Uploaded by User94727

Makalah KELOMPOK 2

advertisement
MAKALAH
SEJARAH DAN KEBUTUHAN E-LEARNING
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH E- LEARNING
Dosen pengampu
: Arief Juang Nugraha
Feylosofia Putri Agry, S. Pd., M. Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Izzah Maulida Yahya
(1401418122)
2. Astari Restu Ramadhan
(1401418125)
3. Sakila Nurkhofifah
(1401418128)
4. Mu’ammar
(1401418129)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dunia Pendidikan telah mengalami kemajuan pesat seiring dengan kemajuan
Teknologi Informasi. Akibatnya, metode pendidikan lama atau konvensional dirasakan
menjadi kurang efektif karena terbentur masalah ruang dan waktu. Dan Teknologi Informasi
menawarkan metode pendidikan baru yang dinamakan metode E-Learning.
Sistem
pembelajaran
elektronik atau
e-pembelajaran
(Inggris: Electronic
learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning
merupakan
dasar
dan konsekuensi
logis dari
perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu
duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara
langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu
saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program
pendidikan.
E-learning merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang dipersepsikan
bersifat student centered. Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat memotivasi peningkatan
kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan kemandirian mahasiswa, serta
komunikasi antara dosen dengan mahasiswa maupun antar mahasiswa.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut :
C.
1.
Apa dan bagaimana pengertian serta sejarah perkembangan E-learning?
2.
Bagaimanakah pengertian e-learning?
3.
Bagaimanakah sejarah perkembangan e-learning ?
4.
Bagaimanakah kebutuhan terhadap e-learning?
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu
1.
Memahami pengertian E-learning
2.
Memahami sejarah perkembangan E-learning
3.
Memahami kebutuhan terhadap E-learning
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru
dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet
sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan
pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
1.
Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang
menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and
Answer Book, 2003).
2.
Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk
belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik
pergi mengikuti pelajaran di kelas.
3.
William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web
(yang bisa diakses dari Internet).
Koran dalam Rusman (2013:316) menyatakan bahwa e-Learning adalah
pembelajaran yang menggunakan peratalatan elektronik jaringan (LAN, WAN, atau internet)
untuk menyampaikan materi pembelajaran, interaksi, maupun bimbingan. Sedangkan
LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001] mengungkapkan
bahwa . eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer
standalone. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa e-Learning merupakan suatu
kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan perangkat elektronik sebagai media
pendukung prosesnya.
E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan
singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik
learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet
dalam kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media
pembelajaran.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media
elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya
adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning
dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola
oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang
bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih
sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi
dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama
dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang
membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola
administrasi dan proses belajar mengajar.
Pembelajaran dengan e-Learning dapat disampaikan secara synchrounous yaitu
dimana pembelajaran dilakukan pada saat itu juga, atau asynchronous, yakni pembelajaran
dilakukan pada saat yang berbeda. Contoh e-Learning secara synchronous adalah
pembelajaran melalui webcam antara guru dan siswa secara live pada saat itu juga.
Sedangkan contoh penyampaian secara asynchronous adalah guru membuat materi atau
video pembelajaran terlebih dahulu, kemudian materi atau video tersebut diunggah sebelum
pembelajaran akan dilangsungkan.
Materi pembelajaran yang disajika dalam e-Learning berupa teks, grafik, animasi,
simulasi, audio, dan video. E-Learning juga harus memiliki fitur untuk diskusi misalnya
chatting.
B.
Sejarah Perkembanagan E-Learning
Dalam sejarah E-learning sejak tahun 1960, E-learning sudah berkembang dalam
berbagai bidang yaitu bisnis, pendidikan, pelatihan dan militer. Sekarang berbagai bidang
tersebut sangatlah berbeda. (Paul Nicholson : 2007).
Dalam bidang pendidikan yakni di sekolah E-learning cenderung menggunakan
software dan online learning sementara dalam bisnis, militer dan pelatihan (training)
cenderung menggunakan online learning (Campbell, 2004).
Istilah e-learning digunakan sejak oktober tahun 1999. Pada CBT sistem seminar
(computer based training) di los angles. Kata yang baru digunakan untuk pertama kalinya.
Kemudian kata-kata yang baru mulai bermunculan seperti online learning atau virtual
learning . Bagaimanapun juga prinsipnya adalah sebuah cara untuk belajar dengan
menggunakan yang interaktif dapat diakses melalui internet, atau menggunakan media
elektronik seperti internet, TV interaktid, CD-ROM dan lain-lain.
Pendidikan mengadopsi computer jaringan dimulai pada pertengahan tahun 1970,
setahun setelah penemuan paket data dan switchinf di tahun 1969 dan email dan konferensi
computer di tahun 1971 (Hafner & Lyon, 1996; Hiltz & Turoff,197).
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh
universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis
komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu,
perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1.
Tahun 1960 : PLATO-Programmed Logic for Automated Teaching Operations adalah
program computer based training (CBT). Program ini menawarkan latihan dan ujian
dimana pengguna dapat melewati pertanyaan pada ujian. Mesin ini dirancang untuk
mahasiswa di Universitas Illinois. Dua decade sebelum World Wide Web ditemukan,
PLATO yang memelopori forum online, papan pesan, email, chat room, instan
messaging, remote screen sharing, dan game multiplayer, yang mungkin komunitas
online pertama (Woolley, 1994).
2.
Tahun 1966 : Profesor Psikologi Stanford University Patrick Suppes and Richard C.
Atkinson menggunakan CAI (Computer Aided Instruction) untuk mengajar
matematika dan membaca siswa di Polo Alto Elementary schools. Kemudian Bernard
Luskin bekerjasama dengan Stanford university untuk menginstall computer pertama
di komunitas universitas untuk mengajar
3.
Tahun 1969 : Untuk pertama kalinya pengoprasian packet switching jaringan, pertama
kalinya menggunakan konsep TCP/IP dan sekarang menjadi kebutuhan sehari-hari
yaitu internet.
4.
Tahun 1970 : Pada tahun ini ditemukannya GUI dan Mouse yang kini menjadi
computer modern. Dahulu kala waktu Xerox menawarkan mouse dan GUInya mereka
ditertawakan kemudian mereka diajak kerjasama oleh apple dan mereka
memberikannya dan menjadikan apple dengan tampilan GUI pertama kali dan
menggunakan Mouse untuk pertama kali. Dan computer based training (CBT) dimulai
di New Jersey Institue of Technology.
5.
Tahun 1980 : Computer pertama machintosh yang menggunakan GUI dan Mouse. Dan
memulai online untuk sharing informasi.
6.
Tahun 1990-1995 : Mengirim konten e-learning lewat internet ( Paul Nicholson : 2007).
7.
Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan
aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CDROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO)
DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
8.
Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
9.
Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan
teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan
akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.
Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi
masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry
CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
10. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS
menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk
pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga
semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan
interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
11. Tahun 2000 : Bussinises begin using e-learning Banyak perusahaan yang menggunakan
e-learning untuk melatih para pekerjanya. Karena dengan menggunakan elearning
informasi terbaru dapat dengan cepat diterima oleh para pekerja.
12. Tahun 2010 : Social Online Learning Pada tahun ini banyak social media yang
bermunculan. Dan elearning semakin terinspirasi denagn social media tersebut karena
memberikan inovasi dan pembelajar (learner) merasa fun. Media tersebut seperti
Youtube, Twitter, facebook, Open online course. Skype, hangout, slideshare yang
memungkinkan kita untuk saling berbagi file dan inforamsi.
C.
Kebutuhan terhadap E-Learning
Layanan pendidikan konvensional tidak selamanya mencukupi kebutuhan-kebutuhan
para pembelajar. Ada hal-hal khusus yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengikuti
pendidikan secara konvensional, terutama masalah aksesabilitas. Kekurangan fitur dari
pendidikan konvensional ini akhirnya mendapatkan solusi dengan hadirnya model
pembelajaran e-Learning. Berbagai aspek yang berkaitan dengan kendala akses terhadap
layanan pendidikan konvensional adalah:
1.
Keterbatasan kemampuan finansial (financial affordance)
Ketidakmampuan seseorang untuk membiayai pendidikan formal dapat diatasi
dengan keikutsertaannya pada pendidikan yang diselenggarakan melalui e-Learning.
Pembiayaan pada pendidikan konvensional bukan hanya masalah biaya pendidikan itu
saja, tetapi juga meliputi biaya transportasi dan akomodasi untuk dapat menghadiri
pertemuan dalam kelas. Hal tersebut merupakan salah satu yang tidak diperlukan dalam
e-Learning. Termasuk juga masalah pengadaan bahan belajar, dalam e-Learning bahan
belajar dapat diwujudkan dala bentuk softfile yang berbiaya rendah (lowcost) baik
dalam hal replikasinya (penggandaan) ataupun dalam hal pendistribusian.
2.
Kekurangberuntungan secara fisik (physically disadvantaged)
Kondisi fisik dapat juga menjadi kendala yang dihadapi sebagian anggota
masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan secara konvensional, misalnya
masalah mobilitas.
3.
Keterbatasan
waktu
formal/konvensional.
untuk
mengikuti
pendidikan
pada
pendidikan
Fleksibilitas kegiatan belajar yang ditawarkan oleh e-Learning memberikan
peluang bagi para pekerja atau pegawai untuk tetap melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan waktu yang sesuai bagi mereka.
4.
Kendala dalam pencapaian pangkat puncak bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
(constraint in achieving the highest rank)
Para pekerja yang termotivasi untuk dapat secara terus-menerus meningkatkan
kapabilitas dirinya mengalami kendala kalau harus mengikuti pendidikan lanjutan
secara konvensional karena umumnya kegiatan pendidikan pelaksanaannya bersamaan
dengan jam kerja para pekerja. Sedangkan bagi para pegawai negeri sipil (PNS), ada
peraturan pemerintah yang menentukan jenjang pangkat tertinggi yang boleh dicapai
sesuai dengan tingkat pendidikan dan pelatihan. Peran e-Learning dalam bentuk
pendidikan yang flexibel memberi peluang bagi pekerja dan PNS untuk tetap
menerapkan life long learning tanpa meninggalkan pekerjaan. Misalnya dengan diklat
online (e-training).
5.
Kondisi/keadaan geografis yang sulit untuk dicapai dan jarak yang jauh.
Penyebaran penduduk yang sangat berjauhan dengan jumlah populasi yang
besar dan keadaan geografis yang beragam menjadi kendala untuk pemerataan
pendidikan secara reguler atau konvensional.
6.
Keterbatasan
sarana
trasportasi
untuk
menjangkau
lembaga
pendidikan
menyediakan
lembaga
pendidikan
regular/konvensional.
7.
Keterbatasan
keuangan
negara
untuk
reguler/konvensional untuk melayani sejumlah besar penduduk yang terpencarpencar
dalam jumlah yang relatif kecil (rarely dispersed population)
Menghadapi kondisi demografis dan geografis seperti yang telah disebutkan di
atas diperlukan adanya kebijakan guna memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat
tanpa harus membangun lembaga pendidikan konvensional yang mungkin tidak
efisien.
8.
Keterbatasan lembaga pendidikan reguler/konvensional dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan masyarakat.
Sebagai contoh, PPPPTK Matematika sebagai satu-satunya lembaga
pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi guru
matematika di Indonesia memiliki lahan garap yang jumlahnya sangat besar, tentu tidak
mampu menyentuh semua guru jika hanya mengandalkan diklat reguler yang
dilaksanakannya. Salah satu alternatif pemecahannya adalah penyelenggaraan diklat
online yang mampu meraup peserta secara massal dan berbentuk kelas paralel.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran
antara Metode Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang
guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.
B.
Saran
Media pembelajaran E-learning sangatlah bagus di zaman yang serba teknologi
sehingga diperlukan inovasi-inovasi yang lebih kreatif untuk tercapainya tujuan
pembelajaran. Diharapkan E-Learning semakin berkembang dan mencerdaskan anak-anak
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Dublin, L. and Cross, J., Implementing e-Learning: Getting the Most from Your Elearning
Investment, the ASTD International Conference, May 2003.
Romi Satria Wahono, Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas, Jurnal Teknodik No.
21/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007, Agustus 2007
Moh. Roziq Bahtiar, Sejarah E-learning, Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Universitas Negeri Semarang, 2014.
Bahan Ajar E-learning
Download