BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sectio caesar merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen untuk menghentikan
perjalanan persalinan normal, dengan cara melakukan insisi di dinding abdomen
(laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi) yang bertujuan untuk mengeluarkan
janin tersebut (Liu, 2008). Sectio caesar termasuk tindakan operasi besar pada
bagian perut (operasi besar abdominal). Melahirkan secara sectio caesar menguras
lebih banyak kemampuan tubuh dan pemulihannya lebih sulit dibandingkan jika
melahirkan secara normal. Setelah sectio caesar, selain rasa sakit dari insisi
abdominal dan efek samping anestesi, akan dirasakan banyak ketidaknyamanan.
Kebanyakan wanita membutuhkan masa pemulihan beberapa minggu sampai
bulanan untuk memulihkan kesehatannya. Operasi dan anestesi dapat menyebabkan
akumulasi cairan yang dapat menyebabkan pneunomia sehingga sangat penting
untuk bergerak (Nolan, 2010).
Pasien dengan pasca sectio caesar tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk kembalinya organ-organ reproduksi seperti awal atau sebelumnya. Oleh
karenanya, mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu
kelancaran penyembuhan pasien. Kemajuan mobilisasi bergantung pula pada jenisjenis operasi yang dilakukan dan komplikasi yang mungkin dijumpai. Secara
psikologis hal ini memberikan pula kepercayaan pada pasien bahwa dia mulai
sembuh (Annisa, 2012). Mobilisasi dini sangat berguna untuk penyembuhan luka
dan mencegah terjadinya infeksi serta thrombosis vena. Bila terlalu dini melakukan
mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Jadi mobilisasi secara
teratur dan bertahap yang diikuti dengan latihan adalah hal yang paling dianjurkan
(Fauza, 2013).
1
2
Adanya luka setelah pembedahan akan mengalami proses penyembuhan luka yang
terdiri dari fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi dimana pada fase
memenuhi
nutrisi
pertumbuhajaringan
sel
dalam
darah
sehingga
(Christina, 2012). Ada
membantu
beberapa faktor
mempercepat
yang dapat
mempengaruhi perilaku seseorang. Salah satunya adalah tingkat pengetahuan.
Tingkat pengetahuan pasien dapat diperoleh melalui pendidikan kesehatan yang
dilakukan oleh perawat dengan harapan pengetahuan tentang kesehatan lebih baik
sehingga pengetahuan diharapkan berpengaruh pada perilaku, pengetahuan yang
dimiliki akan berdampak bagi perilaku yang positif. Bila pasien mempunyai
pengetahuan yang baik maka pasien akan cenderung melakukan upaya yang positif
demi kesembuhan dirinya, seperti minum obat yang teratur dan melakukan
mobilisasi dini pasca sectio caesar sesuai petunjuk kesehatan. Sebaliknya bila
pasien mempunyai pengetahuan yang kurang maka pasien cenderung kurang
melakukan upaya penyembuhan dan tidak memperlihatkan perilaku yang positif
(Anisa, 2012).
Insiden kelahiran sectio caesar telah meningkat secara drastis pada beberapa tahun
terakhir. Menurut World Health Organization (WHO) jumlah sectio caesar pada
tahun 2001 sebanyak 5.185 atau 17,0% dan mengalami peningkatan pada tahun
2006 sebanyak 6.775 atau 27,3% (Christina, 2009). Sementara di Indonesia terjadi
peningkatan sectio caesar, dimana tahun 2000 sebesar 47,22%, tahun 2001 sebesar
45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004
sebesar 53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59%, tahun 2006 sebesar 53,68%
(Setyowati, 2012). Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto kabupaten
Banyumas, angka kejadian sectio caesar cukup tinggi, tahun 2007 sebanyak 771
kasus, 2008 sebanyak 774 kasus, 2009 terdapat sebanyak 517 kasus (Wihastuti,
2011).
Sectio caesar dapat menyebabkan komplikasi antara lain : infeksi, perdarahan yang
meningkat dan waktu pemulihan pasca persalinan yang lebih lama, kemungkinan
kerusakan kandung kemih dan usus, thrombosis dan emboli serta gangguan
3
penyembuhan luka. Untuk mencegah komplikasi tersebut, pasien sectio caesar
harus melakukan mobilisasi dini sehingga diperlukannya pengetahuan tentang
mobilisasi dini (Resha, 2010).
Penelitian Bariah (2010), tentang efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan
pasien pasca sectio caesar didapatkan bahwa mobilisasi dini memberikan manfaat
untuk penyembuhan pasien pasca sectio caesar terutama untuk mempercepat
involusi alat kandungan dan penyembuhan luka operasi. Penelitian yang dilakukan
Shella Cristina 2012 kepada 24 orang pasien sectio caesar di ruang rawat inap
kandungan dan kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri berdasarkan analisis chisquare, ada hubungan mobilisasi dini pasien pasca sectio caesar
dengan
kesembuhan luka di ruang rawat inap kandungan dan kebidanan Rumah Sakit
Baptis Kediri. Didukung dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa dari 24
responden yang melakukan mobilisasi, 22 responden memiliki kesembuhan luka
yang lebih cepat.
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh penulis kepada 5 orang pasien
pasca sectio caesar diruang rawat inap RSU Mutiara Medan pada bulan Februari
2014, 4 orang pasien tidak mengerti tentang mobilisasi dini dan 1 orang pasien
mengerti. Pasien pasca sectio caesar juga tidak mengetahui pentingnya mobilisasi
dini pasca sectio caesar bagi proses kesembuhan lukanya. Sehingga mengakibatkan
luka operasi mereka mengalami kesembuhan yang lama. Hal inilah yang
melatarbelakangi penulis untuk meneliti apakah ada hubungan pengetahuan pasien
tentang mobilisasi dini dengan kesembukan luka pasien pasca sectio caesar di
ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan pengetahuan tentang mobilisasi
dini dengan tingkat kesembuhan pasien pasca sectio caesar di ruang rawat inap
RSU Sari Mutiara Medan tahun 2014?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan tentang mobilisasi dini dengan tingkat
kesembuhan pasien pasca sectio caesar di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara
Medan Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan pasien tentang mobilisasi dini di ruang rawat
inap RSU Sari Mutiara Medan tahun 2014.
b. Mengidentifikasi kesembuhan luka pasien pasca sectio caesar di ruang
rawat inap RSU Sari Mutiara Medan tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pasien
Menambah pengetahuan bagi pasien untuk dapat melakukan mobilisasi dini
untuk mempercepat terjadinya platus, melancarkan peredaran darah dan
menghindari komplikasi lainnya.
2. Bagi Pihak Rumah sakit
Sebagai sumber informasi untuk mengetahui pentingnya mobilisasi dini dengan
kesembuhan luka pasien sectio caesar.
3. Bagi Pendidikan
Sebagai
acuan
dan
pedoman
dalam
melatih
dan
menerapkan
serta
mempersiapkan mahasiswa/i sebagai calon perawat yang profesional dalam
memberikan asuhan keperawatan mobilisasi dini kepada pasien.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan acuan dan masukan untuk penelitian selanjutnya tentang
mobilisasi dini pasca sectio caesar.
Download