Uploaded by chintya36137

PENGARUH PHUBBING SMOMBIE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

advertisement
PROPOSAL SKRIPSI
Dampak dari Phubbing Smombie Syndrome terhadap Kinerja Karyawan Jambi Prima
Mall Trona
Oleh
CHINTYA MERI ANDIANI
180502109
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
2
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ................................................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 8
A. Kajian Teori ....................................................................................................................... 8
1. Pengertian Smartphone ................................................................................................... 8
2. Pengertian Phubbing & Smombie ................................................................................. 9
3. Pengertian Kinerja Karyawan ..................................................................................... 11
B. Penelitian yang Relevan .................................................................................................. 12
C. Kerangka Konsep ............................................................................................................ 13
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 14
A. Metode Penelitian ............................................................................................................ 14
1. Pendekatan Penelitian ................................................................................................... 14
2. Jenis Penelitian ............................................................................................................. 14
B. Lokasi Penelitian ............................................................................................................. 14
C. Populasi dan Sample Penelitian....................................................................................... 15
1. Populasi Penelitian ....................................................................................................... 15
2. Sample Penelitian ......................................................................................................... 15
D. Variabel Penelitian .......................................................................................................... 15
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................... 15
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................................ 17
G. Teknik Analisis Data ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18
3
ABSTRAK
Penggunaan ponsel oleh pekerja di tempat kerja dapat dianggap oleh sebagian orang sebagai
gangguan kerja yang dapat berdampak negatif terhadap produktivitas. Beberapa juga mungkin
berpandangan bahwa itu akan meningkatkan komunikasi dan dengan demikian berdampak
positif pada produktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti dampak yang
ditimbulkan akibat ketergantungan smartphone atau yang bisa disebut syndrome phubbing
smombie selama di tempat kerja terhadap kinerja karyawan di salah satu pusat perbelanjaan
Jambi Prima Mall Trona. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
dengan menyebarkan kuesioner kepada 158 sample karyawan dari total 260 karyawan.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan saat ini penggunaan ponsel telah menjadi kebutuhan penting dalam
hidup kita dan juga telah menciptakan lapangan kerja di negara ini dan juga mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Dalam penggunaan ponsel dunia saat ini telah menjadi sumber
komunikasi di antara orang-orang di berbagai negara. Masyarakat tidak hanya memenuhi
kebutuhan sosialnya dengan telepon seluler tetapi juga menggunakan teknologi seluler sebagai
cara yang telah membawa perubahan positif baik di tingkat lingkungan maupun sosial. Selama
tiga dekade terakhir, ekonomi dunia telah mengalami perubahan revolusioner dan kemajuan di
sektor telekomunikasi telah membawa perubahan sosial ekonomi dan lingkungan tingkat
tinggi.
Dampak smartphone di tempat kerja adalah masalah yang diperdebatkan dengan
hangat. Beberapa ahli berpendapat bahwa smartphone sangat menguntungkan bagi karyawan
di tempat kerja dengan membantu komunikasi dan kerjasama internal dan eksternal, sementara
memungkinkan organisasi kerja yang fleksibel dan berbagi informasi secara real. Namun, yang
lain berpendapat sebaliknya dengan menekankan dampak negatif yang tidak diinginkan
terhadap pekerja. Misalnya, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa bagi pekerja yang
sangat bergantung pada ponsel cerdas di tempat kerja, sangat sulit bagi mereka untuk
melepaskan diri secara psikologis dari pekerjaan dan ponsel, yang menyebabkan kecemasan
dan stres yang serius.
Dalam praktiknya, hasilnya dapat mengingatkan pemberi kerja tentang hasil yang
diinginkan dan tidak diinginkan dari ketergantungan smartphone karyawan mereka. Dengan
5
menyelidiki penyebab ketergantungan ponsel cerdas di tempat kerja, hal ini dapat memberi
pengetahuan yang berharga kepada pemberi kerja untuk mengembangkan strategi intervensi
yang efektif dalam mengendalikan hasil negatif dari ketergantungan tersebut. Oleh karena itu,
untuk memperdalam pemahaman tentang ketergantungan karyawan pada smartphone, tujuan
utama dari studi ini adalah untuk mengeksplorasi dampak dan penyebab ketergantungan
smartphone di tempat kerja di antara pekerja.
Kecanduan terhadap smartphone mempunyai 2 istilah, yaitu Phubbing dan Smombie.
Phubbing kependekan dari phone snubbing mengacu pada perilaku orang yang lebih fokus
menggunakan gadget daripada interaksi dengan orang atau lingkungan sekitar. Istilah phubbing
ditemukan pada 2012 oleh tim perumus dari kalangan pakar bahasa (leksikon, fonetik), ahli
debat, budayawan, dan sosiolog yang berkumpul di Universitas Sydney Australia. Kata
phubbing masuk dalam "Kamus Macquarie" sebagai kosakata baru dan dalam setahun istilah
tersebut diterima di hampir 180 negara. Phubbing dimaknai juga sebagai tindakan acuh/cuai
seseorang dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus pada gadget ketimbang berinteraksi
satu arah, dua arah, atau multiarah. Di Indonesia, Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kemendikbud memadankan istilah phubbing dengan istilah "mabuk gawai", yaitu sikap cuai
atau abai terhadap lawan bicara atau lingkungan sekitar karena terlalu asyik menggunakan
gawai.
Lalu, apa smombie? Istilah ini kependekan dari smartphone zombie, sebuah frase yang
sebetulnya bisa membuat konotasi tidak sedap bagi pelakunya. Demi mengidentifikasi
perilaku, digunakan istilah tersebut. Smombie adalah orang yang terus-menerus menggunakan
smartphone, handphone, atau gadget ketika sedang berjalan. Atau pejalan kaki yang
memusatkan perhatian pada handphone tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.
6
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Abdul Ghafoor dan Dr. Rabia
Sarwar dengan judul “Mobile Phones Usage and Employees’ Performance: A Perspective from
Pakistan”. Adapun hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan
menghabiskan waktu kerja mereka untuk melakukan panggilan telepon. Jumlah panggilan ke
keluarga/teman lebih banyak daripada panggilan terkait pekerjaan. Ponsel digunakan untuk
aktivitas lain seperti mendengarkan musik dan mengirim pesan teks. Hasil dari survei yang
telah dilakukan oleh Dr. Abdul Ghafoor dan Dr. Rabia Sarwar tersebut mengungkapkan fakta
bahwa lebih dari 60 persen dari panggilan ini adalah panggilan sosial yang dilakukan ke teman
dan keluarga dan panggilan ini tidak membantu dalam meningkatkan komunikasi bisnis dan
berbagi informasi terkait pekerjaan untuk meningkatkan efisiensi. Tampak jelas bahwa ponsel
di tangan pekerja tidak digunakan untuk keperluan bisnis. Oleh karena itu karena penggunaan
telepon seluler yang tidak produktif melebihi penggunaan produktif, penggunaan telepon
seluler di jam kerja mungkin tidak memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan
produktivitas.
Terkait penjelasan mengenai masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti
tertarik untuk mengkaji permasalahan dan menuangkannya dalam penelitian yang berjudul
“Dampak dari Phubbing Smombie Syndrome terhadap Kinerja Karyawan Jambi Prima Mall
Trona”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan
pengetahuan baik bagi pelaku usaha maupun kalangan umum.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjabaran dari latar belakang diatas, dapat diidentifikasi faktor masalah
dalam terjadinya penurunan kinerja karyawan akibat penggunaan smartphone di jam kerja
adalah karena karyawan lebih menikmati bermain smartphone daripada pekerjaannya.
7
C. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti membatasi masalah pada penurunan
kinerja karyawan yang disebabkan oleh kecanduan penggunaan smartphone.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana pengaruh penggunaan smartphone di tempat kerja terhadap kinerja karyawan
pada Jambi Prima Mall Trona?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dampak yang mempengaruhi kinerja karyawan Jambi Prima Mall Trona
akibat dari penggunaan smartphone selama jam kerja.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Smartphone
Smartphone adalah perangkat elektronik genggam yang menyediakan koneksi
ke jaringan seluler. Smartphone memungkinkan orang melakukan panggilan telepon,
mengirim pesan teks, dan mengakses Internet.
Smartphone pertama di dunia diciptakan oleh IBM pada tahun 1994. Dijuluki
"Simon," Smartphone tersebut menyertakan fitur-fitur revolusioner termasuk layar
sentuh, email, dan aplikasi bawaan termasuk kalkulator dan buku sketsa.1 Sejak saat itu,
fungsionalitas ponsel terus berlanjut untuk meningkatkan, terutama di tahun-tahun
setelah 2000. Pada tahun 2007, ketika Apple Inc. (AAPL) merilis iPhone terobosannya
(dan versi telepon 3G pada tahun 2008), sudah ada lebih dari 200 juta orang yang
menggunakan 3G di seluruh dunia.
Sebelum masuknya penjelajahan Internet di telepon seluler, operator jaringan
mengandalkan struktur biaya yang telah mereka andalkan selama beberapa dekade:
menelepon saluran lain dikenakan tarif tetap tertentu, dan mengirim pesan teks dikenakan
tarif tetap lainnya. Pengenalan smartphone secara dramatis mengubah sektor
telekomunikasi. Sementara ponsel dianggap lonceng kematian dari ponsel berbasis darat,
smartphone dianggap lonceng kematian dari ponsel prototipe.
Begitu konsumen memahami bahwa mereka dapat berinteraksi dengan aplikasi
berbasis Smartphone, seperti aplikasi perpesanan dan game, permintaan akan ponsel yang
9
tidak menawarkan fungsionalitas tersebut akan anjlok. Permintaan ponsel yang tidak
memiliki fungsi smartphone anjlok di negara maju.
2. Pengertian Phubbing & Smombie
Phubbing kependekan dari phone snubbing mengacu pada perilaku orang yang
lebih fokus menggunakan gadget daripada interaksi dengan orang atau lingkungan
sekitar. Istilah phubbing ditemukan pada 2012 oleh tim perumus dari kalangan pakar
bahasa (leksikon, fonetik), ahli debat, budayawan, dan sosiolog yang berkumpul di
Universitas Sydney Australia. Kata phubbing masuk dalam "Kamus Macquarie" sebagai
kosakata baru dan dalam setahun istilah tersebut diterima di hampir 180 negara.
Phubbing dimaknai juga sebagai tindakan acuh/cuai seseorang dalam sebuah lingkungan
karena lebih fokus pada gadget ketimbang berinteraksi satu arah, dua arah, atau
multiarah. Di Indonesia, Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud
memadankan istilah phubbing dengan istilah "mabuk gawai", yaitu sikap cuai atau abai
terhadap lawan bicara atau lingkungan sekitar karena terlalu asyik menggunakan gawai.
Lalu, apa smombie? Istilah ini kependekan dari smartphone zombie, sebuah
frase yang sebetulnya bisa membuat konotasi tidak sedap bagi pelakunya. Demi
mengidentifikasi perilaku, digunakan istilah tersebut. Smombie adalah orang yang terusmenerus menggunakan smartphone, handphone, atau gadget ketika sedang berjalan.
Atau pejalan kaki yang memusatkan perhatian pada handphone tanpa memperhatikan
lingkungan sekitar. Di Jerman, istilah smombie meraih pengakuan dalam "Youth Word
of the Year 2015" (kata populer untuk anak muda tahun 2015). Para smombie layaknya
komunitas, sehingga semua orang yang dianggap smombie disebut anggota "suku kepala
tertunduk".
10
Dalam terminologi China, " suku kepala tertunduk" disebut di tou zu. Apabila
seseorang sudah menjadi bagian dari sekian banyak smombie atau di tou zu, atau "suku
kepala tertunduk", maka disebut juga mu zhi zu, atau anggota kehormatan "suku
jempol", yaitu orang yang tidak pernah berhenti mengetik pesan di handphone. Di
Jepang, terminologi untuk orang yang lebih lancar menulis pesan di handphone daripada
berbicara disebut oyayubizoku, yaitu "klan jempol".
Karakteristik phubbing sedikit berbeda dengan smombie, kendati kedua-duanya
masuk kategori "mabuk gawai" atau "kecanduan gadget". Phubbing lebih kepada abai
saat berinteraksi, sedangkan smombie abai terhadap lingkungan saat berjalan. Menurut
penelitian "Phubbed and Alone" yang dilakukan Meredith David dan James A. Roberts
dari Universitas Baylor di Waco, Texas Amerika Serikat, saat ini orang mengecek ponsel
150 kali sehari. Perilaku ini terjadi tidak hanya ketika sedang sendiri, tetapi ketika saat
berinteraksi dan bekerja. Pakar komunikasi dari The Hart Centre Australia, Julie Hart,
menegaskan bahwa phubbing menumpulkan beberapa faktor dalam hubungan
antarpribadi, yaitu tumpulnya kemampuan individu untuk menyimak, tidak membuka
diri pada lawan bicara, tidak paham isi pembicaraan, dan tidak melibatkan diri dalam
percakapan, sehingga lawan bicara tidak puas dan tidak dihargai.
Phubbing dan smombie melahirkan masalah sosial, mental/psikologis, dan
medis. Secara sosial, phubbing merusak hubungan sosial pribadi dalam berinteraksi,
antara lain : merendahkan orang lain, cuai/abai/tidak peduli lawan bicara, tidak
menghargai lawan bicara, meremehkan topik pembicaraan, menimbulkan ketidaksukaan
lawan bicara akibat diabaikan, tumpul simpati dan empati, ketersinggungan, dan
ketidakpuasan percakapan yang hambar. Sementara, smombie menimbulkan anti sosial,
keterasingan diri, berkurangnya interaksi pribadi dan sosial, dan abai akan keselamatan
diri. Dari segi mental, kedua-duanya merupakan kecanduan yang termasuk kategori
11
disorder due to addictive behavior, yaitu penyakit akibat kecanduan atau ketergantungan
pada gadget dengan ciri : tidak bisa mengendalikan diri, memprioritaskan gadget untuk
berselancar di dunia maya, susah berhenti walau tahu konsekuensi negatifnya, dan takut
kehilangan info tanpa menggunakan handphone. Secara medis, nama penyakit mabuk
gawai ini ialah nomophobia (no-mobilephone phobia), yaitu kecemasan berlebihan
akibat tidak membawa dan menggunakan handphone. Penyakit lain muncul akibat mata
sering terpapar radiasi yang memancar dari cahaya pada layar gadget. Selain itu, radiasi
dari energi elektrik pada organ tubuh tertentu.
3. Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan didefinisikan sebagai bagaimana seorang karyawan
memenuhi tugas pekerjaannya dan melaksanakan tugas yang disyaratkan. Ini mengacu
pada efektivitas, kualitas, dan efisiensi output mereka.
Kinerja juga berkontribusi pada penilaian perusahaan tentang seberapa
berharganya seorang karyawan bagi organisasi. Setiap karyawan adalah investasi yang
serius bagi sebuah perusahaan, sehingga feedback yang diberikan setiap karyawan harus
signifikan.
Mengukur kinerja karyawan akan berbeda antar peran dan departemen, tetapi
umumnya dapat diukur dengan:
Kecepatan dan efisiensi - Seberapa banyak yang dicapai karyawan dalam ratarata hari, bulan, atau kuartal? Adakah halangan untuk diatasi atau sumber daya yang
mungkin untuk dipertimbangkan yang memungkinkan produktivitas lebih tinggi?
Kualitas dan kedalaman - Seberapa "baik" pekerjaan karyawan tersebut
dibandingkan dengan rekan kerja dan karyawan lain dalam peran, bidang, atau industri
12
yang sama? Apakah karyawan tersebut memberikan kontribusi yang unik pada perannya
yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan?
Kepercayaan dan konsistensi - Apakah karyawan dapat diandalkan untuk
membuat keputusan yang baik dan melaksanakan tugasnya tepat waktu? Apakah mereka
perlu dikelola dengan cermat atau apakah mereka mengelola sendiri dengan baik?
Apakah mereka menunjukkan potensi untuk tumbuh di dalam perusahaan, atau apakah
pertumbuhannya tidak berubah?
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Abdul Ghafoor dan Dr. Rabia Sarwar dengan judul
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan menghabiskan waktu kerja mereka untuk
melakukan panggilan telepon. Jumlah panggilan ke keluarga/teman lebih banyak daripada
panggilan terkait pekerjaan. Ponsel digunakan untuk aktivitas lain seperti mendengarkan musik
dan mengirim pesan teks. Hasil dari survei yang telah dilakukan oleh Dr. Abdul Ghafoor dan
Dr. Rabia Sarwar tersebut mengungkapkan fakta bahwa lebih dari 60 persen dari panggilan ini
adalah panggilan sosial yang dilakukan ke teman dan keluarga dan panggilan ini tidak
membantu dalam meningkatkan komunikasi bisnis dan berbagi informasi terkait pekerjaan
untuk meningkatkan efisiensi. Tampak jelas bahwa ponsel di tangan pekerja tidak digunakan
untuk keperluan bisnis. Oleh karena itu karena penggunaan telepon seluler yang tidak produktif
melebihi penggunaan produktif, penggunaan telepon seluler di jam kerja mungkin tidak
memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produktivitas.
13
C. Kerangka Konsep
Phubbing Smombie
Kinerja Karyawan
D. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis konsepsional dari penelitianini adalah sebagai berikut:
H1: Penggunaan Smartphone Saat Bekerja Berpengaruh dengan Kinerja Karyawan Jambi
Prima Mall Trona
H0: Penggunaan Smartphone Saat Bekerja Tidak Ada Pengaruh dengan Kinerja Karyawan
Jambi Prima Mall Trona
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menerapkan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan(Sugiono, 2014:14).
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011),
metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu metode yang digunakan dalam suatu
penelitian. Metode tersebut digunakan dalam melihat populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
atau statistik. Hal tersebut bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan oleh
peneliti.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Jambi yaitu Jambi
Prima Mall Trona.
15
C. Populasi dan Sample Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Jambi Prima Mall Trona
yang berjumlah 260 karyawan.
2. Sample Penelitian
Sampel penelitian adalah wakil dari populasi yang akan diteliti. Maka peneliti
mengambil 158 karyawan sebagai sample.
𝑛=
260
1 + (260 x 0,052 )
𝑛 = 157,5 → 158
D. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah intensitas penggunaan smartphone, sedangkan yang menjadi variabel terikat
adalah kinerja karyawan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengukuran penulis memakai pedoman kuesioner dan skala yang
dipakai dalam pengukuran data adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Menggunakan skala Likert, maka variabel-variabel dalam hipotesis yaitu variabel bebas
dan variabel terikat akan diukur, dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel
16
dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur. Komponen-komponen terukur
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan, kemudian
dijawab oleh responden dan jawaban setiap item instrument dalam skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dapat berupa kata-kata, sebagai berikut :
Forum jawaban menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban, yaitu:
1. Pernyataan Positif :
a.Jika memilih jawaban A, maka diberi skor 5
b.Jika memilih jawaban B, maka diberi skor 4
c.Jika memilih jawaban C, maka diberi skor 3
d.Jika memilih jawaban D, maka diberi skor 2
e.Jika memilih jawaban E, maka diberi skor 1
2. Pernyataan Negatif :
a.Jika memilih jawaban A, maka diberi skor 5
b.Jika memilih jawaban B, maka diberi skor 4
c.Jika memilih jawaban C, maka diberi skor 3
d.Jika memilih jawaban D, maka diberi skor 2
e.Jika memilih jawaban E, maka diberi skor 1
Untuk keperluan analisis kuantitatif, skor jawaban responden/skor mentah yang
berbentuk data ordinal diubah ke dalam data interval dengan formula Riduwan (2003:155)
yaitu :
17
Keterangan :
Ti = Skor baku ke-i
Xi = Skor mentah ke-i
𝑋 = Rata-rata (mean)
S = Standar deviasi bergolong
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan pengumpulan menjadi sistematis dan dapat
dipermudah (Hadi, 1984:70). Instrumen pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner
yang disebarkan kepada sample penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner akan diolah dengan
menggunakan penghitungan manual. Sedangkan metode analisis data dalam penelitian ini
menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment. Menurut Sugiyono (2008:147)
kegunaan Pearson Product Moment adalah untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio.
18
DAFTAR PUSTAKA
Frankenfield,
J.
(2020,
December
27).
Smartphone.
Investopedia.
https://www.investopedia.com/terms/s/smartphone.asp
Puspitasari, L., & Ishii, K. (2016). Digital divides and mobile Internet in Indonesia: Impact of
smartphones.
Telematics
and
Informatics,
33(2),
472–483.
https://sci-
hub.do/10.1016/j.tele.2015.11.001
Li, L., & Lin, T. T. C. (2019). Smartphones at Work: A Qualitative Exploration of
Psychological Antecedents and Impacts of Work-Related Smartphone Dependency.
International
Journal
of
Qualitative
Methods,
18,
160940691882224. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1609406918822240
Cahyadi, Nurdin. (2018, November 12). Phubbing Smombie dan Nomophobia. Disdik.
https://www.disdik.purwakartakab.go.id/phubbing-smombie-dannomophobia?/phubbing-smombie-dan-nomophobia
Download