadaran bahwa kita juga adalah
2
Gondosari, Aleysius H. , (2010), The Secret of 5 Elements, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
commit to user
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bagian dari alam semesta. Kesadaran bahwa segala tindakan kita secara
pribadi tentunya akan berdampak pada masyarakat di sekeliling kita, dan
juga alam yang lebih luas.
Banyaknya sanggar yoga yang berada di kota-kota besar menjadi
salah satu alternatif sebagai daya tahan terhadap stres. Bahkan di Jakarta
bahwa yoga menjadi trend gaya hidup, dimana orang yang mengikuti
yoga di sanggar-sanggar dapat menaikkan strata sosial.
Bahkan sekarang yoga sudah mulai ada di kota-kota besar seperti
Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Bahkan
sekarang banyak penginapan yang menggunakan yoga sebagai salah satu
fasilitasnya. Sedangkan di kota Surakarta, Olahraga Yoga itu sendiri
masih sedikit, jumlahnya masih dalam skala kecil untuk pembimbingan
olahraga yoga. Melihat kondisi tersebut di butuhkan sebuah wadah yang
dapat memfasilitasi kegiatan olahraga Yoga yang di harapkan sebagai
wadah atau sarana kesehatan masyarakat kota Surakarta.
Permasalahan yang ada adalah bagaimana menciptakan suatu
wadah kegiatan Yoga dan olahraga yang lain yang saling menunjang dan
yang sesuai dengan aktivitas dan fungsi kegiatan Yoga yang sudah
menjadi lifestyle, ke dalam sebuah karya arsitektur yang berkembang di
kota Surakarta.
C. Permasalahan dan Persoalan
C.1. Permasalahan
Bagaimana merencanakan dan merancang suatu bangunan Yoga Centre
dengan penerapan Konsep Vaastu yang desainnya mencakup prinsip
Vaastu.
C.2. Persoalan
Untuk memenuhi tuntutan sebuah Yoga Centre maka perlu dipecahkan
beberapa permasalah khusus yaitu:
a. Menentukan site untuk mendukung kegiatan Yoga.
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Menentukan pelaku dan jenis kegiatan didalam bangunan pusat
pelatihan.
c. Pembagian zona kegiatan, hubungan ruang, organisasi ruang dan
besaran ruang kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembinaan yang
diwadahi dalam pusat kegiatan Yoga.
d. Bagaimana rumusan konsep bentuk dan penampilan bangunan dalam
konsep vaastu vidya.
e. Bagaimana menentukan struktur konstruksi dan utilitas bangunan.
D. Tujuan dan Sasaran
D.1. Tujuan
Dengan melihat fenomena dan permasalahan yang berkembang maka
kegiatan ini bertujuan untuk membangun konsep perencanaan dan
perancangan Yoga Centre dengan pendekatan Arsitektur yang berkonsep
Vaastu di Surakarta.
D.2. Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang diambil adalah
pengkajian tentang Yoga Centre dengan pendekatan pada:
a. Konsep lokasi dan site yang tepat.
b. Konsep peruangan dan penzoningan dalam site yang sesuai dengan
kelompok kegiatan yang diwadahi.
c. Konsep ekspresi bangunan yang sesuai dengan Konsep Vaastu.
E. Lingkup dan Batasan Pembahasan
E.1. Lingkup
Pembahasan pada aspek disiplin ilmu arsitektur, dengan penekanan pada
Prinsip Vaastu sedang ilmu di luarnya dibahas seperlunya.
E.2. Batasan
Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa
yang akhirnya akan menghasilkan konsep yang berupa penyelesaian
masalah.
commit to user
I-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Metodologi dan Strategi Desain
Di dalam strategi dan metodologi rancang bangun, pembahasan
dilakukan dalam beberapa tahapan. Masing-masing tahapan terdiri atas
metode yang hampir sama, yakni analisa dan sintesa. Menganalisa
permasalahan yang ada kemudian menyimpulkannya sehingga nantinya dapat
dijadikan sebagai titik tolak penyusunan konsep perencanaan dan
perancangan.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan:
F.1. Tahap I (Pengungkapan Main Idea)
Main idea merupakan gagasan awal yang didapat dari suatu topik
atau fenomena yang ingin disampaikan. Pengungkapan main idea
berkembang dengan adanya studi pustaka dan eksplorasi.
a. Penjabaran Main idea
Pada tahap ini, main idea yang di peroleh dari suatu topik
disusun menjadi beberapa pustaka (kutub-kutub). Kutub-kutub yang
telah ditentukan tersebut kemudian dijadikan sebagai materi
eksplorasi, yang meliputi teori dan data terkait.
Dalam hal ini kutub-kutub yang menjadi materi eksplorasi
adalah mengenai Yoga dan Meditasi, Vaastusastra dan berbagai
Pusat Yoga dan Pusat Meditasi
b. Eksplorasi Main Idea
Eksplorasi dilakukan dengan menguraikan kutub-kutub yang
telah ditentukan pada tahap penjabaran main idea. Masing-masing
kutub dijabarkan dan diinteraksikan antara satu sama lain untuk
mencari hubungan antar kutub yang meliputi permasalahan yang
menjadi esensi pemicu yang nantinya dapat dijadikan sebagai
strategi rancang bangun. Esensi-esensi pemicu menjadi penyelaras
antara persepsi yang ada dengan kondisi yang terjadi di lapangan.
Proses eksplorasi ini juga menjadi dasar pemahaman-pemahaman
commit to user
I-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang diperlukan dalam proses selanjutnya, seperti pada penentuan
judul dan proses pendekatan konsep rancang bangun, dsb.
c. Pengumpulan Data
Dalam mengekslorasi main idea diperlukan adanya data-data
riil sebagai pendukung maupun penguat argumen yang disampaikan.
Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yakni:

Obervasi lapangan, merupakan kegiatan pengamatan langsung
terhadap kondisi wadah aktivitas yoga yang sudah berfungsi
sebagai wadah aktivitas kegiatan, ataupun tempat dengan
fungsi lain namun digunakan sebagai wadah aktivitas yoga dan
kesehatan.

Mencari data-data terkait dengan aktivitas Yoga yang ada di
Surakarta dan kota-kota lain.

Mencari
data
spesifik
dan
referensi
pustaka
untuk
mendapatkan masukan dalam bentuk landasan teori maupun
preseden baik dari internet, media cetak/ elektronik, maupun
buku acuan.
F.2. Tahap II (Perumusan Judul Dan Penyusunan Konsep)
a. Studi Pustaka dan Eksplorasi Lanjut
Studi pustaka dan eksplorasi lanjut merupakan proses yang
terus dilakukan hingga proses akhir untuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang mengalami perkembangan. Studi pustaka dan
proses eksplorasi dibutuhkan untuk menyelaraskan persepsi yang
ditangkap dengan permasalahan yang berkembang.
b. Pengumpulan Data Tambahan
Perkembangan permasalahan diikuti dengan diperlukannya
data-data tambahan untuk mengeliminasi asumsi dengan data-data
yang relevan.
c. Reduksi dan Analisa Data
Selama
proses
pematangan
dan
penyusunan
konsep
berlangsung pemenggalan dan penyederhanaan sebagian data atau
commit to user
I-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi akan sangat membantu terutama agar proses analisa lebih
efisien. Beberapa aspek yang digunakan sebagai dasar dan proses
analisa, yakni:

Kualitatif, dengan menentukan kriteria karakteristik yang sesuai
dengan tuntutan yang memperhatikan hasil evaluasi yang telah
dilakukan pada lingkungan objek observasi. Analisis ini
digunakan pada:
• Penentuan tapak berdasarkan potensi dan masterplan.
• Penentuan ungkapan fisik desain bangunan yang sesuai
dengan prinsip Vaastu.

Kuantitatif,
yang
merupakan
asumsi
proyeksi
untuk
menghasilkan variabel-variabel pasti dari objek. Analisis ini
digunakan pada:
• Penentuan
program
kegiatan
berdasarkan
kelompok
kegiatan dan kebutuhan ruang
• Penentuan besaran ruang dan organisasi ruang yang
relevan dengan konfigurasi kegiatan.
F.3. Tahap III (Strategi Desain)
Pendekatan
desain
(design
approach)
merupakan
tahapan
manifestasi konsep ke dalam desain. Konsep makro dan mikro yang
diinventarisir dari konsep, diberikan beberapa alternatif desain dengan
menggunakan pembobotan. Pembobotan dibuat berdasarkan kriteriakriteria yang telah ditentukan yang dijadikan acuan dalam menilai
alternatif-alternatif yang ada. Alternatif desain dengan nilai pembobotan
yang paling mendekati kriteria merupakan produk awal desain
(preliminary product).
Dalam perumusan konsep rancang bangun Yoga Centre, strategi
desain menekankan pada Arsitektur yang menerapkan dari prinsip
Vaastu. Strategi disain yang dibahas meliputi:
Strategi Bentuk Massa, meliputi:
commit to user
I-9
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Menerapkan bentuk dasar massa yang sesuai dengan bentuk
dasar
massa
bangunan,
yaitu
persegi
empat
dan
pengembangannya.

Menerapkan bentuk dasar „open space’ yang sesuai dengan
bentuk dasar ruang, yaitu lingkaran.
Strategi Komposisi Massa, meliputi:

Menerapkan susunan massa yang sesuai dengan pola kegiatan
Yoga, yaitu terpusat.
Strategi Ekspresi Massa, meliputi:

Menerapkan bentuk tampilan bangunan yang sesuai dengan
bentuk tampilan, terutama untuk bentuk, pengadaan elemen pilar
bangunan

Tanpa menggunakan ornament sehingga terkesan minimalis.
F.4. Tahap IV (Preliminary And Final Product)
Tahap ini merupakan presentasi akhir dari perencanaan dan
perancangan Yoga Centre. Preliminary product yang didapat dari
design approach disatukan sehingga didapat final product. Final product
yang disajikan meliputi design approach dan gambar main design
maupun complementary design.
G. Sistematika Penulisan Konsep
BAB I.
: PENDAHULUAN
Mengemukakan
abstraksi
mengenai
uraian
singkat
permasalahan yang dihadapi, tindakan yang perlu dilakukan dan
hal-hal yang ingin dicapai berdasarkan pembahasan secara
keseluruhan. Kemudian garis besar uraian ini diterjemahkan ke
dalam judul, pemahaman judul, latar belakang masalah,
permasalahan, tujuan dan sasaran, kerangka teoritikal pustaka,
strategi dan metodologi rancang bangun, dan pelaporan.
commit to user
I - 10
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II.
digilib.uns.ac.id
: TINJAUAN TEORI
Membahas dan menguraikan tinjauan Yoga Centre (pemahaman
yoga, sejarah yoga, manfaat yoga, tugas dan fungsi, jenis
kegiatan yang diwadahi, pelaku kegiatan yang diwadahi, dan
tinjauan Pusat Yoga yang telah ada sebelumnya), tinjauan
Vaastu Sastra (pemahaman, dan prinsip-prinsip di dalamnya).
BAB III
: ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN
Proses menetapkan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah
dan persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain,
baik desain bangunan dan juga pendukungnya.
BAB IV
: KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA
CENTER
Merencanakan konsep Yoga Centre berdasarkan analisa
pendekatan konsep perancangan.
H. Pola Pikir
commit to user
I - 11
JUDUL
Latar Belakang
 Kesehatan
YOGA CENTRE
 Yoga
Sebagai Sarana
Kesehatan
Dengan
Pendekatan
Arsitektur
Konsep Vaastu
Vidya
 Kesehatan itu
penting
Eksplorasi
 VaastuSastra
 Wadah
Kesehatan
 Yoga Dalam
Kesehatan
 Yoga dalam 5
Elemen
Vaastu
 Yoga Dalam
Lifestyle
Kota Surakarta
dan Sekitarnya
 Potensi Surakarta
dan sekitarnya
terhadap skala
pelayanan
perkembangan
Yoga.
Permasalahan
 Bagaimana merencanakan dan
merancang suatu bangunan Yoga
Centre dengan penerapan Konsep
Vaastu yang desainnya mencakup
prinsip Vaastu
 Menentukan site untuk
mendukung kegiatan Yoga
ANALISA
Makro







Analisa lokasi site
Kondisi existing site
Orientasi Bangunan
Pencapaian
Kebisingan
Klimatologis
Zonifikasi
Design
Approach
dengan penggunaan penerapan
konsep Vaastu.
 Menentukan pelaku dan jenis
kegiatan didalam bangunan
pusat pelatihan.
 Pembagian zona kegiatan,
hubungan ruang, organisasi
ruang dan besaran ruang
kegiatan pendidikan, pelatihan
dan pembinaan yang diwadahi
dalam pusat kegiatan Yoga.
 Bagaimana rumusan konsep
bentuk dan penampilan
bangunan dalam konsep vaastu.
 Bagaimana menentukan
struktur konstruksi dan utilitas
bangunan.
Mikro
 Peruangan
 Sirkulasi
 Pendenahan
Final
 Sistem Akustik
 Fungsi Kegiatan
Design
 Pola Tata Letak
 Massa Bangunan
 Tampilan Bangunan
 Landscape
 Sistem Support
I - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Yoga
Kata “Yoga” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “untuk
mempersatukan” atau “untuk menyelaraskan”. Yoga merupakan suatu sarana
dalam upaya untuk mencapai suatu tingkat dimana aktifitas tubuh, pikiran,
dan jiwa berfungsi bersama secara harmonis.
Yoga juga mengacu pada persatuan antara individu dengan sesuatu
yang lebih besar, baik yang disebut Tuhan, yang illahi, atau lain sebagainya.
Meskipun demikian, Yoga tidak menghadirkan atau mengembangkan suatu
agama tertentu. Yoga merupakan suatu sistem yang tujuannya adalah untuk
membantu orang mencapai potensi mereka yang sepenuhnya melalui
peningkatan kesadaran. Dengan menggunakan teknik yang telah ada sejak
zaman permulaan dan yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang tertarik,
berbagai sikap bekerja ke arah pengembangan setiap indra manusia baik fisik,
mental, emosional, dan spiritual.
A.1. Sistem Yoga1
Yoga sering dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Yoga adalah suatu
sistem yang mempunyai banyak cabang, masing-masing dengan fokus,
seperangkat aturan, dan etikanya sendiri (prinsip etika universal dan peraturan
mengenai perilaku). Yoga telah menjadi sebuah sistem sejak 3000 tahun yang
lalu oleh seseorang ahli filsafat Hindu bernama Patanjali. Berbagai unsur
yang disebut di dalam tulisan ini dan muncul dalam wujud 185 ungkapan
pada hasil karya Patanjali yang sangat men-detail dan dikenal sebagai Yoga
Sutra, dipercaya telah ditulis antara tahun 400 dan 200 Sebelum Masehi.
Tulisan ini dianggap sebagai suatu hasil karya yang menentukan Yoga.
1
commitwith
to user
Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement
New Holland, UK.
II - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Suatu disiplin psikologis, spiritual dan fisiologis telah menjadi suatu
bagian yang melengkapi kebudayaan India selama beribu-ribu tahun. Para
ahli Yoga masa lampau mengembangkan sistem Yoga karena mereka percaya
bahwa dengan melatih tubuh dan pernapasan, mereka bisa menguasai sifat
alami pikiran, emosi, dan kesejahteraan mereka secara umum.
Asal mula Yoga tetap menjadi suatu misteri karena filosofi Yoga
diturunkan secara lisanditerima oleh para guru melalui meditasi. Penjelasan
pertama secara tertulis mengenai Yoga muncul dalam kumpulan kitab Hindu
yang disebut Vedas, kira-kira sekitar tahun 1500 Sebelum Masehi.
Bagaimanapun berbagai penemuan arkeologis berupa keramik yang masih
utuh di Lembah Indus yang melukiskan figur dalam berbagai posisi meditasi
yoga telah dilatih setidaknya sejak 5000 tahun yang lalu.
Yoga diperkenalkan ke dunia Barat oleh seorang bijak dari India
bernama Swami Vivekananda, yang telah mempertunjukkan berbagai posisi
Yoga dalam sebuah World Fair di Chicago pada tahun 1890-an. Ini menarik
minat banyak orang dan menjadi landasan munculnya banyak ahli Yoga dan
Swami (guru agama Hindu) dan India di tahun-tahun berikutnya. Sekarang ini,
Yoga tumbuh dengan subur di seluruh dunia. Berbagai posisi atau sikap Yoga
telah menerobos ke dalam kebudayaan fisik masa kini melalui berbagai cara :
Yoga dapat dikenali dalam aerobik, rutinitas peregangan, dan muncul atau
diadaptasi dalam tarian, olahraga senam dan pemanasan olahraga yang
dilakukan secara rutin.
Setiap cabang yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan Yoga
berkonsentrasi pada cara-cara yang berbeda untuk mencapai perpaduan antara
jiwa individu dengan jiwa universal atau dengan sifat keillahian dalam diri
individuyaitu kehebatan potensi manusia. Setiap cabang dimaksudkan
untuk menampung kebutuhan dari semua jenis orang.
commit to user
II - 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.2. Hatha Yoga2
Sistem Yoga ini bekerja melalui penguasaan tubuh. Hal ini dicapai
dengan cara mewujudkan pengalaman pada panca indra, pengalaman fisik
bersama dengan kesadaran pernapasan. Hatha Yoga merupakan suatu cabang
Yoga yang praktis, suatu sistem pelatihan yang menggunakan berbagai teknik
membentuk sikap tubuh, pernapasan, dan relaksasi. Hatha Yoga merupakan
cabang Yoga yang paling terkenal di dunia Barat. Berbagai teknik ini
bermanfaat bagi otot, kerangka tubuh, sistem saraf, berbagai kelenjar dan
organ-organ penting. Tujuan Hatha Yoga adalah untuk meningkatkan
kesehatan dengan cara memanfaatkan sumber cadangan energi tubuh.
Istilah “hatha” adalah gabungan dari kata “ha” yang berarti “matahari”
dan “tha” yang berarti “bulan”, sehingga gabungan keduanya memiliki arti
kebersamaan atau penyeimbangan dari sebuah dualitas yang diwujudkan
dalam sangat banyak cara : pria dan wanita, siang dan malam, terang dan
gelap, stabilitas dan mobilitas, panas dan dingin, yin dan yangatau banyak
pasangan lain yang walaupun berlawanan tetapi saling menyeimbangkan.
Sebagai konsep terapan, Hatha Yoga adalah mengenai membawa dua
sisi tubuh ke dalam keadaan seimbang yang dinamis, keseimbangan antara
stabilitas
dan
mobilitas.
Keseimbangan
ini
dapat
dicapai
melalui
pengembangan kekuatan dan kelenturan secara merata pada dua sisi tubuh,
dan dari bagian dalam tubuh akan bekerja secara lebih efisien dan dengan
ketenangan yang lebih besar. Pada saat yang sama, Hatha Yoga
mempengaruhi otak kiri dan kanan untuk bekerja secara seimbang, sehingga
sisi logika, matematika dan sisi kreatif, serta sisi intuitif terdorong untuk
bekerja secara harmonis.
Sebagian orang percaya bahwa tujuan dari sistem Yoga ini juga untuk
mempersiapkan tubuh dan pikiran bagi Raja Yoga, yang bekerja pada
peningkatan kesadaranwalaupun apabila berdiri sendiri Hatha Yoga juga
mendesak pengaruh yang akan melengkapi pikiran dan tubuh.
2
Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK.
commit to user
II - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Banyak sikap atau posisi Yoga yang telah disesuaikan dan
disederhanakan bagi tubuh orang-orang barat yang barangkali tidak terbiasa
dengan latihan ini. Sebagai contoh, di dunia Barat, orang-orang terbiasa
duduk di atas kursi, sedangkan orang India terbiasa untuk duduk bersila
ataupun berjongkok di lantai. Dalam budaya India, anak-anak seringkali
diperkenalkan pada Yoga sejak usia yang sangat muda, sehingga mereka
dapat mulai melatih kelenturan lebih awal.
Karena beberapa alasan inilah maka diperlukan waktu bertahun-tahun
penuh dengan latihan yang berdedikasi tinggi agar dapat melakukan beberapa
sikap Yoga yang lebih kompleks, sehingga hal ini juga mengharuskan adanya
peningkatan selama mempelajari Yoga. Tegangan dan tekanan dalam
kehidupan modern juga dapat menurunkan kelenturan dan dapat menghalangi
kemampuan seseorang untuk mengambil dan mempercayai kekuatan dari
berbagai sumber di dalam diri.
Sebagian besar aliran dan berbagai bentuk Hatha Yoga melekat pada
unsur-unsur dasar Yoga yang sama dengan sedikit perbedaan penekanan pada
cara pengajaran dan latihan. Empat aliran yang umum adalah Iyengar,
Sivananda, Astanga, dan Kundalini. Raja Yoga, sebaliknya, bekerja untuk
mencapai perpaduan antara pikiran dan jiwa melalui penguasaan pikiran. Raja
Yoga yang dianggap jalur ningrat dari Yoga (“raja” dalam bahasa Sanskerta
berarti yang tertinggi), melibatkan disiplin mental yang bekerja untuk
menenangkan berbagai proses berpikir yang tidak pernah berhenti dan
menguasai kesadaran. Lebih tepat lagi, hal ini mengacu pada keahlian untuk
mengembangkan kesadaran.
Terdapat beberapa cabang lain dari Yoga selain Hatha dan Rajahasil
dari interpretasi yang variatif terhadap berbagai tipe Yoga yang berbeda yang
didiskusikan dalam naskah-naskah Hindu Kuno yaitu Upanishad dan
Bhagavad Gita., dimana para individu memberikan penekanan pada aspekaspek tertentu dan mendirikan aliran-aliran yang didasarkan pada interpretasi
mereka tersebut. Hal ini meliputi Jnana Yoga (mencapai pengetahuan dengan
mempelajari kitab-kitab dan dengan bermeditasi), Bhakti Yoga (bekerja
melalui rasa cinta dan pengabdian
commit kepada
to user dewa, guru, ataupun nabi yang
II - 4
perpustakaan.uns.ac.id
bersifat
ritual),
digilib.uns.ac.id
Karma
Yoga
(bekerja
pada
tindakan
yang
tidak
mementingkan diri sendiri dan pelayanan), Laya atau Kundalini Yoga
(membangun dan mengangkat energi saraf fisik yang tersembunyi, yang
berada di bawah daerah pusar) melalui pusat-pusat energi chakra.
A.3. Sudut Pandang Yoga Terhadap Kesehatan3
Kesehatan yang baik, menurut filosofi Yoga, dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi olahraga yang teratur dalam bentuk
melakukan berbagai sikap fisik, pernapasan yang baik, istirahat yang cukup
dan relaksasi, meditasi untuk mempertajam fokus dan ketenangan mental,
berpikir positif, serta pola makan yang sehat dan seimbang. Yoga adalah satu
dari beberapa sistem yang mencakup seluruh komponen tersebut.
A.3.1. Kesehatan dan Kebahagiaan
Yoga adalah sebuah sistem untuk mempertahankan kesehatan dan
menanamkan kebahagiaan serta rasa tercukupi, dan juga merupakan
sistem yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
Yoga mencapai hal ini dengan mengajarkan kepada kita bagaimana
mendengarkan sumber-sumber tenaga dalam kita dan menumbuhkan
kesehatan serta kesejahteraan dari dalam. Kebahagiaan sejati tidak
bisa dibeliini merupakan hasil dari investari seumur hidup pada diri
kita sendiri. Menurut filosofi Yoga, kondisi urat-urat saraf, kelenjarkelenjar, dan organ-organ vital menentukan sesehat apa penampilan
dan perasaan seseorang. Latihan Yoga yang teratur akan membantu
untuk mengatasi penumpukan ketegangan yang berlebihan dan
penurunan keadaan fisik secara umum akibat dari kelalaian seseorang
dalam menangani tubuhnya atau sebagai akibat dari penuaan dini.
Karena itu Yoga dapat meningkatkan keremajaan tubuh dan
kejernihan pikiran.
3
commitwith
to user
Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement
New Holland, UK.
II - 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.3.2. Peningkatan Kesadaran Tubuh
Yoga adalah sarana untuk lebih mengenal tubuh (baik di bagian dalam
maupun luar). Sistem latihan peregangan akan memperkuat,
menentukan suasana, dan membantu agar seluruh tubuh mencapai
sikap yang tepat. Berbagai sikap Yoga yang berbeda-beda dirancang
untuk memberikan manfaat pada setiap struktur anatomi, sistem, dan
organ tubuh. Proses pembelajaran mengenai cara menolong tubuh
agar berfungsi secara sehat dapat meningkatkan kemampuan, dan
dalam rangka meningkatkan ketenangan pikiran dan kestabilan emosi,
Yoga menawarkan panduan untuk menyempurnakan berbagai
perubahan pada kondisi fisik, emosi, mental, dan rohani, serta untuk
membawa seluruh tubuh ke dalam keseimbangan dan kesehatan.
A.3.3. Pelepasan dan Pencegahan Stress
Ritme hidup sekarang ini berjalan sangat cepat, penuh kompetisi dan
penuh dengan stresmeskipun manfaat dari tingkat stres yang rendah
juga tidak dapat diabaikan karena justru dapat memotivasi,
memberikan kegembiraan dan menyegarkan. Meskipun demikian,
ketika tuntutan yang dibebankan kepada kita melebihi tingkat
kebiasaan dan kemampuan kita (baik secara fisik, emosi, ataupun
mental), kita akan merasakan ketidaknyamanan dan ketegangan serta
pertahanan tubuh bekerja secara berlebihan dan akhirnya menjadi
kelelahan. Efek sampingnya antara lain adalah rasa fustasi,
ketegangan otot (yang dapat menimbulkan masalah pada punggung),
depresi, kecemasan, gangguan pernapasan, dan masalah konsentrasi.
Yoga pertama-tama akan melepaskan, kemudian mencegah pengaruh
gejala stres tersebut pada tubuh. Latihan kelenturan sangat membantu
dalam mencegah ataupun mengurangi tegangan pada otot dengan
seketika. Kemudian yang kedua yang akan dilakukan oleh Yoga
adalah mengatasi gangguan pernapasan yang tidak teratur sebagai
akibat dari stres melalui pernapasan yang mendalam dan terkontrol
commit to user
sambil melakukan setiap sikap Yoga. Hal ini akan membawa pada
II - 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keadaan tenang dan stabil secara emosi, karena pernapasan
berhubungan erat dengan emosi dan keadaan pikiran. Hal ketiga yang
dilakukan oleh Yoga adalah memberikan keterampilan untuk
mengatasi stres secara efektif melalui pengendalian suara-suara dalam
pikiran dan mencapai ketenangan dan kejernihan mental. Hal ini dapat
diperoleh melalui latihan relaksasi secara mendalam.
A.4. Manfaat Dari Yoga
Yoga cocok dan bermanfaat bagi semua orang dari seluruh kelompok
usia dan dari seluruh tingkat kebugaran. Yoga dapat diadaptasi mulai dari
bentuk latihan yang sangat lembut dan ringan sampai latihan yang sangat
bersemangat, tergantung pada kondisi orang yang melakukan latihan. Latihan
Yoga yang teratur juga dapat digabungkan dengan kegiatan lain seperti senam,
program latihan untuk jantung, olahraga, ataupun menari.
Manfaat yang diperoleh dari berlatih Yoga antara lain4 :
 Mengatasi permasalahan kesehtan tubuh, baik organ tubuh luar maupun
organ tubuh dalam.
 Membantu mengontrol reaksi emosional, pikiran pada situasi tertentu.
 Meningkatkan fleksibilitas diri yang akan membantu mencegah terjadinya
cedera.
 Meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh sel otak dan sel
tubuh sehingga melancarkan aliran darah yang tersumbat.
 Menurunkan tekanan darah dan stress sehingga mengurangi tegangan
saraf-saraf otot.
 Mengeluarkan racun (CO2) dan meningkatkan kapasitas O2 lebih banyak
sehingga membuat tubuh bugar dan meremajakan kembali jaringan tubuh
yang rusak.
 Memperbaiki postur tubuh agar lebih proporsional dan menumbuhkan rasa
percaya diri.
4
commitdengan
to userYoga, Kawan Pustaka, Jakarta.
Rohimawati, Rima, (2008), Sehat dan Bahagia
II - 7
perpustakaan.uns.ac.id
 Membangun
digilib.uns.ac.id
stamina
dan
memperkuat
otot
serta
meningkatkan
keseimbangan tubuh.
 Meningkatkan ketenangan bathin dengan fokus pikiran lebih damai dan
tenang.
 Memperpanjang daya ingat.
A.5. Unsur Dasar Yoga5
Unsur-unsur dasar tertentu yang umum pada sebagian besar aliran Yoga
menjadi dasar bagi perkembangan Yoga secara keseluruhan. Berbagai unsur
tersebut adalah : Sikap Tubuh, Pernapasan, Relaksasi, dan Meditasi. Unsurunsur ini berperan utuh dalam latihan Hatha Yoga. Sebagai contoh dalam
melakukan sebuah sikap Yoga, kesadaran pernapasan membantu untuk
meminimalisasi tegangan yang tidak perlu akan membantu memusatkan
perhatian (fokus). Dalam setiap sikap, penting untuk menemukan
keseimbangan antara relaksasi atau menyerahkan diri ke dalam sebuah sikap
sambil tetap menjaga kesadaran dan tetap terikat secara aktif dalam
melakukan posisi tersebut. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan
menjadikan sikap relaksasi sebagai bagian yang melengkapi latihan Yoga.
Sangatlah penting untuk memasukkan latihan meditasi yang teratur
sebagai bagian dari latihan Yoga, Meditasi akan melatih untuk memiliki
kesadaran yang melampaui kemampuan memusatkan perhatian sepenuhnya
pada masa sekarangpada setiap detail dan sensasi fisik dari sikap Yoga
yang sedang dilakukan. Latihan Hatha Yoga yang teratur akan membantu
meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan posisi duduk yang
nyaman selama periode waktu tertentu, karena hal ini dibutuhkan dalam
meditasi.
A.5.1.
5
Sikap Tubuh (Fisik)
Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK.
commit to user
II - 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Titik awal dari seluruh gerakan sikap-sikap adalah bagaimana tubuh
bertindak dalam ruang. Sikap yang sehat adalah sikap dimana hanya terdapat
sejumlah tegangan yang diperlukan oleh otot untuk menopang tubuh agar
tetap tegak. Keseimbangan yang dinamis antara keadaan rileks dan keadaan
aktif yang bugar.
Sikap yang sehat melibatkan keseimbangan pada dua sisi tubuh.
Keseimbangan ini didapat ditunjang oleh posisi rangka tubuh yang benar dan
otot yang seimbang. Hal ini meliputi memberikan tarikan pada tubuh mulai
dari pinggang ke atas, sehingga kepala dan tubuh bagian atas merasa santai
dan ringan, disertai dengan kaki yang berjejak dengan baik sehingga sehingga
memberikan dasar yang stabil bagi tubuh. Pernapasan seharusny menjadi
teratur, ringan dan mengalir secara alamiah.
Pada saat seseorang mengalami ketidakseimbangan anatomi seperti
skoliosis atau kaki yang tidak sama panjang, maka usaha yang dilakukan
adalah untuk sebanyak mungkin meningkatkan rasa keseimbangan pada
tubuh dan juga rasa santai.
Terdapat sangat banyak manfaat dari keseimbangan sikap tubuh.
Tubuh menjadi dapat digunakan dengan meningkatnya kesadaran, kelenturan,
dan tenaga. Selain itu, kerja tubuh bagian dalam menjadi lebih optimal.
Gairah hidup mengalir dengan lebih bebas di seluruh tubuh, meningkatkan
rasa vitalitas diri. Pernapasan yang rileks membantu agar aliran gerakan
menjadi lebih mudah dan bebas. Karena struktur kerangka berjejak di lantai
memiliki sikap yang lebih baik, maka sistem saraf akan merasakan kestabilan
ini dan akhirnya membuat otot-otot melepaskan ketegangan yang tidak perlu.
Ketenangan yang seimbang ini ditingkatkan melalui latihan Yoga.
Dengan membiasakan berbagai posisi fisik yang berbeda (dianggap sebagai
sikap Yogaatau dalam Sanskerta yaitu asana), tubuh menjadi lebih terbuka,
segar, dan kuat. Sikap yang sehat dan alami juga membantu untuk melakukan
berbagai asana Yoga dengan benar, dan dapat mempercepat tingkat
perkembangan, sehingga meningkatkan manfaat
yang diperoleh melalui
latihan yang teratur. Kecenderungan untuk cedera juga semakin berkurang.
commit to user
II - 9
perpustakaan.uns.ac.id
A.5.2.
digilib.uns.ac.id
Pernapasan
Pernapasan adalah gerakan yang terus beganti-ganti antara penarikan
dan penghembusan, yang dilakukan agar seseorang dapat tetap hidup. Namun,
pernapasan juga berhubungan langsung dengan vitalitas kita. Kebiasaan dan
pola pernapasana dapat meningkatkan ataupun menurunkan persediaan tenaga.
Pola pernapasan pada hakikatnya terhubung dengan emosi dan
keadaan pikiran. Efek dari pergolakan emosi dapat dikurangi dengan
mengendalikan pernapasan secara sadar. Pada titik mana pun dapat
mempengaruhi pikiran agar dapat bernapas secara lebih seimbang, tenang,
dan mendalam.
Yoga adalah sebuah sistem latihan yang menyatukan pernapasan
sebagai bagian besar yang mendasar di dalamnya. Pernapasan dengan
kesadaran dan pengendalian dikoordinasikan dengan gerakan untuk menahan
sebuah sikap fisik tertentu. Namun, pernapasan juga dapat berdiri sendiri
sebagai salah satu bentuk latihan. Melakukan latihan pernapasan dalam
tingkat kesadaran seperti ini akan membantu aliran gerakan dan membantu
untuk memusatkan perhatian pada masa sekarang dan pada gerakan fisik yang
harus dilakukan.
Latihan Yoga secara utuh memusatkan perhatian pada teknik-teknik
pernapasan yang dikenal sebagai Pranayama. ”Prana” berati tenaga, energi
atau dorongan hidup, mengacu pada dorongan hidup yang menggerakan
seluruh bentuk kehidupan di alam semesta ini. Prana yang diserap melalui
napas akan menyebar ke seluruh bagian sel tubuh manusia dan menjadi
pendorong bagi pembaruan da revitalisasi sel-sel. Kesehatan dan vitalitas
sangat tergantung pada jumlah prana yang masuk ke dalam tubuh. “Yama”
berarti memperpanjang. Karena itu Pranayama mengacu pada seni
memperpanjang
pernapasan
sehingga
melaluinya
dapat
memperkuat
dorongan hidup dan tenaga dalam.
Pranayama memiliki efek yang menenangkan sistem saraf,
membantu seseorang untuk fokus, menenangkan pikiran dan menanamkan
perasaan damai dalam diri. Latihan Pranayama membantu dan meningkatkan
latihan sikap Yoga dan meditasi.
Tanamkan
commit
to user dalam pikiran bahwa meskipun
II - 10
perpustakaan.uns.ac.id
pernapasan dilakukan
digilib.uns.ac.id
secara
lebih penuh
dan
efisien benar-benar
meningkatkan jumlah prana di dalam tubuh, tetapi hal ini tidak berarti bahwa
pernapasan yang lebih dalam adalah selalu lebih baik. Terdapat suatu keadaan
ketika pernapasan dilakukan terlalu cepat. Tujuan dari Pranayama dan
pernapasan Yoga lainnya secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran
dalam pengendalian pernapasan.
A.5.3.
Sikap Relaksasi
Latihan relaksasi dapat dipandang sebagai sebuah cara untuk
mengendalikan berbagai potensi otot dan saraf, karena kekuatan terbesar
dalam gerakan yang efisien dan efektif adalah ketika memiliki kemampuan
untuk menjadi rileks. Relaksasi yang dipasangkan dengan latihan meditasi
(yang melatih pikiran untuk menjadi tenang dan memiliki fokus yang tidak
berubah-ubah), dan dengan program peregangan seperti Hatha Yoga (yang
memberikan kesehatan pada tubuh fisik) dapat membebaskan kekuatan
potensi manusia.
Tegangan dalam jumlah tertentu diperlukan untuk mempertahankan
agar tubuh tetap tegak. Namun, relaksasi dalam jumlah tertentu juga penting
untuk menciptakan aliran dalam gerakan dan fungsi tubuh. Kebanyakan orang
telah mengalami penumpukan ketegangan pada otot sebagai tanggapan
terhadap strs di mana otot-otot tidak dapat kembali ke keadaan seimbang.
Sebagai hasilnya adalah menjadi terlalu banyaknya usaha yang dilakukan
untuk melakukan sebuah aksi tertentu, sesederhana apa pun itu. Keteganganketegangan ini sayangnya diterima oleh tubuh dan secara tidak sadar kita
membawa keadaan ini setiap hari. Efek keseluruhan dari ketegangan seperti
ini antara lain penurunan tingkat energi, penurunan kelenturan, aliran
pernapasan menjadi terhambat, dan menurunnya efisiensi dalam melakukan
berbagai aktivitas. Ketegangan juga dapat membuat menjadi rentan terhadap
cedera, penyakit, kelelahan, ataupun masalah tidur. Proses melepaskan
ketegangan otot yang berlebihan sering kali harus dilakukan secara bertahap,
khususnya apabila hal ini telah terakumulasi selama beberapa tahun.
commit to user
II - 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yoga mempertimbangkan hal ini dan memasukkan sikap relaksasi
atau istirahat
mengizinkan tubuh menyerap dan melengkapi energi yang
dilepaskan melalui berbagai variasi sikap. Tubuh diizinkan untuk melakukan
peredaran darah ke seluruh tubuh, karena ketika melakukan berbagai posisi
Yoga maka aliran darah akan terkonsentrasi pada daerah-daerah tubuh
tertentu saja. Hal ini akan memperoleh manfaat penuh dari setiap sikap. Sikap
relaksasi dapat dilakukan seselum, selam, dan setelah sesi Yoga. Semua sikap
istirahat yang dijabarkan bersifat simetris, sehingga akan membantu
mengembalikan keseimbangan tubuh. Setiap sikap seharusnya ditahan selama
tiga sampai delapan kali pernapasan atau bahkan lebih lama lagi.
A.5.4.
Menenangkan Pikiran
Sebuah pendapat mendasar dari Yoga adalah kesadaran yang sehat
diraih melalui kemampuan berkonsentrasi dan melalui mempertahankan pusat
perhatian pada saat terkini dengan tenang dan jernih. Meditasi adalah sebuah
metode untuk mencapai konsentrasi melalui penerapan teknik-teknik tertentu.
Hal ini melibatkan kotemplasi yang tenang atau refleksi di dalam diri
seseorang mengenai sifat alami pikiran ataupun mengenai seseuatu yang lebih
besar, baik hal itu dipandang sebagai Tuhan, kesadaran universal, atau apa
saja yang menjadi keilahian. Meskipun meditasi sering dikaitkan dengan
agama tertentu, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan sebuah
praktik kuno yang dilakukan untuk menenangkan pikiran dan memperoleh
pengetahuan diri yang lebih baik, pengendalian diri, serta peningkatan
kesadaran. Teknik-teknik ini tidak mempromosikan agama tertentu.
Untuk mencapai manfaat maksimal dari Yoga, sangat penting untuk
melatih baik sikap fisik maupun meditasi. Secara tradisional Hatha Yoga
dipandang sebagai suatu persiapan bagi meditasi karena berbagai sikapnya,
pernapasannya, dan relaksasinya akan melepaskan tubuh dari ketegangan
yang berlebihan dan menenangkan sistem saraf, sehingga mengurangi
kegelisahan ketika seseorang duduk diam untuk bermeditasi. Sikap dan
pernapasan juga akan mebantu pemusatan pikiran dan untuk mempertahankan
perhatian pada masa sekarang.
Hal to
iniuser
adalah tujuan utama dari meditasi.
commit
II - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Melakukan meditasi secara teratur sebaliknya akan membantu latihan Hatha
Yoga karena sistem saraf telah menjadi tenang, dan hasil dari rasa tenang
tersebut akan menolong dalam melatih berbagai sikap. Daerah yang
mengalami ketegangan dan dapat merintangi latihan akan terindentifikasi dan
dilepaskan sehingga dapat belajar untuk menjadi lebih baik dalam
mngendalikan suara-suara dalam pikiran yang dapat mengacaukan latihan
Yoga dan kemampuan rileks.
B. Tinjauan Vaastu
B.1. Pengertian Vaastu-shastra6
Vastushastra adalah ilmu bangunan kuno yang meliputi filsafat dan
teori karya arsitektural untuk membangun bangunan apapun dan juga gaya
tempat tinggal hidup orang. Vaastu shastra didasarkan pada energi alami yang
tersedia dengan bebas di atmosfer seperti:

Energi Solar langsung dari Matahari, Imlek energi dari Bulan

Energi Bumi

Energi Langit

Energi Listrik

Energi Magnetik

Energi Thermal

Energi Angin

Energi Cahaya

Energi Cosmic
Pemanfaatan energi seperti memberikan kesenangan, perdamaian,
kemakmuran dan uang dalam kehidupan. Vastu Shastra adalah penjelasan
luhur dari lingkungan sekitar dan pengaruhnya terhadap hidup. Vastu secara
harfiah berarti "rumah" atau Daerah Tempat Tinggal dan prinsip-prinsipnya
6
www.vaastu-shastra.com
commit to user
II - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menetapkan untuk menciptakan keselarasan antara yaitu elemen baik Bumi,
Langit, Api, Air dan Udara di lingkungan.
Vastu dapat digunakan untuk setiap ruangan, setiap rumah, kuil, setiap
industri toko, perencanaan kota, wisata, kota dan bahkan bagi bumi. Vastu
dapat digunakan untuk mikro maupun untuk tingkat makro.
Vaastu adalah ilmu arsitektur bangunan India kuno yang membantu
dalam membuat suasana menyenangkan atau tempat untuk hidup dan bekerja
dengan cara yang paling ilmiah mengambil keuntungan dari manfaat yang
diberikan oleh alam, unsur-unsurnya dan bidang energi untuk meningkatkan
kekayaan, kesehatan, kemakmuran dan kebahagiaan.
Vastu Shastra menyatukan ilmu pengetahuan, seni, astronomi dan
astrologi, juga dapat dikatakan sebagai ilmu mistik kuno untuk merancang
dan membangun. Vastu Shastra membantu membuat hidup lebih baik dan
akan mengamankan dari hal-hal yang salah.
B.2. Dasar-dasar Vaastu7
Vaastu
adalah
ilmu
arah
yang
menggabungkan semua lima unsur alam dan
menyeimbangkan mereka dengan manusia dan
materi. Vaastu Shastra adalah menciptakan
pengaturan menyenangkan atau tempat untuk
tinggal atau bekerja, dengan cara paling ilmiah,
Gb. II. 1 Paanchbhootas
mengambil keuntungan dari manfaat yang
diberikan oleh lima unsur yang disebut
"Paanchbhootas" dari alam sehingga membuka
sumber : www.vaastushastra.com
jalan bagi peningkatan kesehatan, kekayaan, kemakmuran dan kebahagiaan di
lingkungan yang tercerahkan.
7
www.vaastu-shastra.com
commit to user
II - 14
perpustakaan.uns.ac.id
Vaastu
digilib.uns.ac.id
dianggap
interaksi
berbagai
kekuatan
alam
yang
melibatkan lima elemen bumi, air, angin, api dan eter dan berusaha untuk
menjaga
keseimbangan
sebagai
elemen-elemen
ini
mempengaruhi,
membimbing dan mengubah gaya hidup tidak hanya manusia tetapi setiap
makhluk hidup di bumi. Dengan demikian, itu semua mempengaruhi
perbuatan, keberuntungan, perilaku dan dasar-dasar kehidupan lainnya.
Ada tiga kekuatan dalam tindakan untuk menciptakan harmoni. Angin,
air dan api atau, vaayu, jal dan Agni. Jika kekuatan-kekuatan ini disimpan di
tempat yang tepat, maka tidak akan ada gangguan. Tapi jika air dimasukkan
ke dalam tempat api dan angin di tempat air atau kombinasi lainnya, akan
tidak sesuai dan menciptakan ketidakharmonisan dan ketidakdamaian.
B.2.1.
Lima Elemen Vaastu
Vastu adalah ilmu tentang arah yang menggabungkan lima unsur
alam dan kosmos, akhirnya menyeimbangkan dengan manusia dan materi. Ini
ilmu misterius pemersatu lima elemen yang disebut 'Panchbhootas'-bumi, api,
air, langit dan ruang dan membuka jalan bagi pencerahan, kebahagiaan dan
kemakmuran.
Menurut Vastu, kosmos penuh
dengan energi bermanfaat yang harus
mempelajari
keseimbangan
keadaan
taktik
jika
serta
ingin
kesejahteraan.
menjaga
mengalami
Energi
pada
dasarnya dipancarkan oleh dua kekuatanlima elemen dan energi elektro-magnetik
yang dihasilkan oleh rotasi bumi. Bumi
Gb. II. 2 Lima Elemen Vaastu
Menurut 8 Arah
sumber : www.vaastu-shastra.com
adalah planet ketiga di antara sembilan
planet dan satu-satunya tempat di mana kehidupan ada karena adanya
panchbhootas. Matahari, udara dan ruang secara universal tersedia dan dapat
dibentuk sesuai dengan kebutuhan manusia oleh tindakan desain.
a) Elemen Bumi/Tanah
commit to user
II - 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Elemen pertama dan utama dari alam yang diberikannya energi
maksimum. Hal ini diperlukan untuk berkonsultasi tanah yang ingin
dibeli, karena tanah petak itu mempunyai masalah daerah semuanya
dalam Vaastu. Pemilihan situs dianggap sangat penting dalam elemen
Vaastu. Sebuah pemeriksaan rinci dari tanah, plot, situs, bentuk dan
ukuran harus dilakukan sebelum memulai konstruksi. Bumi (Prithvi)
adalah unsur yang paling penting dalam Vastu dan mempengaruhi
kehidupan manusia dalam segala hal.
b) Elemen Air
Air (jal) hadir di bumi dalam bentuk hujan, laut, laut dan sungai. Ini
adalah elemen terpenting kedua dipertimbangkan dalam Vaastu. Vaastu
memberikan arah yang tepat untuk penempatan sumber air. Air adalah
elemen dari arah utara-timur. Sejauh aliran air rumah tangga yang
bersangkutan, itu harus dikeringkan dari utara-timur saja. Badan air
seperti kolam renang dan akuarium perlu dibuat di utara-timur, arah ini
adalah menguntungkan dan cocok untuk air
c) Elemen Api
Api (Agni) dianggap sebagai unsur arah selatan-timur. Dalam
kebakaran dapur rumah atau gadget listrik harus menjadi tempat di
selatan-timur. Cahaya adalah inti dari kehidupan, dan matahari adalah
pemberi cahaya alami. Api adalah dasar dari semua sumber energi
termasuk tenaga panas dan tenaga atom. Harus ada ventilasi yang baik
untuk sinar matahari menjadi sumber yang diperlukan dan alami cahaya
bagi manusia.
d) Elemen Udara
Udara (vaayu) adalah hal yang diperlukan bagi semua makhluk hidup di
bumi ini. Dalam Vaastu udara adalah unsur penting lainnya yang
dianggap sebelum mengaplikasikannya. Air adalah elemen dari utaratimur. Udara terdiri dari berbagai gas di bumi seperti oksigen, nitrogen,
helium, karbon dioksida dan lain lain, persentase seimbang gas yang
berbeda, tekanan atmosfer dan tingkat kelembaban yang penting untuk
commit to user
II - 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
makhluk hidup di bumi ini. Ada petunjuk penting untuk jendela dan
pintu di Vaastu sehingga untuk menerima baik jumlah udara.
e) Elemen Ether (Space-Sky)
Tidak pernah berakhir dan ruang penuh dengan rasi bintang, galaksi,
bintang, matahari, bulan dan semua sembilan planet. Hal ini juga
disebut alam semesta yang dikenal sebagai 'Brahamand'-tempat dewa.
Ruang memiliki tempat yang sangat penting dalam hidup dan Vaastu
memberikan arah yang berbeda untuk ruang yang lebih baik. Rumah di
India memiliki ruang terbuka di tengah rumah. Akash adalah
brahmasthan yang seharusnya menjadi tempat yang terbuka, setiap
gangguan yang berkaitan dengan ruang di rumah akan menyebabkan
hasil yang merugikan.
B.2.2.
Arah Vaastu (Orientasi)8
Orientasi bangunan penting untuk
menghemat energi dan membangun desain
rumah lebih baik, yang akan nyaman untuk
hidup secara bersamaan memberikan energi
positif,
kesehatan,
kemakmuran
dan
kekayaan bagi penghuninya. Sebuah tempat
hidup dan arah memiliki korelasi antara
skenario rotasi planet-planet dengan hormat
dari utara.
Gb. II. 3 Delapan Arah Vaastu
sumber : www.vaastushastra.com
Ada delapan total arah mata angin menurut Vaastu. Utara, Selatan,
Timur, dan Barat disebut arah mata angin dan titik di mana salah satu dari
dua arah bertemu disebut titik intercardinal atau ordinal seperti North-East,
South-East, South-West, North-West. Arah ini diberi banyak penting di Vastu
Shastra karena mereka menggabungkan manfaat dari dua arah dalam totalitas.
8
www.vaastu-shastra.com
commit to user
II - 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Shastra mengatakan jika menyembah, memuja dan menghormati
“Lords” dari delapan arah, orang menghasilkan berkat-berkat kekal dalam
bentuk kesuksesan, kesehatan dan kemakmuran.
Timur : Arah ini diatur oleh tuan Indra dan dia dikenal sebagai raja para dewa
yang menganugerahkan kekayaan dan kenikmatan hidup.
Tenggara : Arah ini diatur oleh penguasa api Agni yang memberi kepribadian
yang baik dan segala sesuatu hidup yang baik. Api adalah sumber kesehatan
karena berhubungan dengan api, memasak dan makanan.
Selatan : Arah Ini adalah Yama, dewa kematian. Dewa Yama adalah
manifestasi dari dharma, dan eradicates kekuatan jahat dan melimpahkan halhal baik. Ini adalah sumber kekayaan, tanaman dan kesenangan.
Barat Daya : Arah ini disutradarai oleh Niruti, dewa yang melindungi kita
dari musuh jahat. Ini adalah sumber dari karakter, kasus sikap, umur panjang
dan kematian.
Barat : Arah ini disutradarai oleh Tuhan Varun, dewa hujan yang
menganugerahkan berkat-berkat dalam bentuk air hujan alami, membawa
kemakmuran dan kesenangan hidup.
Barat Laut : Tempat ini disutradarai oleh tuan Vayu yang membawa kita pada
kesehatan yang baik, kekuatan dan umur panjang. Ini adalah sumber dari
perubahan dalam proses bisnis, persahabatan dan permusuhan.
Utara : Arah ini diatur oleh Kuber, dewa kekayaan.
Timur Laut : Tempat ini merupakan diawasi oleh tuan Eeshaan, dan
merupakan sumber kekayaan, kesehatan dan kesuksesan. Dia membawa kita
kebijaksanaan, pengetahuan dan meringankan kita dari segala penderitaan dan
kecelakaan.
B.2.3.
Bentuk Dasar9
Seluruh Vaastu di India pada hakikatnya merupakan perlambungan
dan visualisasi dari mereka yang yakini itu : Mikro-kosmos segala yang
9
commit
Mangunwijaya, Y.B. , (2009), Wastu
Citra, to
PTuser
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
II - 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibentuk selaku citra makro-kosmos, pembebasan dari belenggu maya
menuju ke penyatuan atman (diri relatif) dengan brahman (ke-esa-an mutlak).
Bentuk lingkaran oleh kebudayaan
India dijadikan lambang “kefanaan” zaman
yang tanpa awal tanpa akhir atau lebih tepat :
berasal Esa mutlak, tetapi terbentuk oleh Maya
menjadi sesuatu yang konkret, namun tipuan.
Seperti bentuk kubah angkasa, atau cakrawala
yang bulat juga dan yang menampakkan diri
tetapi tipuan (cakrawala mustahil dipegang).
Gb. II. 4 Bentuk Sejati Vaastu
sumber : www.vaastushastra.com
Maka bentuk lingkaran kemudian dihayati sebagai perlambangan segala maya.
Simbol dari prinsip yang lebih sejati adalah bujursangakar (persegi),
bentuk yang mengingatkannya kepada bentuk kiblat-angin yang lebih abstrak,
karena lebih tidak tampak juga; dan yang mengendap dalam bentuk mandala.
B.2.4.
Vaastu Purusha Mandala10
Vaastu purusha mandala adalah desain
diagram metafisik kosmos di mana seluruh
konsep didasarkan oleh Vastu Shastra. Hal ini
diyakini
bahwa
Vaastu
purusha
adalah
didasarkan atas kosmos yang merupakan energi
dengan cara yang kepalanya sedang beristirahat
di arah Utara-timur yang mewakili pemikiran
seimbang,
tubuh
bagian
menghadap Selatan-barat yang
bawah
merupakan
kekuatan dan keteguhan; pusarnya berada di
Gb. II. 5. Vaastu Purusha
sumber : www.vaastushastra.com
pusat bumi menandakan kesadaran kosmik dan kekudusan; wajah
tangannya Utara-barat dan Tenggara yang berarti energi.
10
www.vaastu-shastra.com
commit to user
II - 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Vaastu purusha adalah dewa ketua sementara lainnya delapan arah
memiliki Allah/Tuhan mereka sendiri yang mengatur arah mereka. Mandala
pada dasarnya tempat tertutup di mana Vaastu purusha adalah menandakan
kelahirannya dari alam. Atas dasar struktur dan konstruksi yang ditentukan
arah dianjurkan dan semua fitur fisik yang memutuskan dalam hal ventilasi,
pintu, jendela, lokasi dan lain lain
Mandala
Vaastu
memerintahkan
kita
untuk mencari fitur yang berbeda ke tempat
Allah/Tuhan
maksimal
untuk
dalam
kesehatan,
hal
kemajuan
mendapatkan
yang
baik,
manfaat
kekayaan,
perdamaian,
dan
kemakmuran. Para ahli dari Vaastu membingkai
sebuah modul untuk membagi daerah yang
menurutnya setiap penempatan dan arah untuk fitur
fisik
dipastikan. Namun
tempat
yang
paling
Gb. II. 6 Layout Vaastu
Purusha Mandala
sumber : www.vaastushastra.com
penting di Vastu purusha mandala adalah 'Brahamasthana', itu adalah tempat
suci (tengah) yang dianggap sesuai untuk keilahian dan ibadah.
Vaastu purusha mandala diikuti oleh semua ahli vaastu dengan
struktur desain yang berbeda, termasuk kuil, rumah sakit, rumah, kantor,
pabrik, dan lain-lain. Alur Prinsip Desain Vaastu itu sendiri adalah :
1 Perencanaan DenahVaastu (Floorplan)
Perencanaan plot denah memiliki beberapa nilai.
 Grade „A‟
Gb. II. 7 Layout Vaastu Grade A
sumber : www.vaastu-shastra.com
Grade „A‟ memiliki perencanaan denah atau siteplan yang dimana :
-
Entrance berada di commit
Timur to user
II - 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
Ruang Ibadah berada di Timur Laut
-
Ruang Tamu berada di Barat Laut
-
Dapur / Ruang Makan berada di Tenggara
-
Ruang Kamar berada di Barat Daya
Semua sesuai dengan arah Vaastu.
 Grade „B‟
Gb. II. 8 Layout Vaastu Grade B
sumber : www.vaastu-shastra.com
Grade „B‟ memiliki perencanaan denah atau siteplan yang beberapa
memiliki kekurangan tetapi lebih dengan Vastu norma-norma dan
cacatnya dapat diabaikan, sedangkan yang lain dapat diralat dimana :
-
Entrance berada di arah Utara
-
Ruang Ibadah berada di arah Timur
-
Dapur / Ruang Makan berada di Selatan
 Grade „C‟
Gb. II.9. Layout Vaastu Grade C
sumber : www.vaastu-shastra.com
commit to user
II - 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan Grade rata-rata dari semua jenis alur floorplan dengan
perbedaan lokasi dan penempatan bagian pada sebuah bangunan yang
berada di arah yang salah.
 Grade „D‟
Gb. II.10. Layout Vaastu Grade D
sumber : www.vaastu-shastra.com
Grade D sebagai alur paling buruk menurut Vaastu. Banyak kecacatan yang
harus diralat karena tidak baik menurut arah Vaastu.
2 Taman dan Lansekap
Seni taman tidak hanya penting bagi
penghuni untuk mendapatkan sehat dan
membersihkan suasana tetapi pohon dan
tumbuhan yang hijau dan rimbun dapat
menghidupkan suasana area tersebut.
Gb. II. 11 Taman & Lansekap
sumber : www.vaastushastra.com
commit to user
II - 22
perpustakaan.uns.ac.id
B.2.5.
digilib.uns.ac.id
Warna
Dinding dianggap sebagai kekuatan bangunan
yang juga
membutuhkan perhatian yang layak. Warna dipilih untuk dinding harus
estetis afektif yang mencerminkan diri batin kita sendiri. Warna dinding
mempengaruhi suasana hati dan gaya dan
penampilan rumah.
Para psikolog percaya bahwa warna
mempengaruhi rasa dan suasana hati menjadi
yang sangat kuat dan berapa banyak waktu yang
kita gunakan di dalam ruang kita. Kuning, biru,
dan warna hijau
sedang menenangkan dan
alami yang juga membuat ruang terlihat lebih
besar. Kelabu dan hitam adalah halus dan rapi.
Gb. II. 12 Diagram Warna
sumber : www.vaastushastra.com
Ada kecenderungan menggunakan kontras dalam satu ruangan, tiga
sisi dinding memiliki warna yang berbeda dan dinding keempat akan
memiliki kontras warna yang sesuai.
a) Merah
Warna merah adalah warna gairah, agresivitas, energi kehangatan, dan
semangat. Ini adalah warna merangsang dan aktif, dan karenanya
tampak hebat di ruang tamu dan dinning room. Warna yang berbeda
dari merah juga akan tampak bagus di kamar karena sehidup lainnya.
Warna merah menunjukkan kehangatan dan keberanian dengan
memberikan rasa kepercayaan diri. Hal ini lebih berarti dalam wilayah
di mana membutuhkan energi dan sering dihindari dalam kamar tidur.
b) Biru
Warna biru adalah yang paling universal disamakan dengan keindahan.
Ini adalah warna yang paling menenangkan yang berarti ketenangan
dan kepuasan. Warna ini adalah serbaguna dalam mengekspresikan
nilai-nilai. Warna biru umumnya lebih disukai untuk wilayah yang
lebih luas di mana versi lembut dan ringan diperlukan. Kamar kecil
tidak cocok untuk warna biru sesuai dengan desain interior.
c) Hijau
commit to user
II - 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hijau mewakili pertumbuhan, alam dan relaksasi. Warna ini segar dan
keceriaan yang membuat Anda merasa rileks dan menenangkan suasana
hati Anda. Ini melengkapi dengan warna banding universalnya. Bagus
di dapur yang di mana perlu berkonsentrasi dengan baik dan
memberikan tampilan dapur Anda rapi dan bersih.
d) Kuning
Kuning mewakili keberanian, kebahagiaan dan optimisme. Tints kuning
yang ideal untuk semua ruangan dan membuat ruangan terlihat lebih
besar. Ini adalah warna paling alami dan kuat baik dalam nilai dan
intens dalam bentuk paling murni. Ini adalah abadi dalam desain
interior yang melengkapi dengan hijau dan merah dengan memberikan
kesegaran dan keceriaan.
e) Coklat
Coklat adalah warna kepuasan dan kenyamanan. Ini adalah otot dan
halus dan membuat pilihan yang baik untuk ruang belajar atau
perpustakaan.
f) Ungu
Ungu menunjukkan mewah, martabat dan kemuliaan dan membuat
pilihan yang sempurna untuk ruangan tamu atau ruang keluarga yang
dapat membuat tamu merasa perlakuan kerajaan.
g) Oranye/Jingga
Jingga menandakan kehangatan, tindakan, kenyamanan dan energi.
Oranye akan terlihat bagus di ruang tamu dan ruang tamu, tapi terlalu
banyak dari jeruk tidak akan menjadi ide yang baik di rumah. Warna
terang oranye dapat digunakan dalam beberapa ruang.
h) Putih
Putih berarti kebersihan, kebaikan, kemurnian, kelapangan dan tak
bersalah. Warna putih di kamar yang elegan dan menciptakan rasa
mewah. Ini berjalan dengan baik di kamar tidur utama yang akan
menenangkan saat lelah.
i) Pastel
commit to user
II - 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pastel adalah tints lebih ringan sederhana dari setiap warna seperti
cahaya matt pink, telepon warna dan nada kulit lainnya. Ketika warna
menjadi begitu ringan dan tampaknya memberikan sentuhan putih
mereka menjadi pastel. Jenis warna menjadi lebih dan lebih umum
karena mereka memberikan tampilan yang elegan dan tenang ke kamar.
j) Netral
Menggunakan warna netral tidak berarti menggunakan lebih sedikit
warna atau warna. Warna intensitas rendah yang digunakan untuk latar
belakang untuk warna aksen lainnya, fitur, furnitur dan benda-benda di
ruang angkasa dapat diklasifikasikan sebagai netral. Warna terang
seperti warna dari krem, off white dan krim, warna-warna ini umumnya
disebut warna netral.
B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu
Bukti terbesar vaastushastra dapat ditemukan pada zaman Ramayana
dan Mahabharata. Bahkan di kota-kota Harappa dan Mohanjodaro penerapan
vaastushastra dapat dilihat. Karena ilmu pengetahuan berjalan jauh ke
belakang ke zaman Tuhan Rama dan Krishna ada banyak cerita mitologi
menarik tentang asal usul Vaastupurush (dewa). Jika menganggap itu sebuah
fakta mitologi maka di sini adalah contoh yang paling dipercaya bahwa
Vaastu adalah ilmu dan harus diikuti dengan sepenuh hati.
Keadaan geografis suatu daerah mempengaruhi alam sehingga
vaastu untuk setiap perubahan tempat, dapat dilihat bahwa beberapa negara
jauh lebih maju, maju dan sejahtera sementara yang lain jauh ke
belakang. Untuk misalnya :

Jepang, keberadaan air jauh di Utara dan Timur dianggap paling
menguntungkan menurut vastu-shastra. Sisi timur Jepang tersebar luas
dan terbuka. Dengan demikian Jepang mendapat manfaat penuh dari
sinar matahari. Inilah sebabnya mengapa Jepang yang kaya dan
makmur. Ada laut di Tenggara dan selatan Jepang, yang merupakan
commit to user
II - 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tempat untuk Api, ini adalah mengapa menderita serangan bom atom
ledakan dan gempa bumi.

Afrika sebagai sebuah benua, sudut timur laut benua ini menyela. Bagian
baratdaya diproyeksikan, tenggara dan selatan memiliki air terbatas, ini
semua kondisi tidak menguntungkan menurut vastu, itu sebabnya negaranegara Afrika terbelakang, tidak berpendidikan, miskin. Namun
sebaliknya, di bagian utara benua ini, terdapat Laut Mediterania, yang
menguntungkan menurut vastu. Di bagian timur, sungai Nil mengalir dan
itulah mengapa peradaban dikembangkan di Mesir dan sekarang nama
Mesir punya dan kehormatan bagi piramida dunia yang terkenal.

Air di Timur Laut dianggap paling menguntungkan dan Jepang
memiliki badan air terbesar ke arah ini, alasan yang menjadi salah satu negara
paling makmur di dunia. Mumbai memiliki air di Timur Utara dan
Pembangkit Listrik Tenaga Atom (Agni) di Timur Selatan demikian menurut
prinsip-prinsip Vaasthu dan tempat, paling kuat makmur di India.
Lokasi dan pembangunan Kuil Balaji terkenal, yang paling makmur
di India, semuanya menurut Vaastu: Tangki air di Dapur, Timur Laut di
Southeast, dan Tuhan di Barat Daya menghadap Timur dan sebagainya. Studi
dilakukan terhadap kota-kota seperti New York, London, Singapura, Hong
Kong, dan lain lain, telah menunjukkan mereka menurut prinsip Vaastu.
Rumah-rumah yang paling terkenal makmur industri juga telah
dipelajari; ini kantor pusat Tata di Mumbai, Akbarallys toko ritel paling
sukses di India, pabrik industri FACOR yang sangat sukses di AP dan banyak
lainnya telah ditemukan menurut Vaastu.
commit to user
II - 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Preseden Design
C.1. Iyengar Yoga Center Indonesia11
Metoda
Iyengar
Yoga
adalah
dengan secara inisiasi menyeluruh dan
mempelajari
pranayama
postur
(kontrol
asana
yoga
pernafasan)
dan
secara
mendalam. Iyengar mempunyai sistem lebih
dari 200 asana klasik dan 14 tipe Pranayama
yg berbeda (dengan banyak variasinya) dari
yang sederhana sampai ke yang sangat sulit.
Ini
telah
terstruktur
dan
dikategorikan
Gb II. 13. Ruang Studio Yoga,
Iyengar Yoga
Sumber :
http://iyengaryogacenterindone
sia.com
sebagaimana dari pemula sampai progres
yang yakin dan aman dari posture awal sampai paling dikedepankan yaitu
kelenturan, kekuatan dan sensitif pada pikiran, tubuh dan jiwa. Metoda
Iyengar banyak menekankan pada pelurusan yang benar dan tepat. Pelurusan
tubuh yang benar mengikuti tubuh menuju perkembangan secara harmonis
didalamnya dengan jalan yang benar sehingga murid tidak mengalami luka
atau sakit ketika berlatih dengan benar. Sebagaimana semua tubuh berbeda
dan semua orang mempunyai kelemahan dan kekuatan yang berbeda. Iyengar
juga mengembangkan menggunakan penyangga yang diperlukan untuk
membantu badan ke dalam posisi yang benar. Penyangganya objek yang
sederhana seperti blok kayu, kursi, sabuk dan selimut yang membantu
melakukan penyesuaian atau mendukung di postur yang berbeda sedemikian
hingga seseorang dapat bekerja pada gerakan yang aman dan efektif. Metoda
Iyengar penekanan tanpa kenal henti pada pelurusan tubuh yang benar dan
metoda yang bekerja telah menyuling aspek terapi yoga. Dengan begitu
praktek Iyengar yoga akan sering mengakibatkan menghapuskan rasa sakit,
meningkatkan postur , dan lain lain tetapi Iyengar Yoga juga dapat digunakan
untuk perlakuan banyak penyakit, termasuk kondisi medis yang sangat serius,
11
http://iyengaryogacenterindonesia.com
commit to user
II - 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan di bawah pengawasan dari suatu guru yang sesuai dan berpengalaman.
"Suatu Asana adalah bukan suatu postur yang mana asumsimu secara mesin.
Itu melibatkan pikiran, pada ujung yang suatu pertimbangan yang dicapai
diantara perlawanan dan pergerakan" BKS Iyengar. Ada tiga aspek Iyengar
yoga yang unik yakni, alasan-alasan teknis, pemilihan waktu dan peruntunan.
Satu-satunya yoga centre yang berdedikasi untuk Iyengar Yoga di
Indonesia dengan jadwal yang lengkap dan cocok bagi semua orang. Dengan
fasilitas :

Tiga unit studio yang baik
dan bersih

Kamar ganti yang dilengkapi
fasilitas, shower, wc, lemari
penyimpanan
barang
dan
pengering rambut

Alat
bantu
(props)
yang
lengkap

Tali dinding (rope wall)

Alas (mat) yang dibersihkan
Gb II. 14. Ruang Studio Yoga yang
dilengkapi fasilitas Yoga
Sumber :
http://iyengaryogacenterindonesia.com
setiap hari
Senam yoga pada Iyengar ini dibagi beberapa kelas. Dan tiap kelas
berbeda kurikulum. Kelas dibagi menjadi :
 Pemula (beginning)
Bagi siswa yang baru mengenal yoga atau baru mempelajari
metode Iyengar yoga. Mempelajari persiapan yoga.
 Namaskar
Bagi siswa yang pernah mempelajari Iyengar yoga dan ingin
melanjutkan latihan. Persiapan dalam “inversion” dan “backbend”
akan diperkenalkan. Untuk megikuti kelas ini, siswa harus
memiliki pengetahuan yang progresif tentang pose yoga dan
mampu untuk mempertahankan mereka. Kelas ini masih dibagi
commit to user
II - 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjadi beberapa kelas seperti namaskar 1, namaskar 2, dan
namaskar 3.
 Gentle
Kelas yang lebih sederhana dan tidak begitu enerjik. Menekankan
peremajaan dan pose pendukung yang dapat mengembalikan sistem
saraf dan melepaskan tekanan yang kronis.
 Pre Natal
Kelas yang ringan yang dirancang untuk mengurangi rasa sakit dan
nyeri yang sering mengganggu sewaktu hamil. Menekankan pada
postur-postur yang dapat memperkuat otot pinggul dan sistem
reproduksi, serta mempertahankan fisik dan mental yang baik
selama proses kehamilan.
 Kids Yoga
Bagi anak-anak berusia 5 tahun ke atas. Kelas ini dirancang dan
dikembangkan sesuai kebutuhan anak-anak agar tetap menarik dan
menyenangkan bagi mereka. Kelas ini juga akan mengajar anakanak tentang kekuatan, fleksibilitas, keyakinan dan konsentrasi
agar mereka dapat membangun karakter yang lebih baik untuk
dunia.
 Teen Yoga
Bagi anak-anak berusia 10 tahun ke atas. Kelas ini masih berfokus
pada kesenangan, tetapi mereka sudah mulai belajar meluruskan
tubuh dengan cara yang benar benar dan mempelajari pose-pose
yoga dengan lebih teliti.
 Lunch Yoga
Bagi mereka yang sering kekurangan waktu. Untuk menambah dan
mengembalikan semangat dengan kombinasi pose-pose yoga.
 Scoliosis Yoga
Bagi orang yang mempunyai penyakit scoliosis. Harus dengan
perjanjian terlebih dahulu.
 Ladies Class
commit to user
II - 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelas khusus untuk wanita yang ditujukuan spesial untuk
kebutuhan khusus wanita.
Selain beberapa kelas diatas, terdapat juga Teacher Training (Pelatihan
Guru). Kurikulum Teacher Training yang diajarkan Iyengar adalah sebagai berikut :

Latihan yoga terus-menerus secara pribadi

Dasar dari Asanas dan Pranayamas (postur tubuh & pernafasan)

Latihan dan prinsip-prinsip dalam mengajarkan Asanas dan
Pranayamas

Sejarah, filosofi dan etika yoga

Dasar penyesuaian dan penggunaan alat bantu (prop)

Mempelajari anatomi dan fisiologi manusia
Yang secara objektif :

Menyampaikan apa yang Anda ketahui secara efektif

Memberikan instruksi dengan jelas dan efektif

Memberikan petunjuk sesuai urutan

Mempertajam persepsi melalui pengamatan

Memahami tahapan yoga

Praktek mengajar

Mempelajari bagaimana cara penyesuaian

Meneliti hubungan dan tanggung jawab antar guru dan siswa

Mempertegas komitmen untuk selalu mempraktekkan Yamas dan
Niyamas dalam latihan yoga dan juga dalam kehidupan sehari-hari.
Selain Kegiatan diatas Iyengar juga mempunyai kegiatan yang lain, yaitu:
 Showroom Kesehatan Holistik melalui Yoga
 Showroom/Pertunjukkan
commit to user
II - 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C.2. Pusat Meditasi Vipassana "Dhamma Java" 12
Dengan lahan seluas 2,5 Hektar, Pusat
Meditasi ini terletak di Desa Gunung Geulis,
Kabupaten
Bogor
pada
sebuah
Resor
Pegunungan, dengan jarak perjalanan kurang
lebih
satu
jam
dari
Jakarta.
Dengan
pemandangannya yang Indah, suhu udara yang
sejuk dan fasilitas-fasilitas yang cukup nyaman,
membuatnya menjadi sebuah tempat ideal untuk
bermeditasi secara serius.
Gb. II. 15. Pusat Meditasi
Vipassana “Dhamma Java”
Sumber :
http://www.java.dhamma.org/
Pusat meditasi ini diselenggarakan di
pusat-pusat Vipassana maupun tempat-tempat non-center lainnya memperkenalkan
meditasi Anapana pada anak-anak muda usia 8 tahun keatas, yakni suatu praktek
pengamatan nafas alamiah untuk mengonsentrasikan pikiran. Metode ini dapat
dipraktekkan dengan bebas oleh semua orang, di mana pun, dan kapan pun juga. Itu
dipraktekan oleh orang dari berbagai ras, komunitas, dan agama dan terbukti sama
bermanfaatnya bagi semua.
Anak-anak muda yang telah mulai berlatih Anapana menyadari banyaknya
manfaat. Kemampuan konsentrasi mereka semakin tinggi, ingatan mereka semakin
tajam, dan kemampuan mereka memahami subyek menjadi lebih baik, dan mereka
menjadi lebih tenang. Umumnya, mereka memiliki alat praktis untuk dipergunakan
dalam menghadapi persoalan atau tantangan macam apapun.
Meditasi
Vipassana
diajarkan
dalam kursus retreat selama 10 hari
(yang dilengkapi dengan penginapan dan
makanan sehari-hari) dimana para siswa
menjalankan "berdiam diri yang mulia"
(tidak
bicara)
sementara
mereka
mempelajari teknik meditasi ini. Intruksi
dan pengarahan diberikan secara teratur
Gb II. 16. Ruang Tidur Asrama
Sumber :
http://www.java.dhamma.org/
selama kursus berlangsung.
Vipassana bukanlah :
12
http://www.java.dhamma.org/
commit to user
II - 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

Upacara atau ritual yang berdasarkan kepercayaan buta

Hiburan intelektual atau fisik.

Istirahat, penyembuhan atau hiburan

Pelarian dari kewajiban sehari-hari
Meditasi untuk kehidupan sehari-hari
Vipassana adalah meditasi yang sederhana dan praktis yang memungkinkan
seseorang mampu menghadapi ketegangan dan masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari dengan tenang dan seimbang.Ini adalah cara yang
sistematis untuk mengembangkan kebijaksanaan, penguasaan diri dan
kedamaian pikiran yang sejati.
Pusat Meditasi Dhamma Java ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu :
Gb II. 17. Ruang Meditasi Bersama
Sumber :
http://www.java.dhamma.org/
Gb II. 18. Tempat Tinggal Guru
Sumber :
http://www.java.dhamma.org/
Gb II. 19. Asrama Siswa/Siswi
Gb II. 20. Ruang Makan
Sumber :
http://www.java.dhamma.org/
Sumber :
http://www.java.dhamma.org/
commit to user
II - 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Telah selesai pembangunan awalnya dan
mulai
menyelenggarakan
Kursus
Vipassana pertama sejak April 2003.
Daya tampung Dhamma Java saat ini
hanya sekitar 60 (lima puluh) siswa dan
siswi.
Dan
menurut
rencana
akan
diperluas hingga dapat menampung 120
siswa/siswi di waktu mendatang.
Gb II. 21. Kanopi
Sumber :
http://www.java.dhamma.org/
commit to user
II - 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
A. Analisa Makro
A.1. Skala Pelayanan Kota Surakarta dan Sekitarnya
Gb. III.1 Peta Karanganyar
Sumber :
http://www.karanganyarkab.go.id
Gb. III.2. Peta SurakartaSumber :
http://wikipedia.com
Gb. III.3. Peta Sukoharjo
Sumber :
http://vizata.viuzza.net
Skala Pelayanan Yoga Centre yang
direncanakan
diharapkan
dapat
berpotensi dengan kabupaten yang lain
yang masih berbatasan dengan Kota
Surakarta.
Seperti
Kabupaten
Karanganyar yang memiliki potensi
Pariwisata, Kotamadya Surakarta yang
memiliki potensi komersial yang tinggi,
dan Kabupaten Sukoharjo yang dalam
tahap pembangunan komersial di
wilayah Solo Baru, Sukoharjo.
A.2. Dasar Pemilihan Lokasi dan Potensi Site
A.2.1.
Dasar pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi direncanakan agar didapatkan lokasi yang terpilih
yang tepat guna dan tepat sasaran dalam hal penggunaan penerapan konsep
Vaastu. Selain itu lokasi juga tepat sasaran oleh dan bagi para pengguna
to user
(user). Berdasarkan data-datacommit
yang telah
diperoleh berdasarkan karakteristik
III - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan olahraga yoga dengan penerapan konsep Vaastu yang menggunakan
5 elemen yaitu Bumi, Air, Udara, Api, Ether, maka diambillah dasar
pertimbangan dalam pemilihan site sebagai berikut:
A.2.2.
a)
Udara masih segar, asri dan sejuk
b)
Penggunaan cahaya matahari pagi, siang dan sore hari.
c)
Lokasi site menghadap ke Utara.
Dasar Potensi Site

Mudah dicapai (jalan dua arah)

Lokasi mudah diingat

Berada di pinggir jalan raya

Berada di dekat area rekreasi yang sejuk

Luasan site masih cukup luas sehingga memungkinkan untuk
menghindari terjadinya penggusuran rumah-rumah penduduk
A.3. Lokasi Site, Existing Site, Potensi Site
A.3.1.
Lokasi Site Yang Dipilih
Gb. III.4 Lahan Site Terpilih
Sumber : dok. pribadi
Dengan berbagai pertimbangan tersebut diatas, didapat lokasi site
to user Kabupaten Karangnyar, yang
yang terletak di Kecamatancommit
Karangpandan,
III - 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan daerah yang masih sejuk dan asri. Hal tersebut dikarenakan
Lokasi Site berada di dekat kaki Gunung Lawu yang sebagian besar masih
tertutup hutan dan juga terdapat objek wisata dipegunungan Lawu yaitu
Taman Semar dan Air Terjun Grojogan Sewu yang berada di Kecamatan
Tawangmangu, Gunung Lawu.
A.3.2.
Existing Site
Terletak di Jalan Lawu.
Utara Site
171 m2
Site
245,72 m2
256 m2
172,96 m2
Gb. III. 5 Existing Site
Sebelah Utara, Barat dan Timur merupakan daerah pemukiman. Dan
Sebelah selatn masih daerah hutan yang masih banyak pepohonan
yang asri.
A.3.3.
Tinjauan Potensi

Mudah dicapai (jalan dua arah)

Lokasi mudah diingat

Berada di pinggir jalan raya

Berada di dekat area rekreasi yang sejuk
commit to user
III - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.4. Penataan Site
Penataan site yang dimaksud lebih kearah pengumpulan data serta
analisa site dan lingkungan sekitar yang memberikan pengaruh nantinya
terhadap direncanakannya Yoga Centre. Tujuan yang akan dicapai dari hasil
penganalisaan terhadap site terpilih meliputi beberapa faktor yang meliputi;
klimatologis, view/orientasi bangunan, noise, serta sirkulasi/pencapaiannya.
Dari beberapa analisa yang dilakukan tersebut, akan didapat alternatif hasil
analisa yang dapat menjadi pertimbangan selanjutnya yang menjadi sebuah
problem perancangan Yoga Centre dan juga menuju proses tahapan desain
massa bangunan yang sesuai dengan Yoga Centre itu sendiri.
Dengan demikian, bagaimana upaya menganalisa mewujudkan
penataan site yang sesuai untuk direncanakannya Yoga Centre, sehingga
didapatkan hasil analisa tata site yang nyaman bagi Yoga Centre itu sendiri
nantinya maupun bagi lingkungan sekitarnya.
A.4.1. Analisis Klimatologis
Gb. III. 6 Analisis Klimatologis

Angin berasal dari Pegunungan Lawu dan Matahari terbit
dari timur.

Angin gunung bersifat dingin dan Matahari bersifat panas.
Solusi : pemberian barier dapat meredam panas matahari.
Pemberian barier
Gb. III. 7 Solusi Analisis Klimatologis
commit to user
III - 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.4.2.
Analisis Noise

Pemberian barier juga dapat meredam noise yang berasal dari
jalan
Noise berasal dari arah jalan raya
Gb. III. 8 Analisis Noise
A.4.3.
Analisis View Site

View bangunan menuju ke dalam.

Vaastu memiliki Main Entrance (ME) “Gate” pada arah utara
SE
ME
Gb. III. 9. Analisis View dan
Orientasi
commit to user
III - 5
perpustakaan.uns.ac.id
A.4.4.
digilib.uns.ac.id
Analisis Zoning
Berdasarkan kelompok, zoning dibedakan
menjadi 4 yaitu publik, semi publik, semi
privat dan privat.
Mengacu pada penggunaaan arah
vaastu dan penggunaan 5 elemen
vaastu : Api (fire), Air (water),
Tanah (earth), Angin (udara), Ether
(Langit)
publik
Semi Privat
Semi Publik
Bentuk penataan site
memusat
Privat
Gb. III. 10. Analisis Zonning
Sehingga di dapat :
 Zona Publik
: Kelompok Plaza Penerimaan
 Zona Semi Publik : Kelompok Penunjang Kegiatan Yoga, Kelompok
Service
 Zona Semi Privat : Pengelola, R. Tinggal Instruktur, dan Wisma
pengunjung
 Zona Privat
: Kelompok Kegiatan Yoga
commit to user
III - 6
perpustakaan.uns.ac.id
A.4.5.
digilib.uns.ac.id
Analisis Gubahan Massa
Utk bentuk
atap
Bentuk asal dari
Vaastu Purusha
Mandala
Mempunyai kelebihan
pada bukaan tiap ruang
dan penggunaan
sirkulasi udara dari arah
luar
Bentuk Vaastu Purusha Mandala
Arah alur
sirkulasi
commit to user Gb. III. 11. Analisis Gubahan Massa
III - 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.5. Program Ruang
Tata ruang dan bangunan yang direncanakan didasarkan atas penggolongan
berdasarkan zoning kegiatan sehingga didapatkan program ruang yang sesuai dengan
kebutuhan dan kenyamanan penggunanya, serta mampu menampung kegiatan publik
(meliputi kegiatan informasi, promosi, dan penunjang), kegiatan semi publik
(kegiatan pelayanan), kegiatan privat (kegiatan intern pengelola), dan kegiatan servis
(kegiatan operasional bangunan).
Kegiatan publik
Kegiatan servis
Langsung
Tidak Langsung
Kegiatan semi publik
Kegiatan privat
Skema III. 1. Program Ruang
Sumber : Analisa Pribadi
Dengan
demikian,
bagaimana
mewujudkan
tata
ruang
dengan
memperhatikan organisasi ruangnya agar aktivitas di dalam bangunan dapat
terwadahi dengan baik dan tidak saling tumpang tindih antara kegiatan yang satu
dengan yang lain.
A.6. Penerapan Vaastu Pada Tampilan Bangunan
Sebagai bangunan yang diharapkan dapat mewujudkan Yoga Centre
yang menjadi life style bagi masyarakat, secara khusus, maka bangunan
tersebut harus mempunyai daya tarik dalam segi perwadahannya. Hal ini
diwujudkan melalui tampilan fisik yang menarik bagi karakter bangunan
komersil dalam usaha untuk menarik pengunjung dengan pendekatan konsep
Vaastu, yang dilatar belakangi dari pola berpikir masyarakat yang spiritual
khususnya akan kebutuhan dan minat terhadap spiritual dan kebugaran tubuh.
Sehingga yang harus diperhatikan pada permasalahan desain pada
tampilan bangunan adalah bagaimana mengolah gubahan massa pada
bangunan Yoga Centre yang direncanakan sehingga tercipta suatu bentuk
bangunan dengan pendekatan konsep Vaastu dan sesuai dengan fungsinya
sebagai wadah pusat yoga. commit to user
III - 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.7. Sistem Bangunan
Sistem bangunan yang dimaksud meliputi sistem struktur dan
utilitas. Sistem struktur bangunan yang direncanakan meliputi tiga bagian
utama yaitu sub struktur, super struktur dan upper struktur. Ketiganya harus
diperhatikan karena mempengaruhi kuat/tidaknya bangunan tersebut dapat
berdiri kokoh dan memberikan kenyamanan aktivitas di dalamnya.
Sedangkan sistem utilitas yang direncanakan meliputi mekanikal
elektrikal (jaringan listrik, jaringan komunikasi), sistem sanitasi (jaringan air
bersih, air kotor, air hujan), sistem pengangkutan sampah, pengamanan
terhadap kebakaran dan penangkal petir. Dalam penempatan masing-masing
sistem utilitas tersebut harus benar-benar diperhatikan, ditata secara teratur
dan jelas perletakannya sehingga mempermudah dalam pemeliharaan dan
pengecekan, serta efektif dan efisien dalam pembiayaan operasionalnya.
Dengan demikian, bagaimana merencanakan sistem struktur yang
akan digunakan pada bangunan Yoga Centre serta tata utilitas yang
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi usernya dalam mendukung
mobilitas secara vertikal maupun horizontal.
B. Analisis Mikro
B.1. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
B.1.1. Analisis Pelaku Kegiatan
 Dari Kegiatan Yoga ini meliputi :

Yoga For Kids

Yoga For Teenage

Yoga For Beginning

Yoga For Intermediet

Yoga Pre Natal (Ibu Hamil)

Yoga For Woman

Yoga For Scoliosis

Teacher Training
 Kegiatan Inventarisasi/dokumentasi
commit to user
III - 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu mencatat dan mengidentifikasi semua jenis kegiatan yoga
serta pengadaan buku-buku yoga dan bentuk karya audio visual
 Kegiatan Pengembangan
 Kegiatan informasi
merupakan kegiatan workshop ataupun seminar terhadap
semua jenis kegiatan termasuk promosi dan pemasaran.
 Kegiatan Penunjang
Merupakan kegiatan pelayanan dan service sebagai kegiatan
penunjang.
 Kegiatan Pengelolaan
Merupakan kegiatan administrasi yang meliputi kegiatan
koordinasi, keuangan, pemeliharaan, serta keamanan.
Dari penjelasan diatas, didapatkan jenis-jenis pelaku kegiatan
berdasarkan aktifitas macam kegiatan yang dilakukan, yaitu:
1.
Murid/Siswa/Pengunjung
Sebagai pelaku kegiatan Yoga
Kelompok ini dibedakan menurut umur, yaitu :
 Kelompok anak-anak/kids (5-12th)
Karakter sifatnya serba ingin tahu, menyukai sesuatu yang
bersifat permainan dan penuh dengan gerak dalam ruang
yang berskala kecil.
 Kelompok umur remaja/teenage (13-23th)
Karakter sifatnya cenderung rasional, suka bersaing,
menyukai petualangan, olahraga, dan bersifat romantis.
 Kelompok umur Dewasa, Ladies, Man (24-45th)
Karakter sifatnya menyukai kegiatan yang lebih tenang
seperti melakukan yoga sebagai wujud relaksasi dan
olahraga.
 Kelompok umur Orangtua/Lansia (diatas 45th)
commit to user
III - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakter sifatnya menyukai kegiatan santai seperti kegiatan
senam yoga, menikmati pemandangan alam, duduk santai
dan kegiatan yang bersifat rileks.
2.
Pembina/Instruktur/Yogi
Yang melakukan pembinaan, bimbingan, pengarahan, dan
sebagainya, baik instruktur maupun para yogi atau orang yang
dianggap mampu.
3.
Pengelola
Yang melakukan pengelolaan dan pemeliharaan agar supaya
kegiatan yang ada di dalamnya berlangsung secara baik dan
lancar.
B.1.2. Analisis Frekuensi Dan Pelaksanaan Kegiatan
1.
Frekuensi Kegiatan
Frekuensi kegiatan tergantung pada jenis kegiatan yang
dilaksanakan.
2.
Pelaksanaan Kegiatan
Berdasarkan frekuensi kegiatan
-
kegiatan tetap
adalah kegiatan yang diselenggarakan pengelola setiap saat
sesuai dengan jadwal yang diatur.
-
kegiatan temporer
adalah kegiatan yang diselenggarakan secara temporer yang
biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dianggap
aktual atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar.
Berdasarkan penyelenggaranya
-
Kegiatan intern
adalah kegiatan yang dilakukan pihak pengelola Yoga
Centre.
-
Kegiatan ekstern
commit to user
III - 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adalah kegiatan yang diselenggarakan pihak luar yang
masih
berkenaan
dengan
pengembangan dengan
program
pembinaan
dan
persetujuan pengelola.
B.1.3. Analisis Aktifitas Kegiatan Yoga Centre

Kegiatan Aktifitas Penerima
Menunggu
Melihat
Metabolism
Datang
Pulang
Mencari Informasi
(Receptionist)
Parkir
Ibadah
Pendaftaran
Skema. III. 2. Analisis Kegiatan
Penerima
Perpustakaan, dll

Kegiatan Aktifitas Utama (Yoga, Meditasi, dan Olahraga)
Makan/Minum
Datang
Parkir
Absen
Olahraga Yoga,
Meditasi,
Relaksasi, dll
Metabolisme
Pulang
Ibadah
Perpustakaan
Skema. III. 3. Analisis Kegiatan Utama

Kegiatan Aktifitas Instruktur Yoga
Makan/Minum
Datang
Parkir
Absen
Olahraga Yoga dan
Meditasi
Metabolisme
R. Tinggal
Instruktur
Pulang
Ibadah
Skema. III. 4. Analisis Kegiatan Instruktur Yoga
commit to user
III - 12
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Kegiatan Aktifitas Pengelola
Makan/Minum
Datang
Parkir
Menuju R. Staff,
Pertemuan, dll
Absen
Metabolisme
Pulang
Ibadah
Service, Pelayan, dll
Skema. III. 5. Analisis Kegiatan Pengelola

Datang
Kegiatan Aktifitas Penunjang
Parkir
Menuju Plaza
Makan/Minum
Menuju Wisma,
Perpustakaan
Metabolisme
Ibadah
Menuju Visual
Pertunjukkan Yoga
Skema. III. 6. Analisis Kegiatan Penunjang
B.1.4. Analisis Kebutuhan Peruangan
 Dasar pertimbangan :
 Kriteria kegiatan yang ada
 Jenis kegiatan yang terjadi
 Pelaku kegiatan
Tabel III.1. Analisis Kegiatan dan Peruangan
MACAM KEGIATAN
KEBUTUHAN RUANG
A. Kegiatan Penerimaan
Pelaku : Seluruh Pengguna
1. Penerimaan/Menunggu
 Area Parkir (Pos Keamanan,
Car Call)
 Hall/Lobby
 Ruang Tunggu
2. Informasi/Pendaftaran
R. Receptionist
commit
to user
Penunjang Kegiatan
Penerimaan
III - 13
Pulang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Promosi
R. Promosi
2. Pustaka
R. Perpustakaan
3. Gallery
R. Gallery
4. Workshop
R. Visual Pertunjukkan Yoga
5. Ibadah
R. Mushola
6. Metabolisme
R. Lavatory
7. Makan/Minum
Restaurant (Vegetarian)
B. Kegiatan Utama (Yoga Dan Meditasi)
Pelaku : Anak-anak (Kids)
1. Senam Yoga
R. Latihan Senam
 Latihan Bersama
2. Meditasi
R. Latihan Meditasi
 Latihan Meditasi Bersama
Pelaku : Teenage
1. Senam Yoga
R. Latihan Senam
 Latihan Bersama (indoor)
2. Meditasi
R. Latihan Meditasi
 Latihan Bersama(indoor)
Pelaku : Dewasa
1. Senam Yoga
R. Latihan Senam
 Latihan Bersama (indoor)
2. Meditasi
R. Latihan Meditasi
 Latihan Bersama (indoor)
Penunjang Kegiatan Yoga
1. Theraphy Scoliosis
R. Theraphy
2. Bimbingan Training Teacher
R. Bimbingan Teacher Training
3. Visualisasi gerakan Yoga
R. Visual/Pertunjukkan
4. Membaca/Mendalami Yoga
R. Perpustakaan
5. Diskusi
R. Diskusi
6. Konsultasi
R. Konsultasi
7. Berkumpul
Hall
commit to user
III - 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Ganti baju
R. Ganti/Kamar Mandi
9. Menyimpan Peralatan
Gudang
10. Metabolisme
R. Lavatory
C. Kegiatan Instruktur Yoga
Pelaku : Instruktur
a) Kerja
R. Instruktur
b) Ibadah
Masjid
c) Metabolisme
R. Lavatory
d) Makan/Minum
R. Makan
D. Kegiatan Olahraga
Pelaku : Pengunjung
a) Fitness
R. Fitness
b) Aerobic
R. Aerobic
c) Ganti baju
R. Loker dan R. Ganti/Kamar
d) Metabolisme
Mandi
R. Lavatory/Kamar Mandi
E. Kegiatan Pengelola
Ruang Pimpinan (pelaku : pengelola)
1. Pimpinan (Memimpin)
R. Pimpinan
2. Sekretaris
R. Sekretaris
3. Staff
R. Staff
4. Administrasi (Keuangan)
R. Administrasi (Tata Usaha)
5. Arsip
R. Arsip
6. Rapat
R. Rapat
7. Public Relation (Humas)
R. Public Relation (Humas)
8. Ruang Tamu
Hall (Lobby)
9. Makan/minum
R. Makan (Pantry)
10. Metabolisme
R. Lavatory
11. Ibadah
R. Mushola
Pengelola Restaurant (pelaku : karyawan)
1. Memasak
R. Dapur
2. Metabolisme commit to user
R. Lavatory
III - 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Kegiatan Service
Pelaku : Staff Karyawan
1. Ibadah
Masjid
2. Metabolisme
R. Lavatory
3. Mekanikal elektrikal
R. MEE
4. Ground Reservoir
R. Ground Reservoir
5. Perawatan air
Water Treatment
6. Perawatan alat
R. Maintenance
7. Mengontrol
R. Kontrol
B.2. Analisis Besaran Peruangan
Dasar Pertimbangan:
 Jenis/Karakter kegiatan yang diwadahi
 Perkiraan besaran dan jumlah perabot
 Perkiraan jumlah staf
Flow/Sirkulasi:
10%
: untuk flow minimum
20%
: untuk flow gerak
30%
: untuk flow kenyamanan fisik
40%
: untuk flow kenyamanan psikis
50%
: untuk flow kegiatan yang spesifik
60%
: untuk flow kegiatan servis
70-100% : untuk flow terhadap keterkaitan dengan banyak kegiatan
Perhitungan besaran ruang berdasarkan standard dan studi literature
sebagai berikut:

Ernst Neufert, Architect Data (AD)

Time Server Standard For Building Types (TSS)

Studi Ruang

Asumsi
commit to user
III - 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.2. Analisis Besaran Ruang Kelompok Penerimaan
1
Kapasitas
Flow
Luas (m2)
7,5 m
25 mobil
40%
262,5
1,5 m2/org
200 orang
100%
600
Ruang
No
Standart
Area Parkir
 Mobil
2
Hall Penerimaan
3
2
Receptionist
1,2 m /org
3 org penerima
3,6
TOTAL
866,1
Tabel III.3. Analisis Besaran Ruang Penunjang Kelompok Penerimaan
No.
Ruang
1
R. Perpustakaan
Kapasitas
Flow
Luas (m2)
R. Koleksi buku : 1
50
50%
200
m2/org
50
50%
50
20%
100
40%
Standart
R. Baca : 2 m2/org
2
Loker : 1 m /org
2
3
Rumah Makan
Lavatory
1,2 m2/org
2
1,5 m /KM/WC
1,5 m2/wastafel
TOTAL
168
6 bilik(pa-pi)
4 buah
11
379
Tabel III.4. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Yoga
No
Ruang
1.
R. Senam Yoga
 R. Latihan fisik
2.
Kapasitas
Flow
Jmlh
Luas (m2)
4 m2/org
20 org
40%
5
432
4 m2/org
20 org
40%
5
432
40%
1
42
4
36
1
63
Standart
R. Meditasi
 R. Meditasi Bersama
2
3.
R. Diskusi
1,5 m /org
20 org
4.
R. Konsultasi
1,5 m2/org
4 org
5.
Hall
1,5 m2/org
30 org
6.
R. Peralatan
Asumsi
commit to user
40%
6
III - 17
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
1,5 m2/KM/WC
1,5 m2/wastafel
TOTAL
R. Lavatory
6 bilik(pa-pi)
4 buah
11
1022
Tabel III.5. Analisis Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga
No
Ruang
Standart
Kapasitas
Flow
Jmlh
Luas
(m2)
4 m2/org
4
50%
- Class For Kids
4 m2/org
10
40%
56
- Class For Teenage
4 m2/org
10
40%
56
- Class For Adult
4 m2/org
10
40%
56
- Class For Theraphy
4 m2/org
10
40%
56
3.
R. Visual/Pertunjukkan
4 m2/org
100
40%
560
4.
R. Hall
1,5 m2/org
30
40%
45
5.
R. Lavatory
1,5 m2/KM/WC
1,5 m2/wastafel
1.
R. Theraphy
2.
R. Bimbingan Teacher
4
96
Training
6 bilik(pa-pi)
4 buah
11
TOTAL
376
Tabel III.6. Analisis Besaran R. Tinggal Instruktur Yoga
No
1
Ruang
Standart
R. Tinggal Instruktur Yoga
16 m2/org
Kapasitas
Luas (m2)
10
160
TOTAL
160
Tabel III.7. Analisis Besaran Ruang Bangunan Wisma
No
1
Ruang
R. Penginapan
Standart
Kapasitas
Luas (m2)
24
384
16 m2/org
TOTAL
384
commit to user
III - 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.8. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang
Ruang
No
Standart
Kapasitas
Flow
Jmlh
Luas (m2)
1.
Fitness
4 m2/org
20 org
40%
2
224
2.
Aerobic
4 m2/org
20 org
40%
2
224
3.
R. Loker
1.5 m2/org
60 org
20%
1
90
4.
R. Ganti/Kamar
3 m2/org
1 org/bilik
20%
20
48,96
1,5 m2/KM/WC
1,5 m2/wastafel
6 bilik(pa-pi)
4 buah
Mandi
5.
R. Lavatory
11
597,96
TOTAL
Tabel III.9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola
No
Ruang
Standart
Kapasitas
Flow
Luas (m2)
Ruang Pimpinan dan Manajerial
1.
R. Pimpinan
16 m2
1
16
2.
R. Sekretaris
8 m2
1
8
3.
R. Staff
8 m2
20
160
4.
R. Administrasi
8 m2
20
8
2
20
8
5.
R. Public Relation 8 m
6.
R. Arsip
9 m2
7.
R. Rapat
1,6 m2/org
20
32
8.
Hall (Lobby)
1,5 m2/org
30
45
9.
R. Lavatory
1,5 m2/KM/WC
6 bilik(pa-pi)
1,5 m2/wastafel
TOTAL
4 buah
9
11
297
commit to user
III - 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola
NO
1
Ruang
R. Mushola
2
R. Lavatory
3
R. MEE
Standart
Kapasitas
Tempat sholat: 1,3x0,75 m2/org
20 org
Tempat Wudhu: 0,8 m2/org
10 orang
1,5 m2/KM/WC
1,5 m2/wastafel
6 bilik(pa-pi)
2 buah
Luas (m2)
156
11
 R. Genset
Asumsi
27
 R. Panel
Asumsi
6
4
Ground Reservoir
Asumsi
27
5
Water Treatment
Asumsi
32
6
R. Maintenance
Asumsi
12
7
R. Kontrol
Asumsi
6
TOTAL
277
Rekapitulasi Total Besaran Ruang
1. Plaza Penerimaan
:
866,1 m2
2. R. Penunjang Penerimaan
:
379
m2
3. R. Kegiatan Yoga
:
1022
m2
4. R. Penunjang Kegiatan Yoga
:
432
m2
5. R. Wisma
:
160
m2
6. R. Olahraga Penunjang
:
597,96 m2
7. R. Tinggal Instruktur Yoga
:
384
m2
8. R. Pimpinan Manajerial
:
297
m2
9. R. Service
:
277
m2 +
4415,06 m2
Total Luas Ruang
commit to user
III - 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.3. Analisis Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang
Kelompok Penerimaan
Kelompok Kegiatan Yoga
Kelompok Penunjang Penerimaan
Kelompok Penunjang
Kegiatan Yoga
Pimpinan Manajerial
Wisma
Tempat Tinggal
Instruktur Yoga
Kelompok Service
Alur pengelola
Alur service
Alur pengunjung
Alur Instruktur Yoga
Skema. III. 7. Alur Pergerakan Hubungan Antar Kelompok Kegiatan Peruangan
commit to user
III - 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.4. Pendekatan Desain Bangunan
Suatu bentuk yang menampilkan desain memiliki unsur pembentuk
garis yang :
a. Menampilkan suatu alur gerak dinamis seperti gejolak, luncuran,
lonjakan, lenturan, pusaran, pantulan, dan sebagainya.
b. Menunjukkan suatu irama hidup, seperti langkah naik-turun, majumundur dan sebagainya.
c. Menampilkan perubahan secara perubahan secara kualitas dan
kuantitas seperti menjadi banyak, berkurang, bertambah besar,
semakin tinggi, mengecil dan sebagainya.
B.4.1. Ungkapan Fisik Bangunan
Ungkapan-ungkapan fisik bangunan yang dirasa dapat
mendukung suasana tersebut diantaranya adalah:
1. Memberikan kesan mengundang dan menerima
» Plaza
sebagai
penangkap
arus
pola
pergerakan
pengunjung
» Melalui kanopi sebagai ruang transisi dan penerima
» Pemberian bidang transparan pada fasade sebagai
refleksi penampilan terbuka.
2. Kejelasan fungsi bangunan dan peruangan
» Perbedaan ketinggian lantai atau perbedaan pola lantai
untuk membedakan fungsi atau peran antar ruang.
» Melalui pemberian pintu dan jendela serta penyempitan
lorong pada selasar untuk memperjelas perbedaan fungsi
ruang. Ruang sirkulasi/koridor diusahakan berbeda
antara sirkulasi pengunjung dengan staff serta tidak
menimbulkan kesan yang menyeramkan.
» Memasukkan sinar matahari dengan penggunaan bahan
transparan seperti kaca atau polycarbonate untuk
memberikan kesan lapang dan terbuka.
3. Selaras dengan
unsur
elemen Vaastu
commit
to 5user
III - 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Vastu hanya mengajarkan kita untuk mengikuti aturan alam
dan menyeimbangkan lima elemen dari mana kita semua,
alam semesta ini terdiri dari Api, Udara, Bumi/Tanah, Air,
Ether (Space).
» Penempatan vegetasi pada bangunan, baik pada interior
maupun eksterior bangunan.
» Pemberian
elemen
arsitektural
pada
pengolahan
landscape, misal sculpture, air mancur dan kolam.
» Pemilihan warna dan material yang selaras dengan
nuansa alami.
4. Memberikan suatu pengalaman yang baru.
» Penampilan bangunan yang sesuai keadaan iklim
Indonesia yaitu iklim tropis namun bentuk bangunan
berbeda dengan bentuk bangunan di lingkungan sekitar
dan
menimbulkan
kesan
bangunan
mendominasi
sehingga bangunan mempunyai daya tarik tersendiri.
» Bentuk simetris memberi kesan dinamis dan seimbang.
5. Penataan interior bangunan di usahakan menampilkan
suasana yang akrab, nyaman dan tidak membosankan/tidak
menimbulkan tekanan mental.
» Pada ruang latihan Yoga di usahakan untuk memberikan
kesan cozy layaknya di rumah sendiri. Sehingga di
harapkan penataan ruang dalam yang nyaman, dapat
mendukung proses penyembuhan.
» Pada ruang terapi atau ruang dengan peralatan dipilih
elemen-elemen desain yang dapat mengalihkan perhatian
pengguna sehingga beban psikologis dapat direduksi
dengan tampilan yang dinamis dan menarik dan sesuai
dengan karakter anak dan karakter orang dewasa.
» Sedangkan pada ruang tunggu selain memasukkan unsur
taman kedalam ruang untuk mengatasi kebosanan di
perlukancommit
juga fasilitas
to usertambahan yang dapat mendukung
III - 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aktifitas menunggu seperti ruang bermain anak serta
unsur kolam mendukung aktifitas para remaja dan
orangtua.
6. Konsep warna pada interior bangunan
Para psikolog percaya bahwa warna mempengaruhi
suasana hati menjadi yang sangat kuat dan berapa banyak
waktu yang kita gunakan di dalam ruang kita. Sehingga
warna sangat berperan serta mempengaruhi psikologi usia.
Konsep Warna Pada Psikologi Pengunjung (Anak, Remaja,
Dewasa dan Lansia
Kesukaan anak terhadap warna tergantung pada selera
pribadi dan sikap budaya, anak kecil menyukai warna yang
cerah dan menyala serta kurang menyukai warna pastel.
Dengan
bertambahnya
usia,
sikap
mereka
berubah.
Kebanyakan anak menyukai warna merah, biru, kuning,
hijau dan kurang menyukai warna hitam, putih dan coklat.
Konsep keindahan warna pada gambar lebih dipengaruhi
warna
daripada
bentuk
dan
mereka
mengartikan
berdasarkan pengalaman, contoh warna kuning (warna
matahari) yang memberi rasa kebahagiaan dan kehangatan.
Kombinasi warna sangat tidak menentu pada anak kecil,
merah- hijau dan merah-biru merupakan warna yang sangat
disukai sedangkan coklat-hijau yang paling tidak disukai.
Warna-warna tersebut disukai oleh para orang dewasa dan
juga disukai oleh para lansia.
7. Desain Rekreatif Pada Bangunan
a)
Desain Rekreatif Bagi Anak dan Remaja
» Irama bangunan mengolah bentuk-bentuk non formil
(tidak monoton)
» Terdapat
pengulangan/repetisi
bentuk
agar
menimbulkan tidak jenuh
commit to user
III - 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
» Adanya kesatuan/unity antara bentuk satu dengan
bentuk-bentuk lainnya.
» Pemakaian warna yang menarik dan dinamis.
b)
Desain Rekreatif Bagi Orang Dewasa dan Lansia
» Irama bangunan sedikit formil dan sedikit tidak
monoton.
» Terdapat
pengulangan/repetisi
bentuk
agar
menimbulkan tidak jenuh
» Pemakaian warna dinamis.
B.5. Pendekatan Struktur
Dasar pertimbangan:
 Beban yang harus didukung.
 Kondisi tanah.
 Bentuk dan dimensi vertikal bangunan.
 Karakter bangunan.
 Pengaruh terhadap lingkungan sekitar.
Analisa:
Beberapa pendekatan sistem struktur yang biasa digunakan sebagai
bangunan komersial yaitu:
 Sistem struktur konvensional
Sistem struktur ini pada umumnya menggunakan struktur rangka
maupun core wall sebagai struktur badannya, struktur rangka baja
sebagai struktur penutup atapnya.
Gb. III. 12. Struktur rangka
dan struktur atap rangka baja.
commit to user
sumber: dokumen pribadi.
III - 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 advanced structure system
Sistem struktur ini menggunakan bahan, teknologi dan bentuk yang
mutakhir seperti penggunaan struktur kabel, cangkang, spaceframe,
truss, dan membran.
Gb. III.13. Struktur space frame,
struktur kabel.
Sumber: dokumen pribadi
zHasil analisa:
Bangunan
Pusat
Yoga
yang
direncanakan
menggunakan
penggabungan antara sistem struktur konvensional dan advanced
structure.
Pada
bangunan
konvensi
akan
direncanakan
menggunakan sistem struktur spaceframe, penggunaan dak pada
bangunan utama sebagai roof garden dan roof photovoltaic,
penggunaan baja ringan pada pada struktur rangka, zincalume dan
aluminium pada bahan penutup atap dan bahan- bahan aman
terhadap lingkungan lainnya.
B.6. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan
B.6.1 Analisa pencahayaan
1) Pencahayaan alami
Dasar pertimbangan :
 Sistem pencahayaan yang hemat energi.
 Pemanfaatan matahari untuk pencahyaan alami pada
ruang-ruang publik seperti atrium/ hall dan ruang
pameran.
commit to user
III - 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa
pemborosan.
Pencahayaan alami,
menggunakan cahaya
matahari
Analisa:
Sinar matahari
Pencahayaan artifisial
Skema III. 8. Macam pencahayaan.
sumber: analisa penulis.
Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem
pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari.
Cahaya alami akan memberikan kesan transparan pada
bangunan sehingga interior dapat terekspose dengan baik
pada siang hari.
Hasil analisa
 Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
utama pada siang hari.
 Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela sebagai
pengatur banyaknya cahaya matahari yang masuk.
2) Pencahayaan buatan
Dasar pertimbangan
 Kebutuhan kuat penerangan.
 Jenis penerangan.
 Jenis ruang.
Analisa
Pencahayaan
digunakan
selain
untuk
memberikan
penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga
commit
to user
digunakan untuk
memberikan
penerangan ruang-ruang yang
III - 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi
ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan
buatan, diantaranya:
 Fluorescence
Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat
penerangan tinggi, seperti: koridor, ruang pameran dan
sebagainya.
 Lampu pijar
Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat
penerangan sedang, seperti: lift, shaft, dan sebagainya.
 Special lighting (spot light)
Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat
penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana
khusus, seperti; hall, ruang pameran, ruang pertunjukan
dan sebagainya.
Hasil analisa
 Pencahayaan
buatan
di
dalam
ruang-ruang
pada
bangunan yang direncanakan menggunakan perpaduan
antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting
yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar
optimal,
penggunaan
kisi-kisi
lampu
untuk
memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif
tindakan yang perlu diterapkan.
 Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca
buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan
buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol
dengan pemasangan saklar dan dimmer control berupa
alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan
commit to user
pengoperasian.
III - 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.6.2 Analisa Penghawaan
Penghawaan alami
Cross Ventilation
Penghawaan
Fan
Penghawaan
artifisial
AC
Skema III.9. Macam sistem penghawaan.
sumber: analisa penulis.
1) Sistem Penghawaan Alami
Dasar Pertimbangan
 Pemanfaatan angin sebagai penghawaan alami.
 Penggunaan sistem penghawaan buatan yang ramah
terhadap lingkungan.
Analisa
Angin barat laut banyak mengandung butir air hujan sangat
baik untuk penghawaan alami. Cross ventilation melalui
bukaan-bukaan bangunan dapat menjaga kesegaran udara
dalam ruangan. Untuk membantu penghawaan di dalam
ruangan yang berukuran besar dan ruang-ruang khusus
dibantu dengan menggunakan penghawaan buatan.
Hasil analisa
Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross
ventilation pada bukan-bukan bangunan.
2) Sistem Penghawaan Buatan
Dasar Pertimbangan
 Luasan bangunan yang membutuhkan pelayanan sistem
commit to user
AC.
III - 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 Efisiensi pemakaiannya sesuai dengan volume ruang.
Analisa
Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan konstan, maka
bisa digunakan penghawaan buatan, seperti:
Tabel III.11 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan
sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
Jenis
Kelebihan
Kekurangan
Penghawaan
AC sentral
- scope pelayanannya
besar.
kalor besar, AHU
- udara segar
harus berkapasitas
terdistribusi secara
merata ke dalam
AC split
- Apabila beban
besar pula.
- Jika pusat mati,
beberapa zone yang
keseluruhan area
terkontrol oleh
penghawaan
sebuah induk/pusat.
terkena.
Kondisi penghawaan
scope pelayanannya
antar tiap ruang tidak
kecil.
akan saling tergantung.
Exhaust Fan
Chiller
membantu pembuangan
Biasa digunakan pada
dan pergantian udara
area servis, beban
kotor.
kalor besar
Kompresor
AHU
Distribusi ke
ruangan
Skema III.10. pengkondisian
commit toudara
userdengan AC
sumber: analisa penulis
III - 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil Analisa
Pada ruang-ruang tertentu di Pusat Yoga akan digunakan
bantuan
AC
sebagai
penghawaan
buatan
namun
dimaksimalkan AC yang digunakan adalah AC yang ramah
lingkungan.
Penggunaan pengkondisian udara pada ruang-ruang:

Sistem sentral AC, digunakan pada ruang-ruang
tertentu
seperti
ruang-ruang
pemasaran,
ruang
informasi dan promosi, serta ruang-ruang yang terdapat
perangkat elektronik. Namun diperkirakan perangkat
elektronik tersebut dapat menimbulkan panas.

Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat
yang membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri
dan skope yang kecil, seperti: ruang pengelola.

Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti
dapur, fasilitas parkir basement dll.
B.6.3 Analisa Mekanikal Elektrikal
1) Analisa Penyediaan Energi Listrik
a) Panel Photovoltaic.
Panel ini berfungsi sebagai pengubah energi matahari
menjadi energi listrik. Pada aplikasi bangunan Pusat
Yoga di Surakarta ini yang direncanakan, panel ini
berfungsi sebagai penyedia sumber energi terutama
pada siang hari dengan pemanfaatan sinar matahari.
commit to user
III - 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MATAHARI
Titik penggunaan
lampu
Panel
Photovoltaic
arus
DC
Menangkap dan
mengumpulkan sinar
Konverter
Baterai
Mengubah arus DC
menjadi arus AC
matahari
Disimpan untuk
digunakan pada malam
hari atau saat cuaca
dalam kondisi buruk
Skema III.11. Proses kerja Photovoltaic
sumber: Dimensi vol.4 No.1 Juni 2001 :13
Gbr. III. 14. Panel Photovoltaic
sumber: Dimensi vol.4 No.1 Juni 2001 :13
b) PLN
Sumber listrik utama sebuah bangunan umumnya
berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila
terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN,
maka akan diganti dengan menggunakan sistem
standby emergency power (SEB) dari genset. Instalasi
listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis,
yaitu:
 Instalasi untuk penerang
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk
seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam
maupun di luar bangunan.
 Instalasi
untuk
power
commit
to user
III - 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat
elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan
sebagainya.
PLN
Meteran
Panel skunder
Distribusi
Panel skunder
Distribusi
Panel utama
Genset
Skema III.12. Analisa penyediaan listrik PLN
sumber: analisa penulis
c) Hasil
Sumber energi pada Pusat Yoga menggunakan
perpaduan yaitu dengan panel photovoltaic dan PLN.
Hal ini diterapkan dalam rangka untuk penghematan
energi mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan
publik sangat tinggi.
Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya
dipasok dari Panel Photovoltaic (PV) yang disalurkan
ke konverter sebagai pengubah arus DC menjadi arus
AC. Sedangkan listrik dari PLN setempat merupakan
sumber listrik cadangan apabila cuaca buruk dan
persediaan listrik pada baterai penyimpan sudah habis.
Sumber listrik cadangan lain adalah generator set yang
dilengkapi ATS (Automatic Transfer Switch). Genset
ini merupakan alternatif terakhir yang dipakai setelah
listrik dari PV dan listrik dari PLN.
Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2:
 Instalasi listrik untuk penerangan
 Instalasi listrik untuk power (pompa, dll).
commit to user
III - 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Panel Photovoltaic
Menangkap dan
mengumpulkan
sinar matahari
Baterai
Panel Sekunder
Disimpan untuk
digunakan pada malam
hari atau saat cuaca
dalam kondisi buruk
Distribusi
(penerangan)
Konverter
Mengubah arus
DC menjadi arus
AC
PLN
Panel Distribusi Utama
ATS
Meteran PLN
Genset
Panel Sekunder
Distribusi
(power)
Skema III. 13. Analisa aplikasi aliran listrik bangunan
sumber: analisa penulis
B.6.4 Analisa Sistem Komunikasi
- Intern
Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic
Branch Exchange), melayani komunikasi eksternal dan
menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator.
- Ekstern
Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar,
menggunakan telepon dan fax.
Telepon Lokal
PT. Telkom
Panel Kontrol
Operator
Faks
Internet
SLJJ/SLI
Skema III.14. Analisa jaringan komunikasi
sumber: analisa penulis
commit to user
III - 34
perpustakaan.uns.ac.id
B.6.5
digilib.uns.ac.id
Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
1) Analisa Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur
yang
ditampung
pada
bak
penampungan
dan
didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian
air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down
feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan
menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati
water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian
disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan dengan
memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa air
menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air
pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila
air mencapai batas maksimal.
PDAM
Ground tank
Pompa
Top Reservoir
Distribusi
Fasilitas
Sumur
Pompa Hydrant
Hydrant
Skema III. 15 Sistem down feed distribution
sumber: analisa penulis
2) Analisa Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak
merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun
pembuangan.
Sistem
Sanitasi
di
dalam
bangunan
mencakup pembuangan atau penyaluran air kotor dan air
hujan.
commit to user
 Air kotor
III - 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis,
cafetaria atau pantry dan lavatory.
Dapur
Penangkap lemak
Air kotor
WWTP
Tinja
STP
Bak penampung
dimanfaatkan
kembali
Toilet
Sumur
Resapan
Skema III.16. Sistem sanitasi bangunan
sumber: analisa penulis
 Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka
maupun tertutup.
Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan
kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air
hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah
selain menggunakan lapangan rumput di sekitar
bangunan,
jalan-jalan
yang
ada
dibuat
dengan
menggunakan bahan grass block. Namun pada komplek
bangunan yang di rencanakan, air hujan dapat diproses
kembali menjadi air untuk pembersihan toilet ataupun
untuk meyiram taman.
Air hujan sekitar site
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal
Fasilitas Toilet&
Taman
Bak kontrol
Distribusi
Groun tank Khusus
Top
Reservoir
commit
to hujan
user
Skema III.17. Sistem
sanitasi air
sumber: analisa penulis
III - 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Analisa Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan
sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang
tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk
menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak
lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan
secara
terpisah
dari
sampah-sampah
lain
yang
memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum
dibuang.
Sistem
pembuangan
sampah
dengan
cara
mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang
dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan
pintu
berpegas
yang
mampu
menutup
sendiri.
Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya
grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara.
Setelah pemisahan barulah di olah kembali menjadi pupuk
maupun kerajinan daur ulang lainnya.
Bak penampung
sampah daur ulang
Sampah yang dapat
didaur ulang
Pupuk
Taman
Shaft sampah
Sampah yang tidak
dapat didaur ulang
Bak penampung
sampah non daur
ulang
Pengolahan
sampah
plastik&
kerajinan
tangan
Skema III.18. Analisa pengelolaan sampah
sumber: analisa penulis
B.6.6 Analisa Pengamanan Kebakaran dan Petir
1) Analisa Pengamanan Kebakaran
a) Dasar Pertimbangan
commit to user
III - 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap
bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah:
 Fungsi bangunan.
 Luasan bangunan.
 Peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat
memicu terjadinya kebakaran.
b) Analisa
Sistem yang biasa digunakan yaitu:
 Sistem Fire Alarm
Berfungsi
untuk
mengetahui
dan
memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran.
Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu
sistem otomatis yang menggunakan smoke and
heat detector dan one push button system. Di setiap
detector dan button dilengkapi sensor untuk
mengetahui lokasi terjadinya kebakaran.
Di setiap lantai jaringan detector, button dan
sensor dipusatkan pada sebuah junction box yang
kemudian diteruskan ke kontrol panel. Kontrol
panel ini akan memberikan isyarat dalam bentuk
indikasi yang dapat dilihat (lampu) dan didengar
(alarm) serta mengaktifkan sprinkler.
 Sistem Sprinkler Air
Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran
pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran.
Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and
smoke detector yang memberikan pesan ke
junction box. Setiap sprinkler juga dilengkapi
dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran.
 Fire Estinguisher
commit to user
III - 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berupa
tabung
karbondioksida
portable
untuk memadamkan api secara manual oleh
manusia. Tempatkan di tempat-tempat strategis
yang mudah dan dikenali serta di tempat yang
memiliki resiko kebakaran yang tinggi.
 Indoor Hydrant
Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai
sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api
yang cukup besar. Diletakan di tempat-tempat
strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat
yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.
Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang
dipompa dengan pompa hydrant.
 Outdoor Hydrant
Dihubungkan pada pipa ground tank dan
pompa hydrant untuk mendapatkan kepastian
sumber air dan tekanan air yang memadai.
 Tangga Darurat
Lebar
digunakan
tangga
untuk
2-3
direncanakan
orang
yang
mampu
berjalan
bersampingan.
c) Hasil
Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan
pengamanan terhadap bahaya kebakaran:
 Dalam ruangan
Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire
estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat.
 Luar Ruangan
Menggunakan outdoor hydrant.
commit to user
III - 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Analisa Pengamanan Bahaya Petir
a) Dasar Pertimbangan
 Kemampuan
untuk
melindungi
gedung
dari
elektrifikasi
atau
sambaran petir.
 Tidak
menyebabkan
efek
flashover pada saat penangkal petir mengalirkan
arus listrik ke grounding.
 Pemasangannya tidak mengganggu penampilan
bangunan.
b) Analisa
Macam sistem penangkal petir yang sering digunakan:
Tabel III.12. alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir.
sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch.
Sistem Franklin
Sistem Faradday
Prinsip
Bila terjadi petir akan
Tiang-tiang faraday
kerja
terjadi ionisasi di awan.
yang berjarak kurang
Loncatan ion-ion dapat
lebih 20 m (antar tiang)
ditahan oleh preventor
terletak di sekeliling
sehingga tidak mengenai
bangunan untuk
bangunan. Radius
melindungi bangunan
perlindungan sama
dari sambaran petir.
dengan tinggi preventor.
Keuntungan
Harganya lebih murah
Sifat perlindungan
dibandingkan sistem
lebih baik karena aliran
Faradday.
listrik langsung
dialirkan ke ground di
tanah.
Kerugian
Bila suatu saat ion-ion
commit to user
Lebih mahal
III - 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada preventor tersebut
dibandingkan sistem
habis atau berkurang,
Franklin.
maka daya
perlindungannya jadi
menurun.
c) Hasil
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang
digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday
berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang-tiang ini dipasang
di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan
dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang
tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik
(pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan
ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk
memperbesar penghantaran listrik ke tanah.
commit to user
III - 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
YOGA CENTRE
A. Konsep Makro
A.1. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi direncanakan dengan penggunaan penerapan konsep
Vaastu. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh berdasarkan karakteristik
kegiatan olahraga yoga dengan penerapan konsep Vaastu yang menggunakan 5
elemen yaitu Bumi, Air, Udara, Api, Ether, maka diambillah dasar
pertimbangan dalam pemilihan site sebagai berikut:
a)
Udara masih segar, asri dan sejuk
b)
Penggunaan cahaya matahari pagi, siang dan sore hari.
c)
Lokasi site menghadap ke Utara.
A.2. Existing Site
Terletak di Jalan Lawu.
Utara Site
171 m2
Site
245,72 m2
256 m2
172,96 m2
Sebelah Utara, Barat dan Timur merupakan daerah pemukiman. Dan Sebelah
selatan masih daerah hutan yang masih banyak pepohonan yang asri.
Luasan Site
Building Coverage (BCR)
: ±43.776 m2
: (40%)
26.265,6 m2
commit
to user
IV - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.3. Pengolahan Site
A.3.1. Klimatologi
Indonesia memiliki iklim tropis yang menyebabkan intensitas penyinaran
matahari lebih besar. Oleh sebab itu, digunakan banyak naungan (efek
pembayangan) agar suhu dalam bangunan tidak terlalu tinggi. Digunakan pula
banyak bukaan di bagian area-area komunal agar sirkuasi angin menjadi lancar
dan menurunkan suhu di dalam bangunan yang panas. Penyinaran matahari yang
melimpah ini digunakan pula sebagai suplai sumber energy listrik yang diubah
dari penggunaan panel sel surya sehingga diharapkan dapat mengurangi suplai
kebutuhan energi listrik dari luar (prinsip hemat energy, hemat biaya) dan dapat
membantu suplai energi listrik ke luar site.
A.3.2. View dan Orientasi
Untuk view ke dalam, paling banyak menuju ke arah utara dan selatan site. Maka
desain tampilan yang paling menarik ditempatkan pada sisi utara. Namun, tidak
menutup kemungkinan keunikan desain ditempatkan pula ditengah-tengah site
agar akses view bagi user dalam bangunan selain ke luar site juga ke dalam site,
yakni menuju ke arah tengah site (view bangunan itu sendiri).
A.3.3. Pencapaian
Pencapaian paling mudah berasal dari sebelah utara site yang notabene
menghadap langsung ke arah jalan akses utama (Jl. Lawu).
Berdasarkan fakta lapangan tersebut, jalur akses menuju site didesain semudah
mungkin dicapai dari arah bukaan pembatas jalan tersebut untuk mempermudah
pengguna jalan dari arah berlawanan untuk mengakses sirkulasi menuju site.
A.3.4. Sirkulasi dalam Site
Berdasarkan konsep lay out tata masa yang berupa frame to frame berbentuk
persegi dan persegi panjang, maka sirkulasi dalam site pun menyesuaikan tatanan
masa tersebut. Oleh sebab itu, didesain sebuah alur sirkulasi yang memudahkan
pengguna untuk mengakses keseluruhan site dan tiap masa yang diletakkan
dengan mudah tetapi juga tanpa menyebabkan cross circulation antar pengakses
commit to user
site tersebut.
IV - 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A.3.5. Kebisingan
Kebisingan (noise) berasal dari arah jalan raya yang berada di sebelah utara site
yakni berasal dari Jalan Lawu sebagai jalan arteri lingkungan. Noise ini dapat
diredam dengan cara:
1. Penggunaan barrier vegetasi maupun masa bangunan
2. Penaikan dan penurunan lantai bangunan (site tidak berkontur)
3. Penggunaan material akustika bangunan
A.3.6. Penzoningan
Penzoningan didasarkan pada pengelompokan fungsi peruangan di dalam
bangunan, yang dikategorikan pada tiap blok lantai bangunan;
1.Sebelah Utara pada site ; area publik (pameran/pertunjukkan, gallery, dsb)
2. Sebelah Selatan pada site; area privat (kegiatan yoga, bimbingan training, dll)
3. Sebelah Barat pada site; area semi publik (kegiatan penunjang yoga, r.makan,
masjid, dll)
4. Sebelah Timur; area semi privat (kegiatan pengelola, wisma dan r.tinggal
instruktur yoga)
B. Konsep Mikro
B.1. Kegiatan Yang diwadahi
Jenis kegiatan yang diwadahi pada bangunan Yoga Center ini ialah :
a) Kegiatan Penerimaan
b) Kegiatan Senam Olahraga Yoga
Kegiatan Yoga ini meliputi :
 Yoga For Kids
 Yoga For Teenage
 Yoga For Beginning/Dewasa
 Yoga For Intermediet
 Yoga For Woman
 Yoga For Scoliosis
c) Kegiatan Meditasi Relaksasi
commit
to user
d) Kegiatan Bimbingan Teacher
Treaning
IV - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Kegiatan Showroom/Pertunjukkan Yoga
f) Kegiatan Olahraga (Penunjang Olahraga Yoga)
g) Kegiatan Pengelola
h) Kegiatan Wisma dan R. Tinggal Instruktur
i) Kegiatan Service
B.2. Besaran Ruangan
Tabel IV.1 Besaran Ruang Kelompok Penerimaan
No
1
Luas (m2)
Ruang
Area Parkir
 Mobil
262,5
2
Hall Penerimaan
600
3
Receptionist
3,6
TOTAL
866,1
Tabel IV.2. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Penerimaan
No.
Ruang
Luas (m2)
1
R. Perpustakaan
200
2
Rumah Makan
168
3
Lavatory
11
TOTAL
379
Tabel IV. 3. Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Yoga
No
Ruang
1.
R. Senam Yoga
 R. Latihan fisik
2.
Luas (m2)
432
R. Meditasi
 R. Meditasi Bersama
432
3.
R. Diskusi
42
4.
R. Konsultasi
36
commit to user
IV - 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.
Hall
63
6.
R. Peralatan
6
7.
R. Lavatory
11
TOTAL
1022
Tabel IV. 4. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga
No
Luas (m2)
Ruang
1.
R. Theraphy
96
2.
R. Bimbingan Teacher
Training
- Class For Kids
56
- Class For Teenage
56
- Class For Adult
56
- Class For Theraphy
56
3.
R. Visual/Pertunjukkan
56
4.
R. Hall
45
5.
R. Lavatory
11
TOTAL
432
Tabel IV. 5. Besaran Ruang Kegiatan Instruktur Yoga
No
1
Luas (m2)
Ruang
R. Tinggal Instruktur Yoga
160
TOTAL
160
Tabel IV. 6. Besaran Ruang Kegiatan Wisma
No
Ruang
1 R. Penginapan
TOTAL
Luas (m2)
384
384
Tabel IV.7. Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang
No
1.
Ruang
Fitness
Luas (m2)
commit to224
user
IV - 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
Aerobic
224
3.
R. Loker
90
4.
R. Ganti/Kamar Mandi
5.
R. Lavatory
48,96
11
TOTAL
597,96
Tabel IV.8. Besaran Ruang Kelompok Pengelelola
No
Ruang
Luas (m2)
Ruang Pimpinan dan Manajerial
1.
R. Pimpinan
16
2.
R. Sekretaris
8
3.
R. Staff
4.
R. Administrasi
8
5.
R. Public Relation
8
6.
R. Arsip
9
7.
R. Rapat
32
8.
Hall (Lobby)
45
9.
R. Lavatory
11
160
TOTAL
297
Tabel IV. 9. Besaran Ruang Kelompok Service
NO
Ruang
Luas (m2)
1
Masjid
156
2
R. Lavatory
11
3
R. MEE
4
 R. Genset
27
 R. Panel
6
Ground Reservoir
27
commit to user
IV - 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Water Treatment
32
6
R. Maintenance
12
7
R. Kontrol
6
TOTAL
277
Rekapitulasi Total Besaran Ruang
1. Plaza Penerimaan
:
866,1 m2
2. R. Penunjang Penerimaan
:
379
m2
3. R. Kegiatan Yoga
:
1022
m2
4. R. Penunjang Kegiatan Yoga
:
432
m2
5. R. Wisma
:
160
m2
6. R. Olahraga Penunjang
:
597,96 m2
7. R. Tinggal Instruktur Yoga
:
384
m2
8. R. Pimpinan Manajerial
:
297
m2
9. R. Service
:
277
m2 +
4415,06 m2
Total Luas Ruang
B.3. Konsep Bangunan
B.3.1. Konsep Masa Bangunan
Bentukan masa bangunan tunggal variatif dengan alur memusat yang
diharapkan dapat:
 Memungkinkan desain bangunan dengan fleksibilitas tinggi
 Bentukan sangat menyesuaikan konsep vaastu vidya
 Dapat mendominasi lusasan site tanpa mempergunakannya secara
besar-besaran.
Dapat dipergunakan bentuk modifikasi rectangle dan lingkaran sebagai
penyempurna konsep lay out tata masa bangunan.
commit to user
IV - 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.3.2. Konsep Struktur Bangunan
Menggunakan struktur sistem konvensional. Sistem struktur ini
menggunakan struktur rangka sebagai struktur badannya, struktur
rangka baja sebagai struktur penutup atapnya.
B.3.3. Konsep Sistem Utilitas Bangunan
a) Pencahayaan Alami
 Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama
pada siang hari.
 Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela sebagai pengatur
banyaknya cahaya matahari yang masuk.
b) Pencahayaan Buatan
 Pencahayaan buatan di dalam ruang-ruang pada bangunan yang
direncanakan menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu
pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar
optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya
merupakan salah satu alternatif tindakan yang perlu diterapkan.
 Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk
diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk
menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar
dan dimmer control berupa alat peredup photo elektrik untuk
mengendalikan pengoperasian.
c) Penghawaan
 Penghawaan Alami
Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross ventilation
pada bukan-bukan bangunan.
 Penghawaan Buatan
Pada ruang-ruang tertentu di Pusat Yoga akan digunakan bantuan AC
sebagai penghawaan buatan namun dimaksimalkan AC yang digunakan
adalah AC yang ramah lingkungan.
Penggunaan pengkondisian udara pada ruang-ruang:
commit to user
IV - 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 Sistem sentral AC, digunakan pada ruang-ruang tertentu seperti
ruang-ruang pemasaran, ruang informasi dan promosi, serta
ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik. Namun
diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan
panas.
 Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat yang
membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan skope
yang kecil, seperti: ruang pengelola.
 Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur,
fasilitas parkir basement dll.
B.3.4. Konsep Mekanikal Elektrikal
Sumber energi pada Pusat Yoga menggunakan perpaduan yaitu dengan
panel photovoltaic dan PLN. Hal ini diterapkan dalam rangka untuk
penghematan energi mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan publik
sangat tinggi.
Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya dipasok dari Panel
Photovoltaic (PV) yang disalurkan ke konverter sebagai pengubah arus DC
menjadi arus AC. Sedangkan listrik dari PLN setempat merupakan sumber
listrik cadangan apabila cuaca buruk dan persediaan listrik pada baterai
penyimpan sudah habis. Sumber listrik cadangan lain adalah generator set
yang dilengkapi ATS (Automatic Transfer Switch). Genset ini merupakan
alternatif terakhir yang dipakai setelah listrik dari PV dan listrik dari PLN.
Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2:

Instalasi listrik untuk penerangan

Instalasi listrik untuk power (pompa, dll).
B.3.5. Konsep Sistem Komunikasi
- Intern
Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic Branch
Exchange),
melayani
komunikasi
eksternal
dan
menghubungkan
komunikasi dengan internet melalui operator.
commit to user
- Ekstern
IV - 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan
telepon dan fax.
B.3.6. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
a) Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada
bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran.
Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem
down feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju
tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan
menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang
memerlukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan
pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air pada
roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai batas
maksimal.
b) Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak
lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan. Sistem
Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan atau penyaluran
air kotor dan air hujan.
 Air kotor
Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis, cafetaria
atau pantry dan lavatory.
 Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun
tertutup.
Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan
tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu
penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput
di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan
menggunakan bahan grass block. Namun pada komplek bangunan
yang di rencanakan, air hujan dapat diproses kembali menjadi air
commit to user
untuk pembersihan toilet ataupun untuk meyiram taman.
IV - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang
masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal
ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat
merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan
secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa
ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah
melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan
kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.
Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi
menuju bak penampungan sampah sementara. Setelah pemisahan
barulah di olah kembali menjadi pupuk maupun kerajinan daur ulang
lainnya.
B.3.7. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir
1.
Pengamanan Kebakaran
Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan
pengamanan terhadap bahaya kebakaran:
 Dalam ruangan
Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher,
indoor hydrant.
 Luar Ruangan
Menggunakan outdoor hydrant.
2.
Bahaya Petir
Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday
berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang-tiang ini dipasang di puncak
bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang
dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan
menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan
dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk
memperbesar penghantaran listrik ke tanah.
commit to user
IV - 11
Download