Uploaded by User96112

KURETASE RANGKUMAN

advertisement
PLAK

DEFINISI: Deposit lunak yang melekat pada permukaan gigi & mengandung banyak bakteri

KOMPOSISI :
-
80% air
-
20% senyawa padat: 40-50% protein, 13-18% karbohidrat dan 10-14% lemak.
-
Mikroorganisme : Streptococcus mutans, Streptococcus bovin, Streptococcus sanguis,
dan Streptococcus salivarius

KLASIFIKASI:
p. supraggv: di koronal dari margin ggv
p. marginal: kontak dengan margin ggv
p. subggv: dibawah margin ggv

MEKANISME:
1. PEMBENTUKAN PELIKEL
Pelikel berasal dari saliva dan cairan sulkular. Pelikel merupakan suatu lapisan organik
bebas bakteri berfungsi sebagai pelumas permukaan dan mencegah pengeringan jaringan.
Pelikel terbentuk beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan
saliva.
Pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan
sisi lainnya melekatkan bakteri pada permukaan gigi.
2. KOLONISASI AWAL DI PERMUKAAN GIGI
Pelikel dikolonisasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif melalui adhesin (molekul
spesifik pada permukaan bakteri) & calcium bridging (menyambung permukaan sel bakteri
– dg muatan + calcium pada pelikel)
Bakteri: S. mutans, S. sanguins, Streptokokus mitis, Streptokokus salivarius, Actinomyces
viscosus dan Actinomyces naeslundii
3. KOLONISASI SEKUNDER DAN PEMATANGAN PLAK
Kolonisasi bakteri sekunder akan melekat ke bakteri yang sudah melekat ke pelikel.
Kolonisasi bakteri awal (streptococcus) mensintesiskan ekstraselullar polisakarida (sticky
glucans) untuk adesi.
Perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi.
Bakteri: Prevotella intermedia, Prevotella loesheii, Fusobakterium nucleatum,
Prophyromonas gingivalis, spesies Capnocytophaga.
DAN TERJADILAH MATURASI PLAK
KALKULUS

DEFINISI: Deposit keras yang terbentuk dari mineralisasi plak gigi dan biasanya dilapisi oleh
plak yang tidak termineralisasi

KLASIFIKASI:
K.supraggv: di koronal dari marginggv
K.subggv: dibawah crest marginggv

MEKANISME:
1. Setelah pembentukan plak 4-8 jam
2. Ion kalsium berikatan dengan komponen organic
3. Mengalami presipitasi dan mulai mengkristal atau terklasifikasi (hari ke 1-14)
PATOGENESIS GINGIVITIS DAN PERIODONTITIS : Gingivitis disebabkan oleh akumulasi bakteri plak.
1. LESI DINI (INITIAL LESION)
-
Tahap ini terjadi respon inflamasi akut.
-
Terjadi vasodilatasi, perubahan sel epitel, peningkatan cairan sulkular.
-
Perubahan inflamasi awal ini terjadi sebagai respon dari leukosit terhadap aktivitas
mikroorganisme
-
SECARA KLINIS TIDAK TERLIHAT
Perubahan ini mungkin disebabkan oleh tertariknya neutrofil secara kemotaksis oleh
kandungan bakteri, adanya vasodilatasi diakibatkan oleh produk bakteri, peningkatan GCF
karena eksudat PMN di sulkus gingiva
2. LESI AWAL (EARLY LESION)
-
Tahap dini terjadi infiltrasi sel limfosit T & kehilangan kolagen yang semakin banyak.
-
KLINIS: adanya eritema dan perdarahan pada probing
3. LESI MENETAP (ESTABILISHED LESION)
-
Tahap ini terjadi infiltrat yang didominasi oleh limfosit B dan sel plasma.
-
Kehilangan kolagen semakin banyak.
-
Terbentuknya poket kecil pada epitelium
-
KLINIS: gingiva merah kebiruan karena gangguan aliran darah pada pembuluh darah vena
(blood flow menurun → anoxemia → gingiva merah kebiruan)
4. LESI LANJUT (ADVANCED LESION)
-
Biofilm terus berkembang ke arah apical
-
Infiltrat sel peradangan meluas lebih ke apikal ke dalam jaringan ikat
-
Bertambah dalamnya poket
-
Terdapat kehilangan perlekatan jaringan ikat dan tulang alveolar yang menunjukkan
permulaan terjadinya periodontitis
MEKANISME PEMBENTUKAN POKET
TAHAP AWAL
-
Adanya inflamasi pada gingiva sebagai respon terhadap serangan bakteri.
-
Mikroorganisme yang terdapat di dalam plak subgingiva akan mengaktifkan respon imun
(neutrofil, makrofag dan limfosit) terhadap patogen periodontal
-
Respon imun yang tidak adekuat dalam menghancurkan bakteri dapat menyebabkan
destruksi jaringan periodontal. (Bisa karena faktor genetik, pengaruh lingkungan dan
tingkah laku seperti merokok, stres dan diabetes)
DESTRUKSI JARINGAN
-
Tahap destruksi jaringan merupakan tahap transisi dari gingivitis ke periodontitis.
-
Destruksi jaringan periodontal terjadi ketika terdapat gangguan pada keseimbangan
jumlah bakteri dengan respon imun, hal ini dapat terjadi akibat subjek sangat rentan
terhadap infeksi periodontal atau subjek terinfeksi bakteri dalam jumlah yang besar.
-
Makrofag distimulasi memproduksi sitokin matrix metallo proteinases (MMPs) dan
prostaglandin E2 (PGE2).
o
Sitokin MMPs dalam konsentrasi tinggi di jaringan akan memediasi destruksi
matriks seluler gingiva, perlekatan serat kolagen pada apikal epitel penyatu dan
ligamen periodontal.
o
Sitokin PGE2 memediasi destruksi tulang dan menstimulasi osteoklas dalam
jumlah besar untuk meresorbsi puncak tulang alveolar.
-
Kehilangan kolagen menyebabkan sel epitelium penyatu bagian apikal berproliferasi
sepanjang akar gigi dan bagian korona dari epitelium penyatu terlepas dari akar gigi.
-
Neutrofil menginvasi bagian korona epitelium penyatu dan memperbanyak jumlahnya
menyebabkan jaringan terlepas dari permukaan gigi.
-
Sulkus akan meluas secara apikal dan pada tahap ini sulkus gingiva akan berubah menjadi
poket periodontal
DEFINISI PERIODONTITIS
Periodontitis adalah penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh
mikroorganisme spesifik, mengakibatkan kerusakan progresif pada ligamen periodontal dan
tulang alveolar dengan pembentukan poket, resesi atau keduanya.
CIRI KLINIS PERIODONTITIS
o
o

Inflamasi gingiva

Kegoyangan gigi

Perdarahan (↑ vaskularitas)

Migrasi gigi

Resesi gingiva

Halitosis

Poket

Nyeri
Margin ggv merah kebiruan, menebal, lembut dan mengkilat
-
Perubahan warna karna kurangnya sirkulasi darah
-
Adanya destruksi gingival fiber dan jaringan disekitarnya
-
Atropi pada epitel
-
Edema dan degenerasi
Saat probing : kedalamannya > 4mm
CIRI PERIODONTITIS PADA RADIOGRAFIS

Mengalami kerusakan tulang dengan pola horizontal / vertical / angular.

Terputusnya kontinuitas lamina dura, pada bagian mesial atau distal dari puncak septum
interdental sebagai perubahan radiografi paling awal pada periodontitis.

Kehilangan tulang interdental berlanjut dan pelebaran ruang periodontal.

Proses destruksi berjalan sepanjang puncak septum interdental dan tingginya tulang
menjadi berkurang.

Tinggi tulang septum interdental berkurang secara progresif akibat perluasan inflamasi
dan resorpsi tulang.
PERIODONTITIS KRONIS
- Periodontitis kronis merupakan penyakit yang secara progresif berjalan lambat.
- Penyakit ini disebabkan oleh faktor local, faktor lingkungan (merokok), sistemik (diabetes
mellitus, hiv)
- Sering terjadi pada orang dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja
sebagai respon terhadap akumulasi plak dan kalkulus secara kronis
PERIODONTITIS AGRESIF
-
Periodontitis agresif merupakan salah satu tipe penyakit periodontitis yang ditandai
dengan hilangnya perlekatan jaringan ikat dan kerusakan tulang alveolar secara cepat
pada lebih dari satu gigi permanen
-
Dengan tidak adanya akumulasi plak dan kalkulus yang besar.
PERBEDAAN DIAGNOSIS KEDUANYA
Periodontitis kronis

Periodontitis agresif
Lebih prevalen pada orang dewasa

Pasien sehat secara klinis
namun juga dapat terjadi pada anak-

Akumulasi plak & kalkulus sedikit, tidak
anak

sebanding dengan kerusakan

Besarnya kerusakan sesuai dengan
faktor lokal
Attachment
loss
yang
cepat
dan
destruksi tulang

Akumulasi plak & kalkulus

Tingkat
perkembangan
penyakit

Bersifat genetik

Kerusakan tulang vertikal / angular
lambat-sedang

Kerusakan tulang horizontal

Dapat dimodifikasi atau berhubungan
Karakteristik berikut umum tetapi tidak bersifat
universal :
dengan : penyakit sistemik (DM dan 
Daerah
yang
terkena
terinfeksi
oleh
infeksi HIV) faktor lingkungan seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans
merokok dan stress.
 Abnormalitas fungsi fagosit
PERLUASAN:


Localized : < 30% daerah yang terlibat
produksi PGE2 dan IL-1β Lebih jauh,

Generalized : > 30% daerah yang terlibat
Periodontitis
Makrofag
hiperresponsif,
agresif
peningkatan
diklasifikasikan
KEPARAHAN:
berdasarkan

Ringan : clinical attachment loss 1-2 mm
penampakan spesifik sebagai berikut :

Sedang : clinical attachment loss 3-4 mm
Localized :

Berat : clinical attachment loss ≥ 5 mm

penampakan
umumnya
dan
Onset penyakit terjadi pada saat usia
pubertas
Tanda klinis dari periodontitis kronis :

Melibatkan M1 atau I permanen dengan
1. Inflamasi gingiva dan pendarahan
proximal attachment loss setidaknya
2. Poket
dua gigi permanen yang salah satunya
3. Resesi gingiva
adalah molar pertama
4. Mobilitas gigi
-
Grade 1. Hanya dirasakan

Respon serum antibodi yang kuat pada
agen penginfeksi
-
Grade 2 mudah dirasakan, pergeseran Generalized :
labiolingual 1 mm
-

Biasanya pada individu berusia dibawah
Grade 3 pergeseran labiolingual lebih 1
30 tahun (namun dapat juga lebih dari
mm, mobilitas dari gigi ke atas dan ke
30 tahun)
bawah pada arah aksial

5. Migrasi gigi
Melibatkan minimal 3 gigi selain M1
atau I

6. Nyeri
7. Kerusakan tulang alveolar
Respon serum antibodi yang buruk pada
agen penginfeksi
8. Halitosis dan rasa tidak enak
POCKET

DEFINISI POKET: Pendalaman sulkus ggv secara patologis karna penyakit periodontal ok
pergerakan tepi margin ggv kearah coronal, perpindahan epitel junctional kearah apical atau
kombinasi keduanya.

KANDUNGAN POKET :
-
Debris (mo serta produknya yaitu enzim dan endotoksin)
-
Mucin salva
-
Deskuamasi sel epitel
-
Leukosit

DARI MARGIN GGV-DASAR POKET

KLASIFIKASI :
1. GINGIVAL POCKET/PSEUDO POCKET/FALSE POCKET
2. PERIODONTAL POCKET/TRUE POCKET/ABSOLUTE POCKET
GINGIVAL POCKET/PSEUDO POCKET

Terbentuk oleh adanya ggv enlargement tanpa disertai kerusakan jaringan periodontal

Pendalaman sulkus ok/ ggv enlargement

Tidak terjadi migrasi epitel junctional ke apical atau resorbsi tulang alveolar
PERIODONTAL POCKET/TRUE POCKET/ABSOLUTE POCKET

Pendalaman sulkus ok migrasi epitel junctional kearah apical

Disertai destruksi jar periodontal (gigi goyang ok kerusakan t.alveolar dan kehilangan
perlekatan)
KLASIFIKASI POCKET PERIODONTAL
1. POKET SUPRABONI (SUPERCRESTAL/ SUPRAALVEOLAR)

Dasar poket terletak lebih koronal dari tulang alveolar dibawahnya

Kerusakan tulang horizontal
2. POKET INFRABONI (INTRABONY/SUBCRESTAL/INTRAALVEOLAR)


Dasar poket terletak lebih ke apikal dari puncak tulang alveolar

Kerusakan tulang vertical / angular
BERDASARKAN PERMUKAAN GIGI YANG TERLIBAT
1. SIMPLE POCKET (1)
2. COMPOUND POCKET (2/>)
3. COMPLEX POCKET (berasal dari 1 sisi dan mempunyai akhiran di tepi sisi yang lain)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA POKET :
1. Migrasi apikal dari epitel junctional
2. Kerusakan lig perio serta t. alveolar
3. Pembesaran ggv
4. Mo dan produknya (menyebabkan perubahan jaringan)
FUNGSI EPITEL JUNCTIONAL
1. Pertahanan pertama terhadap bakteri dan plak
2. Stratified squamous nonkeratinized : yang berkembang menjadi epitel RM dan mereduksi enamel
epithelium pada saat erupsi gigi
3. Perlekatan ke gigi oleh internal basal lamina
4. Perlekatan ke jaringan ikat oleh external basal lamina
5. Menghambat permeabilitas yang tinggi ke dalam sel, cairan ggv, dan sebagai mekanisme
pertahana tubuh host
PENDALAMAN POKET
invasi bakteri
Destruksi
jaringan
kerusakan dan
kehilangan
kolagen
stimulus sel pada
apikal epitel
junctional
proliferasi di
sepanjang akar
kehilangan
perlekatan
migrasi ke apikal
pendalaman
poket
CARA PENGUKURAN POKET

Probing bertujuan untuk mengukur kedalaman jaringan periodontal dengan menggunakan
alat berupa probe

CARA:
-
Tanpa tekanan probe dimasukkan sejajar sumbu vertical gigi dan dijalankan secara
circumferential disetiap permukaan gigi
-
Interdental :
Probe ditempatkan miring dari kedua sisi (fasial dan lingual) → menelusuri lebih dalam
poket di titik kontak

PROBE YG DIGUNAKAN : WHO, UNC 15

Keterlibatan furkasi (akar ganda) : Nabers probe

Gingiva sehat : ≤ 3mm

Inflamasi gingiva : > 3mm

TITIK PEMERIKSAAN POKET PERIODONTAL
(six site)
1. Mesiolabial
4. Distolingual
2. Distolabial
5. Mesiolingual
3. Fasial
6. Lingual
PENGKURAN RESESI GINGGIVA
Cara pengukuran resesi gingiva diukur dengan alat probe periodontal:
a. Dimensi vertikal dari resesi diukur dari cemento enamel junction hingga margin gingiva
b. Lebarnya diukur pada bagian resesi terluas dari batas cemento enamel junction
c. Lebar papila interdental diukur pada wilayah perbatasan semento enamel junction
PENGUKURAN LEVEL OF ATTACHMENT
-
Cara untuk menentukan tingkat perlekatan adalah pada saat margin gingiva berada pada
mahkota anatomis
-
Tingkat perlekatan ditentukan dengan mengurangi kedalaman poket dengan jarak antara
margin gingiva hingga cemento-enamel junction
KEDALAMAN POKET: JARAK ANTARA DASAR POKET – MARGIN GINGIVA
LOSS OF ATTACHMENT: JARAK CEJ – DASAR POKET
RESESI: JARAK CEJ – MARGIN GINGIVA
KURETASE
•
Kuretase adalah pengambilan jaringan lunak dinding lateral poket yang patologis dengan cara
pengerokan dengan bantuan kuret.
•
Tujuan: mereduksi poket, mengeliminasi, memperbaiki perlekatan atau membuat perlekatan
baru serta mengurangi kedalaman poket
JENIS
•
•
•
•
•
•
•
Curettage gingiva (tertutup) : dinding lateral poket dan semetum
Curettage subgingiva (tertutup) : pengambilan dasar poket untuk membuat perlekatan baru
ENAP (excisional new attachment prosedure)
ENAP modifikasi
Ultrasonic curettage
Chemical curettage
Diode laser curettage
INDIKASI
•
Oedematous, inflamasi, non fibrotik
•
Kedalaman poket (3-5 mm)
•
Poket suprabony
•
Poket infrabony yang masih terjangkau alat kuret
•
Prosedur nondefinitif untuk meredakan inflamasi pada px yang kontraindikasi teknik bedah
yang agresif (misalnya, flaps) pada pasien (akibat usia, masalah sistemik, atau masalah
psikologis)
•
Pada kunjungan berkala sebagai metode pemeliharaan pada daerah yang mengalami
inflamasi kembali & poketnya dalam, terutama pada daerah yang sebelumnya telah dilakukan
bedah poket.
(cth: untuk daerah rekurensi inflamasi dan pendalaman poket, pengurangan poket sebelum
operasi, atau peningkatan kadar mikroorganisme pathogen)
KONTRA-INDIKASI
•
Bentuk poket yang berliku-liku (tortuous)
•
Poket berada di daerah yang sulit dilakukan (cth: molar, dinding poket fibrotic, kasus
hiperplasia oleh karena dilantin sodium pada penderita epilepsi)
•
Furcation involvement
•
Poket yang dalam
•
Daerah sulit dijangkau
PERBEDAAN KURET TERBUKA DAN TERTUTUP
KURET TERTUTUP
-
Prosedur pembedahan yang dilakukan dibawah anastesi local yang bertujuan untuk
mengurangi dan menghilangkan poket, memperbaiki perlekatan, atau membentuk perlekatan
baru.
-
Instrument yang digunakan adalah gracey currettes, universal curretes.
-
Kuretase tertutup terbagi menjadi 2 yaitu kuretase gingival dan kuretase subgingival.

Kuretase gingival adalah prosedur dimana dilakukan penyingkiran jaringan lunak
terinflamasi yang berada di lateral dinding poket.

kuretase subgingival adalah prosedur yang dilakukan dari epitel penyatu, dimana
perlekatan jaringan ikat disingkirkan sampai ke tulang alveolar
KURETASE TERBUKA ENAP (EXCISIONAL NEW ATTACHMENT PROSEDURE)
-
Teknik yang dilakukan dengan menggunakan scalpel.
-
Dilakukan dengan anastesi local dimana gingiva dipotong agar jaringan terinfeksi mudah
dilihat dan dibersihkan. Pasca operasi, gingiva dijahit dan jahitan dilepas setelah 7 hari.
-
Tujuannya memungkinkan penyusutan jaringan lunak menyeluruh, membuat akses yang lebih
baik ke permukaan akar.

Keunggulan dibandingkan kuretase subgingival tradisional adalah definitif, eksisi bersih dari
epitel junctional dan jaringan yang terletak di bawah dengan probabilitas yang lebih besar dari
perlekatan klinis baru.

Indikasi :poket suprabony, jaringan keratin yang memadai, ketika estetika tidak penting.

kontra indikasinya : poket yang melebihi junction mukogingival, jaringan edema, kurangnya
jaringan keratin, jaringan hiperplastik, keterlibatan bifurkasi, probing kedalaman 3 mm atau
kurang.

Keuntungan : peningkatan visualisasi akar, penghapusan lengkap dari epitel sulcular dan
lampiran epitel, trauma gingiva minimal, tidak ada kehilangan keratin gingiva.

Kekurangannya : sulit untuk menentukan sejauh apikal epitel attachment, tidak membentuk
attachment baru.
PROSEDUR
ALAT & BAHAN
•
Instrumen dasar: kaca mulut, sonde,
pinset, ekskavator, nierbeken
•
Probe
•
Handscoon & masker
KURET GRACEY
•
Kuret gracey
1-2 3-4 : anterior
•
Spuit injeksi
5-6 : anterior dan premolar
•
Pehacaine
7-8 9-10 : posterior (fasial & lingual)
•
Povidone iodine 10%
11-12 : posterior (mesial)
•
Larutan NaCl 0,9% / aquadest
13-14 : posterior (distal)
•
Periodontal pack
PERSIAPAN PASIEN:
1. Informed consent
2. Vital sign
3. Pasien berkumur-kumur dg air bersih
KURETASE:
1. Skeling dan root planing  kunjungan I, kontrol 1 minggu kemudian dan pemeriksaan poket
periodontal dgn probe
2. Asepsis area kerja dengan povidone iodine
3. Anestesi local
NERVUS
 M RA kecuali akar mesiobukal M1
ANTERIOR RA:
N. alveolaris superior anterior, di
-
mukolabial
fold
gigi
N. alveolaris superior posterior, di
-
yang
bersangkutan (1,5ml)
mukobukal fold antara m2 & m3
N. palatinus anterior
-
N. Nasopalatinus, di papila insisivus
-
(0,5ml)
POSTERIOR RA:
ANTERIOR RB:
Incisive nerve block, mukobukal
-
 P1, P2, M1 akar mesiobukal
N. alveolaris superior medius, di
-
fold p2
mukobukal fold p2
-
Lingual nerve block
-
SELURUH GIGI RB:
N. palatinus anterior, palatinal 1
-
Inferior nerve block
cm dari margin gingv antara m2 &
-
N. lingual
m3
4. Kuretase menggunakan kuret Gracey yg sesuai
5. Masukkan kuret, sisi tajam pada dinding poket, permukaan luar gingiva ditekan dengan
menggunakan jari
6. Kuretase dengan cara mengerok jaringan patologis mulai dari dasar poket hingga arah koronal
/ gerakan menarik kuret kearah koronal (gerakan fulstruk)
7. Kuretase dihentikan:
o
Jar granulasi telah keluar (berwarna kecoklatan)
o
Permukaan antara gingival dan gigi sudah halus
o
Darah yg keluar pada saat kuretase mulai berubah warna dari merah gelap menjadi
merah terang
o
Perdarahan minimal
8. Melepaskan perlekatan epitel papil fasial & lingual
9. Irigasi (NaCl 0,9% / aquadest)
10. Gingiva ditekan dari apikal ke korona untuk mendapatkan adaptasi gingiva ke permukaan gigi
11. Aplikasi periodontal pack (tidak boleh terlalu ke oklusal dan tidak boleh terlalu ke apical)
12. Pemberian obat kumur, analgetik & antibiotik bila perlu
-
Analgesik : paracetamol / asam mefenamat 500mg 3x1 setelah makan
-
Antibiotik: Amoxicilin mg 500 selama 5 hari 3x1 (apabila <5hr bakteri dapat resisten)
Pada px dgn alergi penicillin dapat diberikan clindamycin 300 mg 4x sehari selama hari
13. Kontrol 1 minggu
INSTRUKSI POST KURETASE
•
Tidak makan kurang lebih 1 jam post kuretase
•
Dianjurkan konsumsi makanan dingin dan lunak pada hari dilakukan kuretase
•
Hindari merokok
•
Menjaga kebersihan RM dgn menyikat gigi 2x sehari, berkumur tiap selesai makan (tidak
berkumur terlalu keras)
•
Makan-makanan yg bergizi dan perbanyak makan buah
•
Hindari makanan yg dapat merangsang perdarahan seperti makanan panas
•
Daerah post-kuretase tidak dimainkan dengan lidah, tangan, atau digunakan untuk
mengunyah
•
Kontrol 1-2 minggu pasca perawatan
•
Obat harus segera diminum apabila terasa sakit atau terganggu
•
Bila terjadi pembengkakan, perubahan warna, kompres dengan es selama 6-8 jam (10 menit
kompres, 10 menit angkat, dst). kompres ekstraoral pada pipi di sisi pascabedah
YG TIDAK BOLEH DILAKUKAN SAAT KONTROL

Probing
 Jika probing dilakukan sebelum 1 minggu dilakukan kuretase akan menyebabkan
perlukaan baru
 Probing boleh dilakukan Kembali setelah 3 minggu karena sudah masuk fase
remodelling
 Yang boleh dilakukan saat kontrol adalah melihat keadaan klinis dan irigasi
TAHAPAN PENYEMBUHAN
•
Perbaikan epitel sulkus 2–7 hari
•
Perbaikan epitel cekat 5 hari
•
Pengkerutan gingival margin 7 hari
•
Penyembuhan sempurna 2 minggu
1. Proses regenerasi jaringan lunak
-
Luka yang terjadi pada jaringan lunak akan diikuti dengan peningkatan aliran darah dan
limfe.
-
Sel epitel bermigrasi ke daerah luka, merangsang fibrin membentuk jala-jala untuk
menghentikan perdarahan.
-
Selanjutnya akan terbentuk koagulasi darah pada daerah marginal.
-
Di tahap ini sel-sel epitel baru akan bergerak ke daerah yang rusak.
-
Proses regenerasi dan epitelisasi terjadi dari hari ke-2 sampai 7 pasca kuretase.
2. Proses repair (perbaikan) jaringan gingiva
-
Proses perbaikan kontinuitas dari jaringan yang rusak diganti dengan jaringan baru
(biasanya diganti dengan jaringan baru yang kaku seperti jaringan ikat fibrous).
-
Proses migrasi tidak akan berhenti sampai daerah yang terluka tertutup dengan baik.
-
Apabila permukaan luka telah tertutup dengan lapisan epitel, maka lapisan ini akan
mempertebal diri dengan memproduksi sel baru.
-
KLINIS: Jaringan gingiva masih Nampak biru kemerahan dan masih terdapat oedematous.
3. Pembentukan jaringan ikat yang baru (new attachment)
-
Terjadi hari ke 5 pasca terapi kuretase.
-
Produksi jaringan ikat yang baru (fibroblas), migrasi sel ke daerah yang luka, pembentukan
substansi ekstraseluler yang baru, remodeling dari bahan-bahan ekstraseluler.
-
Daerah luka akan terisi sedikit demi sedikit dengan serat (fiber) kolagen dimana proses
remodeling akan berlangsung.
-
Jaringan kolagen dewasa akan nampak setelah 21 hari pasca terapi.
TANDA INFLAMASI: nyeri (dolor), panas (calor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor) dan
hilangnya fungsi (fungio lesa)
DRESSING PERIODONTAL
Dressing digunakan untuk menutupi luka, mempercepat pemulihan dan memberikan kenyamanan
pascaoperasi
Berbagai macam fungsi dressing:
-
Untuk melindungi luka dari iritasi
-
Untuk menjaga agar daerah luka tetap dalam keadaan bersih
-
Untuk mengontrol perdarahan
Dressing Periodontal yang ideal, yaitu:
-
bersifat tidak mengiritasi
-
tidak merangsang terjadinya reaksi alergi
-
Mempunyai sifat antibakteri
-
dapat dipasang cekat pada gigi geligi dan jaringan
-
Harus cukup keras sehingga tidak mudah tergeser.
-
Rasanya tidak mengganggu
PROSES PENYEMBUHAN SECARA UMUM
1. Fase Inflamasi
-
Berlangsung pada 24 jam - hari ke3.
-
Pergerakan neutrofil ke pembuluh darah ke luka meningkat pada 24-48 jam dan penurunan
setelah hari ke-3.
Fase ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler darah & vasodilatasi
-
pembuluh darah. Sehingga terjadi migrasi leukosit fagositik seperti neutrofil, makrofag,
platelet dan limfosit T ke tempat luka.
2. Fase proliferasi
-
Terjadi sekitar hari ke-4 sampai hari ke-10
-
Pada fase ini terjadi untuk penutupan luka yang dibentuk dari proliferasi fibroblas, sintesis
kolagen, dan fibronektin yang akan membentuk basis dari matriks jaringan ikat baru
sehingga dapat menutup jaringan yang terluka.
3. Fase remodelling
-
Fase akhir penyembuhan luka dimulai hari ke 21 & berlanjut sampai luka sembuh sempurna.
-
Terjadi pematangan dan penguatan jaringan.
DELAYED WOUND HEALING
•
Jika dalam 7-10 hari penyembuhan belum tercapai, gangguan pada proses penyembuhan
perlu dicurigai. Paling umum karena iritan lokal.
•
Faktor lokal: kebersihan ↓ (kalkulus yang belum tereliminasi atau reakumulasi plak),
jaringan nekrotik, trauma, tekanan di lokasi luka berlebihan atau berkelanjutan (suplai
darah ke jaringan kapiler dapat terganggu)
•
Faktor sistemik: usia, tipe badan, penyakit kronis, imunosupresi dan terapi radiasi,
nilai laboratorium, status nutrisi, insufisiensi vaskular
Download