FILSAFAT ILMU dan LOGIKA SESI-3 FOKUS KAJIAN FIL.ILMU • • • Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis) Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis) Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982) FUNGSI FILSAFAT ILMU a. Menurut Agraha Suhandi (1989) : • • • • • Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari b. Menurut Ismaun : • untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. c. Confirmatory dan Explanation Functions • Confirmatory function yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi • Explanation function yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana. SUBSTANSI FILSAFAT ILMU • • • • fakta atau kenyataan, kebenaran (truth), konfirmasi dan logika inferensi 1). Fakta atau kenyataan Menurut : • Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan sensual lainnya. • Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus ke arah teori korespondensi yaitu adanya korespondensi antara ide dengan fenomena. Kedua, menjurus ke arah koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan sistem nilai. • Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada koherensi antara empirik dengan skema rasional, dan • Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara empiri dengan obyektif. • Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu yang berfungsi 2). Kebenaran (truth) • 3 teori kebenaran yaitu koherensi, korespondensi dan pragmatik (Jujun S. Suriasumantri, 1982) • Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran dalam ilmu, yaitu : kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, kebenaran performatif, kebenaran pragmatik dan kebenaran proposisi. • Noeng Muhadjir menambahkannya satu teori lagi yaitu kebenaran paradigmatik 2).a. Kebenaran koherensi Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian atau keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema, sistem, atau pun nilai. 2).b. Kebenaran korespondensi Berfikir benar korespondensial adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu lain. Koresponsdensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan, antara fakta dengan belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik 2).c. Kebenaran performatif Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan aktual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis yang teoritik, maupun yang filosofik, orang mengetengahkan kebenaran tampilan aktual. Sesuatu benar bila memang dapat diaktualkan dalam tindakan. 2).d. Kebenaran pragmatik Yang benar adalah yang konkret, yang individual dan yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis. 2).e. Kebenaran proposisi Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks, yang merentang dari yang subyektif individual sampai yang obyektif. Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar 2).f. Kebenaran struktural paradigmatik Sesungguhnya kebenaran struktural paradigmatik ini merupakan perkembangan dari kebenaran korespondensi. Sampai sekarang analisis regresi, analisis faktor, dan analisis statistik lanjut lainnya masih dimaknai pada korespondensi unsur satu dengan lainnya. Padahal semestinya keseluruhan struktural tata hubungan itu yang dimaknai, karena akan mampu memberi eksplanasi atau inferensi yang lebih menyeluruh. 3). Konfirmasi Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif. 4). Logika inferensi Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika. Secara garis besarnya, logika terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu logika induksi dan logika deduksi. (Jujun Suriasumantri) KONSEP DASAR ILMU 1. PENGERTIAN ILMU a. Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata ‘ilm (Arab), science (Inggris), watenschap (Belanda), dan wissenschaf (Jerman). (Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Qur’an (Yogyakarta: UII Press, 2000), hal. 26.) b. R. Harre menulis ilmu adalah a collection of well-attested theories which explain the patterns regularities and irregularities among carefully studied phenomena, atau kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang menjelaskan tentang pola-pola yang teratur atau pun tidak teratur di antara fenomena yang dipelajari secara hati-hati. (R. Harre, The Philosophies of Science, an Introductory Survey (London: The Oxford University Press, 1995), hal. 62.) c. Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga menjadi suatu “ilmu”, menurut Archie J. Bahm dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kind of science, yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions, dan effects. (Archie J. Bahm, What’s Science, (TTP: TP, TT), hal. l ) d. Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan. (Dawam Raharjo, “Ilmu, Ensiklopedi al-Qur’an”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, No. 4. Vol. 1, Jakarta, 1090, hal. 56.) e.Akhirnya Ilmu dapat didefinisikan : Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan. (The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty,Yogyakarta,1991,hal.90) 2. HAKEKAT ILMU AKTIFITAS (SEBAGAI PROSES) ILMU METODE (SEBAGAI PROSEDUR) PENGETAHUAN (SEBAGAI PRODUK) ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES) 1. Rasional Ilmu Sbg Aktifitas 2. Kognitif Proses pemikiran yang berpegang pada kaidah-kaidah logika Proses mengetahuan dan memperoleh pengetahuan - Mencapai kebenaran 3. Teknologis - Memperoleh pemahaman - Memberikan penjelasan - Melakukan penerapan dengan melalui peramalan atau pengendalian ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR) 1. Pola Prosedural -Pengamatan - Pengukuran - Deduksi - Analisis - Percobaan - Survey - Induksi - Lainnya 1. Menentuan Masalah 2. Tata Langkah Ilmu Sbg Metode Ilmiah 2. Perumusan Hipotesis (bila Perlu) 3. Pengumpulan Data 4. Penurunan Kesimpulan 5. Pengujian Hasil 3. Berbagai Teknik 4. Aneka Alat - Daftar pertanyaan Wawancara Perhitungan Pemanasan Lainnya - Timbangan Meteran Perapian Komputer Lainnya ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK) Obyek Material 1. Segi Obyek Pengetahuan Obyek Formal Ilmu Sbg Pengetahuan Ilmiah - Empiris 2. Segi Sifat Pengetahuan - Sistematis - Obyektif - Analitis - Verifikatif 3. DIMENSI ILMU 1. Cabang Ilmu Dimensi Ilmu 2. Pengetahuan reflektif-abstrak 3. Aspek realitas 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dimensi ekonomik Dimensi linguistik Dimensi matematis Dimensi politik Dimensi psikologis Dimensi sosiologi 1. Dimensi filsafati 2. Dimensi logis 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dimensi Kebudayaan Dimensi sejarah Dimensi kemanusiaan Dimensi rekreasi Dimensi sistem Dimensi lainnya 5. PENGGOLONGAN PENGETAHUAN ILMIAH A. Ilmu Teoritis 1. Ragam Ilmu Pembagian Sistematis Pengetahuan Ilmiah B. Ilmu Praktis I. Ilmu Matematis II. Ilmu Fisis III. Ilmu Biologis 2. Jenis Ilmu IV. Ilmu Psikologis V. Ilmu Sosial VI. Ilmu Linguistik VII. Ilmu Interdipliner