MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASKA SEKSIO SESARIA DI RSU WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO Ika Yuni Susanti Politeknik Kesehatan Majapahit ABSTRACT Most mothers with post partum sectio cesaria feel worried if her body is moved in certain positions will affect post surgery wound that still hasn't fully recouered, also due to the pain that is felt after anesthesia effects is disapparing. The purpose of this study was to determine the effectiveness of early mobilization wound healing sectio caesaria in RSU Wahidin Sudiro Husodo. The type of this research is. analytic cross-sectional. Variabel in this research is mobilization as the independent variable and wound healing post sectio caesarea as the dependent variable. The population of this research that is the entire women sectio caesarea on midwifery room of Wahidin Sudiro Husodo Hospital April 2015 as many as 85 mother. The samples were taken with the technique of sampling concecutive as much as 51 respondents. The results showed that’s from 31 respondents did proper mobilization well as many as of 28 respondents (55%) who ware healing fast and 3 respondents (9.7%) are healing slowly. T test test results obtained results of ρ = 0.00, α = 0.05. Then the Mean α. ρ < H0 was rejected and the H1 was accepted so there are influences of early mobilization with wound healing. Early mobilization can help the mother post sc speed up the healing wound. the more active early mobilization then the quicker the wound healing. There is a relationship between early mobilization and wound healing. In order to improve the quality of health care health professionals are expected to improve their skills mainly in wound care of post sectio caesarea either through seminars or training to provide a better service. key words : mobilization, wound healing, sectio caesarea RS. PENDAHULUAN Pringadi Medan, Indonesia juga Seksio sesaria merupakan prosedur meningkat dari 2,5% tahun 1968 menjadi operatif yang dilakukan dengan pembiusan 10% tahun 2011 (Rozi, 2011). Berdasarkan sehingga ketuban Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia dinding (SDKI) janin, ari-ari dilahirkan melalui dan pembedahan tahun 2012 mencatat Angka perut serta dilakukan setelah kematangan Kematian Ibu (AKI) masih berada pada tercapai (Cooper, 2009). Melahirkan secara angka 359 per 100.000 kelahiran hidup. seksio sesaria menguras lebih banyak Tindakan seksio sesaria dapat kemampuan tubuh dan pemulihannya lebih menimbulkan luka akibat sayatan pada sulit dibandingkan jika melahirkan secara abdomen. Prinsip penyembuhan pada semua normal. Keluhan setelah melahirkan secara luka sama, variasinya tergantung pada lokasi, seksio sesaria selain rasa sakit dari insisi keparahan, dan luasnya cidera. Kemampuan abdominal dan efek samping anestesi, akan sel dan jaringan untuk melakukan regenerasi dirasakan banyak ketidaknyamanan pada atau kembali ke struktur normal melalui ibu. Lama masa pemulihan ibu memerlukan pertumbuhan beberapa minggu sampai beberapa bulan. penyembuhan luka. (Potter, 2005). Salah Tindakan dapat satu konsep dasar perawatan pada ibu nifas menyebabkan akumulasi cairan yang dapat paska seksio sesaria didapatkan bahwa menyebabkan pneunomia sehingga penting mobilisasi dini (Manuaba, 2010). Mobilitas untuk mobilisasi (Nolan, 2010). Ibu pasca dapat salin dengan seksio sesaria merasa khawatir memperkecil risiko pembentukan gumpalan apabila tubuh digerakkan pada posisi tertentu darah, meningkatkan fungsi pencernaan, dan akan mempengaruhi luka operasi, juga rasa menolong saluran pencernaan agar mulai nyeri yang dirasakan ibu setelah efek bekerja lagi (Cunningham, 2005). operatif dan anestesi anestesi hilang (Nasution, 2010) sel akan meningkatkan Salah satu mempengaruhi fungsi upaya paru-paru, untuk Data yang diperoleh di Amerika meningkatkan mobilisasi dini pada ibu Serikat menunjukkan angka seksio sesaria paska seksio sesaria adalah pemberian meningkat dari 4,5% pada tahun 1965 motivasi dan pendidikan kesehatan tentang menjadi 23% pada tahun 2011, kenaikan manfaat angka ini tercatat di semua negara bagian mobilisasi dini. Selain itu diharapkan bagi untuk wanita segala usia. Sedangkan data di ibu nifas untuk lebih memperhatikan nutrisi dan pentingnya melakukan yang dikonsumsi sehingga dapat terpenuhi dengan menggunakan teknik concecutive dengan baik dan keluarga mengingatkan sampling. untuk mengkonsumsi obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. mobilisasi data ceklist yang berisi informasi tentang terhadap mobilisasi yang sudah dilakukan ibu serta 5penyembuhan luka paska seksio sesaria di kondisi luka ibu pada saat ibu akan keluar RSU dari rumah sakit. Wahidin Sudiro dini pengumpulan menggunakan observasi dengan instrument Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas Teknik Husodo Kota Mojokerto. Uji analisis menggunakan program SPSS for Windows dengan menggunakan uji METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah observasional dengan desain korelasional. Rancang t-test dengan taraf signifikasi = 0,05. HASIL PENELITIAN bangun menggunakan pendekatan cross Data Umum sectional. a. Karakteritisk Responden Berdasarkan Tempat penelitian dilaksanakan di RSU Wahidin Sudiro Husodo Kota Umur Tabel 1 Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia Mojokerto. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2015. Hipotesis penelitian adalah No Usia 1 20 – 35 tahun penyembuhan luka pasien paska seksio sesaria yang melakukan mobilisasi dini lebih cepat dibanding pasien yang 2 tidak Total melakukan mobilisasi dini. Variabel bebas adalah mobilisasi dini, sedangkan variabel tergantung adalah penyembuhan luka paska seksio sesaria. Populasi adalah seluruh ibu paska seksio sesaria di Ruang Gayatri RSU Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Bulan Juni- Juli 2015 sejumlah 85 ibu nifas. Sampel penelitian sebanyak 51 responden > 35 tahun f % 49 96,1 2 3,9 51 100 Tabel 1 menunjukkan hampir seluruh responden berusia 20-35 tahun sebanyak 96,1%. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 2 Karakterisitik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan f % 1 SLTP 21 41,2 2 SLTA 30 58,8 51 100 Tabel 4 menunjukan sebagian besar mobilisasi tidak dilakukan oleh 39,2% responden b. Penyembuhan Luka Total Tabel 2 menunjukan sebagian besar responden mempunyai latar belakang Tabel 5 Penyembuhan luka paska seksio sesaria No Penyembuhan Luka f % 1 Cepat 39 76,5 2 Lambat 21 23,5 51 100 pendidikan SLTA sebanyak 58,8%. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 3 Karakterisitik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan f % 1 Bekerja 20 39,2 2 Tidak bekerja 31 60,8 51 100 Total Tabel 5 menunjukan sebagian besar responden mengalami penyembuhan luka Total dengan cepat sebanyak 76,5%. c. Hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka paska SC Tabel 3 menunjukan sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 60,8%. Tabel 7 Tabulasi silang mobilisasi dini dengan penyembuhan luka paska SC Data Khusus a. Karakteristik responden berdasarkan Penyembuhan luka mobilisasi dini Tabel 4 Disitribusi frekuensi responden berdasarkan mobilisasi dini No Mobilisasi f % 1 Dilakukan 2 Tidak dilakukan Total 31 60,8 20 39,2 Mobilisasi Total Cepat Lambat f % f % f % Dilakukan 28 90,3 3 9,7 31 100 Tidak Dilakukan 11 55 9 45 20 100 Total 39 76,5 12 23,5 51 100 ρ = 0,00 α = 0,05 51 100 Hasil tabulasi silang menunjukkan dari 31 responden yang melakukan mobilisasi dini sejumlah 28 responden (90,3%) mengalami penyembuhan luka sakit. Sedangkan untuk responden yang paska seksio sesarianya dengan cepat. masih belum mampu melakukan mobilisasi Hasil uji t-test diperoleh hasil ρ= dini dengan baik, karena mereka mengalami 0,00 dan α= 0,05. Maka ρ < α, yang berarti komplikasi dan kurang mempunyai motivasi hipotesis diterima, jadi penyembuhan luka untuk lekas membaik dari kondisinya saat pasien paska seksio sesaria yang melakukan ini . mobilisasi dini lebih cepat dibanding pasien Menurut Suparyanto (2011) yang tidak melakukan mobilisasi dini. menyatakan bahwa tingkat energi bervariasi PEMBAHASAN pada setiap individu. Terkadang seseorang Menurut Kasdu (2003) mobilisasi membatasi aktivitas tanpa mengetahui dini dapat dilakukan secara bertahap oleh penyebabnya. Selain itu tingkat usia juga ibu paska salin setelah 6 jam pertama post berpengaruh terhadap aktivitas, misalnya partum.. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan orang pada usia pertengahan cenderung adalah mengalami menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, penurunan aktivitas yang berlanjut sampai usia tua. Penyembuhan luka merupakan menegangkan otot betis serta menekuk dan proses penggantian dan perbaikan fungsi menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, ibu jaringan dianjurkan untuk miring kekiri dan miring Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kekanan guna mencegah trombosis dan kompleks dengan melibatkan banyak sel tromboemboli. (Suriadi, 2004). Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar duduk. Responden pada penelitian yang Responden rusak (Boyle,2008). yang mengalami ini penyembuhan luka dengan cepat terjadi menunjukkan bahwa ibu-ibu sudah dapat karena dilakukan perawatan luka dengan melakukan mobilisasi dini hingga tahap teratur sehingga luka cepat kering dan dapat berjalan dalam 24 jam. Hal ini terjadi karena mendeteksi secara dini adanya tanda dan responden mempunyai keinginan gejala infeksi, Teknik untuk perawatan luka dapat segera pulang dari rumah sakit karena diajarkan oleh tenaga kesehatan dengan itu mereka mempunyai keinginan kuat untuk menggunakan alat yang tersedia di rumah dapat melakukan mobilisasi sesuai dengan sakit dan juga menggunakan balutan di akhir petunjuk dari tenaga kesehatan di rumah pelaksanaannya, Tindakan ini membantu penyembuhan jaringan dengan cara fase penyembuhan luka diantaranya : Fase mengkondisikan lingkungan sekitar luka vaskuler ini terjadi segera setelah terdapat dalam keadaan lembab dan seimbang serta kerusakan jaringan, Terjadi membantu pembuluh darah disekitar percepatan pembentukan dilatasi luka, granulasi pada fase proliferasi. Selain faktor menimbulkan eritema local, edema, panas, perawatan luka, faktor penyembuhan luka rasa tidak nyaman, rasa berdenyut – denyut yang lain seperti faktor usia responden yaitu dan usia respondenlam usia reproduktif sehat Makrofag membersihkan luka dari debris sehingga proses untuk mempersiapkan petumbuhan jaringan penyembuhan luka dapat berjalan dengan baru, Selama fase proliferasi, pembentukan cepat karena adanya proses degenerasi pembuluh darah yang baru berlanjut di sebagian Adapun besar faktor yang dapat terkadang sepanjang luka gangguan fungsional. (angiogenesis atau memperlambat penyembuhan luka dapat neovaskularisasi). Proses ini sangat penting, dibagi ada karena tidak ada jaringan baru yang dapat hubungannya dengan pasien (intrinsik), dibentuk tanpa suplai oksigen dan nutrient seperti kurang yang dibawa oleh pembuluh darah yang menguntungkan pada tempat luka, dan baru, Bekuan fibrin awal di gantikan oleh kondisi medis yang dapat menyebabkan jaringan oleh granulasi yang setelah jaringan lingkungan granulasi meluas hingga memenuhi defek ke dalam faktor kondisi–kondisi sekitar penyembuhan luka, yang yang yang buruk bagi serta faktor dari luar dan defek tertutupi oleh permukaan (ekstrinsik) seperti pengelolaan luka yang epidermal yang dapat bekerja dengan baik, kurang tepat, dan efek – efek terapi lainnya mengalami remodeling. yang tidak menguntungkan (Morison, 2003). Mobilisasi dini dapat mempengaruhi Menurut Johnson & Taylor (2004) percepatan penyembuhan luka karena pada menyatakan bawha penyembuhan luka mobilisasi atau ambulasi dini terbukti dimulai sejak terjadinya cedera pada tubuh, bermanfaat kulit yang utuh merupakan garis depan tromboembolisme perlawanan terhadap masuknya organisme. pemulihan kekuatan ibu. Tirah baring tidak Luka yang berlawanan, diperlukan oleh ibu yang mendapat anestesi misalnya luka operasi, sembuh dengan cepat umum, anestesi epidural, atau spinal, atau dengan intense pertama atau primer. Ada 4 mendapat memiliki tepi untuk anestesi mengurangi dan lokal, insiden mempercepat seperti blok pudendal. Ibu dapat bergerak bebas setelah makanan, padahal makanan yang menjadi pengaruh anestesi hilang, kecuali bila ia pantangan tersebut merupakan makanan diberi analgesic. Setelah periode istirahat yang vital pertama berakhir, ibu dianjurkan untuk memulihkan kesehatannya. sering berjalan-jalan. Apabila seorang ibu SIMPULAN menjalani tirah baring lebih dari 8 jam 1. Mobilisasi dini telah dilakukan oleh (misalnya setelah operasi seksio sesaria) sebagian besar responden dengan baik. akan ada indikasi untuk latihan memperbaiki 2. Penyembuhan luka paska seksio sesaria sirkulasi di tungkai, yakni dengan cara rutin sebagian terjadi dalam waktu yang cepat. dibutuhkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki secara 3. Terdapat bergantian, putar tumit dengan gerakan terhadap sirkulair, lakukan fleksi dan ekstensi tungkai seksio sesaria. secara bergantian, tekan bagian belakang SARAN lutut ke permukaan tempat tidur, rileks. 1. Bagi ibu pengaruh nifas mobilisasi penyembuhan managemen untuk dini luka paska rumah sakit Hasil penelitian ini menunjukkan seyogyanya mobilisasi dini bagi ibu bahwa dengan melakukan mobilisasi dini paska salin dapat dimasukkan dalam maka pasien paska seksio sesaria akan prosedur tetap tindakan pelayanan nifas. terjadi sirkulasi yang baik dan dapat 2. Bagi tenaga kesehatan diharapkan memperlancar peredaran darah sehingga senantiasa memotivasi dan memfasilitasi membantu ibu paska salin untuk segera melakukan menjadi memperbaiki lebih baik. jaringan luka Keadaan ini menunjukkan bahwa mobilisasi dini dapat membantu mempercepat ibu paska seksio penyembuhan sesaria lukanya. mobilisasi dini dengan benar. 3. Bagi ibu paska salin hendaknya melakukan mobilisasi dini aktif guna mempercepat proses kesembuhannya. Semakin aktif ibu melakukan mobilisasi dini DAFTAR PUSTAKA maka semakin cepat penyembuhan lukanya. Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo. Tetapi pada penelitian ini masih terdapat responden yang melakukan mobilisasi dini dengan baik tetapi penyembuhan luka masih lambat karena pemenuhan nutrisinya kurang adekuat karena ibu masih menjalani tarak Bobak, M. Irene, et. al. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Alih. Bahasa : Maria A. Wijayarini. Jakarta : EGC Proses Dan Praktik.edisi 4.volume 1.Jakarta : EGC. Boyle (2008). Pemulihan Luka. Jakarta : EGC Saryono (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Carpenito, Linda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Kperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC Cooper Margaret A, Fraser. Diane M. (2009). Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC Cunningham, F. G. (2005). Williams. Jakarta: EGC. Siagian, P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: UNAS Pustaka Obstetri Johnson dan Taylor (2004). Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta : EGC Kasdu. (2003). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspa Swara Kozier, B., Erb G. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Edisi 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Manuaba, Ida Ayu C., et al.(2010). Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Jakarta: EGC Mochtar, R. 1998 Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta: EGC. Notoatmodjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Perry Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu & Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Sinclair, Constance.(2010).Buku Kebidanan.Jakarta : EGC. Saku Suherni (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya Suherni, dkk, (2007). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya Suriadi (2004). Perawatan Luka. Jakarta : Sagung Seto. Syafrudin & Hamidah.(2009).Kebidanan Komunitas.Jakarta: EGC. Widyasari (2007). Pengaruh Kecukupan Nutrisi Dan Cairan Ibu Post Sectio Caesarea Terhadap Penyembuhan Luka Jahitan Sectio Caesarea di Poli Kandungan RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Jurnal. STIKES NU Tuban