PROPOSAL SKRIPSI Dampak dari Phubbing Smombie Syndrome terhadap Kinerja Karyawan Jambi Prima Mall Trona Oleh CHINTYA MERI ANDIANI 180502109 PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 2 DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4 A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4 B. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 6 C. Batasan Masalah ................................................................................................................ 7 D. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 8 A. Kajian Teori ....................................................................................................................... 8 1. Pengertian Smartphone ................................................................................................... 8 2. Pengertian Phubbing & Smombie ................................................................................. 9 3. Pengertian Kinerja Karyawan ..................................................................................... 11 B. Penelitian yang Relevan .................................................................................................. 12 C. Kerangka Konsep ............................................................................................................ 13 D. Hipotesis Penelitian ......................................................................................................... 13 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 14 A. Metode Penelitian ............................................................................................................ 14 1. Pendekatan Penelitian ................................................................................................... 14 2. Jenis Penelitian ............................................................................................................. 14 B. Lokasi Penelitian ............................................................................................................. 14 C. Populasi dan Sample Penelitian....................................................................................... 15 1. Populasi Penelitian ....................................................................................................... 15 2. Sample Penelitian ......................................................................................................... 15 D. Variabel Penelitian .......................................................................................................... 15 E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................... 15 F. Instrumen Penelitian ........................................................................................................ 17 G. Teknik Analisis Data ....................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18 3 ABSTRAK Penggunaan ponsel oleh pekerja di tempat kerja dapat dianggap oleh sebagian orang sebagai gangguan kerja yang dapat berdampak negatif terhadap produktivitas. Beberapa juga mungkin berpandangan bahwa itu akan meningkatkan komunikasi dan dengan demikian berdampak positif pada produktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti dampak yang ditimbulkan akibat ketergantungan smartphone atau yang bisa disebut syndrome phubbing smombie selama di tempat kerja terhadap kinerja karyawan di salah satu pusat perbelanjaan Jambi Prima Mall Trona. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 158 sample karyawan dari total 260 karyawan. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan saat ini penggunaan ponsel telah menjadi kebutuhan penting dalam hidup kita dan juga telah menciptakan lapangan kerja di negara ini dan juga mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dalam penggunaan ponsel dunia saat ini telah menjadi sumber komunikasi di antara orang-orang di berbagai negara. Masyarakat tidak hanya memenuhi kebutuhan sosialnya dengan telepon seluler tetapi juga menggunakan teknologi seluler sebagai cara yang telah membawa perubahan positif baik di tingkat lingkungan maupun sosial. Selama tiga dekade terakhir, ekonomi dunia telah mengalami perubahan revolusioner dan kemajuan di sektor telekomunikasi telah membawa perubahan sosial ekonomi dan lingkungan tingkat tinggi. Dampak smartphone di tempat kerja adalah masalah yang diperdebatkan dengan hangat. Beberapa ahli berpendapat bahwa smartphone sangat menguntungkan bagi karyawan di tempat kerja dengan membantu komunikasi dan kerjasama internal dan eksternal, sementara memungkinkan organisasi kerja yang fleksibel dan berbagi informasi secara real. Namun, yang lain berpendapat sebaliknya dengan menekankan dampak negatif yang tidak diinginkan terhadap pekerja. Misalnya, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa bagi pekerja yang sangat bergantung pada ponsel cerdas di tempat kerja, sangat sulit bagi mereka untuk melepaskan diri secara psikologis dari pekerjaan dan ponsel, yang menyebabkan kecemasan dan stres yang serius. Dalam praktiknya, hasilnya dapat mengingatkan pemberi kerja tentang hasil yang diinginkan dan tidak diinginkan dari ketergantungan smartphone karyawan mereka. Dengan 5 menyelidiki penyebab ketergantungan ponsel cerdas di tempat kerja, hal ini dapat memberi pengetahuan yang berharga kepada pemberi kerja untuk mengembangkan strategi intervensi yang efektif dalam mengendalikan hasil negatif dari ketergantungan tersebut. Oleh karena itu, untuk memperdalam pemahaman tentang ketergantungan karyawan pada smartphone, tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengeksplorasi dampak dan penyebab ketergantungan smartphone di tempat kerja di antara pekerja. Kecanduan terhadap smartphone mempunyai 2 istilah, yaitu Phubbing dan Smombie. Phubbing kependekan dari phone snubbing mengacu pada perilaku orang yang lebih fokus menggunakan gadget daripada interaksi dengan orang atau lingkungan sekitar. Istilah phubbing ditemukan pada 2012 oleh tim perumus dari kalangan pakar bahasa (leksikon, fonetik), ahli debat, budayawan, dan sosiolog yang berkumpul di Universitas Sydney Australia. Kata phubbing masuk dalam "Kamus Macquarie" sebagai kosakata baru dan dalam setahun istilah tersebut diterima di hampir 180 negara. Phubbing dimaknai juga sebagai tindakan acuh/cuai seseorang dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus pada gadget ketimbang berinteraksi satu arah, dua arah, atau multiarah. Di Indonesia, Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud memadankan istilah phubbing dengan istilah "mabuk gawai", yaitu sikap cuai atau abai terhadap lawan bicara atau lingkungan sekitar karena terlalu asyik menggunakan gawai. Lalu, apa smombie? Istilah ini kependekan dari smartphone zombie, sebuah frase yang sebetulnya bisa membuat konotasi tidak sedap bagi pelakunya. Demi mengidentifikasi perilaku, digunakan istilah tersebut. Smombie adalah orang yang terus-menerus menggunakan smartphone, handphone, atau gadget ketika sedang berjalan. Atau pejalan kaki yang memusatkan perhatian pada handphone tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. 6 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Abdul Ghafoor dan Dr. Rabia Sarwar dengan judul “Mobile Phones Usage and Employees’ Performance: A Perspective from Pakistan”. Adapun hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan menghabiskan waktu kerja mereka untuk melakukan panggilan telepon. Jumlah panggilan ke keluarga/teman lebih banyak daripada panggilan terkait pekerjaan. Ponsel digunakan untuk aktivitas lain seperti mendengarkan musik dan mengirim pesan teks. Hasil dari survei yang telah dilakukan oleh Dr. Abdul Ghafoor dan Dr. Rabia Sarwar tersebut mengungkapkan fakta bahwa lebih dari 60 persen dari panggilan ini adalah panggilan sosial yang dilakukan ke teman dan keluarga dan panggilan ini tidak membantu dalam meningkatkan komunikasi bisnis dan berbagi informasi terkait pekerjaan untuk meningkatkan efisiensi. Tampak jelas bahwa ponsel di tangan pekerja tidak digunakan untuk keperluan bisnis. Oleh karena itu karena penggunaan telepon seluler yang tidak produktif melebihi penggunaan produktif, penggunaan telepon seluler di jam kerja mungkin tidak memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produktivitas. Terkait penjelasan mengenai masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan dan menuangkannya dalam penelitian yang berjudul “Dampak dari Phubbing Smombie Syndrome terhadap Kinerja Karyawan Jambi Prima Mall Trona”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan pengetahuan baik bagi pelaku usaha maupun kalangan umum. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjabaran dari latar belakang diatas, dapat diidentifikasi faktor masalah dalam terjadinya penurunan kinerja karyawan akibat penggunaan smartphone di jam kerja adalah karena karyawan lebih menikmati bermain smartphone daripada pekerjaannya. 7 C. Batasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti membatasi masalah pada penurunan kinerja karyawan yang disebabkan oleh kecanduan penggunaan smartphone. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana pengaruh penggunaan smartphone di tempat kerja terhadap kinerja karyawan pada Jambi Prima Mall Trona? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dampak yang mempengaruhi kinerja karyawan Jambi Prima Mall Trona akibat dari penggunaan smartphone selama jam kerja. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Smartphone Smartphone adalah perangkat elektronik genggam yang menyediakan koneksi ke jaringan seluler. Smartphone memungkinkan orang melakukan panggilan telepon, mengirim pesan teks, dan mengakses Internet. Smartphone pertama di dunia diciptakan oleh IBM pada tahun 1994. Dijuluki "Simon," Smartphone tersebut menyertakan fitur-fitur revolusioner termasuk layar sentuh, email, dan aplikasi bawaan termasuk kalkulator dan buku sketsa.1 Sejak saat itu, fungsionalitas ponsel terus berlanjut untuk meningkatkan, terutama di tahun-tahun setelah 2000. Pada tahun 2007, ketika Apple Inc. (AAPL) merilis iPhone terobosannya (dan versi telepon 3G pada tahun 2008), sudah ada lebih dari 200 juta orang yang menggunakan 3G di seluruh dunia. Sebelum masuknya penjelajahan Internet di telepon seluler, operator jaringan mengandalkan struktur biaya yang telah mereka andalkan selama beberapa dekade: menelepon saluran lain dikenakan tarif tetap tertentu, dan mengirim pesan teks dikenakan tarif tetap lainnya. Pengenalan smartphone secara dramatis mengubah sektor telekomunikasi. Sementara ponsel dianggap lonceng kematian dari ponsel berbasis darat, smartphone dianggap lonceng kematian dari ponsel prototipe. Begitu konsumen memahami bahwa mereka dapat berinteraksi dengan aplikasi berbasis Smartphone, seperti aplikasi perpesanan dan game, permintaan akan ponsel yang 9 tidak menawarkan fungsionalitas tersebut akan anjlok. Permintaan ponsel yang tidak memiliki fungsi smartphone anjlok di negara maju. 2. Pengertian Phubbing & Smombie Phubbing kependekan dari phone snubbing mengacu pada perilaku orang yang lebih fokus menggunakan gadget daripada interaksi dengan orang atau lingkungan sekitar. Istilah phubbing ditemukan pada 2012 oleh tim perumus dari kalangan pakar bahasa (leksikon, fonetik), ahli debat, budayawan, dan sosiolog yang berkumpul di Universitas Sydney Australia. Kata phubbing masuk dalam "Kamus Macquarie" sebagai kosakata baru dan dalam setahun istilah tersebut diterima di hampir 180 negara. Phubbing dimaknai juga sebagai tindakan acuh/cuai seseorang dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus pada gadget ketimbang berinteraksi satu arah, dua arah, atau multiarah. Di Indonesia, Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud memadankan istilah phubbing dengan istilah "mabuk gawai", yaitu sikap cuai atau abai terhadap lawan bicara atau lingkungan sekitar karena terlalu asyik menggunakan gawai. Lalu, apa smombie? Istilah ini kependekan dari smartphone zombie, sebuah frase yang sebetulnya bisa membuat konotasi tidak sedap bagi pelakunya. Demi mengidentifikasi perilaku, digunakan istilah tersebut. Smombie adalah orang yang terusmenerus menggunakan smartphone, handphone, atau gadget ketika sedang berjalan. Atau pejalan kaki yang memusatkan perhatian pada handphone tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. Di Jerman, istilah smombie meraih pengakuan dalam "Youth Word of the Year 2015" (kata populer untuk anak muda tahun 2015). Para smombie layaknya komunitas, sehingga semua orang yang dianggap smombie disebut anggota "suku kepala tertunduk". 10 Dalam terminologi China, " suku kepala tertunduk" disebut di tou zu. Apabila seseorang sudah menjadi bagian dari sekian banyak smombie atau di tou zu, atau "suku kepala tertunduk", maka disebut juga mu zhi zu, atau anggota kehormatan "suku jempol", yaitu orang yang tidak pernah berhenti mengetik pesan di handphone. Di Jepang, terminologi untuk orang yang lebih lancar menulis pesan di handphone daripada berbicara disebut oyayubizoku, yaitu "klan jempol". Karakteristik phubbing sedikit berbeda dengan smombie, kendati kedua-duanya masuk kategori "mabuk gawai" atau "kecanduan gadget". Phubbing lebih kepada abai saat berinteraksi, sedangkan smombie abai terhadap lingkungan saat berjalan. Menurut penelitian "Phubbed and Alone" yang dilakukan Meredith David dan James A. Roberts dari Universitas Baylor di Waco, Texas Amerika Serikat, saat ini orang mengecek ponsel 150 kali sehari. Perilaku ini terjadi tidak hanya ketika sedang sendiri, tetapi ketika saat berinteraksi dan bekerja. Pakar komunikasi dari The Hart Centre Australia, Julie Hart, menegaskan bahwa phubbing menumpulkan beberapa faktor dalam hubungan antarpribadi, yaitu tumpulnya kemampuan individu untuk menyimak, tidak membuka diri pada lawan bicara, tidak paham isi pembicaraan, dan tidak melibatkan diri dalam percakapan, sehingga lawan bicara tidak puas dan tidak dihargai. Phubbing dan smombie melahirkan masalah sosial, mental/psikologis, dan medis. Secara sosial, phubbing merusak hubungan sosial pribadi dalam berinteraksi, antara lain : merendahkan orang lain, cuai/abai/tidak peduli lawan bicara, tidak menghargai lawan bicara, meremehkan topik pembicaraan, menimbulkan ketidaksukaan lawan bicara akibat diabaikan, tumpul simpati dan empati, ketersinggungan, dan ketidakpuasan percakapan yang hambar. Sementara, smombie menimbulkan anti sosial, keterasingan diri, berkurangnya interaksi pribadi dan sosial, dan abai akan keselamatan diri. Dari segi mental, kedua-duanya merupakan kecanduan yang termasuk kategori 11 disorder due to addictive behavior, yaitu penyakit akibat kecanduan atau ketergantungan pada gadget dengan ciri : tidak bisa mengendalikan diri, memprioritaskan gadget untuk berselancar di dunia maya, susah berhenti walau tahu konsekuensi negatifnya, dan takut kehilangan info tanpa menggunakan handphone. Secara medis, nama penyakit mabuk gawai ini ialah nomophobia (no-mobilephone phobia), yaitu kecemasan berlebihan akibat tidak membawa dan menggunakan handphone. Penyakit lain muncul akibat mata sering terpapar radiasi yang memancar dari cahaya pada layar gadget. Selain itu, radiasi dari energi elektrik pada organ tubuh tertentu. 3. Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja karyawan didefinisikan sebagai bagaimana seorang karyawan memenuhi tugas pekerjaannya dan melaksanakan tugas yang disyaratkan. Ini mengacu pada efektivitas, kualitas, dan efisiensi output mereka. Kinerja juga berkontribusi pada penilaian perusahaan tentang seberapa berharganya seorang karyawan bagi organisasi. Setiap karyawan adalah investasi yang serius bagi sebuah perusahaan, sehingga feedback yang diberikan setiap karyawan harus signifikan. Mengukur kinerja karyawan akan berbeda antar peran dan departemen, tetapi umumnya dapat diukur dengan: Kecepatan dan efisiensi - Seberapa banyak yang dicapai karyawan dalam ratarata hari, bulan, atau kuartal? Adakah halangan untuk diatasi atau sumber daya yang mungkin untuk dipertimbangkan yang memungkinkan produktivitas lebih tinggi? Kualitas dan kedalaman - Seberapa "baik" pekerjaan karyawan tersebut dibandingkan dengan rekan kerja dan karyawan lain dalam peran, bidang, atau industri 12 yang sama? Apakah karyawan tersebut memberikan kontribusi yang unik pada perannya yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan? Kepercayaan dan konsistensi - Apakah karyawan dapat diandalkan untuk membuat keputusan yang baik dan melaksanakan tugasnya tepat waktu? Apakah mereka perlu dikelola dengan cermat atau apakah mereka mengelola sendiri dengan baik? Apakah mereka menunjukkan potensi untuk tumbuh di dalam perusahaan, atau apakah pertumbuhannya tidak berubah? B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Abdul Ghafoor dan Dr. Rabia Sarwar dengan judul dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan menghabiskan waktu kerja mereka untuk melakukan panggilan telepon. Jumlah panggilan ke keluarga/teman lebih banyak daripada panggilan terkait pekerjaan. Ponsel digunakan untuk aktivitas lain seperti mendengarkan musik dan mengirim pesan teks. Hasil dari survei yang telah dilakukan oleh Dr. Abdul Ghafoor dan Dr. Rabia Sarwar tersebut mengungkapkan fakta bahwa lebih dari 60 persen dari panggilan ini adalah panggilan sosial yang dilakukan ke teman dan keluarga dan panggilan ini tidak membantu dalam meningkatkan komunikasi bisnis dan berbagi informasi terkait pekerjaan untuk meningkatkan efisiensi. Tampak jelas bahwa ponsel di tangan pekerja tidak digunakan untuk keperluan bisnis. Oleh karena itu karena penggunaan telepon seluler yang tidak produktif melebihi penggunaan produktif, penggunaan telepon seluler di jam kerja mungkin tidak memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produktivitas. 13 C. Kerangka Konsep Phubbing Smombie Kinerja Karyawan D. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis konsepsional dari penelitianini adalah sebagai berikut: H1: Penggunaan Smartphone Saat Bekerja Berpengaruh dengan Kinerja Karyawan Jambi Prima Mall Trona H0: Penggunaan Smartphone Saat Bekerja Tidak Ada Pengaruh dengan Kinerja Karyawan Jambi Prima Mall Trona 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menerapkan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan(Sugiono, 2014:14). 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu metode yang digunakan dalam suatu penelitian. Metode tersebut digunakan dalam melihat populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik. Hal tersebut bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan oleh peneliti. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Jambi yaitu Jambi Prima Mall Trona. 15 C. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Jambi Prima Mall Trona yang berjumlah 260 karyawan. 2. Sample Penelitian Sampel penelitian adalah wakil dari populasi yang akan diteliti. Maka peneliti mengambil 158 karyawan sebagai sample. 𝑛= 260 1 + (260 x 0,052 ) 𝑛 = 157,5 → 158 D. Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah intensitas penggunaan smartphone, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kinerja karyawan. E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengukuran penulis memakai pedoman kuesioner dan skala yang dipakai dalam pengukuran data adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Menggunakan skala Likert, maka variabel-variabel dalam hipotesis yaitu variabel bebas dan variabel terikat akan diukur, dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel 16 dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur. Komponen-komponen terukur tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan, kemudian dijawab oleh responden dan jawaban setiap item instrument dalam skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dapat berupa kata-kata, sebagai berikut : Forum jawaban menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban, yaitu: 1. Pernyataan Positif : a.Jika memilih jawaban A, maka diberi skor 5 b.Jika memilih jawaban B, maka diberi skor 4 c.Jika memilih jawaban C, maka diberi skor 3 d.Jika memilih jawaban D, maka diberi skor 2 e.Jika memilih jawaban E, maka diberi skor 1 2. Pernyataan Negatif : a.Jika memilih jawaban A, maka diberi skor 5 b.Jika memilih jawaban B, maka diberi skor 4 c.Jika memilih jawaban C, maka diberi skor 3 d.Jika memilih jawaban D, maka diberi skor 2 e.Jika memilih jawaban E, maka diberi skor 1 Untuk keperluan analisis kuantitatif, skor jawaban responden/skor mentah yang berbentuk data ordinal diubah ke dalam data interval dengan formula Riduwan (2003:155) yaitu : 17 Keterangan : Ti = Skor baku ke-i Xi = Skor mentah ke-i 𝑋 = Rata-rata (mean) S = Standar deviasi bergolong F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan pengumpulan menjadi sistematis dan dapat dipermudah (Hadi, 1984:70). Instrumen pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada sample penelitian. G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner akan diolah dengan menggunakan penghitungan manual. Sedangkan metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment. Menurut Sugiyono (2008:147) kegunaan Pearson Product Moment adalah untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio. 18 DAFTAR PUSTAKA Frankenfield, J. (2020, December 27). Smartphone. Investopedia. https://www.investopedia.com/terms/s/smartphone.asp Puspitasari, L., & Ishii, K. (2016). Digital divides and mobile Internet in Indonesia: Impact of smartphones. Telematics and Informatics, 33(2), 472–483. https://sci- hub.do/10.1016/j.tele.2015.11.001 Li, L., & Lin, T. T. C. (2019). Smartphones at Work: A Qualitative Exploration of Psychological Antecedents and Impacts of Work-Related Smartphone Dependency. International Journal of Qualitative Methods, 18, 160940691882224. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1609406918822240 Cahyadi, Nurdin. (2018, November 12). Phubbing Smombie dan Nomophobia. Disdik. https://www.disdik.purwakartakab.go.id/phubbing-smombie-dannomophobia?/phubbing-smombie-dan-nomophobia